MAKALAH EVALUASI DAN ASESMEN KEL. 5 FI

MAKALAH EVALUASI PROSES BELAJAR

FISIKA DIK - B 2015

EVALUASI DAN ASSESSMENT

Oleh :
KELOMPOK 5

DUMA INDAH SIANIPAR

(4151121020)

FERNANDUS HASIANDO S.

(4153121021)

FIDE LITA GALINGGING

(4151121023)


ISMAILIA AYUZRA P.U

(4153121027)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

1

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Makalah ini membahas
mengenai Evaluasi dan Asesmen.
Terlepas Dari Semua Itu, kami Menyadari Sepenuhnya Bahwa Masih Ada
Kekurangan, Baik Dari Segi Susunan Kalimat Maupun Tata Bahasanya, Oleh karena Iitu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, Kami berharap semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Medan, 30 Agustus 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

2

KATA PENGANTAR

2

DAFTAR ISI

3

BAB I PENDAHULUAN
1.1

1.2
1.3

Latar Belakang
4
Rumusan Masalah
4
Tujuan
4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi dan Assessment
2.2 Hubungan Antara Evaluasi dan Assessment
2.3 Persamaan dan Perbedaan antara Evaluasi dan Assessment
2.4 Fungsi Evaluasi Pendidikan
2.5 Tujuan Evaluasi Pendidikan
2.6 Kegunaan Evaluasi Pendidikan
BAB III PENUTUP

5

7
7
8
9
10
12

3.1 Kesimpulan

12

Daftar Pustaka

13

BAB I
3

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Istilah evaluasi dan asesmen seringkali dipertukarkan, namun sebenarnya terdapat
perbedaan yang esensial diantara keduanya. Asesmen dalam hal ini dinyatakan sebagai suatu
cara yang tepat untuk mengungkap proses dan kemajuan belajar. Asesmen dapat memberikan
umpan balik secara berkesinambungan tentang siswa untuk perbaikan pembelajaran.
Sementara itu evaluasi dinyatakan sebagai pemberian nilai (judgement) terhadap hasil belajar
berdasarkan data yang diperoleh melalui asesmen. Selain itu, terdapat pula beberapa istilah
lainnya yaitu tes, testing, dan pengukuran yang juga seringkali dipertukarkan oleh guru.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Evaluasi dan Assessment?
Bagaimana Hubungan Antara Evaluasi dan Assessment?
Apakah Persamaan dan Perbedaan antara Evaluasi dan Assessment?
Apa saja Fungsi Evaluasi Pendidikan?
Apa Tujuan dari Evaluasi Pendidikan?

Bagaimana kegunaan dari Evaluasi Pendidikan?

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.3 Tujuan
Mengetahui Pengertian dari Evaluasi dan Assessment.
Mengetahui Hubungan Antara Evaluasi dan Assessment.
Mengetahui Persamaan dan Perbedaan antara Evaluasi dan Assessment
Menjelaskan Fungsi Evaluasi Pendidikan.
Mengetahui Tujuan dari Evaluasi Pendidikan.
Mengetahui Kegunaan dari Evaluasi Pendidikan.

BAB II
4


PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi dan Assessment
A. Pengetian Assessment
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan dari istilah
evaluation. Dalam proses pembelajaran, penilaian sering dilakukan guru untuk memberikan
berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang
telah dicapai peserta didik. Artinya, penilaian tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah
satu bidang tertentu saja, tetapi bersifat menyeluruh yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Sementara itu, Anthony J.Nitko (1996 : 4) “penilaian
adalah suatu proses untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk membuat keputusan
tentang peserta didik, kurikulum, program, dan kebijakan pendidikan”.
Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses,
kemajuan dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan oleh Kumano
(2001) sebagai “ The process of Collecting data which shows the development of learning “.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan istilah yang tepat untuk
penilaian proses belajar siswa. Namun meskipun proses belajar siswa merupakan hal penting
yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak dikesampingkan.
Gabel (1993 : 388-390) mengkategorikan asesmen ke dalam kedua kelompok besar
yaitu asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen yang tergolong tradisional adalah
tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu

yang tergolong kedalam asesmen alternatif (non-tes) adalah essay/uraian, penilaian praktek,
penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar cek, penilaian oleh teman sebaya/sejawat,
penilaian diri (self assesment), portofolio, observasi, diskusi dan interview (wawancara).
Wiggins (1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang secara
ktonologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh karena itu, maka Popham (1995)
menyatakan bahwa asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan
merupakan hal yang terpisahkan. Resnick (1985) menyatakan bahwa pada hakikatnya
asesmen menitikberatkan penilaian pada proses belajar siswa. Berkaitan dengan hal tersebut,
Marzano et al (1994) menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep siswa,
asesmen tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi juga tentang proses
perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. Dalam hal ini asesmen tidak
hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarnya.



Hubungan Assessment dengan Proses Hasil Belajar
Dalam hubungannya dengan proses dan hasil belajar, penilaian dapat didefinisikan
sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Jika dilihat

dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat menyangkut keputusan tentang
5

peserta didik, keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang
kebijakan pendidikan.
Keputusan tentang peserta didik meliputi pengelolaan pembelajaran, penempatan
peserta didik sesuai dengan jenjang atau jenis program pendidikan, bimbingan dan konseling,
dan menyeleksi peserta didik untuk pendidikan lebih lanjut. Keputusan tentang kurikulum
dan program meliputi keefektifan (summative evaluation) dan bagaimana cara
memperbaikinya (formative evaluation). Keputusan tentang kebijakan pendidikan dapat
dibuat pada tingkat lokal/daerah (kabupaten/kota), regional (provinsi), dan tingkat nasional.
Keputusan penilaian terhadap suatu hasil belajar sangat bermanfaat untuk membantu peserta
didik merefleksikan apa yang mereka ketahui, bagaimana mereka belajar, dan mendorong
tanggung jawab dalam belajar. Keputusan penilaian dapat dibuat oleh guru, sesama peserta
didik (peer) atau oleh dirinya sendiri (self-assessment). Pengambilan keputusan perlu
menggunakan pertimbangan yang berbeda-beda dan membandingkan hasil penilaian.
Pengambilan keputusan harus dapat membimbing peserta didik untuk melakukan perbaikan
hasil belajar.
B. Pengertian Evaluasi
Evaluasi menurut Kumono (2001) merupakan penilaian terhadap data yang

dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi
adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan
pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat
dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap
kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuantujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
Cronbach (Harris, 1985) menyatakan bahwa evaluasi merupakan pemeriksaan yang
sistematis terhadap segala peristiwa yang terjadi sebagai akibat dilaksanakannya suatu
program. Sementara itu Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah
serangkaian kegiatan yang yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program
pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian sejauhmana tujuan
pendidikan dapat dicapai.
Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.
Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program,
sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil

keputusan (Lehman, 1990).
2.2 Hubungan Antara Evaluasi dan Assessment
6

Kumano (2001) mengungkapkan bahwa, meskipun terdapat perbedaan makna/ pengertian,
Evaluasi dan Assessment memiliki hubungan, hubungan antara Evaluasi dan Assessment
dapat digambarkan sebagai berikut :
Evaluation

Assessment

“To evaluate the data which was
collected through assessment”

“The process of collecting data
which shows the development of
learning”

Sumber : Aikenhead, Kumano : 2001
Untuk mengungkapkan hubungan antara Evaluasi dan Assessment, Gabel (1993)
mengungkapkan bahwa Evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap data atau
hasil yang diperoleh melalui assessment.
Sementara itu, Yulaelawati (2004), mengungkapkan bahwa assessment merupakan bagian
dari evaluasi. Apabila kita membicarakan tentang evaluasi, maka assessment sudah termasuk
didalamnya.
2.3 Persamaan dan Perbedaan antara Evaluasi dan Assessment
Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada penilaian
proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila dilihat dari
keberpihakannya, menurut Stiggins asesmen (1993) lebih berpihak kepada kepentingan
siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan,
kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih
berpihak kepada kepentingan evaluator.
Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi
dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan penilaian program pendidikan secara
menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi
program menelaah komponen – komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope
yang lebih sempit (lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi . Seperti dikemukakan
oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program
pembelajaran.

Harlen (1982) mengungkapkan perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal
metode . Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi . Asesmen
dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut.
Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas
dan beragam seperti siswa, guru, materi, organisasi, dan lain –lain.

7

Yulaelawati (2004) menekankan kembali scope asesmen hanya mencakup kompetensi
lulusan dan perbaikan cara belajar siswa. Jadi hubunganya lebih pada peserta didik. Ruang
lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukan dengan cakupannnya yang meliputi isi atau
substansi, proses pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan
pengingkatan.

2.4 Fungsi Evaluasi Pendidikan
Guba dan Lincoln (1985 : 35), mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses untuk
menggambarkan evaluan (orang yang dievaluasi) dan menimbang makna dan nilainya). Sax
(1980 : 18) juga berpendapat evaluasi adalah suatu proses dimana pertimbangan atau
keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang serta pelatihan dari
evaluator).
Dari dua rumusan tentang evaluasi ini, dapat kita peroleh gambaran bahwa evaluasi adalah
suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti)
daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk membuat suatu
keputusan. Berdasarkan pengertian ini, ada beberapa hal yang perlu kita pahami lebih lanjut,
yaitu :


Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi adalah kualitas daripada sesuatu, baik yang menyangkut tentang
nilai maupun arti. Sedangkan kegiatan untuk sampai kepada pemberian nilai dan arti
itu adalah evaluasi. Jika Anda melakukan kajian tentang evaluasi, maka yang Anda
lakukan adalah mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan mengenai
kualitas daripada sesuatu. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi
logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut tentu dilakukan secara
sistematis dan berkelanjutan, dalam arti terencana, sesuai dengan prosedur dan aturan,
dan terus menerus.



Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan nilai dan arti. S. Hamid Hasan (1988 : 14-15) secara tegas
membedakan kedua istilah tersebut sebagai berikut :

Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator memberikan pertimbangannya
mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat dari luar. Jadi
pertimbangan yang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluan itu sendiri.
Sedangkan arti, berhubungan dengan posisi dan peranan evaluan dalam suatu konteks
tertentu. Tentu saja kegiatan evaluasi yang komprehensif adalah yang meliputi baik proses
pemberian keputusan tentang nilai dan proses keputusan tentang arti, tetapi hal ini tidak
berarti bahwa suatu kegiatan evaluasi harus selalu meliputi keduanya.

8

Pemberian nilai dan arti ini dalam bahasa yang dipergunakan Scriven (1967) adalah formatif
dan sumatif. Jika formatif dan sumatif merupakan fungsi evaluasi, maka nilai dan arti adalah
hasil kegiatan yang dilakukan oleh evaluasi.




Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement). Pemberian
pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi. Melalui
pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti (worth and merit) dari sesuatu yang
sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah termasuk
kategori kegiatan evaluasi.
Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria
tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan
bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria yang
digunakan dapat saja berasal dari apa yang dievaluasi itu sendiri (internal), tetapi bisa
juga berasal dari luar apa yang dievaluasi (eksternal).

Fungsi Evaluasi :









Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa. Angka – angka
yang diperoleh dicantumkan sebagai laporan kepada orang tua, untk kenaikan kelas,
dan penentuan kelulusan para siswa.
Untuk menempatkan para siswa kedalam situasi belajar mengajar yang tepat dan
serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh
setiap siswa
Mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik, dan lingkungan), yang berguna baik
dalam hubungan dengan fungsi kedua maupun untuk menentukan sebab – sebab
kesulitan belajar para siswa.
Sebagai umpan balik bagi guru yang gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar dan program remedial bagi para siswa.

2.5 Tujuan Evaluasi Pendidikan
A. Tujuan Umum
Secara umum,tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu :




Untuk menghimpun bahan – bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti
mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta
didik, setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode – metode pengajaran yang telah
dipergunakan dalam proses pengajaran selama jangka waktu tertentu.

9

B. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :




Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan. Tanpa adanya evaluasi, maka tidak mungkin timbul kegairahan
atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
prestasinya masing – masing.
Untuk mencari dan menemukan factor – factor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan,
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara – cara
perbaikannya.

2.6 Perencanaan Evaluasi
Dalam rangka merancang sistem pengajaran, setelah tujuan – tujuan dirumuskan,
langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mempersiapkan rencana evaluasi yang
menyeluruh sebagai rencana awal. Ada beberapa keuntungan yang bakal diperoleh, yakni
sebagai berikut :
 Rencana evaluasi membantu kita untuk menentukan apakah tujuan – tujuan telah
dirumuskan dalam artian tingkah laku
 Berdasarkan rencana evaluasi yang telah ada, selanjutnya kita dapat bersiap – siap
untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
 Rencana evaluasi memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes.

2.7 Kegunaan Evaluasi Pendidikan
Menurut Bloom et.al (1971), Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara
sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi
untuk menilai (assess) keputusan – keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
pengajaran. Rumusan itu mempunyai tiga implikasi, yaitu :
a) Pertama, evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, bukan hanya pada akhir
pengajaran, tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya pengajaran sampai dengan
berakhirnya pengajaran.
b) Proses evaluasi senantiasa diarahkan ketujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan
jawaban – jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran.
c) Evaluasi menuntut penggunaan alat – alat ukur yang akurat dan bermakna untuk
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.

10

Dengan demikian, evaluasi merupakan proses yang berkenaan dengan pengumpulan
informasi yang memungkinkan kita menentukan tingkat kemajuan pengajaran dan bagaimana
berbuat baik pada waktu – waktu mendatang.
Diantara kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah :
 Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil –
hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan
 Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program
pendidikan yang telah dirumuskan dengan tujuan yang hendak dicapai
 Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian
dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan
berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita – citakan, akan dapat dicapai dengan hasil
yang sebaik – baiknya.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Assessment merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar
peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu.
Sedangkan, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan
untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan.
2. hubungan antara Evaluasi dan Assessment yaitu bahwa Evaluasi merupakan proses
pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui assessment. Serta
assessment sendiri merupakan bagian dari evaluasi. Apabila kita membicarakan
tentang evaluasi, maka assessment sudah termasuk didalamnya.
3. Fungsi Evaluasi :
 Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa
 Untuk menempatkan para siswa kedalam situasi belajar mengajar yang tepat
dan serasi dengan tingkat kemampuan
 Mengenal latar belakang siswa
 digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remedial
bagi para siswa.
4. Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :
 Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan.
 Untuk mencari dan menemukan factor – factor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan,
5. Diantara kegunaan dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :
 Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang
hasil – hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan
 Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program
pendidikan yang telah dirumuskan dengan tujuan yang hendak dicapai
 Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan,
penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan.

12

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, H.2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar.2014. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta :
PT.BumiAksara.
Sudijono, Anas.2001.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.
Yulaelawati, E.2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Pakar Raya Jakarta.

13