PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA NEGA

PENGARUH PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA NEGARA
DI SEKTOR PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA
Dike Vishnu Jatmiko

ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between changes in spending ,
especially in the education sector with the economic growth that occurred in the
Republic of Indonesia . In this study the authors use literature study methods to
obtain the results of a descriptive analysis of the above subject matter . As the basis of
this study the authors use the Basic Data Current Budget from 2006 to 2012. The
conclusion of this study is that there is a relationship between changes in the state
budget in the education sector to economic growth in Indonesia , although not
directly.
Keywords

: State Budget Education at Sector Spending Changes, Economic
Growth
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Setiap

tahun,

pemerintah

menyusun

dan

mengajukan

Rancangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) kepada Dewan Perwakilan
Rakyat

(DPR)

sebagai perwujudan pelaksanaan kewajiban konstitusi, yang


diamanatkan dalam Undang- Undang Dasar 1945. Pembahasan anggaran merupakan
salah satu proses yang komplek karena banyaknya lembaga dan pelaku dari masingmasing lembaga terlibat yang tidak jarang memiliki tujuan yang berbeda dan bahkan
saling bertentangan. Termasuk di antaranya adalah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang merupakan satu lembaga negara pengguna anggaran yang
memperoleh alokasi dana pembelanjaan cukup besar dibandingkan lembaga negara
lainnya.

Sistem penganggaran di berbagai negara bervariasi dan terkait dengan sistem
kenegaraan yang dianut serta disesuaikan dengan kondisi kemasyarakatan yang
berkembang di masing-masing negara. Pembelajaran sistem penganggaran dari negara
lain menunjukkan tidak adanya sistem yang tebaik diantara berbagai sistem yang ada
dalam hal penganggaran. Sistem penganggaran yang optimal dalam suatu negara
idealnya dirancang hanya sesuai untuk karakteristik negara tersebut. Hal ini berarti
sistem penganggaran harus didesain sedemikian rupa agar disesuaikan dengan bentuk
negara, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan yang ada di negara tersebut.
Perancangan sistem penganggaran di Indonesia berdampak langsung pada
pengambilan kebijakan fiskal terutama di dalam pendapatan yang sebagian besar
ditunjang oleh pajak negara dan juga dalam hal pembelanjaan yang tercermin pada
anggaran belanja nasional. Dua hal penting tersebut terangkum dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN adalah alat utama dalam
mengimplementasikan kebijakan fiskal dan sekaligus sebagai pedoman penganggaran
dalam rangka pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Menurut Musgrave, 1959
(dalam Nurcholis Madjid, 2012) ada tiga fungsi utama dari kebijakan fiskal yaitu
fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi. Dalam Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan bahwa fungsi alokasi dari APBN
mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan
anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Fungsi stabilisasi
mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan

keseimbangan

fundamental

perekonomian.

Mengingat


begitu

strategisnya kebijakan fiskal maka APBN, yang berfungsi sebagai alat utama dalam
mengejawantahkan kebijakan fiskal tersebut, harus dijaga agar perekonomian negara
tetap berlangsung secara optimal.
Bila kita tinjau kembali ketiga fungsi kebijakan fiskal sangatlah berkaitan satu
dengan lainnya. Alokasi dana yang akan dibelanjakan pada berbagai sektor
kelangsungan hidup bernegara haruslah tepat guna dan tepat sasaran, didukung
dengan keadilan dalam pemerataan penggunaan anggaran tersebut untuk mencapai
perekonomian yang stabil. Perekonomian yang stabil nantinya akan berujung pada
kedaulatan negara itu sendiri. Dari tiga fungsi kebijakan fiskal terlebih fungsi alokasi
akan dibahas banyak dalam tulisan ini, karena pengalokasian merupakan hulu dari

semua kebijakan fiskal yang telah dibahas di atas. Namun, alokasi yang dimaksud
penulis bukanlah dari keseluruhan penganggaran belanja negara, melainkan alokasi di
sektor pendidikan. Mengapa yang dipermasalahkan adalah sektor pendidikan? Karena
modal manusia atau bisa dikatakan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah
satu faktor penentu produktivitas suatu negara selain dari modal fisik, Sumber Daya
Alam (SDA) dan Ilmu Pengetahuan serta Teknoligi (IPTEK). Menurut Mankiw

(2004) Produktivitas akan menjadi faktor penentu dari standar hidup, dan
pertumbuhan produktivitas adalah faktor penentu peningkatan standar hidup.
Dijelaskan pula bahwa sebuah negara dapat menikmati standar hidup yang tinggi
hanya jika negara tersebut dapat menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang
besar. Dan menurut Sukirno (2012) untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
yang dicapai suatu negara perlulah dihitung pendapatan nasional riil, yaitu Produk
Nasional Bruto (PNB) riil atau Produk Domestik Bruto (PDB) riil. Maka standar
hidup yang disusun dari pendapatan nasional akan menentukan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang dicapai suatu negara dari tahun ke tahun. Pertanyaan selanjutnya
adalah, dari mana modal manusia yang unggul serta IPTEK yang maju diperoleh?
Tentunya dari pengetahuan dan keahlian melalui pendidikan, pelatihan dan
pengalaman. Dari uraian di atas, terlihat bahwa ada kaitan antara pendidikan dan
pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara, termasuk di Indonesia.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara perubahan anggaran belanja negara di sektor
pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan bila terdapat hubungan di
antara keduanya maka seberapa eratkah hubungan yang terjadi di sana. Pencapaian
tujan tersebut akan diuraikan melalui data yang diperoleh dari beberapa literatur.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka

permasalahan yang akan ditinjau dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui
pertanyaan “apakah ada hubungan antara perubahan anggaran belanja negara di sektor
pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?”
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan
antara perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang diuji secara empiris.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang penulis nyatakan adalah bahwa terdapat hubungan antara
perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
Metodologi Penelitian
Data dan Sumber Data
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Pokok APBN
Indonesia tahun 2006 – 2012. Data tersebut bersumber dari website Direktorat
Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik survey dan studi literatur,
yaitu dengan memeriksa atau melihat data berupa dokumen, catatan dan uraian dari

berbagai sumber yang tersedia.
Metode dan Teknik Analisis Data
Untuk dapat menjawab rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya,
maka diperlukan langkah-langkah berikut:
1.

Mengumpulkan dan menyususn data-data yang diperlukan, tentunya yang
berhubungan dengan struktur APBN dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,

2.

Mengolah data yang telah diperoleh, dengan membuat perbandingan angka
kenaikan antar dua variabel, yaitu perubahan anggaran belanja negara di sektor
pendidikan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,

3.

Mencari hubungan atau keterkaitan dari hasil perbandingan antara dua variabel
yang diperoleh,


4.

Menyusun kesimpulan dan memberikan saran serta rekomendasi kepada pihak
terkait atas hasil penelitian yang didapat.
LANDASAN TEORI

Anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN)
Pengertian APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana

penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31
Desember). APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun
ditetapkan dengan Undang-Undang.
Penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) didasarkan
pada ketentuan pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diubah
menjadi pasal 23 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UUD 1945 Amendemen keempat
Asumsi APBN
Dalam


penyusunan

APBN,

pemerintah

menggunakan

7

indikator

perekonomian makro, yaitu:
1.

Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah

2.


Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (%)

3.

Inflasi (%)

4.

Nilai tukar rupiah per USD

5.

Suku bunga SBI 3 bulan (%)

6.

Harga minyak indonesia (USD/barel)

7.


Produksi minyak Indonesia (barel/hari)

Fungsi APBN
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan
negara

dalam

rangka

membiayai

pelaksanaan

kegiatan

pemerintahan

dan

pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional,
mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan
secara umum.
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang
menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam
APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran
negara tahun anggaran berikutnya.
Anggaran Belanja Fungsi Pendidikan
Anggaran belanja fungsi pendidikan dianggarkan melalui kementerian
negara/lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk
gaji pendidik, namun tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan yang menjadi
tanggung jawab pemerintah. Kemudian dalam Undang-Undang 20/2003 mengenai
Sistem Pendidikan Nasional maupun rumusan yang dibuat bersama antara
Departemen Pendidikan Nasional dan Dewan Perwakilan Rakyat menjelaskan bahwa

Anggaran belanja pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan di luar
anggaran untuk gaji pendidik dan pendidikan kedinasan yang prosentasenya dihitung
berdasarkan anggaran belanja pusat.
Realisasi anggaran pada fungsi pendidikan terutama digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
Anggaran pendidikan melalui belanja pemerintah pusat merupakan realisasi anggaran
pada fungsi pendidikan untuk seluruh K/L.
Sedangkan Persentase anggaran pendidikan adalah perbandingan alokasi
anggaran pendidikan terhadap total anggaran belanja negara. Dengan perbandingan
tersebut jumlah anggaran pendidikan akan naik secara proporsional dengan
meningkatnya jumlah anggaran belanja negara.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan

ekonomi

suatu

negara

dapat

diukur

dengan

cara

membandingkan, misalnya untuk ukuran nasional, Gross National Product (GNP),
tahun yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya. Teori dibangun berdasarkan
pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi
dan membuat suatu kebijakan. Terdapat beberapa teori yang mengungkapkan tentang
konsep pertumbuhan ekonomi, secara umum teori tersebut terbagi menjadi Teori
Pertumbuhan Ekonomi Historis, Teori Pertumbuhan Klasik dan Neo Klasik yang
masing-masing dikemukakan oleh para ahli ekonom seperti Werner Sombart (18631947) dan Adam Smith.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
1.

Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam
proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada

sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2.

Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja
tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber
daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya
kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan
laut.

3.

Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang
semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada
percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4.

Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau
pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap
kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang
dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros,
KKN, dan sebagainya.

5.

Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Cara Menghitung Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Penghitungan pendapatan nasional memungkinkan tingkat pertumbuhan
ekonomi secara langsung dihitung dari data pendapatan nasional riil yang tersedia.
Formula yang digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (g) adalah:

g = {(PNriil1-PNriil0)/PNriil0} x 100%
dimana PNriil1 = Pendapatan Nasional riil tahun sekarang dan PNriil0 = Pendapatan
Nasional riil tahun kemarin/sebelumnya.
Namun apabila suatu negara tidak melakukan penghitungan pendapatan
nasional menurut harga tetap, maka untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
harus melalui dua tahapan: (i) menghitung pendapatan nasional riil dengan
medeflasikan pendapatan nasional pada harga masa ini, dan (ii) menghitung tingkat
pertumbuhan ekonomi. Langkah pertama dapat dilakukan dengan menggunakan
formula:
PNriiln = (100/HIn) x PN masa ini
Dimana PNriiln adalah pendapatan nasional riil tahun n, HIn adalah indeks harga atau
pendeflasi pendapatan nasional (GNP deflator) pada tahun n, dan PN masa ini adalah
pendapatan nasionaln pada harga masa ini, yaitu pada tahun n. Apabila telah
didapatkan data pendapatan nasional riil untuk berbagai tahun, maka dapat ditentukan
tingkat pertumbuhan ekonominya sesuai dengan persamaan yang telah dijelaskan
sebelumnya.
PEMBAHASAN
Penyajian Data
Dalam penelitian ini digunakan Data Pokok APBN Indonesia tahun 2006 –
2012 yang akan tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 1: Ringkasan APBN 2006-2012

Dari tabel di atas diketahui ringkasan anggaran pendapatan dan pembelanjaan
Indonesia dari tahun 2006 hingga tahun 2012. Yang selanjutnya akan diperhatikan
adalah poin B yaitu belanja negara. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa belanja negara
terbagi dalam dua jenis, yaitu belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah.
Berikut ini adalah rincian belanja pemerintah berdasarkan fungsinya:

Tabel 2: Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi, 2006-2012

Dapat kita lihat pada tabel di atas bahwa realisasi dan rencana anggaran
belanja pemerintah pada fungsi pendidikan nilainya terus meningkat dari tahun ke
tahun dengan rata-rata kenaikan 8.382,6 Miliar Rupiah per tahunnya (2006-2012).
Dari sumber lain juga didapati bahwa perkembangan anggaran belanja dalam kurun
waktu 2006-2011 mengalami peningkatan rata-rata 12,8 persen per tahun, yaitu dari
Rp37.095,1 miliar (1,1 persen terhadap PDB) dalam LKPP tahun 2006, menjadi
Rp67.741,0 miliar (0,9 persen terhadap PDB) dalam APBN-P tahun 2011. Sejalan
dengan itu, realisasi penyerapan anggaran belanja Kemendiknas dalam periode
tersebut juga mengalami peningkatan, yaitu dari 92,4 persen terhadap pagu anggaran

dalam APBN-P dalam tahun 2006, menjadi 93,6 persen terhadap pagunya dalam
APBN-P tahun 2010. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk mendukung
pencapaian misi Kemendiknas, yaitu: (1) peningkatan pemerataan dan perluasan akses
pendidikan; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; dan (3) penguatan tata
kelola. Hal ini dilaksanakan melalui berbagai program, antara lain: (1) program
pendidikan tinggi; (2) program pendidikan dasar; (3) program pendidikan anak usia
dini nonformal dan informal; serta (4) program penelitian dan pengembangan
Kementerian Pendidikan Nasional. Perkembangan anggaran untuk Kemendiknas
dalam periode 2006-2011, disajikan dalam Grafik di bawah:

Grafik 1: Perkembangan Belanja Kemendiknas

Data di atas tidak akan sepenuhnya digunakan dalam penelitian ini, karena
belum menggambarkan realisasi penggunaan anggaran di sektor pendidikan secara
penuh. Angka yang tercantum dalam tabel 2: Belanja Pemerintah Menurut Fungsi
pada baris terakhir, yaitu total pembelanjaan hanyalah mencakup jenis belanja
pemerintah pusat, yaitu belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan
pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah
(dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Sedangkan sebelumnya dalam landasan teori
telah dijelaskan bahwa anggaran belanja fungsi pendidikan dianggarkan melalui
kementerian negara/lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke
daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan

yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Oleh karena itu perlu digunakan data yang
lebih mengakomodasi pernyataan tersebut. Berikut ini adalah data yang lebih
menggambarkan tentang anggaran pendidikan Indonesia dengan lebih lengkap, karena
di dalamnya tidak hanya memperhitungkan anggaran pendidikan melalui belanja
pemerintah pusat saja, namun sudah termasuk memperhitungkan anggaran pendidikan
melalui transfer ke daerah, dan anggaran pendidikan melalui pengeluaran
pembiayaan:

Tabel 3: Anggaran Pendidikan 2007-2012

Data yang didapatkan dan tercantum di tabel Anggaran Pendidikan hanya
sebatas tahun 2007-2012, namun dari sumber lain didapatkan data yang lebih panjang
jangkauan datanya (periode waktu) dan sudah dalam bentuk grafik. Inilah grafik yang
menggambarkan anggaran pendidikan Indonesia dari tahun 2004-2012:

Grafik 2: Anggaran Pendidikan Indonesia

Dalam APBN 2009, pemerintah untuk pertama kali ‘berhasil’ menetapkan
anggaran pendidikan mencapai minimal 20% dari APBN. Anggaran pendidikan
dialokasikan sebesar Rp 207,4 triliun, 20% dari total anggaran belanja negara yang
sebesar Rp 1.037, 1 triliun. Anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi
pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga dan alokasi
anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidak
termasuk anggaran pendidikan kedinasan yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
Seperti yang dijelaskan dalam landasan teori di atas, persentase anggaran
pendidikan adalah perbandingan alokasi anggaran pendidikan terhadap total anggaran
belanja negara. Dengan perbandingan tersebut jumlah anggaran pendidikan akan naik
secara proporsional dengan meningkatnya jumlah anggaran belanja negara.
Data berikutnya adalah mengenai laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dalam Lampiran I Nota Keuangan dan RAPBN Tahun Anggaran 2012, yaitu Data
Pokok APBN 2006-2011 terdapat tabel Asumsi Ekonomi Makro yang di dalamnya
menjelaskan tentang dashboard ekonomi makro. Salah satu indikator dalam data
tersebut adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2006-2011.

Tabel 4: Asumsi Ekonomi Makro 2006-2012

Angka pertumbuhan ekonomi yang tercantum di tabel 3 merupakan hasil
penghitungan melalui formula untuk mencari tingkat pertumbuhan ekonomi (g) suatu
negara seperti yang dijelaskan pada landasan teori sebelumnya. Formula yang
digunakan adalah g = {(PNriil1-PNriil0)/PNriil0} x 100%. Bila data di atas disajikan
dalam grafik akan tampak seperti ini:

Grafik 3: Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Terlihat jelas dalam grafik bahwa meskipun trend grafik pertumbuhan
ekonomi Indonesia mulai tahun 2006-2012 memiliki kecenderungan naik (kemiringan
positif) walaupun sempat terjadi penurunan laju pertumbuhan di tahun 2008 dan 2009.
Karena perhitungan pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pendapatan negara riil,
yaitu PDB riil atau PNB riil, maka perlu juga untuk meninjau data PDB atas dasar
harga berlaku pada tabel di bawah ini :
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah), 20062012

PDB

2006

2007

2008

2009

2010

2011*

2012**

Deng
an
Migas

3.339.216,
80

3.950.893,
20

4.948.688,
40

5.606.203,
40

6.446.851,
90

7.422.781,
20

8.241.864,
30

Tanpa
Migas

2.967.040,
30

3.534.406,
50

4.427.633,
50

5.141.414,
40

5.941.951,
90

6.797.879,
20

7.604.759,
10

Tabel 5: Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah), 2006-2012

Grafik 4: Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Dalam tabel di atas tampak PDB dari tahun ke tahun terus meningkat dan bila
disajikan dalam grafik 3 akan memiliki trend positif sama seperti grafik 2,
perbedaannya adalah dari kemiringannya, grafik 2 dengan R² = 0,1977 sedangkan
pada grafik 3 nilai R² = 0,9981.
Pengaruh perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap
pertumbuhan ekonomi indonesia
LangkahsSelanjutnya adalah dengan menyandingkan langsung data antara
penganggaran belanja pemerintah untuk sektor pendidikan sebagaimana dijelaskan
sebelumnya melalui tabel 3 dan grafik 2, dengan data mengenai pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang tercantum dalam tabel 4 dan dijelaskan dalam grafik 3. Dari
data-data di atas akan dimasukkan dalam tabel perbandingan antara perubahan
anggaran belanja negara di sektor pendidikan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi
indonesia untuk selanjutnya dianalisa hubungan di antara keduanya.
Tabel Perbandingan Perubahan Anggaran Belanja Negara di Sektor Pendidikan

Dengan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2006-2012
2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Anggaran
Pendidikan
78,5
(b) *)
Pertumbuha
n Ekonomi
5,5
(g)
Δb (b1-b0)
Δg (g1-g0)
*) Dalam Triliun
Rupiah

122,
9

142,
2

154,
2

207,
4

221,
4

248

286,
6

5,6

6,3

6

4,6

6,1

6,5

6,7

44,4

19,3

12

53,2

14

26,6

38,6

0,1

0,7

-0,3

-1,4

1,5

0,4

0,2

Tabel 6: Perbandingan Perubahan Anggaran Belanja Negara Di Sektor Pendidikan
Dengan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2006-2012

Data dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa anggaran belanja pemerintah
untuk sektor pendidikan memiliki trend yang terus naik dengan gradien atau
kemiringan positif sebesar 28,25 dengan R² = 0,9843. Sedangkan pertumbuhan
ekonomi juga memiliki kemiringan positif dengan gradien 0,1298 dan R² = 0,2246
meskipun dalam perjalanan grafiknya sempat terbentuk slope atau lembah di tahun
2008 dan 2009 karena penurunan laju pertumbuhan ekonomi di dua tahun tersebut.
Setelah melihat nilai nominal anggaran belanja negara untuk sektor
pendidikan serta pertumbuhan ekonomi, perlu juga dilihat perubahan anggaran
belanja untuk sektor pendidikan (Δb) dan perubahan pertumbuhan ekonomi (Δg)
selama periode waktu tersebut. Cara untuk mengetahui perubahan itu sendiri adalah
dengan mengurangkan data tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, misalnya untuk
Δb tahun 2006 adalah dengan cara mengurangkan angaran belanja (b) tahun 2006
dengan b tahun 2005, atau Δb = b 2006 – b2005 . Setelah diperoleh nilai perubahan atas
dua variabel tersebut maka didapati angka yang menggambarkan fluktuasi perubahan
anggaran belanja negara di sektor pendidikan dan pertumbuhan ekonomi. Kedua data
tersebut bila ditampilkan dalam grafik akan sama-sama memiliki trend garis yang
naik dengan kemiringan berturut-turut 2,4583 dan 0,05 serta nilai (RΔb)² = 0,1104
dan (RΔg)² = 0,0218. Untuk memudahkan melihat penjelasan tersebut maka data akan
disajikan dalam dua bentuk grafik berikut ini:

Grafik 5: Anggaran Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2005-2012

Grafik 6: Perubahan Anggaran Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 20062012

Yang menjadi menarik di sini adalah perbedaan fluktuasi dalam perjalanan
kedua garis pada grafik 6 di atas. Terlihat pada saat terjadi penurunan Δb secara tajam
pada tahun 2006-2007 dan penurunan kurang tajam di tahun 2007-2008 justru diikuti
dengan kenaikan yang kurang signifikan oleh Δg di tahun 2006-2007 dan kenaikan
yang lebih tinggi di tahun 2007-2008. Demikian juga saat Δb mengalami kenaikan
drastis di tahun 2008-2009, Δg malah menurun hingga mencapai nilai minus di angka
-1,4, artinya terjadi kemunduran pertumbuhan ekonomi. Demikian pula pada tahuntahun selanjutnya di saat Δb mengalami penurunan, Δg malah menunjukkan kenaikan
nilai. Artinya meskipun perubahan nominal kedua variabel tersebut sama-sama
memiliki kemiringan positif, namun terjadi kebalikan dalam perjalanan grafik masingmasing variabel.
Hal ini mungkin disebabkan karena meskipun terdapat keterkaitan antara
perubahan anggaran pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi untuk

mencapai nilai pertumbuhan ekonomi itu sendiri harus melalui banyak faktor. Faktor
pendidikan sendiri mungkin akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas suatu
negara yang merupakan faktor penentu dari standar hidup negara tersebut. Standar
hidup kemudian akan berpengaruh terhadap kemampuan negara untuk menghasilkan
barang dan jasa yang merupakan sumber informasi untuk menghitung Produk
Nasional Bruto (PNB) riil atau Produk Domestik Bruto (PDB) riil. Seluruh aspek
yang disebutkan tadi saling berkaitan dan akan berujung pada tingkat pertumbuhan

ekonomi indonesia yang ditentukan dari berbagai sumber data, terutama pendapatan
nasional riil.
Kesamaan garis trend yang selalu naik dalam beberapa grafik terutama pada
kenaikan anggaran belanja negara pada tulisan ini juga kemungkinan disebabkan
karena inflasi dan kenaikan nilai mata uang dari masa ke masa. Demikian juga dengan
pertumbuhan ekonomi, program pemerintah yang disusun sehubungan dengan
anggaran belanja sektor pendidikan tidak serta merta seluruhnya dialokasikan untuk
komponen belanja teknis di bidang pendidikan, tetapi juga untuk komponen biaya
rutin seperti gaji tenaga pengajar yang dimasukan dalam anggaran juga ikut
bertambah. Implikasi logis dari fenomena ini adalah apabila pendapatan masyarakat
termasuk di antaranya adalah tenaga pengajar yang jumlahnya juga tidak sedikit akan
meningkatkan konsumsi rumah tangga dalam suatu perekonomian. Dari persamaan
Y= C+I+G dalam suatu perekonomian tertutup dengan kebijakan fiskal (terlepas dari
persamaan C = a+bY-bTx+bTr), diketahui bahwa bila konsumsi rumah tangga (C)
meningkat maka pendapatan nasional (Y) juga akan meningkat.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM rakyat Indonesia sudah
nampak melalui alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN. Programprogram bantuan pendidikan terus dikembangkan seperti program Bantuan Siswa
Miskin (BSM) dan Bidik Misi atau Beasiswa Pendidikan Bagi Mahasiswa
Berprestasi.. Namun, ada hal –hal yang masih perlu dikaji dan diperhatikan yaitu
perlu ada pengawasan yang seksama dalam pendistribusian BSM kepada para siswa.
Mengingat masih didapatkan ada bea siswa yang diperuntukkan kepada orang miskin
diberikan kepada orang kategori bukan miskin. Akses informasi untuk BSM dan Bidik
Misi perlu diperluas sehingga dapat dijangkau oleh para siswa secara merata di
seluruh Indonesia. Hal tersebut di atas merupakan faktor lain dari perbedaan progress
grafik perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan dengan pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Masih banyak langkah yang harus diperhatikan pemerintah untuk
menaikkan atau sekedar menjaga stabilisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari
kebijakan fiskal yang diambil, contohnya dari alokasi belanja APBN berdasarkan
fungsi-fungsinya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui adanya hubungan
antara perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang diuji secara empiris.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga bahwa terdapat
hubungan antara perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa memang terdapat hubungan antara
perubahan anggaran belanja negara di sektor pendidikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia, tidak hanya hubungan positif dimana seiring berjalannya waktu
nominal anggaran belanja negara sektor pendidikan dan pertumbuhan ekonomi
Indonesia sama-sama memiliki trend positif namun juga hubungan kebalikan antara
nilai perubahan dua variabel setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena beberapa
faktor seperti adanya inflasi, adanya kebijakan fiskal pada jenis dan fungsi belanja
negara lainnya selain belanja di sektor pendidikan yang tentu memiliki prioritas
tertentu, serta yang paling mungkin adalah efisiensi penggunaan dana alokasi belanja
pada pengembangan pendidikan yang diejawantahkan melalui program-program
pemerintah seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), BSM dan atau Bidik MiSi.
Saran
1.

Dalam penelitian selanjutnya perlu mempersempit cakupan penelitian agar lebih
spesifik

2.

Menambah variabel penelitian, terutama variabel perubahan anggaran belanja
negara

3.

Untuk mengembangkan penelitian selanjutnya variabel pertumbuhan ekonomi
perlu dibuat lebih spesifik untuk mendapatkan hasil yang terperinci

4.

Periode penelitian bisa diperpanjang
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Anggaran. (2011) Data Pokok APBN + Budget Statistics 20062012. Jakarta: From http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?
ContentId=878

Hartati, Ita. (2013). Menengok Belanja Pendidikan Nasional. Makassar: From
http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/makassar/index.php/artikel/14-artikelwidyaiswara/616-menengok-belanja-pendidikan-nasional
Lestarina, Ulfa. (2012). Anggaran Pendapatan Belanja Negara. From: http://ulfaapbn.blogspot.com/
Mankiw, N. Gregory. (2006). Principles of Economics Pengantar Ekonomi Makro.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 25: pp 51-63.
Rajasa Info, Hatta . (2013). Anggaran Pendidikan Indonesia. Jakarta: From
http://hatta-rajasa.info/read/1777/anggaran-pendidikan-indonesia
Siaran Pers, Koalisi Pendidikan Indonesian Corruption Watch. (2008). Penyiasatan
Anggaran

Pendidikan

20

Persen.

Jakarta:.

Jakarta:

From

http://www.antikorupsi.org/id/content/penyiasatan-anggaran-pendidikan-20persen
Sukirno, Sadono. (1994). Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Depok: PT
Rajagrafindo Persada, 2: pp 49-51.
Team, Datinfo. (2013). Analisis Pembahasan Asumsi Makro dan Anggaran
Pendapatan

dan

Belanja

Negara

di

Indonesia.

BKF.

From

http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/m/edef-konten-view-mobile.asp?
id=20130704092116650271992
Wikipedia.

(2013).

Pendapatan

Nasional.

From

From

From

From

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
Wikipedia.

(2014).

Pertumbuhan

Ekonomi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi?veaction=edit