PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT M

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT MELALUI
TEKNIK SKIMMING/SCANNING SISWA KELAS V SD SWASTA BUNDA
KOTA BATAM TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Proposal Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan untuk Memenuhi
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
MUHAMMAD SAINI
NIM. 17043656
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN (STKIP)
BUDIDAYA BINJAI
2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa

mempunyai


empat

aspek,

yaitu

keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking
skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis
(writing skills). Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan
suatu kesatuan yang hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik
dan banyak pelatihan.
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa di
samping keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan
membaca dapat dipelajari dengan bermacam cara. Adapun cara yang akan
ditempuh harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan
membaca sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca
bukanlah kegiatan memandangi lambang – lambang yang tertulis semata.
Bermacam – macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia

mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambanglambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna
baginya.
Keterampialan membaca idealnya dimiliki oleh setiap orang. Oleh
sebab itu, pembelajaran membaca perlu dilaksanakan dengan seefektif agar
dapat

meningkatkan

keterampilan

membaca.

Untuk

meningkatkan

keterampilan membaca efektif secara cepat dan memiliki pemahaman yang
kuat dapat dilakukan dengan pembelajaran membaca cepat.
Membaca cepat adalah sebuah keterampilan yang harus dilatih.
Keberhasilan dalam menguasai dan mempraktikkan membaca cepat

tergantung pada sikap, tingkah keseriusan, dan kesiapan untuk berlatih.
Terkadang guru jarang meminta siswa untuk membaca teks bacaan.
Menyebabkan siswa kurang dilatih untuk membaca teks sehingga siswa
kurang menguasai kemampuan membaca teks secara cepat.
Kecepatan membaca memiliki hubungan erat dengan pemahaman.
Seseorang dapat menyelesaikan bacaannya dalam waktu yang cepat. Adapun
seorang mempunyai kemampuan membaca yang sangat lambat, dan memiliki
pemahaman yang rendah, mungkin saja orang tersebut dapat terganggu
ingatannya, sehingga harus berjuang keras untuk mengigat paragraf, kalimat ,
dan kata – kata yang telah dibacanya. Oleh karena itu, guru diharuskan
sekreatif mungkin untuk bisa menggunakan sebuah teknik pembelajaran agar
siswa dapat memahami suatu wacana yang sedang diajarkan. Adapun teknik
yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan, agar pembelajaran dan
penggunaan teknik tersebut berjalan sesuai tujuan pembelajaran.
Skimming/scanning merupakan teknik membaca yang khusus
diperlukan

dalam

membaca


cepat

dan

efektif.

Teknik

membaca

Skimming/scanning merupakan kegiatan membaca yang lebih menyeluruh
dan memerlukan kompetensi yang khusus. Manfaat dari penggunaan teknik
skimming/scanning ini yaitu siswa dapat lebih mudah untuk memahami isi
teks dari suatu bacaan dan dapat menghemat waktu karna dalam
menggunakan teknik skimming/scanning ini siswa hanya perlu mencari topik

yang mereka cari di dalam daftar isi kemudian melihat sub bab lalu
membacanya dengan cepat dengan menggunakan teknik skimming/scanning
setelah menentukan topic yang siswa cari siswa dapat menormalkan kembali

bacaan agar dapat memahami isi topik tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan ibu
Fauziah sebagai narasumber selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas
V, diketahui bahwa siswa kelas V SDS Bunda kota Batam dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia memiliki keterampilan membaca yang rendah
dikarenakan dalam melakasanakan proses pembelajaran guru menggunakan
teknik

pembelajaran

yang

kurang

efektif,

sehingga

dalam


proses

pembelajaran terlihat monoton ini terjadi akibat kurangnya kreativitas guru
dalam menggunakan teknik pembelajaran membaca. Kemudian terlihat
rendahnya keterampilan siswa dalam membaca cepat karena siswa jarang
berlatih untuk membaca sehingga masih banyak siswa yang membacanya
kurang lancar.
Berdasarkan dari masalah tersebut peneliti mencoba untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini dilakukan. Dalam hal ini
kegiatan dilakukan dengan memberikan teknik pembelajaran agar siswa tidak
merasa jenuh dan dapat membangun semangat siswa dalam belajar. Terkait
dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang
Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Dengan Metode Skimming /
Scanning Pada siswa Kelas V SDS Bunda Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan – permasalahan yang
timbul berkaitan dengan rendahnya kemampuan membaca cepat yang dapat
diidentifikasi berikut ini:
1. Keterampilan belajar bahasa Indonesia yang dimiliki siswa SDS Bunda

kota Batam sangat rendah.
2.
Keterampilan siswa SDS Bunda kota Batam dalam membaca cepat
masih rendah.
3.
Media pembelajaran yang digunakan guru dalam membaca cepat
masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Materi pokok yang diajarkan dalam penelitian ini adalah tentang membaca
cepat dan penggunaan teknik skimming/scanning.
2. Penguasaan dan implikasinya terhadap kemampuan dalam membaca cepat.
3. Sesuai dengan pelajaran bahasa Indonesia kelas V materi membaca cepat
yang terdapat di Standar Kompetensi yaitu memahami teks dengan
membaca cepat, membaca memindai dan membaca sekilas. Kompetensi
Dasar : Membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca
sekilas, menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus (
buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar
menu, dll.)
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca cepat pada siswa kelas V
SDS Bunda kota Batam Tahun Pelajaran 2017/2018
2. Bagaimana pengaruh teknik pembelajaran skimming/scanning pada siswa
kelas V SDS Bunda Tahun Pelajaran 2017/2018
3. Bagaimana hubungan peningkatan kemampuan membaca cepat dan

pengaruh teknik pembelajaran skimming/scanning pada siswa kelas V
SDS Bunda Tahun Pelajaran 2017/2018
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca cepat pada siswa
kelas V SDS Bunda Tahun Pelajaran 2017/2018
2. Untuk mengetahui pengaruh teknik pembelajaran skimming/scanning
pada siswa kelas V SDS Bunda Tahun Pelajaran 2017/2018
3. Untuk mengetahui hubungan peningkatan kemampuan membaca cepat dan
pengaruh teknik pembelajaran skimming/scanning pada siswa kelas V
SDS BundaTahun Pelajaran 2017/2018.
F.


Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dari penelitian
yang dilakukan, yaitu kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis.
1. Kegunaan secara Teoritis
Setelah dilakukannya latihan membaca cepat dengan pembelajaran siklus
dapat menambah pengetahuan membaca cepat. Kemudian itu dapat
mengembangkan teori pembelajaran membaca cepat dengan teknik
skimming/scanning.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan dan sebagai
pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan keterampilan
membaca cepat dengan teknik skimming/scanning pada mata pelajaran
bahasa Indonesia siswa kelas V SDS Bunda.

b. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan
bagi guru dan calon guru khususnya dalam pembelajaran Bahasa dan
sastra Indonesia dalam pemilihan teknik yang relevan dengan materi

pelajaran.
c. Bagi siswa
Penelitian ini memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna
dengan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming/scanning.
Manfaat bagi pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi
renungan bagi pihak – pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana,
agar dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Hakikat Keterampilan Membaca
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan adalah suatu ilmu yang diberikan kepada manusia,
kemampuan manusia dalam mengembangkan keterampilan yang dipunyai
memang tidak mudah, perlu mempelajari, perlu menggali agar lebih
terampil. Menurut KBBI, keterampilan adalah kecakapan orang untuk
memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara. 1
Menurut Dunnette pengertian keterampilan adalah kapasitas yang
dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pe

ngembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat.

1 http://kamusbahasaindonesia.org/keterampilan/mirip.

Selanjutnya menurut Robbins keterampilan ( skill ) adalah kegiatan yang
memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktlitas.2
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah
cara seseorang untuk dapat memahami apa yang ia ingin ketahui dari
proses menulis, membaca, menyimak atau berbicara.
b. Membaca
1. Pengertian Membaca
Membaca memiliki fungsi penting yaitu dapat melatih siswa agar
menjadi siswa yang lebih terampil. Membaca merupakan sebuah kegiatan
yang bersifat kompleks. Aktivitas ini membutuhkan tingkat konsentrasi
yang tinggi. Membaca bukan dilakukan hanya dengan asal menyebutkan
abjad dan mengeja huruf saja, melainkan harus dipahami dan diresapi
makna apa yang tersirat ( tersembunyi ) di dalam sebuah teks / wacana.
Membaca adalah salah satu cara agar melatih siswa untuk menjadi
individu yang lebih kreatif. Membaca juga merupakan kegiatan atau
aktifitas yang kompleks dan disengaja, dalam hal ini berupa proses
berpikir yang didalamnya tersendiri dan berbagai aksi pikiran yang
bekerja secara terpadu mengarah pada satu tujuan yaitu memahami
makna paparan tertulis secara keseluruhan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Prof. DR. Henry Guntur
Taringan, bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata – kata/bahasa tulis. Selain
itu Prof. DR. Henry Guntur Taringan, menambahkan suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan
2 infodanpengertian.blogspot.co.id.

terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata – kata secara
individual akan dapat diketahui.3 Lain halnya dengan Soedarso, yang
mendefinisikan membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan
mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah – pisah, meliputi :
orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan
mengingat – ingat, kita dapat meembaca tanpa mengerakkan mata atau
tanpa menggunakan pikiran kita.4 Sedangkan menurut Lado, membaca
adalah memahami pola – pola bahasa dari gambaran tertulisnya. 5
Sedangkan menurut Finochiaro dan Bonomo, membaca adalah suatu
proses yang bersangkut paut dengan bahasa.6
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses keterampilan yang
sering dilakukan untuk berinteraksi atau memperoleh pesan yang hendak
dicapai dengan menggunakan suatu wacana atau menggunakan bacaan –
bacaan lainnya
2. Tujuan membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencangkup isi, memahami bacaan. Makna arti (
meaning ) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif
kita dalam membaca. Berikut ini, kita kemukakan beberapa yang penting:
a) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan – penemuan
yang telah dilakukan oleh tokoh; apa – apa yang telah dibuat oleh
3 Hendry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
( Bandung:Angkasa, 2015) hlmn.7.
4 Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: Gramedia, 2010) hlmn.4.
5 Hendry Guntur Taringan, Loc.Cit, hlmn.9.
6 Ibid. h. 9.

tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk
memecahkan masalah – masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca
seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian – perincian
atau fakta – fakta (reading for details or facts).
b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal ini merupakan topic yang
baik dan

menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa – apa

yang dipelajari atau

yang di alami tokoh, dan merangkumkan hal

– hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca
seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide – ide utama (
reading for main ideas ).
c) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula – mula pertama, kedua, dan
ketiga/seterusnya – setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu
masalah, adegan – adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini
disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi
cerita ( reading for sequence or organization).
d) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh
pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,
kualitas – kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka
berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi ( reading for inference).
e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa – apa yang tidak
bias tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam
cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut

membaca

untuk

mengelompokkan,

membaca

untuk

mengklasifikasikan ( reading to classify ).
f) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran – ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang
diperbuat oleh tokoh, atau kerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita
itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi ( reading to
evaluate ).
g) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,
bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh
menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan
( reading to compare or contrast).7
Jadi dapat simpulkan secara garis besar tujuan membaca adalah
untuk

mengetahui,

membandingkan,

menilai,

mengelompokkan,

menyimpulkan, memperoleh fakta dari isi atau cerita di setiap wacana
sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita tersebut.
3. Manfaat Membaca
Anggapan bahwa membaca merupakan kebutuhan, bukan beban
dapat pembaca rasakan jika pembaca menyadari bahwa membaca
memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai berikut:
a) Meningkatkan kadar intelektualitas.
b) Memperoleh berbagai pengetahuan umum.
c) Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Mendapatkan banyak pengalaman hidup.
e) Memiliki cara pandang dan pola pikir yang luas.
f) Memperkaya perbendaharaan kata.
g)

Mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia.

7 Ibid, hlmn. 10-11.

h) Meningkatkan keimanan.
i) Mendapatkan hiburan.8
4. Faktor – faktor membaca
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, faktorfaktor yang mempengaruhi membaca menurut Rahim Farida, ada tiga
yaitu :
a) Faktor fisiologis
Mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis
kelamin. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbelakangan
neurologis ( misalnya berbagai cacat otak ) dan kekurangan matang
secara fisik merupakan salah satu factor yang dapat menyebabkan anak
gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca mereka.
b) Faktor Intelektual
Istilah intelegensi didefinisikan sebagai suatu kegiatan berfikir
yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang
diberikan dan meresponnya secara tepat. Secara umum ada hubungan
antara kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ dengan rata – rata
peningkatan remedial membaca. Tingkatan intelegensi membaca itu
sendiri pada hakikatnya proses berfikir dan memecahkan masalah. Dua
orang yang berbeda IQnya sudah pasti akan berbeda hasil dan
kemampuan membacanya.
c) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ikut mempengaruhi kemajuan kemampuan
membaca murid. Faktor lingkungan tersebut adalah latar belakang dan
pengalaman anak di rumah.9

8 seri-bahasa-indonesia.blogspot.com
9 faizalnizbah.blogspot.com

5. Tahap Perkembangan Membaca
Tahap I
Para pelajar disuruh membaca bahan yang telah mereka
pelajari, mengucapkannya dengan baik atau bahan yang mungkin telah
mereka ingat. Bahan – bahan tersebut mungkin berupa percakapan,
suatu nyanyian, serangkaian kalimat tindakan, suatu cerita sederhana,
mengenai hal – hal yang telah dialami oleh anggota kelas dan telah
mereka diskusikan, kalimat – kalimat model yang mengandung
beberapa struktur yang telah diajarkan tersebut.
Dalam tahao ini, para pelajar haruslah dibimbing untuk
mengembangkan atau meningkatkan responsi – responsi visual yang
otomatis terhadap gambaran – gambaran huruf yang akan mereka lihat
pada halaman cetakan. Mereka haruslah disadarkan benar – benar serta
memahami

bahwa

kata



kata

tertulis

itu

mewakili

atau

menggambarkan bunyi – bunyi.
Guru menyuruh para pelajar mengucapkan / menceritakan
bahan yang telah dikenal/diketahui itu tanpa melihatnya. Kemudian,
guru membaca bahan itu dengan suara nyaring pada saat para pelajar
melihat bahan bacaan itu. Setelah itu, mereka dapat membacanya
bersama – sama mengikuti guru. Lalu, kelompok atau perorangan dapat
disuruh membacanya berganti – ganti. ( Pada tahap – tahap permulaan,
kata – kata atau kelompok kata – kata dari bacaan dapat ditempatkan
pada kartu kartu demi penggunaan yang lebih praktis/efisien).
Tahap II
Guru atau kelompok guru bahasa asing pada sekolah yang
bersangkutan menyusun kata – kata serta struktur – struktur yang telah

diketahui tersebut menjadi bahan dialog atau paragrap yang beraneka
ragam, para pelajar dibimbing serta dibantu dalam membaca bahan yang
baru disusun yang mengandung unsur – unsur yang sudah biasa bagi
mereka.
Tahap III
Para pelajar mulai membaca bahan yang berisi sejumlah kata
dan struktur yang masih asing atau belum biasa bagi mereka. Suatu
komite guru – guru dapat menulis/menyediakan bahan yang dimaksud,
atau menyusun teks – teks dengan kosa kata dan struktur yang bertaraf
rendah tetapi berdaya tarik yang bertaraf tinggi selaras dengan usia para
pelajar. Beberapa percobaan informal telah menunjukkan bahwa para
pelajar mengalami sedikit bahkan tidak mengalami kesulitan sama sekali
menghadapi sebuah kata baru yang diselipkan di antara tiga puluh kata
biasa. Acapkali teks – teks tata bahasa berisi paragraf – paragraf atau
pilihan – pilihan yang sesuai buat bacaan pada tahap ini.
Tahap IV
Beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan
penggunaan teks – teks sastra yang telah disederhanakan atau
majalah – majalah sebagai bahan bacaan pada tahap ini. Tetapi
terdapat pula sejumlah ahli yang menolak anjuran tersebut dengan
alasan bahwa bahan serupa itu tidak lagi mencerminkan gaya bahasa
atau semangat serta jiwa pengarang. Walaupun demikian, masih
terdapat buku – buku yang telah disederhanakan yang sangat baik di
toko – toko buku, yang dapat dimanfaatkan oleh para pelajar yang

belum begitu mampu membaca buku – buku aslinya dan yang tidak
akan pernah mampu mencapai taraf itu.
Tahap V
Bahan bacaan tidak dibatasi. Seluruh dunia buku terbuka bagi
para pelajar. Yang sering dipertanyakan adalah: Bilakah gerangan
para pelajar mencapai keterampilan – keterampilan yang dituntut
oleh tahap V ini? Sudahkah barang tentu ada beberapa orang yang
tidak akan pernah mencapainya kalau bukan di dalam bahasa ibunya
sendiri. Beberapa diantaranya mungkin mencapai keterampilan –
keterampilan tersebut sudah melewati program 6 tahun disekolah
lanjutan pertama dan sekolah lanjutan atas, bahkan ada pula yang
mencapainya sesudah mendapat latihan dan bimbingan selama satu
atau dua tahun di perguruan tinggi. Berbicara mengenai “penguasaan
” keterampilan ini, harus pula dipertimbangkan segala faktor belajar
lainnya.10
c. Keterampilan membaca
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar
bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang
rumit, yang mencangkup atau melibatkan serangkaian keterampilan –
keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan
membaca mencakup tiga komponen, yaitu :
a.)

Pengenalan terhadap aksara serta tanda – tanda baca;
b.) Korelasi aksara beserta tanda – tanda baca dengan unsur – unsur
linguistic yang formal:

10 Hendry Guntur Taringan, Op. Cit, hlmnrr . 18-20.

c.)Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning ( Broughton
( et al) 1978 : 90 ).
Keterampilan A merupakan suatu kemampuan untuk mengenal
bentuk – bentuk yang disesuaikan dengan metode yang berupa gambar,
gambar diatas suatu lembaran, lengkungan – lengkungan, garis – garis,
dan titik – titik dalam hubungan – hubungan berpola yang teratur rapi.
Keterampilan B merupakan suatu kemampuan untuk
menghubungkan tanda – tanda hitam di atas kertas – yaitu gambar –
gambar berpola tersebut – dengan bahasa. Adalah tidak mungkin
belajar membaca tanpa kemampuan belajar memperoleh serta
memahami bahasa. Hubungan – hubungan itu jelas sekali terlihat
terjadi antara unsur – unsur dari pola – pola tersebut di atas kertas dan
unsur – unsur bahasa yang formal. Sesuai dengan hakikat unsur –
unsur linguistik yang formal tersebut, pada hakikatnya sifat
keterampilan itu akan selalu mengalami perubahan – perubahan pula.
Unsur – unsur itu dapat merupakan kelompok bunyi kompleks yang
dapat disebut sebagai kata, frase, kalimat, paragraf, bab, atau buku.
Unsur itu dapat pula berupa unsur yang paling dasar, yaitu bunyi –
bunyi tunggal yang disebut fonem.
Keterampilan ke tiga atau C yang mencakup keseluruhan
keterampilan membaca, pada hakikatnya merupakan keterampilan
intelektual;

ini

merupakan

kemampuan

atau

abilitas

untuk

menghubungkan tanda tanda hitam di atas kertas melalui unsur – unsur
bahasa yang formal, yaitu kata – kata sebagai bunyi, dengan makna

yang dilambangkan oleh kata – kata tersebut. ( Broughton ) (et al )
1978 : 90).11
2. Hakikat Membaca Cepat
1. Pengertian membaca cepat
Membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan
kecepatan membaca tanpa harus meninggalkan pemahaman terhadap isi
bacaan. Sedangkan menurut para ahli pengertian membaca cepat adalah :
a) Hernowo (2005 ) membaca cepat adalah kegiatan merespon lambang
lambang cetak atau lambang tulis dengan pengertian yang tepat dan
cepat.
b) Colin Rose ( 2002 ) membaca cepat adalah keterampilan yang sangat
bermanfaat untuk keperluan membaca sekilas dan pemahaman secara
cepat serta biasanya mencegah kita bosan.
c) Praptanti, membaca cepat adalah suatu aktivitas membaca yang
bertujuan agar dalam waktu yang relative singkat bisa mendapatkan
hasil yang banyak.12
2. Jenis – Jenis Teknik Membaca Cepat
a. Teknik skimming
Skimming adalah tindakan untuk mengambil intisari atau saripati
dari suatu hal. Karena itu, skimming bacaan berarti mencari hal – hal yang
penting dari bacaan itu, yaitu ide pokok dan detail yang penting yang dalam
hal ini tidak selalu di permukaan ( awal ) tetapi terkadang di tengah atau di
dasar ( bagian akhir ).
Banyak yang mengartikan skimming sebagai sekedar menyapu
halaman, sedangkan pengertian yang sebenarnya adalah suatu keterampilan
membaca yang di atur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang
efisien, untuk berbagai tujuan, seperti hal berikut :
a) Untuk mengenali topic bacaan.
11 Ibid.h.11-12.
12 rianmeigiana.logspot.com

b) Untuk mengetahui pendapat orang ( opini ).
c) Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca
seluruhnya.
d) Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan cara
semua itu disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari hubungan
antarbagian bacaan itu.
e) Untuk penyegaran apa yang pernah dibaca, misalnya dalam
mempersiapkan ujian atau sebelum menyampaikan ceramah.13
b. Teknik Scanning
Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu
informasi tanpa membaca yang lain – lain; jadi, langsung ke masalah yang
di cari yaitu :
a) fakta khusus
b) informasi tertentu.
Usaha untuk menemukan yang dicari itu, harus cepat dilakukan
dan akurat (100

benar ). Dalam sehari – hari scanning digunakan,

antara lain untuk :
a) Mencari nomor telepon,
b) Mencari kata pada kamus,
c) Mencari entri pada indeks,
d) Mencari angka – angka statistik,
e) Melihat acara siaran TV, dan
f) Melihat daftar perjalanan.14
3. Tujuan dan Manfaat Membaca Cepat
a. Tujuan Membaca Cepat
Menurut Albert dalam Harras ( 1997 ), tujuan utama membaca
cepat meliputi :
a) Memperoleh kesan umum dari suatu buku, artikel, atau tulisan singkat:
b) Menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
c) Menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.
b. Manfaat Membaca Cepat
a) Untuk mencari informasi yang kita perlukan dari sebuah bacaan secara
cepat dan efektif;
13 Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif(Jakarta: Gramedia, 2010),h.8889.
14 Ibid.h.89.

b) Dalam waktu yang singkat dapat menelusuri bahan halaman buku atau
bacaan;
c) Tidak banyak waktu yang terbuang karena tidak perlu memperhatikan
atau membaca bagian yang tidak diperlukan.15
3. Keterampilan Membaca Cepat
Untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat, kita perlu
memahami manfaatnya. Selain itu, juga perlu menghilangkan kebiasaan
membaca yang salah. Langkah berikutnya adalah senantiasa berlatih untuk
meningkatkan konsentrasi membaca. Kesadaran dan konsistensi perlu
dijaga serta perlu menghilangkan kebosanan situasi. Dengan begitu,
keterampilan kita semakin bertambah.
Untuk membiasakan membaca cepat, banyak kebiasaan yang
menghambat dan harus dihilangkan agar memperoleh hasil optimal antara
lain : vokalisasi atau membaca dengan mengeluarkan suara, membaca
dengan gerakan bibir, menunjuk bacaan yang dibaca dengan jari, dan
melakukan gerakan kepala. Ada kalanya kita mengulang apa yang dibaca
karena sebelumnya hanya membaca sepintas. Selain itu, hambatan
kecepatan membaca akan terjadi jika kita melakukan subvokalisasi atau
melafalkan di dalam batin. Akibatnya, kecepatan membaca berkurang.
Beberapa cara mengatasi kebiasaan membaca yang salah dapat di
paparkan sebagai berikut:
Kebiasaan
1) Membaca dengan bersuara ( vokalisasi ) atau menggerakan bibir( komat
kamit)
2) Membaca dengan kepala bergerak mengikuti baris bacaan.
3) Membaca sambil menunjuk dengan jari.
4) Membaca ulang apa yang telah dibaca.
15 Ahmad Iskak,Yustinah,Bahasa Indonesia tataransemenjanaSMK/MAK kelas x (kudus: Erlangga,
2006),h.47.

5) Membaca sambil melafalkan dalam batin ( subvokalisasi ).
Cara mengatasi
Langkah pertama:
1) Mengatupkan bibir saat membaca;
2) Tidak mengeluarkan suara;
3) Disarankan mengunyah permen karet.
Langkah kedua :
1) Pandangan tegak lurus dengan bacaan;
2) Menggerakan bola mata, bukan kepala.
Langkah ketiga:
1) Memegang bahan bacaan dengan kedua tangan, atau
2) Memasukkan tangan ke dalam saku selama membaca.
Langkah keempat:
1) Konsentrasi pada bacaan dan menyelesaikan setiap kalimat;
2) Jangan terpaku pada detail, teruskan membaca sampai akhir.
Kunci keberhasilan membaca
Persiapan:
1) Persiapkan diri untuk konsentrasi membaca.
2) Minimalkan gangguan.
3) Duduk dengan sikap tegak.
Sikap
1) Taati instruksi.
2) Disiplin dalam berlatih.
3) Jujur dalam menghitung waktu membaca dan menilai pemahaman.
4) Berkeinginan meningkatkan kecepatan membaca.
5) Yakin bahwa kita pasti berhasil.
6) Ragut ( browsing ), membaca sekilas bacaan sebelum mulai membaca.
Setelah meninggalkan kebiasaan membaca yang salah, kita harus
selalu meningkatkan keterampilan membaca dengan berlatih secara
kesinambungan. Siswa dapat dikatakan berkemampuan membaca cepat
lanjutan apabila mempunyai kecepatan membaca mencapai 230 – 250
permenit.
Untuk

meningkatkan

keterampilan

membaca

cepat

dapat

digunakan teknik skimming yang meliputi langkah – langkah berikut:
a) Siapkan wacana/buku yang hendak dibaca;
b) Siapkan 2 kertas kosong, satu untuk mencatat ide pokok, satu untuk
mencatat apabila hal – hal yang menggagu konsentrasi, seperti ada janji
atau kegiatan yang lain;
c) Mulailah membaca dalam hati;

d) Menggurutkan catatan pada kertas pertama dan menyisihkan catatan
pada kertas kedua;
e) Mulailah menyimpulkan ; dan
f) Lakukan berulang – ulang sampai mendapatkan hasil maksimal.
Selanjutnya, jika kita ingin membaca cepat dengan menggunakan
teknik scanning kita dapat melakukan langkah – langkah berikut:
a) Siapkan wacaana/buku yang hendak dibaca;
b) Siapkan kebutuhan/pokok informasi yang diinginkan dari buku/wacana
c)
d)
e)
f)
g)

yang dibaca;
Carilah informasi yang dibutuhkan saja;
Catat informasi yang dibutuhkan dalam selembar kertas kosong;
Mengecek kembali catatan yang telah kita buat;
Tampilkan kembali informasi yng telah ditulis dengan bahasamu;
Lakukan terus menerus untuk mendapatkan hasil optimal.
Kecepatan membaca seseorang tentu saja berbeda dengan orang

lain. Ada orang memliki kemampuan membaca cepat, ada pula yang
kemampuan

membacanya

lambat.

Untuk

mengetahui

kemampuan

membaca seseorang, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Kpm = q / t x 60
Keterangan rumus membaca cepat:
Q : Menunjukkan jumlah kata yang dapat dibaca oleh setiap orang
T : Menunjukkan lama waktu yang dibutuhkan untuk membaca ( satuan
dalam detik )
60 Satuan detik dalam 1 menit
Langkah – langkahnya :
a) Bacalah sebuah teks pendek;
b) Hitunglah waktu yang kita butuhkan untuk membaca tulisan tersebut;
c) Hitunglah jumlah kata dalam tulisan pendek tersebut;
d) Bagilah jumlah kata dengan waktu yang kita butuhkan, lalu kalikan
dengan 60 ( jumlah waktu dalam satu menit ); dan
e) Hasilnya merupakan kemampuan membaca kita dalam satu menit. 16
Tabel kecepatan membaca cepat adalah sebagai berikut:
Range
Jumlah kata Per Menit
16 Ibid.h.47-49.

Predikat

0 – 150 wpm
poor
150 – 300 wpm
averange
300 – 500 wpm
good
500 – 750 wpm
excellent
750 – 1.000 wpm
unbelievable
Dari penjelasan menurut para ahli di atas tentang keterampilan dan
membaca cepat, penulis dapat menyimpulkan keterampilan membaca cepat
adalah suatu cara seseorang untuk dapat memahami apa yang ia ingin
ketahui dari proses memahami bacaan, membaca bacaan dengan
mengambil intisarinya saja tanpa harus membaca teks tersebut secara
keseluruhan atau membaca teks semuanya.
B. Penelitian Relevan
Rahmat Hidayat daalm penelitiannya yang berjudul “ Peningkatan
Keterampilan Membaca Cepat Wacana Deskripsi Dengan Media Teks
Bergerak Bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Prelet” memberikan
kesimpulan bahwa penelitian ini di latar belakangi oleh kurang efektifnya
pembelajaran membaca cepat yang disebabkan oleh rendahnya minat baca
siswa, kecepatan baca siswa masih dibawah standar kurikulum,
pemahaman membaca siswa yang rendah, dan kurang bervariasinya
media. Hal tersebut dapat dilihat dari KEM rata yang rendah yaitu 79,22.
Media pembelajaran teks bergerak dapat dijadikan media alternative yang
mampu meningkatkan konsentrasi siswa dalam membaca cepat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat
wacana deskripsi kelas VIII SMP Negeri 2 Pleret.
Istiana dalam penelitiannya yang berjudul “ Peningkatan
Kemampuan Membaca Cepat Teks Bacaan Dengan Metode Skimming
Siswa kelas V SDIT Alf-Furqan Driyorej Gresik TahunPelajaran

2009/2010’’ memberikan kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dalam
membaca

cepat

dengan

pendekatan

metode

skimming

yang

dipresentasikan pada pencapaian nilai rata – rata siswa menunjukkan
peningkatan. Nilai rata – rata hasil belajar siswa pada kondisi awal adalah
6,5; nilai rata – rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca
cepat dengan pendekatan metode skimming siklus pertama ialah 67,66;
nilai rata – rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca cepat
dengan pendekatan metode skimming siklus kedua ialah 74,36; nilai rata –
rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca cepat dengan
pendekatan metode skimming siklus ketiga adalah 78,2. Jadi hasil respon
siswa dan guru mitra pembelajaran membaca cepat dengan pendekatan
metode skimming dari kondisi awal kepelaksanaan siklus pembelajaran
yang dipresentasikan pada persentase ketercapaian nilai respons siswa
menunjukkan peningkatan. Peningkatan presentasi ketercapaian nilai
respons siswa dan guru mitra ialah perwujudan adanya respons positif.
C. Kerangka Konseptual
Materi membaca cepat merupakan materi dalam pembelajaran
bahasa Indonesia yang dianggap sulit bagi siswa kelas V SDS Bunda kota
Batam. Selain itu guru juga masih menggunakan pendekatan konvensional
atau teacher centered. Guru lebih banyak berceramah dan kurang inovatif
dalam kegiatan pembelajaran. Upaya yang ingin dilakukan untuk mengatasi
tersebut adalah dengan penerapan teknik pembelajaran inovatif yaitu teknik
pembelajaran Skimming/scanning dalam pembelajaran yang memiliki
keunggulan antara lain siswa dapat belajar melalui pengalaman sehari-hari

mereka yang diterapkan dalam materi pelajaran sehingga pelajaran akan
bermakna bagi siswa. Teknik skimming adalah tindakan untuk mengambil
intisari atau saripati dari suatu hal. Karena itu skimming bacaan berarti
mencari hal – hal yang penting dari bacaan itu, yaitu ide pokok dan detail
yang penting yang dalam hal ini tidak selalu di permukaan ( awal ) tetapi
terkadang di tengah atau di dasar ( bagian akhir ).17
Dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat, dilakukan
dengan menggunakan Teknik skimming/scanning yang pelaksanaanya
terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dengan demikian
keterampilan membaca cepat pada siswa kelas V SDS Bunda kota Batam
akan meningkat. Hubungan variable teknik skimming/scanning dengan
keterampilan membaca cepat dapat digambarkan dalam kerangka
konseptual sebagai berikut:

Kondisi Awal

guru belum menggunakan
teknik skimming/scanning
dalam proses belajar
mengajar,pembelajaran
masih bersifat
teachercentered

keterampilan membaca
cepat siswa masih
rendah

Siklus I
Melalui teknik
KD : menemukan
skimming/scanning
informasi secara cepat dari
keterampilan membaca
berbagai teks khusus
cepat siswa meningkat,
( buku petunjuk telepon,
tetapi masih belum
jadwal perjalanan, daftar
maksimal di karena ada
Tindakan
susunan acara, daftar
beberapa anak yang
menu, dll. ) yang
nilainya masih kurang
dilakukan melalui
maksimal dan belum
membaca
cepat/memindai.
memenuhi
SKM2010),h.88.
(Standar
17 Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif(Jakarta:
Gramedia,
Siswa mengkontruksi,
Ketuntasan Minimal)
menemukan, bertanya,
kerja keompok dengan
teknik dari guru, refleksi

Tindakan

Siklus II
Siklus
II
KD
:
melakukan
perkalian yang
KD : Menemukan
hasilnya bilangan dua angka
informasi
secara cepat dari
dan pembagian bilangan dua
berbagai
teks
khusus yang
angka dengan pengembangan
dilakukan
dengan
soal cerita yang
dekat dengan
dunia nyata siswa sehingga lebi
membaca

Melalui teknik
skimming/scanning
keterampilan membaca
cepat siswa meningkat
, dan nilai anak telah
memenuhi SKM

memindai/membaca cepat.

Kondisi Akhir

Melalui teknik skimming/scanning keterampilan
membaca cepat siswa meningkat.

Gambar 1 : Alur Kerangka Konseptual

D. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas,
Hipotesis penelitian ini adalah jika teknik skimming/scanning dilakukan
maka akan dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat pada mata
pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDS Bunda kecamatan Batam
kota, kota Batam.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Swasta Bunda
Jalan Nahar RT 01 RW 02 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota,
kota Batam.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai pada tanggal 03 Januari 2018 - 03
April 2018 dari tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.
Penelian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah subjek yang diambil untuk penelitian.

Sugiyono

( 2008:115 ) berpendapat populasi adalah wilayah gnralisasi terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu.18 Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas
V SDS Bunda kota Batam Tahun Pelajaran 2017/2018. Adapun
populasi yang menjadi objek penelitian in berjumlah 20 siswa.

2. Sampel penelitian

18 https://widisudharta.webly.com

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Sugiyono
( 2008:116 ) berpendapat “sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.19
C. Jenis & Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas dapat di artikan sebagai bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang digunakan untuk meningkatkan
keterampilan rasional dari tindakan – tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas memperdalam pemahaman terhadap tindakan
yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik
pembelajaran tersebut dilaksanakan. Di mana dalam penelitian
tindakan kelas ini, peneliti merencanakan pelaksanaan melalui dua
siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas empat tahap,
yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Adapun rancangan dari setiap aspek yang akan menjadi gambaran
1.

dari proses penelitian adalah sebagai berikut:
Perencanaan
a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas
dapat dimengerti masalah apa yang diteliti.
b) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan,
yang akan melatarbelakangi PTK.
c) Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya
maupun kalimat pernyataan.
d) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan
jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya
dimulai dengan menetapkan berbagai alternative tindakan

19 Ibid

pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling
menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
e) Menentukan cara untuk mengkaji hipotesis tindakan dengan
menjabarkan indikator – indikator keberhasilan serta berbagai
instrumen

2.

pengumpul

data

yang

dapat

dipakai

untuk

menganalisis indicator keberhasilan itu.
f) Membuat secara rinci rancangan tindakan.
Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja
sebelumnya “ dilatihkan” kepada si pelaksana tindakan ( guru ) untu
dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario
dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.
Pada PTK yang dilakukan oleh guru, Pelaksanaan tindakan
umumnya dilakukan 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan
untuk dapat menyelesaikan sajian beberapa pokok bahasan dari mata

3.

pelajaran tertentu.
Pengamatan atau Observasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada saat ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua
hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan
format observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga
pengamatan secara cermat pelaksanaan scenario tindakan dari waktu
ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif

atau data

kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu
diskusi yang dilakukan, dan lain – lain.
Instrumen yang umumnya dipakai adalah (a) soal tes, kuis, (b)
rubrik, (c ) lembar observasi , dan (d) catatan lapangan yang dipakai
untuk memperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam
melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian
tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk – petunjuk lain
yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan
refleksi.
d. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
berikutnya.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat
masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang
melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan : perencanaan ulang,
tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat
teratasi ( Hopkins, 1993).20
D. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel ( yang
diungkap dalam definisi konsep ) tersebut, secara operasional, secara
praktik, secara nyata dalam lingkup objek penelitian/objek yang
20 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta:PT.Bumi Aksara,2014), h. 74 – 78.

diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas
Berdasarkan pendapat Sugiyono variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan
timbulnya variabel terikat. Jadi, variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi hasil penelitian. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah teknik skimming/scanning.
2. Variabel Terikat
Menurut Sugiyono variabel terikat merupakan variabel
yang diukur sebagai akibat adanya manipulasi pada variable
bebas.21 Variabel ini adalah keterampilan membaca cepat siswa
kelas V SDS Bunda kota Batam
Definisi operasional variabel penelitian merupaakan penjelasan
dari masing – masing variabel yang digunakan dalam penelitian
terhadap indikator – indicator yang membentuknya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini menggunakan 4 cara, yaitu :
1.

Wawancara
Wawancara yang dilakukan kepada siswa, guru, dan informan lain
untuk menggali data tentang proses pembelajaran keterampilan
membaca cepat dan metode yang digunakan dalam pembelajaran

membaca cepat.
2. Angket

21 rismafitripgsdipab.blogspot.com

Angket adalah teknik pemgumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis. Angket biasanya
berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa.
3. Observasi
Observasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data dengan
jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis.
Teknik ini digunakan untuk mengamati, mengamati pristiwa secara
cermat, mendalam, dan fokus terhadap subjek penelitian, baik dalam
suasana formal maupun santai tentang sabjek penelitian.
Peneliti berperan serta dalam kegiatan-kegiatan subjek, kegiatan
observasi peran serta dalam penelitian ini dilakukan berulang-ulang
sampai diperoleh data yang dibutuhkan. Pengamatan ini dilakukan
secara langsung. Observasi dilakukan dengan pengamatan secara
langsung menggunakan lembar observasi aktifitas belajar siswa untuk
mengukur dan memperoleh hasil belajar siswa . Adapun yang
diobservasi adalah 20 orang siswa kelas V SDS Bunda kota Batam.
4. Tes
Teknik tes bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang diberikan oleh guru. Dalam tes ini setiap siswa
akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan yang
berhubungan dengan materi yang telah diajarkan sehingga dapat
dilihat nilai prestasi rata-rata siswa tersebut. Tes dalam penelitian ini
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca
pemahaman. Tes diberikan berupa pre-test dan post-test pada
pembelajaran membaca pemahaman. Tes tersebut disusun dalam

daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Tes tersebut
berupa pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam daftar pertanyaan
yang cukup terperinci ( lampiran ).
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan pendekatan penelitian
kuantitatif dengan strategi penelitian tindakan kelas (PTK). PTK
merupakan penelitian untuk belajar mengajar yang terjadi pada suatu
kelas. Berangkat dari permasalahan nyata di lapangan, kemudian
dianalisis seluk-beluk permasalahannya. Selain itu dicoba sebuah
solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkannya
pada kegiatan belajar mengajar di kelas.
PTK menggunakan strategi tindakan yang berangkat dari
identifikasimasalah yang dirasakan oleh guru, penyusunan rencana
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi.
Rangkaian kegiatan berurutan mulai dari rencana tindakan sampai
dengan refleksi disebut satu tindakan penelitian. Guru dapat
melangkah pada tindakan berikutnya, jika pada setiap refleksi
ditemukan permasalahan yang lama maupun baru yang mengganggu
tercapainya tujuan PTK.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui
empat tahap, yakni:

perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan,

Observasi dan

interpretasi analisis dan reflexsi. Penelitian tindakan

kelas merupakan

suatu

usaha

yang

dilakukan

pendidik

untuk

memperbaki proses belajar megajar dalam suatu kelas, dengan

mengetahui permasalahan apa yang terdapat pada kelas dan mencari
solusi tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut Mc Taggart
dalam Suryawati Penelitan tindakan kelas terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1) Penyusunan Rencana
Rencana merupakan tahap awal yang harus di lakukan sebelum
melakukan PTK, dengan perencanaan yang baik seorang praktisi
akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong
praktisi untuk bertindak dengan lebih efektif.
2) Tindakan
Merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat
berupa suatu penerapan model pembelajaran yang tertentu yang bertujuan
memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan.
3) Observasi
Observasi berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruhpengaruh yang di akibatkan oleh tindakan didalam kelas. Hasil observasi
merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga yang dilakukan harus
dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya.
4) Refleksi
Refleksi disini meliputi kegiatan analisis, sintetis, penafsiran, menjelaskan
dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah di adakannya refisi terhadap
perencanaan yang telah dilaksanakan, yang digunakan untuk memperbaiki
kinerja pada pertemuan selanjutnya. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui system
berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemiiis dan Me
Tanggart menyatakan prosedur PTK dilaksanakan dengan empat kegiatan utama

atau tahapan yaitu, plan (perencanaan), action (tindakan), observation
(observasi) dan refleksi digambarkan seperti gambar 1 dan gambar 2 berikut:

Perencanaan

Refleksi

Siklus 1

Pelaksanaan

Pengamatan
Perencanaan

Refleksi

Siklus 2

Pelaksanaan

Pengamatan

Prosedur

Penelitian

ini

berkaitan

dengan

penggunaan

teknik

skimming/scanning dalam membaca cepat, adapun langkah-langkah penggunaan
metode membaca dalam membaca cepat dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini yaitu:
a. mengidentifikasi masalah pembelajaran membaca pada kompetensi memahami
ragam wacana tulis di SMP Yos Anugrah Kelas VII. Pada tahap inipeneliti
melakukan wawancara terhadap guru Bahasa Indonesia SMPYos Anugrah
Kelas VII. Berdasarkan wawancara tersebut peneliti melakukanpengamatan
terhadap pembelajaran membaca pemahaman dan wawancara lagiterhadap

beberapa siswa kelas VII yang mengalami permasalahan untukmengecek
kebenaran informasi sebelum tindakan dilakukan;
b. menganalisis
masalah
secara
mendalam

terkait

dengan

permasalahanpembelajaran membaca pemhaman dengan mengacu pada teoriteori yangrelevan;
c. menyusun
bentuk

tindakan

berupa

penerapan

metode

untukmeningkatkan kemampuan membaca pemahaman;
d.
menyusun lembar pengamatan guru-siswa, angket,

dan

SQ3R
pretes

membacapemahaman sebelum tindakan.
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. penyusunan jadwal penelitian tindakan I (siklus I);
b.
penyusunan rencana pembelajaran membaca

pemahaman

dengan

menggunakanmetode SQ3R;
c. penyusunan evaluasi berupa instrumen angket minat membaca siswa dan
teskemampuan membaca pemahaman;
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam 3 siklus, yaitu siklus I, siklus II,
dansiklus III. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan
tindakan,pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan
refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan yakni
untukmeningkatkan minat membaca dan kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas VII SMP Yos Anugrah Batam dengan menggunakan metode SQ3R.
Tindakandilaksanakan sebanyak 3 siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III.
Hipotesistindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan
yangtelah direncanakan.
a. Siklus I
Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Skenario pembelajarannya
yaitu:

kegiatan awal, meliputi:
(a) sebelumproses pembelajaran berlangsung, guru melakukan apersepsi awal
untukmengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu tentang
kegiatanmembaca dengan memberikan contoh di sekitar anak, (b) siswa
mengerjakanangket minat membaca untuk mengetahui gambaran awal sikap
siswaterhadap kegiatan membaca, (c) guru menyampaikan secara sekilas
tujuanyang hendak dicapai dari pembelajaran ini.
Kegiatan inti, meliputi:
(a) guru membagikan artikel kepada siswa, (b) siswa membaca secara cepat
untukmengetahui
siswamengerjakan
hasilmensurvei

gambaran
soal
artikel

isi

untuk

artikel

secara

mengetahui

(survey),

(d)

umum

(survey),

(c)

tingkat

pengetahuan

dari

Siswa

membuat

atau

mengembangkanpertanyaan yang telah ada sebagai pemandu pada saat membaca
artikel(question), (e) siswa membaca artikel tersebut dengan teliti (read), (f)
siswamengendapkan apa yang telah dibaca dengan menjawab kembali pertanyaan
yang telah dibuat (recite), (g) siswa melihat ulang bagian yang belumdipahami
untuk membuat rangkuman (review), (h) siswa mengerjakan teslatihan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terha

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENGARUH LAMA PEMANASAN, PENDINGINAN SECARA CEPAT DAN TEMPERING TERHADAP SIFAT TANGGUH BAJA PEGAS DAUN AISI NO. 9260

13 115 48

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 6E PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

2 37 45

HUBUNGAN STATUS GIZI, MENARCHE DINI, DAN PERILAKU MENGONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA SISWI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG

40 171 70

PENINGKATAN KESTABILAN ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 DENGAN AMOBILISASI MENGGUNAKAN BENTONIT

3 96 80