LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI DAN ANATOMI
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
“MORFOLOGI DAN ANATOMI TUMBUHAN TINGKAT
RENDAH”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Biologi Umum
Disusun Oleh :
Nama
: Kurnia Cahya Ningrum
NIM
: 4442160013
Kelas
: 1B
Kelompok
: 1 (satu)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
segala berkat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya yang tiada kira besarnya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan praktikum biologi ini.
Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada guru
biologi saya yaitu Ibu Dea Sylva Lisnandar, S.Si, M.Si dan juga asisten
laboratorium saya yaitu Delima Maharani dan Anisa Pratiwi yang telah
memberikan dukungan dan kepercayaan kepada saya untuk mengerjakan laporan
ini.
Meskipun saya berharap bahwa laporan yang saya buat ini jauh dari
kekurangan dan kesalahan, namun pasti selalu ada yang kurang dan salahnya.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas
laporan praktikum biologi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih, semoga hasil laporan ini bermanfaat.
Serang, November 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………….…………
i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...
ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………..
iii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………
1
1.2 Tujuan………………………………………………….
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Paku……………………………………….
2
2.2 Tumbuhan Lumut……………………………………..
2
2.3 Spirogyra……………………………………………....
4
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2 Waktu dan Tempat……………………………………..
5
3.2 Alat dan Bahan…………………………………………
5
3.3 Cara Kerja………………………………………………
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil……………………………………………………
6
4.2 Pembahasan…………………………………………...
7
PENUTUP
5.1 Simpulan………………………………………………..
9
5.2 Saran……………………………………………………
9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..
LAMPIRAN
ii
10
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan morfologi dan anatomi tingkat rendah…………... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan (kingdom Plantae) adalah golongan makhluk hidup eukariota
multiseluler yang memiliki kemampuan untuk memberi makan diri sendiri
(autotrof). Mereka memiliki kloroplas yang didalamnya terdapat pigmen klorofil
(kebanyakan mengandung klorofil a dan b serta karotin). Selain itu, tumbuhan
juga memiliki struktur tubuh yang sudah terdiferensiasi membentuk jaringan dan
organ tubuh. Kelompok makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom plantae
antara lain adalah tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji. Dalam
penelitian kali ini, saya hanya akan membahas tumbuhan paku dan tumbuhan
lumut tentang bagaimana pengelompokan-pengelompokan dan proses siklus
hidupnya.
Kingdom Plantae meliputi semua tumbuhan bersel banyak, mulai dari
yang sederhana sampai yang paling kompleks. Sel-selnya bersifat eukariotik,
dinding selnya tersusun atas selulosa, dan bersifat autotrof karena berklorofil.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mengumpulkan ciri-ciri morfologi tumbuhan tingkat rendah
2. Mengumpulkan ciri-ciri anatomi tumbuhan tingkat rendah
3. Mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan persamaan cirri morfologi yang
tampak
4. Mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan persamaan cirri anatomi yang
tampak
5. Mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan persamaan ciri-ciri yang
tampak
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku
(Pteridophyta)
pernah
merajai
vegetasi
zaman
palezoikum periode karbon yang disebut zaman paku. Tumbuhan paku yang
dominan saat itu berbentuk pohon (paku tiang), misalnya Alsophila galuca
(Riandri, 2011).
Tumbuhan paku dapat ditemukan diberbagai habitat, ada yang tumbuh
didaratan yang tanahnya netral, tanah berkapur, tanah asam, dan ada juga yang
hidup diair. Biasanya tumbuhan ini menyukai tempat yang lembab dan teduh.
Adapun ciri-ciri tumbuhan paku yaitu memiliki akar, batang, dan daun sejati,
memilih pembuluh angkut dengan ikatan pembuluh, memiliki klorofil,
berkembang biak dengan spora dan pergiliran keturunan antara fase gametofit dan
vegetative (metagenesis). Tumbuhan paku juga banyak memiliki manfaat bagi
kehidupan manusia sehari-hari antara lain sebagai bahan obat-obatan, sebagai
tanaman hias, sebagai tanaman sayuran, sebagai pupuk hijau dalam pertanian, dan
sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara (Riandri, 2011).
Tumbuhan paku merupakan kormus sejati. Maksud dari kormus sejati
adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang dan daun sejati serta memiliki
pembuluh pengangkut yang terbentang mulai dari akar sampai daun. Tumbuhan
paku disebut kormofita berspora karena dalam perkembangbiakkannya, tumbuhan
paku menghasilkan spora. Tumbuhan paku bersifat kosmopolit (tumbuh dimanamana). Pada umumnya, tumbuhan paku menyukai tempat-tempat yang basah atau
lembab, diatas tanah atau sebagai epifit (menempel pada tumbuhan lain), dan ada
beberapa yang hidup diair, misalnya semanggi (Marsiela crenata), kiambang
(Salvinia natans) dan Azolla pinnata (Sayekti, 2007).
2.2 Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk tumbuhan talus. Tempat hidup
ditanah yang lembab, dipohon, dibatu merah. Lumut mempunyai rhizoid yang
berfungsi untuk pelekat pada substrat dan mengangkut air dan unsur-unsur hara ke
2
seluruh bagian tubuh. Lumut mengalami metagenesis. Organ kelamin jantan
berupa anteredium yang menghasilkan spermatozoid dan organ betina berupa
arkegonium yang menghasilkan ovum. Divisi bryophyte dibagi menjadi 3 classis
yaitu Classis Hepaticopsida (lumut hati), Classis Anthocerotopsida (lumut
tanduk), dan Classis Bryopsida (lumut sejati). Classis Hepaticopsida berbentuk
lembaran, mempunyai rhizoid, hidup ditempat lembab, mengalami metagenesis
antara fase sporofit dan gametofit. Bryopsida hidup ditempat terbuka, batang
tegak bercabang dan berdaun kecil. Reproduksi vegetatif dengan membentuk
kuncup pada cabang batang (Haspara, 2004).
Lumut dapat tumbuh diatas tanah-tanah yang gundul yang periodic
mengalami kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerak pun tumbuhan ini dapat
hidup. Kebayakan dari lumut-lumut daun suka akan tempat-tempat yang basah,
akan tetapi ada pula yang tumbuh ditempat yang kering. Beberapa macam
diantaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan sampai bertahuntahun. Pada tempat yang kering lumut membentuk talus yang berupa bantal atau
gebalan, dan diatas tanah-tanah hutan sering kali merupakan suatu lapisan yang
menyerupai beludru. Dalam hutan-hutan dipegunungan daerah tropic batangbatang dan cabang-cabang pohon penuh dengan lumut yang menempel berupa
bantalan atau bergantungan dari semua bagian tanaman hingga hutan itu pohonpohonnya seakan-akan penuh dengan lumut yang selalu mencucurkan air. Suasana
dalam hutan yang demikian amat lembab, berkabut, dari itu hutan tadi sering
disebut hutan lumut atau hutan berkabut (Prawirohartono, 1989).
Lumut hati (Hepaticae) merupakan suatu kelas kecil yang biasanya terdiri
atas tumbuhan berukuran relative kecil yang dapat melakukan fotosintesis,
meskipun selalu bersifat multiseluler dan tampak dengan mata bugil. Lumut hati
dapat dibedakan dalam dua bentuk utama yaitu yang bersifat tipis, pipih, yang
merayap dan cenderung membentuk percabangan berulang kali yang sama besar,
dan yang bersifat mirip kormus, terdiri atas sumbu pokok merayap yang
panjangnya dapat mencapai beberapa inci yang mempunyai bagian-bagian rumit
3
mirip daun. Bagian-bagian yang seperti daun itu hanya setebal satu sel dan tidak
mempunyai rusuk tengah, biasanya tersusun dalam sua baris, terletak pada kedua
sisi sumbu yang biasanya terbaring, dengan biasanya terdapat deretan ketiga yang
terdiri atas cuping-cuping yang lebih kecil di sepanjang sisi bawah sumbunya
(Soeratman, 1999).
2.3 Spirogyra
Spesies tumbuhan yang dikeanl dengan spirogyra berukuran besar, mudah
diidentifikasi, dan mempunyai penyebaran daerah yang luas. Tumbuhan ini
membentuk massa berbentuk hijau cerah dipermukaan kolam. Kemudian benangbenangnya tidak bercabang, benangnya licin bila diraba. Setiap selnya
mengandung sebutir kloroplas. Kloroplas umumnya besar terikat dalam
sitoplasma tepatnya didalam dinding sel. Plastid itu merupakan badan seperti pita
dengan tepi-tepi tidak rata berpilin-pilin dari pangkal sampai ujung sel. Pirenoidpirenoid yang dikelilingi oleh butiran pati terikat dalam plastid. Sitoplasma
mengelilingi vakuola besar dipusat. Nucleus terdapat ditengah-tengah sel yang
dihubung-hubungkan oleh untaian sitoplasma meluas sampai vakuola dan lapisan
sitoplasma ditepi. Dinding lateral sel terdiri dari tiga lapis. Lapisan terluar dari
pektose, dan dua lapisan dalam dari selulose. Spirogyra merupakan fitoplankton
yang berfungsi sebagai makanan ikan. Daerah kaya plankton merupakan daerah
perairan yang kaya ikan. Sebagai prosusen primer, yaitu sebagai penyedia bahan
organic dan oksigen bagi hewan-hewan air, seperti ikan, udang, dan serangga air.
Keberadaan produsen mengundang kehadiran konsumen, predator, dan organism
lain yang membentuk ekosistem perairan (Sutarmi, 1983).
4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum morfologi dan anatomi tumbuhan tingkat rendah dilaksanakan
pada hari Senin, 17 Oktober 2016. Pada pukul 13:00 – 14:30. Bertempat di
Laboratorium Bioteknologi Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan sebagai penunjang kegiatan praktikum adalah
mikroskop elektrik, lup (kaca pembesar), preparat, alat tulis, dan kertas hvs.
Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah spiroghyra, tumbuhan paku dan
tumbuhan lumut.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Disediakan alat dan bahan
2. Dipisahkan jenis spiroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut
3. Dipisahkan tumbuhan paku jenis muda dan dewasa
4. Dipisahkan daun tumbuhan paku yang bersorus dan tidak bersorus
5. Diamati dengan menggunakan mikroskop ataupun lup
6. Digambar hasil pengamatn dikertas hvs
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1.1 Hasil Morfologi dan Anatomi Tumbuhan Tingkat Rendah
No.
1.
Gambar
Keterangan
1. Daun tumbuhan paku dewasa
2. Akar serabut
2.
1. Daun tumbuhan paku muda
2. Akar Rhizoid
3.
1. Daun tumbuhan paku
2. Sorus pada daun tumbuhan paku
4.
1. Daun tumbuhan paku tanpa sorus
5.
1. Sporangium
2. Seta
3. Batang
4. Rhizoid
6
6.
1. Musilaga
2. Dinding sel
3. Membran sel
4. Strand of cytoplasma crossing
vacuole
5. Peripheral
chloroplast
in
perspheral cytoplasm
6. Nukleus susperoid in cetre of cell
7. Single large vacuole
8. Pirenoid
9. Tronoplasma
4.2 Pembahasan
Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki akar, batang dan
daun sejati. Tempat hidupnya di tempat lembab dan terdiri dari banyak sel.
Mempunyai akar semu (rhizoid) yang memiliki fungsi sebagai akar untuk
melekat. Memiliki klorofil dan autotrof. Mengalami pergiliran keturunan
(metagenesis) yaitu gametofit dan sporofit. Berkembang biak dengan spora yang
dihasilkan dari sporangium. Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel
yang terdiri dari selulosa. Selain itu tumbuhan lumut belum terdapat floem
maupun xylem. Daun lumut pada umumnya memiliki tebal satu lapis sel, kecuali
ibu tulang daun yang memilki lebih dari satu sel. Sel-sel daun kecil, sempit
panjang dan mengandung kloroplas. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat
pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. Rhizoid tampat
seperti rambut, berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan
menyerap makanan.
Spirogyra memiliki ciri-ciri yaitu bentuk tubuhnya berfilamen. Setiap sel
memiliki satu atau lebih kloroplas yang memanjang. Kloroplas mengandung
klorofil sehingga member warna hijau. Bentuk kloroplas pada spirogyra adalah
7
berbentuk pita. Inti terletak ditengah. Sitoplasma terbungkus dinding sel.
Sitoplasma pada spirogyra tampak transparan. Spirogyra dapat berkembang biak
secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan fragmentasi
benang-benang yang memungkinkan potongan benang itu untuk tumbuh menjadi
ganggang baru. Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi. Dua filamen
berdekatan akan berhubungan dan membentuk tonjolan-tonjolan. Habitat
spirogyra dapat ditemukan dikolam air tawar yang jernih dalam massa yang
sangat besar, biasanya hidup melayang dipermukaan air.
Tumbuhan paku memilki ciri-ciri yaitu lapisan pelindung se yang terdapat
disekeliling organ reproduksi. Memiliki embrio multiseluler yang terdaat didalam
arkegonium. Lapisan kutikula terdapat pada bagian luar tubuh. Akarnya berupa
rhizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi oleh kaliptra.
Memiliki system transportasi internal yang memiliki fungsi sebagai pengangkut
air dan zat-zat air mineral dari dalam tanah. Daun tumbuhan paku yang masih
muda pada umumnya melingkar atau menggulung. Memiliki jaringan pembuluh
yaitu xylem yang mengangkut air dari akar ke daun dan floem yang mengangkut
zat makanan hasil fotosintesis. Merupakan jenis tumbuhan berkomus yaitu antara
bagian akar, batang dan daunnya sudah dapat dibedakan dengan jelas. Daun
tumbuhan paku ada yang namanya daun sporofil dan daun tropopil. Daun sporofil
yaitu daun yang ada bintik-bintiknya (sorus) yang menghasilkan spora. Dilindungi
oleh lapisan pelindung insidium. Daun tropopil yaitu daun yang tidak ada bintikbintiknya. Daun tropopil untuk berkembang biak sedangkan daun sporofil untuk
berfotosintesis.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pada praktikum kali ini tentang morfologi dan anatomi tumbuhan tingkat
rendah dapat disimpulkan bahwa para praktikan dapat mengumpulkan ciri-ciri
morfologi dan anatomi tumbuhan tingkat rendah yang telah diamati pada
spyroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut. Kemudian para praktikan juga
dapat mengidentifikasikan tumbuhan berdasarkan persamaan ciri morfologi dan
ciri anatomi yang tampak pada spyroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut.
Dan kemudian para praktikan pun dapat mengklasifikasikan tumbuhan
berdasarkan persamaan ciri yang tampak pada spyroghyra, tumbuhan paku dan
tumbuhan lumut.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum berjalan, kita semua harus menjaga
kondusifitas keadaan agar praktikum berjalan dengan aman dan lancar, tidak
merugikan orang lain maupun diri sendiri ketika sedang belajar.
9
DAFTAR PUSTAKA
Alfiandri, Firzha. 2013. Tumbuhan Tingkat Rendah. http://belajarBiologi02.
blogspot.w.id/2013/08/laporan-praktikum-tumbuhan-tingkat.
html?m=. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2016. Pukul 16:17 WIB
Kusman, Khariruddin. Biologi Tumbuhan Paku dan Lumut. http://Varians
makalah.blogspot.co.id/2015/06/laporan-praktikum-biologitentang-morfologi.tumbuhan.html?m=1. Diakses pada tanggal 17 Oktober
2016.Pukul 16:58 WIB
Nurchayati. 2010. Hubungan Kekerabatan Beberapa Spesies Tumbuhan Paku
Familia Polypodiaceae. Jurnal Ilmiah Progressif. Vol 7. No 19. Hal 18
Prawirohartono, Slamet. 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga
Riandri, Henry. 2011. Theory and Application of Biology 1. Solo: Tiga Serangkai
Sayekti, Naniek S.. 2007. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Depok: CV Arya
Duta
Soeratman. 1999. Pengelompokkan Tumbuhan Bryhophyta. Jakarta: Erlangga
10
LAMPIRAN
(a) Tumbuhan Paku
(b) Spirogyra
BIOLOGI UMUM
“MORFOLOGI DAN ANATOMI TUMBUHAN TINGKAT
RENDAH”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Biologi Umum
Disusun Oleh :
Nama
: Kurnia Cahya Ningrum
NIM
: 4442160013
Kelas
: 1B
Kelompok
: 1 (satu)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
segala berkat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya yang tiada kira besarnya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan praktikum biologi ini.
Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada guru
biologi saya yaitu Ibu Dea Sylva Lisnandar, S.Si, M.Si dan juga asisten
laboratorium saya yaitu Delima Maharani dan Anisa Pratiwi yang telah
memberikan dukungan dan kepercayaan kepada saya untuk mengerjakan laporan
ini.
Meskipun saya berharap bahwa laporan yang saya buat ini jauh dari
kekurangan dan kesalahan, namun pasti selalu ada yang kurang dan salahnya.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas
laporan praktikum biologi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih, semoga hasil laporan ini bermanfaat.
Serang, November 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………….…………
i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...
ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………..
iii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………
1
1.2 Tujuan………………………………………………….
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Paku……………………………………….
2
2.2 Tumbuhan Lumut……………………………………..
2
2.3 Spirogyra……………………………………………....
4
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2 Waktu dan Tempat……………………………………..
5
3.2 Alat dan Bahan…………………………………………
5
3.3 Cara Kerja………………………………………………
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil……………………………………………………
6
4.2 Pembahasan…………………………………………...
7
PENUTUP
5.1 Simpulan………………………………………………..
9
5.2 Saran……………………………………………………
9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..
LAMPIRAN
ii
10
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan morfologi dan anatomi tingkat rendah…………... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan (kingdom Plantae) adalah golongan makhluk hidup eukariota
multiseluler yang memiliki kemampuan untuk memberi makan diri sendiri
(autotrof). Mereka memiliki kloroplas yang didalamnya terdapat pigmen klorofil
(kebanyakan mengandung klorofil a dan b serta karotin). Selain itu, tumbuhan
juga memiliki struktur tubuh yang sudah terdiferensiasi membentuk jaringan dan
organ tubuh. Kelompok makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom plantae
antara lain adalah tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji. Dalam
penelitian kali ini, saya hanya akan membahas tumbuhan paku dan tumbuhan
lumut tentang bagaimana pengelompokan-pengelompokan dan proses siklus
hidupnya.
Kingdom Plantae meliputi semua tumbuhan bersel banyak, mulai dari
yang sederhana sampai yang paling kompleks. Sel-selnya bersifat eukariotik,
dinding selnya tersusun atas selulosa, dan bersifat autotrof karena berklorofil.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mengumpulkan ciri-ciri morfologi tumbuhan tingkat rendah
2. Mengumpulkan ciri-ciri anatomi tumbuhan tingkat rendah
3. Mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan persamaan cirri morfologi yang
tampak
4. Mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan persamaan cirri anatomi yang
tampak
5. Mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan persamaan ciri-ciri yang
tampak
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku
(Pteridophyta)
pernah
merajai
vegetasi
zaman
palezoikum periode karbon yang disebut zaman paku. Tumbuhan paku yang
dominan saat itu berbentuk pohon (paku tiang), misalnya Alsophila galuca
(Riandri, 2011).
Tumbuhan paku dapat ditemukan diberbagai habitat, ada yang tumbuh
didaratan yang tanahnya netral, tanah berkapur, tanah asam, dan ada juga yang
hidup diair. Biasanya tumbuhan ini menyukai tempat yang lembab dan teduh.
Adapun ciri-ciri tumbuhan paku yaitu memiliki akar, batang, dan daun sejati,
memilih pembuluh angkut dengan ikatan pembuluh, memiliki klorofil,
berkembang biak dengan spora dan pergiliran keturunan antara fase gametofit dan
vegetative (metagenesis). Tumbuhan paku juga banyak memiliki manfaat bagi
kehidupan manusia sehari-hari antara lain sebagai bahan obat-obatan, sebagai
tanaman hias, sebagai tanaman sayuran, sebagai pupuk hijau dalam pertanian, dan
sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara (Riandri, 2011).
Tumbuhan paku merupakan kormus sejati. Maksud dari kormus sejati
adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang dan daun sejati serta memiliki
pembuluh pengangkut yang terbentang mulai dari akar sampai daun. Tumbuhan
paku disebut kormofita berspora karena dalam perkembangbiakkannya, tumbuhan
paku menghasilkan spora. Tumbuhan paku bersifat kosmopolit (tumbuh dimanamana). Pada umumnya, tumbuhan paku menyukai tempat-tempat yang basah atau
lembab, diatas tanah atau sebagai epifit (menempel pada tumbuhan lain), dan ada
beberapa yang hidup diair, misalnya semanggi (Marsiela crenata), kiambang
(Salvinia natans) dan Azolla pinnata (Sayekti, 2007).
2.2 Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk tumbuhan talus. Tempat hidup
ditanah yang lembab, dipohon, dibatu merah. Lumut mempunyai rhizoid yang
berfungsi untuk pelekat pada substrat dan mengangkut air dan unsur-unsur hara ke
2
seluruh bagian tubuh. Lumut mengalami metagenesis. Organ kelamin jantan
berupa anteredium yang menghasilkan spermatozoid dan organ betina berupa
arkegonium yang menghasilkan ovum. Divisi bryophyte dibagi menjadi 3 classis
yaitu Classis Hepaticopsida (lumut hati), Classis Anthocerotopsida (lumut
tanduk), dan Classis Bryopsida (lumut sejati). Classis Hepaticopsida berbentuk
lembaran, mempunyai rhizoid, hidup ditempat lembab, mengalami metagenesis
antara fase sporofit dan gametofit. Bryopsida hidup ditempat terbuka, batang
tegak bercabang dan berdaun kecil. Reproduksi vegetatif dengan membentuk
kuncup pada cabang batang (Haspara, 2004).
Lumut dapat tumbuh diatas tanah-tanah yang gundul yang periodic
mengalami kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerak pun tumbuhan ini dapat
hidup. Kebayakan dari lumut-lumut daun suka akan tempat-tempat yang basah,
akan tetapi ada pula yang tumbuh ditempat yang kering. Beberapa macam
diantaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan sampai bertahuntahun. Pada tempat yang kering lumut membentuk talus yang berupa bantal atau
gebalan, dan diatas tanah-tanah hutan sering kali merupakan suatu lapisan yang
menyerupai beludru. Dalam hutan-hutan dipegunungan daerah tropic batangbatang dan cabang-cabang pohon penuh dengan lumut yang menempel berupa
bantalan atau bergantungan dari semua bagian tanaman hingga hutan itu pohonpohonnya seakan-akan penuh dengan lumut yang selalu mencucurkan air. Suasana
dalam hutan yang demikian amat lembab, berkabut, dari itu hutan tadi sering
disebut hutan lumut atau hutan berkabut (Prawirohartono, 1989).
Lumut hati (Hepaticae) merupakan suatu kelas kecil yang biasanya terdiri
atas tumbuhan berukuran relative kecil yang dapat melakukan fotosintesis,
meskipun selalu bersifat multiseluler dan tampak dengan mata bugil. Lumut hati
dapat dibedakan dalam dua bentuk utama yaitu yang bersifat tipis, pipih, yang
merayap dan cenderung membentuk percabangan berulang kali yang sama besar,
dan yang bersifat mirip kormus, terdiri atas sumbu pokok merayap yang
panjangnya dapat mencapai beberapa inci yang mempunyai bagian-bagian rumit
3
mirip daun. Bagian-bagian yang seperti daun itu hanya setebal satu sel dan tidak
mempunyai rusuk tengah, biasanya tersusun dalam sua baris, terletak pada kedua
sisi sumbu yang biasanya terbaring, dengan biasanya terdapat deretan ketiga yang
terdiri atas cuping-cuping yang lebih kecil di sepanjang sisi bawah sumbunya
(Soeratman, 1999).
2.3 Spirogyra
Spesies tumbuhan yang dikeanl dengan spirogyra berukuran besar, mudah
diidentifikasi, dan mempunyai penyebaran daerah yang luas. Tumbuhan ini
membentuk massa berbentuk hijau cerah dipermukaan kolam. Kemudian benangbenangnya tidak bercabang, benangnya licin bila diraba. Setiap selnya
mengandung sebutir kloroplas. Kloroplas umumnya besar terikat dalam
sitoplasma tepatnya didalam dinding sel. Plastid itu merupakan badan seperti pita
dengan tepi-tepi tidak rata berpilin-pilin dari pangkal sampai ujung sel. Pirenoidpirenoid yang dikelilingi oleh butiran pati terikat dalam plastid. Sitoplasma
mengelilingi vakuola besar dipusat. Nucleus terdapat ditengah-tengah sel yang
dihubung-hubungkan oleh untaian sitoplasma meluas sampai vakuola dan lapisan
sitoplasma ditepi. Dinding lateral sel terdiri dari tiga lapis. Lapisan terluar dari
pektose, dan dua lapisan dalam dari selulose. Spirogyra merupakan fitoplankton
yang berfungsi sebagai makanan ikan. Daerah kaya plankton merupakan daerah
perairan yang kaya ikan. Sebagai prosusen primer, yaitu sebagai penyedia bahan
organic dan oksigen bagi hewan-hewan air, seperti ikan, udang, dan serangga air.
Keberadaan produsen mengundang kehadiran konsumen, predator, dan organism
lain yang membentuk ekosistem perairan (Sutarmi, 1983).
4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum morfologi dan anatomi tumbuhan tingkat rendah dilaksanakan
pada hari Senin, 17 Oktober 2016. Pada pukul 13:00 – 14:30. Bertempat di
Laboratorium Bioteknologi Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan sebagai penunjang kegiatan praktikum adalah
mikroskop elektrik, lup (kaca pembesar), preparat, alat tulis, dan kertas hvs.
Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah spiroghyra, tumbuhan paku dan
tumbuhan lumut.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Disediakan alat dan bahan
2. Dipisahkan jenis spiroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut
3. Dipisahkan tumbuhan paku jenis muda dan dewasa
4. Dipisahkan daun tumbuhan paku yang bersorus dan tidak bersorus
5. Diamati dengan menggunakan mikroskop ataupun lup
6. Digambar hasil pengamatn dikertas hvs
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1.1 Hasil Morfologi dan Anatomi Tumbuhan Tingkat Rendah
No.
1.
Gambar
Keterangan
1. Daun tumbuhan paku dewasa
2. Akar serabut
2.
1. Daun tumbuhan paku muda
2. Akar Rhizoid
3.
1. Daun tumbuhan paku
2. Sorus pada daun tumbuhan paku
4.
1. Daun tumbuhan paku tanpa sorus
5.
1. Sporangium
2. Seta
3. Batang
4. Rhizoid
6
6.
1. Musilaga
2. Dinding sel
3. Membran sel
4. Strand of cytoplasma crossing
vacuole
5. Peripheral
chloroplast
in
perspheral cytoplasm
6. Nukleus susperoid in cetre of cell
7. Single large vacuole
8. Pirenoid
9. Tronoplasma
4.2 Pembahasan
Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki akar, batang dan
daun sejati. Tempat hidupnya di tempat lembab dan terdiri dari banyak sel.
Mempunyai akar semu (rhizoid) yang memiliki fungsi sebagai akar untuk
melekat. Memiliki klorofil dan autotrof. Mengalami pergiliran keturunan
(metagenesis) yaitu gametofit dan sporofit. Berkembang biak dengan spora yang
dihasilkan dari sporangium. Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel
yang terdiri dari selulosa. Selain itu tumbuhan lumut belum terdapat floem
maupun xylem. Daun lumut pada umumnya memiliki tebal satu lapis sel, kecuali
ibu tulang daun yang memilki lebih dari satu sel. Sel-sel daun kecil, sempit
panjang dan mengandung kloroplas. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat
pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. Rhizoid tampat
seperti rambut, berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan
menyerap makanan.
Spirogyra memiliki ciri-ciri yaitu bentuk tubuhnya berfilamen. Setiap sel
memiliki satu atau lebih kloroplas yang memanjang. Kloroplas mengandung
klorofil sehingga member warna hijau. Bentuk kloroplas pada spirogyra adalah
7
berbentuk pita. Inti terletak ditengah. Sitoplasma terbungkus dinding sel.
Sitoplasma pada spirogyra tampak transparan. Spirogyra dapat berkembang biak
secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan fragmentasi
benang-benang yang memungkinkan potongan benang itu untuk tumbuh menjadi
ganggang baru. Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi. Dua filamen
berdekatan akan berhubungan dan membentuk tonjolan-tonjolan. Habitat
spirogyra dapat ditemukan dikolam air tawar yang jernih dalam massa yang
sangat besar, biasanya hidup melayang dipermukaan air.
Tumbuhan paku memilki ciri-ciri yaitu lapisan pelindung se yang terdapat
disekeliling organ reproduksi. Memiliki embrio multiseluler yang terdaat didalam
arkegonium. Lapisan kutikula terdapat pada bagian luar tubuh. Akarnya berupa
rhizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi oleh kaliptra.
Memiliki system transportasi internal yang memiliki fungsi sebagai pengangkut
air dan zat-zat air mineral dari dalam tanah. Daun tumbuhan paku yang masih
muda pada umumnya melingkar atau menggulung. Memiliki jaringan pembuluh
yaitu xylem yang mengangkut air dari akar ke daun dan floem yang mengangkut
zat makanan hasil fotosintesis. Merupakan jenis tumbuhan berkomus yaitu antara
bagian akar, batang dan daunnya sudah dapat dibedakan dengan jelas. Daun
tumbuhan paku ada yang namanya daun sporofil dan daun tropopil. Daun sporofil
yaitu daun yang ada bintik-bintiknya (sorus) yang menghasilkan spora. Dilindungi
oleh lapisan pelindung insidium. Daun tropopil yaitu daun yang tidak ada bintikbintiknya. Daun tropopil untuk berkembang biak sedangkan daun sporofil untuk
berfotosintesis.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pada praktikum kali ini tentang morfologi dan anatomi tumbuhan tingkat
rendah dapat disimpulkan bahwa para praktikan dapat mengumpulkan ciri-ciri
morfologi dan anatomi tumbuhan tingkat rendah yang telah diamati pada
spyroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut. Kemudian para praktikan juga
dapat mengidentifikasikan tumbuhan berdasarkan persamaan ciri morfologi dan
ciri anatomi yang tampak pada spyroghyra, tumbuhan paku dan tumbuhan lumut.
Dan kemudian para praktikan pun dapat mengklasifikasikan tumbuhan
berdasarkan persamaan ciri yang tampak pada spyroghyra, tumbuhan paku dan
tumbuhan lumut.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum berjalan, kita semua harus menjaga
kondusifitas keadaan agar praktikum berjalan dengan aman dan lancar, tidak
merugikan orang lain maupun diri sendiri ketika sedang belajar.
9
DAFTAR PUSTAKA
Alfiandri, Firzha. 2013. Tumbuhan Tingkat Rendah. http://belajarBiologi02.
blogspot.w.id/2013/08/laporan-praktikum-tumbuhan-tingkat.
html?m=. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2016. Pukul 16:17 WIB
Kusman, Khariruddin. Biologi Tumbuhan Paku dan Lumut. http://Varians
makalah.blogspot.co.id/2015/06/laporan-praktikum-biologitentang-morfologi.tumbuhan.html?m=1. Diakses pada tanggal 17 Oktober
2016.Pukul 16:58 WIB
Nurchayati. 2010. Hubungan Kekerabatan Beberapa Spesies Tumbuhan Paku
Familia Polypodiaceae. Jurnal Ilmiah Progressif. Vol 7. No 19. Hal 18
Prawirohartono, Slamet. 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga
Riandri, Henry. 2011. Theory and Application of Biology 1. Solo: Tiga Serangkai
Sayekti, Naniek S.. 2007. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Depok: CV Arya
Duta
Soeratman. 1999. Pengelompokkan Tumbuhan Bryhophyta. Jakarta: Erlangga
10
LAMPIRAN
(a) Tumbuhan Paku
(b) Spirogyra