BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A.CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran capaian kinerja organisasi diperoleh melalui penghitungan dengan formulasi tertentu, dan difokuskan pada Indikator Kinerja Utama (IKU) dan indikator kinerja strategis. Penetapan cara pengukuran capaian kinerja meliputi :
a. Semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik.
% Pencapaian kinerja =
kinerja target
kinerja realisasi
x 100%
b.Semakin rendah realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik
Formulasi ini digunakan pada pengukuran indikator kinerja utama Tingkat Pengangguran Utama.
% Pencapaian kinerja =
kinerja target
kinerja realisasi
kinerja target
X )
2 (
x 100% Hasil pencapaian kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran dan predikatnya sebagai berikut :
Capaian kinerja > 95 sd 100% : Sangat berhasil Capaian kinerja > 80 sd 95% : Berhasil
Capaian kinerja > 50 sd 80% : Cukup berhasil Capaian kinerja < 50% : Tidak berhasil
Dalam pelaksanaan Rencana Strategis 2016-2021, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial telah menetapkan Indikator Kinerja Utama
meliputi 5 indikator
dengan target, realisasi dan pencapaian kinerja sebagai berikut
:
No IKU Target Realisasi Capaian (%)
1. Presentase temuan pemeriksaan
yang ditindaklanjuti
100 % 100 % 100
2. Predikat LAKIP A AA 100
3. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat 82,74 84,69 102,36
4. Tingkat Pengangguran terbuka 6,00 % 5,82 % 103
5. Cakupan Potensi dan Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang aktif
45 % 56,27 % 125,04
Realisasi dan pencapaian kinerja diperoleh dengan formulasi pengukuran yang telah ditetapkan sebagai berikut :
(2)
19
No URAIAN CAPAIAN IKU
1. Presentase temuan
pemeriksaan yang ditindaklanjuti =
n
pemeriksaa
temuan
hasil
njuti
ditindakla
yang
n
pemeriksaa
hasil
temuan
x100% =
1
1
x 100%= 100%
2. Predikat LAKIP Hasil penilaian LAKIP SKPD yang dilakukan oleh
Inspektorat Daerah 3. Nilai Indeks
Kepuasan Masyarakat
Jumlah nilai IKM
4. Tingkat
Pengangguran terbuka
=
angkatan
kerja
penganggur
x 100%
=
590.443
34.360
x 100%
= 5,82%
5. Cakupan Potensi
dan Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang aktif
=
PSKS
aktif
yang
PSKS
x 100%
=
766
431
x 100% = 56,27%Capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan indicator kinerja sasaran yang difokuskan pada indikatior kinerja strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Sleman.
Tabel 3.1. Pencapaian Sasaran Stategis Berdasarkan Misi
No Uraian Sasaran
Jumlah Indikator Kinerja Sasaran Rata-rata Capaian (%) Predikat
1. Meningkatnya Akuntabilitas kinerja pemerintahan
2 - -
2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
1 102,36 Sangat
berhasil 3. Menurunnya penyalahgunaan
narkoba
1 112 Sangat
berhasil 4. Meningkatnya kesempatan
kerja
1 103 Sangat
berhasil 5. Meningkatnya keaktifan
lembaga sosial
1 124,44 Sangat
berhasil 6. Meningkatnya kemampuan
satgasos
1 100 Sangat
(3)
20 Sasaran 1.
“Meningkatnya Akuntabilitas kinerja pemerintahan”.
Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Akuntabilitas kinerja pemerintahan dengan 2 (dua) indikator yang memperlihatkan rata-rata angka capaian kinerja sasaran sebesar 100%, dengan predikat Sangat Berhasil. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemrintahan.
No Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2016
Target Realisasi % Capaian
1. Presentase temuan hasil pemeriksaan
yang ditindaklanjuti.
100% 100% 100
2. Predikat LAKIP A AA 100
Adapun indicator kinerja sasaran yang mewakili tingkat capaian kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut :
1.Presentase temuan hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti.
Realisasi pencapaian indikator Presentase temuan hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti diperoleh dengan membandingkan jumlah temuan hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti dengan temuan hasil pemeriksaan sebanyak dikalikan dikalikan 100%. Temuan hasil pemeriksaan tahun 2016 sebanyak 1 jenis dan sudah ditindaklanjuti, yaitu pada pencatatan administrasi pengelolaan barang meliputi :
a. Pencatatan kartu barang pakai habis belum sepenuhnya tertib. b. Kartu inventarsis ruangana (KIR) belum dimutakhirkan.
c. Pencatatan barang inventaris belum sepenuhnya tertib
Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian kinerja sebesar 100%. Pencapaian indikator sasaran dilaksanakan melalui Program Penatausahaan dan Aset Daerah.
2.Predikat LAKIP
Pencapaian indikator Predikat LAKIP merupakan hasil penilaian LAKIP SKPD yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah. Sasaran tersebut dicapai melalui pelaksanaan program :
a. Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
c. Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pngendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
(4)
21
Program Pencapaian indikator predikat LAKIP didukung oleh pencapaian indikator kinerja program sebagai berikut.
No Indikator Kinerja Program Tahun 2016
Target Realisasi % Capaian
a. Persentase pelaporan capaian kinerja dan
keuangan dilaksanakan tepat waktu
100% 100% 100%
b. Predikat LAKIP A AA 100%
Pencapaian pelaksanaan program diperoleh dari pencapaian indicator kinerja program sebagai berikut :
a. Persentase pelaporan capaian kinerja keuangan dilaksanakan tepat
waktu
Realisasi pencapaian indikator Persentase diperoleh dengan membandingkan jumlah jenis pelaporan capaian kinerja dan keuangan yang dilaksanakan tepat dan jumlah jenis pelaporan capaian kinerja dan keuangan yang seharusnya dilaksanakan tepat waktu dikalikan 100%.
Secara rinci, kondisi pelaporan capaian kinerja dan keuangan tahun 2016 sebagai berikut :
No Jenis Target Tepat
waktu Tidak % Capaian
1. Laporan Tahunan 1 1 - 100
2. LAKIP 1 1
-
1003. Realisasi Fisik dan Keuangan 12 12
-
1004. Laporan Bulanan 12 12
-
1005. Laporan Keuangan semester 2 2
-
1006. Laporan Keuangan Tahunan 1 1
-
100Rata-rata capaian 100
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase pelaporan capaian kinerja keuangan dilaksanakan tepat waktu sebesar 100%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar 100% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 100% dengan perdikat Sangat Berhasil.
b. Predikat LAKIP
Predikat LAKIP adalah hasil penilaian LAKIP SKPD yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah yang merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja. Penilaian tersebut meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan pencapaian kinerja. Hasil evaluasi penilaian LAKIP pada tahun 2016, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial memperoleh nilai sebesar 96,24 dengan predikat AA kategori Sangat Memuaskan.
(5)
22
Hasil pencapaian Predikat LAKIP 2015 dan 2016.
No Jenis Tahun 2015 (dalam%) Tahun 2016 (dalam %)
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
1. Perencanaan
Kinerja
30 30 100 30 - -
2. Pengukuran
Kinerja
25 25 100 25 - -
3. Pelaporan Kinerja 15 15 100 15 - -
4. Evaluasi Kinerja 10 10 100 10 - -
5. Pencapaian
Kinerja
20 16,24 81,20 20 - -
Nilai LAKIP 96,24
Pencapaian Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas kinerja pemerintahan juga didukung oleh pelaksanaan program Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan indikator kinerja Persentase konsistensi perencanaan pembangunan daerah dengan target 95%. Realisasi pencapaian indikator diperoleh dengan menghitung rata-rata hasil pengendalian dan evaluasi terhadap dokumen perencanaan daerah dikalikan 100%. Adapun penghitungan pencapaian kinerja dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sleman.
Sasaran 2.
“Meningkatnya kualitas pelayanan publik”
Hasil evaluasi pencapaian kinerja sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan publik ditunjukkan dalam angka Indeks Kepuasanan Masyarakat yang diukur melalui survey yang dilaksanakan terhadap 150 responden. Hasil pengolahan data atas jawaban responden menunjukkan angka IKM sebesar 84,69.
Jika dibandingkan dengan target sebesar 82,74 maka pencapaian kinerja sasaran sebesar 102,36% dengan predikat Sangat Berhasil.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan publik.
No Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2015
Target Realisasi % Capaian
1. Meningkatnya kualitas pelayanan
publik.
82,74 84,69 102,36
Sasaran tersebut dicapai melalui program a. Pelayanan Administrasi Perkantoran b. Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur c. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
d. Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa e. Penataan Peraturan Perundang-undangan
(6)
23
Hasil pengukuran capaian indikator kinerja program.
No Indikator Kinerja Program Tahun 2015
Target Realisasi % Capaian
a. Persentase pemenuhan layanan
administrasi perkantoran
100 99,79 99,79
b. Persentase sarana prasarana aparatur
dalam kondisi baik
100 68,71 91,61
c. Persentase pengelolaan kepegawaian
yang dilaksanakan tepat waktu
90 100 111,11
d. Jumlah publikasi informasi melalui
media on line
33 32 103,12%
e. Persentase Perda yang ditetapkan
ditetapkan sesuai dengan amanat peraturan di atasnya
100 100 100
f. Persentase dokumen statistik daerah
tersedia tepat waktu
90 100 111,11
Pencapaian pelaksanaan program diperoleh dari pencapaian indicator kinerja program sebagai berikut :
a. Persentase pemenuhan layanan administrasi perkantoran
Realisasi pencapaian indikator Persentase layanan administrasi perkantoran diperoleh dengan membandingkan jumlah layanan jenis layanan administrasi perkantoran yang diberikan dalam 1 tahun dan jumlah layanan yang seharusnya dikalikan 100%.
Kondisi dan jenis layanan yang dilaksanakan tahun 2016 sebagai berikut :
No Jenis Target Realisasi % Capaian
1. Layanan keuangan 12 bulan 12 bulan 100
2. Layanan makan minum rapat 100% 98,95% 98,95
3. Layanan koordinasi dan konsultasi 17 kali 17 kali 100
4. Layanan jasa langganan 12 bulan 12 bulan 100
5. Layanan jasa keamanan dan
kebersihan
12 bulan 12 bulan 100
Rata-rata capaian 99,79
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase pemenuhan layanan administrasi perkantoran sebesar 99,79%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar 100% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 99,79% dengan perdikat Sangat Berhasil.
b. Persentase sarana prasarana aparatur dalam kondisi baik
Realisasi pencapaian indikator Persentase sarana prasarana aparatur dalam kondisi baik diperoleh dengan membandingkan jumlah sarana prasarana aparatur dalam kondisi baik sebanyak 3.590 unit dan jumlah sarana prasarana aparatur yang ada sebanyak 5.225 unit dikalikan 100%.
(7)
24
No Jenis Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1. Alat angkut 50 30 20
2. Alat bengkel 2.085 1.043 1.042
3. Alat kantor dan rumah tangga 2.833 2.267 566
4. Alat studio dan Komunikasi 78 71 7
5. Alat laboratorium 3 3 -
6. Bangunan dan gedung 39 39 -
7. Buku dan perpustakaan 126 126 -
8. Barang bercorak budaya 10 10 -
9. Alat pertanian 1 1 -
Jumlah 5.225 3.590 1.635
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase sarana prasarana aparatur dalam kondisi baik sebesar 68,71%. Jika dibandingkan dengan target sebesar 75% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 91,61% dengan perdikat Sangat Berhasil.
c. Persentase pengelolaan kepegawaian yang dilaksanakan tepat waktu.
Realisasi pencapaian indikator Persentase pengelolaan kepegawaian yang dilaksanakan tepat waktu diperoleh dengan membandingkan jumlah jenis pengelolaan kepegawaian yang dilaksanakan tepat waktu sebanyak 5 jenis dan jumlah jenis pengelolaan kepegawaian yang seharusnya sebanyak 5 jenis dikalikan 100%. Jenis dokumen kepegawaian yang dilaksankan tepat waktu sebagai berikut :
No Jenis Jumlah Tepat waktu
Ya Tidak
1. Gaji berkala 50 50 -
2. Kenaikan Pangkat 15 15 -
3. Sasaran Kinerja Pegawai 110 110 -
4. Analisis Kebutuhan Diklat 1 1 -
5. Usulan formasi pegawai 0 0 -
Jumlah 176 176 -
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase pengelolaan kepegawaian yang dilaksanakan tepat waktu sebesar 100%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar 100% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 100% dengan perdikat Sangat Berhasil.
d. Jumlah publikasi informsi melalui media on line
Realisasi pencapaian indikator Jumlah publikasi informsi melalui media on line diperoleh melalui jumlah publikasi informasi melalui portal website sebanyak 33 publikasi dibagi target sebanyak 32 publikasi dikalikan 100%. Publikasi melalui portal website meliputi info lowongan (10 kali), berita (11 kali), pengumuman (2), info perijinan (7) dan info persyaratan pelatihan (3
(8)
25
kali). Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh pencapaian indikator kinerja program sebesar 103,12% dengan perdikat Sangat Berhasil.
e. Persentase Perda yang ditetapkan sesuai dengan amanat peraturan di atasnya
Realisasi pencapaian indikator Persentase Perda yang ditetapkan sesuai dengan amanat peraturan di atasnya diperoleh dengan membandingkan jumlah draft perda yang ada sebanyak 1 dokumen dibagi jumlah draft perda yang seharusnya ada sebanyak 1 dokumen dikalikan 100%. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase Perda yang ditetapkan sesuai dengan amanat peraturan di atasnya sebesar 100%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar 100% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 100% dengan perdikat Sangat Berhasil. Adapun draft perda yang disusun adalah draft Peraturan Daerah tentang Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Bagi Anak.
f. Persentase dokumen statistik daerah tersedia tepat waktu.
Realisasi pencapaian indikator Persentase dokumen statistik daerah tersedia tepat waktu dengan membandingkan dokumen statistik daerah tepat waktu sebanyak 3 dokumen dan seluruh dokumen statistik daerah sebanyak 3 dokumen dikalikan 100%. Dokumen statistik daerah yang disusun tepat waktu meliputi :
a. Data Ketenagakerjaan
b.Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
c. Data Hasil Verifikasi dan Validasi Penerima Bantuan Iur (PBI JKN)
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase dokumen statistik daerah tersedia tepat waktu sebesar 100%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar 90% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 111,11% dengan perdikat Sangat Berhasil.
Pencapaian sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan publik juga didukung oleh pelaksanaan program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah dengan indikator kinerja Persentase jumlah dokumen arsip yang mempunyai nilai guna yang diselamatkan dengan target 20%. Realisasi pencapaian indikator diperoleh dengan membandingkan jumlah dokumen arsip yang mempunyai nilai guna yang diselamatkan per tahun dibagi jumlah arsip yang diselamatkan selama 5 tahun dikalikan 100%. Adapun penghitungan pencapaian kinerja dilaksanakan oleh Kantor Arsip Daerah Kabupaten Sleman.
Sasaran 3.
“Menurunnya penyalahgunaan narkoba ”
Pencapaian kinerja sasaran ditunjukkan oleh indikator jumlah Satuan Tugas (Satgas) anti narkoba tingkat desa dengan target 25 desa.
(9)
26
Capaian kinerja sasaran menunjukkan sebesar 112% dengan predikat Sangat Berhasil, diperoleh dari akumulasi jumlah satuan tugas (satgas) narkoba tingkat desa sebanyak 28 desa dibagi target sebanyak 25 desa dikalikan 100%.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Menurunnya penyalahgunaan narkoba.
No Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2015
Target Realisasi % Capaian
1. Jumlah Satgas anti narkoba tingkat
desa
25 satgas
28 satgas
112%
Sasaran tersebut dicapai melalui pelaksanaan kegiatan Rintisan Desa Pelopor Bebas Napza pada Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah : 1. Kesiapan desa dalam pembentukan Satgas anti narkoba melalui
penyampaian proposal.
2. Adanya dukungan penganggaran dari APBDesa bagi kegiatan Satgas yang terbentuk.
Sasaran 4.
“Meningkatnya kesempatan kerja”
Hasil evaluasi pencapaian kinerja sasaran Meningkatnya kesempatan kerja melalui indicator Tingkat Pengangguran Terbuka, yang memperlihatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 103% dengan predikat Sangat Berhasil.
Hasil pengukuran capaian indikator kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka
No Indikator Kinerja Sasaran
Tahun 2016 Target
%
Realisasi %
Capaian %
1. Prosentase angka pengangguran 6,00 5,82 103
Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja dikalikan 100%. Pada tahun 2016 jumlah pengangguran di Kabupaten Sleman sebanyak 34.360 orang dengan jumlah angkatan kerja 590.443 orang, sehingga diperoleh prosentase angkatan pengangguran sebesar 5,82%. Dengan menggunakan formulasi penghitungan dimana semakin rendah realisasi menggambarkan pencapaian rencana target yang semakin baik, maka dibandingkan dengan target RPJMD sebesar 6% diperoleh angka pencapaian kinerja sebesar 103% dengan predikat Sangat Berhasil. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka tahun 2016 lebih kecil dari tahun 2015 atau terjadi penurunan sebesar 0,30%.
Namun apabila dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka nasional pada tahun 2016 sebesar 5,61 persen dan propinsi sebesar 2,72%, maka masih diperlukan upaya yang lebih intensif untuk meningkatkan daya saing dan
(10)
27
serapan tenaga kerja. Perkembangan pencapaian indikator Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Sleman tahun 2011-2015 sebagaimana tabel berikut.
No Indikator Kinerja Sat. Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Tingkat Pengangguran
Terbuka
% 7,61 6,74 6,47 6,17 6,12 5,82
Pencapaian indikator sasaran Tingkat Pengangguran Terbuka dilaksanakan melalui program dan indikator kinerja program sebagai berikut.
a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
c. Program Transmigrasi Regional
d. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Hasil pengukuran capaian indikator kinerja program.
No Indikator Kinerja Program Tahun 2015
Target Realisasi % Capaian
a. Persentase tenaga kerja yang dilatih 68,33 55,82 80,69
b. Persentase penempatan pencari kerja 70 91,39 130,56
c. Presentase calon transmigran yang
berangkat
40 80 200
d. Persentase konflik yang ditangani 100 100 100
Pencapaian pelaksanaan program diperoleh dari pencapaian indicator kinerja program sebagai berikut :
a. Persentase tenaga kerja yang dilatih
Realisasi pencapaian indikator Persentase tenaga kerja yang dilatih diperoleh dengan membandingkan jumlah tenaga kerja yang dilatih pada tahun 2016 sebanyak 1.454 orang dibagi jumlah pendaftar pelatihan pada tahun 2016 sebanyak 2.605 orang dikalikan 100%
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase tenaga kerja yang dilatih sebesar 55,82%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar 68,33% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 80,69% dengan perdikat Berhasil.
b.Persentase penempatan pencari kerja.
Realisasi pencapaian indikator Persentase penempatan pencari kerja diperoleh dengan membandingkan Jumlah pencari kerja yang ditempatkan sebanyak 2.274 orang dibagi jumlah pencari kerja yang mendaftar sebanyak 2.488 orang dikalikan 100%.
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase penempatan pencari kerja sebesar 91,39%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar 70% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 130,56% dengan perdikat Sangat Berhasil.
(11)
28
c. Presentase calon transmigran yang berangkat
Realisasi pencapaian indikator presentase calon transmigran yang berangkat diperoleh dengan membandingkan jumlah calon transmigar yang diberangkatkan sebanyak 24 orang dibagi jumlah calon transmigran yang lolos seleksi sebanyak 30 orang dikalikan 100%
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh presentase calon transmigran yang berangkat sebesar 80%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar 40% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 200% dengan perdikat Sangat Berhasil.
d. Persentase konflik yang ditangani.
Realisasi pencapaian indikator persentase konflik yang ditangani diperoleh dengan membandingkan jumlah konflik ketenagakerjaan yang tertangani dengan baik sebanyak 25 kasus dan jumlah konflik ketenagakerjaan yang dilaporkan sebanyak 25 kasus dikalikan 100%.
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh angka persentase konflik yang ditangani sebesar 100%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar 100% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 100% dengan perdikat Sangat Berhasil. Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Kabuapaten Sleman terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2.
Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Sleman 2013 dan 2016
URAIAN 2013 2014 2015 2016
Jumlah Penduduk 1.059.383 1.062.801 1.063.984 1.079.053
- Laki-laki 531.678 539.731 532.402 541.577
- Perempuan 527.705 523.070 531.582 537.476
Angkatan Kerja 541.921 560.772 569.584 590.443
- Laki-laki 296.008 307.826 309.808 320.039
- Perempuan 245.913 252.946 259.776 270.404
a. Bekerja 506.862 526.171 534.725 556.083
- Laki-laki 278.474 290.389 291.082 302.027
- Perempuan 228.388 235.782 243.643 254.056
b. Tidak Bekerja 35.059 34.601 34.859 34.360
- Laki-laki 17.543 17.437 18.726 18.012
- Perempuan 17.525 17.164 16.133 16.348
Bukan Ang. Kerja 333.181 300.700 259.771 262.441
a. Sekolah 178.202 177.717 154.343 153.306
- Laki-laki 92.351 92.417 77.433 77.894
- Perempuan 85.851 85.300 76.910 75.412
b. Mengurus RT 73.810 61.784 56.574 59.774
- Laki-laki 2.735 1.621 1.078 1.557
- Perempuan 71.075 60.163 55.496 58.217
c. Penerima Pend. 81.169 61.199 48.854 49.361
(12)
29
- Perempuan 39.678 28.580 25.325 23.489
Sumber Data : Updating Data Ketenagakerjaan dan Sosial Tahun 2013-2016
Adapun faktor pendorong dan penghambat pencapaian indikator tingkat pengangguran terbuka antara lain :
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah :
1. Peningkatan kualitas pelayanan penempatan tenaga kerja melalui penerapan standarisasi pelayanan antar kerja sesuai dengan Standar Mutu Manajemen (SMM) ISO 9001:2015
2. Koordinasi dan pelaksanaan program penanganan pengangguran dilaksanakan secara terpadu antar dinas instansi terkait.
3. Optimalisasi penempatan tenaga kerja melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) dan Lembaga Penyalur Tenaga Kerja Indonesia Swasta (LPTKIS).
4. Peran mediator dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
5. Lowongan pekerjaan yang ditawarkan sesuai dengan proporsi terbesar jumlah penganggur menurut tingkat pendidikan yaitu SLTA.
Faktor penghambat :
1. Motivasi pencari kerja untuk bekerja di luar daerah kurang dan karakter pekerja yang masih pilih-pilih pekerjaan
2. Rendahnya pengetahuan lulusan sekolah menengah kejuruan terhadap aturan ketenagakerjaan maupun kondisi yang akan dihadapi dalam lingkungan kerja.
3. Adanya ketentuan dalam Undang-Undang 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur ketentuan penerima hibah, dan penerima hibah perseorangan tidak diperbolehkan sehingga pemberian bantuan sarana usaha tidak dapat dilaksanakan, dan upaya pengembangan usaha mandiri terhambat.
Sasaran 5.
“Meningkatnya keaktifan lembaga sosial”
Pengukuran pencapaian sasaran Meningkatnya keaktifan lembaga sosial melalui indiktor kinerja Cakupan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang aktif, memperlihatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 124,44% dengan predikat Sangat Berhasil.
Hasil pengukuran indikator kinerja Meningkatnya keaktifan lembaga sosial.
No Indikator Kinerja Sasaran
Tahun 2016 Target
%
Realisasi %
Capaian %
1. Cakupan Potensi dan Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang aktif
(13)
30
Pencapaian indikator cakupan PSKS yang aktif dihitung berdasarkan jumlah PSKS yang aktif sebanyak 431 orang/kelompok dibagi jumlah PSKS yang ada sebanyak 766 orang/kelompok dikalikan 100%, sehingga diperoleh persentase sebesar 56%. Jika dibandingkan dengan target sebesar 45% maka pencapaian indikator cakupan PSKS yang aktif sebesar 124,44% dengan predikat Sangat Berhasil. Program yang mendukung pencapaian indikator meliputi :
a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya b. Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial
c. Program Pembinaan Anak Terlantar
d. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma e. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Hasil pengukuran capaian indikator kinerja program.
No Indikator Kinerja Program Tahun 2015
Target Realisasi % Capaian
a. Kelompok PMKS yang aktif 150 208 138,67
b. Cakupan penanganan orang terlantar
dan anak jalanan
90% 100 111,11
c. Cakupan penanganan anak terlantar 90% 100 111,11
d. Cakupan penanganan penyandang
cacat dan trauma
70% 85.57 122,24
e. Cakupan pembinaan panti
asuhan/panti jompo
90% 100 111,11
f. Cakupan PSKS yang aktif 45% 56 124,44
Pencapaian pelaksanaan program diperoleh dari pencapaian indicator kinerja program sebagai berikut :
a. Kelompok PMKS yang aktif
Realisasi pencapaian indikator kinerja Kelompok PMKS yang aktif merupakan akumulasi jumlah kelompok PMKS yang aktif sebanyak 208 kelompok terdiri dari KUBE PKH 148 kelompok dan KUBE Reguler 60 kelompok. Jika dibandingkan dengan target sebanyak 150 kelompok, maka pencapaian indikator kelompok PMKS yang aktif sebesar 138,67% dengan predikat Sangat Berhasil. Angka tersebut diperoleh dengan membandingkan jumlah PMKS yang aktif sebanyak 208 kelompok dengan target sebesar 150 kelompok dikalikan 100%.
b. Cakupan penanganan orang terlantar dan anak jalanan
Realisasi pencapaian indikator kinerja cakupan penanganan orang terlantar dan anak jalanan dihitung berdasarkan jumlah orang terlantar dan anak jalanan yang tertangani sebanyak 165 orang dbagi jumlah orang terlantar dan anak jalanan yang dilaporkan sebanyak 165 dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar 111,11% dengan predikat Sangat Berhasil.
(14)
31
c. Cakupan penanganan anak terlantar
Realisasi pencapaian indikator kinerja Cakupan penanganan penanganan anak terlantar dihitung berdasarkan jumlah anak yang tertangani sebanyak 46 kasus dibagi jumlah anak terlantar yang dilaporkan sebanyak 46 kasus dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar 111,11% dengan predikat Sangat Berhasil.
d. Cakupan penanganan penyandang cacat dan trauma
Pencapaian indikator kinerja cakupan penanganan penyandang cacat dan trauma dihitung berdasarkan jumlah disabilitas dan trauma yang ditangani 5.165 orang dibagi jumlah disabilitas dan trauma sebanyak 6.036 orang dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar 122,24% dengan predikat Sangat Berhasil. Disabilitas dan trauma yang tertangani meliputi penerima Jamkesus (5.165 orang), jaminan sosial penyandang cacat berat (110 orang) dan peserta pelatihan bagi penyandang cacat (30 orang).
e. Cakupan pembinaan panti asuhan/panti jompo
Pencapaian indikator cakupan pembinaan panti asuhan/panti jompo dihitung berdasarkan jumlah panti asuhan/panti jompo yang dibina sebanyak 41 panti dibagi jumlah panti asuhan/panti jompo yang sebanyak 41 panti orang dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar 111,11% dengan predikat Sangat Berhasil.
f. Cakupan PSKS yang aktif
Pencapaian indikator cakupan PSKS yang aktif dihitung berdasarkan jumlah PSKS yang aktif sebanyak 431 orang/kelompok dibagi jumlah PSKS yang ada sebanyak 766 orang/kelompok dikalikan 100%, sehingga diperoleh prosentase sebesar 56%. Data PSKS yang aktif sebagaimana tabel berikut.
No. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS Aktif Jumlah
1. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis
Masyarakat (WKSBM)
15 19
2. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 265 531
3. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) 17 17
4. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) 5 5
5. Family Care Unit (FCU) 1 1
6. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) 98 107
7. Karang Taruna 30 86
Jumlah 431 766
Adapun faktor pendorong dan penghambat pencapaian indikator Meningkatnya keaktifan lembaga sosial antara lain :
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah :
1. Penambahan kuota peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan pembentukan Kelompok Usaha Bersama PKH dari Kemterian Sosial.
(15)
32
2. Dukungan dan koordinasi yang baik antar organisasi perangkat daerah antara lain Satpol PP, Kepolisian, Dinas Sosial dan tempat penampungan sementara (Camp Assesment).
3. Kerjasama penanganan disabilitas dan penyandang trauma secara terpadu antara dinas terkait dan lembaga sosial, antara lain Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Jamkesda, Badan KBPMPP maupun Bapeljamkesos DIY, PPDI, LSM dan Panti Sosial.
4. Adanya dukungan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Faktor penghambat :
1. Sebagian pengurus KUBE memiliki kapasitas dalam hal pengadministrasian kegiatan, pembukuan dan kepemimpinan.
2. Penjangkauan anak jalanan belum optimal dilaksanakan karena terbatasnya SDM dan mobilitas anak jalanan di Kabupaten Sleman relatif tinggi.
3. Adanya sebagian masyarakat yang menyembunyikan identitas anggota keluarganya yang mnyandang disabilitas dalam pendataan.
4. Kebutuhan pelatihan bagi penyandang disabilitas dan trauma belum sepenuhnya bisa diakomodir.
5. Belum tersedianya sarana prasarana panti sosial yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Sasaran 6.
“Meningkatnya kemampuan satgasos”
Pengukuran pencapaian sasaran Meningkatnya kemampuan satgasos melalui indikator kinerja jumlah Satgassos yang terlatih, memperlihatkan angka capaian kinerja sebesar 100% dengan predikat Sangat Berhasil. Angka capaian diperoleh dengan membandingkan jumlah akumulasi Satgassos terlatih sampai dengan tahun 2016 sebanyak 15 Satgassos dibandingkan target Satgassos terlatih sampai dengan tahun 2016 sebanyak 15 Satgassos dikalikan 100%.
Pencapaian sasaran Meningkatnya kemampuan satgasos dilaksanakan melalui Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam dengan kegiatan Pembinaan Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana Alam.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah :
1. Adanya dukungan dan kesadaran masyarakat dalam antisipasi dan kesiapsiagaan penanganan korban melalui Pembentukan Kampung Siaga Bencana.
2. Pemanfaatan potensi dan sumberdaya masyarakat secara optimal dalam penanganan bencana berbasis masyarakat.
(16)
33
1. Sebagian masyarakat belum responsif terhadap kejadian bencana, dan terkadang masih menjadi penonton ketika terjadi bencana..
2. Belum adanya prasarana gudang logistik yang memadai sehingga pengadaan barang bantuan dilaksanakan pada saat terjadinya bencana.
(17)
34
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
NO Sasaran Strategis Program Sebelum
Perubahan
Setelah
Perubahan Realisasi
Capaian Keuangan (%)
1. Meningkatnya Akuntabilitas
kinerja pemerintahan
Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
22.253.000 22.253.000 22.182.500 99,68
Perencanaan Pembangunan Daerah 22.232.500 14.232.500 13.982.500 98,24
Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
51.072.000 60.760.500 56.270.000 92,61
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pngendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
13.461.000 13.461.000 13.423.000 99,72
2. Meningkatnya kualitas
pelayanan publik
Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.045.540.500 1.135.266.500 987.122.358 86,95
Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur
698.937.000 718.337.000 559.284.248 77,86
Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
81.177.500 81.177.500 80.036.000 98,59
Penyelematan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah
26.302.000 26.302.000 23.762.500 90,34
Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
6.668.000 6.668.000 6.636.900 99,58
Penataan Peraturan Perundang-undangan
34.373.975 34.373.975 31.289.600 91,03
Pengembangan Data/Informasi Statistik Daerah
(18)
35
3. Menurunnya
penyalahgunaan narkoba
Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
232.970.500 232.970.500 229.460.400 98,49
4. Meningkatnya kesempatan
kerja
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
6.189.939.100 5.634.158.500 5.262.884.600 93,41
Peningkatan Kesempatan Kerja 957.753.000 891.103.000 854.682.600 95,91
Transmigrasi Reginal
Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
1.093.143.828 1.093.143.828 962.310.600 88,03
5. Meningkatnya keaktifan
lembaga sosial
Pemberdayaan Fakir Miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan Penyandang masalahan kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya
381.985.550 383.877.400 369.381.800 96,22
Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
1.044.542.250 1.044.542.250 846.368.580 81,03
Pembinaan Anak Terlantar 39.346.750 39.346.750 38.645.000 98,22
Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
366.330.750 340.341.500 324.250.200 95,27
Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo 36.637.000 36.637.000 32.357.500 88,32
Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
534.829.000 534.829.000 513.978.900 96,10
6. Meningkatnya kemampuan
satgasos
Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
(1)
30
Pencapaian indikator cakupan PSKS yang aktif dihitung berdasarkan jumlah PSKS yang aktif sebanyak 431 orang/kelompok dibagi jumlah PSKS yang ada sebanyak 766 orang/kelompok dikalikan 100%, sehingga diperoleh persentase sebesar 56%. Jika dibandingkan dengan target sebesar 45% maka pencapaian indikator cakupan PSKS yang aktif sebesar 124,44% dengan predikat Sangat Berhasil. Program yang mendukung pencapaian indikator meliputi :
a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya b. Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial
c. Program Pembinaan Anak Terlantar
d. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma e. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Hasil pengukuran capaian indikator kinerja program.
No Indikator Kinerja Program Tahun 2015
Target Realisasi % Capaian
a. Kelompok PMKS yang aktif 150 208 138,67
b. Cakupan penanganan orang terlantar dan anak jalanan
90% 100 111,11
c. Cakupan penanganan anak terlantar 90% 100 111,11 d. Cakupan penanganan penyandang
cacat dan trauma
70% 85.57 122,24
e. Cakupan pembinaan panti asuhan/panti jompo
90% 100 111,11
f. Cakupan PSKS yang aktif 45% 56 124,44
Pencapaian pelaksanaan program diperoleh dari pencapaian indicator kinerja program sebagai berikut :
a. Kelompok PMKS yang aktif
Realisasi pencapaian indikator kinerja Kelompok PMKS yang aktif merupakan akumulasi jumlah kelompok PMKS yang aktif sebanyak 208 kelompok terdiri dari KUBE PKH 148 kelompok dan KUBE Reguler 60 kelompok. Jika dibandingkan dengan target sebanyak 150 kelompok, maka pencapaian indikator kelompok PMKS yang aktif sebesar 138,67% dengan predikat Sangat Berhasil. Angka tersebut diperoleh dengan membandingkan jumlah PMKS yang aktif sebanyak 208 kelompok dengan target sebesar 150 kelompok dikalikan 100%.
b. Cakupan penanganan orang terlantar dan anak jalanan
Realisasi pencapaian indikator kinerja cakupan penanganan orang terlantar dan anak jalanan dihitung berdasarkan jumlah orang terlantar dan anak jalanan yang tertangani sebanyak 165 orang dbagi jumlah orang terlantar dan anak jalanan yang dilaporkan sebanyak 165 dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar 111,11% dengan predikat Sangat Berhasil.
(2)
31
c. Cakupan penanganan anak terlantar
Realisasi pencapaian indikator kinerja Cakupan penanganan penanganan anak terlantar dihitung berdasarkan jumlah anak yang tertangani sebanyak 46 kasus dibagi jumlah anak terlantar yang dilaporkan sebanyak 46 kasus dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar 111,11% dengan predikat Sangat Berhasil.
d. Cakupan penanganan penyandang cacat dan trauma
Pencapaian indikator kinerja cakupan penanganan penyandang cacat dan trauma dihitung berdasarkan jumlah disabilitas dan trauma yang ditangani 5.165 orang dibagi jumlah disabilitas dan trauma sebanyak 6.036 orang dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar 122,24% dengan predikat Sangat Berhasil. Disabilitas dan trauma yang tertangani meliputi penerima Jamkesus (5.165 orang), jaminan sosial penyandang cacat berat (110 orang) dan peserta pelatihan bagi penyandang cacat (30 orang).
e. Cakupan pembinaan panti asuhan/panti jompo
Pencapaian indikator cakupan pembinaan panti asuhan/panti jompo dihitung berdasarkan jumlah panti asuhan/panti jompo yang dibina sebanyak 41 panti dibagi jumlah panti asuhan/panti jompo yang sebanyak 41 panti orang dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar 111,11% dengan predikat Sangat Berhasil.
f. Cakupan PSKS yang aktif
Pencapaian indikator cakupan PSKS yang aktif dihitung berdasarkan jumlah PSKS yang aktif sebanyak 431 orang/kelompok dibagi jumlah PSKS yang ada sebanyak 766 orang/kelompok dikalikan 100%, sehingga diperoleh prosentase sebesar 56%. Data PSKS yang aktif sebagaimana tabel berikut.
No. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS Aktif Jumlah 1. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis
Masyarakat (WKSBM)
15 19
2. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 265 531
3. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) 17 17 4. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) 5 5
5. Family Care Unit (FCU) 1 1
6. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) 98 107
7. Karang Taruna 30 86
Jumlah 431 766
Adapun faktor pendorong dan penghambat pencapaian indikator Meningkatnya keaktifan lembaga sosial antara lain :
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah :
1. Penambahan kuota peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan pembentukan Kelompok Usaha Bersama PKH dari Kemterian Sosial.
(3)
32
2. Dukungan dan koordinasi yang baik antar organisasi perangkat daerah antara lain Satpol PP, Kepolisian, Dinas Sosial dan tempat penampungan sementara (Camp Assesment).
3. Kerjasama penanganan disabilitas dan penyandang trauma secara terpadu antara dinas terkait dan lembaga sosial, antara lain Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Jamkesda, Badan KBPMPP maupun Bapeljamkesos DIY, PPDI, LSM dan Panti Sosial.
4. Adanya dukungan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Faktor penghambat :
1. Sebagian pengurus KUBE memiliki kapasitas dalam hal pengadministrasian kegiatan, pembukuan dan kepemimpinan.
2. Penjangkauan anak jalanan belum optimal dilaksanakan karena terbatasnya SDM dan mobilitas anak jalanan di Kabupaten Sleman relatif tinggi.
3. Adanya sebagian masyarakat yang menyembunyikan identitas anggota keluarganya yang mnyandang disabilitas dalam pendataan.
4. Kebutuhan pelatihan bagi penyandang disabilitas dan trauma belum sepenuhnya bisa diakomodir.
5. Belum tersedianya sarana prasarana panti sosial yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Sasaran 6.
“Meningkatnya kemampuan satgasos”
Pengukuran pencapaian sasaran Meningkatnya kemampuan satgasos melalui indikator kinerja jumlah Satgassos yang terlatih, memperlihatkan angka capaian kinerja sebesar 100% dengan predikat Sangat Berhasil. Angka capaian diperoleh dengan membandingkan jumlah akumulasi Satgassos terlatih sampai dengan tahun 2016 sebanyak 15 Satgassos dibandingkan target Satgassos terlatih sampai dengan tahun 2016 sebanyak 15 Satgassos dikalikan 100%.
Pencapaian sasaran Meningkatnya kemampuan satgasos dilaksanakan melalui Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam dengan kegiatan Pembinaan Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana Alam.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah :
1. Adanya dukungan dan kesadaran masyarakat dalam antisipasi dan kesiapsiagaan penanganan korban melalui Pembentukan Kampung Siaga Bencana.
2. Pemanfaatan potensi dan sumberdaya masyarakat secara optimal dalam penanganan bencana berbasis masyarakat.
(4)
33
1. Sebagian masyarakat belum responsif terhadap kejadian bencana, dan terkadang masih menjadi penonton ketika terjadi bencana..
2. Belum adanya prasarana gudang logistik yang memadai sehingga pengadaan barang bantuan dilaksanakan pada saat terjadinya bencana.
(5)
34
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
NO Sasaran Strategis Program Sebelum
Perubahan
Setelah
Perubahan Realisasi
Capaian Keuangan (%) 1. Meningkatnya Akuntabilitas
kinerja pemerintahan
Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
22.253.000 22.253.000 22.182.500 99,68
Perencanaan Pembangunan Daerah 22.232.500 14.232.500 13.982.500 98,24 Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
51.072.000 60.760.500 56.270.000 92,61
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pngendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
13.461.000 13.461.000 13.423.000 99,72
2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.045.540.500 1.135.266.500 987.122.358 86,95 Peningkatan Sarana Prasarana
Aparatur
698.937.000 718.337.000 559.284.248 77,86
Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
81.177.500 81.177.500 80.036.000 98,59 Penyelematan dan Pelestarian
Dokumen/Arsip Daerah
26.302.000 26.302.000 23.762.500 90,34
Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
6.668.000 6.668.000 6.636.900 99,58 Penataan Peraturan
Perundang-undangan
34.373.975 34.373.975 31.289.600 91,03 Pengembangan Data/Informasi
Statistik Daerah
(6)
35
3. Menurunnya
penyalahgunaan narkoba
Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
232.970.500 232.970.500 229.460.400 98,49
4. Meningkatnya kesempatan kerja
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
6.189.939.100 5.634.158.500 5.262.884.600 93,41 Peningkatan Kesempatan Kerja 957.753.000 891.103.000 854.682.600 95,91 Transmigrasi Reginal
Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
1.093.143.828 1.093.143.828 962.310.600 88,03
5. Meningkatnya keaktifan lembaga sosial
Pemberdayaan Fakir Miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan Penyandang masalahan kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya
381.985.550 383.877.400 369.381.800 96,22
Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
1.044.542.250 1.044.542.250 846.368.580 81,03
Pembinaan Anak Terlantar 39.346.750 39.346.750 38.645.000 98,22
Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
366.330.750 340.341.500 324.250.200 95,27 Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo 36.637.000 36.637.000 32.357.500 88,32 Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
534.829.000 534.829.000 513.978.900 96,10 6. Meningkatnya kemampuan
satgasos
Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam