SUMUR RESAPAN YANG TERINTEGRASI DENGAN S

SUMUR RESAPAN YANG TERINTEGRASI DENGAN SALURAN DRAINASE

ABSTRAK
Berkurangnya daerah resapan air dan pemakaian air tanah dalam jumlah besar dewasa ini
menimbulkan suatu krisis air tanah yang ditandai dengan turunnya muka air tanah, kualitas
air tanah yang buruk, dan intrusi air laut. Krisis ini dapat berkembang menjadi masalah yang
serius apabila dibiarkan terlalu lama. Upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki kualitas
dan volume air tanah adalah dengan sumur resapan. Sumur resapan yang dimaksud
mengalirkan air permukaan ke dalam lapisan air tanah pada kedalaman akifer masing-masing
daerah. Muncul suatu gagasan untuk menghubungkan saluran drainase yang mengalirkan air
permukaan dalam jumlah besar dengan sumur resapan agar air permukaan tidak hanya dapat
segera disalurkan ke laut atau sungai, namun dapat segera diresapkan ke dalam tanah.
Gagasan ini sudah mulai direalisasikan pada beberapa daerah rawan banjir di Tamil Nadu,
India, namun beberapa masalah pelaksanaannya di lapangan masih menuai kontroversi dari
beberapa peneliti. Pembuatan sumur resapan buatan ini masih memerlukan penelitian dan
penyempurnaan lebih lanjut.

Kata Kunci

: sumur resapan buatan, saluran drainase, banjir, muka air tanah, lapisan
akuifer, air permukaan, filter chamber, recharge well


1

LATAR BELAKANG MASALAH

Pada daerah-daerah urban berpenduduk padat seperti Ibukota Jakarta pemakaian air
tanah yang sudah luar biasa banyak semakin bertambah dari hari ke hari. Mulai dari rumahrumah sederhana hingga kompleks bangunan-bangunan besar menggunakan pompa untuk
memompa air tanah ke permukaan untuk berbagai keperluan. Dan dengan kota sekuran
Jakarta dengan jumlah penduduk luar biasa banyak, pemakaian air tanah ini tidak diimbangi
dengan jumlah resapan air permukaan ke dalam tanah karena terbatasnya lahan-lahan terbuka
untuk daerah resapan air hujan. Akibatnya muncul krisis-krisis air tanah seperti turunnya
muka air tanah, turunnya kualitas air tanah, dan munculnya intrusi air laut.
Padahal pada musim hujan saluran-saluran drainase kota dipenuhi dengan air
permukaan yang mengalir cepat. Bahkan saluran-saluran drainase ini tidak dapat menampung
air permukaan yang mengalir cepat sehingga menggenangi jalanan dan tempat-tempat publik.
Air-air dalam jumlah besar ini seharusnya dapat diresapkan ke dalam tanah untuk mengisi
kembali air tanah yang telah terpakai, daripada hanya dialirkan begitu saja untuk dibuang ke
laut.
Ternyata masalah serupa juga dialami oleh kota-kota lain di dunia. Muncul suatu ide
untuk mengalirkan air permukaan pada saluran drainase langusung menuju sumur-sumur

resapan. Sumur-sumur ini akan mengarahkan air langsung ke lapisan akuifer dimana air tanah
mengalir. Ide ini sudah mulai direalisasikan pada beberapa kota di India dimana kota-kota ini
tidak hanya mengalami masalah serupa seperti kota Jakarta, namun juga mengalami
kekeringan tanah selama musim kemarau karena kuranganya pasokan air tanah.

2

SUMUR RESAPAN BUATAN (RECHARGE WELL)
Untuk lebih memahami cara kerja teknologi ini pertama-tama kita harus memahami
mengenai sumur resapan buatan yang pada dasarnya adalah bagian dari teknologi ini sendiri.
Sumur resapan atau recharge well merupakan sumur atau lubang pada permukaan
tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur
resapan merupakan lubang untuk memasukkan air ke dalam tanah. Di sini diharapkan air
hujan lebih banyak yang diresapkan ke dalam tanah menjadi air cadangan dalam tanah. Air
yang tersimpan dalam tanah tersebut akan dapat dimanfaatkan kembali melalui sumur-sumur
atau mata air. Peresapan air melalui sumur resapan ke dalam tanah sangat penting mengingat
adanya perubahan tata guna lahan sehingga mempersempit daerah resapan.
Sebenarnya terdapat beberapa jenis sumur resapan, namun jenis yang digunakan pada
teknologi ini merupakan sumur-sumur yang digali hingga mencapai kedalaman lapisan akifer
dimana air tanah mengalir.


3

Gambar 1 Ilustrasi Sumur Resapan dan Contoh Jenis Sumur Resapan

Sumur yang digali hingga kedalaman lapisan akifer dengan beton sebagai lapisan
dinding sumur. Sumur ini memiliki suatu sistem penyaringan agar air yang masuk terlebih
dahulu disaring dan dibersihkan sebelum akhirnya dapar dialirkan ke dalam tanah. Sistem
penyaringan ini terdapat pada suatu ruangan atau bagian yang terpisah dari sumur itu sendiri.
Bagian ini disebut filter chamber. Sistem penyaringan ini memastikan air hujan yang masuk
ke dalam sumur resapan bebas dari sedimen atau limbah. Penyaringan ini mengandalkan
lapisan-lapisan agregat dan ijuk sebagai penyaring kotoran. Filter chamber dapat terletak di
atas muka tanah dan di bawah muka tanah. Namun untuk desain teknologi ini digunakan
filter chamber yang terletak di bawah muka tanah.

4

Gambar 2 Diagram Filter Chamber dan Sumur Resapan

Kedalaman sumur resapan bervariasi tergantung kedalaman lapisan akifer tanah di

daerah tersebut. Kedalaman lapisan akuifer harus dicari dan diteliti terlebih dahulu sebelum
sumur dapat dibuat. Sumur resapan yang dibuat umumnya mengalirkan air ke lapisan akuifer
dangkal, namun tidak menutup kemungkinan apabila sumur resapan yang dibuat mengalirkan
air hingga lapisan akuifer yang lebih dalam.

Gambar 3 Ilustrasi Lapisan Akuifer

5

Sedangkan diameter sumur resapan tergantung dari jumlah air yang ingin diresapkan
dan tergantung dari luas dan kondisi daerah layan sumur resapan itu sendiri. Misalnya, pada
daerah pemukiman debit air yang ingin diresapkan akan lebih besar dibandingkan pada
daerah lahan hijau. Diameter sumur resapan pada dua daerah ini akan berbeda dimana
diameter sumur pada daerah pemukiman akan lebih besar. Namun perlu diingat, perhitungan
diameter dan hubungannya dengan kedalaman sumur resapan sudah diatur dalam peraturan
yang ada dan terdapat ketentuan-ketentuan teknis yang harus diikuti agar sumur resapan yang
dibuat dapat difungsikan dengan baik.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sumur resapan selain
kedalaman sumur dan diameter sumur.

1. Usahakan sumur resapan yang dibangun tidak menabrak atau menngganggu fondasi
bangunan di sekitarnya, seperti fondasi tapak atau fondasi tiang pancang. Usahakan
sumur resapan dibangun tidak berdekatan dengan fondasi-fondasi tadi.
2. Jangan membuat sumur resapan di dekat dinding basement.
3. Pastikan butir tanah tidak terlalu kering saat sumur digali agar butir-butir tanah ini
tidak jatuh kedalam galian.
4. Ada baiknya kita membuat lubang atau pipa pembuangan di bagian atas sumur
resapan yang berguna untuk mengalirkan air saat sumur resapan terlalu penuh atau
overflow.
5. Pastikan dinding sumur tertutup dengan baik agar air dari tanah di sekitarnya tidak
segera masuk ke dalam sumur. Namun kondisi ini tidak berlaku bagi sumur resapan
tipe dinding porous yang memang bertujuan menangkap air tanah di sekitar sumur
resapan.

6

SUMUR RESAPAN YANG TERINTEGRASI DENGAN SALURAN DRAINASE

Saluran drainase adalah pada dasarnya adanya saluran yang mengumpulkan dan
mengalirkan air-air permukaan, dari saluran-saluran kecil ke saluran-saluran berukuran besar.

Pada daerah-daerah padat penduduk dengan lahan resapan dan tingkat bio-retensi yang
rendah seperti pada kota Jakarta keberadaan saluran drainase yang baik menjadi faktor utama
untuk pengendalian genangan-genangan air atau banjir.
Namun seperti yang terlah dijelaskan sebelumnya, permasalahan lain yang dihadapi
kota ini adalah krisis air tanah dimana hal ini terjadi karena tidak ada cukup volume air yang
diresapkan kembali menjadi air tanah. Air-air permukaan ini seharusnya tidak serta-merta
mengalir dan terbuang begitu saja ke lautan. Harus ada suatu proses resapan kembali untuk
mengisi tabungan air tanah, yang dalam hal ini diupayakan dengan adanya sumur-sumur
resapan. Maka dari itu muncul suatu ide untuk mengintergrasikan atau menghubungkan
saluran-saluran drainase kota langsung dengan sumur-sumur resapan buatan. Dengan
demikian fungsi saluran drainase dapat pula menjadi sarana resapan kembali untuk mengisi
kembali air tanah.

Gambar 4 Sumur Resapan yang Terintegrasi dengan Saluran Drainase

7

Sebuah stopper akan dipasang pada bagian samping saluran drainase yang akan
dihubungkan dengan sumur resapan. Stopper ini berfungsi mengumpulkan sebagian air dari
saluran drainase untuk dialirkan ke sumur resapan. Air yang dikumpulkan untuk sumur

resapan adalah sebagain dari total debit air yang dialirkan pada saluran utama karena sumur
resapan tidak dapat menampung seluruh debit air yang mengalir. Lalu stopper-stopper ini
akan mengarahkan air menuju filter chamber dimana air dipisahkan dari kotoran dan limbah,
sebelum akhirnya dialirkan ke dalam sumur resapan.

Gambar 5 Contoh Sumur Resapan yang Terintegrasi dengan Saluran Drainase

Namun dengan keadaan air saluran drainase kota saat ini terdapat suatu kondisi yang
perlu diperhatikan dalam pengadaan teknologi ini. Kondisi ini pula menimbulkan kontroversi
di kalangan peneliti-peneliti. Kondisi yang dimaksud adalah mengenai kualitas air yang
dialirkan pada saluran drainase. Sebenarnya pada hakikatnya saluran drainase hanya
digunakan untuk mengumpulkan dan mengalirkan air permukaan menuju laut. Namun
sayangnya di Jakarta sendiri kebanyakan saluran drainase berukuran sedang hingga besar
malah juga digunakan sebagai saluran limbah. Dengan demikian kualitas air pada saluran
drainase sangat buruk dan mengandung racun yang malah membahayakan tampungan air
tanah. Solusi utamanya adalah dengan merevitalisasi dan merehabilitasi fungsi saluran
drainase yang sebenarnya.

8


Namun niscaya hal ini sangat sulit dan memakan waktu yang lama apabila melihat
kondisi mental penduduk kota Jakarta. Solusi lainnya adalah dengan meninjau saluransaluran drainase dengan kondisi air yang masih layak, misalnya pada saluran drainase Banjir
Kanal Barat dan Timur dimana air yang mengalir di saluran itu adalah benar-benar air ‘banjir’
dan bukan air limbah seperti pada saluran lainnya. Solusi lain yang dapat digunakan adalah
dengan membangun Water Treatment Plant untuk merubah air limbah menjadi grey water.
Namun pengadaan water treatment plant ini tentu akan menambah biaya konstruksi dan biaya
operasional.
Kondisi ini merupakan suatu tantangan yang bukannya tidak bisa diatasi. Diharapkan
kendala ini menjadi bahan pembelajaran dan penelitian untuk mewujudkan aplikasi teknologi
ini di masa yang akan datang.

Gambar 6 Kondisi Air Saluran Drainase yang Layak Diintegrasikan dengan Sumur Resapan

9

KESIMPULAN

Sumur resapan yang terintegrasi dengan saluran drainase adalah salah satu solusi
pintar untuk memperbaiki volume air tanah sekaligus pengendalian banjir. Teknologi ini
sangat cocok digunakan di daeraha urban seperti kota Jakarta, dimana pada kenyataannya

sumur resapan konvensional yang biasa dibuat terpisah dengan saluran drainase dirasa belum
cukup menjawab masalah krisis air tanah yang ada di kota ini.
Namun kondisi lapangan yang ada membuat pengaplikasian teknologi ini
memerlukan penelitian dan pengembangan yang lebih lanjut. Semoga teknologi ini dapat
benar-benar digunakan kelak mengingat betapa praktisnya prinsip teknologi ini bagi kota
Jakarta.

10

SUMBER

Technologies Pvt. Ltd., Hinren. Engineering A Green Planet. http://blog.hinren.com/
Banglore. 2011. Diakses pada 16 Oktober 2014.

Gopalakrishnan, Septha. Can storm water drains help in recharging groundwater?.
India Water Portal. www.indiawaterportal.org. 2012. Diakses pada 16 Oktober 2014.

11