LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT CERAM

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
CERAMAH HALAL BIHALAL
DI SMP IT AL-FURQAN AMBAL

Oleh :
Asep Supriyanto, S.Th.I., M.Ag.
NIDN : 0615099003

POLITEKNIK DHARMA PATRIA
KEBUMEN
2017

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
RINGKASAN ..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
1.2 Gambar Umum Obyek Pengabdian .............................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2

1.4 Tujuan Kegiatan ............................................................................................................ 2
1.5 Manfaat Kegiatan .......................................................................................................... 2
BAB II TARGET LUARAN .............................................................................................. 3
BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................................... 4
3.1 Peserta ........................................................................................................................... 4
3.2 Peralatan ........................................................................................................................ 4
3.3 Susunan Acara ............................................................................................................... 4
3.4 Metode Pelaksanaan ...................................................................................................... 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 5
4.1 Hasil Pengabdian............................................................................................................. 5
4.2 Pembahasan .................................................................................................................... 5
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 6
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 6
5.2 Saran ............................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

RINGKASAN


Peserta yang mengikuti halal bihalal terdiri dari siswa kelas VII, VIII, IX dan guru-guru
SMP IT Al-Furqan Ambal. Materi yang disampaikan kepada peserta yaitu tentang makna dan
nilai-nilai yang terkandung dalam acara halal bihalal. Pada dasarnya, halal bi halal adalah salah
satu sarana untuk mempererat tali persaudaraan khususnya antar sesama umat Islam. Diharapkan
setelah mengikuti halal bihalal ini, peserta dapat mengambil hikmah dibalik acara halal bi halal
yang rutin tiap tahun diadakan oleh umat Islam, terutama umat Islam di Indonesia.
.

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Mengingat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 55 Tahun 2007 tentang
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, maka untuk mewujudkannya diperlukan
tindakan-tindakan nyata yang langsung berinteraksi dengan masyarakat secara luas. Dalam
peraturan pemerintah tersebut disebutkan bahwa Pendidikan agama adalah pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik

dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata
pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Sedangkan Pendidikan
keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan
peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli
ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya.
Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga
kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama. Pendidikan agama ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati,
dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Oleh karena itu, Setiap satuan pendidikan pada semua jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama.
Pendidikan agama pada pendidikan formal dan program pendidikan kesetaraan
sekurang-kurangnya diselenggarakan dalam bentuk mata pelajaran atau mata kuliah agama.
Pendidikan agama mendorong peserta didik untuk taat menjalankan ajaran agamanya dalam
kehidupan sehari-hari dan menjadikan agama sebagai landasan etika dan moral dalam
kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Salah satu wujud pengajaran agama adalah dengan memberikan ceramah atau
wawasan keagamaan kepada peserta didik pada khususnya dan masyarakat umum pada
umumnya pada acara-acara tertentu. Acara-acara tersebut bisa diselenggarakan oleh institusi

pendidikan, lembaga pemerintah, lembaga sosial dan lembaga-lembaga lain yang ada di
masyarakat. Adapun pendanaannya bisa dilakukan secara mandiri ataupun bantuan dari
pemerintah.

1

1.2 Gambaran Umum Obyek Pengabdian
SMP IT Al-Furqan merupakan salah satu sekolah swasta yang berada di Desa
Kembangsawit Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen. Sekolah ini didirikan pada tahun
2010 oleh Yayasan Al-Hidayah Ambal dengan akeditasi sekolah B.
1.3 Rumusan Masalah
Penanaman nilai-nilai keagamaan perlu ditanamkan sejak dini khususnya mengenai
sikap toleransi beragama, kejujuran tolong menolong dan sikap positif lainnya. Hal ini
penting karena tanpa adanya nilai-nilai tersebut, moral dan sikap kaum muslimin akan
dipandang sebelah mata oleh masyarakat bahkan mereka akan menilai negatif terhadap umat
Islam. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka kegiatan ceramah dan diskusi keagamaan
menjadi sesuatu yang sangat diperlukan dalam upaya menanamkan nilai-nilai keagamaan
sejak dini.
1. Apa makna halal bihalal?
2. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam halal-bihalal?

3. Bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam halal bihalal dalam
kehidupan sehari-hari?
1.4 Tujuan Kegiatan
Ceramah agama dalam acara halal bihalal ini bertujuan memberikan wawasan baru
kepada masyarakat, khususnya warga SMPIT Al-Furqan dalam memahami makna dan nilainilai yang terkandung dalam acara halal bihalal.
1.5 Manfaat Kegiatan
1. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta dapat memahami makna
dan nilai-nilai yang terkandung dalam acara halal bihalal
2. Diharapkan para peserta dapat memngaplikasikan makna dan nilai-nilai yang
terkandung dalam halal bihalal ke dalam kehidupan sehari-hari.

2

BAB II
TARGET LUARAN

Telah disebutkan di atas, bahwa siswa-siswi di SMP IT Al-Furqan masih awam dalam
memahami makna halal bihalal. Halal bihalal dianggap sebagai suatu kebiasaan semata yang
lazim dilakukan oleh masyarakat muslim ketika memasuki Hari Raya Idul Fitri, khusunya di
Indonesia. Dengan adanya penjelasan tentang makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam

halal bihalal, diharapkan siswa-siswi di SMP IT Al-Furqan dapat memahami nilai-nilai
tersebut dan mereka dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari
dimana pun mereka berada dan dalam situasi apapun .

3

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Peserta
Peserta adalah siswa-siswi dan guru-guru di SMP IT Al-Furqan Ambal. Jumlah
keseluruhan peserta adalah 90 orang.
3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ceramah ini disediakan oleh penyelenggara
yaitu SMP IT Al-Furqan Ambal, terdiri dari :
- Ruang pelaksanaan di Mushola SMP IT Al-Furqan Ambal.
- Meja kecil
- Sound system
3.3 Susunan Acara
08.00 Upacara Pembukaan

08.15 Pembacaaan Susunan Acara oleh MC
08.30 Sambutan pembukaan oleh Kepala SMP IT Al-Furqan Ambal.
08.45 Ikrar Halal Bihalal
09.00 Ceramah Agama
10.30 Doa
10.35 Salam-Salaman
10.50 Tukar Snack/Makan Snack
11.30 Penutupan
3.4 Metode Pelaksanaan
Kegiatan ceramah agama ini menggunakan metode pelaksanaan :
1. Ceramah
2. Tanya-Jawab

4

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengabdian
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ceramah halal bihalal ini dapat dilihat dari tolok

ukur sebagai berikut :
1. Respon positif dari peserta halal bihalal
Respon peserta akan diukur melalui observasi selama kegiatan berlangsung dan
mengadakan tanya jawab interaktif dengan peserta sekitar aplikasi nilai keagamaan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Meningkatnya antusiasme peserta untuk mengikuti ceramah halal bihalal.
4.2 Pembahasan
Selama pelaksanaan ceramah ini, mulai tahap persiapan sampai pelaksanaannya,
dapat disampaikan temuan-temuan sebagai berikut:
1. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti acara halal bihalal hal ini dapat
dilihat dari sepatu yang tertata rapi di depan Mushola SMP IT Al-Furqan Ambal.
2. Materi yang disampaikan secara urut dan disampaikan secara gamblang uraian :
a. Makna Halal bihalal
b. Nilai-nilai yang terkandung dalam Halal bihalal
c. Aplikasi nilai-nilai Halal bihalal dalam kehidupan sehari-hari
3. Situasi dan kondisi acara halal bihalal ini sangat kondusif dan memberikan
kenyamanan bagi peserta yang mengkuti halal bihalal. Hal ini tentu saja didukung dengan
sarana prasarana, akomodasi untuk kegiatan tersebut sangat diperhatikan oleh penyelenggara
yaitu SMP IT Al-Furqan Ambal.


5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi serta temuan-temuan yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan
pengabdian pada masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan ceramah ini sebagai salah
satu wujud pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi ini telah mampu memberikan informasi
dan motivasi kepada para peserta untuk tetap merajut tali silaturahmi meski tidak dalam
suasana hari raya idul fithri.
Pelaksanaan kegiatan tri dharma perguruan tinggi ini yaitu menyampaikan wawasan
baru kepada masyarakat, khususnya peserta halal bihalal di SMP IT Al-Furqan Ambal
mengenai Makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam halal bihalal.
5.2 Saran
Sesuai dengan hasil evaluasi respon yang telah dilakukan, dapat penulis sarankan
hendaknya program-pogram pengabdian pada masyarakat seperti ini dilaksanakan secara
reguler dan berkala, melihat tingkat kebutuhan rohani masyarakat yang tinggi. Dengan biaya
pelaksanaan mandiri atau menunggu kucuran dana dari pemerintah.


6

DAFTAR PUSTAKA

-

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 Tentang
Pendidikan Agama Dan Pendidikan Keagamaan

7

FOTO KEGIATAN

Materi Ceramah
MAKNA HALAL BI HALAL
A. Pengertian
Secara bahasa, halal bi halal adalah kata majemuk dalam bahasa Arab dan berarti halal
dengan halal atau sama-sama halal. Tapi kata majemuk ini tidak dikenal dalam kamus-kamus
bahasa Arab maupun pemakaian masyarakat Arab sehari-hari. Masyarakat Arab di Mekah dan
Madinah justru biasa mendengar para jamaah haji Indonesia (dengan keterbatasan kemampuan

bahasa Arab mereka) bertanya halal? Saat bertransaksi di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan.
Mereka menanyakan apakah penjual sepakat dengan tawaran harga yang mereka berikan,
sehingga barang menjadi halal untuk mereka. Jika sepakat, penjual akan balik mengatakan
“halal”. Atau saat ada makanan atau minuman yang dihidangkan di tempat umum, para jama’ah
haji biasanya bertanya “halal?” untuk memastikan bahwa makanan/minuman tersebut gratis dan
halal untuk mereka.
Setidaknya ada dua cara agar istilah Halal bi Halal ini benar secara bahasa dengan
pendekatan teori tersebut. Pertama Halal bi Halal menjadi: thalabu halâl bi tharîqin halâl;
mencari kehalalan dengan cara yang halal. Kedua, halâl "yujza'u" bi halâl; kehalalan dibalas
dengan kehalalan. Untuk yang kedua ini hampir sepadan dengan redaksi ayat al-Qur'an saat
berbicara hukum qishâs "anna al-nafsa bi al-nafsi, wa al-'aina bi al-'aini; sesungguhnya jiwa
dibalas dengan jiwa dan mata dibalas dengan mata" (QS. Al-Maidah: 45).
Merujuk kepada keterangan Prof Dr Quraish Shihab, bahwa istilah Halal bi Halal adalah
bentuk kata majemuk yang pemaknaannya dapat ditinjau dari dua sisi: sisi hukum dan sisi
bahasa. Pada tinjauan hukum, halal adalah lawan dari haram. Jika haram adalah sesuatu yang
dilarang dan mengundang dosa, maka halal berarti sesuatu yang diperbolehkan dan tidak
mengundang dosa. Dengan demikian, Halal bi Halal adalah menjadikan sikap kita terhadap pihak
lain yang tadinya haram dan berakibat dosa, menjadi halal dengan jalan mohon maaf.
Pada perkembangannya, kegiatan ini ditiru oleh Ormas-Ormas Islam dengan nama Halal bi
Halal. Kemudian ditiru juga oleh instansi-instansi tertentu. Kegiatan ini mulai ramai berkembang
setelah pasca-Kemerdekaan RI. Dan biasanya dilaksanakan tidak hanya pada tanggal 1 Syawal
saja, melainkan juga pada hari-hari berikutnya yang masih hangat dengan nuansa Idul Fitri.
Sedangkan pada tinjauan bahasa, kata halal yang darinya dapat terbentuk beberapa
bentuk kata memiliki varian makna, antara lain: “menyelesaikan masalah”, “meluruskan benang
kusut”, “melepaskan ikatan”, “mencairkan yang beku”, dan “membebaskan sesuatu”. Bahkan
jika langsung dikaitkan dengan kata dzanbin; halla min dzanbin, akan berarti “mengampuni
kesalahan”. Jika demikian, ber-Halal bi Halal akan menjadi suatu aktivitas yang mengantarkan
pelakunya untuk menyelesaikan masalah dengan saudaranya, meluruskan hubungan yang kusut,
melepaskan ikatan dosa dari saudaranya dengan jalan memaafkan, mencairkan hubungan yang
beku sehingga menjadi harmonis, dan seterusnya. Kesemuanya ini merupakan tujuan
diselenggarakannya Halal bi Halal.
Halal bi halal adalah salah satu bukti keluwesan ajaran Islam dalam implementasi nilainilai universalitasnya. Nilai universalitas silaturrahmi yang diajarkan bisa menjelma menjadi

beragam acara sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah, dengan catatan tetap
mengindahkan norma-norma Islam yang sudah ditentukan. Maka tidak boleh tercampuri
kemaksiatan apa pun dalam implementasinya.
Kata halal bi halal justru diserap Bahasa Indonesia dan diartikan sebagai “hal maafmemaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, biasanya diadakan di sebuah tempat
(auditorium, aula, dsb) oleh sejumlah orang dan merupakan suatu kebiasaan khas Indonesia”.
Halal bi halal adalah suatu tradisi berkumpul sekelompok orang Islam di Indonesia dalam suatu
tempat tertentu untuk saling bersalaman sebagai ungkapan saling memaafkan agar yang haram
menjadi halal. Umumnya, kegiatan ini diselenggarakan setelah melakukan shalat Idul Fithri.
Kadang-kadang, acara halal bi halal juga dilakukan di hari-hari setelah Idul Fithri dalam bentuk
pengajian, ramah tamah atau makan bersama.
B. Sejarah Halal Bi Halal
Konon, tradisi halal bi halal mula-mula dirintis oleh KGPAA Mangkunegara I (lahir 8
Apri 1725), yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Untuk menghemat waktu,
tenaga, pikiran, dan biaya, maka setelah shalat Idul Fithri diadakan pertemuan antara raja dengan
para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Semua punggawa dan prajurit dengan
tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Apa yang dilakukan oleh Pangeran
Sambernyawa itu kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi Islam dengan istilah halal bi halal.
Kemudian instansi-instansi pemerintah/swasta juga mengadakan halal bi halal, yang
pesertanya meliputi warga masyarakat dari berbagai pemeluk agama. Halal bi halal dengan
makna seperti di atas juga tidak ditemukan penyebutannya di kitab-kitab para ulama. Sebagian
penulis dengan bangga menyebutkan bahwa halal bi halal adalah hasil kreativitas bangsa
Indonesia dan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat Indonesia.
C. Makna Halal bi halal
Jika dilihat dari beberapa ayat dalam Al-Qur an di antaranya dalam (QS. 2: 168, QS. 8:
69, QS. 5: 88, QS. 16: 114), kata halal bihalal selalu dirangkaikan dengan kata thayyib (halalan
thayyiba) yang berarti yang halal lagi menyenangkan.
Dengan pendekatan Qur’ani, maka yang dimaksudkan dengan halal bihalal adalah
terbangunnya komitmen bersama untuk selalu melakukan yang baik dan bermafaat serta
menyenangkan semua pihak. Dalam konteks ini halal bihalal merupakan media yang paling
efektif untuk merajut kembali hubungan yang membeku dengan cara saling memaafkan dan
menyadari kekhilafan masing-masing.
Sangatlah tepat pada acara halal bihalal semua orang mengucapkan mohon maaf lahir
batin. Bisa jadi setelah lahiriah semua orang bisa memaafkan namun secara batiniah tidak
tertutup kemungkinan masih tersisa dendam, rasa sakit hati. Orang yang seperti ini biasanya
secara lahir telah memaafkan dengan ditandai dengan berjabat tangan, namun secara batin belum
memaafkan sepenuhnya.
Di dalam acara halal bihalal juga dibangun komitmen bersama untuk melepaskan diri dari
segala perbuatan yang haram, untuk selanjutnya menanamkan niat untuk melakukan hal-hal yang
baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Setelah menyadari hakikat halal bihalal yang penuh pesan-pesan moral sosial-religius
tersebut, maka selanjutnya halal bihalal bisa dimanfaatkan sebagai ajang komunikasi produktif
antar berbagai komponen bangsa.
Suasana halal bihalal yang penuh dengan nuansa reigius, kekeluargaan dan keterbukaan
membuat semua orang yang hadir tidak memiliki beban psikologis tertentu. Pada saat itulah
komunikasi sehat bisa terbangun dengan baik. Pada gilirannya muncul keinginan untuk saling
membantu dan saling membesarkan.
D. Nilai-Nilai Halal bihalal
Ada tiga nilai/pelajaran yang bisa kita petik dari kegiatan Halal Bi Halal.
Pelajaran pertama adalah pembersihan diri dari segala bentuk kesalahan. Ibarat
pemudik yang pulang ke kampung halamannya setelah sekian tahun merantau ke negeri
seberang. Dalam perjalanan itu tidak sedikit ia isi dengan kesalahan, seperti lupa salat, lalai
menunaikan janji setia kepada Allah, lupa berdzikir, bersikap angkuh atau berlaku aniaya kepada
diri sendiri.
Pelajaran kedua dari Halal bi Halal adalah membersihkan hati dari rasa benci kepada
sesama. Pada suatu hari, ketika Nabi SAW tengah duduk-duduk dengan para sahabatnya, ada
seorang pria asing berjalan di hadapan mereka. Orang itu berjalan lalu pergi entah ke mana.
Setelah pria asing itu berlalu, Nabi berkata kepada para sahabat, “Dialah ahli surga.” Kalimat itu
beliau ucapkan tiga kali. Sahabat Abdullah bin Umar penasaran tentang amal perbuatan yang
dikerjakannya sampai sampai Nabi menyematinya sebagai ahli surga. Abdullah memutuskan
untuk menyusul si “ahli surga” di kediamannya. Abdullah minta izin menginap selama 3 hari di
rumahnya. Pria ini memberinya izin. Ternyata selama 3 hari itu Abdullah tidak melihat amalanamalannya yang istimewa. Abdullah semakin penasaran.
Akhirnya ia bertanya, “Wahai saudaraku, sewaktu engkau lewat di hadapan kami,
Rasulullah berkata bahwa engkau adalah ahli surga. Amalan apa yang engkau kerjakan sehingga
Rasul sangat memuliakanmu?” Pria sederhana ini menjawab, “Sesungguhnya aku tidak pernah
melakukan apa-apa. Aku tidak punya ilmu dan harta yang bisa kusedekahkan. Aku hanya punya
rasa cinta kepada Allah, Rasulullah dan sesama manusia. Setiap malam menjelang tidur, aku
selalu berusaha menguatkan rasa cinta itu sekaligus berusaha menghilangkan rasa benci terhadap
siapa saja.”
Pelajaran ketiga adalah memupuk kepedulian dan kebersamaan. Sebagai makhluk
sosial, manusia tidak bisa lepas dari pergaulan dan kebersamaan yang dibangun lewat sikap
tolong-menolong. Muslim yang kaya membantu saudaranya yang miskin. Sepatutnya rasa
gembira seseorang juga memberikan bentuk kenikmatan yang lain, yaitu kenikmatan bersyukur
dengan berupaya membagi kebahagiaan itu kepada sesamanya. Kini, saatnya setiap Muslim
membumikan berkah-berkah kesalehan Ramadhan dengan menebar rasa bahagia ke setiap orang,
memupuknya, merawat dan menjaga agar mendapatkan buah indahnya ikatan persaudaraan.
E. Kesimpulan
Jika semua itu bisa kita lakukan, Allah berjanji dalam hadits Qudsi: “Cinta-Ku berhak
(diperoleh) bagi orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, cinta-Ku berhak diperoleh bagi

orang-orang mau saling memberi karena-Ku, cinta-Ku berhak diperoleh bagi orang-orang yang
mau saling tolong menolong karena-Ku, cinta-Ku berhak diperoleh bagi orang-orang yang
saling berlaku adil karena-Ku dan cinta-Ku berhak bagi orang-orang yang saling berziarah
karena-Ku.”
Dengan demikian, hikmah halal bi halal dapat kita ambil hikmahnya baik ketika hidup di
dunia maupun di akhirat kelak. Ketika di dunia hikmahnya adalah kehidupan di lingkungan
masyarakat menjadi aman, damai dan menciptakan ketertiban dalam beragama dan bernegara.
Ketika di akhirat, akan meringankan beban kita dari hak-hak dan kewajiban terhadap sesama
manusia. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Minal Aidin wal Faizin, mohon maaf lahir dan
batin.

Sumber rujukan:
1. Al-Qur’an dan terjemahnya
2. Lidwa Pusaka: Hadis 9 Imam
3. http://www.hidayatullah.com
4. http://www.republika.co.id
5. https://almanhaj.or.id

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25