BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
50
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja Pemerintah disamping berfungsi sebagai perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah, juga berfungsi pula sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan juga alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas Laporan Kinerja Pemerintah berfungsi pula sebagai media pertanggungjawaban kepada publik yang memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh lembaga lembaga pemerintah (pusat dan daerah) dan juga masyarakat.
Mendasar pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014 ini merupakan gambaran penilaian tingkat capaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan penilaian tingkat capaian sasaran dari masing-masing target indikator kinerja yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 17 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ngawi 2010 – 2015.
Pengukuran kinerja dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014 ini dipergunakan sebagai media untuk menilai keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan target dan sasaran yang ditetapkan guna mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Ngawi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
(2)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
51
3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja
Kerangka pengukuran kinerja Laporan Kinerja PemerintahPemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014 ini mengacu kepada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sehingga format dan sistematika pelaporan dari Laporan Kinerja Pemerintah Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014 ini sesuai dengan format dan sistematika yang telah ditentukan sebagaimana tersebut diatas.
Laporan Kinerja Pemerintah Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014 ini disinkronkan pula dengan Peraturan Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja dan pada akhirnya dapat diukur atau dibandingkan Rencana Kinerja yang ditetapkan dengan realisasi yang dicapainya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
Guna memudahkan interpretasi hasil capaian masing-masing sasaran dan program/kegiatan diberikanlahpredikatt nilai pada masing-masing indikator sasaran dan program kegiatan tersebut, predikat nilai tersebut sebagai berikut :
Tabel 3.1
Klasifikasi Predikat Nilai Capaian Indikator Sasaran dengan skala Ordinal
NILAI PREDIKAT
86– 100 Baik Sekali
71 – 85 Baik
56 – 70 Cukup
(3)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
52
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja tersebut dilakukan pula analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih jelas tentang penyebab keberhasilan ataupun kegagalan masing-masing indikator kinerja yang ditetapkan yang dibedakan dalam 2 (dua) varian indikator yaitu :
a. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah alat ukur kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan (inputs), indikator keluaran (outputs), dan indikator hasil (outcomes).
b. Indikator Sasaran
Indikator sasaran adalah sesuatu yang dapat menunjukan secara signifikan mengenai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran.Indikator sasaran dilengkapi dengan Target Kualitatif dan satuannya untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran.
3.2 Capaian IndikatorUtama
Tabel 3.2
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Ngawi Tahun 2013
NO. INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
2013
Realisasi 2013
Tingkat Capaian
1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,72 6,84 101,78
2 Laju Inflasi % 5-7 5,6 100
3 PDRB perkapita ADHK % 4.017.310 3.512.287 87,4
4 Pendapatan perkapita ribu 9.56 9.70 101,46
5 Angka Harapan Hidup Tahun 68 69,62 102,38
6 Angka Melek Huruf % 100 100 100
7 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 11 11,96 108,72
8 IPM Tahun 71.51 70,25 98,23
(4)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
53
10 Penduduk diatas garis
kemiskinan
% 82,20 76,86 93
11 Angka kelangsungan hidup bayi per 1.000 KH
% 98 98,05 100,05
12 Cakupan pelayanan anak balita % 88 54,30 61,70
13 Cakupan peserta kb aktif % 70 70,49 100,70
14 Rasio puskesmas per
penduduk
% 95 100 105,26
15 Cakupan Layanan Dasar
Kesehatan bagi Keluarga Miskin
% 100 100 100
16 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil % 94 90,58 96,36
17 Cakupan Kunjungan Bayi % 90 77,58 86,20
18 Ketersediaan pangan utama % 91,3 40 43,81
19 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
% 29 25,4 87,58
20 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
% 6,50 6,57 101,67
21 Angka partisipasi angkatan kerja
% 73,42 40,06 54,56
22 Ketersediaan infrastruktur
wilayah yang memadai
% 69 40 57,97
23 Panjang jalan dalam kondisi baik
% 43,31 48,15 111,17
24 Panjang jaringan irigasi dalam kondisi baik
% 87 100 114,94
25 Rumah layak huni % 36,12 17,50 48,44
26 Rumah tangga pengguna air bersih
% 42,15 73,05 173,30
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pencapaian Indikator Kinerja
Utama (IKU) sesuai dengan Misi kesatu yaitu Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan, dapat dilihat dari indikator menurunnya jumlah rumah tangga miskinpada Tahun 2014yang turun menjadi 162.774 jiwa dari tahun 2013 yang
mencapai 382.512 jiwa. Angka tersebut mendekati capaian dari target yang
direncanakan karena dukungan program peningkatan ekonomi kerakyatan dan
(5)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
54
adalah naiknya Indeks Pembangunan Manusia dari Tahun 2013 sebesar 67,69 menjadi
70,25 pada Tahun 2014 ini. Hal ini mengindikasikan meningkatnya kualitas taraf hidup
masyarakat di Kabupaten Ngawi yang mengalami pergeseran dari masyarakat miskin
menjadi masyarakat pra sejahtera dan sejahtera 1..
Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menggambarkan
perkembangan secara umum peningkatan kualitas hidup penduduk Kabupaten Ngawi
yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan terimplementasikannya 15 (lima
belas) Standar Pelayanan Minimal pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPKMD) Kabupaten Ngawi Tahun 2010 – 2015, sehingga secara signifikan
kebutuhan dasar penduduk Kabupaten Ngawi telah dapat dilayani oleh Pemerintah
Kabupaten Ngawi. Relevansinya adalah dengan menurunnya jumlah Masyarakat Miskin
yang ada di Kabupaten Ngawi dari ahun ketahun yang menunjukkan penurunan secara
pasti dengan interval penurunan sebesar 4% setiap tahunnya.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Misi kedua yaitu
Meningkatkan pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta
berdaya saingdapat dilihat dari indikator bidang pendidikan dan kesehatan, sebagian
besar IKU yang mencerminkan keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dan
kesehatan tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan.Capaian bidang pendidikan
dapat dilihat dari indikator Angka Kelulusan sekolah yang mencapai 99,89 % dari
akumulasi SD/MI s/d SMA/SMK/MA. Meskipun capaian tersebut belumlah memenuhi
target yang direncanakan pada Tahun 2014 ini, yang menargetkan kelulusan sebesar
100 %.
Pada bidang kesehatan, capaian indikator keberhasilan dibidang kesehatan
rata-rata dapat melampaui target yang ditetapkan seperti Angka Usia Harapan Hidup
yang mencapai 69,62 tahun dari target sebesar 68 tahun pada tahun 2014 ini,
(6)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
55
kesehatan yang murah dan berkualitas bagi masyarakat dengan rasio pelayanan
kesehatan pada Puskesmas 1 dibanding 100 penduduk dengan rasio trend kenaikan
pelayanan sebesar 10 jiwa pertahunnya.
Pencapaian keberhasian lain ditunjukkan dengan meningkatnya Angka
Kelangsungan Hidup Bayi per 1.000 kelahiran yang melampaui target capaian sebesar
98,05 % atau meningkat sebesar 0,5 % pada Tahun 2014 ini dengan kelangsungan
hidup bayi per 1.000 kelahiran mencapai 985 jiwa. Berdasarkan kondisi tersebut
berpengaruh signifikan terhadap jumlah penduduk Kabupaten Ngawi yang cenderung
naik dari tahun sebelumnya. Meskipun beberapa aspek lain berpengaruh pula terhadap
peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Ngawi diantaranya adalah aspek besaran
migrasi dan rendahnya mortalitas di Kabupaten Ngawi. Jumlah Penduduk pada Tahun
2013 sebesar 911.911 jiwa sedangkan pada Tahun 2014 ini naik menjadi 915.491 jiwa.
PencapaianMisiKetiga Mengembangkan Iklim Usaha dan Ekonomi
Kerakyatan Berbasis Agraris ditunjukkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi dengan
konsentrasi utama pada sector pertanian dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah di masyarakat. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi sebesar 6,84
merupakan pelampuan target pada Tahun 2014 yang hanya menargetkan sebesar 6,72.
Meskipun laju pertumbuhan tersebut meningkat dan melampaui target, akan tetapi hal
tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa
Timur yang mencapai 10,8 tiap tahunnya.
Hal ini disebabkan Kabupaten Ngawi masih mengandalkan sektor pertanian
sebagai prioritas pengembangannya yang cenderung lambat pertumbuhannya
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur yang didominasi
oleh sektor Industri yang cenderung lebih cepat pertumbuhannya bila dibandingkan
(7)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
56
Relevansi misi ketiga tersebut dari aspek ketenagakerjaan, Pemerintah
Kabupaten Ngawi berhasil mengurangi tingkat pengangguran terbuka dari target Tahun
2014 sebesar 7,28 % terlampaui dengan capaian menurunnya tingkat pengangguran
terbuka menjadi 6,13 % yang mengindikasikan meskipun laju pertumbuhan
perekonomian pada sektor pertanian relatif kecil dibanding dengan sektor industri, akan
tetapi dari capaian penyerapan tenaga kerja, hal tersebut sangat efektif dalam
mengurangi tingkat pengangguran terbuka yang ada.
Pencapaian Misi keempat yaituPembaharuan tata kelola pemeriintahan
daerah dan desa serta pelayanan publik yang baik, bersih dan akuntabelditunjukkan
dengan capaian Indikator Indeks Kepuasan kepada Masyarakat (IKM) yang pada Tahun
2014 ini melaksanakan survey kepuasan masyarakat pada Unit yang melaksanakan
pelayanan kepada masyarakat secara langsung (Direct Service). Yang dilaksanakan
pada 3 (tiga) SKPD yaitu RSUD Dr. SOEROTO yang melaksanakan pelayanan
masyarakat bidang kesehatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang
melaksanakan pelayanan masyarakat bidang kependudukan dan pencatatan sipil serta
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu yang melaksanakan
pelayanan masyarakat bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu.Hasil
survey IKM yang dilakukan pada masing-masing SKPD adalah dalam survey
tersebutintervalnya adalah 74 yang berarti nilai tersebut masuk dalam klasifikasi predikat
baik pada seluruh unsur penilaian yang diapresiasi oleh masyarakat. Indikator lain dari
pencapaian misi keempat tersebut adalah dengan ditetapkannya Peraturan Daerah
Kabupaten Ngawi Nomor 4 Tahun 2009 tentang Transparansi dan Partisipasi
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan yang mengakomodir kontribusi
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan agar lebih transparan dan akuntabel.
Peraturan Daerah tersebut membuka koridor keterbukaan masyarakat dalam
(8)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
57
kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi terhadap masyarakat lebih
mudah disampaikan dengan adanya media transparansi tersebut.Implikasinya adalah
semakin lengkap dan sempurnanya program dan kebijakan yang dijalankan utamanya
pada program-program dan kebijakan yang menyentuh kepentingan langsung
masyarakat Kabupaten Ngawi.
Pencapaian Misi Kelima berupa Meningkatkan kualitas infrastruktur sesuai
dengan daya dukung lingkungan dan fungsi ruang ditunjukkan dengan indikator
pencapaian ketersediaan infrastruktur wilayah yang memadai yang sedang dilaksanakan
secara sungguh-sungguh oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi, meskipun capaian hasil
dari inidikator tersebut belum mampu tercapai secara keseluruhan dan hanya mampu
mencapai sebesar 57,97 % saja dari target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa kendala yang mengiringi pembangunan infrastruktur tersebut diantaranya
adalah proses pelelangan yang kurang lancar, prioritas pembangunan masing-masing
wilayah (Kecamatan sesuai dengan RTRW Kecamatan) yang lebih dahulu
memprioritaskan pembangunan manusianya.Indikator lain pencapaian misi tersebut
ditunjukkan dengan adalah adanya penurunan luasan lahan kritis yang ada yang
menurun menjadi 12.102,69 ha dari tahun 2014 lahan kritis menjadi 16.802,69 ha pada
tahun 2014 ini. Hal ini menunjukkan semakin baiknya kesadaran masyarakat terhadap
pembangunan lingkungan hidup yang berpengaruh besar terhadap kualitas kehidupan
masyarakat secara umum.
Pencapaian Misi Keenam berupa Meningkatkan budaya yang berlandaskan
kearifan dan keagamaan dalam suasana yang kondusif ditunjukkan dengan beberapa
indikator diantaranya adalah dengan adanya seni dan budaya asli Ngawi yang dikenal
ditingkat nasional yang berdampak signifikan terhadap kokohnya ketahanan budaya
(9)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
58
memfasilitasi proses adopsi dan adaptasi budaya asing yang bernilai positif dan
produktif.
Indikator lain ditunjukkan dengan adanya suasana yang kondusif pada
Pemerintah Kabupaten Ngawi yang diindikasikan dengan menurunnya angka
kriminalitas pada Tahun 2014 ini turun menjadi 0,36 % dibandiingkan Tahun 2013 angka
kriminalitas masih mencapai 0,43 %.Kondisi ini menunjukkan trend positif semakin
kondusifnya suasana pemerintahan yang ada di Kabupaten Ngawi, dengan semakin
kecilnya tindak kriminalitas yang terjadi.
3.3 Capaian Indikator Makro
Penetapan Indikator Makro Pemerintah Kabupaten Ngawi dimaksudkan untuk memudahkan penilaian capaian Tujuan dan Sasaran Pemerintah Kabupaten Ngawi sebagaimana dituangkan dalam Visi dan Misi yang telah ditetapkan.Indikator tersebut merefleksikan tingkat keberhasilan, kendala yang dihadapi serta dampak yang ditimbulkannya agar setiap kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah dapat terealisasi sesuai dengan tujuan dan sasaran.
Sasaran utama dari pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi hendaknya dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang merupakan obyek sekaligus sebagai subyek pembangunan itu sendiri.Karena itulah diperlukan partisipasi secara aktif dalam setiap pelaksanaan kegiatan/program dari seluruh komponen yang ada (stake holder) sehingga hasil dari pembangunan tersebut dapat bermanfaat secara komprehensif bagi masyarakat.
Tingkat ketercapaian indikator makro Pemerintah Kabupaten Ngawi yang mencerminkan derajat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ngawi dalam kurun waktu 1 (satu) Tahun Anggaran (Tahun 2014) dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini :
(10)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
59
Tabel 3.3.1
Capaian Indikator Makro Kabupaten Ngawi Tahun 2014
No .
Indikator Makro Target 2013 Realisasi 2013 Target 2014 Realisasi
2014 Tingkat Capaian
1. Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin
197.884 382.512 162.957 162.774 99,88
Persentase Penduduk Miskin
21,70 23,84 17,80 17,78 99,88
2 Pendidikan
AMH (%) 83,89 83,89 100 100 100
RLS (tahun) 11 7,10 11 11,96 108,72
No .
Indikator Makro Target 2013 Realisasi 2013 Target 2014 Realisasi
2014 Tingkat Capaian APM
SD/MI/Paket A 99,99 100 100 100 100
SMP/MTs/Paket B 98 95,24 99 88,09 88,97
SMU/MA/Paket C 76 61 77 62,21 80,79
APK
SD/MI/Paket A 100 100 100 100 100
SMP/MTs/Paket B 100 97,51 100 98,49 98,49
SMU/MA/Paket C 83 79,61 84 80,39 95,70
3. Kesehatan
AHH 67 68,48 68 69,62 102,38
4. Kesejahteraan dan
Pemerataan Perekonomian
(11)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
60
Sumber : Bappeda Kabupaten Ngawi
Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Ngawi pada dasarnya masih bertumpu pada tiga sektor yaitu, sector pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa. Selama Tahun 2014 perekonomian Kabupaten Ngawi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Secara agregat pada tahun 2014 ekonomi Kabupaten Ngawi tumbuh 6,10. Meskipun terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,10% kenaikan angka pertumbuhan tersebut relative menurun apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 yaitu sebesar 6,72 %.Hal ini disebabkan karena pada Tahun 2014 ini Sektor pertanianpun juga mengalami penurunan kontribusinya terhadap PDRB, yang berdampak pula terhadap pertumbuhan ekonomi secara umum.
Pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didukung oleh kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, sector listrik, gas dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi.Sementara kontribusi tertinggi masih didominasi oleh tiga sektor andalan yaitu sektor pertanian walaupun sektor pertanian cenderung mengalami penurunan kontribusinya setiap tahun.Ini menunjukkan trend menuju perekonomian modern yang ditandai semakin berkurangnya kontribusi perekonomian tradisional.
5. Ketenagakerjaan
Angka Partisipasi Angkatan Kerja (%)
73,42 32,95 73,42 40,86 55,65
6. Keuangan Daerah
PAD (milyar) 42,853 65,682 51,424 100,690 195,80
Dana Perimbangan (milyar)
826,948 937,619 895,860 1.084,973 117,09 Lain-lain Pendapatan
yang Sah (milyar)
184,846 239,032 188,417 293,370 155,70 APBD (milyar) 1.054,649 1.103,520 1.135,703 1.497,304 131,83
(12)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
61
Tabel 3.4
Laju Pertumbuhan Ekonomi
No. Sektor Laju pertumbuhan Keterangan
2013 2014
1 Pertanian 5,10 4,87 - 0,23
2 Pertambangan dan Penggalian 4,28 3,19 - 1,09
3 Industri Pengolahan 6,29 6,22 - 0.07
4 Listrik, gas dan air bersih 11,28 7,24 - 4,04
5 Konstruksi 5,33 6,77 1,44
6 Perdagangan, Hotel dan restoran 6,87 8,82 1,95
7 Pengangkutan dan komunikasi 6,97 8,09 1,12
8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 3,96 5,28 1,32
9 Jasa-jasa 4,53 3,40 - 1,13
Kondisi perekonomian di Kabupaten Ngawi sudah mengindikasikan kearah yang lebih baik, hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonominya yang menunjukkan peningkatan secara signifikan, setelah sempat mengalami kontraksi minus 16,12% pada Tahun 1998 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi terus menanjak dari tahun 2013 sebesar 5,52% naik menjadi 5,65% pada tahun 2013 dan pada tahun 2013 naik kembali menjadi 6,72%.Meskipun pada tahun 2014 ini untuk data sementara laju pertumbuhan ekonomi hanya berkisar pada angka pertumbuhan 6,10 % akan tetapi hal itu relevan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi agraris yang cenderung lambat bila dibandingkan dengan struktur perekonomian industry.
(13)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
62
Gambar 3.1
Kontribusi sektor terhadap PDRB Kabupaten Ngawi
3.4 Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja
Indikator kinerja utama Pemerintah Kabupaten Ngawi disusun dengan mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ngawi
Tahun 2010-2015, dimana dalam RPJMD tersebut telah memuat indikator-indikator
pencapaian sasaran pembangunan yang ingin dicapai selama jangka waktu lima tahun.
Pengukuran target kinerja atas indikator kinerja utama dari sasaran strategis yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi dilakukan dengan membandingkan
antara target kinerja dengan realisasi kinerja Indikator kinerja utama sebagai ukuran
keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis pemerintah Kabupaten Ngawi beserta
(14)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
63
Tabel 3.5
Persentase Kategori Pencapaian Indikator Sasaran
No Atribut Jumlah Indikator
Sasaran
Persentase
Misi I : Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan
Baik Sekali 12 99,7%
Baik
Cukup 1 70%
Kurang 2 21,5%
Misi II : Meningkatkan pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta berdaya saing
Baik Sekali 27 104,5%
Baik 4 79,0%
Cukup 1 59%
Kurang 3 16,33
Misi III : Mengembangkan iklim usaha dan ekonomi kerakyatan berbasis agraris
Baik Sekali 28 112 %
Baik 2 74,25%
Cukup 1 59,39%
Kurang 4 19,93%
Misi IV : Pembaharuan tata kelola pemerintahan daerah dan desa serta pelayanan publik yang baik, bersih dan akuntabel
Baik Sekali 27 106,11%
Baik 5 79,84%
Cukup 1 69,16%
Kurang 5 37,43%
Misi V : Meningkatkan kualitas infrastruktur sesuai dengan daya dukung lingkungan dan fungsi ruang;
Baik Sekali 40 99,06%
Baik 4 84,32%
Cukup
Kurang 1 50%
(15)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
64
dalam suasana yang kondusif
Baik Sekali 4 93,14%
Baik 1 78 %
Cukup
Kurang 2 48%
Tabel 3.6
Ketercapaian Indikator Sasaran Terhadap Target
No. Sasaran Jumlah
Indikator
Ketercapaian target
Keterangan
Misi I : Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan
1 Meningkatnya taraf hidup keluarga miskin
15 63,3% 12 indikator
tercapai
dengan baik sekali dan 1 indikator cukup dan 2 indikator kurang
pencapaiannya
No. Sasaran Jumlah
Indikator
Ketercapaian target
Keterangan
Misi II : Meningkatkan pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta berdaya saing
1 Meningkatnya secara nyata aksesbilitas dan kualitas pelayanan pendidikan
18 90,5% 16 indikator
tercapai baik
sekali 2
indikator tercapai baik
2. Meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi
17 65,5% 11 indikator
tercapai baik sekali, 2 baik, 1 cukup dan 3 kurang
(16)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
65
No. Sasaran Jumlah
Indikator
Ketercapaian target
Keterangan
Misi III : Mengembangkan iklim usaha dan ekonomi kerakyatan berbasis agraris
1 Meningkatnya iklim investasi yang kondusif
6 60,96 % 5 indikator
terccapai baik sekali, 1 indikator kurang
2 Meningkatnya produktivitas dan kualitas koperasi dan usaha kecil menengah (UMKM)
6 65,88% 5indikator
tercapai baik sekali 1indikator kurang
3 Meningkatanya ketahanan pangan daerah
9 68,65 % 5 indikator
tercapai baik sekali, 2 indikator
tercapai baik, 2 indikator
capaiannya kurang
4 Meningkatnya produksi dan
produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
6 93,16% 5 indikator
tercapai baik sekali, 1 indikator cukup
5 Meningkatnya kelestarian sumber daya hutan
1 97% 1 indikator
tercapai baik sekali
6 Meningkatnya kualitas dan kuantitas pasar daerah
2 117% 2 indikator
tercapai baik sekali
7 Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil Industri Kecil Menengah yang menjadiunggulan daerah
2 98,50% 2 indikator
tercapai baik sekali
8 Meningkatnya kunjungan wisata 1 110% 1 indikator
tercapai baik sekali
9 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja 2 107% 2 indikator
tercapai baik sekali
(17)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
66
No. Sasaran Jumlah
Indikator
Ketercapaian target
Keterangan
Misi IV : Pembaharuan tata kelola pemerintahan daerah dan desa serta pelayanan publik yang baik, bersih dan akuntabel
1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
3 100% 3 indikator
tercapai baik sekali
2 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan
4 93% 3 indikator
tercapai baik sekali
1 indikator tercapai baik
3 Meningkatnya efisiensi dan efektivitas kelembagaan dan ketatalaksanaan, akuntabilitas kinerja pemerintah, dan kemandirian keuangan daerah.
4 125,75% 4 indikator
tercapai baik sekali
4 Meningkatnya kualitas SDM Aparatur Pemerintah dan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
5 91% 4 indikator
tercapai baik sekali, 1 indikator cukup 5 Meningkatnya kualitas validitas dan
penyediaan data statistik daerah
2 100% 2 indikator
tercapai baik sekali
6 Meningkatnya kualitas penataan arsip daerah
3 59,3% 1 indikator
tercapai baik, dan 2 indikator tercapai kurang 7 Meningkatnya pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi
5 84,8% 3 indikator
tercapai baik
sekali, 1
indikator
tercapai baik, 1 indikator kurang 8 Meningkatnya kualitas pelayanan
perpustakaan daerah
3 105% 3 indikator
tercapai baik sekali
9 Meningkatnya peran serta perempuan 6 84,5% 4 indikator tercapai baik
(18)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
67
dalam pembangunan keluarga yang berkualitas dan sejahtera
sekali, 1 indikator
tercapai baik, dan 1 indikator kurang
10 Meningkatnya pemerintahan desa yang mandiri dan dinamis
3 71,3% 1 indikator
tercapai baik sekali, 1 indikator
tercapai baik, 1 indikator kurang
No. Sasaran Jumlah
Indikator
Ketercapaian target
Keterangan
Misi V : Meningkatkan kualitas infrastruktur sesuai dengan daya dukung lingkungan dan fungsi ruang
1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan yang memadai dalam
mendukung pengembangan kawasan agropolitan, PHBM maupun kawasan lainnya
5 102% 5 indikator
tercapai baik sekali
2 Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur irigasi dalam mendukung produktivitas pertanian dan partisipasi masayarakat dalam pengelolaan irigasi.
8 108% 8 indikator
tercapai baik sekali
3 Meningkatnya kualitas dan kuantitas lingkungan permukiman yang memadai dalam mendukung program penanggulangan kemiskinan
8 85,87% 6 indikator
tercapai baik sekali, 1 indikator
tercapai baik, dan 1 indikator kurang
4 Meningkatnya kualitas infrastruktur perhubungan yang memadai.
9 99,7% 9 indikator
tercapai baik sekali
5 Meningkatnya kualitas perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang
5 100% 5 indikator
tercapai baik sekali
(19)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
68
6 Meningkatnya kualitas pengelolaan Lingkungan Hidup
6 85 % 3 indikator
tercapai baik sekali 3 indikator tercapai baik 7 Meningkatnya pemanfaatan energi dan
pertambangan dengan memperhatikan
konservasi dan daya dukung
lingkungan
4 98,5% 4 indikator
tercapai baik sekali
No. Sasaran Jumlah
Indikator
Ketercapaian target
Keterangan
Misi VI : Meningkatkan budaya yang berlandaskan kearifan dan keagamaan dalam suasana yang kondusif
1 Meningkatnya kesenian dan budaya daerah
2 50% 1 indikator
tercapai baik sekali
1 indikator tercapai kurang
2 Meningkatnya keharmonisan sosial dalam taraf kehidupan intra dan antarumat
beragama
2 74 % 1 indikator
tercapai baik sekali
1 indikator tercapai kurang
3 Meningkatnya keamanan dan
ketertiban di Kabupaten Ngawi
3 88,8 % 2 indikator
tercapai baik sekali, 1 indikator
(20)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
69
Tabel 3.7
Capaian Target Misi Kabupaten Ngawi
No. Misi Jumlah Indikator Sasaran
Tingkat Pencapaian Sesuai Target Belum Mencapai
Target
Melampaui Target
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Misi 1 15 14 94 1 0 0 0
2 Misi 2 35 34 99 0 0 0 0
3 Misi 3 33 32 94% 1 0 0 0
4 Misi 4 38 35 97% 3 0 0 0
5 Misi 5 45 45 98% 0 0 0 0
6 Misi 6 7 5 71% 2 0 0 0
(21)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
70
Tabel 3.8
Evaluasi Pencapaian Sasaran 1
Meningkatnya taraf hidup keluarga miskin
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2013 Capaian Kinerja
Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Tahun 2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 Persentasependuduk diatas garis kemiskinan
% 78,3 78,3 100 82,2 76,86 93 %
2 Jumlah Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
Unit 9 9 100 9 9 100%
3 PersentasePenanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
% 30 10 33,3 40 28 70%
4 Persentase PMKS yg memperoleh bantuan sosial
% 65 65 100 70 70 100%
5 Persentase rumah layak huni untuk Gakin terbangun
% 2,1 2,1 100 11 4,8 43,6%
6 Persentase jumlah transmigran yang ditempatkan
% 5,5 0 0 6 0 0%
7 Persentase Maskin memperoleh jamkesmas dan jamkesda
% 100 100 100 100 100 100%
8 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
% 100 100 100 100 100 100%
9 Cakupan Layanan Dasar Pendidikan bagi Gakin
% 100 100% 100 100 100 100%
10 Cakupan Layanan Dasar Kesehatan bagi Gakin
% 100% 100% 100 100 100 100%
11 Persentase Anak Gakin dapat mengakses pendidikan sesuai jenjang pendidikannya
% 100% 100% 100 100 100 100%
12 Jumlah Kematian Bayi jiwa 0 6 99,4 0 8 99,2%
13 Cakupan Pelayanan anak balita
(22)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
71
14 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% 100 100 100 100 100 100%
15 Partisipasi masyarakat sekitar hutan
jiwa 35366 35366 100 38903 35366 98,9%
Dari 15 (lima belas sasaran meningkatnya taraf hidup keluarga miskin terdapat 8 Sasaran yang tercapai secara baik dan mencapai capaian 100% yaitu : Jumlah Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi, Persentase PMKS yg memperoleh bantuan sosial, Persentase Maskin memperoleh jamkesmas dan jamkesda, Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan, Cakupan Layanan Dasar Pendidikan bagi Gakin, Persentase Anak Gakin dapat mengakses pendidikan sesuai jenjang pendidikannya dan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.
Ketercapaian 8 Indikator secara baik tersebut pada Tahun 2014 ini dapat tercapai dengan baik karena dilakukan tidak hanya oleh 1 SKPD saja, akan tetapi dilakukan secara kolektif kolegial oleh Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, sehingga masing-masing indikator mampu dilaksanakan secara optimal.
Sedangkan 8 (satu) sasaran lainnya tidak tercapai secara penuh persentase diantaranya adalah :Persentasependuduk diatas garis kemiskinan, Persentase Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, Persentase rumah layak huni untuk Gakin terbangun, Persentase jumlah transmigran yang ditempatkan, Jumlah Kematian Bayi, Cakupan Pelayanan anak balita dan Partisipasi masyarakat sekitar hutan.
(23)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
72
Persentase penduduk diatas garis kemiskinan pada Tahun 2013 ini tidak mencapai sasaran 100% dikarenakan banyaknya kegiatan dengan sasaran peningkatan pendapatan keluarga utamanya keluarga miskin belum mampu mencapai sasaran secara keseluruhan, diantaranya adalah banyaknya kasus tunggakan Beras Miskin yang pada Tahun 2014 ini masih menyisakan tagihan sebesar Rp. 1.436.683.000,00, sehingga bagi wilayah yang masih mempunyai tanggungan tagihan tersebut belum dapat didistribusikan program tersebut, sebelum tagihannya selesai (dilunasi).
Demikian pula pada indikator jumlah transmigran yang ditempati, pada Tahun 2014 ini sama sekali belum tercapai (0%) hal tersebut disebabkan oleh karena pada Tahun 2014 ini Pemerintah Kabupaten Ngawi tidak mengirimkan transmigran ke luar daerah (pulau) sehingga capaian program tersebut sama sekali belum mencapai sasaran target yang direncanakan.
Indikator sasaran lain yang tidak mencapai secara optimal adalah Persentase rumah layak huni untuk Gakin terbangun, hal tersebut disebabkan oleh karena Pemerintah Kabupaten Ngawi pada Tahun ini hanya mampu melaksanakan bedah rumah hanya pada kawasan kota saja, sedangkan untuk kawasan pedesaan sama sekali belum tersentuh, dan baru akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2014 sasaran rumah layak huni bagi keluarga miskin di daerah pedesaan.
Sedangkan indikator sasaran lain capaiannya memang kurang dari 100%, akan tetapi sudah mendekati tingkat ketercapaiannya sesuai dengan target dengan interval capai diatas 90%.
(24)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
73
Sasaran meningkatnya taraf hidup keluarga miskin di Kabupaten Ngawi secara teknis dilaksanakan oleh beberapa Instansi yaitu : Dinas Transmigrasi, Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana serta. Masing-masing lembaga perangkat daerah tersebut melaksanakan program dan kegiatan secara kolegial koordinatif mendukung langsung pencapaian sasaran target yang telah ditetapkan dalam RPJMD Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2010-2015.
FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN :
1. Tercukupinya anggaran biaya dalam mendukung program kegiatan yang berorientasi tercapainya sasaran
2. Sumberdaya Manusia yang memadai yang berada pada SKPD Pemerintah Kabupaten Ngawi yang mempunyai motivasi tinggi dalam melaksanakn tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya
3. Semakin intensifnya sosialisasi program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi sehingga masyarakat dapat merespons secara positif arah sasaran yang diinginkan oleh Pemerintah Kabupaten dalam pencapaian sasaran pengentasan kemiskinan.
4. Semakin banyaknya program social yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat miskin dapat meningkatkan taraf hidup mereka dengan sedikit bantuan social yang dibutuhkan.
5. Tumbuhnya motivasi dari komponen elemen masyarakat miskin secara keseluruhan guna merubah pola hidup yang lebih baik dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi mereka dalam rangka
(25)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
74
mengentaskan kemiskinan yang selama ini masih lekat dengan kehidupan mereka masing-masing
KENDALA YANG DIHADAPI
1. Kondisi geografis dari masing-masing keluarga miskin tersebar tidak merata pada masing-masing wilayah, dan umumnya penyandang masalah social bertempat tinggal pada daerah yang terisolir dan sulit akses jalan maupun komunikasinya, sehingga akan menyulitkan distribusi bantuan social yang diberikan.
2. Masih adanya budaya penyandang masalah sosial yang terbiasa menggantungkan hidup mereka dijalanan, hal ini akan mempersulit usaha pembinaan yang telah dilakukan untuk mengembalikan mereka pada kehidupan normal di masyarakat.
3. Belum terealisasnya bantuan peralatan kerja guna menopang hidup mereka yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi yang mengakibatkan penyandang masalah social harus berusaha untuk memenuhi peralatan kerjanya secara mandiri dan terbatas dalam pemenuhannya karena factor keuangan yang dimiliki mereka.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH YANG DILAKSANAKAN :
1. Mengintensifkan operasionalisasi distribusi pemberian bantuan social mereka dengan mendesentralisasikan proses distribusi pada tataran pemerintahan paling rendah ( Pemerintahan Desa) sehingga semua bantuan social yang diberikan dapat tetap sasaran peruntukannya.
(26)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
75
2. Melakukan operasi penyandang masalah sosial secara berkala, guna menampung penyandang masalah social untuk diberikan pelatihan kerja agar dapat kembali hidup normal dimasyarakat
3. Memberikan bantuan permodalan melalui beberapa jalur yang menekankan aspek sosial dalam pemberian bantuan keuangan, sehingga bantuan tersebut tidak membebani mereka (KUR).
Tabel 3.9
Evaluasi Pencapaian Sasaran 2
Meningkatnya secara nyata aksesbilitas dan kualitas pelayanan pendidikan No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2013 Capaian
Kinerja Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Tahun 2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 Angka melek huruf % 99,00 99,00 100 100 100 100% 2 Angka rata-rata lama
sekolah (tahun)
Unit 10 10 100 11 11,96 108,72%
3 Angka partisipasi sekolah
Orang 112 112 100 100 100 100%
4 Pendidikan Anaka Usia Dini (PAUD)
% 39 39 100 39 39 100%
5 Angka Partisipasi Murni SD/Mi/Paket A
% 101,2
0
101,20 100 100 92,5 92,5%
6 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs/Paket B
% 95,24 95,24 100 99 88,09 88,9%
7 Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA/Paket C
% 77,54 77,54 100 77 62,21 88,7%
8 Angka Putus Sekolah SD/MI
Orang 0,0 0,01 90 0 0,05 95%
9 Angka Putus Sekolah SMP/MTs
Orang 0,01 0,01 100 0 0,19 81%
10 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA
Orang 0,02 0,02 100 0 0,27 73%
11 Angka Kelulusan SD/MI
% 100 100 100 0 100 100%
12 Angka Kelulusan SMP/MTs
% 100% 100% 100 100 99,77 99,77%
13 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA
% 100% 100% 100 100 99,95 99,95%
14 Guru yg memenuhi kualifikasi S1/DIV
% 62.39 62.39 100 77 92,9 120,6%
(27)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
76
Sekolah/penduduk usia sekolah Dikdas & Dikmen
16 Rasio Guru/murid % 9,09 9,09 100 9,09 14 127% 17 Rasio Guru/murid per
sekolah
% 1 : 12 1 : 12 100 1 : 12 1 : 9 133%
18 Angka melanjutkan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
% 82 82 100 83 102 123,2%
Meningkatnya secara nyata aksesbilitas dan kualitas pelayanan pendidikanmerupakan sasaran ke 2 dari Misi Pemerintah Kabupaten Ngawi dengan indikator sejumlah 18 Sasaran yang tercapai secara baik sejumlah 9 indikator sasaran, dengan capaian 100 % dan sebagian melampaui target > 100% dari rencana kegiatan yang ditetapkan, yang mengindikasikan hanya 50% saja indikator sasaran yang dapat tercapai sesuai dengan perencanaan atau bahkan melampaui target yang direncanakan. Sedangkan 9 indikator lain belum mampu memenuhi capaian target seperti yang direncanakan
Keberhasilan capaian sasaran Meningkatnya secara nyata aksesbilitas dan kualitas pelayanan pendidikanpada bidang pendidikan utamanya adalah pada indikator guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan, rasio guru murid dan angka melanjutkan Sekolah.Guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan S1/DIV dapat terlampaui targetnya karena adanya kesadaran dan regulasi yang mengatur kualifikasi guru yang dapat mendapatkan sertifikasi pendidik yang harus memiliki ijasah formal S1/DIV, sehingga banyak guru yang belum memenuhi criteria tersebut dengan inisiatif pribadi menempuh pendidikan formal jenjang S1/DIV.
Indikator lain yang mampu melampaui target adalah rasio guru/murid yang disebabkan karena jumlah guru (PNS) di Kabupaten Ngawi
(28)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
77
pada akhir Tahun 2014 ini mencapai 14.000 orang, sehingga pada bidang pendidikan Pemerintah Kabupaten Ngawi memberikan bea siswa pendidikan bagi PNS yang ingin menjadi guru dengan menyekolahkan PNS tersebut pada lembaga pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan guru tersebut. Hal tersebut direspons secara positif oleh PNS Kabupaten Ngawi dengan banyaknya PNS yang beralih profesi menjadi guru dan bersedia menempuh pendidikan formal yang dipersyaratkan.
Tingkat Capaian melanjutkan ke Sekolah juga melampaui target, hal ini disebakna oleh tingginya kesadaran masyarakat Kabupaten Ngawi untuk dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.Hal tersebut tidak lepas dari intensifnya sosialisasi pentingnya pendidikan formal yang dilaksanakan oleh aparatur Pemerintah Kabupaten Ngawi kepada masyarakat, terutama oleh Dinas Pendidikan.
Sedangkan 1 (satu) indikator sasaran tidak mencapai target dan hanya mampu mencapai target 73% yaitu angka putus sekolah, meskipun secara kuantitatif mengalami penurunan akan tetapi capaian target yang mengindikasikan tercapainya semua siswa untuk dapat lulus sekolah secara keseluruhan belum terpenuhi.
Masih tingginya angka putus sekolah di Kabupaten Ngawi ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan faktor sosial budaya. Faktor Ekonomi merupakan penyebab utama tingginya angka putus sekolah di Kabupaten Ngawi pada Tahun 2014 ini, hal ini dapat dipahami karena sebagian besar siswa yang putus sekolah tersebut berasal dari golongan
(29)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
78
masyarakat miskin, sehingga waktu mereka sebagian besar tersita untuk kegiatan yang bersifat ekonomis utamanya guna pemenuhan kebutuhan keluarga utamanya pada penduduk usia sekolah 15 s/d 18 Tahun (SMA/SMK/MA), sehingga kebutuhan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi akhirnya terabaikan dan bukan merupakan prioritas utama aktivitas mereka, meskipun klasifikasi usia mereka merupakan usia produktif menuntut pendidikan.
Faktor Sosial Budaya yang merupakan penyebab dominan kedua dari Angka Putus Sekolah di Kabupaten Ngawi disebabkan oleh kurang kondusifnya lingkungan yang mereka diami (siswa).Lingkungan bagi masyarakat miskin dan masyarakat yang mendiami kawasan kumuh merupakan penyumbang utama dari Angka Putus Sekolah dari faktor lingkungan.
Guna mengurangi angka putus sekolah tersebut, Pemerintah Kabupaten Ngawi mengoptimalkan program BOS (Bantuan Operasional Siswa) dan juga beberapa program lain yang relevan pada bidang pendidikan masyarakat (formal maupun non formal )yang berorientasi untuk dapat mengakomodir seluruh warga masyarakat agar dapat mengenyam pendidikan secara layak, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi.
FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN :
1. Tersedianya anggaran biaya dalam mendukung program kegiatan yang berorientasi tercapainya sasaran
2. Sumberdaya Manusia yang berprofesi sebagai guru pada SKPD Pemerintah Kabupaten Ngawi ( DInas Pendidikan) adalah tersedia secara penuh baik dari aspek kualitas maupun kuantitasnya.
(30)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
79
3. Pendidikan telah menjadi bagian hidup yang sangat penting bagi masyarakat Kabupaten Ngawi, sehingga pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi mereka, sehingga animo untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi meningkat dari tahun ketahun.
4. Semakin banyaknya infrastruktur pendidikan yang dibangun pada daerah-daerah yang jauh jangkauannya dari kota, sehingga kesempatan untuk dapat belajar bagi masyarakat didaerah terpencil / terisolir dapat lebih terbuka KENDALA YANG DIHADAPI
1. Tingkat ekonomi masyarakat yang tidak merata, sehingga banyak masyarakat miskin yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya kejenjang yang lebih tinggi dan lebih berkonsentrasi terhadap membantu memperbaiki perekonomian keluarga.
2. Komunikasi global yang tanpa batas pada saat ini juga turut menyumbang besarnya permasalahan pendidikan di Kabupaten Ngawi, banyak remaja putus sekolah karena melakukan tindakan-tindakan yang kurang mendukung motivasi mereka melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH YANG DILAKSANAKAN :
1. Memberikan sosialisasi secara intensif bagi keluarga miskin dan keluarga prasejahtera tentang nilai penting pendidikan bagi mereka untuk dapat meningkatkan harkat dan martabat mereka melalui jalur pendidikan.
2. Memberikan tambahan pendidikan moral pada masing-masing sekolah agar setiap siswa mempunyai filter yang tangguh terhadap laju informasi yang
(31)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
80
tanpa batas yang berkembang pada saat ini, sehingga nilai pendidikan akan tetap terjaga tingkatan pentingnya bagi hidup mereka.
3. Memperluas pembangunan Sekolah Menengah Atas pada daerah-daerah di Kecamatan, sehingga akan berdampak terhadap mudahnya aksesbilitas mengenyam pendidikan secara merata bagi masyarakat di Kabupaten Ngawi.
Tabel 3.10
Evaluasi Pencapaian Sasaran 3
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2013 Capaian Kinerja
Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Tahun 2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 Cakupan kunjungan Ibu hamil
% 93% 89% 95,6 94 90,58 96,36% 2 Cakupan Komplikasi
Kebidanan yg ditangani
% 75 67,10 89,46 80 94,74 118,4%
3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki komp. Kebidanan
% 88,50
%
75% 84,74 89 70,23 78,9%
4 Cakupan pelayanan nifas
% 88,50
%
88,50% 100 89 92,16 103,5%
5 Cakupan neonatus dg komplikasi yang ditangani
% 75 75 100 80 85,24 106,5%
6 Cakupan kunjungan bayi
% 89 89 100 89 100.69 113.1%
7 Cakupan
desa/kel.Universal Child Immunization
% 80 80 100 100 85,71 85,71%
8 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pd anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
% 100% 85% 85 100 100 100%
9 Cakupan peserta KB aktif
% 73% 73% 100 74 72,46 97,92%
10 Penemuan penderita AFP
% 100 100 100 100 5,02 5,02%
(32)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
81
penanganan penderita pneumonia balita 12 Penemuan dan
penanganan penderita pasien baru TBC BTA positif
% 85% 85% 100 85 50,91 59,89%
13 Penemuan dan Penanganan DBD
% 100 100 100 100 100 100
14 Penanganan penderita diare
% 100 100 100 100 38,44 38,44%
15 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten
% 100 100 100 100 100 100
16 Cakupan
desa/kel.mengalami KLB yg dilakukan penyelidikan
epidemiologi<24 jam
% 100% 100% 100 100 100 100%
17 Cakupan desa siaga aktif
% 80% 80% 100 80 100 125%
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksimerupakan sasaran ke 3 dari Misi Pemerintah Kabupaten Ngawi sejumlah 17indikator sasaran, yang tercapai secara baik dengan capaian 100 keatas % sejumlah 8 sasaran, sedangkan separuhnya (delapan sasaran belum dapat terpenuhi capaian sasarannya ). Indikator Sasaran yang tercapai 100 % lebih meliputi cakupan kebidanan yang ditangani, cakupan pelayanan nifas, cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani, cakupan kunjungan bayi, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada balita,
Cakupan kunjungan ibu hamil tidak tercapai seluruh sasarannya disebabkan oleh beberapa kendala berupa kesadaran para ibu untuk melakukan kunjungan ke Posyandu ataupun sarana kesehatan yang telah disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi masih kurang, meskipun prosentasenya tergolong
(33)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
82
tinggi 95,6 %. Sebab lainnya adalah banyaknya jumlah ibu yang berasal dari keluarga yang mampu, sehingga mereka tidak memeriksakan kehamilannya pada tempat yang telah disediakan oleh Pemerintah, akan tetapi mereka memeriksakan kehamilannya pada dokter spesialis lain yang praktek, sehingga data mereka tidak terekam pada capaian indikator yang dilaksanakan oleh petugas dari Pemerintah Kabupaten Ngawi.
Cakupan Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki komp. Kebidanan juga belum mencapai target sesuai yang direncanakan yang disebabkan oleh faktor kondisi geografis dari Kabupaten Ngawi yang sebagian besar wilayahnya berupa kawasan hutan, sehingga tempat tinggal dari masing-masing keluarga banyak yang terisolir dari perkampungan, sehingga menyebabkan tenaga medis yang menangani kurang mampu menjangkau mereka yang melahirkan pada tempat-tempat tersebut. Dala hal ini maka pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun bayi setempat.
Untuk menjawab kondisi tersebut Pemerintah Kabupaten Ngawi memberikan pelatihan pada dukun bayi yang memberikan pertolongan pada masyarakat terisolir tersebut dengan memberikan bekal pengetahuan metodologi kelahiran sesuai dengan prosedur medis yang berlaku, sehingga tingkat kematian bayi yang lahir dengan dibantu pertolongan oleh tenaga dukun bayi dapat ditekan jumlahnya.
Indikator lain yang tidak tercapai secara baik adalah Penanganan penderita diare, ini merupakan kondisi yang amat riskan utamanya pada musim penghujan yang menyebabkan banyaknya penyakit diare yang menyerang penduduk Kabupaten Ngawi. Jumlah penderita diare pada musim datangnya
(34)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
83
penghujan tersebut naik hamper 300% dari musim kemarau, sehingga daya tampung sarana kesehatan yang ada pada saat tersebut tidak mampu menampung keseluruhan penderita yang ada, baik di Puskesmas maupun rumah sakit yang ada.
Guna mengantisipasi kejadian serupa pada tahun mendatang, Pemerintah Kabupaten Ngawi berupaya untuk melaksanakan perbaikan lingkungan sebagai sumber utama penyebaran penyakit diare tersebut disamping faktor makanan yang dikonsumsi oleh penduduk, dan mengupayakan penambahan daya tampung pada masing-masing sarana kesehatan yang ada, sehingga capaian penanganan penduduk yang terserang diare dapat terpenuhi 100%.
Sedang indikator yang meninjol tingkat capaiannya dan melampaui target yang ada berupa cakupan desa siaga aktif yang mencapai 125 % tingkat capaiannya, hal ini tidak lepas dari program-program pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi, sehingga jumlah desa siaga aktif bertambah dengan pesat dari 138 desa pada Tahun 2013, bertambah menjadi 173 pada Tahun 2014 ini.
Bertambahnya jumlah desa siaga aktif merupakan indikator tercapainya sasaran meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi secara merata pada seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Ngawi.
(35)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
84
FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN :
1. Semakin majunya dunia teknologi komunikasi yang memberikan informasi langsung pada masyarakat tentang arti penting pendidikan kesejahteraan keluarga dan pembatasan jumlah keluarga bagi terciptanya keluarga sejahtera bagi masyarakat.
2. Tersedianya anggaran biaya dalam mendukung program kegiatan yang berorientasi tercapainya sasaran
3. Tersedianya Sumberdaya Manusia yang berprofesi sebagai penyuluh lapangan Keluarga Berencana pada setiap desa, sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat pada program KB melalui media sarana kesehatan terdekat.
4. Tersedianya sarana kesehatan sampai pada tataran pemerintahan terendah (pemerintah desa) yang memberikan kesempatan masyarakat untuk dapat dilayani walaupun secara geografis tempat tinggal mereka terisolir.
KENDALA YANG DIHADAPI
1. Masih banyaknya masyarakat yang belum dapat memahami arti penting program kesehatan bagi keluarga, sehingga sebagian besar dari masyarakat kurang member apresiasi positif terhadap nilai penting kesehatan keluarga dalam kehidupan mereka.
2. Adanya pemahaman yang keliru melalui pendekatan dogma agama, sehingga program keluarga berencana masih dianggap bertentangan dengan keyakinan mereka,
(36)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
85
3. Belum secara keseluruhan alat kontrasepsi tersedia pada sarana kesehatan terdekat (didesa) sehingga masyarakat enggan untuk memperoleh alat kontrasepsi sebagaimana yang mereka inginkan apabila mereka harus pergi kekota yang memerlukan waktu dan biaya tambahan untuk memperolehnya. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH YANG DILAKSANAKAN :
1. Memberikan sosialisasi secara intensif bagi masyarakat, utamanya bagi masyarakat yang masih memegang pendekatan melalui dogma agama bahwa perencanaan keluarga berencana melalui alat kontrasepsi bertentangan dengan ajaran yang mereka yakini.
2. Mendistribusikan alat kontrasepsi secara merata pada semua tingkatan pemerintahan, sehingga timbul kemudahan dalam mendapatkan alat kontrasepsi yang diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
3. Menambah personil tenaga kesehatan pada desa-desa yang ada diseluruh wilayah Kabupaten Ngawi, sehingga mampu melayani penduduk yang berada pada wilayah yang selama ini jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan.
(37)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
86
Tabel 3.11
Evaluasi Pencapaian Sasaran 4
Meningkatnya iklim investasi yang kondusif No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2013 Capaian
Kinerja Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Tahun 2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
Unit 50 55 110 60 62 103%
2 Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (Rp M)
Rp. (M) 100M 100M 100 100 106 106%
3 Rasio daya serap tenaga kerja (orang)
orang 3,750 621 16,56 4.000 637 15,92
4 Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (Rp M)
Rp. 100M 100M 100 100 106 106%
5 Jumlah investor (Non PMDN/PMA)
Unit 580 580 100 600 585 97,5%
6 Jumlah nilai investasi (Non PMDN/PMA) (Rp M)
Rp. 100 100 100 100 118 118%
Sasaran meningkatnya iklim investasi yang kondusif di Kabupaten Ngawi
dari 6 (enam) indikator sasaran yang ditetapkan tercapai4 indikator yang 100% serta
melampauinya. Kenaikan terbesar tercapai pada naiknya nilai investasi yang ada di
Kabupaten Ngawi pada Tahun 2014 ini.Hal ini disebabkan oleh terjadinya pergeseran
investor yang mengalokasikan usahanya pada daerah yang cenderung naik setiap
tahunnya. Penyebab utama dari meningkatnya nilai investasi tersebut dipicu adanya
Upah Minimum Regional ( UMR) pada daerah produksi (Kota besar) cenderung besar,
sehingga biaya produksi menjadi membengkak untuk membiaya biaya tenaga kerja
tersebut.
Sedang pada daerah kota kecil seperti Kabupaten Ngawi, Upah Minimum
(38)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
87
inilah yang mengakibatkan berbondongnya investor untuk mengalihkan investasinya ke
daerah-daerah dengan biaya tenaga kerja yang relative murah, yang berdampak
keuntungan lebih bagi mereka dengan menekan biaya tenaga kerja seperti pada
daerah-daerah lain di kota-kota besar yang selama ini mereka jalankan.
Sedangkan indikator yang rendah capaiannnya terjadai pada indikator Rasio daya serap tenaga kerja (orang), ini merupakan konsekuensi logis dari investasi yang dikembangkan di Kabupaten Ngawi, sebagian besar berupa investasi pada bidang-bidang produksi pertanian yang cenderung kurang besar daya serapnya terhadap tenaga kerja dila dibandingkan dengan bidang industry yang mampu menyerap tenaga kerja yang besar dalam proses produksinya.
Meningkatnya iklim investasi yang kondusif akan berpengaruh pula pada
peningkatan beberapa bidang lain dalam pemerintahan yang dijalankan, seperti bidang
tenaga kerja, bidang perdagangan dan secara makro akan meningkatkan pula taraf
hidup kehidupan masyarakat Kabupaten Ngawi. Disamping itu terdapat pencapaian
yang sangat urgent pada sasaran kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN yang
pada tahun 2014 ini mampu merealisir kenaikan Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) sebesar 106 M. yang diwujudkan dengan adanya penghargaan tertinggi dalam
bidang Investmen Award oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Pemerintah
Kabupaten Ngawi pada Tahun 2014 atas prestasi bidang Penanaman Modal.
FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN :
1. Terbukanya peluang investasi di Kabupaten Ngawi dengan potensi sumber daya alam yang tersedia yang mendukung proses produksi yang dijalankan oleh investor.
(39)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
88
2. Masih rendahnya nilai Upah Minimum kabupaten (UMK) dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi dan daerah-daerah industry lain, yang memberikan pilihan bagi investor untuk membuka peluang investasi didaerah karena lebih sedikit biaya yang dikeluarkan dari aspek biaya tenaga kerja di Kabupaten Ngawi.
3. Tersedianya informasi yang valid terhadap potensi dan sumber daya yang ada di Kabupaten Ngawi dalam hal investasi melalui media internet, sehingga memudahkan investor mengetahui informasi tentang potensi Kabupaten Ngawi beserta prospeknya dalam berinvestasi.
4. Secara geografis Ngawi berada pada jalur utama kota besar Jakarta – Surabaya sehiingga memberikan peluang kemudahan aksesbilitas transportasi produksi bagi investor.
5. Adanya Perda yang mengatur tentang zonasi kawasan industry, yang memungkinkan terbangunnya industry pada kawasan tersebut secara mudah, karena sudah peraturan yang memayunginya.
KENDALA YANG DIHADAPI
1. Perekonomian Kabupaten Ngawi masih didominasi oleh sektor pertanian, sehingga secara umum belum banyak investor yang berminat pada bidang-bidang lain selain investor yang bergerak pada bidang-bidang pertanian, yang berpengaruh terhadap terbatasnya jenis investasi yang prospektif yang ada di Kabupaten Ngawi.
2. Kurangnya tenaga berpendidikan dengan keterampilan yang memadai dalam bidang-bidang produksi tertentu yang tersedia di Kabupaten Ngawi,
(40)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
89
sehiingga akan menyulitkan investor untuk mencari tenaga ahli produksi bagi usaha yang akan mereka jalankan.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH YANG DILAKSANAKAN :
1. Memberikan informasi secara intensif tentang potensi yang ada di Kabuapten ngawi dalam bidang investasi melalui berbagai media untuk dapat menarik investor guna menanamkan sahamnya untuk produksi di Kabupaten Ngawi.
2. Memberikan Latihan tenaga kerja bagi penduduk Kabupaten Ngawi guna memenuhi kualifikasi tenaga kerja seperti yang dipersyaratkan keahliannya oleh investor.
(41)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
90
Tabel 3.12
Evaluasi Pencapaian Sasaran 5
Meningkatnya produktivitas dan kualitas koperasi dan usaha kecil menengah No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2013 Capaian
Kinerja Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Tahun 2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 Persentase koperasi aktif % 82,84 82,84 100 83,84 82,50 98,4%
2 Jumlah UKM non
BPR/LKM UKM
Unit. 21 21 100 21 6 28,57%
3 Jumlah BPR/LKM Unit 12 12 100 14 15 107,1%
4 Jumlah Usaha Mikro dan Kecil,
Unit. 34,20 2
34,202 100 34402 32.907 95,84%
5. Jenis dan jumlah bank dan cabang
Unit 0 0 0 34 39 114,7%
6. Jenis dan jumlah perusahaan asuransi cabang
unit 0 0 0 2 2 100
Sasaran meningkatnya produktivitas dan kualitas koperasi pada Tahun
2013 ini secara umum dapat tercapai sesuai target, hal tersebut sebagai dampak
adanya pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang semakin berkembang di Kabupaten
Ngawi, sehingga usaha dan kesadaran untuk meningkatkan produktivitas akan semakin
baik mulai dari pelosok desasampai dengan daerah perkotaan. Perkembangan Koperasi
di Kabupaten Ngawi pada Tahun 2014 memang sangat signifikan, ini merupakan
dampak adanya sosialisasi dan intensifikasi yang terus menerus dilakukan oleh Dinas
Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Ngawi pada
semua pelaku usaha dimaksud.
Indikator yang tercapai sangat baik teradapat pada indikator Jenis dan jumlah bank dan cabang yang pada tahun 2014 ini mencapai berdiri 39 bank dan cabangnya dari target sasaran semula yang ada pada angka 34 bank dan
(42)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
91
cabangnya, indikasi tersebut mencerminkan adanya prospek yang baik pada usaha perbankan di Kabupaten Ngawi seiring dengan pergeseran beberapa industri dari kota besar ke kota kecil karena faktor upah tenaga kerja.
Sedangkan sasaran yang paling rendah tingkat capaiannya tedapat pada Jumlah UKM non BPR/LKM UKM yang hanya mampu mencapai jumlah 6 UKM dari jumlah target sasaran yang ditetapkan sejumlah 21 UKM. Ini merupakan dampak dari adanya usaha industry besar yang pada saat ini banyak muncul di Kabupaten Ngawi, dan kalangan UKM cenderung menjadi plasma dari industry besar tersebut, sehingga mereka merupakan substansi produksi industry besar bukan UKM mandiri lagi.UKM tersebut utamanya UKM pada bidang pertanian, karena industry yang berkembang besar sementara ini di Kabupaten Ngawi merupakan industry pertanian.Guna menjawab kekurangan capaian tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Ngawi mulai Tahun ini mengadakan
program intensifikasi peumbuhan UKM bagi masyarakat Kabupaten Ngawi, dan
diharapkan akan muncul UKM-UKM baru lagi di Kabupaten Ngawi.
FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN :
1. Besarnya peluang Koperasi dan Industri Kecil Menengah berkembang di Kabupaten Ngawi utamanya industry yang bergerak pada bidang pengolahan hasil pertanian dan kehutanan.
2. Masih rendahnya nilai Upah Minimum kabupaten (UMK) dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi dan daerah-daerah industri lain, yang memberikan pilihan bagi pengusaha untuk mempekerjakan mereka dengan baya tenaga kerja yang rendah.
(43)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
92
3. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi yang terus naik dari tahun ketahun yang mengindikasikan situasi yang kondusif bagi dunia usaha dan peluang yang sangat besar bagi koperasi dan perbankan untuk mengembangkan usahanya di Kabupaten Ngawi.
KENDALA YANG DIHADAPI
1. Terbatasnya ragam usaha yang prospektif di Kabupaten Ngawi bagi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah selain usaha pada bidang pengolahan hasil pertanian dan kehutanan, sehingga membuat sempitnyapeluang diversifikasi usaha.
2. Kesenjangan yang masih besar terhadap pendapatan penduduk yang ada di desa dan dikota, sehingga daerah yang potensial untuk mengembangkan koperasi sebagain besar didominasi pada daerah perkotaan.
3. Pertumbuhan ekonomi yang cenderung lambat dibandingkan dengan daerah-daerah yang mengandalkan sector industry, sehingga ada keengganan bagi pengusaha dari luar daerah untuk berpartisipasi menanamkan investasi pada bidang Koperasi dan UMKM.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH YANG DILAKSANAKAN :
1. Membentuk kelompok-kelompok usaha di masyarakat sebagai embrional terwujudnya Koperasi dan UMKM di Kabupaten Ngawi.
2. Memberikan stimulan bagi masyarakat baik bantuan peralatan maupun bantuan permodalan untuk dapat melakukan produksi dalam skala UMKM serta Koperasi.
3. Memberikan kesempatan yang sama bagi penduduk yang berada baik dipedesaan maupun perkotaan untuk berpartisipasi aktif melalui intensifikasi
(44)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
93
dan fasilitasi pemberdayaan ekonomi partisipatif masyarakat dalam bidang ekonomi dan UMKM
Tabel 3.13
Evaluasi Pencapaian Sasaran 6
Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2013 Capaian
Kinerja Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Tahun 2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 Ketersediaan energi perkapita
% 6,442 6.442 100 5.911,7 2.200 37,21%
2. Ketersediaan protein perkapita
% 160 160 100 147,45 113,67 77,09%
3. Penguatan cadangan pangan
% 75% 75% 100 75 70 93,3%
4 Ketersediaan informasi pasokan harga dan akses pangan didaerah
% 64% 64% 100 70 70 100%
5. Stabilitas harga dan pasokan
% 64% 64% 100 70 50 71,42%
6. Regulasi ketahanan pangan
buah 1 1 100 1 1 100%
7 Ketersediaan pangan utama (satuan):
Pola Pangan Harapan % 89 90,1 101,12, 91,3 70 78,92%
Padi-padian, 25 25 100 25 37,3 293,2%
Umbi-umbian, 2,2 2,2 100 2,3 8,2 358,5%
Pangan hewani, 16,8 16,8 100 17,7 1,2 6,77%
Minyak dan lemak 3,4 3,4 100 3,6 1,5 41,66%
Buah/Biji berminyak 1,0 1,0 100 1,0 0 0%
Kacang-kacangan, 10 10 100 10 4,8 48%
Gula, 1,6 1,6 100 1,7 9,5 558,8%
Sayur dan Buah 30 30 100 30 1,5 5%
Lain-lain - - 0 0 0 0%
8. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
(45)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
94
9. Penanganan kerawanan pangan
% 40 40 100 45 15 33,3%
Capaian sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah pada Tahun 2014 ini dari 9 indikator yang ditetapkan yang mampu tercapai 100 % atau lebih hanya 3 indikator, sedangkan 6 indikator lain belum mampu mencapai target dan bahkan sangat minim sekali persentase capaiannya. Indikator sasaran yang paling menonjol tingkat capaiannya adalah Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan yang mencapai target sampai dengan 150% capaiannya. Hal ini disebabkan oleh semakin intensifnya pola pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi,
Sedangkan indikator sasaran yang kurang pencapaiannya adalah indikator sasaran penanganan kerawanan pangan yang hanya mampu mencapai 33% tingkat capaiannya.Pada Tahun 2014 ini program penanganan kerawanan pangan tersebut kurang optimal dijalankan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Ngawi yang disebabkan adanya penurunan anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut.
Ketersediaan Pangan Utama juga telah ditetapkan dalam Standar Pelayanan minimal oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi sehingga secara langsung mendorong tercapainya target dan capaian yang telah disepakati dan ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi pada Tahun 2014 ini.Meskipun beberapa capaian tidak memenuhi target tetapi capaian target yang lain dapat melampaui target yang direncanakan, sehingga secara uum ketersediaan pangan utama di kabupaten Ngawi berhasil mengcover cadangan pangan
(46)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
95
utama dengan kenaikan padi-padian sebesar sebesar 293% dari rencana yang ditetapkan.
Meski demikian secara akumulasi rasio ketersediaan pangan di Kabupaten Ngawi pada Tahun 2014 ini baru mencapai 43,81 % dari total rencana yang ditetapkan sebesar 73,42 % dan hanya mampu mencapai 40,06%, sehingga ketersediaan pangan lain berupa jagung, ketela, dan berbagai sumber protein dan kalori lain perlu untuk mendapatkan penanganan khusus agar dapat mencapai sasaran yang diharapkan.
Demikian pula pada target sasaran-sasaran lain pada meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah, meskipun semua targetnya dinaikkan, capaian dari target sasaran tersebut dapat terpenuhi semua dengan tingkat capaian sebesar 100 %. Yang berupa sasaran ketersediaan informasi pasokan harga dan akses pangan di daerah serta regulasi ketahanan pangan
FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN :
1. Sebagian besar penduduk Ngawi bermatapencaharian sebagai petani, sehingga bidang pertanian di Kabupaten Ngawi sangatlah maju disbanding daerah lain, relevansinya adalah sasaran meningkatnya ketahanan pangan merupakan kegiatan yang dominan di Kabupaten Ngawi.
2. Hasil produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani di Kabupaten Ngawi telah mampu membawa Kabupaten Ngawi dalam berswasembada beras dalam artian bahwa sasaran meningkatnya ketahanan pangan diKabupaten Ngawi dapat terpenuhi secara baik.
(47)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
96
3. Tersedianya SDM Penyuluh pada bidang pertanian pada semua desa yang ada di Kabupaten Ngawi yang berperan besar terhadap produktivitas pertanian yang dihasilkan.
4. Tersedianya lahan yang memadai bagi sektor pertanian untuk dapat melakukan ekstensifikasi lahan pertanian guna memperkuat tercapainya sasaran meningkatnya ketahanan pangan di Kabupaten Ngawi
KENDALA YANG DIHADAPI
1. Masih rendahnya tingkat pendidikan para petani yang ada, yang berakibat terhadap pola pengolahan lahan pertanian masih mempergunakan metoda konvensional yang hasilnya secara langsung belum dapat meningkat secara baik.
2. Terbatasnya peralatan pertanian modern yang dimiliki oleh petani yang berdampak langsung terhadap produktivitas hasil pertanian yang kurang optimal.
3. Kurang meratanya distribusi pangan bagi seluruh penduduk yang ada di Kabupaten Ngawi karena factor geografis tempat tinggal mereka yang cenderung sulit dijangkau dengan kendaraan roda empat
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH YANG DILAKSANAKAN :
1. Memberikan pelatihan secara berkala terhadap petani, sehingga mereka mampu melaksanakan pengolahan lahan pertanian sesuai metodologi yang tepat, sesuai dengan karakteristik daerah mereka.
2. Memberikan bantuan peralatan pertanian modern maupun memberikan fasilitasi kemudahan mendapatkan peralatan pertanian modern bagi petani yang belum mempunyai peralatan tersebut.
(48)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
97
3. Mengintensifkan program jalan produksi yang merupakan program tak terpisahkan dari bidang pertanian dan ketahanan pangan, guna mempermudah proses produksi dan distribusi hasil pertanian yang ada.
Tabel 3.14
Evaluasi Pencapaian Sasaran 7
Meningkatnya Produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2013 Capaia n Kinerja
Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Tahun 2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 Rasio jaringan irigasi (km/ha),
% 6,09 7 115,9 6.09 7 115,9%
2 Penduduk yang memiliki lahan (%)
% 13,4 8,1 60,44 13,3 7,9 59,39%
Produktivitas padi dan bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (Rata-rata Ku/Ha) :
padi ton 64,00 64,00 100 62,04 61,32 98,83
jagung ton 41,50 41,50 100 59,16 62,56 105,7
kedelai ton 18,55 18,55 100 15,33 14,36 93,67
ubi kayu ton 194,50 194,50 100 125,85 232,43 184,6 ubi jalar ton 130,5 130,5 100 164,78 239,62 145,4 kacang tanah ton 14,26 16,50 116 13,76 18,40 133,7
kacang hijau ton 540 565 104 8,32 16,57 199,1
Produksi padi dan bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (Ton) :
padi ton 659,448 659,448 100 705.602 749.092 106,1 jagung ton 57,768 57,768 100 123.591 141.923 114,8 kedelai ton 35.616 35.616 100 38.838 14.131 36,38 ubi kayu ton 149.76 149.76 100 116.921 174.027 148,8
(49)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
98
ubi jalar ton 11.275 11.275 100 17.053 30.449 178,5 kacang tanah ton 14,208 14,208 100 9.075 11.177 123,1
kacang hijau ton 649 649 100 275 275 100
Ubi Kayu ton 140.378 140.378 100 149.780 150.467 100,5 Ubi Jalar ton 11.275 11.275 100 11.722 17.652 158 3 Kontribusi sektor
pertanian terhadap PDRB (Rp juta)
Rp. 1.897.1 40,9
1.897.1 40,9
100 1.897.1 40,9
1.980.4 17,6
104
Populasi ternak (ekor):
a. Sapi potong 106,100 68,208 64 111,405 90,692 81,41
b. kerbau 1,583 1,433 90 1,776 1,570 88,40
c. kuda 57 46 80 57 82 143,86
d. babi 920 35 3,8 920 902 98,04
e. kambing 75,06 75,006 100 76,131 82,188 107,96
f. domba 23,938 23,938 100 24,297 39,499 162,57
g. ayam pedaging 152,794 152,794 100 156,614 256,750 163,94
h. ayam petelur 71,898 71,898 100 73,697 121,600 165,00
i. ayam buras 556,724 556,724 100 556,075 695,081 123,11
j. itik 28,240 28,240 100 28,663 39,084 136,36
k. entok 12,541 12,541 100 12,729 12,327 96,84
Konsumsi daging Kg/kapita/Thn
6,75 6,75 100 7,02 6,75 98
Konsumsi Telur Kg/kapita/Thn
2,21 2,21 100 2,24 2,21 98
Jumlah Produksi komoditas perkebunan (ton) :
a. kakao 663 663 100 663 976 147
b. tembakau 1,260,0
0
1,260,0 0
100 1,260,0 0
1,286,0 0
102
c. kopi 119,63 119,63 100 119,63 108,76 90
d. cengkeh 15 15 100 15 9 60
e. tebu 5280 5280 100 5280 6955 131
(50)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
99
perkebunan (ton/ha) :
a. kakao 0,390 0,390 100 0,390 0,415 106
b. tembakau 0,000 0,000 100 0,950 0,864 90
c. kopi 0,435 0,435 100 0,435 0,398 91
d. cengkeh 0,250 0,250 100 0,250 0,233 93,2
e. tebu 0,88 0,88 100 0,88 0,94 106
Luas Lahan Perkebunan (ha) :
a. kakao 1,700 1,700 100 1,700 1,735 102
b. tembakau 1,400 1,400 100 1,400 1,367 97
c. kopi 275 275 100 275 238 88
d. cengkeh 60 60 100 60 47 78
e. tebu 6000 6000 100 6000 6184 103
5 Produksi perikanan (ton) :
Ton
a. patin 61 61 100 61 61 100
b. nila 70 70 100 70 70 100
c. mas 15 15 100 15 15 100
d. gurami 80 80 100 80 80 100
e. lele 1,200 1,200 100 1,200 1,200 100
f. lain-lain 15 15 100 15 15 100
6 Konsumsi ikan Kg/kapita/Thn
kg 8,40 8,40 100 8,40 9,37 111
Capaian sasaran meningkatnya Produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan peternakan dan perikanan pada Tahun 2014 ini relatif dicapai secara sempurna, meskipun ada beberapa penurunan capaian dari Tahun sebelumnya. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya program penghematan dana yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi pada Tahun 2014, sehingga berimplikasi pada menurunnya pula beberapa sektor perikanan dan pertanian yang secara teknis dilakukan oleh 4 (empat) Dinas di
(51)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
100
Kabupaten Ngawi ( Pertanian, Kehewanan, Kehutanan dan Perkebunan, PU Pengairan, Pertambangan dan Energi )
Akan tetapi dari 6 (enam ) sasaran yang terbagi lagi dalam beberapa substansi sasaran menunjukkan ketercapaian secara maksimal, program dan target yang direncanakan pada Tahun 2014. Ketercapaian tersebut akan berdampak pula pada peningkatan pendapatan petani yang akan mendorong tingginya pula kontribusi sektor pertanian dalam PDRB.
Beberapa indikator yang mampu berhasil mencapai sasaran sebesar 100% lebih adalah Jaringan irigasi yang bertambah luas yang diperuntukkan bagi petani, kontribusi sector pertanian dalam PDRB serta konsumsi ikan perkg/tahun. Ketiga indikator tersebut mampu melampaui target yang direncanakan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pola intensifikasi bidang peternakan dan perikanan dengan memberikan program Gemar Makan Ikan pada seluruh wilayah Kabupaten Ngawi.
Sosialisasi dari Program Gemar Makan Ikan tersebut dilakukan pada semua lembaga pemerintahan dan lembaga pendidikan mulai dari jenjang yang terendah sampai dengan jenjang yang tertinggi, sehingga obyek dari sosialisasi mampu memberikan hasil yang baik sebagaimana yang diharapkan dengan bertambahnya permintaan akan kebutuhan konsumsi ikan oleh penduduk Kabupaten Ngawi yang berdampak terhadap meningkatnya produksi perikanan oleh petani ikan yang ada di Kabupaten Ngawi.
Indikator yang belum mencapai target adalah penduduk yang mempunyai lahan dengan target peningkatan sebesar 11% hanya mampu dicapai 7,9 % atau besaran capaian 59,39 %. Hal ini disebabkan karena
(52)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
101
keterbatasan lahan baru yang akan dijadikan lahan pertanian, serta adanya pula penambahan jumlah penduduk yang berpengaruh besar terhadap peruntukan lahan yang ada, yang sebagian besar dialokasikan untuk kepentingan pemukiman terdahulu sebagai kebutuhan dasar mereka.
FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN :
1. Kondisi geografis Kabupaten Ngawi yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lahan pertanian dan kawasan hutan, yang memberikan peluang besar terhadap pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan dan periakanan.
2. Ketersediaan air yang cukup memadai karena Kabupaten Ngawi dialiri 2 sungai besar dan banyaknya sumber air alami yang ada diwilayah Kabupaten Ngawi.
3. Jumlah petani yang cukup besar dan mendominasi penduduk ngawi dari aspek matapencaharian, sehingga memudahkan ketercapaian sasaran pada meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
4. Tersedianya penyuluh pada bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang ada di Pemerintah Kabupaten Ngawi yang secara intensif memberikan pengetahuan tentang peningkatan produksi dan produktivitas pada bidang tersebut.
5. Adanya laboratorium dan sarana pelatihan bagi petani, yang memudahkan trsnsfer teknologi dan pengetahuan pada bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
(53)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
102
KENDALA YANG DIHADAPI
1. Seringnya terjadi banjir setiap tahunnya, yang berakibat rusaknya hasil produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan karena genangan air banjir tersebut.
2. Masih terbatasnya sarana produksi modern yang dimiliki oleh petani yang berakibat kurang optimalnya capaian produksi dan produktivitas mereka. 3. Kurangnya penduduk yang memiliki lahan sendiri dan sebagian besar
mereka hanyalah petani penggarap/pekerja dari pengusaha dibidang pertanian.
4. Pola distribusi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang masih mempergunakan sarana pemasaran konvensional dan belum terbentuknya jaringan kerja mereka dengan pengusaha besar yang umumnya berada dikota besar.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH YANG DILAKSANAKAN :
1. Melakukan antisipasi terhadap dampak banjir tahunan dengan melibatkan seluruh instansi yang berkompeten untuk menekan kerugian yang diakibatkan oleh banjir tersebut utamanya dalam bidang pertanian, pekebunan, peternakan dan perikanan.
2. Memberikan kemudahan fasilitasi pengadaan sarana produksi modern bagi petani yang bergerak dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
(1)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
150
tercapai. Hal ini disebabkan oleh karena pada Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Ngawi melakukan penghematan anggaran dan Belanja Daerah, sehingga prioritas pembangunan gedung kesenian yang telah direncanakan belum dapat terealisir.
FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN :
1. Banyaknya grup kesenian yang ada di Kabupaten Ngawi
2. Budaya masyarakat yang kuat terhadap pola budaya tradisional dengan memelihara warisan kebudayan yang dimiliki secara turun temurun di Kabupaten Ngawi
3. Ragam kesenian yang banyak tumbuh berkembang pada masyarakat Kabupaten Ngawi.
4. Adanya pembinaan bagi komunitas seni yang ada di Kabupaten Ngawi
5. Dimasukkanya kesenian sebagai mata pelajaran ekstra kurikuler pada semua tingkatan pendidikan.
KENDALA YANG DIHADAPI
1. Belum adanya gedung kesenian yang berdiri secara permanen.
2. Kurangnya komunikasi antara pemerintah daerah dengan grup-grup kesenian yang ada.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH YANG DILAKSANAKAN :
1. Perencanaan Pembangunan gedung kesenian yang permanen di Kabupaten Ngawi
(2)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
151
2. Pengintensifan komunikasi antara grup kesenian dengan grup kesenian lain juga dengan aparatur Pembina kesenian tersebut
Tabel 3.38
Evaluasi Pencapaian Sasaran 31
Meningkatnya keharmonisan sosial dalam taraf kehidupan inter dan antar umat beragama
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2013 Capaian Kinerja
Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Tahun 2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah kegiatan
keagamaan di tingkat kabupaten
frekuensi 19 19 100 19 19 100
2 Jumlah organisasi
keagamaan
Buah 19 8 48 19 8 48
Capaian sasaran meningkatnya keharmonisan sosial dalam taraf kehidupan inter dan antar umat beragama sejumlah 2 indikator sasaran dan pada Tahun 20141 indikator mampu mencapai target sasaran sebesar 100%. Sedangkan 1 indikator lainnya belum mampu mencapai target sasaran 100% dan hanya terpaku pada angka 48% sebagaimana capaian pada tahun sebelumnya.
Sasaran meningkatnya keharmonisan sosial dalam taraf kehidupan inter dan antar umat beragama dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Ngawi dengan melibatkan beberapa lembaga lain baik lembaga perangkat daerah maupun instansi vertikal yang ada di Kabupaten Ngawi.
(3)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
152
FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN :
1. Kerukunan antar umat beragam masih terjaga dengan baik di Kabupaten Ngawi.
2. Tingkat solidaritas masyarakat yang cukup tinggi terhadap perbedaan agama yang diyakini masing-masing penduduk
3. Jumlah sarana peribadatan yang cukup memadai 4. Pola komunikasi yang harmonis antar pemuka agama
KENDALA YANG DIHADAPI
1. Adanya kelompok militan yang menganggap agama yang diyakininya paling benar dan mengabaikan nilai-nilai kerukunan antar umat agama
2. Belum semua hari besar agama dapat dirayakan secara baik pada level Kabupaten.
3. Masih rendahnya partisipasi masyarakat terhadap aktivitas perayaan keagamaan
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH YANG DILAKSANAKAN :
1. Pembinaan dan pendekatan pada pemuka agama yang menganut ajaran radikal agama sebagai dogma utama hidup mereka.
2. Fasilitasi secara intensif pada kegiatan perayaan keagamaan yang dilaksanakan oleh umat beragama
3. Menumbuhkan kesadaran tinggi pada masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan kegamaan yang dilaksanakan
(4)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
153
Tabel 3.39
Evaluasi Pencapaian Sasaran 32 Meningkatnya keamanan dan ketertiban
No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2013 Capaian Kinerja
Tahun 2013
Tahun 2014 Capaian Kinerja
Tahun 2014 Target Realisasi Target Realisasi
1 Rasio jumlah Polisi
pamong praja per 10.000 penduduk
Orang 1,35 1,16 85 % 1,48 1,16 78 %
2 Jumlah linmas per
jumlah 10.000 penduduk
Orang 76 67,35 88,6 5 76 67,35 88,6 5
3 Rasio pos kamling per
jumlah desa/kelurahan
unit 12 12 100 % 12 12 100 %
Capaian sasaran meningkatnya keamanan dan ketertiban di Kabupaten Ngawi pada Tahun 2014 ini dari 3 indikator sasaran yang ditetapkan hanya 1 (satu) indikator sasaran yang dapat tercapai dengan tingkat capaian 100% yaitu Rasio Pos Kamling per jumlah desa/kelurahan yang relatif sama dengan capaian tahun lalu. Sedangkan 2 (dua) sasaran lain belum dapat memenuhi sasaran 100% yaitu Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk yang baru mencapai rasio 1,48 persen atau sekitar 78% capaiannya dari target yang ditentukan serta Jumlah Linmas per jumlah 10.000 penduduk yang baru mencapai 67,35 % dari target yang ditetapkan sebesar 76 %.
Hal ini perlu untuk dapat dilakukan evaluasi dan peningkatan program dan kegiatan meningkatnya keamanan dan ketertiban di Kabupaten Ngawi dengan lebih banyak memberikan tambahan personil baik pada personil
(5)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
154
Satuan Polisi Pamong Praja maupun personil Linmas yang saat ini masih kurang di Kabupaten Ngawi sesuai dengan standarisasi rasio yang ditentukan serta target tahunan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi.
FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN :
1. SDM Satpol PP yang mempunyai keahlian dan kemampuan sesuai kompetensi tugas dan fungsinya sudah ada di Kabupaten Ngawi
2. Lembaga yang mengakomodir tugas fungsi dibidang kemanan dan ketertiban sudah dibentuk Oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi
3. Rasio Jumlah poskamling sudah terpenuhi pada masing-masing desa
4. Jumlah linmas yang cukup memadai yang berada pada semua desa diwilayah Kabupaten Ngawi
KENDALA YANG DIHADAPI
1. Keberadaan Satpol PP hanya ada pada tingkat Pemeriintahan Kabupaten saja
2. Belum diberikannya pendidikan yang memadai bagi semua anggota Linmas.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH YANG DILAKSANAKAN :
1. Pola distribusi SDM Satpol PP secara merata keseluruh wilayah Kabupaten Ngawi
2. Pemberian pendidikan dan pelatihan bagi anggota Linmas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(6)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun 2014
155
Secara keseluruhan, hampir seluruh target yang ditetapkan untuk tahun 2013 dapat dicapai dengan baik, bahkan banyak diantranya yang melebihi target. Hanya terdapatsedikit target 2014 yang tidak dapat dicapai, itupun dengan angka pencapaian yang telah mencapai lebih dari 80%. RPJMD Ngawi akan berakhir tahun 2015, sehingga tahun 2014merupakan tahun keempat dari pelaksanaan RPJMD 2010-2015. Namun demikian jika dicermati target indikator kinerja utama yang RPJMD banyak yang telah dicapai pada tahun 2014 ini, sementara yang lainnya belum tercapai tetapi telah mencapai angka yang mendekati target tahun 2015.
Penentuan target, sasaran dan program kegiatan sampai dengan tahun 2015 haruslah mendapatkan perhatian untuk dievaluasi kembali.Target-target yang telah dicapai pada tahun 2014 ini harus disempurnakan dan dipertahankan untuk tahun kedepannya. Sedangkan target yang belum tercapai atau bahkan tidak tercapai agar dievaluasi kembali secara mendalam guna diubah dengan target, sasaran dan program kegiatan yang lebih realistis dalam pencapaiannya.