220244754 DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat SLBM 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM

DANA ALOKASI KHUSUS SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

TAHUN 2014 TAHUN 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

KATA PENGANTAR

Akses penduduk kepada prasarana dan sarana air limbah permukiman dan persampahan pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian membuktikan bahwa semakin besar akses penduduk kepada fasilitas sanitasi (air limbah permukiman, persampahan dan drainase) serta pemahaman tentang hygiene, semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases). Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki pemerintah, baik pusat maupun daerah, diperlukan upaya-upaya terobosan yang bersifat merubah paradigma dalam pengembangan sanitasi lingkungan.

Beberapa upaya pengembangan sanitasi lingkungan berskala komunitas, dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis masyarakat, hal ini ditujukan untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan, melalui penekanan perubahan perilaku dan pola hidup masayarakat untuk dapat lebih bersih dan sehat melalui keterlibatan masyarakat secara utuh sejak tahap perencanaan, pelaksanaan pembangunan sampai dengan pengelolaan sarana untuk menciptakan lingkungan permukiman yang sehat bagi masyarakat disekitarnya.

Dana Alokasi Khusus Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (DAK SLBM) merupakan salah satu sub bidang dari DAK Bidang Infrastruktur, yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional khususnya untuk membiayai kebutuhan masyarakat akan prasarana dan sarana Bidang Infrastruktur yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah.

DAK SLBM merupakan salah satu program pemerintah yang juga ditujukan untuk meningkatkan akses sanitasi terkait pencapaian salah satu target MDG’s pada tahun 2015, yaitu menurunkan sebesar 50% dari jumlah penduduk yang belum memiliki akses pada air minum dan sanitasi dasar. Guna mencapai target tersebut, Pemerintah pusat bersama sama dengan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melaksanakan DAK SLBM.

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

iii

Dalam pelaksanaannya, kegiatan DAK SLBM harus mengacu pada dokumen Petunjuk Umum, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis SLBM yang di keluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) dengan masukan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Buku Petunjuk Pelaksanaan DAK SLBM ini terdiri dari 3 bagian yaitu Petunjuk Umum, Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis serta Lampiran mengenai Panduan Pengadaan Barang dan jasa, sebagai acuan bagi para pelaksana di Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota dan masyarakat dalam menyelenggarakan Program DAK SLBM, dan merupakan revisi Buku Petunjuk Pelaksanaan Program SLBM cetakan tahun 2011.

Selain merupakan media pembinaan pelaksanaan DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) oleh Kementerian PU, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota hingga tingkat masyarakat, kami harapkan Petunjuk Pelaksanaan DAK SLBM ini dapat menjadi pedoman bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan pelaksana lapangan dalam berbagai tahapan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, penilaian kinerja, hingga tahap pemanfaatan.

Kami tetap membuka kesempatan kepada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan DAK SLBM, untuk memberikan masukan serta saran dan kritisi atas Pedoman Revisi ini guna mengoptimalkan hasil pembangunan sanitasi melalui kegiatan DAK SLBM ini.

Jakarta, Oktober 2013 Direktur Jenderal Cipta Karya

Ir. Imam S. Ernawi, MCM, M.Sc

NIP. 110025718

iv

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

DAFTAR SINGKATAN

SLBM

: Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat

APBN

: Anggaran Pendapatan Belanja Negara

APBD

: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

AMDAL

: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

ANDAL

: Analisis Dampak Lingkungan

BABS

: Buang Air Besar Sembarangan

BAPPENAS

: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAPPEDA

: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BANGDA

: Pembangunan Daerah

BOP

: Biaya Operasional Proyek

COD

: Chemical Oxygen Demand

BOD

: Biological Oxygen Demand

CSS

: Central Sanitation Strategy

Short List

: Daftar Pendek

Long List

: Daftar Panjang

DAK

: Dana Alokasi Khusus

DED

: Detail Engineering Design

DinKes

: Dinas Kesehatan

DIPA

: Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Dit. PPLP : Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman DJCK-PU

: Direktorat Jendral Cipta Karya–Kementerian Pekerjaan Umum DPRD

: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DRA : Demand Responsive Approach/Pendekatan Tanggap Kebutuhan IPAL

: Instalasi Pengolahan Air Limbah

IPLT

: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

ICC : Informed Choice Catalogue/Katalog Pilihan Informasi Teknologi JUKLAK

: Petunjuk Pelaksanaan

KAK

: Kerangka Acuan Kerja

KPPN

: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

KSO : Kerjasama Operasional, meliputi upah kerja borongan dan/atau

kontraktor specialist

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

KPP

: Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara

KPA

: Kuasa Pengguna Anggaran

KSM

: Kelompok Swadaya Masyarakat

KEPPRES

: Keputusan Presiden

KEPMEN

: Keputusan Menteri

KF

: Kapasitas Fiskal

LSM

: Lembaga Swadaya Masyarakat

MDG’s

: Milenium Development Goal’s

MPA : Method for Participatory Assesment/Metode Pengkajian MCK

: Mandi, Cuci dan Kakus

MONEV

: Monitoring and Evaluasi

MOU : Memorandum of Understanding/Nota Kesepakatan Kerjasama O&P

: Operasi dan Pemeliharaan

PA

: Pengguna Anggaran

Panitia Pengadaan : Tim Pelaksana pengadaan barang/jasa di KSM PDAM

: Perusahaan Daerah Air Minum

PERPRES

: Peraturan Presiden

PHAST

: Participatory Hygiene and Sanitation Transformation

PHBS

: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PLP

: Penyehatan Lingkungan Permukiman

Pola 3R

: Reduce, Reuse dan Recycle

PPK

: Pejabat Pembuat Komitmen

RPA : Rapid Participatory Assesment/Survei Cepat Penilaian Peserta

Masyarakat, Survei Kajian Cepat yang Partisipatif

RKM

: Rencana Kegiatan Masyarakat

RUTRK

: Rencana Umum Tata Ruang Kota

SK

: Surat Keputusan

SATKER PPLP : Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman SKPD

: Satuan Kerja Perangkat Daerah

TPS

: Tempat Pengolahan Sampah

UPT

: Unit Pelaksana Teknis

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

xi xi

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

PENDAHULUAN

Akses penduduk kepada prasarana dan sarana air limbah permukiman dan persampahan pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian telah membuktikan bahwa semakin besar akses penduduk kepada fasilitas prasarana dan sarana air limbah permukiman, persampahan dan drainase serta pemahaman tentang hygiene, semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases).

Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki pemerintah, baik pusat maupun daerah, diperlukan upaya-upaya terobosan yang bersifat merubah paradigma dalam pengembangan sanitasi lingkungan. Beberapa upaya bisa dilakukan terhadap pengembangan sanitasi lingkungan berskala komunitas berbasis masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan.

Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Pemerintah lebih berperan sebagai regulator dan fasilitator terkait dengan tugas-tugasnya dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan pengembangan sanitasi lingkungan. Dana Alokasi Khusus Sanitasi (DAK SLBM) merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan akses sanitasi, yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya, untuk membiayai kebutuhan prasarana dan sarana Bidang Infrastruktur Masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan Daerah.

Besaran alokasi DAK SLBM, dan DAK SLBM tambahan (untuk kabupaten/kota dengan kriteria khusus) masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Kriteria umum dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah, yang dicerminkan dari penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setelah dikurangi belanja pegawai negeri sipil daerah. Kriteria khusus dirumuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah. Kriteria teknis disusun berdasarkan kegiatan khusus yang dirumuskan oleh kementerian/lembaga, seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan PMK No 201-PMK07-2012 tentang pedoman umum dan alokasi DAK Tahun Anggaran 2013.

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

xiii

Petunjuk Pelaksanaan DAK SLBM dimaksudkan sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/ Kota, dan pelaksana lapangan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, penilaian kinerja dan pemanfaatan. Pedoman ini merupakan media pembinaan pelaksanaan DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) oleh Kementerian PU dan Pemerintah Provinsi. Pelaksana kegiatan DAK SLBM adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut SKPD DAK, yaitu organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.

Tujuan disusunnya Petunjuk Pelaksanaan DAK SLBM ini, adalah:

1. Menjamin tertib pemanfaatan pelaksanaan dan pengelolaan Infrastruktur DAK SLBM yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota;

2. Menjamin terlaksananya koordinasi antara kementerian terkait, dinas teknis di Provinsi, dan dinas teknis di kabupaten/kota, dalam: pelaksanaan, pengelolaan, pemantauan, dan pembinaan teknis kegiatan yang dibiayai dengan DAK SLBM;

3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan DAK SLBM, serta mensinergikan kegiatan yang dibiayai dengan DAK SLBM dengan kegiatan prioritas nasional; dan

4. Meningkatkan kinerja prasarana dan sarana bidang sanitasi, dan meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Acuan normatif yang digunakan dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK SLBM adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dan perubahannya Perpres No. 70 Tahun 2012, tentang Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi

xiv

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP)

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP)

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2010, tanggal 1 November 2010,

tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggara Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum dan Alokasi

Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2013

15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 06/PMK.07/2012 Tentang Pelaksanaan

dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah

17. SEB Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri; Nomor 0239/M. PPN/11/2008, SE 1722/MK/07/2008 dan 900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan, Pemantauan, Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus

Petunjuk Pelaksanaan DAK SLBM ini, terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Ketentuan Umum

2. Ketentuan Pelaksanaan; dan

3. Ketentuan Teknis

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

xv

Gambar Sistematika Juklak DAK SLBM 2014

xvi

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

BAGIAN I KETENTUAN UMUM DAK SLBM PETUNJUK PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2014

BAGIAN 1 KETENTUAN UMUM

Ketentuan umum berisi, aturan-aturan atau ketentuan yang terkait dengan program DAK SLBM yang meliputi: • Tujuan Program DAK SLBM

• Ruang Lingkup Program DAK SLBM • Keluaran Program DAK SLBM • Kriteria Lokasi • Kriteria Kegiatan • Organisasi Penyelenggara • Pendanaan • Pelaporan

1.1 TUJUAN PROGRAM DAK SLBM

Tujuan program DAK SLBM adalah untuk meningkatkan cakupan dan keandalan pelayanan sanitasi, terutama dalam pengelolaan air limbah dan persampahan secara komunal/terdesentralisasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan memenuhi Standar Pelayanan Minimum penyediaan sanitasi di kawasan rawan sanitasi, termasuk daerah tertinggal.

1.2 RUANG LINGKUP DAK SLBM

Ruang Lingkup dari Program DAK SLBM adalah:

1. Bidang Air Limbah: Terwujudnya stop buang air besar sembarangan (BABS), yang ditandai dengan tersedianya akses terhadap sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site), penyediaan akses dan peningkatan kualitas terhadap sistem pengelolaan air limbah setempat (on-site) yang layak.

2. Bidang Persampahan: terwujudnya pengurangan volume sampah dari sumbernya melalui peningkatan kinerja persampahan serta pengelolaan sampah dengan pola 3R (reduce, reuse, and recycle).

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

1-1

1.3 KELUARAN PROGRAM DAK SLBM

Keluaran dari program DAK SLBM adalah terbangunnya sarana dan prasarana pengelolaan air limbah komunal yang berbasis kepada masyarakat, peningkatan kinerja sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site), terbangunnya fasilitas pengurangan sampah dengan pola 3R, serta peningkatan kinerja sistem pengelolaan persampahan kota.

1.4 KRITERIA LOKASI

Pemilihan Lokasi yang tepat adalah kunci keberhasilan program ini. Secara umum diluar ketentuan administratif dan teknis, lokasi terbaik adalah:

1. Kepadatan penduduk di atas 150 jiwa/ha (pemakai tetap)

2. Tersedia air bersih

3. Kawasan pemukiman padat, dan rawan sanitasi (mengacu kepada data BPS/ rekomendasi Dinas Kesehatan) atau kawasan pasar dan pemukiman di sekitarnya (pemukiman atau pasar yang legal sesuai dengan peruntukannya dalam RTRW Kabupaten/Kota)

4. Memiliki permasalahan sanitasi yang mendesak (sesuai data BPS/atau dokumen PPSP)

5. Tersedia lahan yang cukup; 50 m 2 untuk 1 (satu) unit bangunan Instalasi Pengolah Air Limbah/

2 IPAL, 100 m 2 untuk 1 (satu) MCK Plus, atau 200 m untuk infrastruktur 3R

6. Tersedia sumber listrik

7. Adanya saluran untuk menampung efluen hasil pengolahan air limbah

1.5 KRITERIA KEGIATAN

Penentuan sarana dan prasarana yang akan dibangun melalui program DAK SLBM ditentukan berdasarkan skala prioritas yang meliputi:

• Prioritas Pertama: Penanganan air limbah rumah tangga dengan pilihan kegiatan sebagai berikut;

a. IPAL komunal dengan jaringan perpipaan berbasis masyarakat

b. Sambungan Rumah pada Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat Skala Kawasan berbasis masyarakat

1-2

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

d. MCK plus dengan pelayanan minimal 100 KK

e. Septick tank komunal 10 KK (khusus untuk wilayah Indonesia bagian timur dengan kepadatan penduduk rendah)

• Prioritas Kedua:

Prioritas kedua dapat dilaksanakan melalui pengembangan fasilitas pengurangan sampah berbasis masyarakat dengan pola 3R (Reduce, Reuse dan Recycle), apabila:

a. Masyarakat di kawasan tersebut sudah menerapkan stop BABS

b. Masyarakat/KSM menyampaikan surat minat yang menyatakan mampu mengelola infrastruktur 3R dan kepastian penjualan hasil produksi ke lapak/pabrik/instansi terkait

c. Surat pernyataan Kepala Dinas Kebersihan – Pertamanan untuk membeli hasil produksi kompos TPST 3R

d. Fasilitas Pengurangan sampah pola 3R dengan pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R

1.6 ORGANISASI PENYELENGGARA DAK SLBM

Organisasi penyelenggara merupakan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan program DAK SLBM baik di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota dan masyarakat penerima.

1. Tingkat Pusat

Untuk tingkat pusat, Menteri membentuk Tim Koordinasi Kementerian penyelenggaran DAK SLBM, yang terdiri dari Sekjen, Inspektorat Jenderal dan Unit Kerja Eselon I terkait

2. Tingkat Provinsi

Untuk Tingkat Provinsi, Gubernur membentuk Tim Koordinasi Provinsi penyelenggara DAK SLBM

3. Tingkat Kabupaten/Kota

Untuk Tingkat Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota membentuk Tim Koordinasi DAK Infrastruktur Kabupaten/Kota

4. SKPD Pelaksana DAK SLBM di tingkat Kabupaten/Kota

5. Tingkat Kelurahan/Desa

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

1-3

Di tingkat kelurahan/desa sebagai pelaksana kegiatan DAK SLBM, dibentuk KSM yang merupakan perwakilan dari masyarakat di daerah pelaksana

6. Tenaga Fasilitator Lapangan bertugas melakukan pendampingan di lokasi Secara sederhana, Tim Organisasi pelaksana program DAK SLBM, dari tingkat pemerintah pusat

sampai pada tingkat masyarakat adalah sebagai berikut:

Tingkatan

Organisasi Penyelenggara

Direktorat PPLP, Ditjen Cipta Karya Pusat Kementerian PU

Provinsi

Satker PPLP Provinsi, Dinas terkait

Kabupaten/Kota

SKPD Teknis

Masyarakat

KSM

1.7 PENDANAAN

1.7.1 Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan kegiatan berasal dari APBN dan APBD serta masyarakat. Dana Pemerintah Pusat dialokasikan untuk kegiatan persiapan dan Monitoring Evaluasi, Pemerintah Kabupaten/ Kota menyediakan pendamping dari APBD, dan swadaya masyarakat untuk pendampingan dan pelaksanaan.

Gambar 1.1 Bagan Sumber Pendanaan

1-4

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

Tabel 1.1 Komponen kegiatan DAK SLBM dan sumber pendanaan

No. Komponen Kegiatan

I Persiapan • Workshop Regional

• Sosialisasi Kab/Kota

• Pelatihan TFL

II Seleksi Lokasi • Longlist

• Shortlist

• Lokasi Terpilih

III Penugasan TFL untuk fasilitasi Penyiapan Masyarakat

• Pemicuan Masyarakat

• Pembentukan KSM

• Pelatihan mandor, tukang,

keuangan IV Penugasan TFL untuk pendamp-

ingan :

1. Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM)

• Pemetaan topografi dan V permasalahan sanitasi di

lokasi

• Penetapan lokasi IPAL dan calon pemanfaat

• Kesepakatan Pilihan Teknologi

• V DED + RAB

2. Dokumentasi dan legalisasi RKM

3. Dokumen kontrak

4. Pelaksanaan konstruksi V Pelaksanaan konstruksi • Material

• Upah pekerja

• Lahan

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

1-5

No. Komponen Kegiatan

VI Gaji dan operasional TFL:

VII Operasional KSM

VIII Operasional SKPD pelaksana

DAK IX Pengoperasian & Pemelihara-

an:

• Pelatihan OP

• Sosialisasi pengguna

• Biaya Operasional X Monitoring & Evaluasi

1.7.2 Alokasi Pendanaan

Daerah penerima DAK wajib mencantumkan alokasi dan penggunaan DAK dalam APBD. Pelaksanaan DAK yang telah tercantum dalam APBD adalah tanggungjawab dari Pemerintah Daerah.

1.8 MONITORING DAN EVALUASI

Berdasarkan Permen PU No.15 tahun 2010, indikator dalam monitoring dan evaluasi meliputi;

1. Kesesuaian dan pelaksanaan Rencana Kegiatan (RK) dengan arahan pemanfaatan DAK dan kriteria program prioritas nasional;

2. Proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

3. Kesesuaian hasil pelaksanaan fisik dengan kontrak/spesifikasi teknis yang ditetapkan;

4. Pencapaian sasaran, dampak dan manfaat kegiatan yang dilaksanakan;

5. Efesiensi dan efektifitas kegiatan;

6. Kepatuhan dan ketertiban pelaporan.

1.9 PELAPORAN

Kegiatan pelaporan dilakukan oleh:

1. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

2. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi (CK PU)

1-6

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

1.10 OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Infrastruktur DAK SLBM yang telah terbangun, harus segera diserahterimakan dari KSM kepada SKPD Pelaksana DAK SLBM dengan diketahui oleh Lurah dan Tim Koordinasi Tingkat Kabupaten/ Kota. Selanjutnya SKPD menyerahkan aset DAK SLBM kepada KSM Pengelola untuk dapat dioperasikan dan dipelihara dengan bimbingan teknis dari SKPD Teknis Kabupaten/Kota dalam rangka keberlanjutan.

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

1-7

1-8

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

BAGIAN II KETENTUAN PELAKSANAAN DAK SLBM PETUNJUK PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2014

BAGIAN 2 KETENTUAN PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan kegiatan DAK SLBM, dilakukan pengorganisasian pelaksanaan kegiatan meliputi;

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

2-1

Keterangan: Pelaporan berupa hardcopy dan elektronik melalui e-mon dilakukan untuk masing- masing tahap (Tahap persiapan, Tahap seleksi lokasi, Tahap penyiapan masyarakat, Tahap Pelaksanaan Fisik dan Tahap Operasi dan Pemeliharaan)

2.1 TAHAP PERSIAPAN

2.1.1 Sosialisasi

Sosialisasi DAK SLBM diselenggarakan kepada seluruh pemerintah Kabupaten/Kota pada akhir tahun anggaran sebelumnya yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Sosialisasi dilaksanakan juga oleh SKPD teknis/ Pokja Sanitasi di tingkat Kabupaten/Kota, dengan mengundang Camat/Lurah daerah rawan sanitasi. Sosialisasi ini bertujuan, agar Pemerintah Kabupaten/Kota dapat memahami lingkup kegiatan, mengalokasikan Dana Pendamping Fisik dan Operasional DAK SLBM serta gaji TFL.

2.1.2 Penyiapan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)

Tenaga Fasilitator Lapangan atau TFL, merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan DAK SLBM. Oleh karena itu, keberadaannya perlu diatur agar personil yang menjadi TFL merupakan orang yang tepat.

Adapun urutan prosedur perekrutan dan penugasan TFL adalah sebagai berikut:

1. Penyiapan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)

a. Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum mengirimkan surat, kepada masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota agar dapat mengusulkan nama calon fasilitator dalam rangka pemilihan TFL sesuai kriteria, terdiri dari 1 (satu) orang fasilitator teknis dan 1 (satu) orang fasilitator pemberdayaan masyarakat untuk 2 (dua) lokasi rencana;

b. Bupati/Walikota menyampaikan nama calon TFL ke Direktorat Jenderal Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum untuk selanjutnya mengikuti pelatihan TFL;

c. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum menyelenggarakan pelatihan TFL;

d. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib mengalokasikan dana APBD untuk gaji TFL minimal sebesar UMR setempat orang per bulan selama 8 bulan ditambah dengan operasional TFL sebesar minimal 1,5 juta per orang per bulan selama 8 bulan.

2-2

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

2. Seleksi TFL

Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) terdiri dari TFL Teknis dan TFL Pemberdayaan yang ditugaskan oleh Dinas penanggung jawab tersebut diseleksi sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

a. Pendidikan minimal D3/sederajat;

b. Diutamakan Penduduk asli/setempat atau mampu berkomunikasi dan menguasai bahasa serta adat setempat;

c. Sehat jasmani dan rohani;

d. Mengenal kondisi lingkungan calon lokasi;

e. Memiliki cukup waktu untuk melaksanakan tugas TFL;

f. Tidak merangkap sebagai TFL di tempat lain, bukan anggota BKM/LKM, KSM dan calon anggota legeslatif;

g. Memiliki pengetahuan/pengalaman dasar tentang air limbah dan persampahan.

3. Pelatihan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)

Tujuan diselenggarakan pelatihan adalah menyiapkan TFL, agar: •

Memberi bekal pengetahuan tentang program dan tahapan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat kepada fasilitator;

• Dapat membantu masyarakat dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, melaksanakan, memutuskan dan mengelola Kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM);

• Memiliki pengetahuan dasar teknologi dan teknis disamping segi pemberdayaan masyarakat;

• Mampu menyusun dan menghitung Volume Pekerjaan, RAB (Rencana Anggaran Biaya); •

Membimbing KSM dalam menyusun Kriteria Teknis Pemanfaatan DAK, dan RK (Rencana Kegiatan) pembangunan sarana;

• Membimbing KSM menyusun jadwal pendanaan, baik yang berasal dari APBD, swasta, masyarakat. Termasuk juga jadwal pasokan material dan tenaga mandor, dan lain-lain.

• Melatih KSM agar mampu melakukan pembukuan keuangan; •

Mengevaluasi dan sinkronisasi terhadap perubahan yang mungkin ada, terkait kesesuaiannya dengan prioritas Nasional.

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

2-3

4. Tugas dan Tanggung Jawab TFL

Setiap TFL (Teknis & Pemberdayaan) mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Tahap Seleksi Masyarakat: • Mengadakan rapat koordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan daftar kampung dari dinas-dinas bersangkutan; • Membantu menyiapkan daftar longlist kampung padat/kumuh/miskin sesuai form dan membuat laporan kepada Kepala Dinas; • Melakukan pengecekan lapangan sesuai persyaratan teknis minimal bersama TFL- Pemberdayaan; • Mengisi form shortlist kampung berdasarkan hasil pengecekan lapangan dan minta pengesahan dari Kepala Dinas; • Mengundang stakeholder masyarakat (dalam shortlist) untuk menyelenggarakan pertemuan/sosialisasi Kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM); • Mendampingi masyarakat dalam melakukan RPA (Rapid Participatory Appraisal atau penilaian cepat secara partisipatif) di kampung yang mengirim undangan dan

memfasilitasi community self-selection stakeholders meeting atau pertemuan masyarakat untuk seleksi sendiri bersama dengan tim TFL pendamping;

• Membuat Berita Acara seleksi kampung serta menyusun laporan berkala ke dinas penanggung jawab kabupaten/kota.

b. Tahap Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM). • Memfasilitasi pertemuan awal masyarakat; • Mengkomunikasikan kepada Pimpinan Kegiatan/Dinas terkait tentang jadwal dan

agenda pertemuan untuk penyusunan RKM; • Memfasilitasi pertemuan masyarakat (bersama dengan TFL-Pemberdayaan) untuk penentuan calon penerima manfaat program, pemilihan sarana teknologi

sanitasi, membantu KSM dalam menyusun perencanaan teknis bangunan (DED), pembentukan dan pengesahan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), penyusunan rencana kontribusi, dan kegiatan lain sampai tersusunnya RKM;

• Membantu masyarakat melakukan survey harga-harga material yang dibutuhkan; harga satuan upah, RAB (Rencana Anggaran Biaya), RP (Rencana Pendanaan), Rencana pengadaan, finalisasi pengadaan lahan sesuai jadwal pelaksanaan;

• Memfasilitasi Pembuatan dokumen RKM dan meminta pengesahan/legalisasi RKM kepada semua stakeholder; • Memfasilitasi pertemuan koordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk melaporkan

2-4

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

c. Tahap Konstruksi dan Capacity Building. • Melakukan persiapan (survey dan pengukuran) dengan masyakarat untuk pembangunan sarana; • Menyelenggarakan pelatihan KSM, Mandor/pengawas dan Tukang sesuai perencanaan; • Membantu KSM dalam melakukan supervise dan pengarahan pada saat konstruksi; • Meyakinkan bahwa semua rencana berjalan sesuai RKM, termasuk kontribusi dari

berbagai pihak, tenaga kerja, tukang, material dan gudang, alat-alat pengawasan material, dan lainnya;

• Memfasilitasi pertemuan rutin masyarakat; • Memberikan persetujuan terhadap semua pengeluaran dana KSM dan administrasi

keuangannya untuk pelaporan; • Ikut memberikan persetujuan keluar-masuknya material sesuai kualitas yang dipersyaratkan; • Membantu penyusunan laporan keuangan dan ajuan pencairan dana sesuai perkembangan fisik; • Melakukan pengawasan pekerjaan fisik dan tenaga kerja; • Membuat Berita Acara pengecekan final teknis, kelembagaan, dan keuangan; • Melaporkan seluruh perkembangan kegiatan dan kemajuan pekerjaan kepada Dinas

penanggung jawab di kabupaten/kota.

d. Tahap Evaluasi dan dukungan Operasional dan Pemeliharaan. • Membantu SKPD dalam menyelenggarakan pelatihan bagi operator dan pengguna; • Menyelenggarakan evaluasi kegiatan bersama dengan dinas-dinas terkait; • Menyelenggarakan kegiatan evaluasi partisipatif bersama masyarakat; • Membantu persiapan peresmian sarana; • Melakukan pengawasan pekerjaan fisik dan tenaga kerja, serta pendampingan

pada saat ujicoba pengoperasian prasarana; • Membantu KSM dalam membuat Berita Acara kegiatan sesuai kebutuhan.

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

2-5

2.1.3 Pemilihan Lokasi

Penetapan calon lokasi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dilakukan melalui dua tahap seleksi:

1. Daftar panjang/longlist

Pemilihan Lokasi dimulai dengan penetapan calon lokasi penerima DAK SLBM oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam bentuk daftar-panjang (longlist) Kelurahan. Sumber data longlist dapat diambil dari hasil SSK atau memorandum program bagi Kabupaten/Kota yang telah ikut Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Bagi Kabupaten/Kota yang belum mengikuti PPSP daftar longlist ditetapkan oleh SKPD pelaksana DAK.

Penetapan daftar-panjang (minimal 7 lokasi) didasarkan pada wilayah yang merupakan urutan prioritas pengembangan prasarana dan sarana air limbah, persampahan komunal berbasis masyarakat. Oleh karena itu, perlu disusun pemetaan prasarana dan sarana sanitasi lingkungan, sehingga penanganan sanitasi lingkungan akan lebih tepat sasaran dan skala prioritasnya.

2. Daftar Pendek/Shortlist

Daftar Pendek merupakan data primer yang ditentukan berdasarkan hasil survei dan identifikasi daftar panjang (longlist) yang dilakukan oleh TFL dan dinas penanggung jawab

kegiatan DAK SLBM berdasarkan kriteria kelayakan maksimal. Daftar pendek disusun sesuai dengan persyaratan teknis minimal yang ditetapkan dan

melalui pengecekan lapangan. Penentuan lokasi terpilih dilakukan dengan metode seleksi- sendiri atau oleh perwakilan masyarakat dengan sistem kompetisi terbuka.

Pemilihan maksimal 3 (tiga) kampung yang masuk dalam Daftar Pendek (shortlist) yang dilakukan oleh TFL (Pemda dan Masyarakat) dan disahkan oleh Kepala Dinas penanggung jawab, dengan ketentuan memiliki kriteria kelayakan sebagai berikut:

a. Kriteria Umum:

1) Lokasi yang berada di kawasan permukiman padat penduduk;

2) Lokasi yang rawan sanitasi;

3) Lingkungan masyarakat berpendapatan rendah.

b. Kriteria lokasi kegiatan pengelolaan air limbah skala kawasan:

1) Kepadatan ≥150 jiwa/Ha (Wilayah Jawa & Bali);

2) Terdaftar dalam administrasi pemerintahan Kabupaten/Kota (legal/proseslegal)

dengan cakupan 50-100 KK/ RT/RW/Lingkungan/Kampung/Distrik;

3) Memiliki masalah sanitasi yang sama (tidak terpengaruh batas RT/RW);

4) Tersedianya lahan;

5) Luas min. 50 m 2 ( Simplified Sewerage System (SSS) atau komunal) dan min. 100 m 2

2-6

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

(untuk Community Sanitation Center (CSC) atau MCK plus);

6) Jarak dengan jalan poros ± 100 m;

7) Tersedia sumber air (PDAM, sumur gali, mata air), dan saluran untuk pembuangan air limbah (saluran drainase/riol kota/sungai);

8) Bersedia untuk berkontribusi (in cash + in kind);

9) Tertarik untuk mengimplementasikan kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM).

c. Kriteria lokasi kegiatan pengelolaan persampahan skala kawasan:

1) Kriteria Fisik Lingkungan.

a) Lahan TPST berada dalam batas administrasi yang sama dengan area pelayanan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat.

b) Berada didalam area yang memang direncanakan diperuntukkan sebagai lokasi TPS Sampah atau Rencana pemanfaatan rendah untuk fasilitas umum/ taman.

c) Lahan yang diusulkan memang telah dimanfaatkan/difungsikan sebagai lokasi TPS Sampah.

d) Status kepemilikan lahan milik pemerintah atau lainnya dengan surat pernyataan bersedia digunakan untuk prasarana dan sarana pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat.

e) Berdampak minimal terhadap tata guna lahan.

f) Ukuran lahan minimal 200 m 2 .

g) Permukaan air tanah di TPST >10 m.

h) Bebas banjir. i)

Berada di lahan datar. j) Jalan keluar/masuk menuju dan dari TPST datar dengan kondisi baik dan lebar

jalan yang cukup untuk mobilisasi keluar/masuk motor/gerobak sampah. k) Jarak lokasi ke permukiman lebih dari 200 m. l) Terletak 500 m dari jalan poros. m) Terdapat zona penyangga dan kegiatan operasionalnya tidak terlihat dari luar.

2) Kriteria Sosial Ekonomi.

a) Masalah sampah sudah mulai mengganggu masyarakat di kawasan dimaksud.

b) Cakupan pelayanan mendekati 600 KK.

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

2-7 2-7

yang kuat.

d) Penerimaan masyarakat untuk melaksanakan program 3R merupakan

kesadaran masyarakat secara spontan.

e) Masyarakat bersedia membayar retribusi pengolahan sampah.

f) Sudah memiliki kelompok aktif di masyarakat seperti PKK, Forum-forum kepedulian terhadap lingkungan, karang taruna, remaja mesjid, klub jantung sehat, club manula, pengelola kebersihan/sampah, dan lain-lain.

2.1.4 Pemicuan Masyarakat

Pemicuan masyarakat dilakukan melalui kegiatan sosialisasi tentang perubahan perilaku pola hidup bersih dan sehat. Pemicuan dapat melibatkan tenaga sanitarian, Puskesmas, PKK, dan organisasi lainnya dengan sasaran utama masyarakat calon penerima manfaat dilokasi yang terpilih di daftar pendek (shortlist).

2.1.5 Penetapan Lokasi

Penetapan lokasi dilaksanakan melalui tahap sosialisasi berdasarkan shortlist yang dilaksanakan oleh SKPD Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan DAK SLBM bersama dengan TFL. Sosialisasi ini berupa penjelasan kegiatan DAK SLBM kepada perwakilan dari masing-masing stakeholder lokasi terdiri dari 3-5 orang. Bagi lokasi shortlist yang berminat dapat mengikuti tahap seleksi lokasi, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menyampaikan surat minat dari stakeholder kepada TFL dan dinas penanggung jawab kegiatan untuk dilakukan survai cepat partisipatif (Rapid Paticipatory Assessment/RPA).

2. Bersama dengan TFL melakukan survei cepat partisipatif (RPA). RPA merupakan metode pemetaan kondisi sanitasi masyarakat, masalah yang mereka hadapi serta kebutuhan untuk memecahkan masalah sanitasi secara cepat dan dilakukan secara partisipatif/bersama masyarakat.

3. Masyarakat, TFL dan SKPD bersama-sama melakukan perhitungan hasil skoring RPA tiap lokasi secara terbuka seperti Tabel Konsolidasi Skor RPA (terlampir).

4. Setelah terpilihnya lokasi yang disepakati bersama, disusun materi berita acara seleksi lokasi terkait tenggat waktu tertentu untuk konfirmasi lahan dan sebagainya kepada pemenang ke-1. Bila pemenang ke-1 mengundurkan diri, dapat digantikan oleh pemenang berikutnya.

2-8

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

2.16. Pembentukan dan Penetapan KSM

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kumpulan orang atau masyarakat yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai. KSM merupakan wakil masyarakat calon penerima manfaat program DAK SLBM. KSM dibentuk melalui musyawarah masyarakat dengan bentuk dan susunan pengurus ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Kelurahan. Untuk lokasi pemberdayaan masyarakat yang belum ada KSM yang terbentuk (seperti KSM pengelola PAMSIMAS, PNPM Mandiri, atau program pemberdayaan sejenis lainnya), maka perlu dibentuk KSM baru. Namun untuk lokasi pemberdayaan yang telah mempunyai KSM, maka pemberdayaan dapat dilakukan terhadap KSM yang telah ada.

Secara umum tugas KSM adalah mensosialisasikan, merencanakan, melaksanakan, mengawasi/ memonitor, supervisi, mengelola kegiatan pembangunan, serta mengelola sarana SLBM yang telah dibangun nantinya. Pada tahap awal kegiatan KSM membentuk tim swakelola yang terdiri dari: tim perencana, tim pelaksana, tim pengawas, tim pengelola dan panitia/pejabat pengadaan.

Contoh Susunan dan Tugas pengurus KSM sebagai berikut (dapat disederhanakan/dirangkap sesuai kebutuhan) :

1. Ketua

• Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan. •

Memimpin pelaksanaan tugas tim yang telah di bentuk dan kegiatan rapat-rapat.

2. Sekretaris

• Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata usaha dan dokumentasi. •

Melaksanakan surat-menyurat. •

Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap. •

Mendokumentasikan seluruh laporan kegiatan. •

Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat.

3. Bendahara

• Menerima dan menyimpan uang. •

Mengeluarkan/membayar tagihan sesuai dengan progres fisik. •

Melakukan pengelolaan administrasi keuangan. •

Melakukan penarikan kontribusi dari masyarakat berupa uang. •

Menyusun realisasi pembukuan serta laporan pertanggungjawaban keuangan pada:

1) Tahap Konstruksi. •

Laporan keuangan mingguan untuk diumumkan (ditempel dipapan

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

2-9 2-9

• Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana sesuai format yang ditentukan untuk kemudian diserahkan kepada PPK sanitasi.

2) Pasca Konstruksi (Tahap Operasi dan Pemeliharaan). Laporan mingguan dan laporan bulanan yang diumumkan (ditempel dipapan

pengumuman/tempat strategis) sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh masyarakat.

4. Seksi Perencanaan

Seksi Perencanaan mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam menyusun DED, membuat gambar rencana kerja dan/atau spesifikasi teknis. Tim perencana terdiri dari seksi perencanaan, seksi konstribusi dan seksi tenaga kerja. Secara rinci tugas tim perencana adalah:

a. Mensosialisakan pilihan teknologi sanitasi kepada masyarakat;

b. Mengevaluasi dan menentukan pilihan teknologi sanitasi yang akan dibangun, sesuai dengan pilihan, kemampuan masyarakat serta kondisi lingkungan;

c. Dengan di fasilitasi TFL menyusun analisa teknis, membuat DED lengkap dengan potongan, RAB dan menyusun analisa structural, elektrikal, arsitektural sesuai dengan teknologi sanitasi yangdipilih masyarakat;

d. Menyusun jadwal rencana kegiatan konstruksi;

e. Melakukan inventarisasi tenaga kerja;

f. Mengorganisir kegiatan kampanye kesehatan di masyarakat.

5. Seksi Pelaksanaan

Seksi Pelaksanaan mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan, membuat gambar pelaksanaan serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas tim pelaksana adalah:

a. Melakukan rekrutmen tenaga kerja;

b. Mengatur tenaga kerja di lapangan;

c. Mengatur dan mengkoordinir material yang diperlukan;

d. Menerima dan menyetujui material/barang masuk;

e. Bertanggung jawab terhadap keamanan material selama pembangunan;

f. Membuat laporan tentang keadaan material;

g. Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan pekerjaan konstruksi;

2-10

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

i. Membuat As built drawing setelah pekerjaan konstruksi selesai.

6. Seksi Pengawasan

Tim Pengawasan mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik fisik maupun administrasi pekerjaan swakelola. Secara rinci tugas tim pengawas adalah:

a. Pengawasan kepada pekerja dengan di fasilitasi oleh TFL;

b. Bertangung jawab terhadap pengawasan administrasi, teknis dan keuangan;

c. Di fasilitasi oleh TFL bertanggung jawab/menilai atas kualitas dan progres pekerjaan

fisik;

d. Menyusun laporan pekerjaan untuk diteruskan dan/atau ditindaklanjuti ke PPK.

7. Panitia/Pejabat Pengadaan

Berdasarkan Perpres No 54 Tahun 2010 (dan perubahannya sesuai Perpres No 70 Tahun 2012 tentang mekanisme pengadaan barang dan jasa), Panitia/Pejabat Pengadaan diangkat oleh penanggungjawab kelompok masyarakat (KSM) untuk melakukan pengadaan barang/ jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola dan Panitia/Pejabat Pengadaan diperbolehkan bukan PNS.

a. Bertangung jawab dalam melaksanakan survey harga pasar material setempat;

b. Mengundang supplier (peyedia barang) untuk mendapatkan harga terendah;

c. Melaksanakan kegiatan proses pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi.

8. Seksi Operasi & Pemeliharaan

a. Mengoperasikan dan memelihara sarana sanitasi yang telah dibangun;

b. Mengumpulkan iuran warga;

c. Melestarikan sarana sanitasi yang telah dibangun;

d. Bekerjasama dengan tim perencana bila ada pengembangan sarana sanitasi. Catatan: • Susunan dan Tugas pengurus KSM sebagai berikut (dapat disederhanakan/dirangkap sesuai

kebutuhan). • Mekanisme kerja KSM tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) yang disepakati oleh pengurus KSM dan seluruh calon pengguna/penerima manfaat. • Status pembentukan KSM disahkan dengan Surat Keputusan (SK) Lurah setempat. Untuk

daerah tertentu, pembentukan KSM ini dapat ditambahkan legalitas notaris untuk kepentingan pembukaan rekening masyarakat

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

2-11

• Struktur organisasi KSM, sebisa mungkin membuat warga masyarakat mudah untuk terlibat secara langsung.

RAPAT ANGGOTA

KETUA SEKRETARIS

PANITIA SWAKELOLA KSM

PEJABAT PENGADAAN

SEKSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN

ANGGOTA

GARIS PENGAWASAN GARIS WEWENANG

Gambar 2.1 Contoh Bagan Organisasi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

2.2 TAHAP PERENCANAAN

Penyusunan RKM dilakukan dengan pendekatan partisipatif, artinya semaksimal mungkin melibatkan masyarakat dalam semua kegiatan dan penyusunannya, baik manajemen maupun teknis. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian teknis dibantu oleh tenaga ahli/TFL, dengan tetap melibatkan masyarakat.

Dokumen RKM, merupakan dokumen resmi perencanaan DAK SLBM yang disusun oleh KSM dan difasilitasi oleh TFL, diusulkan dan disahkan dalam forum musyawarah di lokasi pelaksanaan, yang merupakan salah satu syarat untuk pencairan dana tahap awal. Dokumen RKM harus disetujui oleh SKPD (unsur pemerintah daerah terkait), Dokumen tersebut berisi tentang:

1. Profil lokasi;

2. Organisasi KSM, Struktur KSM serta tim pendukung (seksi perencanaan, seksi pelaksanaan,

2-12

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

3. Anggaran Dasar & Rumah Tangga (AD/ART) KSM;

4. Surat ketersediaan Lahan dan atau persetujuan warga misal : surat hibah, surat hak guna dari dinas/lembaga yang ada didaerah;

5. Dokumen dan berita acara seleksi kampung, disertai dengan dokumen pendukung dan tabel konsolidasi skor RPA;

6. Penentuan Calon Pengguna;

7. Pemilihan Teknologi Sanitasi;

8. DED dan RAB lengkap disertai dengan kurva S;

9. Rekening bank bersama (di tanda tangani oleh ketua KSM, TFL dan PPK Sanitasi Kabupaten/

Kota);

10. Sumber Pendanaan serta Mekanisme Pencairan Dana dari pemerintah;

11. Pengelolaan Keuangan DAK SLBM (Administrasi pembukuan danaDAK SLBM, Mekanisme pembelanjaan, dan Laporan keuangan);

12. Rencana Kerja

a. Rencana pembangunan infrastruktur

b. Rencana pendampingan

c. Rencana pelatihan mandor, tukang, operator, dan pengguna

d. Rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan oleh masyarakat pengguna

13. Surat Perjanjian Kerja Sama Antara SATKER/PPK Sanitasi kabupaten/Kota dengan KSM, tentang pemanfaatan DAK SLBM;

14. Jaminan dari masyarakat pengguna terhadap kesediaan dalam mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana DAK SLBM;

Tujuan RKM adalah:

1. Mengumpulkan informasi sanitasi secara kuantitatif dan kualitatif diantaranya jumlah

rumah/KK yang memiliki dan/atau tidak memiliki fasiltas MCK pribadi, kepemilikan maupun kondisi septictank, tempat pembuangan limbah domestik); tempat pembuangan sampah, dan kebersihan lingkungan sekitarnya;

2. Mengumpulkan informasi tentang kondisi kesehatan dan angka penyakit terkait dengan waterborn deseases (diare, kulit, kolera);

3. Mengidentifikasi indikator dan/atau mekanisme dalam hal keberlanjutan oprasional dan

pemeliharaan prasarana dan sarana DAK SLBM melalui proses partisipasi masyarakat.

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

2-13

Indikator berupa pengurasan bak mandi, pengambilan lumpur di manhole, kesediaan alat, pembersihan lantai, manfaat dan nilai guna iuran yang dirasakan oleh masyarakat dalam kegiatan operasional dan pemeliharaan prasarana DAK SLBM, keinginan masyarakat untuk mengunakan prasaran DAK SLBM, dan lain–lain;

4. Mengidentifikasi informasi tentang kesetaraan akses (laki-laki/perempuan, anak-anak, manula/tuna daksa) pada pelayanan yang ada, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kebutuhan dan kepuasan pengguna, kualitas pelayanan dan pengelolaan oleh masyarakat;

5. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan mandor, tukang, operator, pengguna, dan kewirausahaan untuk mengembangkan kemampuan agar pelayanan dapat berkesinambungan;

6. Mengidentifikasi kebutuhan dan rencana masyarakat untuk memecahkan masalah sanitasi.

2.2.1 Persiapan Pelaksanaan Penyusunan RKM

Persiapan Tim TFL (Teknis dan Pemberdayaan/Sosial) dalam pembagian tugas: • Siapa berperan sebagai apa dan kapan. • Penyiapan logistik, materi dan alat-alat untuk RKM. • Kontak person di masyarakat. • Menentukan waktu dan tempat. • Melaksanakan pertemuan sesuai jadwal dan kesepakatan. • Komunikasi dan koordinasi dengan semua stakeholders.

Tahapan Penyusunan RKM:

1. Klasifikasi Kesejahteraan, yaitu mengklasifikasi jumlah penduduk kampung ke dalam kategori tingkat kesejahteraan (kaya, menengah, miskin) dan manula/tuna daksa menurut kriteria khusus dan istilah setempat;

2. Pemetaan Sanitasi Kampung oleh Masyarakat, yaitu mempelajari keadaan masyarakat menyangkut sarana air bersih dan sanitasi;

3. Transect Walk, yaitu mempelajari akses masyarakat terhadap sarana sanitasi yang ada;

4. Partisipasi dan Kontribusi, yaitu menilai dan menganalisa kesetaraan dan transparansi pengguna saat dan pasca pembangunan sarana (pembangunan, operasional dan pemeliharaan);

5. Siapa Melakukan Apa, yaitu mengetahui peranan laki-laki dan perempuan pada tahap perencanaan, pembangunan, oparasional dan pemeliharaan sarana;

6. Pembagian Kerja berdasarkan Peran Gender dan kelompok rentan sanitasi, yaitu menilai dan menganalisa pembagian kerja, jenis pekerjaan, dan pekerjaan yang dibayar atau tidak.

2-14

PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

2.2.2 Pihak-pihak yang Menyusun RKM

Para pihak yang terlibat dalam penyusunan RKM, terdiri dari masyarakat yang berdomisili di kampung yang bersangkutan, baik perempuan atau laki-laki, tokoh formal maupun informal.

2.2.3 Waktu dan Tempat Pertemuan Penyusunan RKM

Penyusunan RKM ini dapat diselesaikan maksimal 3 bulan, sebaiknya di laksanakan 2-3 jam dalam satu hari, Keterwakilan perempuan dalam kegiatan ini, perlu mendapat perhatian khusus karena pemanfaat utama dari sarana sanitasi adalah perempuan. Dalam menetapkan tempat pertemuan, yang perlu diperhatikan adalah tempat tersebut cukup luas, bersifat netral, dan mudah diakses oleh masyarakat.

2.2.4 Dokumen RKM

Dokumen RKM, merupakan dokumen resmi perencanaan DAK SLBM yang disusun oleh KSM dan difasilitasi oleh TFL., diusulkan dan disahkan dalam forum musyawarah di lokasi pelaksanaan, yang merupakan salah satu syarat untuk pencairan dana tahap awal. Dokumen RKM harus disetujui oleh SKPD (unsur pemerintah daerah terkait), Dokumen tersebut berisi tentang:

1. Profil lokasi;

2. Organisasi KSM, Struktur KSM serta tim pendukung (seksi perencanaan, seksi pelaksanaan,

seksi pengawasan, seksi Operasi dan Pemeliharaan serta tim pengadaaan), dengan dilengkapi Surat Keputusan (SK) pembentukan KSM maupun pembentukan tim pendukung;

3. Anggaran Dasar & Rumah Tangga (AD/ART) KSM;

4. Surat ketersediaan Lahan dan atau persetujuan warga misal: surat hibah, surat hak guna dari dinas/lembaga yang ada didaerah;

5. Dokumen dan berita acara seleksi kampung, disertai dengan dokumen pendukung dan tabel konsolidasi skor RPA;

6. Penentuan Calon Pengguna;

7. Pemilihan Teknologi Sanitasi;

8. DED dan RAB lengkap disertai dengan kurva S;

9. Rekening bank bersama di tanda tangani oleh ketua KSM, bendahara KSM dan satu orang penerima manfaat yang ditunjuk melalui rembug warga;