LAPORAN PRAKTIKUM K3 HIGIENE DAN SANITAS

LAPORAN PRAKTIKUM K3
‘‘HIGIENE DAN SANITASI’’

DI SUSUN OLEH :
FINDA ARUM KUSUMA .W
(1711050034)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018

A. Tujuan
Tujuan dari acara praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara menjaga hygiene dan sanitasi orang yang bekerja di
laboratorium, serta hygiene dan sanitasi laboratorium.
2. Untuk mencegah penyakit.
3. Untuk mengetahui APD yang digunakan di laboratorium
B. Dasar Teori
Kata Higiene berasal dari Bahasa Yunani "hygieine" (artinya healthfull =
sehat), seorang nama dewi kesehatan Yunani (Hygieia). Beberapa definisi

Higiene adalah:
a. Higiene adalah seluruh kondisi atau tindakan untuk meningkatkan kesehatan
(a condition or practice which promotes good health).
b. Higiene adalah tindakan-tindakan pemeliharaan kesehatan (the maintanance
of healthfull practices)
c. Higiene adalah ilmu yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan (the sciene concerned with the prevention of illness
and maintanance of health).( Astuti, Yuli Budi, 2006).
Pengertian higiene saat ini terkait teknologi mengacu kepada kebersihan
(cleanliness). Higiene juga mencakup usaha perawatan kesehatan diri (higiene
personal), yang mencakup juga perlindungan kesehatan akibat pekerjaan. (Astuti,
Yuli Budi, 2006).
1.

Definisi hygiene laboratorium
Higiene laboratorium adalah suatu usaha kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan di dalam laboratorium, agar suatu
laboratorium layak digunakan untuk kegiatan pemeriksaan, penelitian atau

kegiatan lainya sehingga tidak mempengaruhi aktifitas tenaga kerja maupun

hasil penelitian yang dilakukan didalamnya.
2.

Ruang lingkup hygiene
a. Hygiene personal
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang.Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi
oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di
antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena
kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika
hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Personal Higiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan higiene berarti sehat jadi higiene personal adalah suatu
usaha perawatan diri untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan
diri seseorang baik untuk kesehatan fisik maupun psikis.
b. Higiene umum
Higiene


umum

adalah

Usaha

kesehatan

pencegahan

yang

menitikberatkan pada usaha kesehatan perorangan di lingkungan umum,
seperti di pasar atau supermarket, lingkungan kerja (kantor, rumah sakit,
dan laboratorium).( Astuti, Yuli Budi, 2006).
Sanitasi menurut Ehlers' & Steel (1958) Adalah usaha-usaha pengawasan
yang ditunjukan terhadap faktor -faktor lingkungan yang dapat merupakan
mata rantai penularan penyakit.
Sanitasi oleh WHO didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengawasi

beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama

teerhadap

hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik,

kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Sanitasi tempat-tempat umum ialah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya/penularannya suatu penyakit.
Sanitasi dan Hygiene lingkungan menurut SK Dirjen Par 1988 adalah
sanitasi dan Hygiene yang melingkup perorangan, makanan dan minuman serta
lingkungan.
Dari pengertian di atas, hygiene dan sanitasi menyangkut ilmu kesehatan
dan kebersihan lingkungan agar dapat hidup sehat dimanapun berada (keluarga,
tempat kerja, dan masyarakat pada umumnya) (Sudjana. 1992).
1.

Definisi sanitasi laboratorium
Usaha pencegahan atau pengawasan terhadap lingkungan laboratorium

yang mungkin dapat memberikan akibat yang merugikan kesehatan jasmani
dan kelangsungan hidupnya.

2. Ruang lingkup sanitasi
a. Sanitasi air
Sanitasi air adalah upaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan air
dari pembuangan limbah manusia untuk menjamin terwujudnya kondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan.
b. Sanitasi lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan
hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini
akan menjaga dan meningkatan kesehatan manusia.
(Asmawidjaja,T.1999)
3. Bahan sanitasi dan pembersih.

Beberapa tindakan sanitasi khususnya ditujukan kepada pencegahan
penularan penyakit dengan mengurangkan kemungkanan tersebarnya
penyakit-penyakit, yakni:
a.


Desinfeksi
Tindakan membebaskan sesuatu benda dari kuman-kuman yang
berwujud vegetatif dengan memakai bahan-bahan kimiawi. Bahan
kimiawi demikian disebut desinfektan. Desinfektan memiliki daya
untuk mematikan (bakterisid) bentuk-bentk vegetatif kuman, tetapi
mempengaruhi spora.

b.

Antiseptis
Tindakan untuk membebaskan jaringan-jaringan tubuh secara setempat
(lokal) dari kuman-kuman patogen, sehingga kemungkina terjadinya
sepsis (keracunan darah karena penyebaran bibit penyakit ke dalam
darah) tidak ada. Untuk tujuan ini digunakan zat-zat kimiawi yang
berdaya menahan pertumbuhan bibit penyakit (bakteristatik) dan
disebut zatantiseptik. Penggunaan zat-zat antiseptik pada permukaan
kulit kadang-kadang secara kurang tepat disebut "desinfeksi kulit"

c.


Asepsis
Tindakan/cara untuk meniadakan kemungkinan terjadinya sepsis,
misalnya dengan menggukakan alat-alat yang suci hama, sarung tangan/
pakaian yang suci hama, bekerja dalam ruangan yang disucihamakan.

d.

Sterilisasi
Tindakan mensucihamakan sesuatu benda dengan mematikan semua
bibit penyakit, baik yang vegetatif begitu juga yang berbentuk spora,
patogen atau nonpatogen, yang terdapat pada benda tadi. Alat yang
berguna untuk mensterilkan disebut sterilisator.

e.

Sanitasi Alat dan ruang laboratorium

Tindakan-tindakan sanitasi yang dikerjakan di laboratorium diarahkan
kepada kebersihan ruang dan peralatan laboratorium dengan desinfeksi

lantai, saniter dan sebagainya memakai larutan zat-zat golongan kresol
dan

fenol

yang

di

sini

dikenal

sebagai

lisol

dan

(Asmawidjaja,T.1999)


C. Alat dan Bahan
1. Alat
-

Kacamata

-

Masker

-

Jas laboratorium

-

Handscoon

-


Sepatu laboratorium

-

Bolpoint

-

Buku

-

Hp

2. Bahan
-

Handwash


-

Alkhohol 70%

-

Hand sanitizer

D. Cara Kerja
1. Hal apa yang dilakukan untuk menjaga hygiene dan diri saat bekerja di
laboratorium.
2. Hal apa yang dilakukan untuk menjaga hygiene laboratorium.

karbol.

3. Perhatikan berbagai bahan yang dapat digunakan sebagai desinfeksi dan
antseptik, sebutkan fungsi dan cara menggunakan masing-masing bahan
tersebut.
4. Sanitasi yang dilakukan untuk menjaga kebersihan laboratorium.
E. Hasil Pengamatan
a. Fungsi Desinfeksi dan Sanitasi
- Untuk menghindarkan tubuh dari mikroorganisme yang berbahaya.
- Untuk mencegah terjadinya infeksi.
- Untuk mencegah konstaminasi organisme.
- Untuk mencegah konstaminasi terhadap bahan-bahan yang dilakukan
biakan murni.
- Untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan.
b. APD (Alat Pelindung Diri)
No
.
1.

Nama APD
Jas laboratorium

Gambar

Keterangan
Untuk
perlindungan dari
cairan kimia,
mencegah
terjadinya
konstaminasi.

2.

Masker

Melindungi
mikroorganisme
dari pernafasan.

3.

Kacamata

Melindungi mata
dari percikan zat
kimia berbahaya.

4.

Handgloves

Melindungi tangan
dari iritasi atau
infeksi zat kimia
berbahaya.

5.

Sepatu laboratorium

Melindungi kaki
dari tumpahan
larutan.

c. Desinfeksi dan Antseptik
No

Nama

Desinfeksi/Antseptik

Kegunaan

.
1.

Handwash

Antiseptik

Menghilangkan atau

2.

Hand sanitizer

Antiseptik

membunuh kuman.
Membunuh kuman,
baik vegetative atau
spora yang

3.

Alkhohol 70%

Desinfeksi

pathogen.
Untuk mensterilkan
meja kerja atau
LAF.

F. Pembahasan
Laboratorium adalah tempat yang dilengkapi dengan peralatan dan reagen
untuk melakukan percobaan keilmuan, penyelidikan, dan pengujian ilmiah
terhadap produk dan proses. Laboratorium terdapat di sekolah dan universitas,
lembaga riset pemerintah maupun swasta, dan industry. Laboratorium sesuai
dengan bidang keilmuwannya terdapat laboratorium kimia, fisika, biologi, bahasa
dan lain-lainnya. Berkat adanya laboratorium manusia menemukanberbagai hal
baru dalam dunia ilmu. Laboratorium juga merupakan tempat berlatih para
ilmuwan muda. Penemuan dari laboratorium, setelah lewat laboratorium
pengembangan dan proyek perintis, akhirnya muncul di pasar sebagi bendabenda yang dapat dibeli oleh masyarakat.(Sugiyono. 2001).
Hygiene adalah suatu usaha kegiatan pencegahan yang menitik beratkan
usahanya pada kegiatan-kegiatan yang mendukung kebersihan, kesehatan, dan
keselamatan jasmanimaupun rohani manusia dan juga lingkungan hidup
sekitarnya.( Mariana, Rina, 2003).
1.

Tindakan higiene personal di laboratorium
Contoh tindakan higiene personal dilaboratorium :

 Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan penelitian.
Contohnya : sarung tangan, masker, jas laboratorium, alas kaki tertutup,
dll.
 Tidak makan atau minum di dalam laboratorium.
 Tidak meletakkan zat-zat berbahaya di sembarang tempat.
 Tidak memegang alat yang menggunakan arus listrik saat tangan basah.

 Mencuci tangan dan menggunakan antiseptik sesering mungkin,setelah
bekerja dan sebelum makan.



Mensterilkan ohsatau alat-alat yang digunakan setelah selesaibekerja.

 Tidak memakai perhiasan atau melepas perhiasan karena akan
menimbulkan kontaminasi mikrobiologis secara tidak langsung atau
kontaminasi fisik.
Tujuan personal hygiene
-

Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

-

Memelihara kebersihan diri seseorang.

-

Memperbaiki higiene personal yang kurang.

-

Mencegah penyakit

2. Tindakan higiene umum di laboratorium.
a) Dilarang merokok.
-

Rokok dapat bereaksi dengan bahan kimia yang udah terbakar.

-

Rokok dapat terkonstaminasi mikroba yang terdapat dalam sampel
pemeriksaan.

-

Mengganggu kenyamanan pasien maupun petugas laboratorium lainya.

b) Setelah melakukan pemeriksaan meja praktikum dibersihkan menggunakan
desinfektan (kreolin) peralatan disterilkan.
c) Menggunakan inkas ketika melakukan pemeriksaan bakteriologi agar
mencegah percikan droplet.
d) Meletakan sampel pada tempatnya, sehingga tidak membahayakan petugas
laboratorim yang lainnya.
e) Menyimpan reagen-reagen yang berpotensi bahaya bagi kesehatan maupun
keamanan laboratorium pada tempatnya.( Mariana, Rina, 2003)
Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik
manusia

yang

mempengaruhi

atau

dipengaruhi,

sehingga

merugikan

perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.(Mukono, H.J. 2004)
Secara garis besar perbedaan antara higiene dan sanitasi terletak pada hal
bahwa higiene lebih mengarahkan keaktifannya kepada manusia (perseorangan

ataupun masyarakat umum), sedangkan sanitasi lebih menitikberatkan
pengendalian faktor-faktor lingkungan hidup manusia.(Mukono, H.J. 2004)
1. Tindakan sanitasi lingkungan
Contoh lingkungan yang perlu menjadi perhatian tingkat sanitasinya oleh
seorang analis kesehatan yang bertugas sebagai pelaksana/penyelia teknis
operasional di laboratorium kesehatan maupun sebagai penyuluh dalam
bidang laboratorium kesehatan, adalah:
a) Kolam renang Kolam renang yang ideal adalah yang memenuhi syaratsyarat antara lain:
-

Keamanan

-

kebersihan

b) Fasilitas yang brhubungan dengan sanitasi dan kesehatan/kebersihan
adalah:
-

WC umum

-

Tempat sampah

-

Sistem pengamanan baik tangga, tangga berjalan, dan lift serta
bahaya kebakaran

-

Kebersihan/sistem drainase dari rumah makan

2. Tindakan sanitasi lingkungan di laboratorium
a. Melakukan pengolahan terhadap limbah laboratorium yang dapat .
berasal dari berbagai sumber :
-

Bahan baku yang sudah kadaluarsa

-

Bahan habis pakai ( medium perbenihan yang tidak terpakai )

-

Produk proses di dalam laboratorium ( misal sisa spesimen )

-

Produk upaya penanganan limbah ( misal jarum suntik sekali pakai
setelah di autoclave )

b. Melakukan sterilisasi ruangan. (Putu sudiara, Bagus. 1996).
3. Manfaat sanitasi lingkungan

Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga dan
memperhatikan sanitasi di lingkungan laboratorium kesehatan misalnya:
-

Mencegah penyakit menular.

-

Mencegah kecelakaan kerja.

-

Menghindari pencemaran.

-

Mengurangi jumlah presentase sakit di tempat kerja.

-

Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman.(Putu sudiara, Bagus.
1996).

Bagi seorang pekerja dan perusahaan, keselamatan kerja menjadi hal utama.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 ini juga diatur dalam Undang-undang
Ketenagakerjaan. Perusahaan dan pekerja sama-sama harus mengetahui tentang
keselamatan kerja sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya dengan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan standarisasi.
(Reksosubroto, Subagio. 1991).
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan
oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan.
APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal Protective
Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE terebut, maka
setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya.
Sebagai contoh, proteksi telinga (hearing protection) yang melindungi telinga
pemakainya dari transmisi kebisingan, masker dengan filter yang menyerap dan
menyaring kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang memberikan
perlindungan pemakainya dari kontaminisasi bahan kimia.(Reksosubroto,
Subagio. 1991)
Beberapa alat-alat yang digunakan pada pengguna laboratorium tersebut,
diantaranya :
 Perlindungan Tubuh

Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung
tubuh. Hal ini dimaksud untuk melindungi tubuh dari tumpahan bahan kimia
atau api sebelum mengenai kulit pemakainya. Selain itu, pelindung tubuh ini
juga melindungi tubuh dari temperatur yang ekstrim, cuaca buruk, bahan
kimia atau serpihan metal, semprotan dari tekanan yang bocor, tabrakan atau
tertusuk, kontaminasi debu, dan lain-lain.
 Perlindungan Mata
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan
pelindung mata. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dari kecelakaan
sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara
umum perlindungan mata terdiri dari:
- Kacamata pelindung atau kacamata Safety
- Faceshield
- Visor
- Goggle
 Perlindungan Kaki
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan
pelindung kaki. Hal ini dimaksud untuk melindungi kaki dari basah,
electrostatic build-up, terpeleset, terpotong dan tertusuk, benda berjatuhan,
percikan zat kimia dan besi, abrasi. Secara umum alat perlindungan pada kaki
terdiri dari :
- Sepatu dan bot safety dengan pelindung jari kaki dan telapak sepatu yang
anti tusuk
- Celana Panjang
 Pelindung tangan
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan
pelindung tangan. Hal ini dimaksud untuk melindungi tangandari memar,
temperatur yang ekstrim, terpotong dan tertusuk, terbentur atau terpukul, zat

kimia, tersetrum, infeksi kulit, sakit atau kontaminasi. Secara umum
pelindung tangan terdiri dari:
-

Gloves

-

Gauntlets

-

Mitts

-

Wristcuffs

-

Armlets

 Perlindungan pernafasan
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan
pelindung hidung atau pernafasan.Kontaminasi bahan kimia yang paling
sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali
partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan
pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan
kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para
pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai
didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa
jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang
berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki
masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi,
maka filter tersebut harus diganti.Secara umum alat perlindungan pada hidung
atau pernafasan adalah :
-

Masker atau respirator pakai buang

-

Full atau half respirator

-

Breathing apparatus
(Subana, M. Mursetyo Rahadi,2000).

Antiseptik dan desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk
menginaktivasi/membunuh mikroorganisme patogen yang dapat menginfeksi

manusia atau binatang, dan telah digunakan secara luas baik di rumah sakit
maupun di sarana kesehatan lainnya dengan tujuan penggunaan secara topical
maupun untuk aplikasi pada permukaan.( Sudrajat. 2000).
Antiseptik adalah zat untuk mencegah pertumbuhan bakteri, untuk
mengobati infeksi kulit, dan untuk mendisinfeksi luka. Antiseptik berguna dalam
menghambat pertumbuhan kuman yang terdapat pada jaringan yang hidup seperti
di atas. ( Sudrajat. 2000)
Desinfeksi adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda
mati.( Sudrajat. 2000)
Antiseptik dan desinfeksi memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membunuh
atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, penggunaan antiseptic ditujukan
untuk aplikasi pada kulit atau jaringan hidup, dan sebaliknya untuk desinfektan
ditujukan untuk aplikasi pada permukaan/objek yang tidak hidup. Dan secara
garis

besar,

mikobakterisida,

desinfektan,

termasuk

tuberkulosida,

bakterisida,

sporisida,

sterilants

fungisida,
atau

kombinasinya.

( Sudrajat. 2000)
Bahan antiseptik dan desinfeksi, harus memiliki sifat-sifat berikut :
-

Stabilitas kimia

-

Ekonomis

-

Tidak berwarna, dengan warna dan bau diterima.

-

Bakterisida, tidak hanya statis tetapi mampu menghancurkan spora .

-

Spektrum kerja yang lebih luas .
 Antiseptik juga harus :
-

virusida,

Aksi yang cepat dan aksi mematikan yang berkelanjutan.

-

Tidak menyebabkan iritasi pada jaringan ketika digunakan.

-

Non-alergi terhadap subjek.

-

Tidak ada toksisitas sistemik (Tidak diserap).

-

Tetap Aktif , dengan adanya cairan tubuh misalnya : darah & nanah.

 Desinfektan juga harus :
-

Non-korosif

-

Mampu berpenetrasi dengan baik

-

Kompatibel dengan senyawa organik lain seperti sabun.
(Widyati, Retno, 2002)

Macam-macam desinfeksi dan antiseptik yang digunakan pada praktikum
hygiene dan sanitasi :
 Alkhohol
Alkohol merupakan antiseptik yang kuat, yang akan membunuh
kuman yang terkena dengan cepat. Para tenaga medis biasanya
menggunakan alkohol sebelum melakukan tindakan seperti suntik dan
infus. Tetapi jarang digunakan pada bagian luka bakar karena
menimbulkan rasa sakit.
 Sabun antibakteri
Untuk menghilangkan kotoran dan meminimalkan kuman di tangan
dengan air yang mengalir dan dapat dilakukan dengan menambahkan
bahan-bahan tertentu. Mencuci tangan dapat mencegah lebih dari 1 juta
kematian per tahun karena masalah diare, sementara mencuci tangan
dengan sabun dapat mengurangi diare hingga 47%.
 Hand sanitizer
Hand

Sanitizer adalah

cairan

pembersih

tangan

yang

tidak

memerlukan air untuk membilasnya. sebagai antiseptik untuk membunuh
virus dan bakteri. Sanitizer adalah produk yang mengurangi jumlah
mikroorganisme yang ada secara signifikan, misalnya, penurunan 3

log10 (99,9%) atau lebih, atau tingkat yang dapat diterima yang ditetapkan
oleh otoritas kesehatan federal atau provinsi.
(Widyati, Retno, 2002)
G. Kesimpulan
-

Hygiene dan sanitasi menyangkut ilmu kesehatan dan kebersihan
lingkungan agar dapat hidup sehat dimanapun berada (keluarga, tempat
kerja, dan masyarakat pada umumnya).

-

Alat pelindung diri yang digunakan pada pengguna laboratorium yaitu
pelindung tubuh, pelindung mata, pelindung kaki, pelindung tangan, dan
pelindung pernafasan.

-

Tindakan higiene personal di laboratorium contohnya Menggunakan alat
pelindung diri (APD) saat melakukan penelitian, Tidak makan atau
minum di dalam laboratorium, Tidak meletakkan zat-zat berbahaya di
sembarang tempat.

DAFTAR PUSTAKA
-

Asmawidjaja, Tatang, 1999. Dasar-dasar K3. Bandung: Sekolah Menengah
Kejuruan Sandhy Putra.

-

Astuti, Yuli Budi, 2006. Modul Prosedur Sanitasi Dan Higiene Di Tempat
Kerja. Jakarta: tinggi DKI

-

Mariana, Rina, 2003. Hygiene Sanitasi dan K3. Jakarta: Erlangga

-

Mukono, H.J. 2004. Higiene Sanitasi di laboratorium. Surabaya: Airlangga
University Press

-

Putu sudiara, Bagus. 1996. Hygiene dan sanitasi di lingkungan. Jakarta:
Depdikbud.

-

Reksosubroto, Subagio. 1991. Dasar-dasar praktikum K3. Jakarta: UI Press.

-

Subana, M. Mursetyo Rahadi, 2000. Macam-macam Alat Pelindung Diri.
Jakarta: Erlangga

-

Sudjana. 1992. Buku pedoman K3. Bandung: Tarsito

-

Sudrajat. 2000. Antiseptik dan Desinfeksi . Bandung: CV Pustaka Setia.

-

Sugiyono. 2001.Higiene dan sanitasi laboratorium. Bandung: Alfabeta

- Widyati, Retno dan Yuliarsih. 2002. Antiseptik dan Desinfeksi. Jakarta:
Grasindo.

H. Lampiran

Kacamata

Masker

Handwash

Handscoon

Hand sanitizer

Jas laboratorium

Pelindung kaki