RESPON MASYARAKAT TERHADAP PERINGATAN DI

RESPON MASYARAKAT DAERAH PERBATASAN KALIMANTAN
BARAT – SERAWAK (PALOH) TERHADAP PERINGATAN DINI
CUACA EKSTRIM BMKG SEBAGAI LANGKAH AWAL UNTUK
MENGURANGI RESIKO BENCANA HIDROMETEOROLOGI
PEOPLE RESPONSE WESTERN CONFINE OF BORNEO – SERAWAK (PALOH) TO
EARLY WARNING EXTREME WEATHER BMKG AS A FIRST MEASURE
TO REDUCE THE RISK OF HYDROMETEOROGICAL DISASTER
YOSEF LUKY D. PRASETYA
Stasiun Meteorologi Paloh Jl. Bandar Udara Liku Paloh Sambas 79466
Email : prasetya_yosef@yahoo.com
yosef.prasetya@bmkg.go.id

ABSTRAK
Wilayah Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dan berada pada pertemuan 3 lempeng tektonik utama
dunia serta memiliki iklim tropis membuat indonesia menjadi wilayah yang unik dan spesifik serta
mempunyai banyak peristiwa bencana alam. Peristiwa-peristiwa seperti Gempa Bumi, Hujan Lebat, dan
Angin Kencang telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat baik moral maupun material. Selain faktor
alam hal ini juga disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cuaca. BMKG sebagai instansi
pemerintah yang bertanggung jawab di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika
terus berupaya untuk menyelenggarakan fungsinya sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang
berlaku salah satunya penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta

masyarakat berkenaan dengan bencana alam. Namun kenyataan yang terjadi adalah masih banyak
masyarakat yang kurang peduli dengan Informasi peringatan dini cuaca yang dikeluarkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji tingkat efektivitas pelayanan BMKG berkaitan dengan peringatan dini cuaca pada
respon masyarakat di daerah bencana. Responden yang dipilih adalah masyarakat di kecamatan PalohSambas sebanyak 40 orang dengan berbagai latar belakang. Untuk mencari respon masyarakat maka
digunakan metode Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat
diketahui bahwa respon masyarakat Paloh-Sambas terhadap informasi peringatan dini Cuaca yang
dikeluarkan BMKG adalah Kurang Baik berkaitan dengan kecepatan, ketepatan waktu, keakuratan dan
kemudahan mendapatkan informasi cuaca.
Kata kunci : Bencana alam, Informasi Peringatan Dini, Respon Masyarakat

ABSTRACT
Indonesia which consist of thousands of islands and is located at the confluence of three tectonic plate in the
world and has a tropical climate makes Indonesia a unique and specific areas have many events disasters.
Events such as Earthquakes, Heavy Rain and Strong Winds have caused harm to the people morally and
materially. In addition to natural factors it is also due to a lack of public knowledge about the weather.
BMKG as a goverment agency in charge of Meteorology, Climatology, Air Quality and Geophysic continues
its efforts to organize its functions as stipulated in the legislation in force one of them to deliver information
and early warning to the agency and the parties involved and the public with regard to natural disasters. But
the reality of the matter is there are many people who are less concerned with the weather early warning
information is issued. This study aims to assess the effectiveness of services related BMKG early warning

weather on the public response in the affected areas. Respondents were selected communities in the district
are Paloh-Sambas 40 people with various backgrounds. To find public response method ia used Community
Satisfaction Indek (IKM). Based on the research conducted, it can be seen that the response of the public
Paloh-Sambas to imformation weather warning issued BMKG is Not Good deals with speed, timeliness,
accuracy and ease of getting weather information.
Key words : Disaster, Early Warning Information, People Response

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau
besar dan kecil, membujur dari barat ke timur dan
melintang dari utara ke selatan, yang dilalui garis
khatulistiwa. Selain kondisi tersebut pergeseran
pola iklim global pun membuat kawasan Indonesia
perlahan-lahan mendekati pola iklim wilayah tropis
baru (new tropical region). Berdasarkan kondisi
tektonik, Indonesia berada pada pertemuan tiga
lempeng tektonik utama dunia, yaitu Eurasia, IndoAustralia, dan Pasifik. Kondisi wilayah, posisi
geografis, pengaruh perubahan pada tingkat global,
regional maupun lokal, dan kondisi tektonik

Indonesia telah menempatkan Indonesia sebagai
wilayah yang unik dan spesifik yang tidak dapat
ditemukan pada wilayah-wilayah lain di dunia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang subur,
memiliki iklim tropis, hutan tropis yang lebat, dan
kaya akan bahan tambang. Namun disisi lain,
Indonesia mempunyai banyak peristiwa bencana
alam, keadaan tersebut berdampak pada aspek
meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan
geofisika. Beberapa bencana tersebut antara lain
diakibatkan oleh :
1. Kompleksitas karakter iklim dan cuaca yang
terjadi;
2. Pencemaran udara/polusi udara;
3. Dinamika atmosfer yang dapat menimbulkan
gangguan seperti badai tropis dan hujan lebat
disertai angin kencang;
4. Rentan terhadap terjadinya bencana geologis
yang sulit diduga, antara lain tanah longsor,
gempabumi besar dan merusak, dan apabila

terjadi di bawah laut dapat berpotensi
menimbulkan tsunami.
Menjawab tantangan tersebut diatas BMKG
yaitu sebagai Lembaga Pemerintah Non
Kementrian (LPNK) yang mempunyai tugas
pemerintah di bidang Meteorologi, Klimatologi,
Kualitas Udara dan Geofisika menyelenggarakan
fungsinya sebagaimana diatur dalam perundangundangan yang berlaku (Peraturan Presiden No. 61
Tahun 2008) salah satunya penyampaian informasi
dan peringatan dini kepada instansi dan pihak
terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana
karena faktor meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika. Fenomena meteorologi,
klimatologi, kualitas udara, dan geofisika
(MKKuG) diperlukan penanganan secara terpadu
dengan melibatkan pemangku kepentingan
pengelolaan di bidang MKKuG, diantaranya
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah, dengan
prinsip-prinsip keterpaduan, kesetaraan, dan
berkomitmen agar penyelenggaraan penanganan


fenomena MKKuG dapat efektif, efisien, dan
berkelanjutan sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-undang No. 31 tahun 2009 tentang
Meteorologi, Klimatologi dan Geofísika. Dalam
penyelenggaraan penanganan fenomena MKKuG
tersebut
diperlukan
perencanaan
yang
komprehensif, yang mengakomodasikan berbagai
kepentingan dari stakeholders maupun masyarakat.
Dalam melaksanakan pelayanan di bidang
MKKuG, BMKG telah banyak memberikan
informasi baik dikalangan instansi pemerintah
maupun masyarakat secara umum, diantaranya :
pelayanan informasi di bidang penerbangan,
pelayaran, lingkungan hidup, penanggulangan
bencana alam maupun bidang konstruksi.


1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi diatas tentang
kondisi geografis Indonesia, keadaan cuaca, serta
peran BMKG. Maka, dapat disimpulkan
permasalahan yang timbul akibat peringatan dini
yang dikeluarkan BMKG sebagai instansi
pelayanan dan penyediaan informasi di bidang
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika yaitu : Bagaimana respon masyarakat
terhadap peringatan dini cuaca Ekstrim BMKG
tersebut.

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah tersebut di atas, maka kegiatan penelitian
ini dilakukan dengan tujuan mengkaji tingkat
efektivitas pelayanan BMKG berkaitan dengan
peringatan dini cuaca pada respon masyarakat di
daerah bencana.


1.4. Landasan Teori
1.4.1. Bencana Hidrometeorologi
Bencana hidrometeorologi (bencana alam
meteorologi) adalah bencana alam yang
berhubungan
dengan
iklim.
Bencana
hidrometeorologi berupa banjir, longsor, puting
beliung, gelombang pasang, dan kekeringan.
Bencana hidrometeorologi disebabkan oleh
faktor perubahan iklim. Perubahan iklim menjadi
penyebab meningkatnya bencana hidrometeorologi
karena secara nyata telah memengaruhi terjadinya
perubahan watak hujan dan cuaca. Pengaruh
perubahan iklim menyebabkan pola curah hujan
berubah. Tidak hanya tebal hujan yang berubah,
intensitas, durasi, dan sebaran curah hujan juga
berubah. Perubahan iklim global juga sangat
memengaruhi perubahan pola aliran, seperti

penurunan kecenderungan curah hujan tahunan.

Beberapa penelitian menunjukkan, perubahan
iklim di Indonesia telah membawa perubahan pola
musim lokal. Rata-rata jumlah hujan pada musim
hujan (Oktober-Maret untuk wilayah Jawa) adalah
80% dari jumlah hujan tahunan. Perubahan pola
musim terjadi dengan bertambah lamanya musim
kering dan meningkatnya rasio jumlah hujan pada
musim hujan terhadap musim kering yang
meningkat di atas 80%. Kondisi ini semakin
diperparah oleh penurunan akumulasi total hujan
tahunan secara persisten hampir di seluruh wilayah
Indonesia dalam lima dekade terakhir sehingga
potensi air tercurah berkurang.
Meningkatnya bencana hidrometeorologi
tidak hanya disebabkan oleh perubahan iklim
global, namun juga karena kesalahan pengelolaan
lingkungan. Laporan Kajian Ke-4 IPCC tahun
2007 membuktikan, iklim global terus berubah

karena kegiatan manusia. Degradasi lingkungan
akibat
kegiatan
manusia
menyebabkan
meningkatnya bencana hidrometeorologi. Di
Indonesia, terlihat dari laju kerusakan hutan yang
lebih tinggi dibandingkan kemampuan pemerintah
merehabilitasi lahan. Misalnya, selama 2003–2006,
laju kerusakan hutan 1,17 juta hektar per tahun.
Sementara kemampuan pemerintah merehabilitasi
hutan dan lahan setiap tahun hanya sekitar 450.000
hektar dan tingkat keberhasilan penanaman pohon
dalam rehabilitasi hutan dan lahan tidak mencapai
100% sehingga degradasi hutan dan lahan menjadi
lebih besar
1.4.2. Cuaca Ekstrim
Cuaca Ekstrim adalah keadaan atau fenomena
fisis atmosfer di suatu tempat, pada waktu tertentu
dan berskala jangka pendek dan bersifat ekstrim.

BMKG mengkategorikan cuaca termasuk ekstrim
apabila :
 Suhu Udara permukaan ≥ 35° C
 Kecepatan Angin ≥ 25 knots
 Curah Hujan dalam 1 hari ≥ 50 mm
Cuaca ekstrim terjadi karena suhu
permukaan air laut meningkat sehingga
mempercepat terjadinya penguapan yang
membentuk awan hujan. Akibatnya hujan
terus menerus terjadi sepanjang tahun.
Penyebab utama cuaca ekstrim adalah adanya
ekspansi vertikal awan, curah hujan yang
meningkat dan berpeluang menyebabkan
puting beliung. Cuaca ekstrim terjadi karena
siklus basah dan kering yang terlalu cepat akibat
La Nina dan pemanasan global.












Beberapa contoh cuaca ekstrim
La nina
Curah Hujan yang tinggi dan terus-menerus
terjadi disebabkan oleh fenomena La Nina. La
nina muncul karena suhu muka laut di pasifik
bagian timur lebih dingin dari biasa. Ketika
La nina muncul, bagian sebelah barat pasifik
mengalami
peningkatan
curah
hujan
sementara bagian sebelah timur pasifik
mengalami penurunan curah hujan.
Angin Kencang
- Angin Siklon
Angin siklon adalah angin yang
gerakannya berputar ke dalam ,
mengelilingi daerah tekanan minimum.
- Tornado
Angin tornado terjadi disebabkan oleh
perubahan lapisan udara dingin berada
diatas lapisan udara panas. Pada saat
bersamaan udara panas naik dengan
kecepatan 300-an km/jam. Udara yang
menyusup dari sisi inilah yang
mengakibatkan angin berputar sehingga
membentuk tornado. Rata-rata kecepatan
angin tornado mencapai hingga400
km/jam serta lebar cerobong antara 15 365 meter. Angin tornado memiliki
potensi dayarusak yang sangat dahsyat
dan dapat menyebabkan kerusakan segala
benda yang dilaluinya.
Tanah Longsor
Tanah longsor akibat curah hujan yang tinggi
pada daerah yang rawan tanah longsor seperti
perbukitan atau gunung yang gundul.
Angin Puting Beliung
Gejala awal angin puting beliung adalah
udara terasa panas dan gerah, di langit tampak
ada pertumbuhan awan cumulus (awan putih
bergerombol yang berlapis-lapis), diantara
awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai
batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu
menjulang tinggi yang secara visual seperti
bunga kol, awan tiba-tiba berubah warna dari
berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat
(Awan Cumulunimbus), ranting pohon dan
daun bergoyang cepat karena tertiup angin
disertai angin kencang. durasi fase
pembentukan awan, hingga fase awan punah
berlangsung paling lama 1 jam.
Beberapa dampak dari cuaca ekstrim adalah :
Kondisi Kesehatan
Munculnya berbagai gangguan kesehatan.
Serangan heatstroke, kematian akibat
tersambar petir, busung lapar akibat gagal
panen yang disebabkan perubahan pola hujan,
dan
gangguan
kesehatan
lainnya
membutuhkan penanganan istimewa, tidak





bisa disamakan dengan kejadian penyakit
biasa.
Kondisi Sosial
Salah satu contoh akibat perubahan iklim
adalah banjir. Banjir yang menenggelamkan
tempat tinggal manusia membuat manusia
mengungsi. Dalam kondisi darurat seperti itu,
akan timbul kepanikan. Selain itu, pada
kondisi darurat manusia tidak lagi
memikirkan orang lain, yang menjadi
prioritas utamanya adalah bagaimana
caranya agar dirinya, keluarganya, dan
hartanya dapat diselamatkan. Tidak jarang
manusia menginjak hak orang lain asal
kebutuhan keluarganya dapat dipenuhi,
walaupun hak orang yang diinjak tersebut
adalah hak tetangganya
Kondisi Lingkungan
Perubahan Iklim terjadi karena perubahan
keseimbangan lingkungan. Meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca (uap air,
CO2, NOx, CH4, dan O3) di atmosfer
akibat aktifitas pembakaran bahan bakar
fosil
oleh
manusia
menyebabkan
terbentuknya semacam selimut tak tampak
mata yang mengurung gelombang panas sinar
matahari yang dipantulkan oleh permukaan
bumi. Efeknya adalah permukaan bumi
semakin memanas dan pada akhirnya
memicu perubahan iklim.

1.4.3. Peringatan Dini Cuaca Ekstrim
Peringatan Dini cuaca ekstrim adalah
serangkaian kegiatan pemberian informasi sesegera
mungkin kepada masyarakat yang berisikan
tentang prediksi peluang terjadinya cuaca ekstrim.
Peringatan dini cuaca ekstrim dilakukan terhadap
cuaca ekstrim yang terjadi di darat dan cuaca
ekstrim yang terjadi di laut.
Peringatan dini cuaca ekstrim di darat
meliputi unsur
 angin puting heliung
 angin kencang
 hujan lebat
 hujan lebat yang disertai angin kencang
dan/atau petir
 hujan es
 jarak pandang mendatar ekstrim, dan/atau
 suhu udara ekstrim
Peringatan dini cuaca ekstrim di laut meliputi
unsur
 siklon tropis
 angin kecang
 waterspot
 gelombang laut ekstrim






gelombang pasang
hujan lebat
hujan lebat yang disertai angin kencang
dan/atau petir
jarak pandang mendatar ekstrim,

Pembuatan peringatan dini cuaca ekstrim
berdasarkan hasil prediksi cuaca ekstrim dan
berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh
melalui radar cuaca, satelit cuaca dan alat
pengamatan lain. Peringatan dini cuaca ekstrim
dibuat dan dilakukan dengan hati-hati cermat dan
dalam waktu yang singkat sampai kepada
masyarakat melalui media massa, intansi terkait,
dan
kepada
jajaran
Badan
Meteorologi
Klimatologi, dan Geofisika secara berjenjang
sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia.
Peringatan dini cuaca ekstrim dapat
disampaikan melalui :
 layanan pesan singkat (sms) dibuat
berdasarkan format yang telah ditentukan.
 telepon
 facksimile
 website, dan
 sarana komunikasi lainnya.
1.4.4. Pentingnya Informasi Cuaca
Bencana banjir, siklon tropis, kekeringan,
gelombang dingin dan panas yang mempengaruhi
seluruh dunia merupakan fenomena cuaca. Betapa
ganasnya cuaca merenggut jiwa dan harta benda
dapat kita lihat pada bencana banjir Jakarta tahun
ini (17/1), kerugian materi ditaksir mencapai 20
triliun, 20 korban jiwa, dan 50 ribu pengungsi.
Kerugian sebesar itu, dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Untuk itu pengamatan cuaca, tindakan
yang cepat dan tepat dari pemerintah beserta
seluruh elemen masyarakat menjadi solusi
menghadapi ganasnya cuaca. Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) senantiasa
memberikan informasi hasil pengamatan cuaca
kepada instansi pemerintah lainnya, masyarakat,
bahkan penduduk dunia. Hal ini untuk
mengantisipasi akan terjadinya bencana akibat
cuaca yang merugikan kita semua. Seperti kejadian
banjir Jakarta 17 Januari 2013, peringatan akan
tingginya intensitas hujan pada bulan Januari 2013
telah diberikan pada jauh hari sebelum kejadian
walaupun intensitasnya tidak setinggi pada banjir
tahun 2007.
Badan
Meteorologi
Klimatologi,
dan
Geofisika telah mengupayakan pelaksanaan
pengelolaan cuaca dan iklim untuk kepentingan
pembangunan. Hasil dari pengelolaan cuaca dan
iklim tersebut adalah beberapa produk antara lain :
prakiraan cuaca harian, prakiraan sifat hujan, dan

prakiraan awal musim. Produk atau hasil dari
pengelolaan cuaca dan iklim tersebut diperoleh
melalui pengamatan data di lapangan / di stasiun,
analisis, pengelolaan data dan penyusunan
informasi diperoleh melalui usaha yang panjang
dan biaya yang tidak sedikit. Sehingga hasil
tersebut merupakan usaha bangsa Indonesia dalam
kaitan pengelolaan cuaca untuk segala kebutuhan.
Maksud dan tujuan dari hasil produk BMKG
adalah untuk melakukan informasi sedini mungkin
bagi masyarakat pengguna jasa agar dapat
melakukan perencanaan terhadap kondisi cuaca /
iklim di masa datang. Informasi cuaca / iklim yang
dikeluarkan oleh BMKG telah melibatkan berbagai
metode dengan melihat perkembangan kondisi
lingkungan yang terjadi. Informasi cuaca tersebut
juga dapat diperoleh secara cuma-cuma oleh
masyarakat luas melalui media masa ataupun
media elektronik.
1.4.5. Definisi Respon
Respon dalam arti umum mengandung
pengertian jawaban atau reaksi terhadap sesuatu
( Rojad, 2001 dirujuk dalam Dian, 2008). Respon
Individu terhadap sesuatu dapat diberikan dalam
bentuk ucapan, isyarat, atau tingkah laku yang
terobservasi, hal ini tergantung dari kemampuan
yang memberikan respon (Rojad, 2001 dalam
Dian, 2008)
Respon masyarakat terhadap program yang
diberikan dapat diliat dari perubahan perilaku yang
ditunjukkan oleh masyarakat tersebut, perubahan
ini meliputi perubahan perilaku pada : pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude) dan tindakan
(practise) ( Roza, 2002 dirujuk dalam Dian, 2008).
Hubungan antara konsep pengetahuan, sikap, dan
perilaku dalam kaitannya dengan suatu kegiatan
tidak dapat dipisahkan. Adanya pengetahuan
tentang manfaat suatu hal akan mempengaruhi niat
untuk ikut serta dalam suatu kegiatan yang akan
diwujudkan dalam suatu bentuk tindakan ( Van
Den Ban dan Hawkins, 199 dalam Dian, 2008).
Respon yang ditunjukkan oleh masyarakat
terhadap penerimaan suatu proyek/kegiatan
berbeda-beda. Perbedaan respon yang ditunjukkan
masyarakat terhadap kegiatan tersebut dapat
dilihiat dari tahapan yang disebut proses adopsi.
Proses-proses adopsi tersebut terdiri atas 5 tahap,
yaitu ( Mardikanto dan Sutarni, 1982 dalam Dian,
2008):
 Tahap Sadar (awareness stage)
Masyarakat menyadari adanya suatu ide baru,
tetapi tidak mempunyai informasi tentang ide
baru tersebut.
 Tahap Minat (interest stage)







Masyarakat mulai berminat dengan adanya
inovasi dan mempunyai informasi tentang ide
baru tersebut.
Tahap Evaluasi (evaliation stage)
Masyarakat mengaplisikan ide baru di dalam
di dalam kehidupannya dan mengantisipasi
situasi yang akan datang dan memutuskan
untuk mencoba atau tidak
Tahap percobaan (trial stage)
Masyarakat mulai menerapkan ide-ide baru
tersebut dalam skala kecil dan menetapkan
kegunaannya pada situasi yang ada.
Tahap Adopsi (adoption stage)
Masyarakat menggunakan dan menerapkan
ide baru secara terus-menerus pada skala
yang penuh

Perbedaan respon terhadap perubahan yang
ditunjukkan oleh masyarakat yang terlibat dalam
sebuah program ada 3 macam, yaitu ( Sajogyo,
1984):
 Respon Positif
Terjadi jika individu dalam masyarakat
tersebut terdorong untuk ikut serta mengambil
bagian dalam seluruh perencanaan dan
pemenuhan program.
 Respon Negatif
Terjadijika unsur pembaharuan tidak berhasil
membuat masyarakat tersebut ikut serta, baik
dalam
perencanaan
maupun
dalam
pemenuhan program.
 Respon Netral
Terjadi jika pengikutsertaan masyarakat tidak
relevan dengan hasil rencana tersebut.
1.4.6. Indeks Kepuasan Masyarakat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah
daya dan infotmasi tingkat kepuasan masyarakat
yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
kuantitatif dan kualitatif atas pendapan masyarakat
dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara
pelayanan
publik
dengan
membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
Kepuasan pelayanan adalah hasil dan
penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan
yang diberikan oleh aparatur penyelenggara
pelayanan publik.

2. METODE PENELITIAN
2.1. Perspektif Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah
dikemukakan di depan, maka penelitian ini
menggunakan rancangan atau desain penelitian
deskriptif kualitatif yaitu mixed antara kualitatif
dengan kuantitatif untuk mengetahui respon

masyarakat dari pelayanan peringatan dini yang
dikeluarkan BMKG secara umum.

pada kemungkinan skala yang dipilihnya sesuai
dengan pertanyaan.

2.2. Lokasi dan Obyek Penelitian

Selanjutnya angket yang telah diisi responden
perlu dilakukan penyekoran. Untuk pemberian skor
pada skala Likert berarah dari positif ke negatif.
Sedangkan untuk skala negatif, kemungkinan skor
tersebut menjadi sebaliknya bergantung pada arah
pertanyaan yang diberikan.

Lokasi penelitian ini tepatnya di sekitar
Stasiun Meteorologi Paloh Kabupaten sambas yang
merupakan salah satu UPT BMKG di Kalimantan
Barat. Dan yang dijadikan sebagai obyek penelitian
ini adalah masyarakat dan intansi terkait di sekitar
Stasiun Meteorologi Paloh.

2.3. Jenis dan Sumber Data
2.3.1. Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa data primer dan data sekunder, yang
berbentuk kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
berupa angka-angka, skala-skala, tabel-tabel,
formula dan sebagainya yang menggunakan
perhitungan matematis.
2.3.2. Sumber Data
Sumber data yang mendukung jawaban
permasalahan dalam penelitian dengan cara
sebagai berikut :




Sumber Data Primer
Yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber
primer, diperoleh melalui responden yaitu
masyarakat yang memberikan data berupa
kata kata atau kalimat pernyataan atau
memberikan jawaban dalam kuesioner di
sekitar daerah Paloh – sambas yang dijadikan
sampel.
Sumber Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari catatancatatan, buku, makalah, monografi dan lainlain terutama yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian. Data yang lain juga
didapat dari arsip, sebagai sumber data dalam
bentuk dokumen, data statistik dan naskahnaskah yang telah tersedia dalam lembaga
atau instansi yang berhubungan dengan
penelitian ini.

2.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan
adalah kuesioner. Kuesioner diharapkan sebagai
alat ukur penelitian yang digunakan untuk
mencapai kebenaran dan mendekati kebenaran.
Sehingga dari angket inilah data utama yang
berhubungan dengan masalah peneletian dapat
diselesaikan.
Teknik pengukuran dalam instrumen dalam
pengukuran ini akan menggunakan skala likert.
Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya
memberi tanda, misalnya cheklist atau tanda silang

Tabel 1. Bobot Penilaian Skala Likert
No
1
2
3
4

Mutu
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak baik

Skor
4
3
2
1

Sumber : KEP. MenPAN

2.5. Populasi
Sampel

dan Teknik

Pengambilan

Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat dan intansi terkait di sekitar Stasiun
Meteorologi Paloh. Sedangkan sampel diambil
dengan cara peneliti memilih serta mendatangi
masyarakat dan instansi terkait tersebut. Sampel
yang dijadikan responden dalam penelitian ini
sebanyak 40 responden.

2.6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknis analisis datanya
dilakukan dengan menggunakan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) yang dihitung dengan
menggunakan nilai rata-rata tertimbang masingmasing unsur pelayanan. Dalam perhitungan IKM
12 unsur atau indikator yang di uji. Setiap unsur
pelayanan mempunyai penimbang yang sama
dengan rumus sebagai berikut :
Bobot Nilai ratarata
tertimbang

1
=0.083
12

=

Jumlah Bobot
Jumlah Unsur

=

(1)

Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan
digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang
dengan rumus
IKM =

(2)

Nilai
Total nilai dari Persepsi/
unsur
penimbang
Total unsur yang terisi

=

Untuk memudahkan interpretasi terhadap
penilaian IKM yaitu diantara 25 - 100 maka hasil
penilaian tersebut diatas dikonversikan dengan
nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut :
IKM Unit Pelayanan X 25

(3)

Hasil perhitungan di atas dikaterogikan
sebagai berikut :
Tabel 2.
Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi
IKM
N
o
1

Nilai
Interval
1.00 - 1.75

Konversi
IKM
25-43.75

Mutu
pelayanan
D

2

1.76 - 2.50

43.76-62.5

C

3
4

2.51 - 3.25
3.26 - 4.00

62.51-81.25
81.26-100.0

B
A

Kinerja Unit
Pelayanan
Tidak Baik
Kurang
Baik
Baik
Sangat Baik

Sumber : KEP. MenPAN

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1. Deskripsi Lokasi
Stasiun Meteorologi Paloh merupakan salah
satu UPT BMKG yang terletak di Kabupaten
Sambas Kalimantan Barat mempunyai tugas dan
fungsi melaksanakan pengamatan, pengumpulan,
pengolahan, analisis, pelaporan, pelayanan, serta
pengarsipan data hasil pengamatan meteorologi
dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Meteorologi klimatologi, dan Geofisika.
3.1.2. Pelayanan Jasa Peringatan Dini Cuaca
Stasiun Meteorologi Paloh
Stasiun Meteorologi Paloh merupakan stasiun
kelas 3 di lingkungan Badan Meteorologi
Klimatologi, dan Geofisika yang mempunyai tugas
salah satunya melakukan pengamatan cuaca. Untuk
mengembangkan tugas yang telah dilakukan
sebelumnya yaitu pengamatan cuaca, maka mulai
bulan Januari 2013 stasiun Meteorologi Paloh
melaksanakan kegiatan prakiraan cuaca untuk
daerah Paloh dan Kabupaten Sambas serta
ditunjang dengan informasi Peringatan dini Cuaca
Ekstrim dan cuaca perairan. Pelayanan jasa
peringatan dini cuaca buruk / ekstrim disampaikan
oleh Stasiun Meteorologi Paloh sesegera mungkin
kepada masyarakat dan instansi terkait yang
berisikan tentang prediksi peluang terjadinya cuaca
ekstrim. Peringatan dini cuaca ekstrim yang
disampaikan meliputi cuaca ekstrim yang terjadi di
darat dan di laut diantaranya :
 angin puting heliung












angin kencang
hujan lebat
hujan lebat yang disertai angin kencang
dan/atau petir
hujan es
jarak pandang mendatar ekstrim, dan/atau
suhu udara ekstrim
siklon tropis
waterspot
gelombang laut ekstrim
gelombang pasang.

Peringatan dini cuaca ekstrim yang
dikeluarkan oleh stasiun meteorologi Paloh dibuat
berdasarkan hasil prediksi cuaca ekstrim dengan
mempertimbangkan gejala fisis atau dinamis
atmosfer yang cenderung akan memburuk atau
menjadi ekstrim sesuai skala meteorologi, selain
itu juga mempertimbangkan unsur fenomena yaitu
fenoma global, regional, dan lokal. Stasiun
Meteorologi Paloh juga mengeluarkan peringatan
dini berdasarkan informasi dari BMKG pusat dan
Stasiun Meteorologi Penerbangan atau Maritim
terdekat.
Stasiun Meteorologi Paloh melaksanakan
pemantauan cuaca ekstrim berdasarkan data hasil
pengamatan yang diperoleh melalui satelit cuaca,
informasi BMKG dan stasiun meteorologi terdekat
serta informasi dari internet. Peringatan Dini cuaca
ekstrim atau buruk yang dikeluarkan oleh Stasiun
Meteorologi Paloh pertama kali dilaksanakan pada
3.1.3. Diseminasi Produk Peringatan Dini
Cuaca
Sarana dan prasarana yang digunakan oleh
Stasiun Meteorologi Paloh dalam proses
penyebarluasan informasi peringatan dini cuaca
buruk diantaranya :
 sms
 telepon
 faksimil
 website
Untuk sarana komunikasi website di stasiun
Meteorologi Paloh baru saja diresmikan sekitar
bulan Januari 2013. Ini adalah langkah baru dari
stasiun
Meteorologi
Paloh
untuk
lebih
mengenalkan Badan Meteorologi Klimatologi, dan
Geofisika yang biasa dikenal sebagai BMKG
kepada masyarakat Paloh pada khususnya dan
masyarakat Kabupaten Sambas pada umumnya
sebagai instansi yang mempunyai peran di bidang
Meteorologi, Klimatologi , dan Geofisika. Sarana
Website ini juga dibuat dalam rangka
mempermudah pelayanan Jasa cuaca kepada

masyarakat Paloh, salah satunya adalah pelayanan
Jasa peringatan dini cuaca ekstrim. Stasiun
Meteorologi Paloh juga menampilkan prakiraan
cuaca harian untuk daerah Paloh dan Kabupaten
sambas. Dengan adanya prakiraan cuaca tersebut
masyarakat Paloh cukup antusias dalam
mengunjungi website ini untuk mengamati cuaca
harian yang berguna untuk kehidupan sehari-hari.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengunjung
yang sudah mencapai 1300 an orang.






Instansi terkait seperti Kantor camat,
Koramil, dan Polsek serta UPT Dinas
Perkebunan.
Stasiun Meteorologi Penerbangan dan
Maritim terdekat
Stasiun Koordinator di wilayah Kalimantan
Barat.

Gambar 3. Radio Selimpai Paloh Sebagai Salah
Satu Sarana Penyebarluasan Informasi
Peringatan Dini
Gambar 1. Contoh Prakiraan cuaca stasiun
Meteorologi Paloh

Gambar 4. Masyarakat Nelayan Sebagai Salah
Satu Pengguna Jasa Informasi Peringatan Dini

Gambar 2. Contoh Peringatan Dini Cuaca
Perairan Stasiun Meteorologi Paloh

3.1.4. Penerima/Pengguna
Jasa
Produk
Peringatan dini Cuaca
Peringatan dini cuaca ekstrim yang
dikeluarkan
stasiun
Meteorologi
Paloh
disampaikan kepada pihak - pihak yang
berkepentingan diantaranya :
 Masyarakat dan Nelayan melalui Radio di
sekitar Stamet Paloh

Penerima/pengguna jasa produk peringatan
dini yang dikeluarkan stamet Paloh umumnya
adalah nelayan, karena stasiun Meteorologi Paloh
terletak di daerah pesisir bagian utara Kalimantan
Barat yang dekat dengan pantai dan informasi
cuaca berguna bagi para nelayan untuk bekerja di
laut. Pengguna jasa yang lain adalah masyarakat
yaitu apabila terjadi cuaca ekstrim seperti hujan
lebat ataupun angin kencang. sehingga dengan
adanya informasi peringatan dini cuaca tersebut
masyarakat dapat mengantisipasi kejadian cuaca
ekstrim.

3.1.5. Format Produk Peringatan Dini Cuaca
Peringatan dini cuaca, perairan dan prakiraan
cuaca harian yang dikeluarkan stasiun meteorologi
Paloh dibuat mengikuti format penyampaian sesuai
dengan contoh pada Lampiran 1.

3.1.6. Frekuensi
Pengiriman
Produk
Peringatan Dini Cuaca
Frekuensi pengiriman Peringatan dini Cuaca
adalah berdasarkan prediksi kejadian cuaca ekstrim
yang akan terjadi di daerah Paloh Kabupaten
Sambas. Apabila tidak ada prediksi kejadian cuaca
ekstrim, maka stasiun meteorologi Paloh tidak
akan mengeluarkan Peringatan dini cuaca ekstrim.
Pada tahun 2013 Stasiun Meteorologi Paloh
mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrim
sebanyak 21 kali.
3.1.7. Catatan Kejadian Cuaca Buruk/Ekstrim
Catatan Kejadian cuaca ekstrim berupa
cuaca ekstrim hujan lebat dengan intensitas lebih
dari 50 mm/ hari, . Suhu Udara Ekstrim ≥ 35°C,
dan kecepatan angin ≥ 25 knot yang terjadi di
sekitar Paloh-Sambas selama 3 tahun terakhir dapat
diketahui berdasarkan tabel 3, tabel 4, dan tabel 5.
3.1.8. Contoh Kasus Kejadian Cuaca Ekstrim
Ada beberapa contoh kasus kejadian cuaca
ekstrim yang terjadi di daerah Paloh - Kabupaten
sambas dibuktikan dengan beberapa catatan
kejadian, salah satunya hujan lebat dengan curah
hujan mencapai 178.5 mm yang terjadi pada
tanggal 5 Juli 2013 disertai dengan analisanya.
pada Lampiran 2.
3.1.9. Catatan/Rekap Produk Peringatan Dini
Cuaca Ekstrim
Peringatan Dini Cuaca Ekstrim perairan
dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Paloh
berdasarkan data dan informasi dari BMKG pusat
dan Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak.
Peringatan Dini Cuaca Ekstrim berupa hujan
lebat, suhu ekstrim dan angin kencang mulai
dikeluarkan dan disebarkan oleh Stasiun
Meteorologi Paloh pada bulan Januari 2013 karena
berkaitan dengan adanya kegiatan prakiraan cuaca.
Berdasarkan hal di atas catatan/rekap produk
peringatan dini cuaca ekstrim Stasiun Meteorologi
Paloh terdapat pada Lampiran 3

Tabel 3. Curah Hujan Ekstrim di Paloh 3 Tahun Terakhir
2011
Tanggal
CH (mm)
9 Januari
105.1
10 Januari
138.6
11 Januari
76.6
14 Januari
72.9
28 Januari
130.7
18 Februari
83.3
19 Februari
59.2
6 Juni
76.2
28 November
57.9
2 Desember
114.7
18 Desember
54.6
21 Desember
91.5
25 Desember
115.6
28 Desember
112.7
29 Desember
66.0

2012
Tanggal
CH (mm)
9 Januari
81.8
23 Januari
55.0
5 Februari
50.6
3 Maret
50.4
2 Juli
63.5
25 Agustus
53.5
22 Oktober
66.8
12 November
59.8
3 Desember
58.8

2013
Tanggal
CH (mm)
17 Februari
81.2
8 April
106.7
12 Mei
56.6
23 Mei
68.7

Sumber : Stamet Paloh

Tabel 4. Suhu Udara Ekstrim di Paloh 3 Tahun Terakhir
2011
Tanggal
Suhu (°C)
10 Mei
35.2
6 agustus
35.5
7 Agustus
35.5

2012
Tanggal
Suhu (°C)
15 Mei
35.2
17 Mei
35.2
27 Mei
35.5
8 Juni
35.5
21 Juni
35.7
26 Juni
35.4
27 Juni
35.0
28 Juni
35.1
29 Juni
35.4
13 Agustus
35.2
14 Agustus
35.0
22 agustus
35.4
16 September
35.0
29 September
36.0
30 September
35.8
1 Oktober
35.3
3 Oktober
35.2
4 Oktober
36.6
13 Oktober
35.4

Tanggal
30 Maret
14 Mei
19 Juni
20 Juni
22 Juni
23 Juni

2013
Suhu (°C)
35.0
35.3
35.1
35.0
35.3
35.4

Sumber : Stamet Paloh

Tabel 5. Kecepatan Angin Ekstrim di Paloh 3 Tahun Terakhir
Tanggal

2011
Kec (knot)

2012
Tanggal

Kec (knot)

Tanggal

2013
Kec (knot)

2 Mei

26

-

-

-

-

Sumber : Stamet Paloh

3.2. Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian Indeks Kepuasan Masyrakat
(IKM) terhadap peringatan dini cuaca ekstrim yang
dikeluarkan BMKG didasarkan pada indikatorindikator yang berjumlah 12 indikator. Indikatorindikator tersebut adalah Indikator kebutuhan
informasi layanan, kemanfaatan pelayanan,
kesesuaian pelayanan, kecepatan pelayanan,
keakuratan pelayanan, ketepatan waktu pelayanan,
kepahaman pelayanan yang diberikan, kemudahan
pelayanan, kepuasan pelayanan, keseringan
mengakses informasi pelayanan, kepedulian
terhadap informasi pelayanan, dan, perhatian
terhadap informasi yang diberikan.
Indeks kepuasan masyarakat digunakan untuk
mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat
terhadap informasi Peringatan Dini Cuaca Ekstrim
yang telah dikeluarkan BMKG.
Indeks ini
digunakan sebagai tolok ukur dari kualitas
pelayanan peringatan dini yang dikeluarkan
BMKG apakah sudah sesuai dan dapat diterima
dengan baik oleh masyarakat. Kepuasan
masyarakat dapat diketahui dengan melihat kualitas
pelayanan dari masing-masing indikator yang telah
ditentukan, Setiap item dalam satu indikator
dianalisis, kemudian skor keseluruhan item dalam
satu indikator tersebut dicari rata-ratanya untuk
menganalisis kualitas dari kinerja setiap indikator.
Setelah semua indikator diukur baru kemudian
total skor keseluruhan dari 12 indikator yang ada
dalam penelitian ini dicari rata-ratanya untuk
menentukan indeks kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan peringatan dini Cuaca Ekstrim BMKG.
3.2.1. Analisis Indikator Kepuasan Masyarakat
Pengukuran kualitas pelayanan Peringatan
Dini cuaca Ekstrim BMKG ini dilakukan dengan
memberikan kuesioner kepada 40 responden untuk
mengisi kuesioner sesuai dengan pendapat masingmasing responden tentang pelayanan yang
diterimanya. Pengumpulan data dengan instrumen
kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dari
tanggal 18 Juni 2013 sampai dengan 25 Juni 2013.
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa
sebagian besar pendidikan responden atau 12 orang
(30%) adalah tamatan SMA dan Tamat SD yaitu
sebanyak 10 responden (25%). Sementara bila
dilihat dari pekerjaan responden didominasi oleh
nelayan yaitu sebanyak 11 orang responden
(27.5%) dan petani yang mencapai 10 orang atau
25 persen. Kodisi seperti ini mencerminkan

kehidupan sosial ekonomi responden yang rata-rata
adalah masyarakat menengah kebawah. Namun
dalam Tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa ada
9 orang responden yang tingkat pendidikannya
adalah akademi atau perguruan tinggi dan 5
responden adalah PNS. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat di kecamatan Paloh Sambas
tidak hanya bekerja sebagai nelayan dan petani
namun sudah banyak pekerjaan lain.
Tabel 6. Kondisi Sosial Ekonomi responden
Kondisi Sosial
Responden
Tingkat
Pendidikan
Akademi/Perguruan
Tinggi
Tamat SMA
Tamat SMP
Tamat SD
Pekerjaan
Nelayan
Petani
Pelajar/Mahasiswa
PNS
Wiraswasta
Lainnya

Frekuens
i

Prosentase
(%)

9

22.5

12
9
10

30
22.5
25

11
10
8
5
4
2

27.5
25
20
12.5
10
5

Sumber : Data Primer, diolah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan diperoleh data seperti yang terlihat
dalam Tabel 7 berdasarkan tabel tersebut dapat
dinyatakan bahwa keseluruhan responden yang
berjumlah 40 orang terdiri dari 24 orang (60 %)
responden laki-laki dan 16 orang (40%) responden
perempuan. Sementara bila dilihat berdasarkan
status maritalnya maka mayoritas responden atau
25 orang (62.5%) sudah menikah dan yang belum
menikah berjumlah 15 responden (37.5%)
Tabel 7. Karakteristik Responden
Penelitian
Karakteristik
Responden
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Status Marital
Menikah

Frekuens
i

Prosentase (%)

24
16

60
40

25

62.5

Belum Menikah

15

37.5

Tabel 9. Tingkat kemanfaatan Informasi
Peringatan Dini

Sumber : Data Primer, diolah

Berikut ini akan disajikan hasil temuan dalam
penelitian ini mengenai kepuasan masyarakat akan
peringatan dini cuaca ekstrim yang dikeluarkan
oleh BMKG.

Tingkat
Kemanfaatan
Bermanfaat
Sangat Bermanfaat
Kurang Bermanfaat
Jumlah

frekuensi

Prosentase (%)

29
6
5
40

72
15
13
100

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

1.

Kebutuhan Informasi Layanan
Berdasarkan data hasil penelitian dan setelah
dilakukan tabulasi data maka dapat diketahui
bahwa mayoritas responden di daerah PalohSambas menyatakan bahwa mereka membutuhkan
informasi peringatan dini cuaca yang digunakan
untuk kehidupan sehari-hari, dengan prosentase
sebesar 65 % atau 26 orang menyatakan butuh,
25% atau 10 Orang menyatakan sangat butuh, dan
sisanya 10% atau 4 orang menyatakan kadangkadang butuh seperti terlihat pada tabel 8.
Tabel 8. Tingkat Kebutuhan Informasi
Peringatan Dini
Kebutuhan
Informasi
Butuh
Sangat Butuh
Kadang-kadang
Butuh
Jumlah

Frekuens
i
26
10

3.

4
40

65
25
10
100

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar masyarakat paloh
membutuhkan informasi cuaca untuk menunjang
kegiatan sehari-hari oleh karena itu BMKG sebagai
intansi yang berwenang sebagai penyedia informasi
cuaca dituntut untuk selalu aktif berperan dalam
hal informasi peringatan dini cuaca ekstrim yang
berguna bagi masyarakat.

Kemanfaatan Pelayanan

Berdasarkan hasil kuisoner yang telah diisi
oleh responden diperoleh data hasil penelitian
seperti yang terlihat dalam tabel 9. yang berkaitan
dengan Kemanfaatan Pelayanan Informasi
peringatan Dini cuaca ekstrim. Mayoritas
responden (72%) atau 29 orang menyatakan bahwa
peringatan dini cuaca ekstrim BMKG bermanfaat,
6 orang atau 15 % menyatakan sangat bermanfaat
dan hanya sebagian kecil responden 5 orang atau
13 % yang menyatakan bahwa peringatan dini
cuaca ekstrim BMKG kurang bermanfaat.

Kesesuaian Pelayanan

Berikut disajikan data hasil penelitian yang
berkaitan dengan Kesesuaian Informasi peringatan
dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 10. Tingkat Kesesuaian Informasi
Peringatan Dini

Prosentase (%)

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

2.

Informasi peringatan dini cuaca memang
sangat penting bagi kehidupan manusia, selain
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari Informasi
peringatan dini cuaca ekstrim juga sangat
diperlukan apabila ada indikasi cuaca buruk seperti
hujan lebat atau angin kencang sehingga
masyarakat dapat mempersiapkan terlebih dahulu
apabila ada cuaca buruk tersebut.

Tingkat
kesesuaian
Kurang Sesuai
Sesuai
Sangat sesuai
Tidak sesuai
Jumlah

Frekuens
i
19
17
2
2
40

Prosentase
(%)
47.5
42.5
5
5
100

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

Berdasarkan tabel 10, dapat diperoleh
gambaran mengenai tingkat kesesuaian informasi
layanan peringatan dini yang diterima oleh
masyarakat, dimana 47.5% responden menyatakan
kurang sesuai, 42.5% responden menyatakan
sesuai. Sedangkan masing-masing 5% responden
menjawab sangat sesuai dan tidak sesuai.
Responden yang menyatakan informasi
peringatan dini cuaca BMKG kurang sesuai bagi
mereka disebabkan karena ketidaktahuan dan
kurangnya
kepedulian
masyarakat
akan
penggunaan informasi peringatan dini tersebut.
4.

Kecepatan Pelayanan

Berikut disajikan data hasil penelitian yang
berkaitan dengan Kecepatan Informasi peringatan
dini Cuaca ekstrim BMKG

Tabel 11. Tingkat Kecepatan Informasi
Peringatan Dini

Sangat Akurat
Jumlah

3
40

7.5
100

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

Tingkat
kecepatan
Kurang Cepat
Cepat
Tidak Cepat
Sangat Cepat
Jumlah

Frekuens
i
22
11
6
1
40

Prosentase (%)
55
27.5
15
2.5
100

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

Tabel 11 di atas menyatakan bahwa sebagian
besar atau sekitar 55% (22 orang) masyarakat
Paloh Sambas kurang cepat dalam menerima
Informasi peringatan dini Cuaca BMKG, 27.5 %
(11 orang) menyatakan bahwa Informasi
peringatan dini cuaca yang didapatkan cepat, 15 %
(6 orang) responden menyatakan tidak cepat, dan
hanya 2.5% (1 orang) yang menyatakan sangat
cepat.
Bagi masyarakat Paloh Sambas yang terletak
di pesisir pantai informasi peringatan dini cuaca
memang sangat penting, karena sangat bermanfaat
bagi para nelayan untuk pergi melaut. Informasi
yang menurut masyarakat kurang cepat sampai
kepada mereka bisa disebabkan karena media
perantara penyebarluasan informasi peringatan dini
cuaca kurang akrab bagi mereka, Stamet Paloh
sebagai UPT BMKG di paloh menggunakan radio
sebagai
media
penyebarluasan
informasi
peringatan dini cuaca. Jadi masyarakat juga harus
aktif mencari informasi peringatan dini cuaca yang
dikeluarkan BMKG.
5.

Keakuratan Pelayanan

Berdasarkan hasil kuisoner yang telah diisi
oleh responden diperoleh data hasil penelitian
seperti yang terlihat dalam tabel 12. yang berkaitan
dengan
Keakuratan
Pelayanan
Informasi
peringatan Dini cuaca ekstrim. Mayoritas
responden (45%) atau 18 orang menyatakan bahwa
peringatan dini cuaca ekstrim BMKG kurang
akurat, 12 orang atau 30 % menyatakan akurat,
17.5 % (7 orang) menyatakan tidak akurat dan
hanya 3 orang atau 7.5 % yang menyatakan bahwa
peringatan dini cuaca ekstrim BMKG sangat
akurat.
Tabel 12. Tingkat Kecepatan Informasi
Peringatan Dini
Tingkat
Keakuratan
Kurang Akurat
Akurat
Tidak Akurat

frekuensi

Prosentase (%)

18
12
7

45
30
17.5

Keakuratan Informasi peringatan dini cuaca
memang menjadi hal yang sangat penting bagi
masyarakat, salah satunya masyarakat Paloh yang
bekerja sebagai nelayan. Bagi mereka pekerjaan
sebagai nelayan bergantung pada cuaca yang
terjadi, apabila terjadi cuaca buruk maka dipastikan
mereka tidak akan mendapatkan uang untuk
memenuhi
kebutuhan
sehari-hari.
Dengan
keakuratan informasi cuaca yang diberikan maka
akan memudahkan para nelayan untuk memastikan
apakah mereka akan melaut atau tidak. Oleh karena
itu, BMKG akan terus berupaya memberikan
Informasi Peringatan Dini Cuaca Ekstrim yang
akurat bagi masyarakat.
6.

Ketepatan Waktu Pelayanan

Ketepatan waktu Informasi Peringatan Dini
Cuaca menjadi hal yang sangat penting selain
kecepatan dan keakuratan bagi masyarakat.
Umumnya masyarakat menginginkan bahwa
Informasi cuaca dapat mereka dapatkan dengan
cepat, tepat, dan akurat selain itu juga mudah
didapatkan dimana saja dan kapan saja.
Berikut disajikan data hasil penelitian yang
berkaitan dengan Ketepatan Waktu Informasi
peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 13. Tingkat Ketepatan Waktu Informasi
Peringatan Dini
Tingkat
Ketepatan
Kurang Tepat
Tidak Tepat
Tepat
Sangat Tepat
Jumlah

frekuensi

Prosentase (%)

17
12
9
2
40

42.5
30
22.5
5
100

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

Berdasarkan tabel 13 di atas. penelitian yang
berkaitan dengan Ketepatan Waktu Informasi
peringatan Dini cuaca ekstrim. Mayoritas
responden (42.5%) atau 17 orang menyatakan
bahwa peringatan dini cuaca ekstrim BMKG
kurang tepat, 12 orang atau 30 % menyatakan tidak
tepat, 9 orang menyatakan tepat dan hanya 2 Orang
responden atau 5 % yang menyatakan bahwa
peringatan dini cuaca ekstrim BMKG sangat tepat.
7.

Kepahaman Pelayanan

Banyak istilah - istilah Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika yang digunakan oleh
BMKG dalam penyampaian Informasi Peringatan
Dini Cuaca Ekstrim kepada masyarakat. Hal ini
menyebabkan masyarakat sebagai orang awam
banyak tidak mengerti sehingga bisa menyebabkan
kesalahpahaman.
Berikut disajikan data hasil penelitian yang
berkaitan dengan Kepahaman tentang Informasi
peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 14. Tingkat Kepahaman Informasi
Peringatan Dini
Tingkat
Kepahaman
Kurang Paham
Paham
Tidak Paham
Sangat Paham
Jumlah

frekuensi

Prosentase (%)

17
16
6
1
40

42.5
40
15
2.5
100

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

Tabel 14 di atas menyatakan bahwa sebagian
besar atau sekitar 42.5% atau 17 orang masyarakat
Paloh Sambas kurang paham dalam menerima
Informasi peringatan dini Cuaca BMKG, 40 % (16
orang) menyatakan bahwa mereka paham
Informasi peringatan dini cuaca , 15 % (6 orang)
responden menyatakan tidak paham, dan hanya
2.5% (1 orang) yang menyatakan sangat paham.
8.

Kemudahan Pelayanan

Dalam penyebarluasan atau penyampaian
Informasi Peringatan Dini Cuaca Ekstrim, BMKG
menggunakan berbagai media seperti radio,
televisi, website, elektronik maupun media cetak.
Bagi masyarakat Paloh tidak semua media tersebut
bisa mereka dapatkan dengan mudah.
Berikut disajikan data hasil penelitian yang
berkaitan dengan Kemudahan mendapatkan
Informasi peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

Berdasarkan tabel 15 di atas. penelitian yang
berkaitan dengan Kemudahan mendapatkan
Informasi peringatan Dini cuaca ekstrim.
Mayoritas responden (47.5%) atau 19 orang
menyatakan bahwa kurang mudah dalam
mendapatkan Informasi peringatan dini cuaca
ekstrim BMKG, 13 orang atau 32.5 % menyatakan
mudah, 5 orang menyatakan tidak mudah dan
hanya 3 Orang responden atau 7.5 % yang
menyatakan bahwa peringatan dini cuaca ekstrim
BMKG didapatkan dengan sangat mudah.
9.

Berdasarkan data hasil penelitian dan setelah
dilakukan tabulasi data maka dapat diketahui
bahwa mayoritas responden di daerah PalohSambas 60 % (24 orang) menyatakan bahwa
mereka kurang puas terhadap informasi peringatan
dini cuaca yang dikeluarkan BMKG, 32.5% atau
13 Orang menyatakan puas, 2% (5 orang)
menyatakan tidak puas dan sisanya hanya 2.5%
atau 1 orang yang menyatakan sangat puas seperti
terlihat pada tabel 16.
Tabel 16. Tingkat Kepuasan Informasi
Peringatan Dini
Tingkat
Kepuasan
Kurang Puas
Puas
Tidak Puas
Sangat Puas
Jumlah

Tingkat
Kemudahan
Kurang Mudah
Mudah
Tidak Mudah
Sangat Mudah
Jumlah

frekuensi

Prosentase (%)

19
13
5
3
40

47.5
32.5
12.5
7.5
100

frekuens
i
24
13
2
1
40

Prosentase (%)
60
32.5
5
2.5
100

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

Kepuasan masyarakat dalam hal Informasi
peringatan dini cuaca ekstrim menyangkut juga
masalah kecepatan, keakuratan, dan ketepatan
waktu. Apabila 3 hal ini sudah terpenuhi maka
otomatis masyarakat akan merasakan puas terhadap
informasi peringatan dini yang dikeluarkan.
10.

Tabel 15. Tingkat Kemudahan Informasi
Peringatan Dini

Kepuasan Pelayanan

Keseringan Mengakses

Dibutuhkan peran aktif masyarakat dalam
penyampaian dan penyebarluasan Informasi
Peringatan Dini cuaca Ekstrim, sehingga Informasi
peringatan dini cuaca tersebut cepat sampai kepada
masyarakat yang membutuhkan. Salah satu peran
aktif adalah keseringan mengakses Informasi
peringatan dini cuaca baik melalui televisi, radio
maupun website.

Berikut disajikan data hasil penelitian yang
berkaitan dengan Keseringan mengakses/menerima
Informasi peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG

Tidak Menganjurkan
Menganjurkan
Sangat
Menganjurkan
Kurang
Menganjurkan
Jumlah

15
10
9

37.5
25
22.5

6

15

40

100

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

Tabel 17. Tingkat Keseringan
Mengakses/Menerima Informasi Peringatan
Dini
Tingkat
Keseringan
Kurang Sering
Tidak sering
Sering
Sangat sering
Jumlah

frekuensi

Prosentase (%)

19
12
8
1
40

47.5
30
20
2.5
100

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

Berdasarkan tabel 17 di atas, penelitian yang
berkaitan dengan Keseringan mengakses/menerima
Informasi peringatan Dini cuaca ekstrim.
Mayoritas responden (47.5%) atau 19 orang
menyatakan kurang sering mengakses/menerima
peringatan dini cuaca ekstrim BMKG, 12 orang
atau 30 % menyatakan tidak sering, 8 orang
menyatakan sering dan hanya 1 Orang responden
atau
2.5
%
yang
menyatakan
sering
mengakses/menerima peringatan dini cuaca
ekstrim BMKG.

Berdasarkan tabel 18, dapat diperoleh
gambaran mengenai tingkat Kepedulian Terhadap
Orang lain Mengenai Informasi Peringatan Dini
yang diterima oleh masyarakat, dimana 37.5% (15
orang) responden menyatakan tidak menganjurkan
Informasi Peringatan dini cuaca yang mereka
terima kepada orang lain, 25 % (10 orang)
responden menyatakan menganjurkan. 22.5% (9
orang) menyatakan sangat menganjurkan. Sisanya
15% (6orang) menyatakan kurang menganjurkan.
12.

Perhatian Terhadap Informasi
Peringatan Dini Cuaca

Kebutuhan Informasi cuaca dewasa ini
menjadi sangat komplek, banyak masyarakat yang
mengandalkan cuaca untuk menunjang aktivitas
sehari-hari mereka salah satunya adalah
masyarakat Nelayan di Paloh Sambas
Berikut disajikan data hasil penelitian yang
berkaitan dengan Perhatian terhadap Informasi
peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 19. Tingkat Perhatian Terhadap
Informasi Peringatan Dini

Kepedulian Terhadap Orang Lain

Tingkat Perhatian

frekuensi

Tidak semua masyarakat Paloh mengerti
tentang Informasi Peringatan Dini cuaca umumnya
mereka yang tidak mengerti karena tidak
mengetahui cara mendapatkannya sehingga mereka
tidak peduli akan pentingnya Informasi Peringatan
dini cuaca tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan
masyarakat lain yang peduli terhadap Informasi
Peringatan Dini cuaca untuk dianjurkan kepada
masyarakat yang membutuhkan.

Memperhatikan
Kurang Memperhatikan
Tidak Memperhatikan
Sangat memperhatikan
Jumlah

14
11
11
4
40

11.

Berikut disajikan data hasil penelitian yang
berkaitan dengan Kepedulian terhadap orang lain
mengenai
Informasi
peringatan dini Cuaca
ekstrim BMKG
Tabel 18. Tingkat Kepedulian Terhadap
Oranglain Mengenai Informasi Peringatan Dini
Tingkat Kepedulian
Terhadap Orang lain

frekuensi

Prosentase
(%)

Prosentas
e (%)
35
27.5
27.5
10
100

Sumber : Lampiran output hasil penelitian

Berdasarkan tabel 19, dapat diperoleh
gambaran mengenai tingkat Perhatian masyarakat
Terhadap Informasi Peringatan Dini cuaca untuk
menunjang aktivitas sehari-hari, dimana 35% (14
orang) responden menyatakan memperhatikan
Informasi Peringatan dini cuaca untuk menunjang
aktivitas sehari-hari, masing-masing 27.5 % (11
orang)
responden
menyatakan
kurang
memperhatikan dan tidak memperhatikan. Sisanya
10% (4 orang) menyatakan sangat memperhatikan.

3.2.2. Analisis S