RESUME DAN STUDI KASUS PROSES BISNIS

RESUME DAN STUDI KASUS PROSES BISNIS

Kelompok 1 :
Anggita Rahayu Noviasali

[06]

Ayu Lestari Agustina L T

[08]

Muhammad Indra Prasetyo

[28]

Niko Nainggolan

[29]

Yogi Subekti


[38]

Kelas 5-14
Program Studi D3 Pajak
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2017

Jawaban :
1. Proses bisnis adalah suatu rangkaian aktifitas untuk memproduksi suatu barang atau jasa
2. Perusahaan perlu untuk investasikan sumber seperti material,uang,investasi sebagai input
untuk memproduksi output yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen
3. Contoh-contoh operasi bisnis:


Proses bisnis manufaktur : perakitan produk,proses control kualitas,perawatan.



Proses bisnis keuangan




Proses bisnis perjalanan : pemesanan paket perjalanan

: pengeluaran tagihan,proses pembayaran

4. Karyawan/tenaga kerja akan cepat bosan dan jenuh karena pekerjaan yang monoton dan
karyawan mudah tidak fokus akan pekerjaannya
5. Proses rekayasa ulang solusi untuk mengatasi masalah spesifikasi pekerjaan yang
monoton,contohnya ada promosi pegawai,mutasi pegawai ke departemen lain,dan
rekrutmen pegawai baru
6. Bisnis proses sisi teknisi yang melihat hanya dari sisi dimana ada input kemudian melalui
proses yang pada akhirnya menghasilkan output,sehingga tidak melihat pada pengaruh
dan factor-faktor dari lingkungan luar/eksternal

7. Bisnis proses dari sisi system dinamis kompleks yang terdiri dari input,proses dan output
ditambah

dalam


aktifitas

produksinya

sudah

mempertimbangkan

factor-faktor

eksternal/lingkungan sekitar tapi tetap ada batasan sehingga tujuan dari suatu bisnis dari
organisasi/perusahan tidak menyimpang dari tujuannya.
8. Bisnis proses dimana terdapat pengaruh eksternal yang lebih besar dalam memproduksi
barang/jasanya,sehingga dalam bisnis tersebut ketika ada feedback(umpan balik) dari
pasar yang pada akhirnya mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam memproduksi
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
9. Proses bisnis yang dapat berbeda tergantung pada sudut pandang siapa yang melihat
sehingga suatu tahapan dalam suatu proses bisa berbeda arti pada orang yang berbeda
pul,contohnya manajer produksi dapat menganggap bahwa pemenuhan proses pemesanan
adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa suatu produk diproduksi tepat waktu

beda halnya dengan manajer pemasaran yang menganggap hal tersebut sebagai sebuah
cara untuk memenuhi keinginan pelanggan
10. A. konsekuensi dari deterministic machines
1. Hanya melihat proses bisnis dari sisi rassional dan teknis,tidak melihat dari sisi
kemanusiaan(jam kerja) dan keorganisasian.
2. Hanya melihat bisnis proses dari sudut pandang yang statis dan mengabaikan dari
sudut pandang dinamis(yang dapat berubah sewaktu-waktu co:iklim ekonomi)
B. konsekuensi dari bisnis proses complex dynamic system
1. pandangan ini membuat analisi lebih kompleks dan lebih beresiko serta
membutuhkan lebih banyak sumber daya.
2. dapat mengarah kepada social politik dari proses bisnis terabaikan karena terlalu
fokus pada organisasi sebagai system yang rasional.
C. konsekuensi dari bisnis proses interacting feed back loop
1. faktor manusia dianggap sebagai instrument yang dikontrol atau sebagai untuk
melaksanakan kontrol .
2. mudah untuk dipahami tapi sulit untuk dilakukan.

D. konsekuensi dari proses bisnis social constructs
1. Walaupun proses bisnis ini menyelesaikan permasalahan tabiat manusia yang
tidak rasional,tetapi proses bisnis ini juga memiliki beberapa kekurangan jika

menggunakan metode ini saja,maka akan sangat sulit untuk menyediakan
pengujian secara kuantitatif erhadap perubahan proses bisnis
2. Terlebih walaupun proses bisnis ini mengenal aspek social politik,metode ini
tidak menyediakan cara untuk mengatasi aspek ini tanpa melakukan analisa
terlebih dahulu

RESUME CHAPTER 1
BUSINESS PROCESS
“Bukan spesies yang terkuat dan paling cerdaslah yang akan bertahan hidup, tapi hanya
mereka yang mampu menyesuaikan dirilah yang akan bertahan.” (Darwin) Hal ini menyatakan
bahwa bisnis yang baik dan kokoh bukanlah bisnis yang hanya mengandalkan kekuatan
internalnya saja, tetapi juga harus menerima perubahan – perubahan di lingkungannya agar
jalannya proses bisnis suatu perusahaan dapat relevan.
Proses bisnis menentukan sifat dan karakteristik dari suatu perusahaan contohnya ialah
proses bisnis dari suatu lembaga non-profit akan berbeda dengan proses bisnis suatu perusahaan
manufaktur dilihat dari alur kerja masing - masing perusahaan tersebut.
Apa itu proses bisnis? Menurut Davenport, “Proses bisnis ialah serangkaian kegiatan
yang teratur, terukur, yang sengaja dibuat untuk menghasilkan suatu produk keluaran yang
diingiinkan secara spesifik oleh konsumen atau pasar tertentu.” Hal ini mengimplikasikan
penekanan pada bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakan dalam organisasi ketimbang hanya

menekankan kepada apa yang menjadi produk utama dari suatu organisasi. Definisi diatas juga
didukung dengan definisi yang diutarakan oleh Rummler dan Brache, “Proses bisnis ialah
serangkaian tahap yang dirancang untuk memproduksi suatu produk atau jasa, yang
kebanyakan prosesnya berbentuk lintas fungsional dan menyebar ke seluruh “kotak putih”
(jabatan) dalam suatu organisasi.” Bahwa internal organisasi juga merupakan salah satu aspek
yang harus diperhatikan dalam proses bisnis.
Proses bisnis dapat dibagi menjadi 3 secara umum, yaitu :
a. Proses Inti (Core)
Proses ini merupakan proses yang menciptakan alur nilai tambah utama bagi
pelanggan suatu organisasi contohnya : Pembelian, Manufaktur, dan Penjualan
b. Proses Pendukung (Supporting)
Berperan sebagai pendukung proses inti biasanya melalui bidang – bidang
seperti : Pencatatan, SDM, Teknologi informasi dll.
c. Proses Manajemen
Proses yang mengarahkan, memerintahkan, dan mengatur proses inti dan
pendukung.
Fokus dari proses bisnis ialah bagaimana cara untuk meningkatkan efisiensi dari prosesproses yang terjadi di dalam suatu perusahaan salah satunya ialah dengan rekayasa proses bisnis
yang sedemikian rupa dari yang dulunya semua pekerjaan dilakukan oleh satu orang hingga
menjadi seperti saat ini, dimana satu pekerjaan dikerjakan oleh satu atau lebih orang yang
memiliki spesialisasi yang sama ataupun dengan cara – cara lainnya yang dapat direalisasikan.


Ada beberapa pandangan mengenai proses bisnis, dan menurut Melao dan Pidd,
sedikitnya ada 4 yaitu :
1. Proses bisnis sebagai mesin yang teratur
Pandangan ini melihat suatu proses bisnis sebagai suatu rangkaian proses yang
tetap dan teratur dimana manusia mengubah input menjadi output sesuai dengan
aturan yang ditetapkan oleh perusahaan melalui SOP sehingga nilai – nilai
kemanusiaan tidak dibahas disini, dan manusia dianggap seperti “robot” yang hanya
melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang disebutkan dalam SOP. Berikut ialah
grafik yang menunjukkan pandangan ini :

2. Proses bisnis sebagai sistem dinamis kompleks
Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai semacam makhluk hidup yang
memandang dan berinteraksi dengan sekelilingnya dan beradaptasi agar dapat
bertahan dari perubahan namun pada kenyataannya kemampuan adaptasi tersebut
didapat dari sistem terbuka yang terdiri dari input, perubahan, output, dan batasan
yang memisahkan pihak internal dan eksternal. Sehingga yang diperhatikan
perusahaan tidaklah hanya efisiensi pengerjaan, tapi juga kualitas dan tingkat
pelayanan atas produknya


3. Proses bisnis sebagai perputaran umpan balik yang saling berinteraksi
Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai sistem yang menerima dan
memproses masukan dari luar yang mempengaruhi jalannya proses – proses yang ada.
Namun permasalahan pun muncul karena tidak adanya kontrol internal dari

perusahaan sehingga seakan – akan perusahaan tidak memiliki prinsip yang ia pegang
teguh sendiri dan hanya mengikuti masukan – masukan yang ia terima. Situasi ini
menjadikan manusia hanya sebagai pelaksana dari suatu kontrol atau malah menjadi
subjek yang dapat dikontrol dengan mudah.

4. Proses bisnis sebagai bentukan sosial

Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai suatu abstraksi pemikiran dari
seseorang dimana proses bisnis diniliai dari subjektivitas seseorang. Contohnya,
seorang manajer produksi menganggap proses pemenuhan pesanan pelanggan adalah
cara untuk mengetahui apakah produk yang dipesan diproduksi tepat waktu sesuai
pesanan dan menurut manajer pemasaran, jadinya produk yang diproduksi oleh
bagian manufaktur merupakan cara untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa, tiap – tiap proses dapat dianggap berbeda oleh orang
tergantung peranannya dalam organisasi dan pada akhirnya pandangan – pandangan

tersebut dapat merubah cara kerja dalam tiap proses agar sesuai dengan pemikiran
subjek yang bersangkutan.
Aplikasi dari keempat pandangan
Walaupun sebenarnya pengaplikasian keempat pandangan ini mudah diatas kertas,
namun pada praktiknya sangatlah sulit untuk diimplementasikan karena akan menuai
krisis fokus pada perusahaan dimana masing – masing dari 4 pandangan tersebut
memiliki fokus yang berbeda. Sehingga, perusahaan secara riil hanya mengadopsi
beberapa prinsip didalam masing - masing pandangan tersebut dan mengaplikasikannya
karena menyesuaikan fokus dari perusahaan itu sendiri. Adapun penggunaan pandangan
tersebut secara full pada perusahaan, hanya untuk semata – mata melakukan analisis
proses bisnis.

Kebutuhan untuk meningkatkan proses bisnis sekarang sudah menjadi bahan bahasan
populer, karena seperti yang sudah disebutkan dalam paragraf pertama, bahwa yang dapat
beradaptasilah yang bertahan, (dalam hal ini adaptasi yang dimaksud ialah efisiensi dalam
proses) timbullah beberapa area potensi permasalahan bagi perusahaan untuk diperhatikan dan
ditangani secara serius:
1. Organisasi

– Berkaitan dengan pengambilan keputusan berkala dll.


2. Manajemen

– Miskomunikasi antara manajer dan bawahan.

3. Pegawai

– Kebosanan, kepuasan pegawai menurun dll.

4. Pelanggan

– Permasalahan customer service.

5. Penyedia

– Keterlambatan persediaan bahan baku dll.

6. Produk/jasa

- Ketidaksesuaian produk/outdated products.


7. IT

- Adaptasi teknologi baru, biaya teknologi dll.

8. Manajemen proses- Relevansi terhadap proses, high handovers dll.

STUDI KASUS PROSES BISNIS PADA PT NESTLE INDONESIA
INFORMASI PERUSAHAAN
1. PROFIL PERUSAHAAN
Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang terdepan dalam
bidang gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di Vevey, Swiss. Nestlé SA didirikan
lebih dari 140 tahun lalu oleh Henri Nestlé, seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur
bayi guna membantu seorang ibu menyelamatkan bayinya sangat sakit dan tidak mampu
menerima air susu ibu.
Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini perusahaan
mempekerjakan lebih dari 2.600 karyawan untuk menghasilkan beragam produk Nestlé di tiga
pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur untuk mengolah produk susu seperti DANCOW,
BEAR BRAND, dan NESTLÉ DANCOW IDEAL; Pabrik Panjang di Lampung untuk
mengolah kopi instan NESCAFÉ serta Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk
kembang gula FOX’S dan POLO. Saat ini sedang dibangun pabrik ke-empat di Karawang yang
beroperasi pada tahun 2013 untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestlé
CERELAC. Nestlé telah hadir di Indonesia sejak abad ke-19. Nestlé telah mengoperasikan tiga
(3) pabrik yang mengolah sekitar 700.000 liter susu setiap hari dari 33.000 peternak susu di
Jawa Timur dan 10.000 ton kopi dari sekitar 10.000 petani kopi di Lampung setiap tahun.
Bersama ketiga sentra distribusi dan ratusan distributor Nestlé Indonesia hadir di setiap provinsi
di Indonesia, memastikan ketersediaan produk Nestlé bagi konsumen Nestlé bagi konsumen
diseluruh Indonesia.

Moto Nestlé “Good Food, Good Life” menggambarkan komitmen perusahaan yang
berkesinambungan untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi guna menyediakan produkproduk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia akan makanan dan minuman bergizi,
serta aman untuk dikonsumsi serta lezat rasanya.
PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia memiliki
misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Adapun visi dari PT Nestlé
Indonesia sebagai perusahaan produksi makanan terbesar di dunia, Nestlé Indonesia memusatkan
perhatian untuk meningkatkan gizi (nutrition), kesehatan (health), dan keafiatan (wellness) dari
konsumen,meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang
terkemuka serta terpandang di Indonesia.
PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka, yaitu “Passion for Our
Consumers”. Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik bagi konsumennya. Berdasarkan hal ini pula, PT Nestlé Indonesia menerapkan beberapa
kebijakan Kualitas dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan.
Nestlé tidak hanya akan memproduksi produk berkualitas tinggi dan bergizi bagi para
konsumen, namun juga akan membantu ribuan petani untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas hasil pertanian mereka, menciptakan lapangan pekerjaan baru, menggunakan bahan
baku dalam negeri yang akan diolah menjadi produk bernilai tambah dan berkualitas tinggi –
dengan demikian menciptakan manfaat bersama sepanjang mata rantai perusahaan.

Gambar 1 logo perusahaan Nestlé

PROSES BISNIS

1. PROSES BISNIS PERUSAHAAN
Nestle Indonesia adalah anak perusahaan dari Nestle SA. Perusahaan Nestle Indonesia
mendistribusikan beberapa produk dari nestle.
Berikut kategori produk yang dikeluarkan oleh perusahaan Nestle Indonesia :

1. Kembang Gula & Coklat
2. Fix’s
3. KitKat
4. Permen POLO
5. MILO
6. Nestle CRUNCH
7. Kopi
8. NESCAFE Classic
9. NESCAFE 3 in 1
10. NESCAFE Kopi Susu Tubruk
11. NESCAFE Mochaccino
12. NESCAFE Capuccino
13. NESCAFE GOLD
14. NESCAFE Ice
15. NESCAFE MENU
16. NESCAFE MATE
17. Minuman
18. MILO
19. MILO 3 in 1
20. NESTEA
21. Nutrisi Anak & Keluarga
22. DANCOW + DANCOW BATITA
23. DANCOW DATITA
24. DANCOW NUTRIGOLD
25. DANCOW Enriched
26. DANCOW Actigo!
27. DANCOW Full Cream
28. DANCOW IDEAL
29. Makanan Pendamping ASI
30. Nestle CERELAC Harga Ekonomis
31.
32. Proses bisnis utama PT. Nestle Indonesia untuk produk KitKat adalah
sebagai berikut.
a. Inbound Sales Logistic
33.

Proses penerimaan produk KitKat dari Malaysia,

Menyimpan, dan distribusi dalam gudang.
b. Outbound Sales Logistic
34.

Proses mendistribusikan dan meberikan service produk ke

beberapa distributor point yang ada di seluruh Indonesia.
c. Operation

35.

Proses operasi dari produk diterima digudang sampai

produk dikirim ke beberapa distributor point produk KitKat.
d. Marketing
36.

Kegiatan menghimpun, mengajak, mempengaruhi

pelanggan untuk membeli produk KitKat.
e. Services
37.

Dukungan produk KitKat terhadap pelanggan yang mana di

Indonesia dilayani melalui sahabatnestle.co.id
38.
39. Untuk proses bisnis pendukung utama PT. Nestle Indonesia untuk produk
KitKat adalah sebagai berikut.
a. Procurement
40.

Proses pengadaan sumber daya untuk kegiatan produksi,

seperti pengadaan bahan baku, mesin, tenaga kerja dan lain sebagainya.
b. Human Resource
41.

Proses seleksi dan rekrutmen calon pekerja untuk

perusahaan PT. Nestle Indonesia.
c. Technology Development
42.

Proses untuk mengimprove perusahaan PT. Nestle Indonesia

d. Firm Infrastructure
43.

Infrastruktur perusahaan yang mendukung proses operasi

perusahaan secara keseluruhan.

44.
45.
46. Gambar 3 Core dan support process
47.
48. 2. CORE PROCESS
49. a. Indound Sales Logistic
50. 1.1 Menerima Barang dari supplier ke perusahaan
51.

1.1.1

Menyiapkan dokumen pemesanan

52.

1.1.2

Verifikasi dokumen pengiriman barang

53.

1.1.3

Konfirmasi barang ke Supplier

54. 1.2 Mengidentifikasi Barang yang datang ke peruhaan dari supplier
55.

1.2.1

Pengecekan kesesuaian barang

56.

1.2.2

Verifikasi barang masuk

57.

1.2.3

Membuat berita acara masuk

58. 1.3 Mengirim Barang Ke Penyimpanan di gudang perusahaan
59.

1.3.1

Pengecekan berita acara masuk

60.
61. 2

1.3.2

Penyimpanan Barang

Outbond Sales Logistic

62. 2.1 Penyusunan Pengiriman Barang ke distributor
63.

2.1.1

Membuat berkas pengiriman barang

64.

2.1.2

Membuat jadwal pengiriman

65.

2.1.3

Penjadwalan armada pengiriman

66.

2.1.4

Pengirimkan Barang ke Distribution Point

67.

2.1.5

Pengawasan Pengiriman Barang

68. 2.2 Identifikasi Status Pengiriman Barang
69.

2.2.1

Konfirmasi jadwal pengiriman

70.

2.2.2

Membuat berita acara status pengiriman barang

71.
72. 3

Operation

73. 3.1 Permintaan & Penawaran Barang
74.

3.1.1

Peramalan demand

75.

3.1.2

Laporan status persediaan

76.
77. 3.2 Proses Administrasi Barang
78.

3.2.1

Persyaratan penerimaan barang

79.

3.2.2

Kriteria Penerimaan Barang

80. 3.3 Proses Pengendalian
81.

3.3.1

Pengendalian Biaya

82.

3.3.2

Pengendalian Operasional

83.

3.3.3

Pengendalian Peronalia

84.
85. 4

Marketing

86. 4.1 Analisis Pasar
87.

4.1.1

Riset pasar

88.

4.1.2

Analisis kompetitor

89.

4.1.3

Analisis market share

90.

4.1.4

Analisis SWOT

91. 4.2 Penyusunan Program Pemasaran
92.

4.2.1

Perencanaan tujuan pemasaran

93.

4.2.2

Penyusunan strategi pemasaran

94.

4.2.3

Pembuatan jadwal pemasaran

95.

4.2.4

Perencanaan media pemasaran

96.

4.2.5

Perhitungan biaya pemasaran

97.

4.2.6

Perhitungan ketersediaan produk pasar

98. 4.3 Pelaksanaan Program Pemasaran

101.

105.

99.

4.3.1

SetUp Sumber Daya

100.

4.3.2

Pelaksanaan proses pemasaran

4.4 Controlling Proses Pemasaran
102.

4.4.1

Pengawasan proses pemasaran

103.

4.4.2

Pengukuran performansi pemasaran

104.

4.4.3

Identifikasi goal

5

Service

106.

109.

5.1 Pre Sales Services
107.

5.1.1

Penawaran Kembali

108.

5.1.2

Profiling pelanggan

5.2 After Sales Services
110.

5.2.1

Promo

111.

5.2.2

Call Center Suaran Konsumen

112.
113.

3. OUTPUT DAN OUTCOME

114.

Indound Sales Logistic

115.

116.
117.

118.
119.
120.

Outbond Sales Logistic

121.

122.

Operation

123.

124.

Marketing

125.

126.
127.

128.

Service

129.
130.

ANALISIS PROSES BISNIS

131.

1. PERBANDINGAN DENGAN KOMPETITOR
132.

Silver Queen VS Kit Kat. Jadi, inovasi yang dilakukan oleh

produk Silver Queen sangat beraneka ragam. Inovasi tersebut bisa terlihat
dari variasi produk dari Silver Queen yang ada. Variasi produk Silver
Queen yang ada di pasaran yaitu Silver Queen Chunky Bar, Silver Queen
White Chocolate, Silver Queen Waffer Roll, Silver Queen Caramel, Silver
Queen Chrispy. Produk – produk Silver Queen tersebut dapat memeuhi
permintaan pasar yang beraneka ragam. Berbeda dengan variasi produk
Kit Kat yang didistribusikan di Indonesia yaitu hanya satu macam saja
rasa coklat. Selanjutnya, dapat dilihat juga dalam hal distribusi produk dari
Silver Queen yang sangat mudah untuk ditemukan, mulai dari ritel – ritel
modern hingga warung – warung yang dekat dengan pemukiman warga di
wilayah perkotaan maupun pedesaan. Berbeda dengan produk Kit kat yang
hanya didistribusikan hanya sampai level mini market saja. Selain itu,
karena lokasi pabrik pembuatan Silver Queen yang terletak di kota
Bandung membuat waktu distribusi lebih cepat dan biayanya lebih murah.
Itu sangat bertolak belakang dengan produk Kit Kat yang proses
produksinya oleh pabrik Nestle Malaysia yang mana Nestle Indonesia
hanya melakukan proses ditribusi produk Kit Kat itu sendiri. Sehingga dari
segi proses distribusi ke market yang ada di Indonesia akan lebih lama dan
biayanya lebih mahal. Kalau dilihat dari sisi kemasarn produk Kit Kat dan
produk Silver Queen maka kemasan dari produk Silver Queen akan lebih
terlihat menarik dimata konsumen yang ada di Indonesia. Sedangkan Kit
Kat desain produknya dari tahun ke tahun hanya itu itu saja tidak ada
perubahan yang signifikan. Jika dilihat dari sisi kegiatan marketing yang
dilakukan, Silver Queen dari tahun ke tahun tidak pernah pernah absen
mengiklankan

produknya

di

televisi.

Hal

ini

dilakukan

untuk

menjaga awareness dan loyalitas konsumen. Berbeda dengan Kit Kat yang

melakukan kegiatan marketing produknya di televisi tidak seintensif
kegitan marketing yang dilakukan oleh Silver Queen.
133.
134.

2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

135.

a. Variasi Produk
136.

Variasi produk yang dihasilkan oleh peusahaan Kit Kat

kurang beraneka ragam.
137.

b. Logistik
138.

Produk Kit kat di Indonesia masih mengandalkan import

dari Malaysia.
139.

c. Distribusi
140.

Distribusi dari produk Kit kat hanya menembus pasar

sampai minimarket saja.
d. Marketing
141.

Frekuensi penyangan iklan dari produk kit kat masih

minim.
e. Packaging
142.

Kemasan produk kit kat yang standard dan kurang menarik

dalam pemasaran produknya.
143.
144.
145.

3. USULAN PERBAIKAN

a. Variasi Produk
146.

Jadi, sebaiknya dalam kegatan produksi produk Kit Kat

perlu dilakukan pengembagan inovasi produk agar market yang beraneka
ragam di segmen produk coklat dapat terpenuhi keinginannya. Alasan lain,

tidak semua orang menyukai produk coklat yang sifatnya original. Pada pada
dasarnya sifat dari manusia itu mudah bosan, makan perlu adanya variasi lain.
b. Logistik
147.

Jadi, Kit kat perlu mempertimbangkan untuk membuka

pabrik di Indonesia. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah dalam hal
logistik produk Kit Kat. Beberapa manfaat yang akan didapat adalah biaya
distribusi produk Kit Kat akan lebih murah dan waktu untuk aktivitas
distribusi produk Kit Kat tersebut menjadi lebih cepat.
c. Distribusi
148.

Jadi, perusahaan Nestle Indonesia dalam melakukan

kegiatan distirbusi produk Kit Kat perlu distribusikan ke distribusi point yang
lebih dalam yaitu sampai ke level toko – toko yang ada sekitar pemukiman
warga. Sehingga konsumen lebih mudah untuk mendapatkan produk Kit Kat.
d. Marketing
149.

Jadi, perusahaan Nestle harus meningkatkan frekuensi

dalam melakukan kegiatan promosi produk Kit Kat di televisi agar target
pasar memiliki Brand Awareness yang lebih besar dibandung produk Silver
Queen. Selain itu, manfaat yang akan didapat adalah akan terdapat brand
recall dipikiran konsumen. Hal itu akan bermanfaat terhadap perusahaan
karena akan meningkatkan nilai brand produk Kit Kat.
e. Packaging
150.

Jadi, menurut kelompok kami setiap tahunnya perlu

dilakukan kegiatan redesign untuk kemasan produk Kit Kat. Hal ini melihat
dari sifat alami manusia yang memiliki sifat cepat bosan yang lebih suka
mencoba hal – hal baru. Maka dari itu, perusahaan perlu mempertimbangkan
ide – ide baru untuk membuat desain kemasan yang dapat menarik hati
konsumen.