SOAL MID ETIKA BISNIS DAN PROFESI

MID SEMESTER
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

NAMA

: SELFYA LORENTHA M.P

KELAS

: E – 2011

NIM

: C1C011046

FAKULTAS

: EKONOMI

JURUSAN


: AKUNTANSI

DOSEN PEMBIMBING

: Dewi Fitriyani, SE, M.Sc

TAHUN AJARAN 2013/2014
UNIVERSITAS JAMBI (MENDALO)

SOAL MID ETIKA BISNIS DAN PROFESI
1. Jelaskan pentingnya etika dalam bisnis dan berikan contoh penerapan pada kasus di
Indonesia
Jawab:
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam
membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan
perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua individu atau kelompok yang
berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-keputusan perusahaan.
Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara.
Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan.

Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan
berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis
tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin
meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan
masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap
merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha terhadap etika bisnis.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang
ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bias dipisahkan
itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara
sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan
langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa
prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif.
Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang
terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah.
Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis.
Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari
pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi.
Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks.
Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan


dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan
perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi
pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal
lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional.
Contoh lain adalah produk-produk hasil hutan yang mendapat protes keras karena
pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang
sangat berharga.
Perilaku etik penting diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam
sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik
lingkup makro maupun mikro, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan

suatu

negara

tergantung


pada

market

system yang berperan lebih efektif dan efisien daripada command system dalam
mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan market
system untuk dapat efektif, yaitu: (a) Hak memiliki dan mengelola properti
swasta; (b) Kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa; dan (c)
Ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa Jika salah
satu subsistem dalam market system melakukan perilaku yang tidak etis, maka
hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan menghambat pertumbuhan
sistem secara makro. Pengaruh dari perilaku tidak etik pada perspektif bisnis
makro :
a. Penyogokan atau suap. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kebebasan
memilih dengan cara mempengaruhi pengambil keputusan.
b. Coercive act. Mengurangi kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis dengan
ancaman atau memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak lain dalam
bisnis.
c. Deceptive information
d. Pecurian dan penggelapan

e. Unfair discrimination.

2. Perspektif Bisnis Mikro
Dalam

Iingkup

ini

perilaku

etik

identik

dengan

kepercayaan atau trust. Dalam Iingkup mikro terdapat rantai relasi di mana
supplier, perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan kegiatan bisnis
yang akan berpengaruh pada Iingkup makro. Tiap mata rantai penting

dampaknya untuk selalu menjaga etika, sehingga kepercayaan yang mendasari
hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik. Standar moral merupakan tolok ukur
etika bisnis. Dimensi etik merupakan dasar kajian dalam pengambilan
keputusan. Etika bisnis cenderung berfokus pada etika terapan daripada etika
normatif.
Dua prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etik dalam pengambilan
keputusan, yaitu:
a) Prinsip konsekuensi (Principle of Consequentialist) adalah konsep etika yang
berfokus pada konsekuensi pengambilan keputusan. Artinya keputusan dinilai
etik atau tidak berdasarkan konsekuensi (dampak) keputusan tersebut
b) Prinsip tidak konsekuensi (Principle of Nonconsequentialist) adalah terdiri dari
rangkaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan pengambilan
keputusan etik dan berdasarkan alas an bukan akibat, antara lain:
a. Prinsip Hak, yaitu menjamin hak asasi manusia yang berhubungan
dengan kewajiban untuk tidak saling melanggar hak orang lain
b. Prinsip Keadilan, yaitu keadilan yang biasanya terkait dengan isu hak,
kejujuran, dan kesamaan. Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis
yaitu:
1. Keadilan distributive, yaitu keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi
benefit dan beban antar anggota kelompok sesuai dengan kontribusi tenaga dan

pikirannya terhadap benefit. Benefit terdiri dari pendapatan, pekerjaan,
kesejahteraan, pendidikan dan waktu luang. Beban terdiri dari tugas kerja, pajak
dan kewajiban social
2. Keadilan retributive, yaitu keadilan yang terkait dengan retribution (ganti rugi)
dan hukuman atas kesalahan tindakan. Seseorang bertanggungjawab atas
konsekuensi negatif atas tindakan yang dilakukan kecuali tindakan tersebut
dilakukan atas paksaan pihak lain dan

3. Keadilan kompensatoris, yaitu keadilan yang terkait dengan kompensasi bagi
pihak yang dirugikan. Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan medis,
pelayanan dan barang penebus kerugian. Masalah terjadi apabila kompensasi
tidak dapat menebus kerugian, misalnya kehilangan nyawa manusia.
Apabila moral merupakan suatu pendorong orang untuk melakukan kebaikan, maka
etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela
dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu
mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang
seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok
masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu
tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika
di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam

kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Tentu dalam hal ini, untuk
mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua
pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya
satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang
mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui
adanya moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan
pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis
yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu
pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak
merugikan siapapun dalam perekonomian.
Contoh kasus penerapan di Indonesia :
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (yang sudah menerapkan etika berbisnis)
Perusahaan yang sudah menerapkan etika dalam berbisnis sangat banyak sekali,
salah satu contoh yang saya ambil adalah perusahaan yang bergerak di bidang maskapai
penerbangan yaitu PT Garuda Indonesia ( Persero ) Tbk.

Alasan saya memilih perusahaan PT Garuda Indonesia ini adalah karena
perusahaan ini sudah mendunia secara kualitas pelayanan dan segi kenyamanan dalam
perjalanan via udara bagi para konsumennya.
Etika bisnis dan etika kerja ini menjelaskan tentang standar etika kerja dan etika

bisnis yang berlaku secara umum di lingkungan Garuda Indonesia, sebagai tata nilai
moral yang digunakan untuk menentukan hal-hal yang baik dan yang buruk, hal-hal
yang terpuji dan yang tercela, serta hal-hal yang dihargai dan yang tidak diharga
2. Jelaskan pelanggaran etika bisnis yang sering terjadi di Indonesia dan contoh kasus,
dan menurut saudara sanksi apa yang harus di berikan?
Jawab :
Pelanggaran etika yang sering terjadi di indonesia yaitu seperti kasus penipuan
seperti yang di lakukan oleh telkomsel dan PT. Freeport misalnya. Dalam beritanya
Telkomsel Diduga Lakukan Manipulasi dalam Iklan Talkmania. Terjadinya perbuatan
tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi
sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak
mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam
maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para
pengusaha terhadap etika bisnis. Kasus telkomsel diatas merupakan salah satu tindakan
ingkar janji karena tetap mengurangi pulsa pelanggan sedangkan fasilitas talkmania
tidak diterima oleh pelanggan.
Sedangkan PT Freeport Indonesia, perusahaan yang pernah terdaftar sebagai
salah satu perusahaan multinasional terburuk tahun 1996, adalah potret nyata sektor
pertambangan Indonesia. Keuntungan ekonomi yang dibayangkan tidak seperti yang
dijanjikan, sebaliknya kondisi lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi

pertambangan terus memburuk dan menuai protes akibat berbagai pelanggaran hukum
dan HAM (salah satu berita dapat diakses dari situs news.bbc.co.uk), dampak
lingkungan serta pemiskinan rakyat sekitar tambang. WALHI sempat berupaya
membuat laporan untuk mendapatkan gambaran terkini mengenai dampak operasi dan
kerusakan lingkungan di sekitar lokasi pertambangan PT Freeport Indonesia. Hingga
saat ini sulit sekali bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang jelas dan
menyeluruh mengenai dampak kegiatan pertambangan skala besar di Indonesia. Ketidak

jelasan informasi tersebut akhirnya berbuah kepada konflik, yang sering berujung pada
kekerasan, pelanggaran HAM dan korbannya kebanyakan adalah masyarakat sekitar
tambang. Negara gagal memberikan perlindungan dan menjamin hak atas lingkungan
yang baik bagi masyarakat, namun dilain pihak memberikan dukungan penuh kepada
PT Freeport Indonesia, yang dibuktikan dengan pengerahan personil militer dan
pembiaran kerusakan lingkungan.
Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis
PT.Megasari Makmur
Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT Megasari
Makmur yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT Megasari
Makmur juga memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai jenis
pengharum ruangan. Obat nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya sebagai obat nyamuk

yang murah dan lebih tangguh untuk kelasnya. Selain di Indonesia HIT juga
mengekspor produknya ke luar Indonesia.
Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan
ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam
hal ini Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan
penggunaan pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap
darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh,
kanker hati dan kanker lambung.
HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata
sangat berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat
turunan Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat
anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan
HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan
PT Megarsari Makmur ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni
2006. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual
dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan
obat anti-nyamuk HIT.

ANALISIS :
Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering
didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan
biasanya terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja sama
sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan tindakan
perusahaan. Jadi, siapakah yang bertanggung jawab atas tindakan yang dihasilkan
bersama-sama itu?
Pandangan tradisional berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar
dan bebas apa yang diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung
jawab.Lain halnya pendapat para kritikus pada pandangan tradisional, yang menyatakan
bahwa ketika sebuah kelompok terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersamasama, tindakan perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok,
dan

konsekuensinya

tindakan

kelompoklah,

bukan

tindakan

individu,

yang

mengharuskan kelompok bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
Kaum tradisional membantah bahwa, meskipun kita kadang membebankan
tindakan kepada kelompok perusahaan, fakta legal tersebut tidak mengubah realitas
moral dibalik semua tindakan perusahaan itu. Individu manapun yang bergabung secara
sukarela dan bebas dalam tindakan bersama dengan orang lain, yang bermaksud
menghasilkan tindakan perusahaan, secara moral akan bertanggung jawab atas tindakan
itu.
Namun demikian, karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan “dengan
sengaja dan dengan bebas turut dalam tindakan bersama itu” untuk menghasilkan
tindakan perusahaan atau untuk mengejar tujuan perusahaan. Seseorang yang bekerja
dalam struktur birokrasi organisasi besar tidak harus bertanggung jawab secara moral
atas setiap tindakan perusahaan yang turut dia bantu, seperti seorang sekretaris, juru
tulis, atau tukang bersih-bersih di sebuah perusahaan. Faktor ketidaktahuan dan
ketidakmampuan yang meringankan dalam organisasi perusahaan birokrasi berskala
besar, sepenuhnya akan menghilangkan tanggung jawab moral orang itu.
Kita mengetahui bahwa Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan
mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis

merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system
dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam
organisasi.
Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis
terhadap prinsip kejujuran perusahaan besarpun berani untuk mmengambil tindakan
kecurangan untuk menekan biaya produksi produk. Mereka hanya untuk mendapatkan
laba yang besar dan ongkos produksi yang minimal. Mengenyampingkan aspek
kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya dalam produknya .
dalam kasus HIT sengaja menambahkan zat diklorvos untuk membunuh serangga
padahal bila dilihat dari segi kesehatan manusia, zat tersebut bila dihisap oleh saluran
pernafasan dapat menimbulkan kanker hati dan lambung.
Dan walaupun perusahaan sudah meminta maaf dan juga mengganti barang
dengan memproduksi barang baru yang tidak mengandung zat berbahaya tapi
seharusnya perusahaan jugamemikirkan efek buruk apa saja yang akan konsumen
rasakan bila dalam penggunaan jangka panjang. Sebagai produsen memberikan kualitas
produk yang baik dan aman bagi kesehatan konsumen selain memberikan harga yang
murah yang dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya.
Penyelesaian Masalah yang dilakukan PT.Megasari Makmur dan Tindakan
Pemerintah
Pihak produsen (PT. Megasari Makmur) menyanggupi untuk menarik semua
produk HIT yang telah dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk memproduksi
produk HIT Aerosol Baru dengan formula yang telah disempurnakan, bebas dari bahan
kimia berbahaya. HIT Aerosol Baru telah lolos uji dan mendapatkan izin dari
Pemerintah. Pada tanggal 08 September 2006 Departemen Pertanian dengan
menyatakan produk HIT Aerosol Baru dapat diproduksi dan digunakan untuk rumah
tangga (N0. RI. 2543/9-2006/S).Sementara itu pada tanggal 22 September 2006
Departemen Kesehatan juga mengeluarkan izin yang menyetujui pendistribusiannya dan
penjualannya di seluruh Indonesia.

Tanggapan :
PT. Megarsari Makmur sudah melakukan perbuatan yang sangat merugikan
dengan memasukkan 2 zat berbahaya pada produk mereka yang berdampak buruk pada
konsumen yang menggunakan produk mereka. Salah satu sumber mengatakan bahwa
meskipun perusahaan sudah melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik
produknya, namun permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan produk
tersebut seperti tidak di lakukan secara sungguh –sungguh karena produk tersebut masih
ada dipasaran.
Pelanggaran Prinsip Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Megarsari Makmur
yaitu Prinsip Kejujuran dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada
konsumennya mengenai kandungan yang ada pada produk mereka yang sangat
berbahaya untuk kesehatan dan perusahaan juga tidak memberi tahu penggunaan dari
produk tersebut yaitu setelah suatu ruangan disemprot oleh produk itu semestinya
ditunggu 30 menit terlebih dahulu baru kemudian dapat dimasuki /digunakan ruangan
tersebut.
Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh
dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini
perusahaan seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan
produknya karena dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan
perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar
karena kepercayaan / loyalitas konsumen terhadap produk itu sendiri.
3. Jelaskan pengaruh kasus enron dan world com pada profesi akuntan secara global
dan di Indonesia
Jawab:
DAMPAK AKIBAT KASUS ENRON DAN WORLDCOM
Kasus ini mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi
praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain yaitu Pemerintah AS menerbitkan
Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan cara meningkatkan

akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Perubahanperubahan yang terdapat dalam SOX antara lain:
 KAP dilarang memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit.
 KAP membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan sebelum
melakukan audit.
 Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan jasa
audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
 KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee yang menunjukkan
praktik akuntansi yang sesuai standar.
 KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting officer,
controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit klien tersebut
setahun sebelumnya.
Akibat dari dari kasus Enron dan Arthur Andersen, pemerintah AS menerbitkan
Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan cara meningkatkan
akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Selain itu,
dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) yang bertugas:
 mendaftarkan KAP yang mengaudit perusahaan publik
 menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian mutu, etika,
independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit perusahaan publik
 menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan
mengenakan sanksi jika perlu
 melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar
professional di KAP
 meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar

professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan
publik.
Dampak dari bencana Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom sama-sama
menghasilkan krisis kredibilitas untuk komunitas bisnis, pasar modal dan pelaporannya,
dan untuk akuntan profesional yang menjadi bagian dari masalah tersebut. Publik
menginginkan kembali ke kredibilitas yang dibangun di atas kepercayaan, integritas,

transparansi pelaporan, dan seterusnya. Jawabannya muncul lewat dibentuknya SOX,
yang mengharuskan komisi sekuritas dan bursa efek (SEC) membuat regulasi yang
menciptakan reformasi pengelolaan baik untuk korporasi maupun profesi akuntansi.
Reformasi mengharuskan bisnis lebih terbuka dalam akuntabilitas kepada publik
yang berinvestasi, dan mengharuskan akuntan profesional untuk ingat lagi bahwa
mereka adalah profesional yang diharapkan melindungi kepentingan investor dan
stakeholder lainnya. Akuntan profesional tidak diharapkan terlibat dalam kekeliruan
dalam usaha membantu manajemen, atau menghindari resiko kehilangan penerimaan
audit – atau kehilangan pekerjaan mereka jika mereka adalah karyawan.
Di saat yang sama, perhatian para stakeholder non-investor seperti pelanggan,
karyawan, atau ahli lingkungan merupakan halangan serius bagi peraihan tujuan
korporat. Rusaknya reputasi karena masalah etis diakui sama penting dan sama
berpotensi fatalnya seperti pada kasus Arthur Andersen.
Oleh karena itu, baik bisnis maupun akuntan profesional mengakui bahwa keberhasilan
mereka di masa mendatang bergantung pada pemenuhan regulasi baru, dan pada
pemenuhan ekspektasi etis dari stakeholder. Mekanisme pengelolaan baik untuk bisnis
maupun profesi akuntansi sekarang harus bisa memberi kepastian bahwa ekspektasi ini
bisa terpenuhi
KESIMPULAN
Kejadian terakhir seperti bencana Enron, Arthur Andersen,WorldCom telah
mere-dedikasi fokus akuntan profesional pada peranan mereka yang diharapkan sebagai
pelayan kepentingan publik. Reputasi dan masa depan dari profesi tersebut telah rusak,
dan pengabdian ulang dan kesuksesannya bergantung pada rededikasi ini.
Akuntan profesional harus membuat penilaian dan nilai-nilai yang mencakup
ekspektasi publik, yang menyertai munculnya akuntabilitas dan kerangkakerja
pengelolaan berorientasi stakeholder. Standar dan seksi aturan main yang baru
dimunculkan untuk memandu akuntan profesional dan memastikan tidak adanya
kepentingan diri sendiri, bias, dan/atau salah paham dalam pemikiran independen
profesional atau yang menunjukkan bahwa terdapat kekurangan independensi.
Globalisasi telah mulai mempengaruhi pembentukan aturan dan harmonisasi standar
untuk akuntan profesional dan akan terus berlanjut. Ketika mekanisme pengelolaan

untuk korporasi telah melampaui jurisdiksi domestik dan batas-batas negara,
stakeholder di seluruh dunia akan menjadi penting dalam penentuan standar kinerja
untuk akuntan profesional. Kerja mereka akan melayani pasar modal global dan
korporasi global, dan keberhasilan mereka akan membutuhkan respek dari karyawan
dan mitra yang berasal dari kumpulan yang lebih luas daripada di masa lalu.
Adanya kemampuan dan pengetahuan mereka, sangat menarik menanti apakah
akuntan profesional bisa menangkap peluang untuk memperluas peranan mereka. Hal
ini terutama sekali ditujukan untuk membantu pengembangan selanjutnya dari
mekanisme itu semua yang akan memberikan dan memastikan panduan etis untuk
perusahaan mereka. Mereka tahu bahwa aturan tidak bisa mencakup semua tantangan
yang memungkinkan.