PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MATERI PENGARUH ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MELALUI METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS III MI DARUL ULUM BAURENO. SKRIPSI, PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.
KELAS III MI DARUL ULUM BAURENO BOJONEGORO
SKRIPSI
Oleh:
INDAH RAHMAWATI NIM : D07211008
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PGMI
2015
(2)
ii
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MATERI
PENGARUH ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
MELALUI METODE DISCOVERY
KELAS III MI DARUL ULUM BAURENO BOJONEGORO
SKRIPSI
Diajukan Kepada :Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah
Oleh:
INDAH RAHMAWATI NIM : D07211008
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PGMI
JUNI
(3)
(4)
(5)
(6)
viii
Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Zudan Rosydi, M.A
Kata Kunci : Motivasi Belajar IPA, Metode Discovery, Pengaruh Energi Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Latar belakang penulisan ini adalah kurang adanya motivasi yang timbul dari siswa, terlihat ketika prose belajar mengajar berlangsung siswa terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, dan bahkan ada yang memilih mengobrol dengan temannya saat guru menerangkan pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut penulis mengambil pembelajaran melalui metode discovery pada mata pelajaran IPA materi Pengaruh Energi Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan metode discovery dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro dan yang kedua bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas III mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro setelah diterapkan metode discovery?
Penulisan tindakan kelas ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif yang di kenal dengan metode kombinasi. Jadi metode kombinasi adalah metode penulisan yang menggabungkan antara dua metode yaitu kualitatif dan metode kuantitatif. Model penelitian kelas yang digunakan dalam penulisan ini adalah model Kurt Lewn. Ada beberapa teknik dalam pengumpulan data pada penulisan ini, yaitu wawancara, angket dan dokumentasi. Data kualitatif yang digunakan penulis di analisis diskriptif dan yang kualitatif di analisis menggunakan rumus rat-rata dan presentase.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan tindakan dengan menggunakan metode discovery. Metode tersebut adalah cara yang digunakan penulis untuk meningkatkan motivasi yang dimiliki oleh peserta didik. Sedangkan teknik pengumpulan data serta alat yang digunakan penulis untuk mengukur tingkat motivasi siswa adalah angket, lembar observasi siswa dan guru serta dokumentasi selama proses belajar mengajar.
Berdasarkan hasil dari semua komponen dan teknik pengumpulan data dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Dimulai dari aktivitas siswa yang pada siklus satu meningkat hingga 22% dengan rata-rata pada siklus I adalah 71% dan siklus II adalah 93%. Sedangkan hasil dari aktivitas guru pada siklus satu adalah 76% dan pada siklus yang kedua adalah 80%.
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ... vi
HALAMAN PENGESAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR DIAGRAM ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tindakan Yang Dipilih ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Lingkup Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORI ... 11
A. Motivasi Belajar ... 11
1. Pengertian Motivasi Belajar ... 11
2. Teori Motivasi Belajar ... 12
3. Indikator Motivasi Belajar ... 13
B. Metode Pembelajaran Discovery... 16
1. Pengertian Metode Discovery ... 16
(8)
3. Langkah-langkah Metode Discovery ... 18
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 19
1. Pengertian Pembelajaran IPA ... 19
2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 20
3. Fungsi Pembelajaran IPA ... 21
4. Materi Energi dan Pengaruhnya ... 22
BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN ... 24
A. Metode Penelitian... 24
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 27
C. Variabel Penelitian ... 28
D. Rencana Tindakan ... 28
E. Data dan Cara Pengumpulan ... 32
F. Indikator Kinerja ... 48
G. Tim Peneliti ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ... 50
A. Hasil Penelitian ... 50
1. Siklus I ... 50
2. Siklus II ... 65
B. Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I danSiklus II ... 78
BAB V PENUTUP ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... SURAT PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP ...
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin ... 25
... 4.1 Guru melakukan apersepsi ... 51
4.2 Siswa terlihat gaduh saat mencari kelompok ... 53
4.3 Proses kerja kelompok energi gerak ... 55
4.4 Siswa melakukan presentasi ... 56
4.5 Siswa melakukan diskusi secara kelompok ... 68
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah-Langkah Metode Discovery ... 19
3.1 Pedoman Wawancara Guru ... 34
3.2 Pedoman Wawancara Siswa ... 35
3.3 Format Panduan Observasi Aktivitas Guru... 36
3.4 Format Panduan Observasi Aktivitas Siswa ... 40
3.5 Butir-Butir Angket ... 43
4.1 Nama-Nama Kelompok Siklus I ... 52
4.2 Hasil Evaluasi Siklus I ... 57
4.3 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I ... 58
4.4 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 61
4.5 Nama-Nama Kelompok Siklus II ... 66
4.6 Hasil Evaluasi Siklus II ... 69
... 4.7 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II ... 70
(11)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 1 Dari Siklus I Dan II ... 83
4.2 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 2 Dari Siklus I Dan II ... 85
4.3 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 3 Dari Siklus I Dan II ... 88
4.4 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 4 Dari Siklus I Dan II ... 90
4.5 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 5 Dari Siklus I Dan II ... 92
4.6 Tingkat Motivasi Siswa Indikator 6 Dari Siklus I Dan II ... 95
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : panduan wawancara guru Lampiran 2 : panduan wawancara siswa Lampiran 3 : RPP Siklus I
Lampiran 4 : RPP Siklus II
Lampiran 5 : Hasil Observasi siswa siklus I Lampiran 6 : Hasil Observasi siswa siklus II Lampiran 7 : Hasil Observasi guru siklus I Lampiran 8 : Hasil Observasi guru siklus II Lampiran 9 : Lembar validitas angket motivasi Lampiran 10 : Lembar validitas RPP
(13)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi. Wahyana mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.1
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPA di Sekolah Dasar berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep adalah abstraksi dari kejadian-kejadian, benda-benda, atau gejala yang memiliki sifat tertentu atau lambing. Sedangkan
1
(14)
prinsip merupakan pernyataan yang berlaku bagi sekelompok gejala tertentu yang mampu menjelaskan suatu kejadian.2
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pada anak-anak usia SD/MI, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan lebih utuh, sehingga harapannya anak-anak SD/MI mampu melakukan penelitian secara sederhana dan mendapatkan penemuan dalam pembelajarn IPA. Di sini penemuan menjadi faktor penting bagi proses belajar peserta didik, dikarenakan penemuan dapat mengembangkan kemampuan intelektual siswa, mendapatkan motivasi intrinsik, serta memperoleh daya ingat yang lebih lama.
Adanya faktor dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif. Untuk mencapai tujuan
2
(15)
tertentu dari interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa perlu motivasi yang baik dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.
Motivasi merupakan unsur pertama dalam proses belajar siswa karena belajar tidak akan berlangsung tanpa adanya perhatian. Guru diharapkan bisa menarik perhatian siswa dalam belajar. Sesuatu dikatakan menarik bila anak memperhatikan secara spontan tanpa adanya usaha. Hal ini dimungkinkan karena adanya dorongan-dorongan dasar pada anak berfungsi atau sikap-sikap, penghargaan minat dan tingkah laku yang diperoleh sebelumnya melalui pengalaman, membuat sesuatu menarik perhatian murid bukan karena usaha guru yang membuat pelajaran itu menarik, akan tetapi murid tertarik secara spontan dengan materi itu.
Bila tidak ada respon yang tidak menarik dari siswa, maka guru harus memotivasi siswa untuk bisa memperhatikan aktivitas belajar. Jika guru sudah memiliki motif, siswa akan memberikan perhatian walaupun belajar itu tidak menarik. Perhatian ini sangat penting karena kebanyakan materi pelajaran yang diberikan kurang menarik.
Dalam hal ini sudah tentu guru berperan penting dalam membangun motivasi belajar siswa. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktifitas belajar dengan baik. Untuk dapat melakukan aktivitas belajar yang baik dibutuhkan motivasi yang baik pula. Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan
(16)
sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan siswa merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.3
Tumbuhnya motivasi belajar dalam pelajaran IPA dirasa sulit ketika siswa tidak melakukan praktek secara langsung dari teori yang telah didapatkan. Dikarenakan karakteristik anak usia sekolah dasar adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar, tertarik pada sesuatu yang baru, tertarik pada gambar-gambar yang berwarna, senang melakukan eksplorasi, dan ingin mencoba sesuatu yang baru. Motivasi yang menarik tentunya juga menggunakan metode baru yang dirasa siswa melakukan hal baru dan menarik sehingga bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pada siswa kelas III MI Darul Ulum Baureno mengalami kesulitan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA terutama materi pengaruh energi panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-hari.4 Hal tersebut didasarkan atas hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III. Siswa terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, tidak menyimak penjelasan guru, dan ada juga yang memilih mengobrol bersama temannya saat proses pembelajaran. Situasi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan dalam proses belajar mengajar. Siswa kurang bisa merespon balik umpan yang diberikan guru karena kurang fokus. Akibatnya, tujuan pembelajaran tidak tercapai dan suasana kelas menjadi tidak kondusif.
3
Sadirman A. M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada), 2011. Hlm.77
4
(17)
Beberapa siswa mengatakan saat proses pembelajaran merasa bosan jika dalam kelas hanya membaca, mencatat, menghafal dan mengerjakan soal.5 Padahal sebenarnya hal tersebut merupakan hal penting dalam pembelajaran. Namun, karena kurang kreatif dalam mengolah pembelajaran sehingga menjadi sesuatu yang membosankan. Dalam wawancara peneliti dengan guru kelas III MI Darul Ulum juga menambahkan adanya motivasi yang kurang saat proses pembelajaran memberikan dampak hasil nilai ulangan harian pada materi tersebut jauh dari KKM. Hanya 31,58 % yang berhasil mencapai KKM dan sisanya 68,42% belum mencapai KKM.
Adanya kejenuhan siswa dalam pembelajaran yang diberikan membuat motivasi belajar siswa berkurang karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang diberikan. Hal ini menjadikan peneliti mencoba menerapkan suatu metode penemuan (discovery) untuk membuat motivasi siswa menjadi lebih meningkat. Metode pembelajaran ini dapat mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Metode penemuan (discovery) ini pernah dilakukan peneliti M. Abdul Rahman, S.Pd dengan proses pembelajaran menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara
5
(18)
siswa dengan guru. Guru juga membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, serta memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab. Dari penelitiannya tersebut mendapatkan kesimpulan bahwa “Penerapan metode pembelajaran penemuan (discovery) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran penemuan (discovery) sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.”
Penelitian yang dilakukan Rini Ekowati dalam judulnya “Meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan metode discovery” yang pelaksanaannya menggunakan tenik observasi langsung dengan materi gerak benda yang menghasilkan data bahwa keinginan siswa untuk menyimak penjelasan guru pada siklus I adalah sebesar 72,72%, pada siklus II meningkat menjadi 90,90%. Kesungguhan siswa untuk mencatat materi pembelajaran pada siklus I 36,36%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90,90%. Secara mandiri siswa menjawab pertanyaan pada siklus I 27,27%, dan siklus II meningkat menjadi 81,81 %. Keberanian siswa mengerjakan soal di papan tulis pada siklus I 36,36%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 81,81%. Keberanian siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti pada siklus I 27,27% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 72,72%. Kesungguhan siswa berpikir mencari
(19)
jawaban sendiri pada siklus I 45,45% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90,90%.
Berdasarkan paparan di atas serta adanya penelitian terdahulu maka peliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar IPA Materi Pengaruh Energi dalam Kehidupan Sehari-hari Melalui Metode Discovery Kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu permasalahan yaitu :
1. Bagaimana penerapan metode discovery dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro?
2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas III mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro setelah diterapkan metode discovery?
C. Tindakan yang dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari melalui Metode discovery. Dengan metode ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode Discovery memberikan variasi baru pada proses
(20)
pembelajaran siswa.. Melalui metode ini, bersama kelompoknya siswa akan belajar menjadi seorang ilmuan yang bisa menemukan hal yang baru bagi mereka. Diharapkan siswa mampu mengingat materi yang telah disampaikan oleh guru dan mengikuti pembelajaran dengan semangat. Sehingga, metode ini mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa, membuat suasana kelas lebih nyaman, dan mengusir kebosanan dalam belajar.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarakan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan dari penelitian adalah:
1. Dapat mengetahui penerapan metode discovery dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro
2. Dapat mengetahui peningkatan motivasi belajar materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro setelah metode pembelajaran Discovery diterapkan.
(21)
E. Lingkup Penelitian
Supaya penelitian ini bisa fokus dengan objek, maka permasalahan tersebut akan dibatasi pada hal – hal tersebut dibawah ini:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Darul Ulum Baureno, Bojonegoro Semester genap tahun ajaran 2014 – 2015.
2. Tindakan yang diambil dalam penelitan ini adalah metode pembelajaran Discovery, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Materi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru dapat mengetahui suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.
b. Guru mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem pengajarannya sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan.
c. Guru mengetahui kendala - kendala yang dihadapi saat penelitian sangat membantu untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya. 2. Bagi Siswa
(22)
a. Menanamkan sikap kreatif, keaktifan siswa dalam bekerjasama dan komitmen dalam belajar bekerjasama untuk menyelesaikan problem. b. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran materi
pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari c. Motivasi siswa dapat mengalami peningkatan. 3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan
(23)
11 BAB II KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.6 A. W. Bernard memberikan pengertian bahwa motivasi adalah fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan tertentu. Pendapat yang sama disampaikan Mc. Donald bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.7
Motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.8 Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada manusia, sehingga akan mengarah dengan gejala kejiwaan, perasaan dan emosi yang kemudian bertindak melakukan sesuatu karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan.
6
Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. Teori Motivasi & Pengukurannya. (Jakarta : PT Bumi Aksara.2011). Hal
3
7
A. M., Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada). Hal 73
8
(24)
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk mengelak perasaan tidak suka itu.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perbuatan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada peserta didik yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik. Motivasi memiliki peranan yang khas dalam membangun gairah siswa untuk merasa senang dan semangat dalam setiap proses pembelajaran yang di terima.
2. Teori Motivasi Belajar
Motivasi dapat dianggap sebagai dorongan untuk memuaskan kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, perumahan, cinta, dan pemeliharaan diri yang positif. Terkait hal ini salah satu teori motivasi yaitu hierarki kebutuhan Maslow. Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka akan mempunyai keinginan untuk bergeser ke tingkat yang lebih tinggi. Maslow
(25)
mengemukakan ada dua kebutuhan yakni kebutuhan defisiensi dan kebutuhan pertumbuhan.9
Kebutuhan defisiensi yang didalamnya terdapat fisiologi, keselamatan, cinta, dan harga diri adalah kebutuhan yang penting bagi kesejahteraan fisik dan psikologis. Kebutuhan ini harus dipuaskan, tetapi begitu sudah terpuaskan, motivasi orang untuk memuaskannya akan hilang. Selanjutnya kebutuhan pertumbuhan seperti kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, kebutuhan estetika, serta kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri didefinisikan keinginan menjadi apapun yang sanggup diraih seseorang. Pada kebutuhan pertumbuhan seseorang mempunyai motivasi yang lebih besar karena pada kebutuhan manusia tidak akan merasa puas.
3. Indikator Adanya Motivasi Belajar
Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi seseorang antara lain:10
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memperoleh kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur
9
Robert E.Slavin, Psikologi Pendidikan … hal.102
10
(26)
kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu yang berasal dari “dalam” diri
manusia yang bersangkutan.
Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaannya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilator belakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.
Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun karena kalau tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat malu dari pengajarnya, atau di olok-olok temannya, atau bahkan dihukum
orang tua. Dari keterangan diatas tampak bahwa “keberhasilan” anak
didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar dirinya.
(27)
c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang
Teori harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan sendiri tentang gambaran hasil tindakan yang dilakukan.11 Contohnya orang yang menginginkan kenaikan pangkat akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.
d. Adanya penghargaan dalam belajar
Seperti dalam teori kebutuhan Maslow, kebutuhan akan penghargaan. Dalam kaitannya dengan belajar, percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain sangat bermanfaat dan menyediakan sesuatu yang dapat dicapai.12
Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik
kepada hasil belajar yang lebih baik. Pernyataan seperti “bagus”, “hebat”
dan lain-lain disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru, dan penyampaian konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan didepan orang banyak.
11
Hamzah. B. Uno Teori Motivasi Dan Pengukurannya… hal 47
12
(28)
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tingkatan individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh lingkungan. Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar.13
B. Metode Pembelajaran Discovery
1. Pengertian Metode Discovery
Metode discovery artinya metode penemuan. Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswa memampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara
13
www.pendidikanekonomi.com/2014/10/indikator-motivasi-belajar.html Diakses pada tangga 25 Maret 2015
(29)
lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suaut konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengembang.14
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sndiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situsi teacher learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri.15 Agar anak dapat belajar sendiri.
Metode discovery (penemuan) adalah suatu metode pembelajaran dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan saja.16 Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri.
14
Drs. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta,2002)
Hal.193
15
Drs. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah... Hal.193
16
Hamzah dan Nurdin Muhammad, Belajar dan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta, PT Bumi Aksara,
(30)
2. Tujuan Metode Discovery
Secara garis besar metode discovery bertujuan agar anak didik mampu memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang sedang dipelajari, adapun tujuan pembelajaran metode discovery adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengembangkan kreativitas
b. Untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar
c. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan kritis d. Untuk meningkatkan keaktifan anak didik dalam proses pembelajaran e. Untuk memecahkan masalah
f. Untuk mendapatkan inovasi dalam proses pembelajaran.17 3. Langkah - Langkah Metode Discovery
Berikut adalah langkah-langkah metode pembelajaran discovery (penemuan).18
Tabel 2.1 Langkah-langkah metode Discovery
No Fase-fase Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan, mengelompokkan dan menjelaskan prosedur discovery
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta guru menyiapkan perangkat pembelajaran
2 Merumuskan masalah Guru menyampaikan suatu permasalahan yang menggugah atau menimbulkan kepenasaranan tentang fenomena tertentu.
17
Muhammad Takdir Illahi, Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill
(Jogjakarta:Diva Press, 2012) hal. 69
18
(31)
3 Membuat jawaban sementara (hipotesis)
Guru membantu siswa dalam membuat prediksi dan
mempersiapkan penjelasan masalah
4 Mengumpulkan data Guru memfasilitasi data untuk memperkuat dari adanya hipotesis 5 Merumuskan kesimpulan Guru membimbing siswa untuk
memdapatkan kesimpulan dari permasalahan
6 Mengomunikasikan Guru mendampingi siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah sebagai pembimbing siswa dalam nenemukan konsep.
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi. Adapun Wahyana mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.19
19
(32)
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPA di Sekolah Dasar berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep adalah abstraksi dari kejadian-kejadian, benda-benda, atau gejala yang memiliki sifat tertentu atau lambing. Sedangkan prinsip merupakan pernyataan yang berlaku bagi sekelompok gejala tertentu yang mampu menjelaskan suatu kejadian20
2. Tujuan Pembelajaran IPA
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga disebutkan tujuan mata pelajaran IPA, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam semesta.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan dan meningkatkan
20
(33)
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan.
d. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
e. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak didik memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam dari lingkungan buatan dengan melalui pengamatan agar anak tidak buta dengan pengetahuan dasar mengenai IPA.
3. Fungsi Pembelajaran IPA
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar, mata pelajaran IPA berfungsi untuk :
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan yang berkaitan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari – hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas hidup sehari – hari.
(34)
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan disekitarnya dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. e. Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
4. Materi Energi dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Energi yang ada disekitar kita ada bermacam-macam. Energi panas dan energi gerak. Berikut pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari
a. Energi panas
Energi panas adalah energi yang dihasilkan dari panas suatu benda. Jadi, energi panas berasal dari benda yang memiliki suhu tinggi. Contoh benda yang memiliki suhu tinggi adalah api dan matahari.
Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya, panas matahari digunakan untuk mengeringkan pakaian, panas setrika digunakan untuk melicinkan pakaian, dan panas dari api kompor dapat digunakan untuk memasak.
(35)
Panas juga dapat dihasilkan oleh gesekan dua buah benda, seperti kita menggosok-gosok tangan, maka tangan akan terasa hangat. Panas disebut juga kalor.21
b. Energi gerak
Permukaan bumi dipenuhi dengan udara. Udara memang tidak kelihatan. Udara dapat bergerak karena terdapat perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh pengaruh panas matahari.
Udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dinamakan angin. Semakin cepat terjadi perpindahan udara, semakin besar pula angina yang tertiup. Angin merupakan contoh energi gerak. Energi gerak angin mampu menerbangkan dedaunan kering dan kertas sampah. Bahkan angin yang sangat besar mampu merobohkan bangunan dan pepohonan.
Energi gerak angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Energi gerak angin dapat digunakan untuk pembangkit listrik melalui kincir angin. Kincir angina akan bergerak karena angin. Gerakan kincir angina akan menggerakkan mesin generator sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Demikian pula energi gerak air. Energi gerak air dapat menggerakkan kincir air. Jika kincir air dihubungkan dengan generator, akan menghasilkan energi listrik pula.22
21
Priyono dan Titik Sayekti, Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008) hal.85
22
Mulyati Arifin, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku. (Jakarta : PT. Setia Purna Inves,
(36)
24 BAB III
METODE DAN RENCANA PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Classroom Actions Research (CAR). Pada hakikatnya, penelitian tindakan kelas digunakan agar suatu proses penelitian memiliki daya guna dan manfaat ganda. Peneliti akan memperoleh informasi yang berkaitan dengan berbagai permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Sementara subyek yang diteliti mendapat manfaat langsung dari adanya tindakan nyata.23
Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mix mettode atau dikenal dengan metode penelitian kombinasi. Penelitian kombinasi adalah penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif secara berurutan. Dimana pada tahap awal penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kedua menggunakan metode kualitatif.24 Peneliti menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data dengan cara tatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di lokasi penelitian yang tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan data yang
23
Isjoni Ishaq, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006),
hal.106-107 24
(37)
dikumpulkan dari penelitian kualitatif dianalisis melalui suatu penghitungan. Kemudian dideskripsikan untuk ditemukan kekurangan dan kelebihan sehingga dapat diupayakan peningkatan/ perbaikannya.25
Adapun model yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini adalah Kurt Lewin. Secara garis besar, meliputi empat komponen, yaitu perencanaan (planning), aksi/tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).26 Keempat komponen tersebut, membentuk satu siklus. Jika telah dilakukan refleksi, maka diikuti perencanaan ulang dengan revisi dari siklus sebelumnya.
Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin
25
Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penilaian Kualitatif, (Yogyakarta: Diva
Press, 2010), hlm : 13 26
Rido Kurnianto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Surabaya: LAPIS PGMI, 2009) Paket 5 hal.12
Identifikasi masalah
Perenncanaan (planning) Refleksi
(reflectin g)
Tindakan (acting) Observasi
(observating)
Perencanaan ulang
Dst.
Siklus I
(38)
1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dimaksudkan sebagai kegiatan awal yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan data tentang situasi-situasi yang relevan dalam motivasi pembelajaran IPA. Peneliti bersama guru kelas melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut dapat dilakukan pemfokuskan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian.
2. Perencanaan
Perencanaan didasarkan pada hasil dari identifikasi masalah awal. Secara rinci perencanaan mencangkup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan motivasi belajar siswa sesuai indikator yang sudah ditetapkan sebagai solusi dari permasalahan kurangnya motivasi. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi peserta didik
3. Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan apa yang akan dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada teoritik dan empiric agar hasil yang diperoleh peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
(39)
4. Pengamatan (observasi)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.
5. Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi adalah kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.
Setelah suatu siklus selesai diterapkan, lalu pada tahap refleksi diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilakukan untuk siklus berikutnya.
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting penelitian ini meliputi:
a. Tempat penelitian : kelas III MI Darul Ulum Pasinan Baureno Bojonegoro b. Waktu penelitian : dilaksanakan pada tahun ajaran semester genap
2014/2015
2. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek yang diamati dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Darul Ulum Pasinan Baureno Bojonegoro semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah keseluruhan adalah 19 peserta didik yang terdiri dari 12 laki-laki dan 7 perempuan.
(40)
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek peneliti atau apa saja yang memberikan titik perhatian suatu penelitian.27 Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:
a. Variabel input : Siswa Kelas III MI Darul Ulum Baureno Bojonegoro b. Variabel proses : penerapan metode Discovery
c. Variabel output : peningkatan motivasi belajar siswa pada materi Energi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
D. Rencana Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin yaitu bentuk suatu lingkaran yang terus menerus. Setiap siklus meliputi rencana, tindakan, observasi, refleksi. Langkah pada siklus berikutnya adalah tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti :
Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan metode Discovery. RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan
27
(41)
pembelajaran dan lembar observasi. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3) Menyusun pedoman wawancara untuk mempermudah peneliti dalam mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
4) Menyusun lembar angket motivasi belajar siswa. Lembar angket motivasi belajar ini untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan
b. Tindakan (action)
Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan tindakan dengan penerapan metode Discovery pada pembelajaran IPA materi Energi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah ini adalah RPP selama pembelajaran dalam siklus I berlangsung:
Waktu Langkah-langkah pembelajaran Metode 10menit
3’’
5’’ 3’’
Kegiatan Awal
Guru memberi salam dan berdoa
Guru mengabsen kehadiran siswa serta memberi semangat sebelum belajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok dengan nama kelompok dari macam-macam energi
Guru menjelaskan prosedur dari metode discovery
Ceramah
Discovery
45menit
5’’
Kegiatan Inti Eksplorasi
(42)
30’’
10’’
diidentifikasi
Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa kepada masing-masing kelompok berupa fenomena tentang pengaruh energi panas dan gerak
Elaborasi
Siswa secara berkelompok melakukan identifikasi masalah tentang energi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
Siswa mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan
Siswa melakukan percobaan dari permasalahan yang diterima setiap kelompok
Siswa mencari data yang akan digunakan untuk menemukan prinsip dan konsep data pada materi energy dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
Guru membantu siswa mencari data untuk informasi
Setiap kelompok membuat kesimpulan dari permasalahan yang diterima
Konfirmasi
Setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan
Guru memberikan penguatan tentang materi yang sudah dipelajari
Pemberian reward dan punishment
Discovery
Discovery
Ceramah
15menit Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan evaluasi berupa tes tertulis. Guru menyampaikan materi yang akan datang. Guru mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam.
Tanya jawab
Ceramah
a. Observasi (observation)
Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati
(43)
setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat. b. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian. Pembelajaran dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Siklus II
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning), dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Pada tahap refleksi, dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran IPA melalui penerapan metode discovery dalam meningkatkan motivasi belajar siswa setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.
(44)
E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang kaitannya dengan pembelajaran IPA sebelum pelaksanaan, saat pelaksanaan, dan sesudah pelaksanaan menggunakan metode discovery untuk mengetahui motivasi belajar siswa sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan oleh peneliti.
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.28
28
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011),
(45)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi digunakan untuk mengumpulkan data sebagai berikut :
1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
2) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
c. Angket
Menurut Kartono, angket adalah suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum, dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan tertulis seperlunya.29
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan metode discovery dalam mata pelajaran IPA. Serta memperoleh data tentang indikator motivasi belajar siswa, perilaku yang sering muncul ketika proses belajar mengajar, pengetahuan siswa terhadap materi yang diajarkan, tujuan siswa tersebut sekolah, dll. Angket tersebut diberikan setelah seluruh kegiatan pembelajaran berakhir.
29
(46)
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
a. Wawancara : Lembar wawancara
Berikut pedoman wawancara yang digunakan untuk mengambil data. Tabel 3.1
Pedoman wawancara guru
No. Tujuan Penelitian Wawancara Guru
1. Dapat mengetahui proses pembelajaran sebelum adanya pemberian metode discovery mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari
a. Bagaimana proses pembelajaran IPA saat materi Energi?
b. Bagaimana motivasi siswa saat materi tersebut diajarkan?
c. Metode apa yang anda gunakan saat materi tersebut?
2. Dapat mengetahui penerapan metode discovery dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari
a. Bagaimana aktifitas siswa saat mengikuti pembelajaran dengan metode discovery?
3. Dapat mengetahui peningkatan motivasi belajar materi
pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari pada siswa setelah metode pembelajaran Discovery diterapkan.
a. Bagaimana peningkatan motivasi siswa setelah adanya penerapan metode discovery?
(47)
Tabel 3.2
Pedoman wawancara siswa
No. Tujuan Penelitian Daftar wawancara siswa 1. Dapat mengetahui proses
pembelajaran sebelum adanya pemberian metode discovery mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari
a. Apa yang kamu lakukan saat guru memberikan penjelasan materi energi? b. Apa yang kamu lakukan sebelum pelajaran
dimulai?
c. Apa yang kamu harapkan dari materi energi?
d. Apa yang kamu lakukan saat berdiskusi dengan teman kelompok?
e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan materi energi dan pengaruhnya?
f. Bagaimana kelas yang kondusif menurut kamu?
2. Dapat mengetahui penerapan metode discovery dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari
a. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan materi energi dan
pengaruhnya? Apakah kamu memahaminya?
3. Dapat mengetahui peningkatan motivasi belajar materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari pada siswa
a. Apa yang kamu lakukan saat guru memberikan penjelasan materi energi? b. Apa yang kamu lakukan sebelum pelajaran
dimulai?
(48)
setelah metode
pembelajaran Discovery diterapkan.
energi?
d. Apa yang kamu lakukan saat berdiskusi dengan teman kelompok?
e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan materi energi dan pengaruhnya?
f. Bagaimana kelas yang kondusif menurut kamu?
b. Observasi : Lembar observasi Tabel 3.3
Format panduan observasi aktivitas guru
No. Aspek yang diamati Nilai
1 2 3 4
I. Persiapan
Mempersiapkan perangkat pembelajaran Mempersiapkan bahan ajar
Mempersiapkan media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran
Mengkondisikan peserta didik II. Pelakasanaan
Kegiatan awal
Fase 1 : guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mengelompokkan dan menjelaskan prosedur discovery serta menyiapkan perangkat pembelajaran
(49)
Guru membuka dengan salam dan berdoa bersama serta memeriksa kehadiran siswa Apersepsi dan motivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok
dengan nama kelompok dari macam-macam energi
Guru menjelaskan prosedur dari metode discovery
Kegiatan Inti
Fase 2 : guru menyampaikan suatu permasalahan yang menggugah atau menimbulkan kepenasaranan tentang fenomena tertentu
Guru memberikan penjelasan masalah yang akan diidentifikasi
Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa kepada masing-masing kelompok berupa fenomena tentang pengaruh energi panas, gerak, dan bunyi
Fase 3 : guru membantu siswa dalam membuat prediksi dan mempersiapkan penjelasan masalah
Guru membantu siswa dalam membuat identifikasi masalah sesuai dengan masalah yang diterima dari setiap kelompok
(50)
Siswa mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan Fase 4 : guru memfasilitasi data untuk memperkuat dari adanya hipotesis
Guru mengawasi dan membimbing siswa melakukan percobaan dari permasalahan yang diterima setiap kelompok
Guru membantu siswa mencari data untuk informasi
Fase 5 : Guru membimbing siswa untuk mendapatkan kesimpulan dari
permasalahan
Guru menginstruksikan kepada
masing-masing kelompok untuk membuat kesimpulan Fase 6 : Guru mendampingi siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Guru menginstruksikan kepada
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil yang telah dikerjakan
Guru memberikan penguatan agar peserta didik lebih memahami
Pemberian reward dan punishment Penutup
Menyimpulkan hasil belajar
Melakukan evaluasi (memberikan soal) Motivasi
(51)
Mengingatkan materi minggu yang akan datang
Doa dan salam III Pengelolaan waktu
Kedisiplinan masuk kelas
Ketepatan tiap komponen pembelajaran dengan waktu yang disediakan
IV Suasana Kelas Kelas Kondusif
Proses KBM berjalan dengan lancar dan menyenangkan
Skor Perolehan
Jumlah Skor perolehan
Keterangan :
1 = Sangat tidak sesuai (tidak dilakukan , tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat waktu )
2 = Tidak sesuai (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif ,tidak tepat waktu) 3 = Sesuai (dilakukan, sesuai aspek, efektif , tidak tepat waktu)
4 = Sangat sesuai (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu)30
30
(52)
Tabel 3.4
Format Panduan Observasi Aktifitas Siswa
No. Aspek yang di amati Nilai
1 2 3 4
I
Persiapan
Persiapan fisik siswa dalam mengikuti pembelajaran
Persiapan alat perlengkapan belajar seperti buku, pensil, dll
Memahami dan memperhatikan kelas baik itu kebersihannya maupun keamanan serta kelengkapan kelas
II
Pelaksanaan Kegiatan awal
Siswa menjawab salam guru dan berdoa bersama
Siswa menjawab pertanyaan guru dari apersepsi dan mendengarkan motivasi yang diberikan guru Siswa mendengarkan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran Siswa membentuk menjadi 4
kelompok dengan nama kelompok dari macam-macam energi
Siswa memerhatikan penjelasan prosedur dari metode discovery Kegiatan Inti
(53)
Siswa menerima penjelasan dari guru masalah yang akan
diidentifikasi
Masing-masing kelompok menerima Lembar Kerja Siswa berupa
fenomena tentang pengaruh energi panas dan gerak
Siswa secara berkelompok melakukan identifikasi masalah tentang energi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
Siswa mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan
Masing-masing kelompok melakukan percobaan
Siswa mencari data yang akan digunakan untuk menemukan prinsip dan konsep data pada materi energy dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
Setiap kelompok membuat
kesimpulan dari permasalahan yang didapat dalam setiap kelompok Masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil yang telah dikerjakan
(54)
Penutup
Siswa mendengarkan guru menyimpulkan hasil belajar Siswa melakukan evaluasi
Siswa mendengarkan pesan-pesan guru
Doa bersama dan menjawab salam Skor perolehan
Jumlah skor perolehan
Keterangan :
1 = Sangat tidak sesuai (tidak dilakukan,tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat waktu)
2 = Tidak sesuai (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat waktu)
3 = Sesuai Dilakukan (sesuai aspek, sesuai aspek,efektif, tidak tepat waktu) 4 = Sangat sesuai (dilakaukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu)31
31
(55)
b. Angket : Butir-butir angket Tabel 3.5 Butir-butir angket
Indikator Motivasi Butir Instrumen
Nomor Butir Angket Adanya hasrat dan
keinginan berhasil
Ketika pelajaran berlangsung, saya mendengarkan penjelasan guru dengan baik
3
Saya suka bertanya kepada teman atau
guru saat mengalami kesulitan 7 Saya selalu mengikuti semua aktifitas
pada saat pembelajaran 4
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Pada waktu guru memberi tugas, saya
mengerjakan tugas dengan baik 5 Sebelum mulai pelajaran, saya membaca
materi yang akan diajarkan 2
Saya berkeinginan sepenuhnya
menguasai pelajaran IPA 1
Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang
Saya berharap mendapatkan nilai bagus
dalam pelajaran IPA 16
Setelah melakukan proses belajar saya dapat mengetahui pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari
15
Setelah mengikuti pembelajaran, saya ingin mencoba praktek dan menemukan hal baru terkait energi dan pengaruhnya
(56)
dalam kehidupan sehari-hari
Adanya penghargaan dalam belajar
Saya senang jika setelah diskusi teman-teman saya mendengarkan pendapat saya
8
Saya senang ketika guru memberikan reward kepada saya, setelah saya mengerjakan soal evaluasi
9
Saya senang ketika guru memberikan waktu kepada saya untuk bertanya hal-hal yang belum saya ketahui
10
Adanya kegiatan yang menarik dalam
pembelajaran
Saya bersemangat ketika pembelajaran IPA tadi menggunakan media yang berkaitan dengan materi energi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
14
Saya senang dengan cara guru dalam mengajarkan materi Energi dan Pengaruhnya di kelas
13
Saya menyukai belajar kelompok
bersama teman-teman sebaya saya 6 Adanya lingkungan
yang kondusif
Saya selalu aktif dalam mengikuti
proses belajar mengajar 11
Saya merasa nyaman jika lingkungan belajar yang saya tempati bersih dan indah
18
Saya selalu memperhatikan jika
(57)
Energi dan Pengaruhnya dalam kehidupan
3. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, didapatkan data kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif, yaitu sebagai berikut:
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini, data yang diperoleh yaitu hasil angket siswa dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan prosentase. Angket yang telah terkumpul dari tiap siswa, di hitung perolehan skornya. Skor yang didapat tiap siswa kemudian diubah menjadi nilai dengan menggunkan rumus:
Untuk mengetahui rata-rata nilai motivasi belajar hasil kuesioner siswa, digunakan rumus:
X = ∑ x N Keterangan :
X : Nilai Rata-Rata N : Jumlah siswa
∑ x : Jumlah seluruh nilai siswa Nilai = skor yang diperoleh × 100
(58)
b. Data kualitatif
Data berupa informasi yang berbentuk kalimat dengan memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mngetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.32 Data kualitatif dapat dianalisis dengan tahapan sebagai berikut :
1) Kode dan Mengkoding
Digunakan untuk menyederhanakan sejumlah besar data yang terkandung dalam catatan lapangan, observasi dan materi dokumen atau arsip adalah dengan membuat kode. Kode adalah singkatan kata atau symbol yang dipakai untuk mengklasifikasikan serangkaian kata, sebuah kaliamat atau alenia dari catatan lapangan yang sudah diketik kembali sehingga mudah dibaca oleh siapa pun. Kode adalah katagori yang biasanya diambil dari pertanyaan penelitian, hipotesis, konsep penting, atau tema yang penting.33 2) Mereduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan
32
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hal 128
33
Rochiati Wiriatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
(59)
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
3) Display data (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Pada penelitian kualitatif, penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian data pada penelitian ini adalah dengan teks yang bersifat naratif maupun deskriptif.
4) Kesimpulan dan Verifikasi data
Langkah terakhir dari analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali dilapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
(60)
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu kreteria yang digunakan untuk melatih tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam peningkatan atau memperbaiki mutu PMB dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara pengukurannya).34
Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya perubahan ke arah peningkatan dari motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Indikator tersebut adalah adanya peningkatan motivasi siswa dalam belajar IPA setelah diterapkan metode Discovery yang ditunjukkan dengan kenaikan persentase angket motivasi siswa dari siklus I ke siklus II dan telah mencapai kriteria nilai tertinggi.
G. Tim Peneliti
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan kolaborasi. Peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu Ibu Novi Kurniawati, S.Pd. Beliau sebagai guru kolaborator bersama peneliti dikelas sekaligus sebagai observator selama kegiatan penelitian tindakan kelas.
34
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan Profesi Guru,
(61)
Peneliti dan kolaborator bertugas penuh dalam pelaksanaan penelitian baik dalam kegiatan awal perencanaan, tindakan, observasi/aksi dan refleksi dalam tiap pelaksanaan kolaborasi agar memenuhi hasil yang diinginkan dalam sebuah proses penelitian tindakan kelas.
(62)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian “Peningkatan motivasi belajar siswa kelas III MI Darul Ulum Boureno Bojonegoro pelajaran IPA materi pengaruh energi panas dan gerak dalam kehidupan sehari-hari dengan metode Discovery. Hasil penelitian ini akan dijelaskan per siklus, dalam setiap siklus terdiri empat langkah pokok yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. 1. Siklus I
Pada siklus pertama peneliti menggunakan empat tahapan dalam proses pembelajaran. Empat tahapan tersebut adalah rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dilakukan peneliti dengan sistematis sesuai dengan penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewn.
a. Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus pertama diawali dengan penentuan waktu bersama guru kelas III yang ditetapkan tanggal 20 April 2015 dan menentukan metode yang akan digunakan dalam siklus dengan metode Discovery.
Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi yang diambil dalam Kurikulum Tingkat Satuan
(63)
Pendidikan 2006 yang bertuliskan “Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi”, dengan kompetensi dasar
yang dipilih oleh peneliti “Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari” serta indikator yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Dari indikator tersebut dapat disusun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode discovery.
Selain perangkat pembelajaran peneliti juga menyiapkan media yang dijadikan alat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Media bahan dan alat berupa kertas origami, kayu, paku payung, selembar kain, dan gelas aqua yang digunakan untuk bereksperimen sekaligus siswa melakukan penemuan. Penentuan media ini peneliti terhambat mencari sebatang kayu dengan ukuran sama dan bentuk yang sama, namun hambatan itu bisa teratasi dengan tepat.
Soal tes disiapkan peneliti yang merupakan pengembangan dari indikator kompetensi sebanyak 10 butir soal berupa uraian beserta kunci jawabannya. Instrumen penelitian seperti lembar wawancara, lembar observasi guru dan siswa serta angket motivasi siswa juga telah disiapkan peneliti. Instrument – instrument tersebut diatas sebelumnya telah divalidasi kepada Bapak Sulthon
Mas’ud selaku validator.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari RPP yang dirancang sebelumnya. Peneliti diberikan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
(64)
pembelajaran dan guru sebagai observer sekaligus pendamping dalam kegiatan penelitian di sekolah. Pada tahap pendahuluan siswa telah dikondisikan oleh guru kelas sehingga peneliti langsung membuka pertemuan dengan mengucap salam dan menanyakan kabar siswa yang sebelumnya biasa
digunakan oleh guru kelas dengan sapaan “bagaimana kabar anak-anak hari ini?” Dengan serentak mereka menjawab “Alhamdulillah, sehat, luar biasa, Allahu Akbar”. Apersepsi juga diberikan kepada siswa sebelum langkah pembelajaran dimulai, dengan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi pengaruh energi panas dan energi gerak. Pada saat apersepsi siswa mendengarkan dengan cermat sehingga siswa langsung tanggap memberi jawaban saat guru menyuruh siswa menyebutkan pengaruh energi panas dan pengaruh energi gerak sekalipun tidak banyak yang diketahui siswa.
a) b)
(65)
Tahapan berikutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa lebih mengetahui apa saja pengaruh energi panas dan energi gerak dalam kehidupan sehari-hari.
Dilanjutkan dengan guru membagi kelas menjadi empat kelompok dengan cara menyebutkan macam-macam energi yakni energi panas, gerak, kimia, dan listrik. Yang di mulai dari tempat duduk depan samping kanan. Siswa yang mengucapkan nama energi yang sama berkumpul menjadi satu kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4 atau 5 anak. Berikut ini adalah tabel pembagian nama-nama kelompok:
Tabel 4.1
Nama-nama Kelompok
No. Nama Kelompok Anggota kelompok 1 Energi Panas Rofa Zilkya Arifah Chofsoh
A’a Audiye Love Yana Vahera
Titja Khotitja Nurullah Dwifa Mutiara Putri M. Miftah Farid 2 Energi Gerak Royyan Al-Falah
Harun Al-Rasid
Ahmad Khilmi Khudhori Naufal Ahmad Muzakky
3 Energi Kimia Ahmad Naufal Nawarudin Chusna Ahmad Fauzan Febriansyah
Ahmad Aditnya Hamdan Firdaus Nikken Putri Rohaya
Ahmad Makhasin As Shufi 4 Energi Listrik Mohammad Faiq
Mohammad Faisal Zamzami
Muhammad Asharul Zamun Ni’am
Diffa Elfatihah
(66)
Saat siswa akan berkumpul dengan kelompoknya siswa terlihat ramai, berbicara keras untuk mencari kelompoknya. Setelah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, guru menjelaskan prosedur metode discovery kepada siswa.
Gambar 4.2 Siswa terlihat gaduh saat mencari kelompok
Guru memberikan penjelasan tentang energi gerak dan energi panas yang akan diidentifikasi dalam setiap kelompok. Dalam kelompok Energi Panas dan Energi Kimia ada Icha, Tiara, Febri, Havi, dan Hera tidak dapat mendengarkan penjelasan dengan baik, mereka asik mengobrol. Hal berbeda di dapat pada kelompok Energi Gerak dan Energi Listrik. Mereka mampu mendengarkan dengan baik dan bisa mengikuti aktivitas saat melakukan diskusi bersama kelompoknya.
Setiap kelompok menerima Lembar Kegiatan siswa yang berupa fenomena pengaruh energi panas dan energi gerak. Dua kelompok menerima
(67)
lembar kerja dengan praktek energi panas dan dua kelompok menerima lembar kerja dengan praktek energi gerak.
Saat melakukan identifikasi masalah guru juga turut membantu dalam mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan. Siswa melakukan praktek dengan kelompoknya sesuai dengan lembar kerja yang diterima dari setiap kelompok. Dari kelompok Energi Panas, Fara merasa bisa mengerjakan tugas dengan sendiri sehingga teman yang lain hanya diam. Kelompok Energi Kimia, Hafi dan Febri berlari-lari dikelas, sehingga tidak turut membantu menyelesaikan tugas kelompok. Dua kelompok ini masih belum bisa bekerjasama saat melakukan praktek.
Kelompok Energi Gerak, mereka membagi tugas sesuai dengan petunjuk dalam lembar kerja dan saling bertanya dengan teman kelompok, Noval Ahmad menulis hasilnya, Khilmi, Harun membuat kincir angin. Energi Listrik saling membantu untuk bekerja secara kelompok dan menyelesaikan dengan tepat waktu. Kedua kelompok ini mempunyai hasrat dan keinginan untuk berhasil sangat tinggi terbukti saat bekerja kelompok semua antusias untuk saling membuktikan pengaruh gerak energi panas dan gerak.
(68)
Gambar 4.3 Proses kerja kelompok Energi Gerak
Setelah melakukan kerja kelompok guru menginstruksikan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan bersama kelompoknya. Kelompok energi panas dipresentasikan oleh Fara dan Icha, tidak ada tanggapan dalam presentasi pertama ini karena kelompok yang lain masih belum memperhatikan dan mendengarkan temannya presentasi. Kelompok energi kimia dipresentasikan oleh Nofal dan niken, tidak ada tanggapan juga karena dirasa kelompok ini saat presentasi suara tidak keras sehingga banyak yang tidak dengar. Kelompok energi gerak diwakilkan oleh Harun dan Noval Ahmad dengan suara yang keras dan lantang. Terakhir kelompok energi listrik dipresentasikan oleh Faiq dan Difa. Masing-masing kelompok dengan kompak bergantian mempresentasikan hasilnya sebagai wujud keinginan siswa adanya penghargaan dari kerja mereka didepan teman-temannya. Setelah semua kelompok melakukan presentasi guru memberikan penguatan tentang materi pengaruh energi panas dan energi gerak.
(69)
Gambar 4.4 Siswa melakukan presentasi
Guru mempersilahkan siswa jika ada yang bertanya tentang hal yang belum diketahui oleh siswa. Kesempatan tersebut diambil oleh beberapa siswa sehingga menunjukkan pembelajaran dikelas selalu aktif. Guru bersama siswa saling memberi tanggapan dan membuat kesimpulan tentang energi gerak membawa pengaruh besar terhadap kincir angin dan energi panas berpengaruh untuk proses pengeringan dalam kehidupan sehari-hari.
Tahapan terakhir dari pembelajaran yang dilakukan siswa adalah evaluasi secara individu dengan mengerjakan soal yang telah disediakan. Semua siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik jika secara individu. Hal ini menunjukan indikator motivasi adanya keinginan untuk mendapatkan nilai bagus. Tidak ketinggalan siswa diberikan reward agar siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.
(70)
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi siswa siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Ket.
1 Ahmad Aditnya Hamdan Firdaus 75 90 Lulus 2 Ahmad Fauzan Febriansyah 75 70 Tidak Lulus
3 Ahmad Khilmi Khudhori 75 70 Tidak Lulus
4 Ahmad Makhasin As Shufi 75 60 Tidak Lulus
5 Ahmad Naufal Nawarudin Chusna 75 80 Lulus
6 Harun Al-Rasid 75 90 Lulus
7 M. Miftah Farid 75 40 Tidak Lulus
8 Mohammad Faiq 75 80 Lulus
9 Mohammad Faisal Zamzami 75 60 Tidak Lulus
10 Muhammad Asharul Zamun Ni’am 75 90 Lulus
11 Naufal Ahmad Muzakky 75 90 Lulus
12 Royyan Al-Falah 75 60 Tidak Lulus
13 A’a Audiye Love Yana Vahera 75 80 Lulus
14 A’azza Sanabila Septiani 75 80 Lulus
15 Diffa Elfatihah 75 70 Tidak Lulus
16 Dwifa Mutiara Putri 75 70 Tidak Lulus
17 Nikken Putri Rohaya 75 80 Lulus
18 Rofa Zilkya Arifah Chofsoh 75 60 Tidak Lulus
19 Titja Khotitja Nurullah 75 100 Lulus
c. Observasi Tindakan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui aktifitas dalam proses belajar mengajar, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
(71)
1. Tabel aktivitas guru
Tabel 4.3
Hasil Observasi aktivitas guru siklus 1
No. Aspek yang diamati Nilai
1 2 3 4
I. Persiapan
Mempersiapkan perangkat pembelajaran √
Mempersiapkan bahan ajar dan media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran
√
Mengkondisikan peserta didik √
II. Pelakasanaan Kegiatan awal
Fase 1 : guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mengelompokkan dan menjelaskan prosedur discovery serta menyiapkan perangkat pembelajaran Guru membuka dengan salam dan berdoa
bersama serta memeriksa kehadiran siswa
√
Apersepsi dan motivasi √
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok
dengan nama kelompok dari macam energi.
√ Guru menjelaskan prosedur dari metode
discovery
√
Kegiatan Inti
Fase 2 : guru menyampaikan suatu permasalahan yang menggugah atau menimbulkan kepenasaranan tentang fenomena tertentu
Guru memberikan penjelasan masalah yang akan diidentifikasi
(72)
Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa kepada masing-masing kelompok berupa fenomena tentang pengaruh energi panas, gerak, dan bunyi
√
Fase 3 : guru membantu siswa dalam membuat prediksi dan mempersiapkan penjelasan masalah
Guru membantu siswa dalam membuat identifikasi masalah sesuai dengan masalah yang diterima dari setiap kelompok
√ Siswa mempersiapkan bahan dan alat yang
akan digunakan untuk melakukan percobaan
√
Fase 4 : guru memfasilitasi data untuk memperkuat dari adanya hipotesis
Guru mengawasi dan membimbing siswa melakukan percobaan dari permasalahan yang diterima setiap kelompok
√ Guru membantu siswa mencari data untuk
informasi
√
Fase 5 : Guru membimbing siswa untuk mendapatkan kesimpulan dari
permasalahan
Guru menginstruksikan kepada
masing-masing kelompok untuk membuat kesimpulan
√
Fase 6 : Guru mendampingi siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Guru menginstruksikan kepada
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil yang telah dikerjakan
√ Guru memberikan penguatan agar peserta
didik lebih memahami
√ Pemberian reward dan punishment √ Penutup
Menyimpulkan hasil belajar √
(1)
Diagram 4.6
Tingkat motivasi indikator 6 siklus I dan II
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
indikator-indikator motivasi sebagian tercapai dengan dibuktikan adanya peningkatan
motivasi belajar siswa yang diketahui melalui angket dan lembar observasi
yang digunakan peneliti.hasil akhir yang diperoleh adalah pada siklus I nilai
yang diperoleh adalah 54% dan pada siklus II nilai yang diperoleh adalah 69%
dan terjadi kenaikan sekitar 15%. Berikut diagram yang menggambarkan
kenaikan tingkat motivasi dalam semua indikator.
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
Iya Kadang-kadang Tidak
Siklus I
(2)
96
Diagram 4.7
Hasil Prosentase dari semua indikator
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
Siklus I Siklus II
Iya
Kadang-kadang
(3)
96 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada saat
pembelajaran, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode Discovery dalam proses pembelajaran mata pelajaran
IPA materi pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari di MI Darul Ulum
Boureno dapat meningkatkan motivasi siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil
presentase dari perhitungan angket serta lembar observasi yang dilakukan
oleh guru dan siswa. Hasil perhitungan angket pada siklus I adalah 54% dan
hasil yang diperoleh pada siklus II adalah 69% jadi terjadi kenaikan sekitar
15%.
2. Aktivitas observasi guru dan siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I
ke siklus II dengan perolehan skor sebagai berikut pada siklus I skor yang
diperoleh pada saat observasi siswa adalah 59 dengan rata-rata kelas 71% dan
skor maksimal 84 sedangkan pada siklus II memperoleh skor 78 dengan
rata-rata kelas 93% dan skor maksimal 84. Untuk observasi guru pada siklus I
memperoleh skor 76 dengan rata-rata kelas 76% dan skor maksimal 100.
Sedangkan siklus II memperoleh skor 80 dengan rata-rata kelas 80% dan skor
(4)
97
3. Melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery
memberikan dampak yang positif bagi peningkatan motivasi siswa. Dengan
dibuktikan hasil angket yang mencapai indikator-indikator motivasi.
B. Saran
Dengan pembuktian bahwa metode Discovery dapat meningkatkan motivasi
siswa, maka beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran
dengan menggunakan metode Discovery sebagai suatu alternatif
pembelajaran dalam mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran yang lain
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery
memerlukan persiapan yang cukup sehingga guru mampu menentukan topic
yang benar-benar bisa diterapkan dalam metode ini.
3. Untuk penelitian yang lebih lanjut mengenai pembelajaran pengaruh energi
dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan metode yang lain atau
metode yang sama dengan melakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Mulyati., dkk. Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku. Jakarta : PT. Setia Purna Inves, Pusat Perbukuan , Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian., Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi., 2011. Suhardjono dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prestasi Pustaka
B. Uno, Hamzah. 2011. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : PT Bumi Aksara
E. Slavin, Robert. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta:PT Indeks
Hamzah dan Nurdin Muhammad,. 2011. Belajar dan Pendekatan PAILKEM,. Jakarta: PT Bumi Aksara
Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran,. Bandung:Yrama Widya
Trianto, M. Pd, 2012. Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta:Bumi Aksara
Sugianto, Agus. dkk, 2009. Pembelajaran IPA MI¸ Surabaya:LAPIS PGMI
Sadirman A. M., 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada
www.pendidikanekonomi.com/2014/10/indikator-motivasi-belajar.html Diakses pada tanggal 25 Maret 2015
Suryosubroto,. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta
Takdir Illahi, Muhammad., 2012. Pembelajaran Discovery Strategy & Mental
Vocational Skill., Jogjakarta:Diva Press
Sayekti, Titik., dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
(6)
Ishaq, Isjoni., 2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (mix mettode), Bandung : Alfabeta.CV
Prastowo, Andi. 2010. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penilaian Kualitatif, Yogyakarta: Diva Press
Kurnianto, Rido. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: LAPIS PGMI, Paket 5
Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah, Yogyakarta: CV Andi offset
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara
Wiriatmaja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan