HAK DAN KEWAJIBAN SERTA TANGGUNG JAWAB P

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Dinamika
investasi mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, hal ini
mencerminkan marak lesunya pembangunan. Dalam upaya menumbuhkan
perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat
menggairahkan investasi. Penggairahan iklim investasi di Indonesia di mulai
dengan diberlakukannya undang-undang No. 1/Tahun 1967 tentang penanaman
modal asing (PMA) dan undang-undang No. 6/Tahun 1968 tentang penanaman
modal dalam negeri (PMDN). Kemudian kedua undang-undang tersebut
dilengkapi dan disempurnakan pada tahun 1970. UU No. 1/tahun 1967 tentang
PMA disempurnakan dengan UU No. 11/Tahun 1970. UU No. 6/Tahun 1968
tentang PMDN disempurnakan dengan UU No. 12/Tahun 1970. (Dumairy:1996).
Dinamika

penanaman

modal


mempengaruhi

tinggi

rendahnya

pertumbuhan ekonomi, sehingga mencerminkan marak lesunya pembangunan.
Sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri,
tapi juga investor asing. Oleh karena itu, investasi memiliki peranan yang sangat
penting dalam perkembangan perekonomian dan pembangunan suatu negara.
Perkembangan ekonomi dunia yang semakin kecil batas suatu negara, tentunya
membawa implikasi yang tidak kecil untuk pola pembangunan suatu negara. Batas
negara yang semakin tipis, yang kemudian oleh banyak kalangan disebut
globalisasi tampaknya juga berpengaruh kepada pola investasi. Dalam kaitan
menarik minat investasi tersebut, kemudian pemerintah memberlakukan
kebijaksanaan mengizinkan PMA untuk menanamkan modal yang 100%
miliknya. (Sjahrir,1995. Formasi mikro-makro ekonomi Indonesia).

1


B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari masalah diatas adalah:
1. Bagaimana hak-hak PMA dan PMDN?
2. Bagaimana kewajiban PMA dan PMDN?
3. Bagaimana tanggung jawab PMA dan PMDN?

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan Pembahasan dari rumusan masalah diatas adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana hak-hak PMA dan PMDN.
2. Untuk mengetahui bagaimana kewajiban PMA dan PMDN.
3. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab PMA dan PMDN.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. HAK-HAK PMA DAN PMDN
1. Hak Penanaman Modal Asing (PMA)
Hak penanaman modal asing telah ditentukan dalam pasal 10,12,14,19,26
dan pasal 27 Undang-undang No 1 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Asing.1

Adapun Hak penanaman modal asing meliputi:
1) Pemakaian atas tanah, seperti hak guna bangunan, hak guna usaha, dan
hak pakai (pasal 14 UU PMA)
2) Hak untuk mendatangkan atau menggunakan tenagatenaga pimpinan
dan tenaga kerja ahli warga Negara asing bagi jabatanjabatan yang
belum dapat diisi dengan tenaga warga Negara Indonesia (pasal 9 UU
PMA)
3) Hak transfer dalam valuasi asli dari modal atas dasar nilai tukar yang
berlaku untuk :
a. Keuntungan yang diperoleh modal sesudah dikurangi pajak dan
kewajiban pembayaran lain di Indonesia.
b. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja yang
dipekerjakan di Indonesia.
c. Biaya-biaya lain yang ditentukan lebih lanjut.
d. Penyusutan atas alatalat perlengkapan tetap.
e.

Kompensansi dalam hal nasionalisasi (pasal 19 UU PMA)2

Hak penanaman modal, khususnya penanaman modal asing telah

ditentukan dalam pasal 8, 10, 14, 15 dan 18 Undang-undang No.25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal Hak Investor asing3, disajikan berikut ini:
1) Mengalihkan asset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkannya.
2) Melakukan transfer dan repatriasi dalam valuta asing. Hak transfer
merupakan suatu perangsang untuk menarik penanaman modal asing.
1

Undang-Undang Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal Asing.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Hak Investor
Asing.
3
Budi Sutrisno, Hukum Investasi Di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012) h. 208.
2

3

Repatriasi (pengiriman) dengan bebas dalam bentuk valuta asing,
tanpa ada penundaan yang didasarkan pada perlakuan diskriminasi,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak

transfer dan repatriasi ini meliputi:
a. Modal;
b. Keuntungan, bunga bank, dividen, dan pendapatan lain;
c. Danadana yang diperlukan, untuk:
a) Pembelian bahan baku dan penolong barang setengah jadi atau
barang jadi; atau
b)

Penggantian barang modal dalam rangka untuk melindungi
kelangsungan hidup penanaman modal.

d. Tambahan dana yang diperlukan bagi pembayaran penanaman
modal;
e.

Dana-dana untuk pembayaran kembali pinjaman;

f.

Royalty atau biaya yang harus dibayar;


g. Pendapatan dari perseorangan warga Negara asing yag bekerja
dalam perusahan penanaman modal;
h. Hasil penjualan atau likuidasi penanaman modal;
i. Kompensasi atas kerugian;
j. Kompensasi atas pengambilalihan;
k. Pembayaran yang dilakukan dalam rangka;
a) Bantuan teknis;
b) Biaya yang harus dibayar untuk jasa teknis dan manajemen;
c) Pembayaran yang dilakukan di bawah kontrak proyek dan
d) Pembayaran hak atas kekayaan intelektual.
l.

Hasil penjualan asset
Hak ini tidak mengurangi kewenangan pemerintah untuk :
a) Memberlakukan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mewajibka pelaporan pelaksanaan transfer dana; dan
b) Hak pemerintah untuk mendapatkan pajak dab/atau royalty
dan/atau pendapatan pemerintah lainnya dari penanaman
modal.


4

c)

Menggunakan tenaga ahli warga Negara asing untuk jabatan
dan keahlian tertentu;

d) Mendapatkan kepastian hak, hukum, dan perlindungan.
e) Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang
dijalankannya.
f) Hak pelayananan.
g) Berbagai bentuk fasilitas kemudahan4
2. Hak Penanaman Modal Dalam Negeri
Pasal 14 Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal5
menyebutkan bahwa penanam modal berhak mendapat:
1) Kepastian hak yaitu jaminan pemerintah bagi penanam modal untuk
memperoleh hak sepanjang penanam modal telah melaksanakan
kewajiban yang ditentukan; kepastian hukum meliputi jaminan
pemerintah untuk menempatkan hukum dan ketentuan perundangundangan sebagai landasan utama dalam setiap tindakan dan

kebijakan bagi penanam modal; kepastian perlindungan yaitu jaminan
pemerintah bagi penanaman modal untuk memperoleh perlindungan
dalam melaksanakan kegiatan penanaman modal.
2) Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankan.
3) Hak pelayanan.
4) Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.6
B. KEWAJIBAN PMA DAN PMDN
Berdasarkan pasal 15 bab IX tentang hak,kewajiban dan tanggung jawab
penanam modal yang termaktub di dalam UU RI No. 25 Tahun Penanaman
modal, dijelaskan bahwa kewajiban penanam modal baik Penanam Modal Asing

4

5
6

Budi Sutrisno, Hukum Investasi Di Indonesia, h. 209-210.
Undang Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
Budi Sutrisno, Hukum Investasi Di Indonesia, h. 210-211.


5

(PMA) ataupun Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) dijelaskan bahwa terdiri
atas:
1. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;
2. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
3. Membuat

laporan

tentang

kegiatan

penanaman

modal

dan


menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
4. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal;
5. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.7
Jika kita paparkan satu persatu maka dapat kita jelaskan seperti berikut
ini :
1. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik
Prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate
Governance ( GCG ) yang artinya sebagai tindakan atau tingkah laku yang
yang

didasarkan

pada

nilai-nilai,

dan


bersifat

mengarahkan,

mengendalikan, memengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilainilai di dalam kehidupan sehari-hari, dimana dengan adanya GCG ini
diharapkan pemerintah , pelaku usaha dan mayarakat itu sendiri dapat
menjalankan fungsi dan perannya sehingga dapat mencapai sasaran yang
diinginkan oleh semua pihak. Adapun yang dimaksud prinsip – prinsip
Good Corporate Governance ( GCG ) yaitu:
a. Transparasi,

yaitu

keterbukaan

dalam

melaksanakan

proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan
informasi materil dan relevan mengenai perusahaan
b. Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan prundanng-undangan
yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat

7

Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007.

6

c. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksaan dan pertanggung
jawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif
d. Pertanggung jawaban. Yaitu kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip
korporasi yang sehat
e. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjajian dan
peraturan perundang-undanan yang berlaku
2. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaannya
Mengenai tanggung jawab sosial lingkungan atau yang lebih dikenal
dengan CSR ( Corporate Social Responsibility ) merupakan kewajiban
yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Adapun tujuan dari CSR ini
adalah perusahaan dapat berjalan terus, lingkungan tetap ada, dan
masyarakat tetap sejahtera.
3. Membuat

laporan

tentang

kegiatan

penanaman

modal

dan

menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Dalam melakukan kegiatan penanaman modal, para penanam modal harus
tunduk pada segala peraturan yang mengatur tentang hal itu terutama
terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Badan Koordinasi
Penanam Modal (BKPM). Para penanam modal wajib membuat sesuatu
laporan.
4. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal
Dalam melaksanakan kegiatan penanaman modal, para penanam modal
harus menghormati segala tradisi budaya dimana lokasi kegiatan penanam
modal dilakukan. Di samping itu, penanam modal juga harus menjalin
komunikasi kepada masyarakat di sekitar lokasu tersebut

7

5. Mematuhi segala peraturan perundang-undangan
Para penanam modal dalam melakukan kegiatan penanaman modal terikat
dengan peraturan. Dan setiap penanam modal harus tunduk terhadap
peraturan perundang-undangan tersebut. Dan apabila penanam modal telah
tunduk terhadap peraturan tersebut maka penanam modal akan mendapat
kepastian hukum dan ini akan membuat penanam modal akan merasa
aman dalam melakukan kegiatannya. Namun sebaliknya, jika penanam
modal melanggar segala bentuk peraturan perundang-undangan maka akan
memperoleh samksi, baik sanksi pidana maupun sanksi administratif
berupa pencabutan izin kegiatan penanaman modal.8
C. TANGGUNG JAWAB PMA DAN PMDN
Semua tanggung jawab penanaman modal baik penanaman modal asing
maupun penanaman modal dalam negeri semuanya tercakup dalam undangundang no. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal Pasal 16 yaitu:
Setiap penanam modal bertanggung jawab untuk:
a. menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika
penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan
kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik
monopoli, dan hal lain yang merugikan negara;
d. menjaga kelestarian lingkungan hidup;
e. menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan
pekerja; dan
f. mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan.9
8

Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. KEP. 117 / MMBU / 2002 Tentang Penerapan Praktik Pada Good Corporate Governance
Pada Badan Usaha Milik Negara, Pasal 3.
9
Undang Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

8

Penjelasan dari tanggung jawab penanaman modal asing dan penanaman
modal dalam negeri yaitu:
a. Menjamin tersediannya modal yang berasal dari sumber yang tidak
bertentangan dengan ketentuan peratur perundang-undangan
Undang-undang no. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal disebutkan
bahwa modal adalah segala asset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang
bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai
ekonomis.10
Adapun sumber dari modal adalah:
(1) Modal dalam Negeri yaitu modal yang dimiliki oleh negara Republik
Indonesia, perseorangan warga republik Indonesia, atau badan usaha
yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.11
Menurut referensi lain modal dalam negeri adalah bagian dari
kekayaan masyarakat indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda,
baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta nasional atau swasta
asing yang berdomisili di Indonesia, yang disisihkan/ disediakan guna
menjalankan sesuatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur oleh
ketentuan pasal 2 Undang-Undang no. 1 tahun 1967 tentang
penanaman modal asing (PMA) yang mengatur mengenai pengertian
Modal Asing.12
(2) Modal Asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, badan
usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum indonesia
yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.13
Pasal 2 UU No. 1/1967 merumuskan bahwa pengertian modal asing
adalah:
a) Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari
kekayaan

devisa

indonesia

yang

dengan

persetujuan

pemerintah digunakan untuk pembiayaan di Indonesia;
10

Hulman Panjaitan, Hukum Penanaman Modal Asing, (Jakarta: Indhill Co,
2003), h. 33.
11
Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Pasal 1 Ayat
(9).
12
Rai Widjaya, Penanaman Modal, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2005), h. 23.
13
Ibid Pasal 1 Ayat (8).

9

b) Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan
baru milik orang asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari
luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak
dibiayai, dari kekayaan devisa Indonesia;14
c) Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang-undang
no. 1 tahun 1967 diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan
untuk membiayai perusahaan di Indonesia.15
Menurut Sunaryati Hartono, yang menjadi ukuran apakah sesuatu
termasuk modal asing atau dalam negeri yaitu:16
1. Dalam hal valuta asing: apakah valuta asing itu merupakan bagian
dari kekayaan devisa atau tidak.
2. Dalam hal alat-alat atau keahlian: apakah alat, barang atau
keahlian tertentu itu merupakan milik asing atau tidak.
b. Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika
penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan
kegiatan usahannya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Penanam

modal

meninggalkan

atau

menghentikan

atau

menelantarkan kegiatan usahanya. Penanam modal harus menyelesaikan
kewajibannya seperti membayar segala utang yang timbul selama kegiatan
usahanya berjalan, membayar upah/gaji tenaga kerja apabila belum
dibayar dan serta memenuhi apa yang menjadi hak tenaga kerja menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Serta mengembalikan segala
fasilitas-fasilitas yang diberikan pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik
monopoli, dan hal-hal lain yang merugikan negara.

14

Soedjono Dirdjosisworo, Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman Modal di
Indonesia, (Bandung: Mandar Maju, 1999), h. 191-192.
15
Rai Widjaya, Penanaman Modal, h. 25.
16
Hulman Panjaitan, Hukum Penanaman Modal Asing, (Jakarta: Indhill Co,
2003), h. 35.

10

Setiap penanam modal harus memciptakan persaingan usaha yang
sehat artinya setiap penanam modal/ atau pelaku usaha dalam menjalankan
kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa harus dilakukan
dengan jujur atau tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku serta penanam modal harus mencegah terjadinya
praktek monopoli yaitu kegiatan pemusatan oleh satu atau lebih pelaku
usaha yang mengakibatkan dikuasainnya produksi atau pemasaran atas
barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha yang
tidak sehat yang merugikan kepentingan umum.17 Dan setiap penanam
modal dilarang melakukan hal-hal yang merugikan negara seperti:
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan,

melakukan

kejahatan

korporasi

berupa

tindak

pidana

perpajakan, penggelembungan biaya pemulihan, dan penggelembungan
biaya lainnya untuk memperkecil keuntungan sehingga mengakibatkan
kerugian negara.
d. Menjaga kelestarian lingkungan hidup
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, setiap penanam modal
harus memperhatikan keadaan lingkungan disekitar lokasi kegiatan usaha
tersebut.18 Setiap dalam hal pembuangan limbah/sisa-sisa barang
diproduksi. Apakah limbah tersebut mencemari lingkungan terutama
kehidupan ikan dan biota di sungai, dan mengenai cerobong asap dari
perusahaan tersebut. Disini perusahaan harus berusaha mencegah
terjadinya polusi udara sehingga tidak menimbulkan berbagai kerugian
bagi perusahaan. Karena asap dari perusahaan sangat berbahaya

bagi

kesehatan dan keselamatan manusia dan makhluk hidup lain yang hidup
disekitarnya.
e. Menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan
pekerja.
Dalam hal menjalankan kegiatan usahannya, penanam modal
membutuhkan tenaga kerja terlatih dan terdidik. Maka perusahaan harus
17

Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, Pasal 1 Ayat 2.
18
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

11

menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kesejahteraan
pekerja.19 Untuk menjamin keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan,
dan kesejahteraan pekerja pihak perusahaan penanaman modal.20 Menurut
undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan undangundang No. 21 Tahun 2003 tentang pengesahan ILO Convention no. 81
tentang pengawasan ketenagakerjaan dalam industri dan perdagangan
memberikan keringanan-keringanan bagi tenaga kerja berupa:
1) Hari libur nasional;
2) Cuti hamil bagi wanita;
3) Syarat-syarat kerja bagi wanita dan anak dibawah umur;
4) Syarat-syarat keselamatan kerja;
5) Asuransi tenaga kerja;
6) Biaya kesehatan;
7) Tunjangan pensiun.
f. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan
Dalam melakukan kegiatan usahannya, penanam modal harus
memperhatikan segala peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
penanaman modal. Setiap penanam modal harus mengetahui tindakantindakan apa saja yang diizinkan dan yang dilarang dalam peraturan
tersebut. Karena apabila penanam modal dalam melakukan kegiatan
usahannya melanggar atau melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan maka mereka akan memperoleh
sanksi yang tegas sesuai yang tercantum dalam peraturan perundangundangan tersebut.
Undang-undang no. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal.
Hak, kewajiban dan tangung jawab diatur secara khusus guna memberikan
kepastian hukum, mempertegas kewajiban penanaman modal terhadap
prinsip tata kelola perusahaan yang sehat, memberikan penghormatan
terhadap tradisi budaya masyarakat dan melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan. Dan pengaturan tanggung jawab penanam modal
19

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang No. 21 Tahun 2003 Tentang Pengesahan Ilo Convention No.
81 Tentang Pengawasan Ketenagakerjaan Dalam Industri Perdagangan.
20

12

diperlukan untuk mendorong iklim persaingan usaha yang sehat
memperbesar tanggung jawab lingkungan, pemenuhan hak dan kewajiban
tenaga kerja, serta upaya mendorong ketaatan penanam modal terhadap
peraturan perundang-undangan.
Penanam modal tidak memenuhi kewajiban dan tanggung
jawabnya sebagaimana yang tertulis dalam pasal 15 dan 16 UUPM, maka
penanam modal mendapatkan sanksi seperti yang tertulis dalam pasal 34
UUPM yaitu dikenai sanksi administratif berupa:
1. Peringatan tertulis;
2. Pembatasan kegiatan usaha;
3. Pembekuan kegiatan usaha;
4. Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman
modal.
Selain sanksi administratif, terhadap penanam modal juga dapat
dikenakan sanksi pidana, namun dalam undang-undang No. 25 tahun 2007
tentang penanaman modal tidak diatur secara tegas, namun secara
penafsiran dapat diperoleh suatu kondisi dimana sanksi pidana dijatuhkan.
Pada hal suatu peraturan dalam bentuk undang-undang harus menyebutkan
dengan

jelas

kriteria

dan

sanksi

yang

dijatuhkan

dan

tidak

menggantungkan kepada peraturan perundang-undangan yang lain, apalagi
peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya.
Dalam pasal 33 ayat (3) disebutkan dalam hal penanam modal
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan perjanjian kerja atau
kontrak kerjasama dengan pemerintah melakukan kejahatan korporasi
berupa tindak pidana perpajakan, penggelembungan biaya pemulihan, dan
bentuk penggelembungan biaya lainnya untuk memperkecil keuntungan
yang

mengakibatkan

kerugian

negara

berdasarkan

temuan

atau

pemeriksaan oleh pihak pejabat yang berwenang dan telah mendapat
putusan

pengadilan

yang

berkekuatan

hukum

tetap,

pemerintah

mengakhiri perjanjian atau kontrak kerjasama dengan pihak-pihak yang
bersangkutan (penanam modal).

13

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hak penanaman modal asing telah ditentukan dalam pasal 10,12,14,19,26
dan pasal 27 Undang-undang No 1 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Asing.
Adapun Hak penanaman modal asing meliputi: Pemakaian atas tanah, seperti hak
guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai (pasal 14 UU PMA), Hak untuk
mendatangkan atau menggunakan tenagatenaga pimpinan dan tenaga kerja ahli
warga Negara asing bagi jabatan-jabatan yang belum dapat diisi dengan tenaga
warga Negara Indonesia (pasal 9 UU PMA), Hak transfer dalam valuasi asli dari
modal atas dasar nilai tukar.
Hak penanaman modal, khususnya penanaman modal asing telah
ditentukan dalam pasal 8, 10, 14, 15 dan 18 Undang-undang No.25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal Hak Investor asing, disajikan berikut ini: Mengalihkan
asset yang dimilikinya kepada pihak yang diinginkannya, Melakukan transfer dan
repatriasi dalam valuta asing.
Hak penanaman modal dalam negri tercantum dalam Pasal 14 UndangUndang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal menyebutkan bahwa
penanam modal berhak mendapat: Kepastian hak yaitu jaminan pemerintah bagi
penanam modal untuk memperoleh hak sepanjang penanam modal telah
melaksanakan kewajiban yang ditentukan; kepastian hukum meliputi jaminan
pemerintah untuk menempatkan hukum dan ketentuan perundang-undangan

14

sebagai landasan utama dalam setiap tindakan dan kebijakan bagi penanam
modal; kepastian perlindungan yaitu jaminan pemerintah bagi penanaman modal
untuk memperoleh perlindungan dalam melaksanakan kegiatan penanaman
modal.
Berdasarkan pasal 15 bab IX tentang hak,kewajiban dan tanggung jawab
penanam modal yang termaktub di dalam UU RI No. 25 Tahun Penanaman
modal, dijelaskan bahwa kewajiban penanam modal baik Penanam Modal Asing
(PMA) ataupun Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) dijelaskan bahwa terdiri
atas: Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; Melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan; Membuat laporan tentang kegiatan penanaman
modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal, Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semua tanggung jawab penanaman modal baik penanaman modal asing
maupun penanaman modal dalam negeri semuanya tercakup dalam undangundang no. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal Pasal 16 yaitu:
Setiap penanam modal bertanggung jawab untuk: menjamin tersedianya
modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan

perundang-undangan;

menanggung

dan

menyelesaikan

segala

kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan
atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat,
mencegah praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negara; menjaga
kelestarian lingkungan hidup; menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan,
dan

kesejahteraan

pekerja;

dan

mematuhi

perundangundangan.

15

semua

ketentuan

peraturan

DAFTAR PUSTAKA
Dirdjosisworo, Soedjono. Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman Modal di
Indonesia. Bandung: Mandar Maju. 1999.
Panjaitan, Hulman. Hukum Penanaman Modal Asing. Jakarta: Indhill Co. 2003.
Sutrisno, Budi. Hukum Investasi Di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2012.
Widjaya, Rai. Penanaman Modal. Jakarta: Pradnya Paramita. 2005.
Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. KEP. 117 / M- MBU /
2002 Tentang Penerapan Praktik Pada Good Corporate Governance Pada
Badan Usaha Milik Negara, Pasal 3.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Pasal 1 Ayat 2.
Republik Indonesia, Undang Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal Hak Investor Asing.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal, Pasal 1 Ayat (8) dan (9).
Republik Indonesia, Undang-Undang Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal
Asing.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 21 Tahun 2003 Tentang Pengesahan Ilo
Convention No. 81 Tentang Pengawasan Ketenagakerjaan Dalam Industri
Perdagangan.

16