PENGARUH BATIK TERHADAP KETAHANAN NASION (1)
MAKALAH
PENGARUH BATIK TERHADAP KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan
Dosen : Drs. Fachri Airo, MM
D III Kebidanan 1B
Disusun oleh :
YULIYANTI
E.0106.14.062
YAYASAN PAMBUDHI LUHUR 1976
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
Jalan Kerkof no. 243 Telp./Fax : (022)6670015 Leuwigajah Kota Cimahi
2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah saya ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmad-Nya, sehingga saya dapat menyusun makalah tentang
“Pengaruh Batik terhadap Ketahanan Nasioanl Indoneaia”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi sebagian dari tugas Kewarganegaraan. Tersusunnya makalah ini tidak
terlepas dari bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Drs. Fachri Airo, MM selaku dosen mata kuliah Kewargaanegaraan.
3. Orangtua saya, yang memberikan dukungan dalam pembuatan makalah ini.
4. Teman-teman D3 Kebidanan Tingkat 1 B
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam
menyusun makalah ini, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya
miliki. Maka saran dan koreksi yang bersifat membangun sangat saya butuhkan dari
semua pihak.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada
umumnya.
Cimahi, November 2014
Yuliyanti
i
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................
1
A. Latar Belakang..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah........................................................................
3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................
4
D. Metode Penulisan.........................................................................
5
E. Sistematika Penulisan...................................................................
5
BAB II: PEMBAHASAN.................................................................................
7
A. BATIK.............................................................................................
7
1. Sejarah batik...........................................................................
7
2. Hari batik nasional..................................................................
11
3. Perkembangan batik di indonesia..........................................
12
4. Batik sebagai budaya warisan indonesia...............................
15
5. Cara membuat batik...............................................................
17
6. jenis-jenis pembuatan batik....................................................
19
7. Jenis – jenis batik di indonesia...............................................
19
8. Batik diklaim negara lain.........................................................
32
9. Cara melestarikan seni kerajinan dan kebudayaan batik
di indonesia.............................................................................
33
10. Manfaat melestarikan batik.....................................................
34
11. Upaya dan perlunya melestarikan batik.................................
35
12. Warisan budaya indonesia.....................................................
36
B. KETAHANAN NASIONAL..............................................................
38
1. Pengertian Ketahanan Nasional..............................................
38
2. Menjaga Ketahanan Nasional.................................................
39
3. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional..........................
39
4. Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional.......
40
5. Asas-Asas Ketahanan Nasional..............................................
41
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
6. Upaya Menjaga Ketahanan Nasional......................................
42
7. Dampak Tidak Adanya Ketahanan Nasional..........................
43
C. MEMBANGUN KETAHANAN NASIONAL BANGSA MELALUI
BATIK............................................................................................
43
1.
Bentuk-bentuk Ancaman Terhadap Budaya Nasional...........
45
2.
Bentuk-bentuk Upaya Bela Negara dalam
Mewujudkan Ketahanan Budaya Nasional.............................
46
BAB III: PENUTUP........................................................................................
50
A. Kesimpulan....................................................................................
50
B. Saran ............................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
52
ii
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terkenal sebagai bangsa yang luhur. Memiliki keragaman budaya
yang tersebar di pelosok-pelosok nusantara. Dari kesenian, adat-istiadat hingga
makanan melekat mewarnai keragaman bangsa ini, selain itu suatu warisan milik
indonesia yaitu batik yang Sebelumnya sempat terjadi sengketa hak cipta antara
pemerintah Indonesia dengan Malaysia. Negeri jiran pernah mengklaim batik
sebagai warisan budaya milik masyarakat Malaysia.
Tidak heran jika begitu banyaknya budaya yang kita miliki, justru membuat kita
tidak mengetahui apa saja budaya yang ada Indonesia. Bahkan kita sendiri pun
sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya daerah kita. Ironis memang,
orang
Indonesia tetapi
Nasional adalah
hari
tak tahu
perayaan
ciri khas bangsanya
sendiri.Hari
nasional Indonesia untuk
Batik
memperingati
ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sejak
tahun 2009, tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Pemerintah
menetapkan tanggal tersebut bukan tanpa alasan. Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada 17 November 2009 menerbitkan Keputusan Presiden No 33
Tahun 2009 tentang Hari Batik nasional. Educational, Scientific, and Cultural
Organisation (UNESCO) Badan PBB yang mengurusi persoalan pendidikan dan
kebudayaan menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan
dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)
milik Indonesia. Proses pengukuhan batik Indonesia cukup panjang. Berawal pada
3 September 2008 yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada
tanggal 9 Januari 2009. Tahap selanjutnya adalah pengujian tertutup oleh UNESCO
di Paris pada tanggal 11 hingga 14 Mei 2009. Hingga akhirnya pada Jumat, 2
Oktober 2009 UNESCO mengeluarkan keputusan yang menggembirakan publik
Indonesia.
Ketidak tahuan rakyat indonesia tentang hal ini yang berpengaruh pada
dinamika budaya di Indonesia, tentu juga akan berpengaruh terhadap ketahanan
nasional Indonesia. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
menonjol nampaknya. Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus
kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga sangat mendukung masuknya berbagai
budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda kita yang terkesan bosan dengan
budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar justru
kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup
(life style), segi iptek, maupun adat-istiadat. Kesemua itu berdampak sangat buruk
dan dengan mudah dapat menggeser budaya asli Indonesia dan bahkan
mempengaruhi ketahanan nasional.
Bangsa Indonesia yaitu bangsa yang kaya dalam hal apapun, baik dalam
kekayaan alam, budaya, serta beragam kesenian yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Negara-negara lain tidak memiliki semua itu, sehingga negara asing
seperti Belanda dan Inggris ingin merebut negara Indonesia sebagai negara
mereka. Dan pada akhirnya negara-negara asing tersebut satu persatu menjajah
negara Indonesia selama bertahun-tahun. Tujuan mereka menjajah Negara
Indonesia yaitu untuk merebut semua kekayaan yang ada di Indonesia dan dimiliki
oleh mereka maka dari itu negara asing sangat ingin memiliki Negara Indonesia
yang kaya akan sumber daya alam dan budayanya.
Selama bertahun-tahun negara Indonesia di jajah oleh bangsa asing yang ingin
merebut kekayaan Indonesia, selama bertahun-tahun pula bangsa Indonesia
mempertahankan dirinya supaya tetap berdiri dan tangguh untuk menghadapi
segala tindakan-tindakan yang mengamcam warga Indonesia. Semua warga
Indonesia sangat menderita dengan datangnya warga asing tersebut, mereka
hanya di jadikan budak oleh bangsa asing yang menjajah Indonesia. Ketika warga
Indonesia bertani, berkebun,ataupun beternak hewan sebagian hasilnya wajib di
setorkan kepada bangsa asing yang sedang menjajah kita sebagai warga
Indonesia.
Masyarakatpun tidak kuat menghadapi tindakan yang di berikan sang penjajah
tersebut dan semua warga Indonesia yang mengaku dirinya adalah bangsa dan
warga Indonesia bersatu untuk menghadapi penjajah-penjajah yang seenaknya
menguasai bangsa Indonesia yaitu bangsa kita. Dengan demikian warga Indonesia
bangkit dari keterpurukan yang melamda mereka. Penjajahpun di lawan oleh warga
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Indonesia sehingga warga Indonsia mampu untuk mengusir penjajah yang
bertahun-tahun menjajah kita, dan Indonesiapun merdeka.
Meskipun bangsa Indonesia di hadapkan pada tantangan, Negara Kesatuan
Republik Indonesia masih tetap tegak berdiri sebagai satu bangsa dan Negara yang
merdeka, bersatu, dan berdaulat. Hal tersebut membuktikan bahwa bangsa
Indonesia memiliki keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman, hambatan, dan
gangguan dari mana pun datangnya.
B. Rumusan Masalah
1. BATIK
a. Sejarah batik
b. Hari batik nasional
c. Perkembangan batik di indonesia
d. Batik sebagai budaya warisan indonesia
e. Cara membuat batik
f.
jenis-jenis pembuatan batik
g. Jenis – jenis batik di indonesia
h. Batik diklaim negara lain
i. Cara melestarikan seni kerajinan dan kebudayaan batik di indonesia
j. Manfaat melestarikan batik
k. Upaya dan perlunya melestarikan batik
l. Warisan budaya indonesia
2. KETAHANAN NASIONAL
a. Pengertian Ketahanan Nasional
b. Menjaga Ketahanan Nasional
c. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
d. Ketahanan Nasional dan Konseptual Ketahanan Nasional
e. Asas-Asas Ketahanan Nasional
f. Upaya Menjaga Ketahanan Nasional
g. Dampak Tidak Adanya Ketahanan Nasional
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
3. MEMBANGUN KETAHANAN NASIONAL BANGSA MELALUI BATIK
a. Bentuk-bentuk Ancaman Terhadap Budaya Nasional
b. Bentuk-bentuk Upaya Bela Negara dalam Mewujudkan Ketahanan Budaya
Nasional
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang batik, diantaranya :
a. Sejarah batik
b. Hari batik nasional
c. Perkembangan batik di indonesia
d. Batik sebagai budaya warisan indonesia
e. Cara membuat batik
f. jenis-jenis pembuatan batik
g. Jenis – jenis batik di indonesia
h. Batik diklaim negara lain
i. Cara melestarikan seni kerajinan dan kebudayaan batik di indonesia
j. Manfaat melestarikan batik
k. Upaya dan perlunya melestarikan batik
l. Warisan budaya indonesia
2. Untuk Mengatuahui mengenai ketahanan nasional, diantaranya :
a. Pengertian Ketahanan Nasional
b. Menjaga Ketahanan Nasional
c. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
d. Asas-Asas Ketahanan Nasional
e. Upaya Menjaga Ketahanan Nasional
f.
Dampak Tidak Adanya Ketahanan Nasional
3. Untuk emngetahui tentang pembangunan ketahanan nasional bangsa melalui
batik, diantaranya :
a. Bentuk-bentuk Ancaman Terhadap Budaya Nasional
b. Bentuk-bentuk Upaya Bela Negara dalam Mewujudkan Ketahanan Budaya
Nasional
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan
(Deskriptif) dengan mengambil materi dari buku dan dari internet.
E. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
: PENDAHULUAN
F. Latar Belakang
G. Rumusan Masalah
H. Tujuan Penulisan
I. Metode Penulisan
J. Sistematika Penulisan
BAB II
: PEMBAHASAN
A.
BATIK
13.
Sejarah batik
14.
Hari batik nasional
15.
Perkembangan batik di indonesia
16.
Batik sebagai budaya warisan indonesia
17.
Cara membuat batik
18.
jenis-jenis pembuatan batik
19.
Jenis – jenis batik di indonesia
20.
Batik diklaim negara lain
21.
Cara melestarikan seni kerajinan dan kebudayaan batik di
indonesia
22. Manfaat melestarikan batik
23. Upaya dan perlunya melestarikan batik
24. Warisan budaya indonesia
B. KETAHANAN NASIONAL
8. Pengertian Ketahanan Nasional
9. Menjaga Ketahanan Nasional
10. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
11. Asas-Asas Ketahanan Nasional
12. Upaya Menjaga Ketahanan Nasional
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
13. Dampak Tidak Adanya Ketahanan Nasional
C. MEMBANGUN KETAHANAN NASIONAL BANGSA MELALUI BATIK
3. Bentuk-bentuk Ancaman Terhadap Budaya Nasional
4. Bentuk-bentuk Upaya Bela Negara dalam Mewujudkan Ketahanan
Budaya Nasional
BAB III
: PENUTUP
C. Kesimpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
PEMBAHASAN
A. BATIK
1. Sejarah Batik
Menurut beberapa sumber, Batik (atau kata Batik), berasal dari Bahasa
Jawa yaitu amba dan nitik. Amba artinya menulis, sedangkan nitik artinya
memberi titik. Kata batik sendiri merujuk pada teknik pembuatan corak dengan
menggunakan canting atau cap, dan pencelupan kain dengan menggunakan
bahan perintang warna corak “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain,
sehingga menahan masuknya bahan pewarna.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan
kerajaan Majapahit dan
penyebaran
ajaran Islam di Tanah
Jawa.
Dalam
beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa - masa
kerajaan Mataram,
kemudian
pada
masa
kerjaan Solo danYogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan
Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja - raja berikutnya.
Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan
khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke - XVIII atau awal abad ke XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke - XX
dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun
1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam banyak daerah – daerah
pusat perbatikan di Jawa adalah daerah - daerah santri dan kemudian batik
menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh – tokoh perdangan Muslim
melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang
menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja - raja Indonesia zaman dulu.
Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk
pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari
pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh
mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing – masing.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Lama - lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya
meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi
waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga
kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun
pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan
sendiri.
Sedang bahan - bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu,
tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya
dibuat dari tanah lumpur.
Jaman Majapahit Batik yang telah menjadi kebudayaan dikerajaan
Majapahit, dapat ditelusuri di daerah Mojokertodan Tulung Agung. Mojokerto
adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa
dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit.
Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung
Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari
peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung
yang sebagian terdiri dari rawa - rawa dalam sejarah terkenal dengan nama
daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu
dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk
kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit,
Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa
yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas - petugas
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah
tersebut.
Seni pewarnaan kain dengan pencegahan pewarnaan menggunakan
malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan
bahwa teknik ini dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukakannya
kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola.
Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang
(618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika,
teknik
seperti
batik
dikenal
Soninke danWolof di Senegal.
oleh Suku
Di Indonesia,
Yoruba di Nigeria,
batik
dipercaya
serta Suku
sudah
ada
semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau
abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad
XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920an.
Walaupun kata “Batik” berasal bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa
sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa teknik batik ini
kemudian diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di
sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan E.A. Sutjipto (arkeolog
Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah Toraja, Flores,
Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area
yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna
membuat batik.
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal
sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau
pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun
dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu corakcorak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak
yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya.
Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan dekorasi pakaian,
muncul seni batik tulis yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan
variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat
beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikan kaya telah
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri
kekhususannya sendiri.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun,
sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga
tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan
sampai
saat
ini,
beberapa
motif
batik
tradisional
hanya
dipakai
oleh keraton Yogyakarta danSurakarta.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsingsudah dikenal sejak
abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur.Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini
hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia
berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.
Legenda dalam
literatur
Melayu
abad
ke-17, Sulalatus
Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintakan oleh Sultan
Mahmud
untuk
berlayar
ke Indiaagar
mendapatkan
140
lembar
kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak
mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun
sayang kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa
empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa
penafsir, serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam Literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam
buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia
pernah pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleonmenduduki
Belanda. Pada 1873 seorang saudagar BelandaVan Rijekevorsel memberikan
selembar batik yang di perolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum
Etnik di Rotterdam dan pada abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa
keemasannya. Sewaktu dipamerkan diExposition Universelle di Paris pada
tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik
otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak,
sementara batik tradisional yang diproduksi dengan tektik tulisan tangan
dengan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang
sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik
bersama mereka.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Pendapat lain mengemukakan pendapat bahwa,Teknik membatik telah
dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang
cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga tektik ini berasal dari
bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para
pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand, India Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik
sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik
yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia,
terutama dari Jawa.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi turun temurun,
sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga
tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan
sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dapat di pakai olrh
keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
2. Hari Batik Nasional
Pemilihan 2 Oktober berdasarkan keputusan UNESCOyaitu Badan PBB
yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan secara
resmi mengakui batikIndonesiasebagai warisan budaya dunia. UNESCO
memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan
Manusia. Pengakuan terhadap batik
merupakan pengakuan internasional
terhadap mata budayaIndonesia.
Peringatan hari Batik Nasional Oktober 2012 ini telah memasuki tahun
ketiga. Melalui Penerbitan Kepres No 33, 17 November 2009, pemerintah
menetapkan Hari Batik nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober.
Penetapan Hari Batik Nasional tersebut sebagai usaha pemerintah untuk
meningkatkan
martabat
bangsaIndonesia
dan
citra
positif
di
forum
internasional, serta keinginan pemerintah untuk menumbuhkan kebanggaan
dan kecintaan masyarakat terhadap kebudayaanIndonesia.
Selain itu Penerbitan Kepres No 33 Tahun 2009 yang menetapan hari
Batik Nasional juga dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batikIndonesia. Sebagian
besar batik diproduksi oleh industri kecil, sehingga dengan semakin sering
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
masyarakat memakai batik secara langsung dapat menghidupkan usaha kecil
menengah.
Kebiasaan
mengenakan
batik
merupakan
salah
satu
upaya
mempertahankan eksistensi batik di tanah air, sebagai warisan budaya dunia.
3. Perkembangan batik di Indonesia
Menguak Perkembangan Salah Satu Budaya Indonesia yang Diakui oleh
Dunia. Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terkenal akan
kekayaan budaya dari masing – masing daerahnya. Setiap daerah yang terletak
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dapat memperlihatkan ciri khas
dari masing – masing daerahnya baik dalam segi seni, budaya, ataupun
sejarahnya.
Salah satu budaya yang mencirikan Indonesia adalah batik. Batik terkenal
akan coraknya yang menarik, anggun, dan penuh dengan kreativitas dari
pembuatnya. Adapun pembuatan batik ini di setiap daerah memiliki ciri khas
yang berbeda dengan daerah lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman
menuju zaman modernisasi, batik dapat dimodifikasikan agar dapat selalu
berkembang dan dapat mengikuti perkembangan zaman, sehingga batik dapat
selalu dipakai dan tak lekang oleh waktu.
a. Awal Mula Batik
Batik secara bahasa adalah salah satu cara untuk membuat pakaian.
Pembuatan
batik
mengacu
pada
teknik
pewarnaan
kain
dengan
menggunakan malam. Malam adalah lilin yang telah dipanaskan dengan
kompor atau tungku dan malam tersebut akan dilukiskan ke kain dengan
menggunakan canting. Canting ini bersifat seperti kuas untuk kain. Canting
untuk membatik ini pertama kali ditemukan di Pulau Jawa dengan motif di
canting tersebut.
Pengertian batik yang kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan
menggunakan teknik tertentu, termasuk dengan menggambarkan motif
ataupun corak yang dapat menggambarkan ciri khas pada setiap batiknya.
Secara etimologi, batik berasal dari gabungan dua kata yang berasal dari
bahasa Jawa, yakni “amba” yang berarti menulis dan “titik” yang bermakna
titik. Singkatan dari “amba” dan “titik” tersebut akhirnya membentuk sebuah
kata yaitu Batik.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
b. Proses Pembuatan Batik.
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan yang
menggunakan malam merupakan salah satu seni kuno. Penggunaan malam
sebagai salah satu teknik pewarnaan ditemukan di Mesir dan mulai terkenal
sejak abad ke-4 sebelum masehi. Pada saat itu corak dapat dilihat pada kain
mumi yang dihias dengan menggunakan malam untuk menciptakan pola.
Seperti yang sudah dijelaskan, pewarnaan batik menggunakan malam yang
dilukiskan dengan menggunakan canting, setelah itu kita akan menunggu
batik untuk kering. Setelah kering, batik akan diberi warna sesuai dengan
keinginan.
Waktu yang diperlukan sebuah batik untuk kering berbeda-beda,
contohnya saja batik tulis memerlukan waktu yang sangat lama untuk kering.
Batik tulis memerlukan waktu dua hingga tiga bulan untuk kering, sedangkan
untuk batik cap cukup memerlukan waktu dua sampai tiga hari untuk kering.
c. Daerah Penyebaran Batik
Terdapat beberapa pemahaman tentang dari mana batik awalnya berasal.
Walaupun kata batik berasal dari bahasa Jawa, menurut G.P Rouffaer
berpendapat bahwa batik mulai dikenalkan dari India. Tetapi, menurut F.A
Sutjipto, Ia percaya bahwa tradisi batik asli dari Toraja, Flores, Halmahera,
ataupun Papua. Dalam literatur Eropa, teknik pembuatan batik ini diceritakan
dalam History of Java. Di Asia, terknik seni rupa membuat pola di atas kain
juga ditemukan di Tioongkok semasa dinasti T’ang dan juga di India serta
Jepang. Di Afrika, seni ini juga dikenal di Nigeria. Di Indonesia sendiri,
kesenian membatik dipercaya sudah mulai ada semenjak zaman Majapahit
dan menjadi populer pada akhir abad ke 18 atau awal abad ke-19. Seluruh
batik tersebut ditulis dan baru memulai batik cap saat tahun 1920-an.
d. Batik pada zaman dahulu
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni yang tinggi dan telah
menjadi kebudayaan Indonesia sejak cukup lama, khususnya untuk suku
Jawa.
Zaman dahulu, perempuan – perempuan jawa menjadikan keterampilan
mereka dalam membatik sebagai sumber mata pencaharian. Pekerjaan
menjadi seorang pembatik merupakan sebuah pekerjaan yang eksklusif.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Sampai pada akhirnya ditemukan batik cap dan memungkinkan seorang pria
untuk melakukan pekerjaan ini. Namun, pada suatu daerah pesisir pekerjaan
membatik ini lazim untuk para pria. Contohnya saja batik “Mega Mendung”
yang memiliki corak maskulin. Pada awalnya, membatik merupakan sebuah
kebiasaan yang turun menurun sehingga tidak jarang bahwa sebuah
keluarga memiliki motif batik masing – masing. Tidak jarang juga, pada
zaman dahulu motif batik menentukan status sosial seseorang. Bahkan ada
beberapa motif yang hanya dipakai oleh keluarga Keraton.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang pada awalnya
berasal dari Jawa. Batik Indonesia pertama kali diperkenalkan kepada dunia
oleh Presiden kedua Indonesia yaitu Presiden Soeharto yang Ia pakai pada
saat konferensi PBB.
e. Batik Modern
Seiring dengan masuknya budaya – budaya bangsa lain ke Indonesia,
pembuatan batik memiliki corak dan warna yang beragam. Pada awalnya,
batik hanya memiliki corak dan warna yang terbatas dan beberapa corak
hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu.
Namun, batik pesisir menyerap berbagai pengaruh dari bangsa asing dari
para pedagang asing dan pada akhirnya tentu saja budaya yang dibawa oleh
para penjajah. Batik yang dahulu hanya berwarna cokelat atau warna tua,
saat ini mulai berinovasi menjadi warna terang dan meniliki corak yang lebih
berbentuk seperti gambar, contohnya saja seperti batik bercorak phoenix
yang dipengaruhi oleh budaya Tionghoa. Akan tetapi batik tradisional tetap
mempertahankan corak tradisionalnya yang khas.
Seiring dengan perkembangan zaman, batik bukan hanya dijadikan
sebagai busana ataupun kain. Seperti yang telah banyak kita lihat, batik
banyak yang dijadikan sebagai barang – barang lain. Contohnya saja seperti
tas, tudung saji, taplak.
f. Pemakaian dan Pemasaran Batik
Batik yang telah berkembang sejak zaman dahulu hingga zaman
sekarang ini telah membuat perubahan mode baik pada masyarakat di
daerah maupun masyarakat di perkotaan.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Masuknya budaya asing ke Indonesia tentu saja membawa beberapa
dampak yan dapat membuat masyarakat Indonesia akan lupa tentang
budaya. “Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau” pepatah tersebut
menggambarkan betul yang sering manusia lakukan. Dahulu kala, batik
hanya dipakai oleh kalangan – kalangan bangsawan karena dinilai cukup
mahal untuk membeli sebuah batik terutama batik tulis. Selain itu, dahulu
batik hanya dipakai untuk acara – acara formal. Perbedaan yang mencolok
terjadi menuju ke zaman yang semakin modern. Zaman sekarang, semua
orang mulai menggunakan batik bahkan saat acara non – formal sekalipun.
Hal ini dipengaruhi karena sudah mulai banyak batik cap yang harganya
lebih miring, dan selain itu kebanggaan akan batik Indonesia sudah lebih
terbentuk.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa kalian baru akan merasakan
sayang atau kehilangan sesuatu saat barang tersebut sudah tidak ada. Hal
tersebut terjadi juga saat peristiwa batik Indonesia yang di-klaim oleh negara
tetangga kita. Dan pada akhirnya batik Indonesia dipatenkan oleh Unites
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada
tanggal 2 Oktober 2009"
4. Batik sebagai Budaya Warisan Indonesia
Batik sebagai salah satu kekayan tradisi budaya kita memilki nilai-nilai yang
dijunjung tingi masyarakatnya. Bahkan tidak berlebihan jika batik penulis
katakan memilki nilai kesempurnan antara lain yang dikembangkan dari ahli
estetika memberikan patokan sebagai berikut:
a.
Sempurna dilhat dari sudut bobot gagasan, konsep, dan wawasanya
b.
Sempurna dilhat dari besarnya fungsi sebuah karya seni dalam kehidupan
manusia
c.
Sempurna dilhat dari sudut nilai-nilai yang ditawarkan karya seni dan
relevansinya bagi perkembangan kebudayan
d.
Sempurna dilhat dari sudut kesesuaian karya seni dengan cita-cita
kehidupan dan nilai-nilai kemanusian, kerohanian yang hendak ditegakan
manusia
e.
Sempurna dilhat dari sudut kegunan.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Pada zaman modern bobot dan keindahan karya seni juga sering diukur
dari nilai pembaharuanya dan penyimpangan dari konvensi seni yang ada.
Pembaruan dan penyimpangan dipandang sebagai satu cara seniman
menyampaikan suara tentang perubahan yang berlangsung dalam masyarakat
dan kebudayan pada zamanya
Sejalan dengan pemikiran itu, sekolah dapat mengembangakan batik
untuk pembelajaran sesuai dengan kemampuan guru, sekolah dan peserta
didik. Guru dapat mengembangkan batik dengan cara penyederhanan motif,
warna, dan teknik sesuai dengan perkembangan peserta didik. Pengembangan
batik untuk pembelajaran di sekolah seperti yang disampaikan Yusuf Efendy
(200) Jika mengkaji budaya batik dari segi simbolisasi, dapat dilakukan dari 4
(empat) pendekatan :
a.
Simbolisasi warna (pendekatan estetika warna dan teknologi).
b.
Simbolisasi ragam hias (patern) termasuk mitos-mitosnya (pendekatan
adat mitos dan latar foilosofinya).
c.
Simbolisasi dari bahan kainya (pendekatan teknologi kenyamanan dan
estetika bahan kain).
d.
Simbolisasi pemakaian kain batik (pendekatan sosiologi, antropologi
kekuasan, dan adat). Demikian juga penerapanya dalam pembelajaran di
sekolah.
Batik merupakan salah satu kekayaan warisan budaya bangsa yang patut
dilestarikan. Namun, seiring dengan berkembangnya tren mode, seringkali batik
hanya dipakai sebagai salah satu busana pelengkap. Padahal, berpakaian batik
semestinya dapat dilakukan sebagai wujud konkret mempertahankan karakter
bangsa. Polemik pun muncul ketika batik diakui sebagai milik negara lain,
Malaysia. batik diakui sebagai milik negara tetangga, pemerintah Indonesia pun
mendaftarkan Batik ke dalam jajaran daftar representatif budaya tak benda
warisan manusia UNESCO atau Representative List of Intangible Cultural
Heritage-UNESCO.
Untuk mendapat pengakuan refresentatif sebagai warisan budaya, proses
yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia terbilang cukup panjang. Berawal
pada 3 September 2008 dengan proses Nominasi Batik Indonesia ke UNESCO,
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada 9 Januari 2009
untuk diproses lebih lanjut.
Lalu, tahap selanjutnya ialah pengujian tertutup oleh UNESCO di Paris
pada tanggal 11 hingga 14 Mei 2009. Dan puncaknya, pada (2/10/2009) diakhiri
dengan
UNESCO
akan
mengukuhkan
batik
Indonesia
dalam
daftar
representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia yang akan dilaksanakan di
Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Sebelumnya, wayang Indonesia pada tahun 2003 ditetapkan UNESCO
sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Tak Benda Wirisan Manusia
sedangkan keris ditetapkan pada tahun 2005. Selain batik, selanjutnya yang
juga sedang menungu giliran untuk dikukuhkan adalah "Best Practice". Diklat
Budaya Batik Indonesia dan karya budaya berupa angklung Indonesia yang
sudah dinominasikan pada 26 Agustus 2009 lalu. (nsa)
5. Cara Membuat Batik
Teknik batik dapat dibagi menjadi tiga tahap, yakni persiapan,
pembatikan, dan proses penyelesaian. Proses persiapan meliputi: mengukur
dan menggunting, merendam(ngetel), memberi kanji (nganji), menjemur kain,
dan memukul kain dengan pemukul kayu (ngemplong), serta pemindahan
rancangan ragam hias ke atas kain. Proses selanjutnya adalah pembatikan,
yakni melumuri permukaan kain yang telah digambar dengan lilin atau malam,
serta mewarnai kain. Proses terakhir adalah penyelesaian yakni pelepasan lilin
dari kain.
Pada saat proses persiapan kain diukur dan digunting terlebih dahulu,
kemudian dijahit bagian tepi kiri dan kanannya. Setelah itu, kain direndam
dalam larutan minyak jarak atau minyak kemiri dan londo merang(larutan yang
diperoleh dari hasil pembakaran merang). Lalu larutan tersebut diberi air,
kemudian disaring. Air saringannya digunakan untuk merendam kain selama
semalam. Setelah itu kain dijemur pada siang hari. Proses ini diulang selama 8
hari. Setelah itu kain diberi tajin, yaitu cairan kental yang muncul pada saat
memasak nasi atau ketan. Ada pula yang menggunakan bubur tepung ketan
sebagai bahan kanji. Hal ini diperlukan agar kain mudah dibatik dan serat kain
terlindung dari sengatan malam yang sangat panas. Setelah kain dikanji dan
dikeringkan dengan sinar matahari, kain dipukul-pukul agar pori-porinya
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
terbuka, sehingga warna dapat meresap secara maksimal. Proses ini dalam
bahasa Jawa disebut kemplong. Sebelum dibatik, permukaan kain diberi pola
corak terrlabih dahulu. Pola corak dipindahkan melalui penggambaran dengan
pensil. Barulah kain siap untuk dibatik.
a. Proses pembatikan dengan canting diawali dengan membuat garis tepi
ragam hias (klowong), kemudian bagian pengisinya (isen-isen). Dalam
proses pembatikan, pemberian corak dan pewarnaan dilakukan berurutan
dan berulang-ulang.
b. Pemindahan pola corak ragam hias yang berwarna paling muda dilakukan
terlebih dahulu, setelah itu bidang tersebut dicelup atau dicolet dengan
warna. Kemudian bidan kain yang bercorak dan berwarna ditutup dengan
malam secara penuh dan merata (nembok). Proses ini diulang dengan cara
yang sama untuk pewarnaan yang lebih gelap atau warna lain sesuai
dengan jumlah warna yang diinginkan. Keseluruhan proses pemalaman ini
dilakukan saat kain dalam kondisi kering. Oleh karena lilin yang digunakan
untuk menghambat warna dalam membatik adalah lilin yang mencair saat
dipanaskan, maka pewarnaan yang digunakan adalah celup dingin. Pewarna
batik terdiri dari pewarna alam dan pewarna buatan pabrik. Pewarna buatan
pabrik banyak ragamnya, yakni zat warna langsung (direct) seperi rapit,
proison dan rhemasol. Ada pula pewarna tak langsung (indirect) yang terrdiri
dari napthol dan indigosol.
c. Tahap akhir dari proses batik adalah pelepasan lilin dari permukaan kain.
Caranya adalah dengan menggunakan bahan kimia, seperti bensin cuci
ataumelorod dalam larutan air panas
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat
terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah
tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya
hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang
digemari, baik wanita maupun pria.
Bahkan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan
sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuhtumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu,
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
tinggi, soda, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya
dibuat dari tanah lumpur.
6.
Jenis-jenis pembuatan Batik
a. Batik Printing sudah bisa ditemui pada akhir-akhir ini karena kualitas corak
batik yang lebih bagus dan lebih tahan lama karena tidak mudah luntur. Batik
printing juga banyak digunakan untuk produksi Batik Diana. Cara
pembuatannya disablon jadi cepat pudar kalau beberapa kali dicuci, warna
dan motif batik ada tetapi sudah sedikit pudar. Cirinya paling gampang yaitu:
warna bahan depan batik dengan warna dalamnya tidak sama.
b. Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang
dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan
batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 – 3 hari. Batik jenis ini yang
paling banyak dipakai untuk bahan membuat baju, karena meskipun di cuci
berulang kali bahannya menjadi semakin nyaman, dan warnanya semakin
cerah.
c. Batik tulis adalah batik yang berawal dari kain yang dihias dengan tekstur
dan corak yang menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan
waktu kurang lebih 2 – 3 bulan. Proses pembuatannya pakai canting ditulis
dan digambar satu persatu. Batik tulis dibagi menjadi dua,yaitu: tulis halus
dan biasa, tergantung pada tempat para pembatik itu menggambar.
7. Jenis – jenis batik di Indonesia
a. Batik Pekalongan
Batik dari daerah Pekalongan ini memiliki motif yang indah dan
bebas. Warna yang dihasilkan dari malam bisa mengubah kain putih
menjadi batik yang berkwalitas internasional. Para pengrajin batik
Pekalongan ini memiliki inovasi yang tinggi dengan pembuatan batik
yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Sampai sekarang pun
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
batik dari kota Pekalongan ini selalu mengedepankan motif yang
berbeda dan sesuai dengan trend mode terbaru.
b. Batik Madura
Batik ini di buat oleh pengrajin yang kebanyakan dari kota
Pamekasan. Ragam batik Madura lebih kreatif dengan ribuan motif yang
berani. Warna dari batik yang dihasilkan sangat beragam dan warna
yang dipilih kebanyakan warna yang cerah. Jika dibandingkan dengan
batik lainnya, batik Madura lebih kaya akan ragam motifnya dan
kebebasan adalah ciri dari batik Madura ini.
c. Batik Keris
Batik yang dihasilkan oleh perusahaan batik Keris di Surakarta satu
ini sangat inovatif dan selalu mengikuti perkembangan zaman.
Perusahaan batik yang sudah memiliki nama tersendiri di hati
masyarakat ini sekarang telah berkembangan menjadi beberapa model
baju yang khas. Batik Keris juga memproduksi baju batik khusus untuk
anak-anak.
d. Batik Cirebon
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Kain batik asal Cirebon ini sangat bagus dan unik. Batik tulis Cirebon
sering digunakan untuk souvenier dan busana wanita maupun pria.
e. Batik Purbalingga
Batik ini berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah, batik ini memiliki
ciri khas yang membedakannya dengan batik di daerah lain.
f. Batik Kraton
Batik ini memiliki motif yang unik dan mengandung makna
tersendiri. Batik satu ini dibuat oleh pengrajin yang berada di kraton
dan juga oleh putri kraton sehingga hanya orang tertentu saja yang
memakaianya. Motif dari batik ini diantaranya Parang Rusak dan Parang
Barong.
g. Batik Petani
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Batik ini memiliki ciri yang sedikit kasar dibandingkan dengan batik
lainnya. Batik jenis ini dibuat oleh pengrajin batik yang sebagian besar
adalah petani terutama adalah ibu rumah tangga di waktu luang saat
mereka tidak di sawah.
h. Batik Cuwiri
Merupakan motif batik yang menggunakan zat pewarna soga alam.
Biasanya batik ini digunakan untuk semekan dan kemben, juga
digunakan pada saat upacara mitoni. Motif batik ini kebanyakan
menggunakan unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti kecilkecil dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan dihormati
i. Batik Pringgondani
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif
ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo
(biru nila) dan soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang
diselingi dengan naga.
j. Batik Sekar Jagad
Salah satu motif batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna
kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona.
Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal
dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa Jawa (Kar=peta;
Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh
dunia.
k. Batik Sida Luhur
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang
banyak
dibuat
para
pembatik.
Kata
“sida”
sendiri
berarti
jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida”
mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Motif Sida
Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan
yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
l. Batik Kawung
Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau
kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara
geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga
lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus
adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya
motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulatlonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis
adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis
adalah mata uang senilai sepuluh senyang bentuknya kecil. Sedangkan
Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang
lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata
uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen.
Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada
Kawung Bribil disebut Kawung Sen.
m.Batik Semen Rama
Dimaknai
sebagai
penggambaran
dari
“kehidupan
yang
semi”
(kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis
ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen
yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang
berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara,
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah
ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan
katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya
dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran
tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas
tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan
hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka. Selain makna tersebut motif
Semen Rama (dibaca Semen Romo) sendiri seringkali dihubungkan dengan
cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran
keutamaan melalui delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan
dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka.
Jadi “Semen Romo” mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya
dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat.
n. Batik Sida Asih
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang
banyak
dibuat
para
pembatik.
Kata
“sida”
sendiri
berarti
jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida”
mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Makna dari
motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia
mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.
o. Batik Tambal
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki halhal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri
menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik
bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit.
Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif
tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit dianggap ada
sesuatu “yang kurang”, sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal”.
p. Batik Sida Mukti
Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat
pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara
perkawinan. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motifmotif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak
dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana.
Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar
apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang
mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
q. Batik Sudagaran
Merupakan motif larangan dari kalangan keraton yang membuat seniman
dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif
tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya
terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam
atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru
tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta
kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik
Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan
mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.
r. Motif batik bali
Kota bali merupakan pulau yang terletak di bagian timur indonesia yang
memiliki pesona yang indah dimata Indonesia dan bahkan dunia. Tidak
hanya sekedar candi-candi, dan pantainya yang banyak menjadi perhatian
oleh warga, namun Pulau bali ini juga memiliki kesenian membatik. Bali bisa
dipastikan memiliki perpaduan corak yang ada didalam negeri maupun luar
negeri. Banyaknya wisatawan yang membawa barang-barang yang bermotif
ikut mempengaruhi perubahan desain batik di Bali. Adapun batik bali juga
dipengaruhi oleh batik dari jawa, seperti batik pekalongan. Bisa dikatakan
motif - motif yang ada di bali cukup berani bermain dengan warna yang
terang dan berfariatif.
s. Motif batik banyumas
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Motif yang terdapat di daerah Banyumas kebanyakan memiliki bentuk
menyerupai tanaman, baik itu bunga, daun dan sejenisnya. Walaupun ada
beberapa pembuat batik di banyumas yang membuat batik dengan motif
yang berbeda. Batik Banyumas hampir memiliki kesamaan dengan motif
Jonasan.Motif Jonasan merupakan kumpulan motif-motif yang tidak tersusun
secara geometris dengan penggnaan warna dasar hitam dan coklat. Jika
anda mengamati memang akan nampak sedikit berbeda dari biasanya,
namun hal ini tentunya sama saja karena motif sangat berfariasi, dan
hasilnyapun beragam. Pembahasan batik banyumas dapat dibaca pada
artikel lengkapnya yang membahas khusus mengenai motif Banyumas.
t. Motif batik solo
Ciri khas batik dari solo sering disebut batik sogan aka batik yang
memiliki motif berwarna kecokltan. Sedangkan motif solo yang ada sekarang
ini justru diambil dari sebuah makna filosofi yang kemudian di persembahkan
pada sebuah motif. Batik Solo juga masih menerapkan konsep tradisional,
dan
penggunaan
bahan
pewarnanya
juga
sebagian
besar
masih
menggunakan bahan – bahan yang dihasilkan dari dalam negeri, seperti
soga jawa dan bahan lainnya.
u. Motif batik tasik
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Batik memang bukan hanya ada di daerah kepulauan jawa saja, batik kini
berkembang di berbagai daerah jawa barat , bahkan bali dan dunia. Masingmasing memiliki ciri khas pada motif yang mereka ciptakan. Motif yang ada
pada komunitas pebatik di tasik hampir sama dengan kota-kota lainnya, yaitu
cenderung banyak bermotif alam
PENGARUH BATIK TERHADAP KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan
Dosen : Drs. Fachri Airo, MM
D III Kebidanan 1B
Disusun oleh :
YULIYANTI
E.0106.14.062
YAYASAN PAMBUDHI LUHUR 1976
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
Jalan Kerkof no. 243 Telp./Fax : (022)6670015 Leuwigajah Kota Cimahi
2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah saya ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmad-Nya, sehingga saya dapat menyusun makalah tentang
“Pengaruh Batik terhadap Ketahanan Nasioanl Indoneaia”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi sebagian dari tugas Kewarganegaraan. Tersusunnya makalah ini tidak
terlepas dari bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Drs. Fachri Airo, MM selaku dosen mata kuliah Kewargaanegaraan.
3. Orangtua saya, yang memberikan dukungan dalam pembuatan makalah ini.
4. Teman-teman D3 Kebidanan Tingkat 1 B
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam
menyusun makalah ini, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya
miliki. Maka saran dan koreksi yang bersifat membangun sangat saya butuhkan dari
semua pihak.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada
umumnya.
Cimahi, November 2014
Yuliyanti
i
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................
1
A. Latar Belakang..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah........................................................................
3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................
4
D. Metode Penulisan.........................................................................
5
E. Sistematika Penulisan...................................................................
5
BAB II: PEMBAHASAN.................................................................................
7
A. BATIK.............................................................................................
7
1. Sejarah batik...........................................................................
7
2. Hari batik nasional..................................................................
11
3. Perkembangan batik di indonesia..........................................
12
4. Batik sebagai budaya warisan indonesia...............................
15
5. Cara membuat batik...............................................................
17
6. jenis-jenis pembuatan batik....................................................
19
7. Jenis – jenis batik di indonesia...............................................
19
8. Batik diklaim negara lain.........................................................
32
9. Cara melestarikan seni kerajinan dan kebudayaan batik
di indonesia.............................................................................
33
10. Manfaat melestarikan batik.....................................................
34
11. Upaya dan perlunya melestarikan batik.................................
35
12. Warisan budaya indonesia.....................................................
36
B. KETAHANAN NASIONAL..............................................................
38
1. Pengertian Ketahanan Nasional..............................................
38
2. Menjaga Ketahanan Nasional.................................................
39
3. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional..........................
39
4. Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional.......
40
5. Asas-Asas Ketahanan Nasional..............................................
41
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
6. Upaya Menjaga Ketahanan Nasional......................................
42
7. Dampak Tidak Adanya Ketahanan Nasional..........................
43
C. MEMBANGUN KETAHANAN NASIONAL BANGSA MELALUI
BATIK............................................................................................
43
1.
Bentuk-bentuk Ancaman Terhadap Budaya Nasional...........
45
2.
Bentuk-bentuk Upaya Bela Negara dalam
Mewujudkan Ketahanan Budaya Nasional.............................
46
BAB III: PENUTUP........................................................................................
50
A. Kesimpulan....................................................................................
50
B. Saran ............................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
52
ii
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terkenal sebagai bangsa yang luhur. Memiliki keragaman budaya
yang tersebar di pelosok-pelosok nusantara. Dari kesenian, adat-istiadat hingga
makanan melekat mewarnai keragaman bangsa ini, selain itu suatu warisan milik
indonesia yaitu batik yang Sebelumnya sempat terjadi sengketa hak cipta antara
pemerintah Indonesia dengan Malaysia. Negeri jiran pernah mengklaim batik
sebagai warisan budaya milik masyarakat Malaysia.
Tidak heran jika begitu banyaknya budaya yang kita miliki, justru membuat kita
tidak mengetahui apa saja budaya yang ada Indonesia. Bahkan kita sendiri pun
sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya daerah kita. Ironis memang,
orang
Indonesia tetapi
Nasional adalah
hari
tak tahu
perayaan
ciri khas bangsanya
sendiri.Hari
nasional Indonesia untuk
Batik
memperingati
ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sejak
tahun 2009, tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Pemerintah
menetapkan tanggal tersebut bukan tanpa alasan. Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada 17 November 2009 menerbitkan Keputusan Presiden No 33
Tahun 2009 tentang Hari Batik nasional. Educational, Scientific, and Cultural
Organisation (UNESCO) Badan PBB yang mengurusi persoalan pendidikan dan
kebudayaan menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan
dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)
milik Indonesia. Proses pengukuhan batik Indonesia cukup panjang. Berawal pada
3 September 2008 yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada
tanggal 9 Januari 2009. Tahap selanjutnya adalah pengujian tertutup oleh UNESCO
di Paris pada tanggal 11 hingga 14 Mei 2009. Hingga akhirnya pada Jumat, 2
Oktober 2009 UNESCO mengeluarkan keputusan yang menggembirakan publik
Indonesia.
Ketidak tahuan rakyat indonesia tentang hal ini yang berpengaruh pada
dinamika budaya di Indonesia, tentu juga akan berpengaruh terhadap ketahanan
nasional Indonesia. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
menonjol nampaknya. Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus
kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga sangat mendukung masuknya berbagai
budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda kita yang terkesan bosan dengan
budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar justru
kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup
(life style), segi iptek, maupun adat-istiadat. Kesemua itu berdampak sangat buruk
dan dengan mudah dapat menggeser budaya asli Indonesia dan bahkan
mempengaruhi ketahanan nasional.
Bangsa Indonesia yaitu bangsa yang kaya dalam hal apapun, baik dalam
kekayaan alam, budaya, serta beragam kesenian yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Negara-negara lain tidak memiliki semua itu, sehingga negara asing
seperti Belanda dan Inggris ingin merebut negara Indonesia sebagai negara
mereka. Dan pada akhirnya negara-negara asing tersebut satu persatu menjajah
negara Indonesia selama bertahun-tahun. Tujuan mereka menjajah Negara
Indonesia yaitu untuk merebut semua kekayaan yang ada di Indonesia dan dimiliki
oleh mereka maka dari itu negara asing sangat ingin memiliki Negara Indonesia
yang kaya akan sumber daya alam dan budayanya.
Selama bertahun-tahun negara Indonesia di jajah oleh bangsa asing yang ingin
merebut kekayaan Indonesia, selama bertahun-tahun pula bangsa Indonesia
mempertahankan dirinya supaya tetap berdiri dan tangguh untuk menghadapi
segala tindakan-tindakan yang mengamcam warga Indonesia. Semua warga
Indonesia sangat menderita dengan datangnya warga asing tersebut, mereka
hanya di jadikan budak oleh bangsa asing yang menjajah Indonesia. Ketika warga
Indonesia bertani, berkebun,ataupun beternak hewan sebagian hasilnya wajib di
setorkan kepada bangsa asing yang sedang menjajah kita sebagai warga
Indonesia.
Masyarakatpun tidak kuat menghadapi tindakan yang di berikan sang penjajah
tersebut dan semua warga Indonesia yang mengaku dirinya adalah bangsa dan
warga Indonesia bersatu untuk menghadapi penjajah-penjajah yang seenaknya
menguasai bangsa Indonesia yaitu bangsa kita. Dengan demikian warga Indonesia
bangkit dari keterpurukan yang melamda mereka. Penjajahpun di lawan oleh warga
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Indonesia sehingga warga Indonsia mampu untuk mengusir penjajah yang
bertahun-tahun menjajah kita, dan Indonesiapun merdeka.
Meskipun bangsa Indonesia di hadapkan pada tantangan, Negara Kesatuan
Republik Indonesia masih tetap tegak berdiri sebagai satu bangsa dan Negara yang
merdeka, bersatu, dan berdaulat. Hal tersebut membuktikan bahwa bangsa
Indonesia memiliki keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman, hambatan, dan
gangguan dari mana pun datangnya.
B. Rumusan Masalah
1. BATIK
a. Sejarah batik
b. Hari batik nasional
c. Perkembangan batik di indonesia
d. Batik sebagai budaya warisan indonesia
e. Cara membuat batik
f.
jenis-jenis pembuatan batik
g. Jenis – jenis batik di indonesia
h. Batik diklaim negara lain
i. Cara melestarikan seni kerajinan dan kebudayaan batik di indonesia
j. Manfaat melestarikan batik
k. Upaya dan perlunya melestarikan batik
l. Warisan budaya indonesia
2. KETAHANAN NASIONAL
a. Pengertian Ketahanan Nasional
b. Menjaga Ketahanan Nasional
c. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
d. Ketahanan Nasional dan Konseptual Ketahanan Nasional
e. Asas-Asas Ketahanan Nasional
f. Upaya Menjaga Ketahanan Nasional
g. Dampak Tidak Adanya Ketahanan Nasional
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
3. MEMBANGUN KETAHANAN NASIONAL BANGSA MELALUI BATIK
a. Bentuk-bentuk Ancaman Terhadap Budaya Nasional
b. Bentuk-bentuk Upaya Bela Negara dalam Mewujudkan Ketahanan Budaya
Nasional
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang batik, diantaranya :
a. Sejarah batik
b. Hari batik nasional
c. Perkembangan batik di indonesia
d. Batik sebagai budaya warisan indonesia
e. Cara membuat batik
f. jenis-jenis pembuatan batik
g. Jenis – jenis batik di indonesia
h. Batik diklaim negara lain
i. Cara melestarikan seni kerajinan dan kebudayaan batik di indonesia
j. Manfaat melestarikan batik
k. Upaya dan perlunya melestarikan batik
l. Warisan budaya indonesia
2. Untuk Mengatuahui mengenai ketahanan nasional, diantaranya :
a. Pengertian Ketahanan Nasional
b. Menjaga Ketahanan Nasional
c. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
d. Asas-Asas Ketahanan Nasional
e. Upaya Menjaga Ketahanan Nasional
f.
Dampak Tidak Adanya Ketahanan Nasional
3. Untuk emngetahui tentang pembangunan ketahanan nasional bangsa melalui
batik, diantaranya :
a. Bentuk-bentuk Ancaman Terhadap Budaya Nasional
b. Bentuk-bentuk Upaya Bela Negara dalam Mewujudkan Ketahanan Budaya
Nasional
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan
(Deskriptif) dengan mengambil materi dari buku dan dari internet.
E. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
: PENDAHULUAN
F. Latar Belakang
G. Rumusan Masalah
H. Tujuan Penulisan
I. Metode Penulisan
J. Sistematika Penulisan
BAB II
: PEMBAHASAN
A.
BATIK
13.
Sejarah batik
14.
Hari batik nasional
15.
Perkembangan batik di indonesia
16.
Batik sebagai budaya warisan indonesia
17.
Cara membuat batik
18.
jenis-jenis pembuatan batik
19.
Jenis – jenis batik di indonesia
20.
Batik diklaim negara lain
21.
Cara melestarikan seni kerajinan dan kebudayaan batik di
indonesia
22. Manfaat melestarikan batik
23. Upaya dan perlunya melestarikan batik
24. Warisan budaya indonesia
B. KETAHANAN NASIONAL
8. Pengertian Ketahanan Nasional
9. Menjaga Ketahanan Nasional
10. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
11. Asas-Asas Ketahanan Nasional
12. Upaya Menjaga Ketahanan Nasional
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
13. Dampak Tidak Adanya Ketahanan Nasional
C. MEMBANGUN KETAHANAN NASIONAL BANGSA MELALUI BATIK
3. Bentuk-bentuk Ancaman Terhadap Budaya Nasional
4. Bentuk-bentuk Upaya Bela Negara dalam Mewujudkan Ketahanan
Budaya Nasional
BAB III
: PENUTUP
C. Kesimpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
PEMBAHASAN
A. BATIK
1. Sejarah Batik
Menurut beberapa sumber, Batik (atau kata Batik), berasal dari Bahasa
Jawa yaitu amba dan nitik. Amba artinya menulis, sedangkan nitik artinya
memberi titik. Kata batik sendiri merujuk pada teknik pembuatan corak dengan
menggunakan canting atau cap, dan pencelupan kain dengan menggunakan
bahan perintang warna corak “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain,
sehingga menahan masuknya bahan pewarna.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan
kerajaan Majapahit dan
penyebaran
ajaran Islam di Tanah
Jawa.
Dalam
beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa - masa
kerajaan Mataram,
kemudian
pada
masa
kerjaan Solo danYogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan
Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja - raja berikutnya.
Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan
khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke - XVIII atau awal abad ke XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke - XX
dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun
1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam banyak daerah – daerah
pusat perbatikan di Jawa adalah daerah - daerah santri dan kemudian batik
menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh – tokoh perdangan Muslim
melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang
menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja - raja Indonesia zaman dulu.
Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk
pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari
pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh
mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing – masing.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Lama - lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya
meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi
waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga
kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun
pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan
sendiri.
Sedang bahan - bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu,
tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya
dibuat dari tanah lumpur.
Jaman Majapahit Batik yang telah menjadi kebudayaan dikerajaan
Majapahit, dapat ditelusuri di daerah Mojokertodan Tulung Agung. Mojokerto
adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa
dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit.
Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung
Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari
peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung
yang sebagian terdiri dari rawa - rawa dalam sejarah terkenal dengan nama
daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu
dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk
kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit,
Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa
yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas - petugas
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah
tersebut.
Seni pewarnaan kain dengan pencegahan pewarnaan menggunakan
malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan
bahwa teknik ini dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukakannya
kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola.
Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang
(618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika,
teknik
seperti
batik
dikenal
Soninke danWolof di Senegal.
oleh Suku
Di Indonesia,
Yoruba di Nigeria,
batik
dipercaya
serta Suku
sudah
ada
semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau
abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad
XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920an.
Walaupun kata “Batik” berasal bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa
sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa teknik batik ini
kemudian diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di
sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan E.A. Sutjipto (arkeolog
Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah Toraja, Flores,
Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area
yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna
membuat batik.
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal
sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau
pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun
dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu corakcorak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak
yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya.
Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan dekorasi pakaian,
muncul seni batik tulis yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan
variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat
beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikan kaya telah
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri
kekhususannya sendiri.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun,
sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga
tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan
sampai
saat
ini,
beberapa
motif
batik
tradisional
hanya
dipakai
oleh keraton Yogyakarta danSurakarta.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsingsudah dikenal sejak
abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur.Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini
hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia
berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.
Legenda dalam
literatur
Melayu
abad
ke-17, Sulalatus
Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintakan oleh Sultan
Mahmud
untuk
berlayar
ke Indiaagar
mendapatkan
140
lembar
kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak
mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun
sayang kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa
empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa
penafsir, serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam Literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam
buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia
pernah pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleonmenduduki
Belanda. Pada 1873 seorang saudagar BelandaVan Rijekevorsel memberikan
selembar batik yang di perolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum
Etnik di Rotterdam dan pada abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa
keemasannya. Sewaktu dipamerkan diExposition Universelle di Paris pada
tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik
otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak,
sementara batik tradisional yang diproduksi dengan tektik tulisan tangan
dengan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang
sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik
bersama mereka.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Pendapat lain mengemukakan pendapat bahwa,Teknik membatik telah
dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang
cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga tektik ini berasal dari
bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para
pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand, India Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik
sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik
yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia,
terutama dari Jawa.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi turun temurun,
sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga
tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan
sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dapat di pakai olrh
keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
2. Hari Batik Nasional
Pemilihan 2 Oktober berdasarkan keputusan UNESCOyaitu Badan PBB
yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan secara
resmi mengakui batikIndonesiasebagai warisan budaya dunia. UNESCO
memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan
Manusia. Pengakuan terhadap batik
merupakan pengakuan internasional
terhadap mata budayaIndonesia.
Peringatan hari Batik Nasional Oktober 2012 ini telah memasuki tahun
ketiga. Melalui Penerbitan Kepres No 33, 17 November 2009, pemerintah
menetapkan Hari Batik nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober.
Penetapan Hari Batik Nasional tersebut sebagai usaha pemerintah untuk
meningkatkan
martabat
bangsaIndonesia
dan
citra
positif
di
forum
internasional, serta keinginan pemerintah untuk menumbuhkan kebanggaan
dan kecintaan masyarakat terhadap kebudayaanIndonesia.
Selain itu Penerbitan Kepres No 33 Tahun 2009 yang menetapan hari
Batik Nasional juga dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batikIndonesia. Sebagian
besar batik diproduksi oleh industri kecil, sehingga dengan semakin sering
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
masyarakat memakai batik secara langsung dapat menghidupkan usaha kecil
menengah.
Kebiasaan
mengenakan
batik
merupakan
salah
satu
upaya
mempertahankan eksistensi batik di tanah air, sebagai warisan budaya dunia.
3. Perkembangan batik di Indonesia
Menguak Perkembangan Salah Satu Budaya Indonesia yang Diakui oleh
Dunia. Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terkenal akan
kekayaan budaya dari masing – masing daerahnya. Setiap daerah yang terletak
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dapat memperlihatkan ciri khas
dari masing – masing daerahnya baik dalam segi seni, budaya, ataupun
sejarahnya.
Salah satu budaya yang mencirikan Indonesia adalah batik. Batik terkenal
akan coraknya yang menarik, anggun, dan penuh dengan kreativitas dari
pembuatnya. Adapun pembuatan batik ini di setiap daerah memiliki ciri khas
yang berbeda dengan daerah lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman
menuju zaman modernisasi, batik dapat dimodifikasikan agar dapat selalu
berkembang dan dapat mengikuti perkembangan zaman, sehingga batik dapat
selalu dipakai dan tak lekang oleh waktu.
a. Awal Mula Batik
Batik secara bahasa adalah salah satu cara untuk membuat pakaian.
Pembuatan
batik
mengacu
pada
teknik
pewarnaan
kain
dengan
menggunakan malam. Malam adalah lilin yang telah dipanaskan dengan
kompor atau tungku dan malam tersebut akan dilukiskan ke kain dengan
menggunakan canting. Canting ini bersifat seperti kuas untuk kain. Canting
untuk membatik ini pertama kali ditemukan di Pulau Jawa dengan motif di
canting tersebut.
Pengertian batik yang kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan
menggunakan teknik tertentu, termasuk dengan menggambarkan motif
ataupun corak yang dapat menggambarkan ciri khas pada setiap batiknya.
Secara etimologi, batik berasal dari gabungan dua kata yang berasal dari
bahasa Jawa, yakni “amba” yang berarti menulis dan “titik” yang bermakna
titik. Singkatan dari “amba” dan “titik” tersebut akhirnya membentuk sebuah
kata yaitu Batik.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
b. Proses Pembuatan Batik.
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan yang
menggunakan malam merupakan salah satu seni kuno. Penggunaan malam
sebagai salah satu teknik pewarnaan ditemukan di Mesir dan mulai terkenal
sejak abad ke-4 sebelum masehi. Pada saat itu corak dapat dilihat pada kain
mumi yang dihias dengan menggunakan malam untuk menciptakan pola.
Seperti yang sudah dijelaskan, pewarnaan batik menggunakan malam yang
dilukiskan dengan menggunakan canting, setelah itu kita akan menunggu
batik untuk kering. Setelah kering, batik akan diberi warna sesuai dengan
keinginan.
Waktu yang diperlukan sebuah batik untuk kering berbeda-beda,
contohnya saja batik tulis memerlukan waktu yang sangat lama untuk kering.
Batik tulis memerlukan waktu dua hingga tiga bulan untuk kering, sedangkan
untuk batik cap cukup memerlukan waktu dua sampai tiga hari untuk kering.
c. Daerah Penyebaran Batik
Terdapat beberapa pemahaman tentang dari mana batik awalnya berasal.
Walaupun kata batik berasal dari bahasa Jawa, menurut G.P Rouffaer
berpendapat bahwa batik mulai dikenalkan dari India. Tetapi, menurut F.A
Sutjipto, Ia percaya bahwa tradisi batik asli dari Toraja, Flores, Halmahera,
ataupun Papua. Dalam literatur Eropa, teknik pembuatan batik ini diceritakan
dalam History of Java. Di Asia, terknik seni rupa membuat pola di atas kain
juga ditemukan di Tioongkok semasa dinasti T’ang dan juga di India serta
Jepang. Di Afrika, seni ini juga dikenal di Nigeria. Di Indonesia sendiri,
kesenian membatik dipercaya sudah mulai ada semenjak zaman Majapahit
dan menjadi populer pada akhir abad ke 18 atau awal abad ke-19. Seluruh
batik tersebut ditulis dan baru memulai batik cap saat tahun 1920-an.
d. Batik pada zaman dahulu
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni yang tinggi dan telah
menjadi kebudayaan Indonesia sejak cukup lama, khususnya untuk suku
Jawa.
Zaman dahulu, perempuan – perempuan jawa menjadikan keterampilan
mereka dalam membatik sebagai sumber mata pencaharian. Pekerjaan
menjadi seorang pembatik merupakan sebuah pekerjaan yang eksklusif.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Sampai pada akhirnya ditemukan batik cap dan memungkinkan seorang pria
untuk melakukan pekerjaan ini. Namun, pada suatu daerah pesisir pekerjaan
membatik ini lazim untuk para pria. Contohnya saja batik “Mega Mendung”
yang memiliki corak maskulin. Pada awalnya, membatik merupakan sebuah
kebiasaan yang turun menurun sehingga tidak jarang bahwa sebuah
keluarga memiliki motif batik masing – masing. Tidak jarang juga, pada
zaman dahulu motif batik menentukan status sosial seseorang. Bahkan ada
beberapa motif yang hanya dipakai oleh keluarga Keraton.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang pada awalnya
berasal dari Jawa. Batik Indonesia pertama kali diperkenalkan kepada dunia
oleh Presiden kedua Indonesia yaitu Presiden Soeharto yang Ia pakai pada
saat konferensi PBB.
e. Batik Modern
Seiring dengan masuknya budaya – budaya bangsa lain ke Indonesia,
pembuatan batik memiliki corak dan warna yang beragam. Pada awalnya,
batik hanya memiliki corak dan warna yang terbatas dan beberapa corak
hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu.
Namun, batik pesisir menyerap berbagai pengaruh dari bangsa asing dari
para pedagang asing dan pada akhirnya tentu saja budaya yang dibawa oleh
para penjajah. Batik yang dahulu hanya berwarna cokelat atau warna tua,
saat ini mulai berinovasi menjadi warna terang dan meniliki corak yang lebih
berbentuk seperti gambar, contohnya saja seperti batik bercorak phoenix
yang dipengaruhi oleh budaya Tionghoa. Akan tetapi batik tradisional tetap
mempertahankan corak tradisionalnya yang khas.
Seiring dengan perkembangan zaman, batik bukan hanya dijadikan
sebagai busana ataupun kain. Seperti yang telah banyak kita lihat, batik
banyak yang dijadikan sebagai barang – barang lain. Contohnya saja seperti
tas, tudung saji, taplak.
f. Pemakaian dan Pemasaran Batik
Batik yang telah berkembang sejak zaman dahulu hingga zaman
sekarang ini telah membuat perubahan mode baik pada masyarakat di
daerah maupun masyarakat di perkotaan.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Masuknya budaya asing ke Indonesia tentu saja membawa beberapa
dampak yan dapat membuat masyarakat Indonesia akan lupa tentang
budaya. “Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau” pepatah tersebut
menggambarkan betul yang sering manusia lakukan. Dahulu kala, batik
hanya dipakai oleh kalangan – kalangan bangsawan karena dinilai cukup
mahal untuk membeli sebuah batik terutama batik tulis. Selain itu, dahulu
batik hanya dipakai untuk acara – acara formal. Perbedaan yang mencolok
terjadi menuju ke zaman yang semakin modern. Zaman sekarang, semua
orang mulai menggunakan batik bahkan saat acara non – formal sekalipun.
Hal ini dipengaruhi karena sudah mulai banyak batik cap yang harganya
lebih miring, dan selain itu kebanggaan akan batik Indonesia sudah lebih
terbentuk.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa kalian baru akan merasakan
sayang atau kehilangan sesuatu saat barang tersebut sudah tidak ada. Hal
tersebut terjadi juga saat peristiwa batik Indonesia yang di-klaim oleh negara
tetangga kita. Dan pada akhirnya batik Indonesia dipatenkan oleh Unites
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada
tanggal 2 Oktober 2009"
4. Batik sebagai Budaya Warisan Indonesia
Batik sebagai salah satu kekayan tradisi budaya kita memilki nilai-nilai yang
dijunjung tingi masyarakatnya. Bahkan tidak berlebihan jika batik penulis
katakan memilki nilai kesempurnan antara lain yang dikembangkan dari ahli
estetika memberikan patokan sebagai berikut:
a.
Sempurna dilhat dari sudut bobot gagasan, konsep, dan wawasanya
b.
Sempurna dilhat dari besarnya fungsi sebuah karya seni dalam kehidupan
manusia
c.
Sempurna dilhat dari sudut nilai-nilai yang ditawarkan karya seni dan
relevansinya bagi perkembangan kebudayan
d.
Sempurna dilhat dari sudut kesesuaian karya seni dengan cita-cita
kehidupan dan nilai-nilai kemanusian, kerohanian yang hendak ditegakan
manusia
e.
Sempurna dilhat dari sudut kegunan.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Pada zaman modern bobot dan keindahan karya seni juga sering diukur
dari nilai pembaharuanya dan penyimpangan dari konvensi seni yang ada.
Pembaruan dan penyimpangan dipandang sebagai satu cara seniman
menyampaikan suara tentang perubahan yang berlangsung dalam masyarakat
dan kebudayan pada zamanya
Sejalan dengan pemikiran itu, sekolah dapat mengembangakan batik
untuk pembelajaran sesuai dengan kemampuan guru, sekolah dan peserta
didik. Guru dapat mengembangkan batik dengan cara penyederhanan motif,
warna, dan teknik sesuai dengan perkembangan peserta didik. Pengembangan
batik untuk pembelajaran di sekolah seperti yang disampaikan Yusuf Efendy
(200) Jika mengkaji budaya batik dari segi simbolisasi, dapat dilakukan dari 4
(empat) pendekatan :
a.
Simbolisasi warna (pendekatan estetika warna dan teknologi).
b.
Simbolisasi ragam hias (patern) termasuk mitos-mitosnya (pendekatan
adat mitos dan latar foilosofinya).
c.
Simbolisasi dari bahan kainya (pendekatan teknologi kenyamanan dan
estetika bahan kain).
d.
Simbolisasi pemakaian kain batik (pendekatan sosiologi, antropologi
kekuasan, dan adat). Demikian juga penerapanya dalam pembelajaran di
sekolah.
Batik merupakan salah satu kekayaan warisan budaya bangsa yang patut
dilestarikan. Namun, seiring dengan berkembangnya tren mode, seringkali batik
hanya dipakai sebagai salah satu busana pelengkap. Padahal, berpakaian batik
semestinya dapat dilakukan sebagai wujud konkret mempertahankan karakter
bangsa. Polemik pun muncul ketika batik diakui sebagai milik negara lain,
Malaysia. batik diakui sebagai milik negara tetangga, pemerintah Indonesia pun
mendaftarkan Batik ke dalam jajaran daftar representatif budaya tak benda
warisan manusia UNESCO atau Representative List of Intangible Cultural
Heritage-UNESCO.
Untuk mendapat pengakuan refresentatif sebagai warisan budaya, proses
yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia terbilang cukup panjang. Berawal
pada 3 September 2008 dengan proses Nominasi Batik Indonesia ke UNESCO,
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada 9 Januari 2009
untuk diproses lebih lanjut.
Lalu, tahap selanjutnya ialah pengujian tertutup oleh UNESCO di Paris
pada tanggal 11 hingga 14 Mei 2009. Dan puncaknya, pada (2/10/2009) diakhiri
dengan
UNESCO
akan
mengukuhkan
batik
Indonesia
dalam
daftar
representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia yang akan dilaksanakan di
Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Sebelumnya, wayang Indonesia pada tahun 2003 ditetapkan UNESCO
sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Tak Benda Wirisan Manusia
sedangkan keris ditetapkan pada tahun 2005. Selain batik, selanjutnya yang
juga sedang menungu giliran untuk dikukuhkan adalah "Best Practice". Diklat
Budaya Batik Indonesia dan karya budaya berupa angklung Indonesia yang
sudah dinominasikan pada 26 Agustus 2009 lalu. (nsa)
5. Cara Membuat Batik
Teknik batik dapat dibagi menjadi tiga tahap, yakni persiapan,
pembatikan, dan proses penyelesaian. Proses persiapan meliputi: mengukur
dan menggunting, merendam(ngetel), memberi kanji (nganji), menjemur kain,
dan memukul kain dengan pemukul kayu (ngemplong), serta pemindahan
rancangan ragam hias ke atas kain. Proses selanjutnya adalah pembatikan,
yakni melumuri permukaan kain yang telah digambar dengan lilin atau malam,
serta mewarnai kain. Proses terakhir adalah penyelesaian yakni pelepasan lilin
dari kain.
Pada saat proses persiapan kain diukur dan digunting terlebih dahulu,
kemudian dijahit bagian tepi kiri dan kanannya. Setelah itu, kain direndam
dalam larutan minyak jarak atau minyak kemiri dan londo merang(larutan yang
diperoleh dari hasil pembakaran merang). Lalu larutan tersebut diberi air,
kemudian disaring. Air saringannya digunakan untuk merendam kain selama
semalam. Setelah itu kain dijemur pada siang hari. Proses ini diulang selama 8
hari. Setelah itu kain diberi tajin, yaitu cairan kental yang muncul pada saat
memasak nasi atau ketan. Ada pula yang menggunakan bubur tepung ketan
sebagai bahan kanji. Hal ini diperlukan agar kain mudah dibatik dan serat kain
terlindung dari sengatan malam yang sangat panas. Setelah kain dikanji dan
dikeringkan dengan sinar matahari, kain dipukul-pukul agar pori-porinya
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
terbuka, sehingga warna dapat meresap secara maksimal. Proses ini dalam
bahasa Jawa disebut kemplong. Sebelum dibatik, permukaan kain diberi pola
corak terrlabih dahulu. Pola corak dipindahkan melalui penggambaran dengan
pensil. Barulah kain siap untuk dibatik.
a. Proses pembatikan dengan canting diawali dengan membuat garis tepi
ragam hias (klowong), kemudian bagian pengisinya (isen-isen). Dalam
proses pembatikan, pemberian corak dan pewarnaan dilakukan berurutan
dan berulang-ulang.
b. Pemindahan pola corak ragam hias yang berwarna paling muda dilakukan
terlebih dahulu, setelah itu bidang tersebut dicelup atau dicolet dengan
warna. Kemudian bidan kain yang bercorak dan berwarna ditutup dengan
malam secara penuh dan merata (nembok). Proses ini diulang dengan cara
yang sama untuk pewarnaan yang lebih gelap atau warna lain sesuai
dengan jumlah warna yang diinginkan. Keseluruhan proses pemalaman ini
dilakukan saat kain dalam kondisi kering. Oleh karena lilin yang digunakan
untuk menghambat warna dalam membatik adalah lilin yang mencair saat
dipanaskan, maka pewarnaan yang digunakan adalah celup dingin. Pewarna
batik terdiri dari pewarna alam dan pewarna buatan pabrik. Pewarna buatan
pabrik banyak ragamnya, yakni zat warna langsung (direct) seperi rapit,
proison dan rhemasol. Ada pula pewarna tak langsung (indirect) yang terrdiri
dari napthol dan indigosol.
c. Tahap akhir dari proses batik adalah pelepasan lilin dari permukaan kain.
Caranya adalah dengan menggunakan bahan kimia, seperti bensin cuci
ataumelorod dalam larutan air panas
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat
terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah
tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya
hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang
digemari, baik wanita maupun pria.
Bahkan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan
sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuhtumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu,
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
tinggi, soda, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya
dibuat dari tanah lumpur.
6.
Jenis-jenis pembuatan Batik
a. Batik Printing sudah bisa ditemui pada akhir-akhir ini karena kualitas corak
batik yang lebih bagus dan lebih tahan lama karena tidak mudah luntur. Batik
printing juga banyak digunakan untuk produksi Batik Diana. Cara
pembuatannya disablon jadi cepat pudar kalau beberapa kali dicuci, warna
dan motif batik ada tetapi sudah sedikit pudar. Cirinya paling gampang yaitu:
warna bahan depan batik dengan warna dalamnya tidak sama.
b. Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang
dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan
batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 – 3 hari. Batik jenis ini yang
paling banyak dipakai untuk bahan membuat baju, karena meskipun di cuci
berulang kali bahannya menjadi semakin nyaman, dan warnanya semakin
cerah.
c. Batik tulis adalah batik yang berawal dari kain yang dihias dengan tekstur
dan corak yang menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan
waktu kurang lebih 2 – 3 bulan. Proses pembuatannya pakai canting ditulis
dan digambar satu persatu. Batik tulis dibagi menjadi dua,yaitu: tulis halus
dan biasa, tergantung pada tempat para pembatik itu menggambar.
7. Jenis – jenis batik di Indonesia
a. Batik Pekalongan
Batik dari daerah Pekalongan ini memiliki motif yang indah dan
bebas. Warna yang dihasilkan dari malam bisa mengubah kain putih
menjadi batik yang berkwalitas internasional. Para pengrajin batik
Pekalongan ini memiliki inovasi yang tinggi dengan pembuatan batik
yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Sampai sekarang pun
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
batik dari kota Pekalongan ini selalu mengedepankan motif yang
berbeda dan sesuai dengan trend mode terbaru.
b. Batik Madura
Batik ini di buat oleh pengrajin yang kebanyakan dari kota
Pamekasan. Ragam batik Madura lebih kreatif dengan ribuan motif yang
berani. Warna dari batik yang dihasilkan sangat beragam dan warna
yang dipilih kebanyakan warna yang cerah. Jika dibandingkan dengan
batik lainnya, batik Madura lebih kaya akan ragam motifnya dan
kebebasan adalah ciri dari batik Madura ini.
c. Batik Keris
Batik yang dihasilkan oleh perusahaan batik Keris di Surakarta satu
ini sangat inovatif dan selalu mengikuti perkembangan zaman.
Perusahaan batik yang sudah memiliki nama tersendiri di hati
masyarakat ini sekarang telah berkembangan menjadi beberapa model
baju yang khas. Batik Keris juga memproduksi baju batik khusus untuk
anak-anak.
d. Batik Cirebon
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Kain batik asal Cirebon ini sangat bagus dan unik. Batik tulis Cirebon
sering digunakan untuk souvenier dan busana wanita maupun pria.
e. Batik Purbalingga
Batik ini berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah, batik ini memiliki
ciri khas yang membedakannya dengan batik di daerah lain.
f. Batik Kraton
Batik ini memiliki motif yang unik dan mengandung makna
tersendiri. Batik satu ini dibuat oleh pengrajin yang berada di kraton
dan juga oleh putri kraton sehingga hanya orang tertentu saja yang
memakaianya. Motif dari batik ini diantaranya Parang Rusak dan Parang
Barong.
g. Batik Petani
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Batik ini memiliki ciri yang sedikit kasar dibandingkan dengan batik
lainnya. Batik jenis ini dibuat oleh pengrajin batik yang sebagian besar
adalah petani terutama adalah ibu rumah tangga di waktu luang saat
mereka tidak di sawah.
h. Batik Cuwiri
Merupakan motif batik yang menggunakan zat pewarna soga alam.
Biasanya batik ini digunakan untuk semekan dan kemben, juga
digunakan pada saat upacara mitoni. Motif batik ini kebanyakan
menggunakan unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti kecilkecil dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan dihormati
i. Batik Pringgondani
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif
ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo
(biru nila) dan soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang
diselingi dengan naga.
j. Batik Sekar Jagad
Salah satu motif batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna
kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona.
Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal
dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa Jawa (Kar=peta;
Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh
dunia.
k. Batik Sida Luhur
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang
banyak
dibuat
para
pembatik.
Kata
“sida”
sendiri
berarti
jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida”
mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Motif Sida
Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan
yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
l. Batik Kawung
Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau
kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara
geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga
lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus
adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya
motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulatlonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis
adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis
adalah mata uang senilai sepuluh senyang bentuknya kecil. Sedangkan
Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang
lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata
uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen.
Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada
Kawung Bribil disebut Kawung Sen.
m.Batik Semen Rama
Dimaknai
sebagai
penggambaran
dari
“kehidupan
yang
semi”
(kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis
ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen
yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang
berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara,
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah
ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan
katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya
dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran
tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas
tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan
hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka. Selain makna tersebut motif
Semen Rama (dibaca Semen Romo) sendiri seringkali dihubungkan dengan
cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran
keutamaan melalui delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan
dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka.
Jadi “Semen Romo” mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya
dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat.
n. Batik Sida Asih
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang
banyak
dibuat
para
pembatik.
Kata
“sida”
sendiri
berarti
jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida”
mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Makna dari
motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia
mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.
o. Batik Tambal
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki halhal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri
menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik
bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit.
Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif
tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit dianggap ada
sesuatu “yang kurang”, sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal”.
p. Batik Sida Mukti
Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat
pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara
perkawinan. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motifmotif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak
dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana.
Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar
apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang
mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
q. Batik Sudagaran
Merupakan motif larangan dari kalangan keraton yang membuat seniman
dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif
tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya
terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam
atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru
tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta
kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik
Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan
mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.
r. Motif batik bali
Kota bali merupakan pulau yang terletak di bagian timur indonesia yang
memiliki pesona yang indah dimata Indonesia dan bahkan dunia. Tidak
hanya sekedar candi-candi, dan pantainya yang banyak menjadi perhatian
oleh warga, namun Pulau bali ini juga memiliki kesenian membatik. Bali bisa
dipastikan memiliki perpaduan corak yang ada didalam negeri maupun luar
negeri. Banyaknya wisatawan yang membawa barang-barang yang bermotif
ikut mempengaruhi perubahan desain batik di Bali. Adapun batik bali juga
dipengaruhi oleh batik dari jawa, seperti batik pekalongan. Bisa dikatakan
motif - motif yang ada di bali cukup berani bermain dengan warna yang
terang dan berfariatif.
s. Motif batik banyumas
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Motif yang terdapat di daerah Banyumas kebanyakan memiliki bentuk
menyerupai tanaman, baik itu bunga, daun dan sejenisnya. Walaupun ada
beberapa pembuat batik di banyumas yang membuat batik dengan motif
yang berbeda. Batik Banyumas hampir memiliki kesamaan dengan motif
Jonasan.Motif Jonasan merupakan kumpulan motif-motif yang tidak tersusun
secara geometris dengan penggnaan warna dasar hitam dan coklat. Jika
anda mengamati memang akan nampak sedikit berbeda dari biasanya,
namun hal ini tentunya sama saja karena motif sangat berfariasi, dan
hasilnyapun beragam. Pembahasan batik banyumas dapat dibaca pada
artikel lengkapnya yang membahas khusus mengenai motif Banyumas.
t. Motif batik solo
Ciri khas batik dari solo sering disebut batik sogan aka batik yang
memiliki motif berwarna kecokltan. Sedangkan motif solo yang ada sekarang
ini justru diambil dari sebuah makna filosofi yang kemudian di persembahkan
pada sebuah motif. Batik Solo juga masih menerapkan konsep tradisional,
dan
penggunaan
bahan
pewarnanya
juga
sebagian
besar
masih
menggunakan bahan – bahan yang dihasilkan dari dalam negeri, seperti
soga jawa dan bahan lainnya.
u. Motif batik tasik
Batik dan Ketahanan Nasional Indonesia
Batik memang bukan hanya ada di daerah kepulauan jawa saja, batik kini
berkembang di berbagai daerah jawa barat , bahkan bali dan dunia. Masingmasing memiliki ciri khas pada motif yang mereka ciptakan. Motif yang ada
pada komunitas pebatik di tasik hampir sama dengan kota-kota lainnya, yaitu
cenderung banyak bermotif alam