PENGARUH VARIABEL DEMOGRAFIS KONSUMEN TE

JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN BISNIS DAN
SEKTOR PUBLIK (JAMBSP)

ISSN 1829 – 9857

PENGARUH VARIABEL DEMOGRAFIS KONSUMEN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK
(Studi Pada Deterjen Merk Soklin Di Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan)

Yahya
yahya@gmail.com
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
The objectives of this research is to know if the variables of education, occupation,
income, and family size have impact on the decision to buy soklin detergent. This
research is the correlational study, a research that is designed to determine the degree of
relation of different variables in a population. The result of determination coefficient
(R2) is 0.713. it indicates that the contribution of the education variable (X1), occupation
(X2), income (X3), and family size (X4) to the decision of purchase (Y) is as big as 71.3%,
meanwhile the rest 26.7% is influenced by other variables. The result of F-test is 40.284

with the level of probability 0.000, because the value of probability is bigger than 0.05,
so regression model can be used to predict the decision of purchase or it can be said that
the independent variable have impact on the decision to purchase soklin detergent. The
result of t-test indicates that the income variable(X3) is significant with the consumers’
decision to purchase. It can be seen at the value of the probability of significance 0.000 <
0.05. calculated t-value is bigger than t-table (5.423 > 1.667), and gives influence toward
the decision of purchase (Y) as big as 31.1 %. The variable of income is the most
dominant variable in influencing the decision to buy soklin.
Keywords: education variable, occupation, income, family size, the decision of purchase.

PENDAHULUAN
Kegiatan pemasaran pada intinya adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli
barang atau jasa disaat mereka membutuhkan. Oleh karena itu penting bagi seorang
pemasar untuk mengetahui bagaimana konsumen dapat tertarik pada produk yang
ditawarkan sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen melalui
penyampaian produk yang dihasilkan perusahaan sebagai upaya untuk mencapai tujuan
perusahaan. Keberhasilan pemasaran suatu produk diantaranya ditentukan oleh
bagaimana tanggapan konsumen (perilaku konsumen) terhadap produk itu sendiri. Ketika
seorang konsumen menginginkan produk tertentu, maka sebagai seorang pemasar harus


Pengaruh Variabel Demografis Konsumen....... (Yahya)

23

bisa memahami tentang keniginan dan kebutuhan mengenai produk tersebut. Menurut
Engel F James, dkk (1999:45) bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termaksuk proses keputusan yang mendahului dan meyusuli tindakan ini, sedangkan
Kotler dan Amstrong (2006) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen sebagai perilaku
pembelian konsumen akhir, baik individu mapun rumah tangga yang membeli produk
untuk konsumsi personal. Dari kedua definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa : a) perilku
konsumen berkaitan langsung dengan perilaku individu dan perilaku rumah tangga; b)
perilaku konsumen berkaitan dengan proses sebelum pengambilan keputusan sampai
terjadinya pembelian dan penggunaan produk; dan c) memahami perilaku konsumen
berarti mengetahui hal-hal yang terkait pengambilan keputusan pembelian seperti :
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, alasan-alasan pembelian, jumlah
pembelian dan siapa yang berperan dalam pengambilan keputusan pembelian.
Kotler dan Kevin Lance (2008) menyebutkan terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: a) faktor budaya yang terdiri atas budaya, sub
budaya dan kelas sosial; b) faktor sosial yang mempengaruhi meliputi kelompok acuan,

peran dan status; c) faktor pribadi seperti usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri; dan d) faktor psikologis seperti
motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap, dengan memahami semua faktor
tersebut di atas akan dapat memberikan isyarat bagaimana cara membuat orang menjadi
konsumen dan melayani konsumen tersebut secara lebih efektif.
Untuk dapat memahami perilaku konsumen dengan baik, maka perusahaan perlu
mengidentifikasi segmen pasar mana yang perlu dilayani sesuai dengan karakteristik dari
konsumen yang dihadapi. Menurut Kotler dan Kevin Lance (2008) terdapat dua
kelompok variabel utama yang digunakan secara luas untuk melakukan segmentasi pasar
konsumen, yaitu a) segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unitunit geografis; b) segmentasi demografis, pasar akan dibagi menjadi kelompok-kelompok
seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan,
pekerjaan, pendidikan, generasi dan kelas sosial; c) segmentasi psikografis, dalam
segmentasi ini para pembeli akan dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan
gaya hidup atau kepribadian dan nilai.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian dengan melihat pada segmentasi demografis
konsumen, sedangkan produk yang menjadi obyek penelitian ini adalah produk deterjen
merk Soklin, tentu saja yang menjadi sasaran pengguna produk ini adalah kaum wanita
atau ibu-ibu rumah tangga.
Studi tentang keluarga dan hubungannya mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah

sangat penting tetapi kerap kali diabaikan dalam analisis perilaku konsumen (Engel F

24

JAMBSP Vol. 8 No. 1 – Oktober 2011: 23 – 40

James, dkk:1994), menurutnya ada dua alasan yaitu: 1) banyak produk dibeli oleh
konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga; dan 2) bahkan ketika pembelian
dibuat oleh individu, kepetusan pembelian individu yang bersangkutan mungkin sangat
dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Dari pendapat tersebut, maka peran ibu
rumah tangga dalam menentukan dan memilih produk kebutuhan sehari-hari
kemungkinan dipengaruhi faktor-faktor demografis seperti keluarga, referensi kelompok,
pendidikan, penghasilan, pekerjaan, dan kelas sosial. Oleh karena itu penelitian ini
mencoba untuk menganalisis faktor-faktor demografis yang mempengarui keputusan
pembelian produk deterjen merk soklin.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1). Apakah variabel pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan ukuran keluarga mempunyai
pengaruh terhadap keputusan pembelian diterjen merek soklin ?. 2). Variabel manakah
yang paling dominan dalam penelitian ini yang mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian deterjen merek Soklin.?

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1). Untuk apakah
variabel pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan ukuran keluarga mempunyai pengaruh
terhadap keputusan pembelian deterjen merek Soklin. 2). Untuk mengetahui variabel
manakah yang dominan dalam penelitian ini yang mempunyai pengaruh terhadap
keputusan pembelian deterjen merek Soklin.

TINJAUAN TEORETIS
Hasil Penelitian Terdahulu
Tedjakusuma, Ritawati dkk (2001), penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya
Surabaya. Hasil penelitian menyebutkan: 1) bahwa perilaku konsumen dalam pembelian
air minum mineral dipengaruhi secara bersama-sama dan bermakna oleh faktor
pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi. Hal ini ditunjukkan oleh
Fhitung = 34,677 lebih tinggi dari Ftabel = 2,14, dengan koefisien korelasi R sebesar
0,7203 dan koefisien determinasi ganda (R Squared) sebesar 0,5188, dan 2) Harga
mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku konsumen terhadap pembelian air
minum mineral.
Malaiholla, Jonathan (2007), penelitian tentang perilaku konsumen terhadap keputusan
membeli produk air minum dalam kemasan (Studi pada konsumen di Kota Ambon).
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Dari keempat variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian ini, variabel budaya (X1) mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap
keputusan pembelian produk air minum dalam kemasan dibandingkan dengan variabel
lainnya. pribadi (X3), sosial (X2), dan psikologis (X4); 2) Hasil uji hipotesis pertama
Pengaruh Variabel Demografis Konsumen....... (Yahya)

25

bahwa F hitung sebesar 862,996 lebih besar dari pada F tabel pada df: 4: 35 sebesar 2,85
yang berarti bahwa bahwa variabel kebudayaan (X1), sosial (X2), pribadi (X3) dan faktor
psikologis (X4) secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh bermakna terhadap
keputusan pembelian (Y) produk air minum dalam 2) kemasan dapat diterima atau teruji
pada taraf nyata a = 0,05; dan 3) Hasil uji hipotesis kedua bahwa variabel X1 faktor
budaya mempunyai koefisien regresi paling besar sehingga hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa variabel X1 (budaya) mempunyai pengaruh dominan terhadap
keputusan pembelian produk air minum dalam kemasan teruji pada taraf nyata a = 0,05.
Model Perilaku Konsumen
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli
barang dan jasa perusahaan (disamping barang lain) pada saat mereka membutuhkan. Hal
ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami mengapa dan bagaimana
tingkah laku konsumen tersebut demikian, sehingga perusahaan dapat mengembangkan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produknya secara lebih baik
(Basu Swastha dan Irawan, 2001:105).
Untuk dapat memahami perilaku konsumen maka harus diketahui karakteristik
konsumen, menurut Irawan dkk (1997:35) bahwa setiap konsumen dalam membeli
produk mempunyai perilaku yang berbeda satu dengan yang lain. Untuk melihat
perbedaan perilaku konsumen kita dapat menggunakan kotak hitam pembeli.
Karakteristik pembeli/konsumen adalah sifat-sifat yang membedakan konsumen yang
satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut meliputi 6 O yaitu: objec (apa yang dibeli),
objective (mengapa membeli), occupant (siapa konsumennya), occasion (kapan
membelinya), operation (bagaimana membelinya), dan organization (siapa yang terlibat
dalam pembelian).
Rangsangan dari luar
Lingkungan Pemasaran
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Fisik

Produk

Harga
Distribusi
Promosi

Kotak Hitam Pembeli
Karakteristik Proses kep
Pembeli
pembeli
Masalah
Kebudayaan
Informasi
Sosial
Evaluasi
Individu
Purna beli
Keputusan
Perilaku

Tanggapan pembeli
Pilihan produk

Pilihan merk
Pilihan disaian
Saat pembelian
Jumlah pembelian
Pilihan tempat

Gambar 1
Model Perilaku Konsumen
Sumber : Irawan dkk (1997:36)

26

JAMBSP Vol. 8 No. 1 – Oktober 2011: 23 – 40

Karakteristik Konsumen.
Menurut Irawan dkk (1997:42-44) bahwa karakteristik pembeli/konsumen terdiri atas
kebudayaan, sosial dan individu. Selanjutnya ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Faktor-faktor Kebudayaan, merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku
seseorang yang paling mendasar. Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat
mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui proses

sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya.
2) Faktor-faktor Sosial, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
seperti keluarga, kelompok referensi, status, peranan sosial, dan gaya hidup.
3) Faktor-faktor Individu, seseorang mengambil keputusan membeli produk
dipengaruhi beberapa faktor yang bersifat individu yaitu : nilai, motivasi, persepsi,
belajar, kepercayaan, sikap, kepribadian, dan citra diri.
Proses Pembelian.
Untuk melihat perbedaan perilaku konsumen yang satu dengan yang lain perlu
dipertimbangkan berbagai tahapan dalam proses pembelian. Ada lima tahap proses
pembelian yang dilakukan konsumen yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi,
penilaian alternatif, pembuatan keputusan membeli, dan perilaku setelah membeli
(Irawan dkk, 1997:39).
1) Pengenalan masalah, proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah. Pembeli
menyadari adanya perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang
diinginkan. Kebutuhan dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri atau dari luar
pembeli. Para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan
kebutuhan atau minat tertentu konsumen.
2) Pencarian informasi, hal yang penting bagi seorang pemasar adalah mengetahu
sumber-sumber informasi pokok yang akan diperhatikan konsumen dan pengaruh
relatif setiap informasi terhadap rangkaian keputusan membeli. Sumber-sumber

informasi konsumen terbagi menjadi empat kelompok, yaitu sumber pribadi yang
meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan; sumber niaga yang meliputi iklan,
petugas penjualan, penjual, pameran; sumber umum yang meliputi media massa,
organisasi konsumen; dan sumber pengalaman yang meliputi pernah menangani dan
menguji.
a) Penilain alternatif, ada beberapa konsep dasar tertentu yang membantu memperjelas proses penialain konsumen. Pertama adalah sifat-sifat produk, kedua
konsumen mungkin mengkaitkan bobot pentingnya ciri-ciri yang berbeda dengan
ciri-ciri yang sesuai, ketiga adalah konsumen mungkin mengembangkan
seperangkat kepercayaan merk dimana setiap merk menonjolkan setiap ciri,
keempat konsumen dianggap memiliki sebuah fungsi kemanfaatan untuk setip ciri,
dan kelima berkaitan dengan sikap konsumen terhadap beberapa pilihan merk
terbentuk melalui prosedur penilaian.
b) Keputusan membeli, pada tahap ini menyebabkan konsumen membentuk pilihan
diantara beberapa merk yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen
Pengaruh Variabel Demografis Konsumen....... (Yahya)

27

mungkin juga membentuk maksud untuk membeli dan cenderung membeli merk
yang disukainya. Namun demikian dua faktor lain yang dapat mencampuri maksud
membeli dengan keputusan membeli, yaitu pertama sikap orang lain; dan kedua
adalah faktor situasi yang tidak terduga mungkin muncul dan mengubah maksud
pembelian.
c) Perilaku setelah pembelian, setelah membeli produk konsumen akan mengalami
beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan melakukan
beberapa kegiatan setelah membeli produk yang akan menarik bagi pemasar. Tugas
para pemasar belum selesai setelah produk dibeli oleh konsumen, namun akan
terus berlangsung hingga periode waktu setelah pembelian.
Faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli
barang dan jasa perusahaan (disamping barang lain) pada saat mereka membutuhkan.
Dengan mempelajari perilaku konsumen, manajer akan mengetahui kegiatan pemasaran
yang tepat ataupun kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan,
serta kemudian mengidentifikasi nya untuk mengadakan segmentasi pasar (Basu Swastha
dan Hani Handoko, 2000:57).
Menurut Basu Swastha dan Irawan (2001:105) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan membeli adalah berbeda-beda untuk masing-masing pembeli, disamping
produk yang dibeli dan saat pembeliannya berbeda. Faktor-faktor tersebut adalah: a)
Kebudayaan. b) Klas sosial. c) Kelompok referensi kecil. d) Keluarga. e) Pengalaman. f)
Kepribadiaan. g) Sikap dan kepercayaan. h) Konsep diri.
Selain dipengaruhi oleh semua faktor diatas, keputusan membeli yang diambil oleh
pembeli juga akan mengalami suatu proses dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan
menurut Kotler dan Kevin (2008:214) bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktorfaktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Untuk lebih jelasnya mengenai faktor-faktor
tersebut sebagaimana penulis kutip dari Kotler dan Kevin dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Faktor Budaya
Budaya, sub budaya dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh
berkembang mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari
keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub budaya yang lebih menampakkan
identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub budaya mencakup
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Ketika subkultur menjadi besar
dan cukup makmur, perusahaan sering merancang program pemasaran secara khusus
untuk melayani mereka. Pemasaran lintas budaya mucul dari riset pemasaran yang

28

JAMBSP Vol. 8 No. 1 – Oktober 2011: 23 – 40

cermat, yang menyingkapkan bahwa relung etnis dan demografik yang berbeda tidak
selalu menanggapi dengan baik iklan pasar massal.
2) Faktor Sosial
3) Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi faktor-faktor sosial, seperti
kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.
Kelompok Acuan, kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang
tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan
kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer,
seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang
secara terus-menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder,
seperti kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih
formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.
Keluarga, keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh. Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000:70) bentuk
keluarga dibagi menjadi dua, yaitu (a) Keluarga inti (nuclear family), merupakan lingkup
keluarga yang meliputi ayah, ibu dan anak-anak yang hidup bersama; dan ( b) Keluarga
besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan orang-orang yang
mempunyai ikatan saudara dengan keluarga tersebut, seperti kakak, nenek, paman, dan
menantu.
Peran dan Status, seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya
keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang di masing-masing kelompok dapat
ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang dapat
diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.
Seorang wakil direktur pemasaran senior memiliki status yang lebih tinggi dari pada
manajer penjualan, dan manajer penjualan memiliki status yang lebih tinggi dari pada
pegawai kantor. Orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan
status mereka di masyarakat.
4) Faktor Pribadi
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut
meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomis, kepribadian,
dan konsep diri serta gaya hidup pembeli.
Usia dan Tahap Siklus Hidup orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda
sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga
berhubungan dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan
jumlah, usia dan gender orang dalam rumah tangga pada satu saat.
Pengaruh Variabel Demografis Konsumen....... (Yahya)

29

Pekerjaan dan Lingkungan, pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.
Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja dan kotak makan siang.
Direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat
udara, keanggotaan country club, dan perahu layar. Para pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap
produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya pada
kelompok pekerjaan tertentu.
Kepribadian dan Konsep diri, masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian
yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri
bawaan psikologis manusia (human ssychological traits) yang khas yang menghasilkan
tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.
Kepribadian biasanya digambarkan dengan ciri bawaan seperti kepercayaan diri,
dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan
kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam
menganalisis pilihan merk konsumen.
Para konsumen sering memilih dan menggunakan merk yang memiliki kepribadian yang
konsisten dengan konsep diri aktual mereka sendiri (bagaimana seseorang memandang
dirinya). Hal ini apa yang dikemukakan Kotler (1994:367) bahwa di dalam perilaku
konsumen kepribadian sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan.
Keputusan pembelian konsumen
Kotler dan Amstrong (1996:162) keputusan pembelian produk merupakan tahap-tahap
yang harus dilewati konsumen untuk mencapai keputusan pembelian, tahap-tahap
tersebut adalah mengenali kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
membeli, dan tingkah laku pasca pembelian.
Menurut Engel (1994:32) Proses pengambilan keputusan pembelian mempunyai langkahlangkah sebagai berikut:
1. Pengenalan kebutuhan, konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang
diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan
proses keputusan.
2. Pencarian informasi, konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan
(pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari
lingkungan (pencarian eksternal).
3. Evaluasi alternatif, konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manafaat yang
diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.
4. Pembelian, konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat
diterima bila perlu.
5. Hasil, konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan
dan harapan segera sesudah digunakan.

30

JAMBSP Vol. 8 No. 1 – Oktober 2011: 23 – 40

Sedangkan menurut Zeitham (dalam Martoatmodjo 2002:131-146) diungkapkan bahwa
seorang konsumen membeli suatu produk dipengaruhi oleh dua dimensi yaitu:
1. Dimensi rasional seperti harga, kualitas, distribusi dan sebagainya yang dapat
mendorong seseorang untuk membeli suatu produk dengan alasan-alasan yang
rasional.
2. Dimensi daya tarik seperti aroma produk, warna, bentuk, rasa, dan sebagainya.
Pengambilan Keputusan Keluarga
Keluarga sangat berperan dalam pengambilan keputusan pembelian, menurut Rorlen
(2007:17) pengambilan keputusan keluarga dimaksudkan adalah bagaimana anggota
keluarg berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain ketika membuat pilihan
pembelian. Peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian menurut
Peter, J. Paul and Olsen, Jerry C, (2005) adalah:
1. Influecers, memberikan informasi bagi anggota keluarga lainnya tentang suatu produk
atau jasa.
2. Gatekeepers, mengontrol aliran informasi yang masuk ke dalam keluarga.
3. Deciders, memiliki kekuasaan apakah suatu produk atau jasa akan dibeli atau tidak.
4. Buyers, orang yang akan membeli produk atau jasa.
5. Users, mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
6. Disposers, akan membuang suatu produk atau memberhentikan penggunaan suatu
jasa.
Kerangka Konseptual
Dari paparan teori yang penulis kemukakan diatas, dan sesuai dengan tujuan penelitian
ini berkaitan dengan faktor-faktor demografis seperti pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
dan ukuran keluarga yang mempengaruhi keputusan pembelian. Maka kerangka
konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pendidikan (X1)
Pekerjaan (X2)
Keputusan
Pembelian (Y)

Pendapatan (X3)
Ukuran Keluarga
(X4)
Gambar 2
Kerangka Konseptual

Pengaruh Variabel Demografis Konsumen....... (Yahya)

31

Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Variabel pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan ukuran keluarga mempunyai
pengaruh terhadap keputusan pembelian deterjen merek Soklin.
H2: Variabel pendapatan adalah variabel yang paling dominan dalam penelitian ini yang
mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian deterjen merek Soklin.

METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian korelasional (correlatinal study) Menurut
Fox dalam Umar Husein (2002:90) bahwa penelitian korelasi dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Juga dapat
mengetahui berapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta
besarnya arah hubungan yang terjadi.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen ibu-ibu rumah tangga yang menggunakan
diterjen soklin di desa Glagah Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan dengan jumlah
659 kepala keluarga. Sedangkan metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini
dengan pemilihan sampel random (random sampling), dimana proses pemilihan sampel
sedemikian rupa sehingga semua orang dalam populasi mempunyai kesempatan dan
kebebasan yang sama untuk terpilih sebagai sampel (Sumanto, 2002:47). Untuk
penentuan jumlah sampel apabilah subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung dari
kemampuan peneliti, luas wilayah penelitian dan besar kecilnya risiko peneliti (Arikunto
Suharsimi, 2002:112). Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 70
responden.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dan indikator yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel dependen (Y), merupakan variabel terikat yang nilainya di pengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini variabel
dependen adalah keputusan pembelian produk diterjen soklin. Dalam penelitian ini,
indikator yang digunakan pada variabel keputusan pembelian adalah: (1) keinginan
konsumen, (2) kepuasan produk dan (3) pemakaian ulang.
2. Variabel independen (X), merupakan variabel bebas yang mempengaruhi atau menjadi
sebab terjadinya variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah
faktor-faktor demografi konsumen. Dalam penelitian ini demografi konsumen adalah

32

JAMBSP Vol. 8 No. 1 – Oktober 2011: 23 – 40

faktor-faktor kependudukan berkaitan dengan karakter dan keadaan konsumen yang
meliputi: 1) pendidikan, 2) pekerjaan, 3) pendapatan, dan 4) ukuran keluarga.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independent. Untuk mendeteksi ada tidaknya
mulitikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat pada: 1) nilai R2 yang
dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris sangat tinggi tetapi secara individual
variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat;
2) menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas, jika antar variabel bebas ada
korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90); dan 3) dapat juga dlihat dari nilai
tolerance dan lawannya dan variance inflation factor. Menurut Ghozali (2002:59) uji
mulitikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation faktor
(VIF). Apabila variabel bebas memiliki nilai toleransi kurang dari 10% yang berarti
tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Apabila variabel
bebas memiliki nilai VIF lebih dari 10 berarti tidak ada multikolonieritas antar
variabel bebas.
2. Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi
(Ghozali, 2002:61). Untuk mendeteksi ada dan tidaknya autokorelasi digunakan uji
Durbin Watson. Apabila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower
bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada korelasi
positif. Dan apabila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil dari pada nol, berarti ada korelasi negatif.
3. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah yang memiliki ditribusi data normal. Untuk menguji apakah
distribusi normal atau tidak digunakan analisis grafik, yaitu dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan
dengaan garis dioagonal. Jika ditribusi data adalah normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali,
2002:74).
Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi linear berganda
(multiple linear regression) dengan bantuan program SPPS. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh secara keseluruhan variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y), yang dinyatakan dengan persamaan linear

Pengaruh Variabel Demografis Konsumen....... (Yahya)

33

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y
= Variabel dependen (keputusan pembelian produk)
a
= Konstanta
b1-b4
= Koefisien regresi parsial
X1
= Pendidikan
X2
= Pekerjaan
X3
= Pendapatan
X4
= Ukuran keluarga
e
= Error

ANALISI DAN PEMBAHASAN
Uji Reliabilitas dan Validitas
Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Alpha Anova Hoyt untuk semua variabel yang diteliti
dengan jumlah 70 responden menghasilkan nilai alpha = 0,902. Nilai ini berada diatas
0,70 sesuai dengan kreteria Gay, maka penelitian ini mempunyai reliabilitas dan validitas
(keandalan dan kesahihan) yang cukup.
Uji Asumsi Klasik
Dengan uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui keabsahan model regresi dalam
menjelaskan pengaruh antar variabel. Uji asumsi klasik yang dipergunakan adalah :
1. Uji mulitikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independent. Untuk mendeteksi ada tidaknya
mulitikolinieritas di dalam model regresi ini digunakan 2 cara: 1) Menganalisis matrik
korelasi variabel-variabel bebas, jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup
tinggi (umumnya diatas 0,90); dan 2) Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya dan variance inflation factor.
Tabel 1
Hasil Uji Multikolonieritas
No
1.
2.
3.
4.

Variabel
Pendidikan (X1)
Pekerjaan (X2)
Pendapatan (X3)
Ukuran keluarga (X4)

Nilai Tolerance
0,839
0,544
0,469
0,398

Nilai VIF
1,192
1,837
2,130
2,512

Hasil perhitungan pada tabel 1 diatas menunjukkan tidak ada variabel bebas yang
memiliki nilai toleransi kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar antar
variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai variance inflation

34

JAMBSP Vol. 8 No. 1 – Oktober 2011: 23 – 40

factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel bebas yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi ini berarti tidak ada multikolonieritas antar
variabel bebas dalam model regresi ini.
2. Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada dan tidaknya autokorelasi digunakan uji
Durbin Watson. Hasil analisis diketahui nilai uji Durbin Watson sebesar 2,352, nilai
ini dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%,
dengan jumlah sampel 70 responden dan jumlah variabel bebas 4. Dari tabel uji
Durbin Watson didapatkan nilai sebesar 1,74. Oleh karena nilai Durbin Watson 2,352
lebih besar dari pada batas atas (du) 1,74, maka dapat disimpulkan tidak terdapat
autokorelasi positif pada model regresi.
3. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah yang memiliki ditribusi data normal. Hasil analisis menunjukkan
gambar grafik normal plot dimana titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal
serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian menunjukkan
bahwa model regresi layak untuk dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau
lebih serta mengukur arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen (Ghozali, 2002:43). Hasil analisis akan menunjukkan seberapa besar
pengaruh variabel pendidikan (X1), pekerjaan (X2), pendapatan (X3), dan ukuran keluarga
(X4) terhadap keputusan pembelian (Y). Untuk mempermudah perhitungan analisis
regresi dapat dilihat pada tebel 2.
Koefisien Regresi
Dari hasil perhitungan regresi berganda dapat diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = 0,745 + 0,040 X1 - 0,091 X2 + 0,494 X3 + 0,404 X4 + e.
Persamaan diatas dapat diartikan:
1. Nilai
= 0,745, Nilai konstanta yang merupakan intersep garis Y sebesar 0,745
berarti tanpa adanya variabel pendidikan (X1), pekerjaan (X2), pendapatan (X3), dan
ukuran keluarga (X4) maka nilai keputusan pembelian soklin (Y) hanya sebesar 0,745.
2. b1 = + 0,040, variabel X1 (Pendidikan) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,040
yang berarti apabila X1 (pendidikan) naik satu satuan maka variabel Y (keputusan
pembelian Soklin) akan naik 0,040 satuan.
3. b2 = - 0,091, variabel X2 (pekerjaan) mempunyai nilai koefisien regresi sebesar - 0,091
yang berarti apabila variabel X2 (pekerjaan) naik satu satuan maka variabel Y
(keputusan pembelian Soklin) akan turun 0,091 satuan.

Pengaruh Variabel Demografis Konsumen....... (Yahya)

35

4. b3 = +0,494, variabel X3 (pendapatan) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,494
yang berarti apabila X3 (pendapatan) naik satu satuan maka variabel Y (keputusan
pembelian Soklin) akan naik 0,494 satuan.
5. b4 = + 0,404, variabel X4 (ukuran keluarga) memiliki nilai koefisien regresi sebesar
0,404 yang berarti apabila X4 (ukuran keluarga) naik satu satuan maka variabel Y
(keputusan pembelian Soklin) akan naik 0,404 satuan.
Tabel 2
Hasil Perhitungan Regresi Berganda
Koefisien
Regresi (B)
1 (Constant)
.745
X1
.040
X2
-.091
X3
.494
X4
.404
a Dependent Variable: Y
Model

Keterangan:
Y =Keputusan Pembelian
X1 =Pendidikan
X2 =Pekerjaan

thitung
2.086
.486
-.932
5.423
4.092

ttabel

Sig

1.667
1.667
1.667
1.667

.041
.629
.355
.000
.000

Partial r
.060
-.115
.558
.453

r2
.004
.013
.311
.205

X3 = Pendapatan
X4 = Ukuran Keluarga

Analisi Korelasi
Analisis korelasi menunjukkan kuat hubungan antara suatu variabel dengan variabel
lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1. Nilai Multiple R sebesar 0,844 artinya mempunyai hubungan yang erat dan pengaruh
dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,713, hasil analisis ini menunjukkan
bahwa kontribusi variabel pendidikan (X1), pekerjaan (X2), pendapatan (X3), dan
ukuran keluarga (X4). terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 71,3%, sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
2. Nilai partial rX1 = 0,060 menunjukkan bahwa variabel pendidikan (X1) memiliki nilai
koefisien korelasi parsial sebesar 0,060, artinya variabel pendidikan (X1) memiliki
hubungan yang lemah terhadap keputusan pembelian deterjen merek Soklin.
3. Nilai partial rX2 = - 0,115 menunjukkan bahwa variabel pekerjaan (X2) memiliki nilai
koefisien korelasi parsial sebesar - 0,115, artinya variabel pekerjaan (X2) memiliki
hubungan yang lemah terhadap keputusan pembelian deterjen merek Soklin.
4. Nilai partial rX3 = 0,558 menunjukkan bahwa variabel pendapatan (X3) memiliki nilai
koefisien korelasi parsial sebesar 0,558, artinya variabel pendapatan (X3) memiliki
hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian deterjen merek Soklin.

36

JAMBSP Vol. 8 No. 1 – Oktober 2011: 23 – 40

5. Nilai partial rX4 = 0,453 menunjukkan bahwa variabel ukuran keluarga (X4) memiliki
nilai koefisien korelasi parsial sebesar 0,453, artinya variabel ukuran keluarga (X4)
memiliki hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian deterjen merek Soklin.
Analisis Determinasi
Berdasarkan tabel diatas besarnya Adjusted R2 adalah 0,695, hal ini berarti 69,5%
variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variasi dari empat variabel
independent pendidikan (X1), pekerjaan (X2), pendapatan (X3), dan ukuran keluarga (X4).
Sedangkan sisanya 30,5% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar dari variabel
penelitian ini.
Pengujian Hipotesis
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Dari tabel pada uji Anova atau F test, didapatkan F Hitung sebesar 40,284 dengan tingkat
probabilitas 0.000 (signifikansi). Karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Keputusan Pembelian atau dapat
dikatakan bahwa variabel independen pendidikan (X1), pekerjaan (X2), pendapatan (X3),
dan ukuran keluarga (X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Dengan demikian hipotesis 1 yang diajukan dalam penelitian ini variabel
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan ukuran keluarga mempunyai pengaruh terhadap
keputusan pembelian deterjen merek soklin terbukti diterima.
Uji Signifikansi Individual (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikasi variabel independen pendidikan (X1),
pekerjaan (X2), pendapatan (X3), dan ukuran keluarga (X4) terhadap keputusan pembelian
konsumen. Dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada taraf
signifikan ( ) 0,05, maka pengujian masing-masing variabel independen dijelaskan
sebagai berikut:
Pengujian variabel pendidikan (X1)
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pendidikan (X1) tidak signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen hal ini bisa dilihat pada nilai probabilitas signifikansi
0,629 > 0,05. Sedangkan untuk nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (0,486 < 1,667).
Pengujian variabel pekerjaan (X2)
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pekerjaan (X2) tidak signifikan dengan
keputusan pembelian konsumen hal ini bisa dilihat pada nilai probabilitas signifikansi
0,355 > 0,05. Sedangkan untuk nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (-0,932 < 1,667).
Pengujian variabel pendapatan (X3)
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pendapatan (X3) signifikan dengan
keputusan pembelian konsumen hal ini bisa dilihat pada nilai probabilitas signifikansi
Pengaruh Variabel Demografis Konsumen....... (Yahya)

37

0,000 < 0,05. Sedangkan untuk nilai t hitung lebih besarl dari t tabel (5,423 > 1,667), dan
memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) dengan kontribusi sebesar
31,1%.
Pengujian variabel ukuran keluarga (X4)
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel ukuran keluarga (X4) signifikan dengan
keputusan pembelian konsumen hal ini bisa dilihat pada nilai probabilitas signifikansi
0,000 < 0,05. Sedangkan untuk nilai t hitung lebih besarl dari t tabel (4,092 > 1,667), dan
memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) dengan kontribusi sebesar
20,5%.
Dengan demikian hipotesis 2 yang diajukan dalam penelitian ini Bahwa variabel
pendapatan merupakan variabel yang dominan dalam mempengaruhi keputusan
pembelian deterjen merek Soklin dapat diterima.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta pengujian hipotesis yang dilakukan,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dibawah ini:
Hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,713, hasil analisis ini menunjukkan bahwa
kontribusi variabel pendidikan (X1), pekerjaan (X2), pendapatan (X3), dan ukuran
keluarga (X4). terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 71,3%, sedangkan sisanya
26,7% dipengaruhi oleh variabel lain.
Hasil F test, didapatkan F Hitung sebesar 40,284 dengan tingkat probabilitas 0.000
(signifikansi). Karena nilai probabilitas jauh lebih dari 0,05 maka model regresesi dapat
digunakan untuk memprediksi Keputusan Pembelian atau dapat dikatakan bahwa variabel
independent pendidikan (X1), pekerjaan (X2), pendapatan (X3), dan ukuran keluarga (X4)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian
hipotesis 1 yang diajukan dalam penelitian ini Variabel pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, dan ukuran keluarga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian
diterjen merek Soklin terbukti diterima.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pendapatan (X3) signifikan dengan keputusan
pembelian konsumen hal ini bisa dilihat pada nilai probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05.
Sedangkan untuk nilai t hitung lebih besarl dari t tabel (5,423 > 1,667), dan memberikan
pengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) dengan kontribusi sebesar 31,1%. Dengan
demikian hipotesis 2 yang diajukan dalam penelitian ini Bahwa variabel pendapatan
merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian
diterjen merek Soklin dapat diterima.

38

JAMBSP Vol. 8 No. 1 – Oktober 2011: 23 – 40

Saran
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang menggunakan analisis regresi berganda serta
pembahasan dan simpulan diatas, maka dianjurkan pada peneliti berikutnya untuk
menambah variasi variabel independen yang lain, mengingat penelitian ini hanya terbatas
pada variabel demografi yang mempengaruhi keputusan pembelian Soklin dengan obyek
penelitian dan jumlah responden yang terbatas.
Diharapkan kepada perusahaan untuk tetap mempertahankan segmentasi pasar dan
strategi pemasaran yang dilakukan selama ini terutama pada strategi harga dan variasi
produk, mengingat hasil penelitian inin menunjukkan variabel pendapatan merupakan
variabel yang dominan dalam pengambilan keputusan pembelian Soklin. Artinya bahwa
konsumen menganggap harga Soklin saat ini relative bisa diterima mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedure Penelitian. Penerbit Rineka Cipta Bumi Aksara.
Jakarta.
Basu Swastha dan Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Penerbit Liberty.
Yogyakarta.
Basu Swastha dan Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen.
Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Engel, J.F. RD, Blackwell dan PW, Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Alih Bahasa
Budiyanto. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta.
Irawan, F, Widjaya dan Sudjoni. 1997. Pemasaran Prinsip dan Kasus. Penerbit BPFE.
Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Penerbit
Iniversitas Diponegoro. Semarang.
Jonathan, Malaiholla. 2007. Perilaku konsumen terhadap keputusan membeli produk air
minum dalam kemasan (Studi pada konsumen di Kota Ambon). Jurnal Ekskutif
4(2).
Kotler, Phillip. 1997. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa Hendra. T. Jilid 1. Penerbit
Prehallindo. Jakarta.

Pengaruh Variabel Demografis Konsumen....... (Yahya)

39

Kotler, Phillip dan G. Armstrong. 1996. a. Dasar-dasar Pemasarn. Alih Bahasa
Alexander. S. Jilid 1. Penerbit Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, Phillip dan Lane, Kevin. 2008, 1997. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Penerbit
PT. Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta.
Martoatmodjo S, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen Pasar Rakyat di Surabaya, Jurnal Ekuitas. 6(2): 131-146.
Peter, J.P dan JC, Olsen. 1999. Consumer Behavior. Alih Bahasa Damos. S Jilid 1.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Yakub Adi, Krisanto. 2007. Iklan dan konsumen dalam perspektif pemasaran dan hukum,
Kritis. Jurnal Studi Pembangunan Interdisipliner, XIX(3): 189-204.
Rifa’i, M dan Subianto. 2003. Demografi Konsumen Sebagai Dasar Menentukan
Segmentasi Pasar. Jurnal Optima 3(1).
Rorlen. 2007. Peran Kelompok Acuan dan Keluarga Terhadap Proses Keputusan
Membeli, Business & Management Journal Bunda Mulia, 3(2):12-18.
Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung
Singgih Santoso. 2002. SPSS Statistik Multivariat. Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Surianto, A dan Aisyah, N, Pengaruh Penerapan Experential Marketing Strategic
Terhadap Kepuasan Konsumen. Jurnal Logos. 6(2): 129-150.
Sumanto. 2002. Pembahasan Terpadu Statistika & Metodologi Riset. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Tedjakusuma, Ritawati dkk. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen dalam Pembelian Air Minum Mineraldi Kotamadya Surabaya. Jurnal
Penelitian Dinamika Sosial. 2(3): 48 -58.
Umar Hesein. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Cetakan 2. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

40

JAMBSP Vol. 8 No. 1 – Oktober 2011: 23 – 40