T1 312010708 BAB III

(1)

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

A.

Hasil Penelitian

1. Bentuk atau Struktur Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007

Bentuk atau struktur dari Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007, dibagi atas empat bagian besar, yaitu:

a. Penamaan

Penamaan adalah uraian singkat tentang isi Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan yang didahului dengan penyebutan jenis, nomor dan tahun pembentukannya, serta kalimat singkat yang mencerminkan isi dari Surat Keputusan tersebut:

“KEPUTUSAN GUBERNUR KALIANTAN SELATAN NOMOR 188.44/0135/KUM/2007 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI (UMSP) UNTUK SEKTOR PERTANIAN TANAMAN LAINNYA/PERKENUNAN (12000), INDUSTRI KAYU LAPIS/PLYWOOD (33113) DAN PERHOTELAN (64000) KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2007”.


(2)

b. Pembukaan

Pembukaan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 terdiri atas:

- Lembaga yang membentuk

Lembaga yang membentuk adalah lembaga negara atau lembaga pemerintahan yang berwenang membentuk, mengesahkan, atau menetapkan. Lembaga yang membentuk ini dituliskan dengan memakai huruf kapital. Dalam hal ini yang membentuka adalah GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN.

- Pertimbangan

Pertimbangan merupakan alasan-alasan atau pertimbangan-pertimbangan mengapa Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 tersebut perlu dibentuk.

Dalam pertimbangan dimuat hal-hal atau pokok-pokok pikiran yang merupakan konstatasi fakta-fakta secara singkat dan menggerakkan pembentuk Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007.

Pertimbangan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 dituliskan dengan “Menimbang”.

- Dasar hukum

Dasar hukum suatu peraturan perundang-undangan merupakan suatu landasan yang bersifat yuridis bagi pembentukan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007.


(3)

Dasar hukum pembentukan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 ini dituliskan dengan “Mengingat”.

c. Batang tubuh

Batang tubuh Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Np.199.44/0135/KUM/2007 memuat rumusan-rumusan yang merupakan materi muatan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007.

Batang tubuh Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 ini dituliskan dengan “Memutuskan”. d. Penutup

Penutup merupan bagian akhir Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM.2007 yang terdiri atas penandatanganan dari Gubernur Kalimantan Selatan, tembusan Keputusan disampaikan kepada Lembaga Negara yang bersangkutan dan lampiran Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007.

2. Sifat Atau Jenis Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007

Sifat dari Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.199.44/0135/KUM/2007 dapat dilihat dalam butir KESATU, yang menyebutkan “keputusan Gubernur Kalimantan Selatan tentang

Penetapan Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) untuk Sektor


(4)

Pertanian Tanaman Lainnya/Perkebunan, Industri Kayu Lapis/Plywood dan Perhotelan Kalimantan Selatan Tahun 2007, sebagaimana tercantum dalam daftar lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini”. Hal ini menunjukkan bahwa Surat Keputusan Gubernur

Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 bersifat umum, konkret dan final.

Bersifat umum dapat dilihat dari Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan tentang penetapan Upah Minumum Sektoral Provinsi tahun 2007 yang ditujukan kepada atau berlaku bagi sektor pertanian tanaman lainnya/perkebunan, industri kayu lapis/plywood dan perhotelan, dan tidak hanya mengatur kepentingan khusus atau tidak terbatas pada satu perusahaan tertentu saja. Salah satu hal yang menjadikan Surat Keputusan Gubernur No.188.44/135/KUM/2007 bersifat umum karena surat keputusan ini berupaya untuk menyelenggarakan kepentingan umum atau mengupayakan kesejahteraan sosial, yang dalam menyelenggarakannya kewajiban itu pemerintah diberi kewenangan untuk campur tangan dalam kehidupan masyarakat, dalam batas-batas yang diperkenankan oleh hukum. Hal itu jelas terlihat dalam pertimbangan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/135/KUM/2007 poin (a). Bahwa dalam rangka peningkatan

kesejahteraan pekerja di provinsi Kalimantan Selatan, perlu dilakukan upaya konkret melalui pemberin upah yang lebih realistis kearah pencapaian kebutuhan hidup layak.


(5)

Bersifat konkretdilihat dari obyek yang dimaksudkan dalam Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/135/KUM/2007 berwujud tertentu atau dapat ditentukan yaitu memutuskan besaran Upah Minimum Sektoral Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2007bagi sektor pertanian tanaman lainnya/perkebunan, industri kayu lapis/plywood dan perhotelan.

Sedangkan bersifat final, karena Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/135/KUM/2007sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum.

3. Pertimbangan-Pertimbangan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Terhadap Kewenangan Mengadili Gugatan Terhadap Surat Keputusan Gubernur No.188.44/0135/2007

Pertimbangan-pertimbangan Pengadilan Tata Usaha Negara terhadap kewenangan mengadili sengketa tata usaha negara akibat dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0135/KUM/2007 terdapat dalam Tentang Pertimbangan Hukum dalam Penetapan Perkara Tata Usaha Negara Nomor 13/G/2007/PTUN.BJM, yaitu:

a. Mengenai eksepsi pertama yaitu tentang Gugatan Prematur, Pengadilan berpendapat bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 88 ayat (3), Pasal 89, Pasal 90 UU No.12 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Jo. Pasal 4, Pasal 20 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik


(6)

Indonesia Nomer : KEP-226/MEN/2000, dapat dipahami bahwa lembaga penangguhan pelaksanaan Upah Minimum hanya diberlakukan terhadap UMP dan bukan terhadap UM Kabupaten/Kota, UMSP dan UMS Kabupaten/Kota, oleh karena UMP adalah merupakan tolak ukur/dasar penetapan upah minimum-upah minimum lainnya tidak berada dibawah UMP tersebut.

b. Bahwa disisi lain oleh karena penetapan UMSP dan UMS

Kabupaten/Kota terlebih dahulu harus dirundingkan dan disepakati oleh Asosiasi Perusahaan dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (4) Peraturan Menteri Tenanga Kerja Nomer : Per-01/MEN/1999 tentang Upah Minimum Jo. Pasal 4 ayat (3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomer : KEP-226/MEN/2000.

c. Berdasarkan bukti-bukti, terbukti bahwa para Penggugat sebelum

ataupun sesudah terbitnya obyek gugatan, sudah mengirim surat secara resmi yang pada intinya merasa keberatan perihal Upah Minimum Provinsi Sektoral Tahun 2007 kepada Tergugat.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas pengadilan berpendapat bahwa Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0135/KUM/2007 merupakan keputusan Tata Usaha Negara yang telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung di dalam Pasal 1 butir (3) Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1986 Jo. Undang-Undang Nomer 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu :


(7)

1. Telah jelas dan tegas Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara mana yang mengeluarkannya, yaitu Gubernur Kalimantan Selatan;

2. Telah jelas dan tegas maksud serta mengenai apa isi tulisan itu yaitu Penetapan UMSP Kalimantan Selatan Tahun 2007 untuk Sektor-sektor Pertanian Tanaman Lainnya/Perkebunan (12000), Industri Kayu Lapis/Plywood (33113) dan Perhotelan (64000);

3. Telah jelas dan tegas kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang ditetapkan;

4. Telah menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat, karena

sebagaimana bukti-bukti, bahwa pada intinya para Penggugat keberatan atas penetapan UMSP tersebut, namun atas keberatan dimaksud tidak ada tindak lanjut dari Tergugat, kalaupun ada itu hanya berlaku untuk paling lama 1 tahun dan belum dapat dipastikan dapat memenuhi maksud para Penggugat tersebut, oleh karena itu Majelis Hakim menilai gugatan para Penggugat tidak harus menunggu adanya jawaban Tergugat.

Dengan demikian sengketa Tata Usaha Negara yang timbul akibat dikeluarkan surat keputusan objek sengketa a quo adalah menjadi wewenang Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin untuk memeriksa, memutuskan dan menyelesaikannya, oleh karena itu eksepsi Tergugat tentang Gugatan Prematur harus ditolak.


(8)

B.

Analisis

1. Bentuk atau Struktur Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 Sebagai Regelling

Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 merupakan suatu peraturan perundang-udangan yang bersifat mengikat secara umum atau regeling. Karena Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 mengatur tentang Upah Minimum Sektoral Provinsi Kalimantan Selatan yang ditujukan kepada tiga (3) sektor yaitu perkayuan, perkebunan dan hotel. Ini sesuai dengan penjelasan Pasal 1 angka 2 UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, peraturan perundang-undangan adalah semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh badan perwakilan rakyat bersama pemerintah daerah, serta semua keputusan badan atau pejabat tata usaha Negara ditingkat daerah, yang juga bersifat mengikat secara umum. Dan menurut Ridwan, HR dalam bukunya yang berjudul Hukum Administrasi Negara mengutip yang dikatakan A. Hamid S. Attamimi, Keputusan Gubernur Kepala Daerah berisi peraturan yang melaksanankan ketentuan Peraturan Daerah Tingkat I digolongkan dalam suatu perundang-undangan.23

Ada kalanya keputusan masih abstrak sifatnya, artinya masih bersifat umum belum menunjukkan bersifat individual dan khusus. Dalam

23

R. Wiyono, op. cit, hlm. 98


(9)

hal demikian, maka keputusan ini sama dengan peraturan. Sedangkan peraturan merupakan norma-norma hukum yang kekuatan berlakunya mengikat semua orang atau bersifat umum. Dalam hal ini Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 termasuk kedalam keputusan yang bersifat umum,dikarenakan Surat Keputusan (SK) Gubernur ini mengatur tentang Upah Minimum Sektoral Provinsi Kalimantan Selatan untuk sektor perkayuan, perkebunan dan hotel, belum ditujukan kepada individu atau badan badan hukum perdata secara terperinci dan jelas.

2. Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0153/KUM/2007 Bukan Sebagai Beschikking

Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 tidak dapat dikatakan sebagai beschikking, dikarenakan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 bersifat mengatur dan mengikat secara umum. Sedangkan sifat-sifat suatu beschikking adalah bersifat individual, konkret dan final. Yang dimaksud bersifat individual adalah Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju. Kalau pun yang dituju itu lebih dari seorang, tiap-tiap nama orang atau badan hukum yang terkena keputusan itu harus disebutkan. Bersifat konkret artinya obyek yang diputuskan dalam Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak abstrak, tetapi berwujud,


(10)

tertentu atau dapat ditentukan. Bersifat final artinya sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum.

Dilihat pada butir KESATU Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 menunjukkan bahwa Surat Keputusan Gubernur ini mengatur dan mengikat secara umum, karena Surat Keputusan GubernurNo.188.44/0135/KUM/2007 mengatur tentang Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) untuk sektor Pertanian Tanaman Lainnya/Perkebunan, Industri Kayu Lapis/Plywood dan Perhotelan. Ini tidak menunjukkan salah satu sifat Keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat individual, karena tidak disebutkan secara jelas dan detail individu atau badan-badan hukum perdata apa saja yang terkena dampak dari dikeluarkannya Surat Keputusan GubernurNo.188.44/0135/KUM/2007 tersebut.

Keputusan dari badan atau pejabat tata usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum termasuk peraturan perundang-undangan. Bentuk keputusan tata usaha Negara demikian, tidak merupakan bagian dari perbuatan keputusan, tetapi termasuk perbuatan tata usaha Negara di bidang pembuatan peraturan. Keputusan tata usaha Negara yang merupakan pengaturan bersifat umum tidak termasuk keputusan tata usaha Negara dalam arti beschikking, yang berarti bahwa terdapat perbuatan badan atau pejabat tata usaha Negara yang mengeluarkan keputusan yang merupakan pengaturan yang bersifat umum tidak dapat digugat di hadapan hakim Pengadilan Tata Usaha


(11)

Negara. Pada umumnya, badan-badan tata usaha Negara, seperti halnya departemen, lembaga pemerintahan non departemen, pemerintah daerah tingkat I dan tingkat II menetapkan bentuk tertentu yang membedakan keputusan tata usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum dengan keputusan tata usaha Negara dalam arti beschikking24.

3. Pertimbangan-Pertimbangan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Terhadap Kewenangan Mengadili Gugatan Terhadap Surat Keputusan Gubernur No.188.44/0135/2007

Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin berpendapat bahwa Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0135/KUM/2007 merupakan keputusan Tata Usaha Negara yang telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung didalam Pasal 1 butir (3) Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1986 Jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu:

1. Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin berpendapat telah jelas

dan tegas Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara mana yang mengeluarkan, yaitu Gubernur Kalimantan Selatan.

2. Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin berpendapat telah jelas

dan tegas maksud serta mengenai apa isi tulisan itu yaitu Penetapan UMSP Kalimantan Selatan Tahun 2007 untuk Sektor-sektor Pertanian Tanaman Lainnya/Perkebunan, Industri Kayu Lapis/Plywood dan

24

Hadjon, loc. cit


(12)

Perhotelan. Dalam Pertimbangan Pengadilan mengenai eksepsi pertama yaitu tentang Gugatan Prematur yang menyatakan bahwa lembaga penangguhan pelaksanaan Upah Minimum hanya diberlakukan terhadap UMP dan bukan terhadap Upah Minimum Kabupaten/Kota, UMSP dan UMS Kabupaten/Kota, oleh karena UMP adalah merupakan tolak ukur/dasar penetapan upah minimum-upah minimum lainnya tidak berada dibawah UMP tersebut. Ini sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 88 ayat (3), Pasal 89, Pasal 90 UU No.12 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Jo. Pasal 4, Pasal 20 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP-226/MEN/2000. Dilihat menurut hal-hal yang diatur, maka norma-norma hukum itu bisa bersifat abstrak yang artinya hal-hal yang diatur itu tidak tertentu dan bersifat konkret yang artinya mengenai hal-hal tertentu. Ini menunjukkan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0135/KUM/2007 bersifat konkret karena sudah jelas mengatur mengenai Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) Kalimantan Selatan Tahun 2007.

3. Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin berpendapat telah jelas

dan tegas kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang ditetapkan. Dilihat dari yang dituju, norma-norma hukum itu dapat dibedakan menjadi bersifat umum yang artinya ditujukan kepada orang-orang yang tidak tertentu dan yang bersifat individual artinya ditujukan kepada seorang. Dalam hal ini menurut Pengadilan Surat Keputusan


(13)

Gubernur Kalimantan Selatan Nomer 188.44/0135/KUM/2007 bersifat individual. Tetapi penulis berpandapat Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0135/KUM/2007 bersifat umum, dikarenakan tidak dijelaskan secara terperinci dan detail ditujukan kepada individu atau badan hukum tertentu, tapi ditujukan pada sektor perkayuan, perkebunan dan perhotelan.Sedangkan yang dapat menjadi objek sengketa dalam sengketa Tata Usaha Negara adalah keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat kongkret, individual dan final. Seperti yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 pasal 1 angka (3) ”Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang

dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat kongkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.

4. Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin berpendapat dengan

dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 telah menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat, karena sebagaimana bukti-bukti, bahwa pada intinya para Penggugat keberatan atas penetapan UMSP tersebut.Para penggugat sebelum ataupun sesudah terbitnya obyek gugatan, sudah mengirim surat secara resmi yang pada intinya merasa keberatan perihal Upah Minimum Provinsi Sektoral Tahun 2007 kepada Tergugat, namun atas


(14)

keberatan dimaksud tidak ada tindak lanjut dari Tergugat, kalaupun ada itu hanya berlaku untuk paling lama 1 tahun dan belum dapat dipastikan dapat memenuhi maksud para Penggugat tersebut, oleh karena itu Majelis Hakim menilai gugatan para Penggugat tidak harus menunggu adanya jawaban Tergugat.

Salah satu unsur yang harus dipenuhi suatu keputusan Tata Usaha Negara adalah menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Ini sesuai dengan Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 1 angka (3) yang menyebutkan ”tindakan Hukum Tata Usaha Negara

adalah perbuatan hukum Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersumber pada suatu ketentuan hukum Tata Usaha Negara yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban pada orang lain”.

Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0135/KUM/2007 telah menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat, yaitu suatu hak dan kewajiban antara lain : - Perusahaan dilarang membayar Upah Minimum lebih rendah dari

Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) Kalimantan Seletan 2007.

- UMSP untuk sektor Pertania Tanaman Lainnya/Perkebunan adalah sebesar Rp.770.000,-. UMSP untuk sektor Industri Kayu Lapis/Plywood adalah sebesar Rp.765.000,-. Sedangkan UMSP


(15)

untuk sektor Perhotelan (Hotel Berbintang) adalah sebesar Rp.755.000,-.

- Bagi pekerja yang berstatus tetap dan dalam masa percobaan upah diberikan oleh pengusaha serendah-rendahnya Upah Minimum Sektoral dan Upah Minimum Sektoral hanya berlaku bagi pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun.

- Upah Minimum Sektoral Kalimantan Selatan adalah Upah Minimum bulanan terendah untuk waktu kerja 7 jam sehari atau 40 jam seminggu bagi sistem waktu kerja 6 hari dalam seminggu atau 8 jam sehari atau 40 jam dalam seminggu bagi sistem waktu kerja 5 hari dalam seminggu.

- Bagi perusahaan yang tidak mampu membayar Upah Minumum Sektoral Provinsi (UMSP) sebagaimana yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 dapat mengajukan penundaan sesuai dengan Pasal 90 ayat 2 dan 3 Undang-Undang Nomer 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

- Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 maka Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomer 014 Tahun 2006 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Yang dapat menjadi obyek sengketa tata usaha negara adalah golongan norma hukum yang bersifat individual-konkret dan final yang


(16)

menimbulkan akibat hukum bagi individu atau badan hukum perdata dalam hal ini tergugat. Karena ini sesuai dengan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1986 yang menentukan bahwa Keputusan Tata

Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkret, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 seharusnya tidak dapat dijadikan objek sengketa dalam sengketa Tata Usaha Negara, dikarenakan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 termasuk dalam golongan norma hukum yang bersifat umum-konkret. Ini dapat dilihat dari Surat Keputusan (SK) Gubernur tersebut ditujukan bagi sektor Perkayuan, Perkebunan dan Perhotelan. Dilihat dari Surat Keputusan ini ditujukannya, Surat Keputusan ini masih bersifat umum, karena tidak dijelaskan secara terperinci dan detail ditujukan kepada individu atau badan hukum tertentu tapi ditujukan pada sektor perkayuan, perkebunan dan perhotelan. Sedangkan yang dapat menjadi objek sengketa dalam sengketa Tata Usaha Negara adalah keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat kongkret, individual dan final. Dan dalam menetapkan Upah Minimum


(17)

Sektoral Provinsi harus dirundingkan dan disepakati oleh Asosiasi Perusahaan dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh.


(1)

Perhotelan. Dalam Pertimbangan Pengadilan mengenai eksepsi pertama yaitu tentang Gugatan Prematur yang menyatakan bahwa lembaga penangguhan pelaksanaan Upah Minimum hanya diberlakukan terhadap UMP dan bukan terhadap Upah Minimum Kabupaten/Kota, UMSP dan UMS Kabupaten/Kota, oleh karena UMP adalah merupakan tolak ukur/dasar penetapan upah minimum-upah minimum lainnya tidak berada dibawah UMP tersebut. Ini sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 88 ayat (3), Pasal 89, Pasal 90 UU No.12 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Jo. Pasal 4, Pasal 20 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP-226/MEN/2000. Dilihat menurut hal-hal yang diatur, maka norma-norma hukum itu bisa bersifat abstrak yang artinya hal-hal yang diatur itu tidak tertentu dan bersifat konkret yang artinya mengenai hal-hal tertentu. Ini menunjukkan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0135/KUM/2007 bersifat konkret karena sudah jelas mengatur mengenai Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) Kalimantan Selatan Tahun 2007. 3. Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin berpendapat telah jelas

dan tegas kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang ditetapkan. Dilihat dari yang dituju, norma-norma hukum itu dapat dibedakan menjadi bersifat umum yang artinya ditujukan kepada orang-orang yang tidak tertentu dan yang bersifat individual artinya ditujukan kepada seorang. Dalam hal ini menurut Pengadilan Surat Keputusan


(2)

Gubernur Kalimantan Selatan Nomer 188.44/0135/KUM/2007 bersifat individual. Tetapi penulis berpandapat Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0135/KUM/2007 bersifat umum, dikarenakan tidak dijelaskan secara terperinci dan detail ditujukan kepada individu atau badan hukum tertentu, tapi ditujukan pada sektor perkayuan, perkebunan dan perhotelan.Sedangkan yang dapat menjadi objek sengketa dalam sengketa Tata Usaha Negara adalah keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat kongkret, individual dan final. Seperti yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 pasal 1 angka (3) ”Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat kongkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.

4. Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin berpendapat dengan dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 telah menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat, karena sebagaimana bukti-bukti, bahwa pada intinya para Penggugat keberatan atas penetapan UMSP tersebut.Para penggugat sebelum ataupun sesudah terbitnya obyek gugatan, sudah mengirim surat secara resmi yang pada intinya merasa keberatan perihal Upah Minimum Provinsi Sektoral Tahun 2007 kepada Tergugat, namun atas


(3)

keberatan dimaksud tidak ada tindak lanjut dari Tergugat, kalaupun ada itu hanya berlaku untuk paling lama 1 tahun dan belum dapat dipastikan dapat memenuhi maksud para Penggugat tersebut, oleh karena itu Majelis Hakim menilai gugatan para Penggugat tidak harus menunggu adanya jawaban Tergugat.

Salah satu unsur yang harus dipenuhi suatu keputusan Tata Usaha Negara adalah menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Ini sesuai dengan Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 1 angka (3) yang menyebutkan ”tindakan Hukum Tata Usaha Negara adalah perbuatan hukum Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersumber pada suatu ketentuan hukum Tata Usaha Negara yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban pada orang lain”. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0135/KUM/2007 telah menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat, yaitu suatu hak dan kewajiban antara lain : - Perusahaan dilarang membayar Upah Minimum lebih rendah dari

Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) Kalimantan Seletan 2007.

- UMSP untuk sektor Pertania Tanaman Lainnya/Perkebunan adalah sebesar Rp.770.000,-. UMSP untuk sektor Industri Kayu Lapis/Plywood adalah sebesar Rp.765.000,-. Sedangkan UMSP


(4)

untuk sektor Perhotelan (Hotel Berbintang) adalah sebesar Rp.755.000,-.

- Bagi pekerja yang berstatus tetap dan dalam masa percobaan upah diberikan oleh pengusaha serendah-rendahnya Upah Minimum Sektoral dan Upah Minimum Sektoral hanya berlaku bagi pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun.

- Upah Minimum Sektoral Kalimantan Selatan adalah Upah Minimum bulanan terendah untuk waktu kerja 7 jam sehari atau 40 jam seminggu bagi sistem waktu kerja 6 hari dalam seminggu atau 8 jam sehari atau 40 jam dalam seminggu bagi sistem waktu kerja 5 hari dalam seminggu.

- Bagi perusahaan yang tidak mampu membayar Upah Minumum Sektoral Provinsi (UMSP) sebagaimana yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 dapat mengajukan penundaan sesuai dengan Pasal 90 ayat 2 dan 3 Undang-Undang Nomer 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

- Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 maka Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomer 014 Tahun 2006 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Yang dapat menjadi obyek sengketa tata usaha negara adalah golongan norma hukum yang bersifat individual-konkret dan final yang


(5)

menimbulkan akibat hukum bagi individu atau badan hukum perdata dalam hal ini tergugat. Karena ini sesuai dengan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1986 yang menentukan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkret, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 seharusnya tidak dapat dijadikan objek sengketa dalam sengketa Tata Usaha Negara, dikarenakan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No.188.44/0135/KUM/2007 termasuk dalam golongan norma hukum yang bersifat umum-konkret. Ini dapat dilihat dari Surat Keputusan (SK) Gubernur tersebut ditujukan bagi sektor Perkayuan, Perkebunan dan Perhotelan. Dilihat dari Surat Keputusan ini ditujukannya, Surat Keputusan ini masih bersifat umum, karena tidak dijelaskan secara terperinci dan detail ditujukan kepada individu atau badan hukum tertentu tapi ditujukan pada sektor perkayuan, perkebunan dan perhotelan. Sedangkan yang dapat menjadi objek sengketa dalam sengketa Tata Usaha Negara adalah keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat kongkret, individual dan final. Dan dalam menetapkan Upah Minimum


(6)

Sektoral Provinsi harus dirundingkan dan disepakati oleh Asosiasi Perusahaan dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh.