KAJIAN SISTEM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) e-PROCUREMENT (Studi Kasus : Pengadaan BarangJasa Pemerintah Secara Elektronik di LPSE Provinsi Sumatera Barat) ARTIKEL

  KAJIAN SISTEM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) e-PROCUREMENT (Studi Kasus : Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik di LPSE Provinsi Sumatera Barat)

  ARTIKEL AHMAD HADI SUGIANTO NPM . 1110018312006 Program Studi Teknik Sipil PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2013

  

KAJIAN SISTEM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

  Kabupaten Indragiri Hilir, secara

  

E-PROCUREMENT

  keseluruhan belum berjalan dengan optimal Oleh,

  , , Magister of Civil Engineering, Pogtraduate of Bung Hatta University e-mail: ahmadhadisugianto@gmail.com

  

ABSTRACT

  This study highlights some of the problems that arise in the implementation of Standard Operating Procedures (SOP) and the preparation of a framework Standard Operating Procedure (SOP) LPSE e-procurement in West Sumatra. Implementation begins with the identification of issues concerning the implementation of the Standard Operating Procedure (SOP) that emerged from some of the providers of goods / services.Move of the results of monitoring of the implementation and development of SOP's framework, this study will answer two main things that the objectives associated with the problem, the problem of identification of the Implementation of Standard Operating Procedures (SOP) and the preparation of the framework identifies the Standard Operating Procedure (SOP) e-procurement.Through descriptive analysis used in this study, it can be concluded that the implementation of the Standard Operating Procedure (SOP) to fail to run as a result of the human resources are not invested in a position related to its capacity. not the process evaluation of the planning and preparation of the system refers to the organizational structure and working procedures as well as the main duties and functions, this is evidenced by the existence of deviations from verifying the data provider, the announcement of the award of the tender to be caused by the lack of a sense of responsibility for the policy issued and the absence of sanctions applicable law.This is certainly should be understood as a strategic step for the Government of West Sumatra to be optimal in the langkah-langkahnya tidak berubah. dissemination and capacity building of human resources through education and training

  Keberhasilan dalam mengikuti proses programs to the provider, and the framework of the preparation of SOP is expected to be more complex,is made as simple as possible and to provide clarity to some policy activity. pelelangan secara elektronik (e-

  Keywords: Standard Operating Procedure (SOP) PENDAHULUAN

  langkah-langkahnya tidak berubah. Para Proses pada suatu pekerjaan harus penyedia barang/jasa harus bisa memahami dirancang dan dikembangkan, kesalahan tentang Standar Operasional Prosedur prosedur dapat terjadi, bila suatu pekerjaan (SOP) yang diterapkan. tidak dirancang dengan baik, dapat

  Langkah-langkah kerja yang tertib menimbulkan berbagai permasalahan. ini disebut SOP (standard operasional

  Untuk itu perlu dibuat suatu prosedur tetap

  prosedur) .Dengan adanya SOP diharapkan

  yang bersifat standard, sehingga siapa saja, pekerjaan dapat terlaksana dengan baik, kapan saja dan dimana saja dilakukan

  1 tepat waktu, dan dapat dipertanggung jawabkan , Agus Dwiyanto( 1999). Menurut Atmoko Tjipto (2010) Standard Operasional Prosedur (SOP) adalah proses standar langkah - langkah sejumlah instruksi logis yang harus dilakukan berupa aktivitas, aliran data, dan aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku; menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan; menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik; dan menetapkan hubungan timbal balik antar Satuan Kerja. Miftah Thoha (2001) Penyusunan Standar Operasional Prosedur terbagi dalam tiga proses kegiatan utama yaitu :

  • Requirement discovery yaitu berupa teknik yang digunakan oleh sistem tersebut untuk mengidentifikasi permasalahan sistem dan pemecahannya dari pengguna sistem;
  • Data modeling yaitu berupa teknik untuk mengorganisasikandan , mendokumentasikan system data
  • Process modelling berupa teknik untuk

  Mengorganisasikan , dan , medokumentasikan struktur dan data yang ada pada seluruh sistem proses atau logis, kebijakan prosedur yang akan diimplementasikan dalam suatu proses sistem.

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya para penyedia dalam memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah secra elektronik (e-procurement), hal ini telah ditetapkan dengan yang dilaksanakan (kondisi existing). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah identifikasi permasalahan tentang implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik (e-procurement) serta mengidentifikasi kerangka kerja penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) e-procurement.

  II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 e-Procurement e-Procurement adalah Pengadaan

  Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan perundang – undangan yang mengharuskan sistem pengadaan barang dan Jasa publik mampu menghidupkan pasar pengadaan (Perpres 54 ;2010)

  2.2 Standar Operasional Prosedur (SOP)

  Standar Operasional Prosedur adalah proses standar langkah - langkah sejumlah

  2 instruksi logis yang harus dilakukan berupa aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. James L. Gibson dkk (1997). Sedangkan menurut SS.Purwanto (2001) Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem, mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan instansi dokumen/instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah baku Menurut Ariefraf (2008) SOP sebagai suatu dokumen/instrument memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisien berdasarkan suatu standar yang sudah baku

  Miftah Thoha (2001) Penyusunan Standar Operasional Prosedur terbagi dalam tiga proses kegiatan utama yaitu Requirement Discovery, Data Modelling dan Process Modeling, serta beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu : 1) Prosedur kerja harus sederhana sehingga mengurangi beban pengawasan; 2) Spesialisasi harus dipergunakan sebaik- baiknya; 3) Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha yang tidak perlu;

  4) Berusaha mendapatkan arus pekerjaan yang sebaik-baiknya; 5) Mencegah kekembaran (duplikasi) 6) Harus ada pengecualian yang seminimun- minimunya terhadap peraturan; 7) Mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu; 8) Prosedur harus fleksibel dan dapat 9) Pembagian tugas tepat;

  Herianto, dkk.(2010) Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam penyusunan SOP adalah : 1) Penyusunan SOP harus mengacu pada SOTK, TUPOKSI, serta alur dokumen; 2) Prosedur kerja menjadi tanggung jawab semua anggota organisasi; 3) Fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur, sehingga perlu dikembangkan diagram alur dari kegiatan organisasi; 4) SOP didasarkan atas kebijakan 5) SOP dikoordinasikan 6) SOP tidak terlalu rinci; 7) SOP dibuat sesederhana mungkin; 8) SOP ditinjau ulang secara periodik dan dikembangkan sesuai kebutuhan. Berdasarkan aspek-aspek tersebut SOP disusun dalam bentuk diagram alur (flow

2.3 Penyusunan Kerangka Kerja SOP

  chart ) dan menggunakan model IDEFO

  dengan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan urutan langkah kerja, aliran dokumen, tahapan mekanisme, serta waktu kegiatan.

2.4 Design Penyusunan SOP Menurut Douglas T.Rossdesoft ( 1983)

  IDEF0 adalah metode perancangan metode- metode keputusan aksi dan aktifitas atau sistem organisasional kerja metoda yang dilakukan dalam mendesain yang digunakan dilakukan (action) dan kegiatan yang dikenakan pada organisasi ataupun sistem.

  IDEF 0 didasarkan pada pembangunan secara grafik(graphical language),analisis struktur(Structured Analysis) dan teknik pendesainan.

  Flowchart

  Menurut ([http 5]), Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah- langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program.

  Rusidi (2002) mengemukakan bahwa kata metodelogi dapat diartikan sebagai cara berpikir dan cara melaksanakan hasil berpikir (teknik) guna malakukan suatu pekerjaan secara lebih baik dalam mencapai tujuannya (secara efektif). metode yang akan disajiakan dalam penelitian diantaranya adalah: 1: Pendekatan atau stategi penelitian: 2. Instrumen penelitian: 3. Instrumen pengumpulan data dan instrument pengolahan data yang dikumpulkan. Untuk mencapai tujuan penelitian yang pertama yaitu mengidentifikasi tentang implementasi standar operasional prosedur e- procurement,instrument pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan observasi, serta studi literature

  3.2 Instrument pengumpulan data

  adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan , referensi tersebut berisikan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) e-Procurement.

  Kerangka Kerja Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Merupakan langkah –langkah proses kegiatan utama dalam penyusunan SOP diantaranya

  Requirement discovery berupa teknik yang

  digunakan oleh sistem tersebut untuk mengidentifikasi permasalahan sistem dan pemecahannya dari pengguna sistem, yang kedua yaitu Data modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan sistem data; dan yang ketiga yaitu Process modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan struktur dan data yang ada pada seluruh sistem proses atau logis,kebijakan prosedur yang akan diimplementasikan dalam suatu proses sistem.Pemodelan dengan IDEFO yang

III. METODE PENELITIAN

  4 merupakan metoda dalam mendesain yang digunakan untuk mengambil keputusan,aksi yang dilakukan (action) dan kegiatan yang dikenakan pada organisasi atau pun system informasi dengan penggambaran secara grafis dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program, dengan menggunakan sismbol – symbol flowchart.

  Wawancara dilakukan untuk mencapai tujuan pertama dan tujuan kedua dari penelitian ini, diantaranya ;

  • Observasi dokumentasi

  1. Identifikasi permasalahan tentang implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengadaan barang/jasa secara elektronik.

  2. Mengidentifikasi Kerangka Kerja Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik.

  Menurut moleong (2002) informan penelitian adalah orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.Dalam penelitian ini terdapat 7 (tujuh) informan diantaranya: Kepala UPTD Balai LPSE, Ka. Subag Tata Usaha, Kasi Pelayanan Teknis dan Ka.ULP para staf serta Penyedia barang dan jasa (konsultan dan kontraktor) dan perorangan/organisasi/lembaga yang ada terkait dengan pengadaan secara elektronik.

  Penentuan informan diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Manurut Lufri (2005) purposeve sampling adalah sampel yang sengaja dipilih berdasarkan karakteristik tertentu yang diperlukan dalam penelitian Penulis memakai teknik purposive dalam penentuan informan karena jumlah dari masing-masing informasi dalam penelitian ini sudah bisa dideteksi keberadaannya.

  Observasi adalah sistem atau rencana untuk mengamati perilaku, dan dapat diartikan juga sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.Ardhana( 2012: pengumpulan data kualitiatif)

  IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

  Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen sebagi alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data yang merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket ,perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.

  4.1 Pengumpulan Data

  Sesuai dengan fokus penelitian maka penajaman penelitian akan dilakukan pada

  5 tujuan penelitian yaitu permasalahan Pengelolaan dan Pembinaan LPSE serta implementasi dan kerangka kerja Deputi Bidang Monitoring Evaluasi dan penyusunan Standar Operasional Prosedur Pengembangan Sistem Informasi (SOP) pengadaan barang/jasa pemerintah .Sumber :LKPP-2012 secara elektronik di Lembaga Pengadaan

  II. Tingkat Daerah : Gubernur Selaku Tim Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Koordinasi, Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Barat. Pengumpulan data Sumatera Barat Selaku Penanggung dilakukan berdasarkan wawancara dengan Jawab, Kepala UPTD Balai LPSE, Ka. permasalahan implementasi SOP dan dan SDM ,serta Kasi Pelayanan Teknis identifikasi Kerangka Kerja Penyusunan dan Staf (Sumber : UPTD LPSE Standar Operasional Prosedur (SOP). Bappeda

  Untuk mengetahui implementasi Struktur Organisasi

  • Standar Operasional Prosedur (SOP)

  Struktur organisasi merupakan sekelompok Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara orang – orang yang bekerjasama untuk elektronik di LPSE Provinsi Sumatera Barat mencapai tujuan dalam suatu organisasi akan dilihat dari hasil wawancara dari 2

  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ;

  • (dua) kelompok pelaku yang berperan

  Pembentukan Tim Penyusun Standar dalam implementasi SOP tersebut yaitu : 1) Operasional Prosedur (SOP) pada LPSE Pengguna (Ka. UPTD Lpse sumbar) dan 2) merupakan Keputusan dari Gubernur Penyedia (Konsultan dan Kontraktor).

  Provinsi Sumatera Barat sesuai dengan

  

4.2 Pihak – pihak terlibat dalam Nomor ; 050-104-2013 tanggal 25 Januari

Penyusunan Standar Operasional 2013; dengan susunan personil sebagaimana Prosedur (SOP) e-Procurement tersebut dalam lampiran keputusan Tugas

  Pihak – pihak yang terlibat langsung Tim sebagaimana dimaksud dalam Diktum dalam penyusunan Standar Operasional KESATU adalah sebagai berikut :

  Prosedur (SOP) Pengadaan barang/jasa

  a. Tim pengarah bertugas mengambil pemerintah secara elektronik di Unit kebijakan dalam rangka penyusunan Layanan Pengadaan Barang/Jasa standar operasional dan prosedur Pemerintah Provinsi Sumatera Barat; pengadaan barang /jasa pemerintah

  I. Tingkat Pusat : Direktorat

  E- secara elektronik pada UPTD LPSE procurement, Kepala Sub Direktorat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat;

  6

  b. Tim pelaksana teknis bertugas dan bertanggung jawab dalam hal penyusunan dan pembuatan aturan- aturan, prosedur dan mekanisme kerangka kerja penyusunan SOP secara elektronik di LPSE Pemerintah Provinsi Sumatera Barat; dan

  • Melakukan monitoring dan evaluasi penyusunan progam inisiasi dan implementasi SOP melalui

  c. Staf sekretariat bertugas aturan, prosedur dan mekanisme penyusunan dan pembuatan aturan- aturan, prosedur dan mekanisme kerangka kerja penyusunan SOP secara elektronik di LPSE Pemerintah Provinsi Sumatera Barat serta melaksanakan tugas administrasi. Rincian tugas dan tanggung jawab pada LPSE Provinsi Sumatera Barat:

  • Mengkoordinasikan layanan administrasi perkantoran termasuk kegiatan operasional e-procurement;
  • Melakukan alignment dan monitoring atas eksekusi alokasi sumber daya dan pelaksanaan kegiatan implementasi SOP;
  • Menyiapkan data kegiatan e-procurement

  1. Kepala Bappeda Sumatera Barat (Group Head) bertugas ;

  e- procurement , termasuk realisasi

  pelaksanaan lelang secara elektronik di seluruh Kab/Kota .

  Database Kegiatan

  3. Kasi Pelayanan Teknis, bertugas sebagai berikut;

  • Mengkoordinasikan aspek-aspek pengembangan LPSE di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat;
  • Mengelola dan mengkoordinasikan ekspansi / penambahan account LPSE dalam penyusunan SOP
  • Mengelola dan memantau seluruh kegiatan manajerial, operasional, dan eksekusi dalam rangka pengembangan dan implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP)
  • Melaksanakan penyelarasan kegiatan dalam pengembangan sub sistem audit
  • Memfasilitasi koordinasi kebutuhan training antar pengguna e-procurement.
  • Mengembangkan pedoman dan prosedur implementasi lelang elektronik.
  • Mengkoordinasikan perencanaan penggunaan dan alokasi sumber daya dalam rangka pengembangan dan implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) e-procurement;

  4. Kasubag Tata Usaha;

  • Mengadministrasikan jadwal dan timeline.
  • Memantau sinkronisasi kegiatan antara kegiatan LPSE Pusat dengan LPSE Daerah.

  • Prosedur back up dan restore database
  • Membuat dokumentasi desain system;
  • Melaksanakan pendampingan terhadap calon penyedia pada implementasi e- procurement;

  13. Staf Technical Engineer ;

  • Memberikan bantuan untuk menjawab kesulitan- kesulitan teknis dalam implementasi e-procurement.

  • Menginput dan meng-update database
  • Melaksanakan logistic register pada inventaris perkantoran LPSE;
  • Mengkoordinasikan pengembangan sistem informasi
  • Perencanaan, perancangan, dan pengembangan system CA – Sistem Pengaman Komunikasi Dokumen
  • Panitia buka penawaran
  • Evaluasi
  • Pengembangan fitur-fitur baru system e-tendering
  • Pengumuman pemenang
  • Riset terkait database (keamanan, optimasi);

  Masa sanggah Selesai

  Upload Dokumen Penawaran Proses Lelang:

  Daftar lelang Download Dokumen Aanwijzing Upload Dokumen

  Mulai Daftar Online dan Offline Login/register Isi data penyedia

  4.4 Alur Proses Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan Aplikasi; Gambar 1: Alur Proses SPSE (SPSE:2010)

  Standar Operasional Prosedur (SOP) pengadaan barang/jasa pemerinatah secara elektronik merupakan gambaran langkah- langkah , mekanisme, dan tata kerja yang pelelangan secara elektronik di LPSE .

  4.3 Standar Operasional Prosedur (SOP)

  • Mengelola administrasi operasional untuk Training User Support

  11. Staf Sistem Tendering

  12. Staf DB Engineer

  10. Staf Special Project

  9. Staff IT Development

  8. Staf Office Service Support ;

  training user support & services;

  7. Staf Entri Data Proses ;

  6. Staf Admin Organizer & Controller III ;

  5. Staf Helpdesk Officer ;

  8 Untuk dapat mengikuti lelang melalui

  2. Data Modeling; berupa teknik untuk Sistem Pengadaan Secara Elektronik mengorganisasikan , dan , mendokumentasi (SPSE),terlebih dahulu Publik (masyarakat kan sistem data seperti;Mentukan Format umum yang termasuk di dalamnya SOP , administrasi disusun , dengan , format perusahaan yang akan menjadi penyedia) bentuk flowchart harus mendaftar untuk menjadi penyedia.

  3 Process Modeling ; berupa teknik untuk Pendaftaran ini dilakukan secara online dan mengorganisasikan , dan , mendokumentasi offline . kan struktur dan data yang ada pada

  Pada halaman utama SPSE, klik link kebijakan procedure yang akan mendaftar sebagai penyedia barang/jasa. diimplementasikan dalam suatu proses Lalu akan tampil halaman ”Pendaftaran - system. Setelah melakukan identifikasi 1”. Isikan alamat email perusahaan pada terhadap sistem lama melalui serangkaian kolom Alamat email, kemudian unduh wawancara yang telah dilakukan, maka Formulir Pendaftaran dan Formulir proses dari sistem lama menuju sistem

  Mendaf tar

  Keikutsertaan. Lalu klik tombol baru dapat digambarkan melalui diagram

  2. Mendaftar Secara Offline arus data atau melalui IDEFO, maka kita Melakukan proses pendaftaran secara offline akan dapat megetahui aliran data dari dengan datang langsung ke LPSE setempat. suatu entitas ke entitas yang lain.

  Menu ini terdiri dari beberapa sub menu

  4.6 Pengolahan Data

  yang berisi form isian untuk data Penyedia Berdasarkan PTI Sinus (2012) mulai dari data umum, identitas perusahaan, Pengolahan data merupakan system yang ijin usaha, akta, pemilik, pengurus, tenaga melakukan pengolahan data yang ahli, perlatan, pengalaman, menggambarakan fakta nyata dilapangan

  

4.5 Kerangka Penyusunan Standar agar menjadi bentuk yang lebih berguna dan

Operasional Prosedur (SOP) sempurna, Pengolahan data terdiri dari tiga

  1. Requirement Discovery ; berupa teknik langkah utama, yakni input, proses yang digunakan oleh system tersebut (pengolahan), dan output. untuk mengidentifikasi permasalaha Identifikasi Permasalahan SOP system dan pemecahan nya dari

  1. SOP sulit dipahami karena banyak syarat pengguna system; dan langkah-langkah dalam SOP pada saat proses yang harus dipenuhi dan diikuti sehingga sedikit menyulitkan bagi

  8. Penyedia tidak bisa login karena lupa para penyedia barang dan jasa serta tidak email dan password, hal ini terjadi pada fleksible. tahapan lelang tidak mendapatkan auto

  2. Sumber Daya Manusia yang disebabkan respon karena keterbatasan kemampuan sumber

  9. Permintaan Perubahan data karena daya disetiap Instansi, dan para penyedia panitia salah input data , hal ini terjadi barang/jasa. pada tahapan lelang tidak mendapatkan

  3. Waktu Proses pelaksanaan merupakan auto respon yaitu hanya 2 menit perubahan tersebut sebaiknya terlebih

  4. Disaat melakukan Registrasi agency/ dahulu dilakukan penyesuaian dengan Verifikasi Penyedia Barang/Jasa terjadi kondisi yang ada. pada tahapan lelang sulit untuk Berdasarkan identifikasi permasalahan mendapatkan auto respon dari aplikasi diatas , maka Standar Operasional Prosedur karna ada beberapa tahapan-2 data dan pengadaan barang/jasa pemerintah secara file perusahaan yg harus dilakukan elektronik yang diterapkan di LPSE masih dalam proses pengarsipan belum dimengerti dan dipahami oleh semua

  5. Disaat melakukan Upload Dokumen penyedia,dalam kata lain adalah gagal untuk Penawaran, hal ini terjadi pada tahapan diimplementasikan. Lalu apa masalahnya? lelang sulit untuk mendapatkan auto Masalah utama adalah Lembaga/Instansi respon dari aplikasi karna terlalu banyak yang bersangkutan gagal dalam data dan file dokumen penawaran yg mendefinisikan SOP tersebut untuk harus dimasukan kedalam satu file data – kemudian dijalankan di lapangan oleh para data dokumen yg menyebabkan system penyedia, maka data – data tersebut diatas menjadi berat/loading merupakan acuan untuk kemudian diolah

  6. Disaat Pemanfaatan Bidding Room, dan dievaluasi kembali. Dibawah ini Bidding room tidak bisa dipergunakan merupakan tahapan-tahapan yang harus secara maksimal karna keterbatasan dilakukan oleh LPSE untuk menjalankan bidding room yg ada. implementasi SOP secara tepat;

  7. Sata melakukan perubahan alamat e-mail (1) Kesalahan dalam mendefinisikan SOP penyedia ,terjadi pada tahapan lelang sulit (Standard Operating Procedure) untuk cepat mendapat auto respon Akibatnya rekanan pelaksana menjadi

  10 bingung untuk melaksanakan SOP sinkron antara yang telah ditetapkan dengan tersebut. yang dilaksanakan, penyimpangan terjadi (2) Tidak melakukan proses trial SOP mulai dari melakukan verifikasi data secara tepat. penyedia, pengumuman lelang hingga (3) Program dan proses evaluasi yang tidak penetapan pemenang selalu berubah- ubah dapat menyebabkan proses akibat adanya kebijakan yang tak jelas. implementasi tidak terpantau aspek

  2. Penyusunan Standard Operasional konsistensinya. Prosedure (SOP) menjadi gagal untuk memperbaiki proses implementasi dengan manusia yang tidak diinvestasikan dalam memperbaiki program penyusunan definisi posisi lebih terkait dengan kapasitasnya, hal terhadap SOP yang dimaksudkan tersebut. ini dibuktikan belum tersedianya sarana dan Menurut Amarrilyaf (2010) Komitmen prasarana , pendukung , secara , menyeluruh, manajemen seperti apa saja yang belum melakukan proses trial secara tepat, menyebabkan implementasi SOP menjadi belum adanya proses evaluasi dari proses gagal untuk diimplementasikan; perencanaan dan penyusunan system, serta (1) Ketiadaan sumber daya belum mengacu kepada SOTK (Susunan (2) Tidak adanya proses evaluasi dari proses organisasi dan tata kerja) dan TUPOKSI perencanaan dan penyusunan system. (Tugas pokok dan fungsi) serta alur

  (3) Konsistensi kebijakan dokumen, hal ini dibuktikan dengan masih

V. KESIMPULAN DAN SARAN rendahnya rasa tanggungjawab terhadap

5.1 Kesimpulan kebijakan yang dikeluarkan serta tidak 1. Implementasi Standar Operasional adanya sangsi hukum yang berlaku.

  Prosedur (SOP) e-Procurement di LPSE

  5.2 Saran

  Provinsi Sumataera Barat tidak efektif,

  1. Perlu adanya sosialisasi dan peningkatan karena adanya kesalahan dalam kapasitas sumber daya manusia melalui mendefinisikan SOP, Informasi teknis yang program pendidikan dan pelatihan kepada tidak umum, belum optimalnya pemenuhan para penyedia,dalam hal ini dukungan informasi kepada masyarakat luas seperti pemerintah melalui LPSE dalam kurangnya keterbukaan, sosialisasi dan memberikan informasi dan arahan tentang pelatihan kepada para penyedia, hal ini implementasi Standar Operasional Prosedur terlihat adanya miskomunikasi/masih belum

  11 yang berlaku dalam mengikuti pelelangan Bernard,2005.Business process diagram Jakarta;Hyatt secara elektronik

  2. Kerangka Kerja Penyusunan SOP e- Bungin ,2001.Instrumen Penelitian- Jakarta procurement diharapkan adanya perubahan – Chaffey dkk, 2004. Memahami Untuk perubahan yang mendasar seperti diperlukan Melayani Melaksanakan e-

   Procurement dalam Sistem

  SOP yang lebih kompleks, dibuat Pengadaan Barang dan Jasa sesederhana mungkin dan dapat memberikan Pemerintah. Jakarta. kejelasan terhadap beberapa aktivitas Djamaludin Antjok. 1999. di Indonesia”.Makalah. Disampaikan

  (Susunan organisasi dan tata kerja) , pada Diskusi Panel Penyelenggaraan TUPOKSI (Tugas pokok dan fungsi), SOP Good Governance di Indonesia yang diselenggarakan oleh Lembaga ditinjau ulang secara periodik dan Administrasi Negara, Jakarta. dikembangkan sesuai kebutuhan.

  Douglas T.Rossdesoft 1983 (Publikasi ke 183)

DAFTAR PUSTAKA

  Djoko Iskandar .2008 .Standar Operation AGIMO, Publication of Australian

  Procedur .”Makalah Implementasi Government of Finance and

  SOP” pada seminar Universitas Deregulation, negeri Jakarta” www.agimo.gov.au/publications/200 1/11/ar00-01/glossary didownload

  Dewan TIK Nasional melalui kepres No. 20 pada tanggal 18 Januari 2010 tahun 2006

  Agus Dwiyanto, 1999. “Penilaian Kinerja George Therry .2010, Instrumen

  Organisasi Pelayanan Publik”. Makalah Pengolahan Data. Jakarta:Tridaya

  Seminar Kinerja Organisasi Sektor Cipta Publik Kebijakan dan Persiapannya.

  Yogyakarta .Jurusan Ilmu Httf// : www: lpse-sumbar : 2012

  Administrasi Negara FISIPOL UGM Herianto, dkk.2010; Kebijakan SOP dalam

  Atmoko Tjipto, 2010 . Standar Operasional implementasi e-procurement Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas Kinerja

  Instansi Pemerintah James L. Gibson dkk. 1997. Organisasi dan

  Manajemen : Perilaku, Struktur dan

  Ardhana , 2012.Teori Dasar Penelitian Proses .Jakarta : Erlangga.

  Kualititatif, Jakarta, erlangga Jones .2001. “Organizational Theory

  Ariefraf ,2008. Pengertian-SOP (online)

   Jakarta : Bintang

  [http:ariefraf.wordpress.com didownload pada tanggal 8 Maret Lufri, 2005, Metodologi Penelitian, Padang;

  2010 Rios Multi Cipta.

  12 LPSE Balai BAPPEDA Provinsi Sumatera Barat, Service (e-Procurement) melalui www.lpse.Sumbarprov.go.id

  Laporan e-monitoring perencanaan dan pengendalian Dinas Prasjal Tarkim Sumatera Barat, 02 januari 2012 LPSK, 2009 Implementasi e-Procurement sebagai inivasi layanan publik.

  Rusidi .2002. Hand out Mata Kuliah Metodelogi Penelitian, Jatinangor;Program PascaSarjana- UNPAD S.S, Purwanto 2008, Kajian Prosedur Pengadaan Jasa Konstruksi Secara

  Taylor dan Lexy J Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung, PT.Remaja Rosda Karya

  EProcurement ,Bath School of Management Bath University.

  S.S, Purwanto 2008, Kajian Prosedur Pengadaan Jasa Konstruksi Secara

  Rusidi .2002; Hand out Mata Kuliah Metodelogi Penelitian, Jatinangor;Program Pasca Sarjana- UNPAD

  Organisasi . Jakarta : Erlangga

  PLOUGH, E-Procurement White Paper, didownload dari www.ploug.org.pl/interesujace_tekst y/eProcurement_White_Paper_Final. pdf pada tanggal 17 Mei 2010. Richard M. Steers. 1980. Efektivitas

  Barang / Jasa Pemerintah .

  PTI Sinus 2012; Sistem Analisa Pengolahan Data Perpres RI Nomor 54 tahun 2010 tahun tentang Pedoman Pengadaan

  Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung, PT.Remaja Rosda Karya Nasional.

  EProcurement ,Bath School of Management Bath University.

   Organisasi . Jakarta : Erlangga

  Jakarta .Pres. Pemerinta, Buku Manual SPSE Versi 3.5, 2012

  Richard M. Steers. 1980. Efektivitas

  PLOUGH, E-Procurement White Paper, didownload dari www.ploug.org.pl/interesujace_teksty/e Procurement_White_Paper_Final.pdf pada tanggal 17 Mei 2010.

  Barang / Jasa Pemerintah .

  Data Perpres RI Nomor 54 tahun 2010 tahun tentang Pedoman Pengadaan

  Kemitraan Patnership & LPSE Nasional. PTI Sinus 2012; Sistem Analisa Pengolahan

  Procurement di indonesia, Jakarta;

  X-solution. ). Di akses 5 April 2010. Miftah Thoha. 2001. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya . Jakarta : Purwanto, Erwan Agus, dkk. 2008. e-

  Publishing Co. Media Indonesia 3 Desember 2009, Posted by Humas KPK 3 Desember 2009).

   Diagnosis : A Workbook of Theory And Practice . USA : Addison-Wesley

  Martin R. Weisbord. 1988. Organisational

  13