STRATEGI KEPALA SEKOLAH MENANAMKAN BUDAY docx

STRATEGI KEPALA SEKOLAH MENAMAMKAN BUDAYA BERWAWASAN
GLOBAL DI SMA NEGERI 1 PENUKAL
Mutrilgandi
Peneliti Independen Kota Palembang
Email :gandhimutril1972@gmail.com
https://independent.academia.edu/Mutrilgandi
Abstrak: Pola pikir itu tentunya tidak dapat kita hindari dari pengaruh tradisi ataupun
budaya masyarakat itu sendiri.Dalam membentuk krakter pikir peserta didik,baik pendidikan
yang lansung dibawah pengelolaan oleh pemerintah yang dikenal lembaga pendidikkan
negeri maupun lembaga pendidikkan yang dikelola oleh swasta atau masyarakat dalam
menanam budaya sekolah terhadap pelajar sumatera selatan khususnya di SMA negeri 1
Penukal kabupaten Penukal abab lematang ilir.
Budaya yang berwawasan global pada
saat ini tidak dapat di hindari seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin
canggih. Kepala sekolah merupakan penentu strategi yang dilakukan supaya budaya yang
ditanamkan secara bertahap membentuk karekter budaya yang berwawasan global secara
tidak langsung menanamkan budaya berwawasan global terhadap masyarakat sekitarnya,
dapat memahami budaya masyarakatat lain.
Metode penelitian kualitatif , dalam penelitan ini teknik pengumpulan data melalui
wawancara langsung responden guna mendapatkan data yang akurat, dan meminimalisir
kesalahan. observasi terhadap perubahan budaya masyarakat dan peserta didik itu

sendiri.Dalam membentuk budaya wawasan global responden yang dipilih, kepala sekolah
dan guru- guru dan wali murid yang berpengaruh sangat baik dalam menanamkan budaya
berwawasan global terhadap peserta didik.
Kata Kunci: Strategi kepala sekolah,budaya sekolah ,berwawasan global

.
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu lembaga
yang mempunyai peranan penting dalam
suatu bangsa untuk membentuk generasi yang
cerdas,1)mempunyai intelektual yang tinggi
,2).beriman dan bertaqwa,3).mempunyai
keahlian sesuai bidangnya 4).beretos kerja
5).menanam budaya berwawasan global 6)

Bangsa indonesia telah mengaris bawahi
tujuan negara yang akan menghapadi
perkembangan global sebagaimana tercantum
di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada

alenia Ke IV yaitu untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan negara indonesia.
Implementasi
dalam
mencerdaskan
kehidupan bangsa indonesia dilakukan
pemerintah saat ini
khusus bidang
pendidikan dengan membuat strategi yang

216

dapat
membentuk
karakter
siswa
siswi.Perubahan
–perubahan
dilakukan
bidang pendidikan dengan berubahnya

kurikulum pendidikan dari kurikulum 2006
dikenal
dengan
istilah
kurikulum
KTSP,kurikulum dianggap kurang mampu
untuk membentuk karakter siswa siswi maka
pemerintah
melakukan
perubahan
ke
kurikulum 2013 yang mengingin adanya
karakterlisasi pada perserta didik dan tenaga
pengajar
berwawasan
nasional
dan
internasional.Wawasan nasional
bangsa
indonesia sangat perlu di perkuat untuk

menhadapi persaingan globalisasi.Pada saat
persaingan sangatlah ketat terutama bidang
pendidikan perlu adanya penanaman budaya
nasional yang berwawasan global. Dalam
penanaman
budaya
nasional
yang
berwawasan global perlu adanya strategi
yang baik,dipendidikan atau lembaga
lainnya.Indonesia merupakan salah satu
negara didunia yang mempunyai banyak
suku,adat dan kultur masyarakat berbeda
tentunya mempunyai banyak ragam budaya
disetiap daerah. Dengan mempunyai banyak
kultur masyarakat disetiap daerah serta
budaya berbeda, budaya itu sendiri tentu
dapat menghasilkan suatu keunggulan bagi
suatu daerah dan masyarakat. Budaya itu
terbentuk dari individu – individu disuatu

kelompok (Dr.H.Tobari, 2015) .Pendidikan
merupakan suatu bentuk kelompok dari
individu – individu yang tentunya memiliki
budaya.Bila
kita
pahami
secara
tradional,maka budaya indentik dengan kata
kebiasaan atau tradisi masyarakat dimana
budaya itu ada.Lembaga pendidikan di
indonesia ini tentu yang berada di belbagai
daerah pelosok tanah air,yang memiliki
budaya
yang berbeda satu
dengan
lainnya.Pola pikir seseorang bisa terbentuk
dari pengalaman dan pendidik yang
dilalui,untuk menanamkan budaya yang
berwawasan global perlu strategi di lakukan


oleh seorang pimpinan. Pimpinan disekolah
dikenal kepala sekolah.Kepala sekolah dalam
membentuk
atau
menanam
budaya
berwawasan global kepada warga sekolah
disekolah yang dipimpinnya harus memiliki
strategi yang baik dan sesuai dengan kondisi
dimana sekolah itu berada.Di SMA negeri 1
Penukal kabupaten Penukal Abab Lematang
Ilir, yang penduduknya itu masih bersifat
tradional yang kuat ini sangat mempengaruhi
untuk menanamkan budaya yang wawasan
global dilihat dari struktur penduduk tentunya
dapat berpengaruhi budaya kepada anak didik
di SMA N 1 Penukal yang pada umum dari
daerah yang memiliki budaya yang sangat
kuat antara lain misalnya budaya bergaul
anak sekolah.Dalam menanam budaya

berwawasan global di SMA N 1 penukal yang
pada saat misalnya anak didik dibenarkan
untuk membawa handpone dalam pelajaran
tertentu.bahkan kepala sekolah membuat
organisasi kecil disekolah dengan di pimpim
oleh guru.

Dalam merubah pola pikir siswa siswi
yang merupakan warisan yang telah berakar
mendarah daging secara turun menurun
tentunya

budaya mereka anggap lebih

baik,dengan adanya teknologi maka mereka
banyak merasa budaya itu tidak pantas untuk
dikembangkan.Kebiasaan dari siswa siswi
yang terlambat datang sekolah ini sudah
dianggap suatu yang biasa.Sejak tahun 2017
SMA negeri 1 Penukal mengalami perubahan

kepala sekolah maka melakukan perubahan
terhadap misi sekolah”Menciptakan perserta
didik

berakhlak,cerdas

,beriman

dan

berwawasan intelektual”. Dari ini maka
menerapakan oleh kepala sekolah yang

217

baru,yakni dikenal dengan 7(tujuh) budaya diantara siswa yang tidak berpakaian rapi dan
Malu diantaranya 1).Malu datang terlambat tidak berpakaian lengkap pada saat upacara
2).Malu tidak jujur 3).Malu tidak senyum bendera setiap hari senin.
4).Malu tidak bersih 5).Malu tidak salam


kedua, adanya siswa siswi merasa

6).Malu tidak sholat berjamaah7).Malu tidak belajar

itu

tidak

penting

sehingga

displin . Dalam hal ini pendidik harus mengabaikan belajar sehingga mereka merasa
memahami dan merasakan budaya yang belajar itu bukan kebutuhan untuk mengatasi
diterapkan oleh kepala sekolah sebagai persaingan
contoh tentunya guru yang lebih diutamakan banyak
budaya yang berwawasan global.
Dari

budaya


siswa

pendidikan

masyarakat

globalisasi
siswi

tidak

kedepan.
yang

melanjut

telah
ke


Ketiga

lulus
jenjang

yang pendidikan yang lebih ,kebanyak dari mereka

terimplemetasi ke peserta didik yang bersifat menikah dengan usia muda tentunya ini
tradisional sehingga mereka beranggapan merupakan

budaya

dari

daerah

yang

pendidikan itu merupakan suatu hal yang mengangap pendidikan tidak penting.Pola
hanya memcari pengetahuan belaka,sehingga pikir seperti ini terjadi turun menurun walau
banyak siswa siswi jika telah tamat sekolah mereka secara ekonomi dianggap mampu
tidak

meneruskan

kejenjang

lebih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

lanjut.Maka Perlu adanya suatu strategi yang yang lebih tinggi. Kepala sekolah yang
dapat merubah pola pikir peserta didik kearah memimpin memiliki pola pikir atau strategi
yang

lebih

berwawasan

global.

Dalam agar siswa siswi yang selamat ini hanya

penelitian ini penulisan berupaya untuk beranggapan

pendidikan

itu

tidak

mengetahui strategi yang diterapkan oleh penting,maka dengan masuk berkembangnya
kepala sekolah SMA Negeri 1 penukal untuk teknologi budaya pikir yang selama ini tidak
menanamkan

budaya

berwawasan diarahkan yang datang kesekolah seharusnya

global.tentunya melihat yang kondisi dari pihak

orang

tua

lebih

memperhatikan

masyarakat dan keadaan peserta didik di pendidikan anaknya dengan tidak tentunya
SMA N 1 penukal yang boleh dikatakan dipengaruhi oleh kondisi pekerjaan orang tua
berpikir

tradional.

Berpikir

trasisional murid yang pada umum bekeja sebagai petani

merupakan berfikir dari pola yang turun karet,yang pekerjaan membutukan waktu
menurun dari suatu tradisi.
pertama , adanya siswa siswi

lebih pagi untuk menyadap.Dengan kondisi
kurang ini sekolah seharusnya perlu penerapan sanksi

hormat terhadap guru yang sedang mengajar. dari

sekolah

yang

bersifat,mengajak

sedang memberikan pelajaran, bahkan sering membangun motivasi siswa siswi yang lebih
tidak mengerjakan pekerjaan rumah .Ada juga memahami
218

konsep

budaya

berwawasan

global.Menurut Mappaloteng(2011)memulai adalah guru terbaik dari guru-guru yang baik
pendidikkan

berwawasan

global

adalah di sekolah. 3). Kepala sekolah memiliki peran

mengetahui bagian dunia yang selain harus strategis untuk menginspirasi baik guru, staf,
mengembangkan

kesadaran

ketimbang dan juga para peserta didik agar mereka dapat

keadaan diri sendiri akan tetepi dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh kepala
memahami hubungan dengan masyarakat sekolah. Kepemimpinan menjadi strategis dan
lain. adanya pengaruh dari lingkungan sekitar sifatnya krusial dalam tugas dan wewenang
para peserta didik. Wahjosumidjo dalam yang melekat pada jabatan seorang kepala
bukunya Kepemimpinan Kepala Sekolah, sekolah.

Mutu

persekolahan

sangat

menyatakan: “Sekolah adalah lembaga yang dipengaruhi oleh mutu kepemimpinan kepala
bersifat

kompleks

dan

Bersifat sekolah. Sekolah bermutu menjadi tuntutan

unik.

kompleks karena sekolah sebagai organisasi dan kebutuhan Stakeholder. Karena itu, hanya
di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang kepemimpinan yang baiklah yang dapat
satu sama lain saling berkaitan dan saling melakukan

berbagai

upaya

agar

tujuan

menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan pendidikan, baik tujuan secara nasional,
bahwa sekolah sebagai organisasi-organisasi institusional

maupun

individual

tercapai

memiliki ciri-ciri tertentu, ciri-ciri mana tidak sebagaimana mestinya. 4). Seorang kepala
dimiliki oleh organisasi -organisasi lain. ciri- sekolah

tidak

hanya

dituntut

untuk

ciri tersebut menempatkan sekolah sebagai menciptakan suasana belajar mengajar dan
organisasi memiliki karakteristki tersendiri, di sekolah

yang

nyaman.

Seorang

kepala

mana terjadi proses belajar mengajar tempat sekolah juga harus membuat sebuah budaya
terselenggaranya

pembudayaan

kehidupan yang berwawasan global didalam sekolah

umat manusia”.

agar

sekolah

tersebut

memiliki

suatu

Untuk menanam budaya berwawasan keunikan dan identitas yang melekat pada
global kepala sekolah hendaknya memiliki sekolahnya. Menciptakan sebuah budaya
kemampuan dan pola pikir yang mengarah kepala sekolah harus memiliki strategi yang
kepada wawasan global.Sehingga menjadi jitu agar budaya dalam sekolah tersebut bisa
panutan bagi warga

sekolah dan mutivasi dilakukan

secara

continue

oleh

semua

yang kuat untuk di tiru. 1).Kepala sekolah masyarakat di dalam sekolah.
yang baik adalah kepala sekolah yang bisa

Pembentukan

budaya

berwawasan

kepada global tidak akan berhasil selama antara

memberikan

teladan

yang

baik

masyarakat

sekolah

yang

dipimpinnya. lingkungan

pendidikan

tidak

ada

2).Kepala sekolah harus dipilih berdasarkan kesinambungan dan keharmonisan. Dimulai
kompetensi dan integritasnya. Kepala sekolah dari, rumah tangga dan keluarga sebagai
219

lingkungan pembentukan budaya pertama dan berwawasan global di SMA Negeri 1 Penukal
utama

harus

lebih

diberdayakan

yang kabupaten Penukal abab lematang ilir dalam

kemudian didukung oleh lingkungan dan priode 2017 sampai sekarang.
kondisi

pembelajaran

di

sekolah

yang

memperkuat proses pembentukan tersebut.
Pembentukan

budaya

METODE PENELITIAN

berwawasan

Dalam Penelitian ini menggunakan

global bertujuan untuk membentuk pola pikir metode penelitian kualitatif etnografi. Dalam
yang

tradisional

melihat

perkembangan penelitian ini peneliti menggunakan teknik

masyarakat lain. penyelenggaraan dan hasil pengumpulan data bersifat observasi yang
pendidikan di sekolah yang mengarah pada digunakan untuk menggali data dari sumber
pencapaian pembentukan budaya siswa siswi data yang berupa peristiwa, tempat atau
sebagai peserta didik secara utuh, terpadu, lokasi dan benda serta rekaman gambar
seimbang,

dan

sesuai

dengan

standar (Sutopo, 2002: 64) yaitu dengan melibatkan

kompetensi lulusan. Penanaman budaya yang peneliti secara langsung ke lokasi penelitian
berwawasan global diharapkan peserta didik di SMA negeri 1 Penukal. Adapun yang di
mampu untuk berpikir
meningkatkan

secara mandiri observasi adalah melihat perubahan pola pikir

dan

menggunakan peserta didik ,serta menanamkan budaya

pengetahuannya dalam dalam budaya .

berwawasan global yang diterapkan kepala

Dalam penanaman budaya berwawasan sekolah.

Berikutnya

adalah

wawancara

global pada peserta didik di sekolah, Kepala dilakukan dengan cara mengadakan interaksi
sekolah ,guru memiliki posisi yang strategis langsung dengan pihak-pihak yang dapat
sebagai pelaku utama. Sikap dan prilaku mendukung diperolehnya data yang berkaitan
seorang

kepala

membekas

dalam

ucapan, budaya

sekoah,
diri

guru

siswa.

sangat dengan permasalahan yang diteliti. Teknik
Sehingga wawancara yang digunakan dalam penelitian

dan kepribadian guru ini adalah teknik wawancara tidak terstruktur.

menjadi cermin siswa. Ada beberapa strategi Dengan
yang

dapat

memberikan

peluang

demikian

wawancara

dilakukan

dan dengan pertanyaan yang bersifat ”open-

kesempatan bagi kepala sekolah guru untuk ended”, dan mengarah kepada kedalaman
memainkan peranannya secara optimal dalam informasi (Sutopo, 2002: 59) dari data primer.
penanaman budaya berwawasan global pada Peneliti

melakukan

wawancara

dengan

peserta didik di sekolah.Dari paparan diatas mengajukan pertanyaan untuk memperoleh
penulis ingim mengetahui strategi yang informasi yang berkaitan dengan strategi
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai laeder kepala sekolah dalam menanamkan budaya
disekolah untuk menanam budaya sekolah berwawasan global.
220

Selanjutnya studi dokumen sebagai data kegiatan dengan menjadikan kepala sekolah
tambahan (sekunder), akan tetapi data ini dan guru dan pengelola satuan pendidikan
berfungsi memperjelas dan melengkapi data sebagai teladan dalam penerapan budaya
utama. Studi dokumen dilakukan dengan tersebut.

Dalam

hubungan

antarwarga

penelitian mengenai dokumen-dokumen yang sekolah sehingga timbul 1).menumbuhkan
berkaitan dengan implementasi pendidikan budaya yang dapat merubah pola pikir warga
berkaitan budaya sekolah SMA Negeri 1 sekolah yang dahulunya bersifat tradisional
penukal di kabupaten Penukal abab lematang memjadi
ilir

.Terakhir

peneliti

budaya yang berwawasan global.

menggunakan 2).meningkatkan cara berpikir guru dan

triangulasi sebagai teknik pengumpulan data perserta didik di SMA n 1 penukal untuk
yang bersifat menggabungkan dari berbagai memahami

budaya

masyarakat

lain.

teknik pengumpulan data dan sumber data 3).Membantu perserta didik untuk melakukan
yang

telah

ada.

Peneliti

melakukan dan upaya mejembatani peserta didik untuk

pengumpulan data dengan triangulasi, maka melanjut pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
sebenarnya peneliti mengumpulkan data serta 4). membantu peserta didik untuk mengenali
menguji kredibilitas data. Pengujian itu mengenal

budaya

masyarakat

lain

dilakukan dengan mengecek kredibilitas data 5).Mengajak wali murid untuk menanamkan
dengan berbagai teknik pengumpulan data budaya malu untuk tidak melanjutka pendidik
dan sumber data (Sugiyono, 2007: 83).

ke jenjang pendidikan lebih tinggal (Hasil

HASIL PENELITIAN DAN

wawancara dengan kepala sekolah, 09 April

PEMBAHASAN

2018)

Pembelajaran SMA Negeri penukal
berbasis

pendidikan

karakter

Menurut,Darlena,M.Pd selaku Kepala

yang sekolah

SMA

Negeri

1

Penukal

ini

membutuhan pengembang pola pikir warga menyatakan “sebenarnya anak didik tingkat
didik untuk memahami budaya sekolah dan SMA N 1 Penukal mempunyai kemampuan
menerapakan budaya sekolah berwawasan untuk melanjutkan pendidikan akan tetapi
global . budaya yang ditamankan antara karena budaya masyarakat yang masih kurang
lainya. kepala sekolah yang baru,yakni pentingnya pendidikan era mendatang”dalam
dikenal dengan

7(tujuh) budaya Malu perubahan budaya berpikir yang mengarah ke

diantaranya 1).Malu datang terlambat 2).Malu budaya yang berwawasan global tentu bukan
tidak jujur 3).Malu tidak senyum 4).Malu hal

mudah

.selanjut

hasil

wawancara

tidak bersih 5).Malu tidak salam 6).Malu langsung dengan merubah visi sekolah .
tidak sholat berjamaah7).Malu tidak displin. ”Menciptakan perserta didik berakhlak,cerdas
menerapkan budaya malu dalam segala ,beriman
221

dan

berwawasan

intelektual”.Dengan perubahan budaya pikir samping kerjasama dengan pihak terkait
masyarakat

yang

tradional

ini

secara kepala

sekolah

juga

merapkan

budaya

bertahap telah tampak perubahan pola pikir trdisional masyarakat yang yaitu dalam
siswa dan guru serta orang tua murid. Dalam budaya sekolah.Hasil wawancara dengan
menumbuhkan budaya berwawasan global kepala sekolah (09 april 2018) menyatakan
kepala

sekolah

diantaranya :
Penerima

1).Pada

Didik

langkah “masyarakat disini mudah merasa malu

melakukan
saat

Baru

Pendaftaran terutama menyangkut dengan prilaku anak
sekolah mereka” Maka saya terapkan budaya malu

kepala

mengajak wali murid untuk memahami jika
pentingnya

pendidikan

untuk

melakukan

hal-hal

seperti,Dalam

anak-anak masyarakat di daerah tardisional 8(tujuh)

.2).Mengadakan rapat awal bagi wali murid budaya Malu diantaranya 1).Malu datang
yang menyerahan anak nya untuk didik di terlambat 2).Malu tidak jujur 3).Malu tidak
SMA negeri 1 penukal.3).Mengajak instansi senyum 4).Malu tidak bersih 5).Malu tidak
yang terlibat dalam proses pendidikan baik salam

6).Malu

tidak

sholat

lasung maupun tidak langsung.4).Melakukan berjama„ah7).Malu tidak displin 8).Malu jika
konsulidasi dan koordinasi dengan tokoh adat tidak

melnjut

sekolah.Dalam

penerapan

tentang pemahamama budaya berwawasan 8(tujuh) budaya malu tadi hal ini juga harus
global.Maka dengan adanyan keterlibatan mempertimbangkan ospek guru dan tata
masyarakat secara aktif terutama wali murid usaha sekolah,kepala sekolah dan guru serta
tersebut dapat membentuk budaya perserta tata usaha merupakah orang yang pertama
didik

yang

berwawasan

global,sehingga melakukan

perubahan

budaya

tersebut

menjadi pribadi yang cerdas dan baik, serta sehingga perserta didik dan wali murid dapat
berpikir kedepan melainkan juga membentuk memahami dan melihat perubahan

pada

mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan SMA Negeri 1 Penukal, berkaitan dengan
dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya budaya berwawasan global.kepala sekolah
akan

menyumbangkan

perubahan

dalam dan guru diharapakn

tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih dalam

arti

untuk tepat waktu
mengutamakan

adil, baik, dan manusiawi. Hasil penelitian ini kedisplinanya.Disiplin tersebut bukan saja
didukung oleh penelitian Ahmad dkk (2017) untuk datang sesuai waktu akan tetapi
dalam

pembelajaran

karakter

adalah disiplian dalam proses pembelajaran serta tata

membentuk budaya sekolah, yaitu perilaku, tertib sekolah.
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbolsimbol yang dipraktikkan oleh semua warga
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.Di
222

Dengan program malu jika tidak bersih Mussalla itu bukan saja untuk melaksanakan
lingkungan yang diluncurkan

oleh kepala sholat berjama‟ah saja tetapi digunakan untuk

sekolah maka perusahaan di sekitar lokasi siswa pada saat istirahat disikusi agama dan
SMA negeri 1 Penukal menberi

bantuan kegiatan keagamaan dilakukan disekolah.

tempat pembuangan sampah organik dan non
organik.menurut wawancara dengan kepala
sekolah

SMA

negeri

1

Penukal

juga

melakukan kerjasama dengan Puskesmas Air
Itam.Dari data penulis dapatkan pada tahun
2018 SMA negeri penukal mendapat juara
sekolah lingkungan bersih yang mewakil
kecamatan di tingkat kabupaten pali .Pada Foto Kegiatan siswa budaya malu lingkungan jika tidak
tahun 2017 SMA Negeri 1 Penukal telah

bersih

SMA

Negeri

memiliki musalla yang merupakan bagian mengimplementasikan
dari menanam budaya yang berwawasan kedunia pendidikan
global.Menurut

wakil

1

penukal

budaya

masyarakat

melalui Pendekatan

kesiswaaan

dalam Holistik,
yaitu
mengintegrasikan
rangka menghadapi dunia pendidikan yang perkembangan karakter ke dalam setiap aspek
menglobalisasi saat sangat diperlukan tempat kehidupan sekolah, 1) segala sesuatu di
ibadah bagi perserta didik mengingat pulang sekolah diatur berdasarkan perkembangan
dari kegiatan pembelajaran yaitu pada jam hubungan antara siswa, guru, dan masyarakat;
2,15 menit di SMA negeri 1 Penukal(Hasil 2) sekolah merupakan wadah menanamkan
wawancara waka kesiswaan tanggal 10 April budaya berwawasan global kepada peserta
2018).
didik yang peduli di mana ada ikatan yang
jelas yang menghubungkan siswa, guru, dan
sekolah; 3) pembelajaran emosional dan
sosial setara dengan pembelajaran akademik;
4) kerja sama dan kolaborasi yang dilakukan
223

pihak sekolah dengan wali mjurid dan tokoh teknologi yang canggih(wawancara Kepala
masyarakat di antara siswa menjadi hal yang Sekolah 10 April 2018)
lebih utama dibandingkan persaingan; 5)

Dalam pelaksana kegiatan penanaman

menanamkan nilai nilai keadilan, rasa hormat, budaya yang berwawasan global SMA N 1
dan kejujuran menjadi bagian pembelajaran Penukal secara lansung melibatkan tokoh
sehari-hari baik di dalam maupun di luar masyarakat ,wali murid dan guru serta pihak
kelas; 6) siswa-siswa diberikan banyak yang

terkait.

mengimplementasikan

kesempatan untuk mempraktekkan prilaku penguatan pendidikan karakter mencakup 1)
moralnya melalui kegiatan-kegiatan seperti mengumpulkan guru, orang tua dan siswa
pembelajaran sekolah, guru, orang tua dan bersama-sama

mengidentifikasi

masyarakat untuk menjadi model prilaku mendefinisikan
berwawasan

sosial dan moral.
Mengimplementasikan

pembelajaran majunya

global

budaya

mengingat

pendidikan

karakter adalah melalui Pendekatan Holistik, umumnya,dan
yaitu

pentingnya

persaingan

dan

di
kerja

yang

semakin
indonesia
semakin

perkembangan berat, 2) Memberikan pelatihan bagi guru

mengintegrasikan

budaya berwawasan global dalam setiap tentang pemahaman budaya berwawasan
aspek kehidupan sekolah. Sekolah memiliki global untuk memacu semangat peserta didik
program ekstrakurikuler Pramuka, olahraga, kedepan serta memperkuat budaya sekolah
Dalam rangka menguatkan karakter religius, dalam kehidupan masyarakat , 3). Menjalin
setiap pagi Jumat anak-anak yasinan bersama kerja sama dengan orangtua dan masyarakat
pada pukul 07.10 dipandu oleh petugas yang agar

mendapat

memperoleh

imfomasi

telah ditunjuk secara bergantian untuk setiap tentang arah jenjang pendidikan demi masa
kelas. memberikan pelayanan; 7) disiplin dan depan siswa siswi itu sendiri, 4). memberikan
pengelolaan kelas menjadi fokus dalam kesempatan warga sekolah untuk mengajukan
memecahkan masalah ketimbang dengan pilihan melalui minat dan bakat siswa yang
memberi

hukuman; 8),Dalam pelaksanaan diperoleh dari hasil proses pembelajaran

Sholat shuhur berjama‟ah untuk menjadi dilakukan selama menempuh pendidikan di
petugas pelaksanaan tiap hari dilakukan SMA Negeri Penukal.
secara berganti hal ini untuk menumbuh
tanggung

jawab

.Tentunya
menanamkan

kepada

dapat
budaya

peserta

didik

membentuk

dan

global

terhadap

keimanan dan ketaqwaan untuk menghadapi

224

lulus.Maka
berwawasan

dengan
global

penerapan
diharapkan

budaya
dapat

membawa perubahan pola pikir kearah yang
lebih

baik, meninggat pendidikan semakin

maju.
Kegiatan pelatihan wawasan terhadap guru oleh
Kepala sekolah(Foto ,20 Desember 2017)

KESIMPULAN
Dalam penelitian ini dapat simpulkan

Proses penanaman budaya berwawasan

global pada masyarakat dilingkungan sekolah strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah
pedesaan sangat diperlukan strategi dan untuk menanamkan budaya berwawasan
koordinasi dengan orang tua wali murid global yaitu dengan melakukan pendekatan
,masyarakat dan tokoh masyarakat disamping kepada masyarakat sekolah. implementasi
kepala sekolah dan guru sebagai panutan. penanaman budaya berwawasan global,
Penanaman budaya yang berkesenambungan memperkuatkan budaya 8(delapan ) budaya
hendaknya dimulai dari dalam keluarga itu Malu diantaranya 1).Malu datang terlambat
sendiri. Pengenalan perilaku baik dan buruk 2).Malu tidak jujur 3).Malu tidak senyum
dalam 4).Malu tidak bersih 5).Malu tidak salam
kehidupan sehari-hari. Pada usia pra sekolah, 6).Malu tidak sholat berjama„ah7).Malu tidak
pendidikan karakter efektif dilakukan oleh displin 8).Malu jika tidak melanjut sekolah
dan

pembiasaan

perilaku

baik

keluarga. Lebih lanjut Sudirman (1985:63-65) pendidikan. Kepala sekolah dalam menanam
menyebutkan
masa
inilah
penentuan budaya berwawasan global perlu adanya
pembentukan karakter anak untuk dasar kemunikasi yang baik dengan orang tua wali
berkembang ke berikutnya. Hasil penelitian murid dan tokoh masyarakat terutama tokoh
ini menunjukkan bahwa penanaman budaya adat daerah yang berkaitan dengan
berwawasan global dapat merubah sikap dan keberadaan sekolah itu sendiri.Selanjutnya
tingkah laku guru maupun siswa-siswa serta dilakukan 1).memanggilkan wali murid dan
orang tua wali murid si SMA Negeri 1 tokoh masyarakat bukan saja pada saat murid
Penukal. kearah yang lebih baik, sesuai mengalami masalah akan tetapi dilakukan
tentang
kelebihan
dan
dengan yang di harapkan untuk semua warga pengarahan
sekolah Sepertinya siswa yang menempuh kekurangan peserta didik dilingkungan SMA
UNBK tahun sudak ada yang memintap Negeri 1 Penukal 2).Memberi imformasi yang
arahan tentang jenjang pendidikan yang akan dapat menumbuhkembangan budaya berpikir
ditempuh jika nanti mereka dinyatakan berwawasan global kepada wali murid dan
tokoh
225

masyarakat

dan

guru

melalui

pertemuan yang telah dipesiapkan oleh pihak
sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S., Kristiawan, M., Tobari, T., &
Suhono,
S.
(2017).
Desain
Pembelajaran SMA Plus Negeri 2
Banyuasin III Berbasis Karakter Di Era
Masyarakat Ekonomi ASEAN. Iqra
(Educational Journal), 2(2), 403-432.
Alfabeta.
Munir,
Abdullah.
(2010).
Pendidikan Karakter , Yogyakarta:
Pedagogia
Gunawan, Heri. (2012).Pendidikan Karakter
(Konsep dan Implementasi) Bandung:
Kristiawan, M. (2016). Telaah Revolusi
Mental dan Pendidikan Karakter dalam
Pembentukkan Sumber Daya Manusia
Indonesia yang Pandai dan Berakhlak
Mulia . Ta'dib, 18(1), 13-25
Megawangi,
Ratna.
(2004). Pendidikan
Karakter . Jakarta: Indonesia Heritage
Fondation.
Mulyana. (2003). Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya. N.
Munib, Achmad, dkk. (2012). Pengantar
Ilmu Pendidikan. Semarang: Pusat
Pengembangan
MKU/MKDK-LP3
Universitas Negeri Semarang.
Sudirman. (1992). Ilmu pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tobari.(2015).Membangun
Budaya
organisasi
pada
instansi
pemerintah.yokyakarta
:CV.Budi
utama.
Tirtarahardja, Umar, dkk. (2008). Pengantar
Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Wardarita,Ratu (2010).Kemapuan menulis
karyailmia h,yokyakarta:Pararaton
226