SDLC SWDLC WHITE BOX DAN BLACK BOX

kata pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat
yang diberikan-Nya sehingga tugas paper yang berjudul “SDLC,SWDLC,WHITE
BOX DAN BLACK BOX”

ini dapat penulis selesaikan. paper ini penulis buat sebagai

kewajiban untuk memenuhi tugas dari matakuliah Testing dan Implementasi
Sistem Informasi..
Tak lupa pula penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas makalah ini, karena
penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada
interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia
dari -Nya.
Akhirnya walaupun

telah berusaha dengan secermat mungkin. Namun

sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa. Untuk itu
penulis mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam
lindungan-Nya.


Padang, Oktober 2015

Penulis

1

DAFTAR ISI
BAB 1........................................................................................................... 4
PENDAHULUAN............................................................................................ 4
1.1

Latar Belakang....................................................................................4

1.2

Perumusan Masalah..............................................................................4

1.3


Tujuan Paper...................................................................................... 4

BAB 11......................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.............................................................................................. 5
SDLC........................................................................................................ 5
1.

Pengertian SDLC.................................................................................5

2.

Tahapan dalam SDLC.........................................................................7

3.

Fungsi SDLC....................................................................................16

4.

Konsep SDLC................................................................................... 16


5.

Pemeliharaan Sistem..........................................................................17

SOFTWARE DEVELOPMENT LIFE CYCLE( SWDLC )....................................18
1.

Siklus pengembangan perangkat lunak ( SWDLC ).....................................18

2.

Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak (SWDLC)............................20

3.

Teknnologi Object Oriented..................................................................21

4.


Object Oriented Analysis dan Design (OOAD)..........................................22

A.

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK......................................................25
a.

Teknik Uji Perangkat Lunak..................................................................25

Sasaran pengujian (Glen Myers) :.................................................................25
Prinsip Pengujian (diusulkan Davis) :..............................................................25
B.

STRATEGI DAN RENCANA PENGUJIAN.............................................28
a)

Strategi Pengujian..............................................................................28

Langkah Pengujian................................................................................... 29
Proses Pengujian...................................................................................... 29

Tahap pengujian...................................................................................... 30
Rencana Pengujian...................................................................................30

2

C.

Pengujian White Box dan Metodenya......................................................35
1.

Pengertian White Box Testing.........................................................35

2.

Kelebihan White Box Testing..........................................................35

3.

Kelemahan White Box Testing........................................................35


4.

Tujuan penggunaan white box untuk menguji semua statement program...........35

5.

Metode Pengujian White Box...............................................................36

Pengujian Black Box dan Metodenya................................................................38
1.

Pengertian pengujian black box...............................................................38

2.

Metode Pengujian Black Box.................................................................39

Perbedaan White Box & Black Box..............................................................40
BAB 111...................................................................................................... 41
PENUTUP................................................................................................... 41

Kesimpulan................................................................................................. 41
REFERENSI................................................................................................. 42

3

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia teknologi sekarang pengembangan dalam bidang informatikan telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan perkembangan ini, dalam bidang
informatika tidak hanya menghasilkan hanya dalam pengembangan program perangkat lunak
saja, melainkan pengambangan dalam bidang suatu permodelan yang bersifat komplek.
Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak yang haruslah memiliki Teknik analisa
kebutuhan dan teknik permodelan yang baik, supaya terwujudnya suatu perangkat lunak yang
baik. Dengan hal tersebut maka perlulah suatu pengenalan mengenai permodelan dalam suatu
pembangunan suatu Perangkat Lunak (Software). Terdapat banyak permodelan mengenai
pembangunan suatu Perangkat lunak seperti SDLC dan lain sebagainya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah diatas, kami
dihadapkan untuk menganalisa mengenai apa itu SDLC,SWLDC,Pengujian Perangkat

Lunak,White Box dan Black Box dan bagaimana menanggulangi kekurangan serta tahu
kelebihan dari permodelan perangkat lunak tersebut.
1.3 Tujuan Paper
Memenuhi tugas Matakuliah Sistem Informasi Manajemen pada Semester 4
Selain itu agar Mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan konsep dasar proses pengembangan sistem dan siklus hidup pengembangan
sistem informasi.
b. Menjelaskan beberapa indikator adanya permasalahan, peluang dan kesempatan yang
dapat diraih jika memerlukan pengembangan sistem informasi.
c. Menjelaskan langkah – langkah yang ada pada tiap tahap pengembangan sistem :
Perencanaan Sistem , Analisis Sistem, Perancangan Sistem, Implementasi Sistem,
Penggunaan sistem
d. Implementasi dan pengujian perangkat lunak

4

BAB 11
PEMBAHASAN
A. SDLC
1. Pengertian SDLC

Beberapa pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut para ahli :
a. Menurut Barry E.Cushing, SIM adalah :
Suatu sistem informasi manajemen adalah Kumpulan dari manusia dan sumber daya
modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan
mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian
b. Menurut Frederick H.Wu SIM adalah :
‘Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang
menyediakan informasi untuk mendukung manajemen
c. Menurut L. James Havery , SIM adalah:
prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu
kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Metode SDLC adalah metode yang menggunakan pendekatan sistem yang disebut
pendekatan air terjun ( waterfall approach ) dimana setiap tahapan sistem akan dikerjakan
secara berurut menurun dari perencanaan, analisa, desain, implementasi, dan perawatan ( Aji
Supriyanto, 2005: 272 )
Siklus


hidup

pengembangan

sistem

(System

Development

Life

Cycle

/

SDLC)merupakan suatu bentuk yang digunakanuntuk menggambarkan tahapan utama dan
langkah-langkah di dalam tahapan tersebutuntuk prosespengembangannya. Siklus hidup
pengembangan sistem, merupakan proses evolusioneryang diikuti dalam menerapkan sistem
atau subsistem informal berbasis komputer. SDLC dilakukan dengan pendekatan sistem

secarateratur dan dilakukan secara top-down, oleh karenanya sering disebutpendekatan air
terjun (waterfall approach)bagi pengembangan danpenggunaan sistem.
Tahap-tahap siklus hidup sistem, empat yang pertama dinamakan siklus hidup
pengembangan sistem (system developmentlife cycle-SDLC). Tahap kelima, tahap
penggunaannya

yangberlangsung

sampai

waktunya

untuk

merancang

sistem

itu

kembali.Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unitjasa informasi, dibantu
oleh manajer dari analis sistem, pemrograman,dan operasional. Kecenderungan sekarang
ditangani oleh tingkat yang lebihtinggi dan lebih rendah.

5

Saat sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruhorganisasi, direktur
utamaatau

komite

eksekutifmungkinmemutuskan

untuk

mengawasi

proyek

pengembangannya. Ketika lingkupsistem menyempit dan fokusnya lebih operasional,
kemungkinan besardipegang oleh yang lebih rendah seperti wakil direktur utama, direktur
bagian administrasi dan CIO.Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus.
Jikatujuannya memberi petunjuk, pengarahan dan pengendalian yangberkesinambungan,
komite ini disebut komite pengarah. Komitepengarah yang mengarahkan penggunaan
sumberdaya

komputerperusahaan

disebut

komite

pengarah

SIM.

Anggota

tetap

komitepengarah SIM melibatkan eksekutif tingkat tinggi. Sedangkan anggotasementara
meliputi manajer yang lebih rendah dan para konsultanselama keahliannya dibutuhkan.Tugas
dan fungsi utama komite pengarah SIM:
a.

Menetapkan kebijakan, yang memastikan dukungan komputeruntuk mencapai
tujuan strategis perusahaan;

b.

Menjadi pengendali keuangan, dengan bertindak sebagai badanyang
berwenang memberi persetujuan bagi semua permintaan danayang berhubungan
dengan komputer;

c.

Menyelesaikan pertentangan, yang timbul sehubungan dengan prioritas
penggunaan komputer.

Dengan memusatkan manajemen siklus hidup sistem dalamkomite pengarah,
diperoleh dua keuntungan, yaitu semakin besar kemungkinan penggunaan komputer
untukmendukung aspek manajerial dan operasional perusahaan serta semakin besar
kemungkinan proyek-proyek berbasis komputer mempunyai perencanaan dan pengendalian
yang lebih baik.
Kebijakan

untuk

mengembangkan

manajemenpuncak

karena

manajemen

sistem

menginginkan

informasi
untuk

dilakukan

meraih

oleh

kesempatan-

kesempatanyang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem yang
lamamempunyai

banyak

kelemahan-kelemahan

yang

perlu

diperbaiki

(misalnya

untukmeningkatkan efektifitas manajemen, meningkatkan produktivitas ataumeningkatkan
pelayanan yang lebih baik kepada langganan).
Partisipasi dan keterlibatan manajemen puncak masih diharapkan untukkeberhasilan
sistem yang akan dikembangkan. Untuk itu manajemen puncakdilengkapi dengan suatu tim
penasehat yang disebut dengan komite pengarah(steering commitee) yang umumnya dibentuk
dari wakil-wakil pimpinan darimasing-masing departemen pemakai sistem seperti misalnya
manajer-manajerdepartemen atau manajer-manajer divisi. Seringkali komite ini diketuai
sendiri olehdirektur utama.

6

2. Tahapan dalam SDLC
Setiap pengembang mempunyai strategi yang berlainan, namun demikian, pada
dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat 5 (lima) tahapan, yaitu :
1) Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
2) Analisis Sistem (System Analysis)
3) Perancangan Sistem (System Design)
4)

Implementasi Sistem (System Implementation)

5) Penggunaan sistem (System Utilization )
2.1 Tahap Perencanaan Sistem
Perencanaan sistem merupakan tahap paling awal yang memberikan pedomandalam
melakukan langkah selanjutnya. Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari
kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerjadan dana yang dibutuhkan untuk mendukung
pengembangan sistem ini serta untukmendukung operasinya setelah diterapkan.
Perencanaan sistem dapat terdiri : perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 s.d. 2
tahun dan perencanaan jangka panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun.
Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, bila tidak adadapat
juga dilakukan oleh departemen sistem.
Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama yaitu :
a. Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem
b. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan dilakukan oleh
komite pengarah.
c. Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh
analissistem.
Adapun langkah-langkah dalam tahap perencanaan sistem ini

dapat tahap-tahapnya

meliputi :
a. Menyadari Masalah: kebutuhan adanya proyek Sistem informasi berbasis
komputer biasanyadirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer dan unsurunsurdalam lingkungan perusahaan.
b. Mendefinisikan masalah: setelah sadar akan adanya masalah,manajer harus
memahaminya dengan baik agar dapat mengatasinya.
c. Menentukan tujuan sistem: manajer dan analis sistemmengembangkan suatu
daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi olesistem untuk memuaskan pemakai.
d. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem: kendala-kendala inipenting untuk
diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulaidikerjakan.
e. Membuat studi kelayakan: studi kelayakan adalah suatu tinjauansekilas pada
faktor-faktor utama yang akan mempengaruhikemampuan sistem untuk
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.Kriteria kelayakan dalam hal ini
meliputi kelayakan :

7



Teknis:

tersediakah

perangkat

keras

dan

perangkat

lunak

untukmelaksanakan pemrosesan yang diperlukan?


Pengembalian ekonomis: dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara
keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya?



Pengembalian non ekonomis: dapatkah sistem yang diajukandinilai
berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapatdiukur dengan
uang?



Hukum dan etika: akankah sistem yang diajukan beroperasidalam
batasan hukum dan etika?



Operasional: akankah rancangan sistem seperti itu akan didukunoleh
orang-orang yang menggunakannya?



Jadwal: mungkinkah menerapkan sistem dalam kendala waktuyang
ditetapkan?

f.

Mempersiapkan usulan penelitian sistem: jika sistem dan proyeklayak,
diperlukan penelitian sistem yang menyeluruh. Penelitian siste (system study)
akan memberikan dasar yang terinci untuk rancangansistem baru. Analis akan
menyiapkan usulan penelitian sistem yan memberikan dasar bagi manajer untuk
menentukan perlu tidaknyapengeluaran untuk analis.

g. Menyetujui atau menolak penelitian proyek: manajer dan komite pengarah
menimbang pro dan kontra dari proyek dan rancangansistem yang diusulkan,
serta menentukan apakah perlu diteruskanatau tidak.
h. Menetapkan
ditetapkan

mekanisme

mekanisme

pengendalian:

pengendaliannya.

sebelum
Jumlah

proyek
waktu

dimulaiperlu

yangdiperlukan

dinyatakan dalam orang-bulan. Setelah proyek jalan perludimonitor. Berbagai
teknik dokumentasi yang dapat digunakan antaralain: tabel, grafik, diagram
jaringan (network diagram: PERT dan CPM).

8

Proses pengembangan sistem dapat digambarkan sebagai berikut :
Sistem yang ada

Permasalahan ;
kesempatan; instruksi
Pengembangan Sistem
Memecahkan
masalah; meraih
kesempatan;
memenuhi instruksi
Sistem yang Baru

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi
peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan ini berhubungan
dengan :


Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru
sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response
time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat
tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi
atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan
tersebut.



Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.



Economy

(ekonomis),

peningkatan

terhadap

manfaat-manfaat

atau

keuntungankeuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.


Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan
terjadi.



Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda
dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang
digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut

9

2.2 Tahap Analisis Sistem
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi
yang

utuh

ke

dalam

mengidentifikasikan

bagian-bagiankomponennya

dan

dengan

maksud

mengevaluasipermasalahan-permasalahan,

untuk

kesempatan-

kesempatan, hambatan-hambatan yangterjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkanperbaikan-perbaikan.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di
dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya
Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkahlangkahyang dilakukan dalam

mendefinisikan proyek-proyeksistem

yang akan

dikembangkan ditahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang
lingkup tugasnyalebih terinci.Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah
dasar yang harusdilakukan oleh Analis Sistem Yaitu :
a. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah, mengindentifikasikan penyebab
masalah;

mengidentifikasikan titik keputusan; mengidentifikasikan personil-

personil kunci.
b. Understand,yaitu memahami kerja dari sistem yang ada, menentukan jenis
penelitian; merencanakan jadual penelitian; Mengatur jadual wawancara;
Mengatur jadual observasi; Mengatur jadual pengambilan sampel; Membuat
penugasan penelitian; Membuat agenda wawancara; Mengumpulkan hasil
penelitian
c. Analyze,

Yaitu

Menganalis

Sistem,

Menganalisis

kelemahan

Sistem;

Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen.
d. Report,Yaitu membuat laporan hasil analisis yang tujuannya :Memberi laporan
bahwa analisis telah selesai dilakukan; Meluruskan kesalah-pengertian mengenai
apa yangtelah ditemukan dan dianalisisoleh analis sistem tetapi tidak sesuai
menurut manajemen; Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak
manajemen; Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan
tindakan selanjutnya.
Adapun Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini

tahap-tahapnya

meliputi :
a. Mengumumkan Penelitian Sistem: untuk mengurangi kekuatiranakan adanya
aplikasi komputer baru, kiranya perlu dikomunikasikandengan cara : alasan
perusahaan melaksanakan proyek; dan

bagaimana sistem baru menguntungkan

perusahaan dan para karyawan.
b. Mengorganisasikan tim proyek: sebaiknya pemimpin proyek adalahspesialis
informasi, jangan pemakai.

10

c. Mendefinisikan kebutuhan pemakai: pengumpulan informasikebutuhan
pemakai dapat dilakukan dengan: wawancara perorangan,pengamatan, pencarian
catatan dan survei. Wawancara lebih disukai,karena: (1) adanya komunikasi dua
arah dan pengamatan terhadapbahasa tubuh; (2) meningkatkan antusiasme pada
proyek

baik

daripihak

spesialis,

maupun

pemakai;

(3)

dapat

menjalinkepercayaanantara pemakai dan spesialis informasi; (4) memberi
kesempatan

bagipeserta

proyek

kalau

ada

perbedaan

pandangan.

Dokumentasinya dapat berupa flowchart, diagram arus data (data flow diagram),
dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data. Semua dokumentasi ini
yang menjelaskan sistem ini disebut kamus proyek.
d. Mendefinisikan

kriteria

informasididefinisikan,

kinerja

langkah

sistem:

selanjutnya

setelah

adalah

kebutuhan

menspesifikasikan

secaratepat kriteria kinerja sistem. Contoh, manajer pemasaranmenetapkan
kriteria laporan biaya bulanan sbb: (1) laporan disiapkandalam kertas dan
tampilan; (2) laporan disediakan tidak lebih dari tiga hari setelah akhir bulan; (3)
laporan harus membandingkanpendapatan dan biaya aktual dengan anggaran.
e. Menyiapkan usulan rancangan: analis sistem memberikankesempatan bagi
manajer untuk membuat keputusanteruskan/hentikan untuk kedua kalinya.
Manajer harus menyetujuitahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu
termasuk usulanrancangan.
f.

Menyetujui atau menolak rancangan proyek: manajer dan komitepengarah
SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukanapakah disetujui atau
tidak.

3. Tahap Perancangan Sistem
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telahmendapatkan
gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunyasekarang bagi analis
sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut.Tahap ini disebut
dengan perancangan sistem (system design ).Tahap perancangan sistem ini mempunyai
tujuan utama yaitu

untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem; untuk

memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepadapemrogram
komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

Tahap perancangan sistem

merupakan tahap penentuan proses dan data yangdiperlukan oleh sistem baru. Untuk
sistem berbasis komputer biasanyadalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang
akan digunakan.
Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini tahap-tahapnya meliputi :
a. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci: analis bekerja samadengan
pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem barudengan alat-alat
yang telah dijelaskan dalam modul teknis.Penggambaran dilakukan dari yang
besar dan secara bertahap secararinci dengan pendekatan top-down dan ini
biasanya dilakukan untukrancangan terstruktur(structured design).

11

b. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem: analisharus
mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau model)peralatan
komputer

yang

akan

memberikan

hasil

terbaik

bagi

sistemuntuk

menyelesaikan pemrosesan.
c. Mengevaluasi

berbagai

alternatif

konfigurasi

sistem:

analis

bekerjabersama manajer mengevaluasi berbagai alternatif dan dipilih
yangpaling

memungkinkan

subsistem

memenuhi

kriteria

kinerja,

dengankendala-kendala yang ada.
d. Memilih konfigurasi yang terbaik: analis mengevaluasi semuakonfigurasi
subsistem dengan menyesuaikan kombinasi peralatansehingga semua
subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelahdianalisis kemudian
direkomendasikan kepada manajer untukdisetujui. Persetujuan dilakukan
oleh Komite pengarah SIM.
e. Menyetujui usulan penerapan: analisis menyiapkan usulan penerapan yang
mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harusdilakukan, keuntungan
yang diharapkan dan biayanya.
f.

Menyetujui atau menolak penerapan sistem: jika keuntungan darisistem
melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.

4. Tahap Implementasi Sistem
Setelah dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi
dandipilih. Tiba saatnya , sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi
systemmerupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap
initermasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket
perangkat
lunak aplikasi.
Implementasi

sistem

merupakan

kegiatan

untuk

memperoleh

dan

mengintegrasikansumberdaya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem
yangbekerja.
Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini dapat dilihat pada gambar
9.5. tahap-tahapnya meliputi :
a. Merencanakan penerapan: sebelum sistem baru digunakan, manajerdan
spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yangdiperlukan untuk
menerapkan rancangan sistem.
b. Mengumumkan penerapan: proyek penerapan diumumkan kepadapara
pegawai dengan cara yang sama seperti penelitian sistem.Tujuannya untuk
menginformasikan pegawai mengenai keputusanuntuk menerapkan sistem baru
dan meminta kerjasama pegawai.
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras: rancangan sistem disediakan
bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada
konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok diberikanrequest for proposal (RFP).

12

d. Mendapatkan sumberdaya perangkat lunak: dapat membuat sendiri oleh
programmer dari dokumen yang disiapkan analis sistem ataumenggunakan
perangkat lunak aplikasi jadi (prewritten applicationsoftware).
e. Menyiapkan database: DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatanyang
berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.
f.

Menyiapkan fasilitas fisik: fasilitas di sini adalah lantai yangditinggikan,
pengendalian suhu ruangan dan kelembaban khusus,keamanan, peralatan
pendeteksi api dan pemadam kebakaran, dsb.

g. Mendidik peserta dan pemakai: baik peserta (operator pemasukandata,
pegawai coding, dan administrasi) dan pemakai harus dididiktentang peran
mereka dalam sistem. Pendidikan sebaiknya setelahsiklus hidup dimulai, tepat
sebelum bahan-bahan yang dipelajarimulai diterapkan.
h. Masuk ke sistem baru: proses menggantikan sistem lama ke sistembaru disebut
cutover. Ada 4 pendekatan dasar: percontohan (pilot project), serentak, bertahap,
dan paralel.
5. Tahap Penggunaan Sistem
Pada tahap ini

terdiri dari 3 langkah sebagaimana ditunjukkan pada gambar 9.6,

langkah – langkah penggunaan sistem ( System Implementation ) adalah :
a. Menggunakan sistem. Pemakai menggunakan sistem untukmencapai tujuan
yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
b. Audit sistem. Penelitian apakah sistem baru memenuhi kriteriakinerja. Studi
ini disebut “penelaahan setelah penerapan” (postimplementation).
c. Memelihara sistem. Selama manajer menggunakan sistem, berbagai
modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikandukungan yang
diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaansistem. Ada tiga

alasan

untuk pemeliharaan :Memperbaiki kesalahan; Menjaga kemutakhiran
sistemdan Meningkatkan sistem.
6.

Pendekatan Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu:

a. Pendekatan Klasik
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan
Tradisional

(traditional

approach)

atau

Pendekatan

Konvensional

(conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem
dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini
menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada
System Life Cycle.
Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan
Klasik adalah sebagai berikut :

13

1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam
mengembangkan

sistem

dan

sebagai

akibatnya

proses

pengembangan

perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh
pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat
seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary), tabel
keputusan (decision table). Diagram IPO, bagan terstruktur (structured chart)
dan

lain

sebagainya

yang

memungkinkan

Pengembangan Sistem

Informasipengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan
teknik-teknik tersebut .
2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena
dokumentasi

sistem

yang

dikembangkan

kurang

lengkap

dan kurang

terstruktur.Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan teknik -teknik
yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan
teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi
strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi
kesulitan.
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk
melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan

kesalahan-kesalahan

sistem akan menjadi lebih besar.
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan

dari pendekatan

klasik adalah

kerja dari personil-personil

pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang sudah
disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem
yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek
pengembangan sistem pada akhirnya.
b. Pendekatan Terstruktur
Pendekatan terstruktur akan dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang
dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan
baik

dan

jelas.

Melalui pendekatan struktur,permasalahan yang kompleks

dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari
lebih baik ( bebas kesalahan ).

14

produktifitas dan kualitasnya

Keuntungan pendekatan terstruktur :
 Mengurangi kerumitan masalah
 Konsep mengarah pada sistem yang ideal
 Standarisasi
 Orientasi kemassa datang
 Mengurangi ketergantungan pada desainer
Kekurangan:
 SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan nonfungsional.
 Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
 Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterasi (waterfall)
 Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah
didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhankebutuhan baru).
 Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan
untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna
untuk melakukan evaluasi.
c. Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)
Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional
dimana

transaksi

dilakukan.

Pendekatan

ini

dimulai

dari perumusan

kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan
merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini
ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan
pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang
menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang
akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
d. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)

dimulai dari level

atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan
mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari
pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah
kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi,
yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur
kontrol.

Pendekatan

ini

juga

merupakan

operasi

dan

ciri-ciri pendekatan terstruktur.

Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga
dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu,
kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang
dibutuhkan.

15

e. Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)
Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi tertentu tanpa
memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran
organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu
saja).
f.

Pendekatan Sistem (systems approach)
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk
masing-masing

kegiatan/aplikasinya

dan

menekankan

sasaran organisasi

secara global.
g. Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)
Pendekatan

pengembangan

sistem

serentak

secara

menyeluruh, sehingga

menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
h. Pendekatan Moduler (modular approach)
Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana,
sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah
dipelihara (ciri terstruktur)
i.

Pendekatan Lompatan jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan
teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi,

terlalu mahal, sulit

dikembangkan karena terlalu komplek.
j.

Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang
memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti
kebutuhan dan teknologi yang ada.

7. Fungsi SDLC

Untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap
tahapan yang secara garis besar terbagi dalam fase fase utama dalam SDLC, yaitu:
 Perencanaan : Mengapa Mengembangkan Sistem?
 Analisis : Siapa, apa, kapan dan dimana sistem diterapkan?
 Perancangan : Bagaimana kerja sistem?
 Implementasi : Bagaimana Sistem Dipasang/diinstall?
8. Konsep SDLC
Konsep SDLC (system development life cycle) dalam pengembangan sebuah sistem.
Secara global definisi SDLC dapat dikatakan sebagai suatu proses berkesinambungan untuk
menciptakan atau merubah sebuah sistem, merupakan sebuah model atau metodologi yang
digunakan untuk melakukan pengembangan sistem.
Dapat dikatakan dalam SDLC merupakan usaha bagaimana sebuah sistem informasi
dapat mendukung kebutuhan bisnis, rancangan & pembangunan sistem serta delivering-nya

16

kepada pengguna. Secara umum, tahapan SDLC meliputi proses perencanaan, analisis, desain
dan.implementasi.
a. Planning
Proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan mengapa sebuah
sistem harus dibuat.
b. Analysis
Tahapan perencanaan ini kemudian dilanjutkan dengan proses analisis yang lebih
menekankan pada siapa, apa, kapan dan dimana sebuah sistem akan dibuat.
c. Design
Sedangkan pada proses desain lebih menekankan kepada bagaimana sistem akan
berjalan.
d. Implementation
Tahap terakhir dilanjutkan dengan fase implementasi yaitu proses delivery-nya
kepada pengguna.
9. Pemeliharaan Sistem



Corrective – memperbaiki desain dan error pada program.



Adaptive – memodifikasi sistem untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.



Perfective – Melibatkan sistem untuk menyelesaikan masalah baru atau mengambil.
kesempatan (penambahan fitur).



Preventive – Menjaga sistem dari kemungkinan masalah di masa yang akan datang.

10. Daftar Istilah Penting
1) Systems development (Pengembangan sistem)
2) System Development Life Cycle / SDLC (Siklus hidup pengembangan sistem)
3) waterfall approach (pendekatan air terjun)dalam pengembangan dan
sistem.
4) System design (perancangan sistem)
5) Structured design (rancangan terstruktur)
6) data flow diagram (diagram arus data)
7) System Implementation (penggunaan sistem)
8) Hierarchy Input Process Output ( HIPO)
9) Data Dictionary ( Kamus data)
10) Data Flow Diagram (Diagram Alir Data )
11) Decission Table ( Tabel Keputusan )
12) Program Evaluation and Review Techniques ( Jaringan proyek )
13) Sytems Flowchart (Diagram alir sistem )

17

penggunaan

B. SOFTWARE DEVELOPMENT LIFE CYCLE( SWDLC )
1. Siklus pengembangan perangkat lunak ( SWDLC )
Pengembangan sistem (sistem development) dapat berarti menyusun sistem yang
baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem
yang sudah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa
hal, yaitu sebagai berikut :
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa :
a) Ketidakberesan dalam sistem yang lama yang menyebabkan sistem yang lama tidak
dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
b) Pertumbuhan organisasi, yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru.
Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas,
volume pengolahan data yang semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi/pengolahan
data yang baru.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities), teknologi informasi telah
berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat lunak dan teknologi
komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi
informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan pelayanan informasi sehingga dapat
mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh pihak
manajemen.
3. Adanya instruksi-instruksi (directives), penyusunan sistem yang baru dapat juga
terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi.
Karena adanya permasalahan, kesempatan atau instruksi, maka sistem yang baru perlu
dikembangkan untuk emecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul,
kesempatan-kesempatan yang ada atau memenuhi instruksi yang diberikan.

18

meraih

Gambar 1. Pengembangan Sistem Informasi
Sistem yang baik adalah sistem yang selalu menyesuaikan dengan perubahan
lingkungan yang terjadi disekitarnya atau sistem tersebut harus dinamis menuju pada keadaan
yang lebih baik.

Gambar 2. Tahapan Perancangan Sistem Informasi

a. Tahap awal, yaitu tahap perencanaan, menyangkut studi kebutuhan user, studi
kelayakan baik secara teknis maupun teknologi serta penjadwalan
pengembangan suatu proyek sistem informasi.
b. Tahap berikutnya adalah tahap analisis, yaitu tahap dimana kita berusaha
mengenali segenap permasalahan yang muncul pada pengguna, mengenali
komponen-komponen sistem, obyek-obyek, hubungan antar obyek dan
sebagainya.
c. Tahap ketiga adalah tahap perancangan, yaitu tahap dimana kita mencoba
mencari solusi permasalahan yang didapat dari tahap analisis.
d. Tahap keempat adalah tahap implementasi dimana kita mengimplementasikan
perancangan sistem ke situasi yang nyata. Pada tahap ini. Kita mulai dengan
pemilihan

perangkat

keras,

penyusunan

perangkat

lunak

aplikasi

(pengkodean/coding) apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan
kebutuhan user atau belum.. Jika belum, proses selanjutnya adalah iteratif,
yaitu kembali ke tahap-tahap sebelumnya. Disinilah keuntungan metodologi
berorientasi obyek mulai terlihat, dimana mulai dari tahap analisis hingga
tahap implementasi, kita bisa menggunakan tool yang sama sehingga proses

19

iteratif itu dapat berjalan dengan lebih efektif serta efisien ditinjau dari segi
uang dan waktu.
e. Tahap kelima atau tahap yang terakhir adalah tahap pemeliharaan / perawatan,
dimana kita bisa mulai melakukan pengoperasian sistem dan jika diperlukan
dapat

melakukan

perbaikan-perbaikan

kecil.

Kemudian

jika

waktu

penggunaan sistem habis, maka kita akan masuk lagi pada tahap perencanaan.
2. Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak (SWDLC)
Pengembangan perangkat lunak berjangkauan antara dua sisi ekstrim, dari
sindrom “spreadsheet untuk setiap aplikasi” sampai sindrom “reinventing the wheel”.
Sindrom pertama terjadi karena untuk setiap aplikasi terdapat spreadsheet yang siap
pakai (ready-made) atau terdapat beberapa paket perangkat lunak komersial yang
akan menjalankan aplikasi tersebut. Di sisi lain sistem mengembangkan program
komputer baru dari pembuatan dari awal (scratch) untuk setiap aplikasi sistem tanpa
mempedulikan apa yang telah dikembangkan secara in-house atau apa yang tersedia
dari penjual (vendor) perangkat lunak.
Pembangunan program mengikuti tiga tahap Siklus Hidup Pengembangan
Perangkat Lunak (Software Development Life Cycle-SWDLC), yaitu :
a) Rancangan (Design)
b) Kode (Code)
c) Uji (Test)
Software Development Life Cycle-SWDLC menjadi komponen siklus hidup dari
System Development Life Cylce - SDLC untuk beberapa alasan (D.Suryadi H.S &
Bunawan,1995) :
a. SDLC mencakup pengembangan sistem keseluruhan, yang memerlukan komponenkomponen lain disamping perangkat lunak.
b. Dalam sistem yang memerlukan pengembangan perangkat lunak yang didasarkan
pada rancangan sistem yang diciptakan oleh SDLC, SWDLC akan diinisiai.
c. Apabila SWDLC menjadi berperan, maka SWDLC seperti halnya SDLC yang
berbasis lebih luas, akan memberikan kumpulan acuan tahap-tahap yang diperlukan
untuk mengembangkan perangkat lunak tersebut. SWDLC menjabarkan tugas-tugas
dan prosedur-prosedur yang harus dijalankan dalam setiap tahap; hasil yang
diciptakan oleh setiap tahap; dan metriks untuk menyusun jadwal, mengestimasi
biaya, dan mengukur produktifitas.
d. SWDLC memberikan atau menyediakan kerangka dan prosedur pengoperasian
standar yang mendukung cara pengembangan perangkat lunak yang terstruktur dan
terancang dengan baik.

20

3. Teknnologi Object Oriented
Teknologi object-oriented merupakan paradigma baru dalam rekayasa software yang
didasarkan pada obyek dan kelas. Diakui para ahli bahwa object-oriented merupakan
metodologi terbaik yang ada saat ini dalam rekayasa software. Object-oriented memandang
software bagian per bagian dan menggambarkan satu bagian tersebut dalam satu obyek. Satu
obyek dalam sebuah model merupakan suatu fokus selama dalam proses analisis,
perancangan dan implementasi dengan menekankan pada state, perilaku (behavior) dan
interaksi obyek dalam model tersebut.

Teknologi obyek menganalogikan sistem aplikasi seperti kehidupan nyata
yang didominasi oleh obyek. Manusia adalah obyek, komputer adalah obyek. Obyek
memiliki atribut : manusia memiliki nama, pekerjaan, rumah, dan lain-lain.
Mobil memiliki warna, merk, sejumlah roda, dan lain-lain. Komputer memiliki
kecepatan, sistem operasi, dan lain-lain. Obyek dapat beraksi dan bereaksi. Manusia
dapat berjalan, berbicara, makan, minum ; mobil dapat berjalan, mengerem ;
komputer dapat mengolah data, menampilkan gambar, dan lain-lain.
Keunggulan teknologi obyek dengan demikian adalah bahwa model yang
dibuat akan sangat mendekati dunia nyata yang masalahnya akan dipecahkan oleh
sistem yang dibangun. Model obyek, atribut dan kelakuan bisa langsung diambil dari
obyek yang ada di dunia nyata.
Sistem yang dibangun dengan teknologi obyek memiliki fleksibilitas yang tinggi
terhadap perubahan karena menggunakan konsep komponen yang bisa digunakan
kembali.
Didalam dunia perangkat lunak, penggunaan berulang merupakan hal yang
biasa. Contohnya ide dan formula yang hampir sama digunakan berulang oleh
programmer yang berbeda untuk mengembangkan aplikasi keuangan yang khusus
diadaptasikan sesuai kebutuhan dan permintaan masing-masing klien. Oleh karena itu
penggunaan berulang suatu obyek merupakan hal yang seharusnya bisa dilakukan.
Suatu obyek bisa diambil untuk dimodifikasi berupa penambahan atau pengulangan
untuk memecahkan suatu masalah baru.
Ada

empat

prinsip

dasar

dari

pemrograman

berorientasi

obyek,

yaitu :abstraksi, enkapsulasi, modularitas dan hirarki.
1) Abstraksi :
Memfokuskan perhatian pada karakteristik obyek yang paling penting dan paling
dominan yang bisa digunakan untuk membedakan obyek tersebut dari obyek lainnya. Dengan
abstraksi ini developer bisa menerapkan konsep KIS (Keep It Simple) pada obyek didunia
nyata yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi.

21

2) Enkapsulasi:
Menyembunyikan banyak hal yang terdapat dalam obyek yang tidak perludiketahui
oleh obyek lain. Dalam praktek pemrograman enkapsulasi diwujudkan dengan membuat
suatu kelas interface yang akan dipanggil oleh obyek lain, sementara didalam obyek yang
dipanggil terdapat kelas lain yang mengimplementasikan apa yang terdapat dalam kelas
interface. Obyek lain hanya tahu dia perlu memanggil kelas interface tanpa perlu tahu proses
apa saja yang dilakukan didalam kelas implementasinya dan untuk menuntaskan proses
tersebut perlu berhubungan dengan obyek mana saja. Dengan demikian bila terjadi proses
perubahan pada proses implementasi maka obyek pemanggil tidak akan terpengaruhi secara
langsung.
3) Modularitas :
Membagi sistem yang rumit menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang bisa
mempermudah developer memahami dan mengelola obyek tersebut. Contohnya adalah
sistem akademis yang bisa dibagi menjdi kemahasiswaan, daftar mata kuliah, pembayaran
uang kuliah, dan lain-lain.
4) Hirarki :
Hirarki berhubungan dengan abstraksi dan modularitas, yaitu pembagian berdasarkan
urutan dan pengelompokkan tertentu. Misalnya untuk menentukan obyek mana yang berada
pada kelompok yang sama, obyek mana yang merupakan komponen dari obyek yang
memiliki hirarki lebih tinggi. Semakin rendah hirarki obyek berarti semakin jauh abstraksi
dilakukan terhadap suatu obyek. Ke empat prinsip dasar ini merupakan hal yang mendasari
teknologi obyek yang perlu ditanamkan dalam cara berpikir developer berorientasi obyek.
4. Object Oriented Analysis dan Design (OOAD)
Object-oriented mencakup bidang aplikasi yang sangat luas. Para pengguna sistem
komputer dan sistem lain yang didasarkan atas teknologi komputer merasakan efek objectoriented dalam bentuk meningkatnya aplikasi software yang mudah digunakan dan servis
yang lebih fleksibel, yang muncul dalam berbagai bidang industri, seperti dalam perbankan,
telekomunikasi, dan sebagainya. Sedangkan bagi software engineer, object-oriented
berpengaruh dalam bahasa pemrograman, metodologi rekayasa, manajemen proyek,
hardware dan sebagainya.
Analisis dan perancangan berorientasi obyek amat sangat perlu dilakukan dalam
pengembangan sistem berorientasi obyek. Hanya dengan kemampuan menggunakan bahasa
pemrograman berorientasi obyek yang andal, kita dapat membangun suatu sistem berorientasi
obyek, namun sistem aplikasi yang dibangun akan menjadi lebih baik lagi bila langkah
awalnya didahului dengan proses analisis dan perancangan berorientasi obyek, terutama
untuk membangun sistem yang mudah dipelihara.

22

Analisis berorientasi obyek adalah metode analisis yang memeriksa requirements
(syarat/keperluan yang harus dipenuhi suatu sistem) dari sudut pandang kelas-kelas dan
obyek-obyek yang ditemui dalam ruang lingkup permasalahan. Sedangkan perancangan
berorientasi obyek adalah metode untuk mengarahkan arsitektur software yang didasarkan
pada manipulasi obyek-obyek sistem atau subsistem.
a. Keunggulan Object Oriented
Sekarang ini terdapat beberapa paradigma yang digunakan dalam rekayasa software,
diantaranya procedure-oriented, object-oriented, data structure-oriented, data flow-oriented
dan constraint oriented. Tiap-tiap paradigma tersebut cocok untuk beberapa kasus dan bagian
dari seluruh kemungkinan ruang lingkup aplikasi, tetapi menurut Booch berdasarkan
pengalamannya, object-oriented dapat diaplikasikan dalam seluruh ruang lingkup.
Untuk memahami mengapa OOAD unggul dalam banyak kasus, harus memahami
masalah yang dihadapi perusahaan rekayasa software. Pertama, software sulit untuk
dimodifikasi bila memerlukan pengembangan. Kedua, proses pembuatan software
memerlukan waktu yang cukup lama sehingga kadang kala melebihi anggaran dalam
pembuatannya. Ketiga, para pogrammer selalu membuat software dari dasar karena tidak
adanya kode yang bisa digunakan ulang (reuse).
Kebanyakan perusahaan tersebut sebelumnya telah menggunakan pemrogramam
structural. Metode structural menggunakan pendekatan dengan pendekatan top-down, yang
mana pendekatan ini memecahkan masalah dengan menbagi masalah kedalam komponenkomponen hingga didapatkan komponen yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Pendekatan
dengan cara top-down ini telah membuat peningkatan dalam kualitas software, tetapi dalam
sistem yang berskala besar, pendekatan ini sering menemui banyak masalah. Pemrograman
structural seringkali tidak dapat mendesain apa yang akan terjadi dalam sistem yang telah
selesai tanpa mengimplementasikan sistem terlebih dahulu. Jika ditemui kesalahan dalam
sistem, maka desain harus disusun ulang dari awal sampai akhir.
Hal ini akan terjadi pemborosan biaya dan waktu. Perbedaan antara metode structural
dan OOAD terletak pada bagaimana data dan fungsi disimpan. Dalam metode structural, data
dan fungsi disimpan terpisah. Biasanya semua data ditempatkan sebelum fungsi ditulis.
Seringkali tidak terpikirkan sebelumnya untuk mengetahui data mana yang digunakan dalam
suatu fungsi tertentu. Tetapi dalam OOAD, data dan fungsi yang berhubungan dalam suatu
obyek disimpan bersama-sama dalam satu kesatuan. Orang akan lebih mudah memahami
sistem sebagai obyek daripada prosedur, karena biasanya orang berpikir dalam bentuk obyek.
Sebagai contoh, orang melihat mobil sebagai sebuah sistem yang memiliki mesin, roda , stir,
tank bahan bakar dan sebagainya. Kebanyakan orang tidak melihat mobil sebagai sebuah
urutan prosedur yang membuat mobil tersebut dapat berjalan. Karena secara alamiah lebih
mudah memikirkan suatu sistem dalam bentuk obyek-obyek, tidak heran kalau OOAD
menjadi lebih terkenal.

23

Satu alasan mengapa object oriented menguntungkan bagi programmer adalah
karena programmer dapat mendesain program dalam bentuk obyek-obyek dan
hubungan antar obyek tersebut untuk kemudian dimodelkan dalam sistem nyata.
Keuntungan yang lain adalah proses pembuatan software dapat dilakukan dengan
lebih cepat karena software dibangun dari obyek-obyek standar, dapat menggunakan
ulang model yang ada, dan dapat membuat model yang cepat melalui metodologi.
Kualitas yang tinggi dari software dapat dicapai karena adanya tested component.
Lebih mudah dalam maintenance karena perbaikan kode hanya diperlukan pada satu tempat
(bukan diurut dari awal). Mudah dalam membangun sistem yang besar karena subsistem
dapat dibuat dan diuji secara terpisah. Mengubah sistem yang sudah ada tidak memerlukan
membangun ulang keseluruhan sistem.
alat untuk desain system.

24

C. PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK
Pengujian PerangkatLunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas
PL dan merepresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean.
Meningkatnya visibilitas PL sbg suatu elemen sistem dan "biaya” yg muncul akibat
kegagalan PL, memotivasi dilakukan perencanaan yg baik melalui pengujian yg
teliti.
Dalam melakukan uji coba ada 2 masalah penting yang akan dibahas, yaitu :
a. Teknik Uji Perangkat Lunak

Pada dasarnya, pengujian merupakan suatu proses rekayasa PL yg dapat dianggap
(secara psikologis) sebagai hal yg destruktif daripada konstruktif.
Sasaran pengujian (Glen Myers) :
1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud
menemukan kesalahan.
2. Test case yg baik adalah test case yg memiliki probabilitas tinggi untuk
menemukan kesalahan yg belum pernah ditemukan sebalumnya.
3. Pengujian yg sukses adalah pengujian yg mengungk