PENDEKATAN DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKU (2)

PENDEKATAN DAN MODEL
PENGEMBANGAN
KURIKULUM MUATAN LOKAL
Dhia Rahadatul Aisy – Ghian Muhammad Rizki F. – Vina Gandini

APA YANG DIMAKSUD PENDEKATAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM?
Pendekatan dapat di artikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang
terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik
tolah atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan
kurikulum.
(Wahyudin, 2014, hlm. 47)

PENDEKATAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM MUATAN LOKAL
Pada dasarnya, pendekatan pengembangan kurikulum muatan lokal
sama dengan pendekatan pengembangan kurikulum pada umumnya,
yaitu:
• Pendekatan Top Down

• Pendekatan Grass roots

1. Pendekatan Top Down
• Atas inisiatif para pejabat pendidikan/administrator/pemegang
kebijakan pendidikan seperti dirjen atau kepala kantor wilayah.
• Dengan menggunakan semacam garis komando, pengembangan
kurikulum diteruskan kebawah.
• Biasanya dipakai di negara dengan sistem pendidikan sentralisasi.
• Dapat digunakan untuk menyusun kurikulum yang benar-benar baru
atau penyempurnaan yag sudah ada

Prosedur Kerja Pendekatan
Pengembangan Kurikulum Top Down
1. Pembentukan tim pengarah oleh pejabat pendidikan: pengawas
pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan atau tokoh dari dunia
kerja. Tugasnya: merumuskan konsep dasar, garis-garis besar kebijakan,
menyiapan rumusan falsafah dan tujuan umum pendidikan
2. Menyusun tim atau kelompok kerja: ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu
dari perguruan tinggi, guru-guru senior yang dianggap berpengalaman.
Tugasnya: merumuskan tujuan-tujuan operasional, memilah dan

menyusun sekuens bahan pelajaran, memilih strategi pembelajaran
dan alat untuk petunjuk evaluasi, serta pedoman pelaksanaan
kurikulum bagi guru

3. Kajian dan revisi oleh tim perumus: Jika perlu diujicoba/evaluasi
kelayakan oleh suatu tim untuk penyempurnaan
4. Para administrator memerintahkan setiap sekolah untuk
mengimplementasikan kurikulum yang telah disusun.

2. Pendekatan Grass roots
• Inisiatif dimulai dari lapangan/dari guru, kemudian menyebar pada
lingkungan yang lebih luas
• Lebih banyak digunakan dalam penyempurnaan kurikulum.
• Syarat kondisi yang memungkinkan: 1). Kurikulum benar-benar
bersifat lentur; 2). Guru memiliki sikap profesional yang tinggi disertai
kemampuan yang memadai
• Sikap profesional = biasanya ditandai dengan keinginan untuk
mencoba dan mencoba sesuatu yang baru dalam upaya
meningkatkan kinerjanya.


Prosedur Kerja Pendekatan
Pengembangan Kurikulum Grass
roots

1. Menyadari adanya masalah/keresahan guru: ketidakcocokan penggunaan strategi
pembelajaran, kurangnya motivasi belajar siswa, dsb.
2. Mengadakan refleksi/mencari penyebab munculnya masalah:wawancara dengan
siswa, orang tua, atau sumber lain.
3. Mengajukan hipotesis: guru memetakan berbagai kemungkinan munculnya masalah
dan cara penanggulanganya
4. Menentukan hipotesis yang sangat mungkin dekat
5. Mengimplementasikan perencanaan dan mengevaluasinya secara erus menerus
sehingga terpecahkan masalah yang dihadapi
6. Menyusun laporan sebagai bahan publikasi = hasil pengembangan dapat tersebar dan
dapat dimanfaatkan/diterapkan oleh orang lain

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Model is a tool for thinking: model yaitu cara/alat untuk berpikir (Rivet
dalam Henson, 1995, hlm. 113)


Beberapa Model Pengembangan
Kurikulum Muatan Lokal
1. Model Administrasi
2. Model Taba
3. Model Saylor, Alexander, dan Lewis
4. Model Tyler
5. Model Grass roots
6. Dsb.

1. Model Administrasi/line-staf
• Bersifat top down model
• Para penentu kebijakan: dirjen, direktuk, kepala dins/kanwil, kadis
kab/kota, kakandepag, dan lain sebagainya.
• Ditentukan lebih dulu oleh panitia; panitia pengarah dan panitia kerja
• Panitia pengarah: merumuskan rencana umum, mengembangkan
panduan kerja, menyiapkan rumusan filsafat dan tujuan bagi sekolah
diseluruh daerahnya
• Panitia kerja; pengonstruksian kurikulum, merumuskan TU dan TK
kurikulum, isi, aktivitas pembelajaran dan sebagainya yang sesuai

dengan pedoman kebijakan panitia pengarah

• Fungsi panitia kerja:
1. Menyiapkan gaya dan bentuk susunan material yang siap untuk
dipublikasikan
2. Memberi koherensi pada lingkup dan urutan dalam program bidang
studi dengan koordinasi bersama guru-guru bidang studi
3. Memeriksa kesesuaiannya dengan kebijakan kurikulum yang telah
ditetapkan oleh panitia pengarah

2. Model Taba

• Pendekatan Grass roots- Bersifat induktif (khusus-umum)
• Prosedurnya:

3. Model Saylor, Alexander, Lewis
“kurikulum merupakan sebuah perencanaan untuk menyediakan
seperangkat kegiatan belajar bagi individu supaya menjadi terdidik”.
Tujuan
institusional

dan Tujuan
Instruksional

Perancangan
kurikulum

Implementasi
kurikulum

Evaluasi
kurikulum

4. Model Tyler
• Mengidentifikasi tujuan umum dengan mengumpulkan data dari tiga
sumber: siswa, kehidupan kontemporer diluar sekolah, dan mata pelajaran.
• 4 pertanyaan bagi prencanaan kurikulum:
1. Apa tujuan yang harus dicapai oleh sekolah?
2. Apa pengalaman-pengalaman belajar yang dapat disediakan untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut?
3. Bagaimana mengorganisasikan pengalaman-pengalaman tersebut?

4. Bagaimana kita dapat memutuskan apakah tujuan-tujuan tersebut
tercapai?

Sumber

Sumber

Sumber

Siswa

Masyarakat

Materi pelajaran

Tujuan Instruksional Umum
Aliran
Filsafat Pendidikan

Aliran

Psikologi Belajar

Tujuan Pembelajaran Khusus
Pemilihan pengalaman belajar
Pengorganisasian pengalaman belajar
Pengarahan pengalaman belajar
Evaluasi pengalaman belajar

5. Model Grass roots
• Dikembangkan oleh Smith, Stanley dan Shores
• Cocok digunakan pada sistem pendidikan desentralisasi
• Model inilah yang mengilhami lahirnya KTSP
• Model ini lebih memberikan kontribusi awal dalam memperkuat
landasan pembuatan keputusan kurikulum dan bertanggung jawab
terhadap keinginan-keinginan masyarakat

Kegiatan lokakarya-lokakarya
Assesmen
Kebutuhan
Kurikulum

yang sedang
dilaksanakan
Identifikasi
masalahmasalah
situasi lokal

Analisis
Kebutuhan

Memecahkan masalah
secara demokratis

Review
kurikulum
Analisis
masalah

Perencanaan
Kurikulum
Pembuatan keputusan


Guru, administrator, siswa, konsultan, orang tua, orang luar

Kurikulum
baru

Sekian...
TERIMA KASIH 