MANUSIA DAN KEBUTUHAN manusia BERAGAMA

MANUSIA DAN KEBUTUHAN BERAGAMA
1. Pengertian Agama
Agama pada umumnya ialah:
a. Tata keimanan atau keyakinan atas adanya sesuatu yang Mutlak di luar manusia.
b. Tata peribadahan manusia kepada yang dianggapnya mutlak.
c. Tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam lainya, sesuai dan
sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaksud di atas.
Agama dalam bahasa Arab berarti “Addin” yang artinya kepatuhan, kekuasaan, atau
kecenderungan. Agama bias juga berasal dari gabungan “a” yang artinya tidak dan “gama” artinya
kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Agama juga merupakam terjemahan dari bahasa Inggris,
“religion” atau religi yang artinya kepercayaan dan penyembahan Tuhan.
Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari
keberadaanya sendiri dan keberadaan alam semesta.
Dilihat dari aspek duniawinya, atau lebih tepat dalam kehidupan masyarakat, agama
merupakan sumber nilai dan kekuatan mobilisasi yang sering menimbulkan konflik dalam sejarah
umat manusia.
Selanjutnya, karena banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan oleh para Ahli,
Harun Nasution mengatakan bahwa agama dapat diberi definisi sebagai berikut:
a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.
b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
c. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber

yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
d. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
e. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib.
f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan
gaib.
g. Pemujaan kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan
misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
h. Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rosul.
Jadi, agama adalah suatu kepercayaan, keyakinan kepada yang mutlak, yang dimana
keyakinan tersebut dianggap yang paling benar.
2. Latar Belakang Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Secara alamiah, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya. Ini dapat
dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana. Ia mengeluh
dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari
keadaan itu. Naluriah ini membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang
Khaliknya. Adapun latar belakang manusia membutuhkan agama:

a. Latar belakang fitrah manusia
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan ditegaskan dalam ajaran islam,
yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitri manusia.

Setiap anak yang dilahirkan memiliki potensi beragama, maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikan anak tersebut menjadi Islam, Kristen, Hindu, maupun Budha.
Bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi agama yaitu pada manusia
primitif yang tidak pernah mendapat informasi mengenai Tuhan, ternyata mereka mempercayai
adanya Tuhan, meskipun yang mereka percayai itu terbatas pada khayalan.
Dalam diri manusia sudah terdapat potensi beragama, potensi beragama ini memerlukan
pembinaan, pengarahan, dan pengembangan dengan cara mengenalkan agama kepadanya.
b. Kelemahan dan kekurangan manusia
Disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan manusia juga memiliki kekurangan.
Dalam pandangan al-Qur’an, manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan sempurna, namun
diperoleh pula manusia berpotensi positif dan negatif, sedangkan daya tarik keburukan lebih
kuat dari pada kebaikan.
Sifat-sifat keburukan yang ada pada manusia antara lain sombong, inkar, iri, dan lain
sebagainya, Karena itu manusia dituntut untuk menjaga kesuciaannya, hal yang dapat dilakukan
untuk menjaga kesuciannya dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan dengan bimbingan
agama dan disinilah letak kebutuhan manusia terhadap agama.
c. Tantangan Manusia
Manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang
dating dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan
bisikan setan, sedangkan tantangan dari luar berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan

manusia dengan sengaja ingin memalingkan manusia dari Tuhan.
Upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat
menjalankan agama. Jadi upaya mengagamakan masyarakat menjadi sangat penting, agar
masyarakat mampu menghadapi tantangan baik dari luar maupun dari dalam.
3. Fungsi Agama dalam Kehidupan
Manusia adalah mahluk yang memiliki rasa keagamaan, kemampuan untuk memahami dan
mengamalkan nilai agama. Tugas manusia didunia yaitu ibadah dan mengabdi kepadanya.
Fungsi agama yaitu sebagai pustaka kebenaran, dimana agama diibaratkan sebagai suatu
gedung perpustakaan kebenaran. Agama dapat dijadikan suatu pedoman dalam mengambil suatu
keputusan antara yang benar dan yang salah.
Peranan sosial agama bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan
bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban
sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari
sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga
agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.

Manusia menyelesaikan tantangan-tantangan hidup dengan menggunakan agama, karena
manusia percaya dengan keyakinan yang kuat bahwa agama memiliki kesanggupan dalam
menolong manusia.
Fungsi agama dalam kehidupan antara lain:

a. Fungsi Edukatif
Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran tentang boleh tidaknya suatu perbuatan,
cara beribah, dll dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris).
b. Fungsi Penyelamatan
Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk teringgi”
atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia
percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan.
c. Fungsi Pengawasan Sosial
Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral (yang dianggap baik) dari
serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum Negara modern.
d. Fungsi Memupuk Persaudaraan
Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam
persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh
pribadinya dilibatkan.
e. Fungsi Transformatif
Mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan
nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.
Selain fungsi diatas, agama juga memiliki fungsi antara lain:



Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok



Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.



Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah



Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan



Pedoman perasaan keyakinan




Pedoman keberadaan



Pengungkapan estetika (keindahan)



Pedoman rekreasi dan hiburan



Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

4. Doktrin Kepercayaan Agama
Doktrin adalah ajaran tentang asas-asas suatu aliran politik, keagamaan, pendirian segolongan
ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan. Istilah Doktrin
berkaitan dengan suatu kebenaran dan ajaran. Keduanya tidak dapat dipisahkan sebab menegaskan
tentang kebenaran melalui ajaran, sedangkan yang diajarkan biasanya dengan kebenaran. Dengan
demikian, doktrin berisi tentang ajaran kebenaran yang sudah tentu memiliki “balutan” filosofis.


Doktrin banyak ditemukan dalam banyak agama seperti Kristen dan Islam, di mana doktrin
dianggap sebagai prinsip utama yang harus dijunjung oleh semua umat agama tersebut.
Dalam konteks doktrin, agama selalu menjadi akidah, yakni sebagai suatu kepercayaan
kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, dan penyembahan secara spiritual kepada-Nya. Sebagai
suatu akidah, agama memiliki prinsip - prinsip kebenaran yang dituangkan dalam bentuk doktrin.
Adapun doktrin didalam agama antara lain:
a. Doktrin utama dalam agama Yahudi:
o Percaya kepada Allah pencipta langit bumi dan seluruh alam semesta, dan dia adalah Allah
yang kekal.
o Percaya bahwa Musa adalah nabi yang menerima hokum Allah dan diutus untuk melayani
umat Allah, bangsa Israel, yang disebut kaum Yahudi.
o Percaya dan menantikan datangnya Mesias yang akan menyatakan kerajaan Allah, dan
bahwa Dia pasti akan dating pada waktunya.
b. Doktrin utama dalam agama Budha:


Tentang realita penderitaan, bahwa di dalam hidup manusia tidak dapat menghindari
realita penderitaan.




Tentang penyebab adanya penderitaan.



Tentang cara manusia dapat mengakhiri penderitaan hidup di dunia ini adalah meniadakan,
membebaskan diri dari semua keinginan, hasrat dan perasaan yang ada dalam diri
manusia.



Tentang jalan kelepasan dari penderitaan setelah memadamkan hasrat diri dan keinginan
tersebut, manusia melangkah ke dalam perjalanan menuju nirwana.

c. Doktrin utama dalam agama Khonghucu:


Pemujaan terhadap arwah para leluhur.




Kesalehan seorang anak terhadap orang tuanya.

d. Doktrin utama dalam agama Islam:[15]

1) Iman dan kewajiban
Menjadi pemeluk Islam, haruslah sungguh-sungguh tunduk dan menyerahkan diri kepada
Allah dengan menyatakan imannya hanya kepada Allah yang Maha Esa dan melakukan
hokum-hukumNya.
2) Shari’a
Hukum Islam berasal dari Allah, yang merupakan bagian utama dalam kehidupan umat
Islam, dimana didalamnya mengatur hubungan manusia baik dengan sesame manusia
maupun Tuhan.
3) Rukun Iman
Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Rosul, Hari akhir, Takdir Allah
4) Rukun Islam
Shahadat, Sholat, Zakat, Puasa, dan Haji

‫ميا أ مي لهمها ال ل مدذيمن آممهنوا ل تمتلمدخهذوا ال ويمههومد موالن لممصامرى أ موول دميامء مبوعهضههوم أ موول دمياهء مبوعضض موممون ي متممول ل مههوم دمن وك هوم مفإدن ل مهه دمن وههوم إد لمن الل ل ممه ل ي موهددي ال وقموومم‬

‫ال ل م‬
‫ظال ددميمن‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
lalim.
‫ح أ موو أ مومضر دمون‬
‫عومن دفيدهوم ي مهقوهلومن ن م و‬
‫خمشى أ مون تهدصيمبمنا مدائدمرةة مفمعمسى الل ل مهه أ مون ي مأ ودتمي دبال وفمتو د‬
‫مفتممرى ال ل مدذيمن دفي قههلودبدهوم مممرةض ي همسادر ه‬
‫د‬
‫عملى مما أ ممس لهروا دفي أ من وفهدسدهوم منادددميمن‬
‫عن وددده مفيهوصدبهحوا م‬
Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik)
bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat
bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu
keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka
rahasiakan dalam diri mereka.
‫خادسدريمن‬

‫عممال هههوم مفأ موصمبهحوا م‬
‫حدبط م و‬
‫ت أم و‬
‫موي مهقوهل ال ل مدذيمن آممهنوا أ ممههؤلدء ال ل مدذيمن أ مقومسهموا دبالل ل مده مجوهمد أ مي وممادندهوم إدن ل مههوم ل ممممعك هوم م‬
Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguhsungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?" Rusak binasalah segala
amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.