ANALISIS PENYEBAB TERJADINYA YANG PENYUMBATAN
ANALISIS PENYEBAB TERJADINYA PENYUMBATAN SAMPAH DI
SALURAN AIR DALAM PRESPEKTIF HUKUM LINGKUNGAN
Dzulfikar Fauzi
[email protected]
Abstrak
Masalah pencemaran saluran air merupakan bagian dari masalah
lingkungan. Banyak pencemaran yang diakibatkan oleh limbah industri
pabrik,
limbah
rumahtangga
maupun
sampah-sampah.
Hal
ini
mengakibatkan kondisi kesehatan lingkungan semakin menurun dan
berdampak buruk bagi manusia dan juga lingkungan. Pencemaran yang
terjadi di sungai sebagai akibat dari perilaku manusia yang semakin
mengabaikan lingkungan sekitar. Akibat perilaku manusia yang salah dalam
memperlakukan lingkungan akhirnya akan menjadi sebuah bencana yang
merugikan manusia itu sendiri. Bencana yang sering melanda yakni bencana
banjir. Masyarakat yang tinggal paling dekat dengan saluran air yang
mampet merupakan yang paling dirugikan, Karena banjir bukan hanya
menggangu mobilitas masyarakat, tetapi menimbulkan berbagai penyakit
juga. Penyebab saluran air yang mampet adalah sampah palstik yang
dibuang oleh warga. Dan kurangnya perawatan terhadap saluran air
tersebut. Dan limbah Karena jika sudah mulai dangkal, jika terjadi hujan,
saluran air dapat meluap dan menyebabkan banjir. Dan sampah yang
berasal dari saluran air tadi akan mengarah ke sungai dan berakhir di laut.
Dan menyebabkan pencemaran yang berkelanjutan. Menyebabkan
pencemaran laut yang kita ketahui bahwa laut merupakan sumber
kehidupan mahluk laut dan nelayan. Jika laut mulai tercemar maka ikan
akan mulai berkurang dan mendapatan nelayan akan semakin menipis.
Maka dari itu perilaku masyarakat sangat penting dalam menentukan
kualitas dan keberlangsungan sebuah saluran air.
Kata kunci: sampah, pencemaran, lingkungan
PENDAHULUAN
Lingkungan merupakan sumber kehidupan bagi mahluk hidup. Baik manusia
hewan dan tumbuhan. Rusaknya lingkungan dapat menyebabkan ketidak
seimbangan ekosistem. Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu
meninggalkan sisa yang dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga
diperlakukan sebagai barang buangan yaitu sampah. Sampah merupakan
polutan umum yang dapat menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan,
membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan sumber daya, menimbulkan
polusi, menyumbat saluran air dan berbagai akibat negatif lainnya, sehingga
manusia menyingkirkan sampah sejauh mungkin dari aktivitas manusia yang
biasa disebut Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah 1. Namun beberapa
masyarakat ada yang tidak memperhatikan lingukunganya. Seperti
membuang sampah di saluran air yang mengakibatkan mampetnya saluran
1 Sastrawijaya, A.T. 2002. Pencemaran Lingkungan , Rineka Cipta, Jakarta 29
air tersebut karena sampah yang menumpuk. Seperti kasus yang akan saya
anilisis ini.
Saluran air di dekat Kantor Kelurahan Kraton Kecamatan Tegal Barat
taersumbat akibat banyaknya tumpukan sampah plastic. Kondisi ini sangat
dikeluhkan warga sekitar. Selain mencemari lingkungan dan tidak sedap
dipandang, tumpukan sampah tersebut juga mengeluarkan bau yang tidak
sedap bagi para pengendara yang melintas di kawasan itu.
“sudah bertahun-tahun belum terselesaikan masalah ini”, kata Kasi
Pemberdayaan Masyarakat (Permas) Kelurahan Kraton Aminah, Selasa (2/8).
Menurutnya, meski lokasi saluran drainase tersebut berada di dekat Kantor
Kelurahan Kraton, namun wilayahnya masuk Kewenangan Kelurahan
Tegalsari. “ada sampah bungkusan makanan dan botol plastik”, jelasnya.
Menurut Aminah, smapah menumpuk karena terbawa aliran saluran
drainase dari pemukiman warga, dan menyumbat di depan Kantor Kelurahan
Kraton. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka dapat mengancam kesehataan
warga. Sebab, dapat menjadi sarang jentik-jentik nyamuk aedes aegypti
yang menyebabkan Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Kondisinya sangat kotor dan jorok”, kata Aminah yang sempat
menunjukan lokasi tumpukan sampah tersebut. Aminah mengungkapkan
pihaknya akan berkordinasi dengan Kelurahan Tegalsari untuk menangani
masalah sampah tersebut.
Selain didekat Kantor Kelurahan Kraton, tumpukan sampah juga ada di
Jalan Sipelem. Padahal, jalan tersebut merupakan akses jalan yang sering
dilalui kendaraan dari luar kota. Seorang warga yang melintas, Arman
mengungkapkan , seharusnya pemerintah aktif menangani masalah ini.
Tidak perlu harus menunggu masyarakat resah baru ada penanganan.
“Kebersihan sangat penting karena bedampak langsung pada kesehatan.
Kami harap pihak terkait segera menyelesaikan maslah sampah yang
menyumbat ini” tandasnya.
Terlihat begitu kompleksnya masalah lingkungan yang terjadi di depan
Kantor Kelurahan Kraton tersebut. Maka kasus tersebut terdapat rumusan
masalah yang saya bisa ambil.
Rumusan masalah
1. Bagaimana pengolahan sampah yang baik dan benar agar tidak
menyumbat lagi disaluran air
2. Bagaimana membenahi sikap masyarakat yang suka membuang
sampah di saluran air
3. Apa sanksi yang di berikan kepada masyarkat yang membuang
sampah sembarangan
PEMBAHASAN
Subjudul 1
Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah merupakan
salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang seperti
Indonesia, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Umumnya
limbah yang dibuang ke lingkungan akan mempengaruhi lingkungan dimana
limbah dibuang. Apabila dilihat dari bahaya yang ditimbulkan limbah ini ada
yang berbahaya dan ada yang tidak berbahaya 2. Pembuangan limbah yang
berbahaya akan menjadi persoalan besar, apabila air yang dikonsumsi oleh
manusia, hewan, dan organisme tercemar limbah yang mengandung
senyawa berbahaya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka
diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan
menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas
kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat di
lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,
tumbuhan atau benda lainnya3. Pada saat ini, pencemaran terhadap
lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat.
Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat
dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk
logam berat . Masalah kerusakan lingkungan disebabkan oleh tangan-tangan
manusia itu sendiri. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, harus ada
penegakan hukum lingkungan.
Pada awalnya ketika jumlah penduduk masih sedikit, sampah bukan
merupakan sebuah permasalahan. Namun, seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk, dan aktivitasnya, maka sampah semakin
besar jumlahnya dan variasinya, karena itu, diperlukan pengelolaan yang
tidak sederhana untuk menangani sampah dalam jumlah besar, terutama di
daerah perkotaan. Pengelolaan sampah mutlak diperlukan mengingat
dampak buruknya bagi kesehatan dan lingkungan. Sampah menjadi tempat
berkembangbiaknya organisme penyebab dan pembawa penyakit. Sampah
juga dapat mencemari lingkungan dan mengaggu keseimbangan lingkungan.
Karena itu pemerintah di berbagai belahan duna berupaya menanganinya
walaupunb dengan biaya yang tidak sedikit.
Pengelolaan sampah di Indonesia pada umumnya belum dilaksanakan
secara terpadu. Sampah dari berbagai sumber, baik dari rumah
tangga,pasar, industry dan lain-lain, langsung diangkut menuju tempat
penampungan sampah sementara (TPS) tanpa melalui proses pemilihan dan
pengolahan. Dari TPS, sampah kemudian diangkut menuju tempat
pembuangan akhir (TPA) untuk kemudian ditimbun. Pengelolaan seperti ini
mengabaikan niali sampai sebagai sumber daya. Sampah yang telah
terkumpul dapat diola lebih lanjut baik di lokasi sumber sampah maupun
stelah sampai di TPA. Tujuanya agara smpah dapat dimanfaatkan kembali,
sehingga dapat mengurangi tumpukan sampah serta memperoleh nilai
ekonomi dari sampah. Beberapa pengolahan sampah yang biasanya
dilakukan adalah:
2 Muhjad Hadin. 2015. HUKUM LINGKUNGAN sebuah pengantar untuk konteks Indonesia.GENTA
publishing.Yogyakarta hlm64
3 Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta hlm 56
1. Pengolahan sampah organic
Di Indonesia, sebagian besar sampah merupakan sampah organic. Data
menunjukan bahwa rata-rata komposisi sampah di beberapa kota besar di
Indonesia adalah: organic (25%), kertas (10%), plastic (18%), kayu (12%),
logam (11%), kain (11%), gelas (11%), lain lain(12%). Sampah organic
dapat dimanfaatkan secara langsung, tanpa melalui proses tertentu untuk
pakan ternak, khususnya ikan, sampah organic juga dapat di proses untuk
berbagai keperluan diantaranya adalah pakan ternak dan kompos.
2. Sampah organic untuk pakan ternak
Sampah organic, khusunya sisa makanan, dapat diolah lebih lanjut
menjadi pakan ternak. Sampah yang telah dipilah kemudian masuk dalam
pabrik untuk dijadikan pakan ternak. Dari sampah organic dapat
dihasilkan pellet untuk pakan ikan.
3. Kompos
Sampah organic juga bisa dimanfaatkan untuk sector pertanian. Dengan
bantuan mikroba, sampah organic bisa dimanfaatkan untuk pemupukan
tanaman , yaitu melalu proses pengomposan. Kompos adalah hasil
penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan bahan organic
yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobic atau
anaerobik4. Sementara pengomposan adalah proses dimana bahan
organic mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikrobamikroba yang memanfaatkan bahan organic sebagai sumber energy. Jadi,
pada prinsipnya semua bahan-bahan organic padat dapat di komposkan,
misalnya : limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organic
pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian,
limbah agroindustry, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah
pabrik kelapa sawit dan limbah organic lainnya.
Subjudul 2
Masalah kepedulian dalam menjaga lingkungan sangat penting
ditanamkan sejak dini. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Hal ini dibuktikan dari
banyaknya orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Masalah
membuang sampah ini merupakan suatu dilema dimana seseorang
dihadapkan dengan dua pilihan, apakah ia harus membuang sampah
pada tempatnya atau tidak. Hal ini terkait dengan penalaran moral
seseorang, dimana penalaran moral merupakan pertimbangan bagaimana
seseorang sampai pada keputusan bahwa sesuatu itu baik atau buruk5.
4 Rizki Dewi Hapsari2016.IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 02 TAHUN
2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN KARANG ANYAR KECAMATAN
SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA. Samarinda: eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume
4, Nomor 1, hlm437
5 Sastrawijaya, A.T. 2002. Pencemaran Lingkungan , Rineka Cipta, Jakarta hlm71
Beberapa masalah yang menyebabkan banyaknya sampah di Tegal
adalah sebagai berikut.
1. Kurangnya jumlah tempat-tempat sampah di tempat-tempat umum,
pembagian tempat samapah sendiri harus dipisahkan mana yang
organik dan mana tempat sampah untuk anorganik agar sampah
mudah untuk diolah nantinya.
2. Kurangnya slogan-slogan yang menjelaskan mengenai manfaat
lingkungan yang bersih dan larangan untuk membuang sampah.
3. Perilaku masyarakat karena sistem kepercayaan masyarakat kota Tegal
terhadap perilaku dalam membuang sampah. Hal itu sudah berada
dalam alam bawah sadar mereka bahwa membuang sampah
sembarangan bukan menjadi hal yang salah dan wajar untuk
dilakukan.
4. Pengaruh lingkungan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
perilaku membuang sampah sembarangan tidak akan pernah lepas
dari masyarakat karena kebanyakan orang lebih memilih untuk
melakukan imitasi atau meniru padahal hal tersebut merupakan
perilaku yang buruk.
5. Seseorang akan melakukan hal yang menurut mereka lebih mudah
untuk dilakukan, seperti orang tidak akan membuang sampah
sembarangan apabila banyak tersedia tempat sampah di jalan dan
tempat-tempat umum.
6. Tempat yang kotor, kumuh, dan dipenuhi banyak sampah bisa
membuat orang meyakini bahwa membuang sampah sembarangan
diperbolehkan di tempat tersebut. Mereka bahkan juga tanpa ragu
untuk membuang sampah disana.
7. Kurang banyaknya jumlah tempat sampah yang disediakan sehingga
membuat orang jadi kesulitan untuk membuang sampah.
Solusi agar masalah sampah biasa teratasi adalah sebagai berikut.
a. Semuanya dimulai dari diri kita sendiri yaitu dengan menanamkan
dalam diri dan hati kita untuk selalu membuang sampah pada
tempatnya dan selalu berusaha untuk hidup bersih dan sehat.
b. Budayakan untuk melakukan kerja bakti di lingkungan Anda minimal 1
bulan 2-3 kali sehingga toleransi dan kehangatan bisa terbentuk
dengan baik antar tetangga.
c. Memanfaatkan kembali barang bekas seperti, botol, plastik, kaca agar
mengurangi sampah-sampah yang ada.
d. Yang terakhir adalah selalu mengingatkan diri sendiri, keluarga, dan
teman untuk melakukan hal-hal diatas.
Subjudul 3
Peraturan di Indonesia mengenai pengelolahan sampah sudah banyak
seperti UU No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah Pasal 29
berbunyi:
Pasal 29
1.Setiap orang dilarang:
a. memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b. mengimpor sampah;
c. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;
d. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan;
e. membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan
disediakan;
f. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka
di tempat pemrosesan akhir; dan/atau
g. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, huruf c, dan huruf d diatur dengan peraturan pemerintah.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e, huruf f, dan huruf g diatur dengan peraturan daerah
kabupaten/kota. (4) Peraturan daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat menetapkan sanksi pidana kurungan atau
denda terhadap pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e, huruf f, dan huruf g.
Diatas merupakan sanksi yang diberikan oleh negara terhadap
masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Selain sanksi pidana
atau denda, terdapat sanksi masyarakat. Seperti yang di terapkan oleh
pemerintah kota bandung. Untuk mengurangi masyarakat yang membuang
sampah sembarangan. Pemerintah kota bandung memberi trobosan untuk
pelaku pembuangan sampah sembarangan. Bagi siapa yang membuang
sampah sembarangan maka orang yang membuang sampah tersebut
fotonya akan di pajang di tempat keramaiyan. Ini menyebabkan perasaan
malu bagi pelaku dan memberikan efek jera. Efeknya pada masyarakat
adalah, masyarakat akun takut membuang sapah sembarangan dan akhirnya
membuang sampah pada tempatnya.
KESIMPULAN
Dari rumusan masalah diatas terjawab sudah bahwa Pengelolaan sampah di
Indonesia pada umumnya belum dilaksanakan secara terpadu. Sampah dari
berbagai sumber, baik dari rumah tangga,pasar, industry dan lain-lain,
langsung diangkut menuju tempat penampungan sampah sementara (TPS)
tanpa melalui proses pemilihan dan pengolahan. Dari TPS, sampah kemudian
diangkut menuju tempat pembuangan akhir (TPA) untuk kemudian ditimbun.
Pengelolaan seperti ini mengabaikan niali sampai sebagai sumber daya.
Sampah yang telah terkumpul dapat diola lebih lanjut baik di lokasi sumber
sampah maupun stelah sampai di TPA. Tujuanya agara smpah dapat
dimanfaatkan kembali, sehingga dapat mengurangi tumpukan sampah serta
memperoleh nilai ekonomi dari sampah. Beberapa pengolahan sampah yang
biasanya dilakukan adalah:
1. Pengolahan sampah organic
Sampah organic dapat dimanfaatkan secara langsung, tanpa melalui
proses tertentu untuk pakan ternak, khususnya ikan, sampah organic juga
dapat di proses untuk berbagai keperluan diantaranya adalah pakan
ternak dan kompos.
2. Sampah organic untuk pakan ternak
Sampah organic, khusunya sisa makanan, dapat diolah lebih lanjut
menjadi pakan ternak. Sampah yang telah dipilah kemudian masuk dalam
pabrik untuk dijadikan pakan ternak. Dari sampah organic dapat
dihasilkan pellet untuk pakan ikan.
3. Kompos
Sampah organic juga bisa dimanfaatkan untuk sector pertanian. Dengan
bantuan mikroba, sampah organic bisa dimanfaatkan untuk pemupukan
tanaman , yaitu melalu proses pengomposan.
lalu jawaban rumusan maslah kedua adalah
e. Semuanya dimulai dari diri kita sendiri yaitu dengan menanamkan
dalam diri dan hati kita untuk selalu membuang sampah pada
tempatnya dan selalu berusaha untuk hidup bersih dan sehat.
f. Budayakan untuk melakukan kerja bakti di lingkungan Anda minimal 1
bulan 2-3 kali sehingga toleransi dan kehangatan bisa terbentuk
dengan baik antar tetangga.
g. Memanfaatkan kembali barang bekas seperti, botol, plastik, kaca agar
mengurangi sampah-sampah yang ada.
h. Yang terakhir adalah selalu mengingatkan diri sendiri, keluarga, dan
teman untuk melakukan hal-hal diatas.
Dan untuk sanksi bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan
tertuang pada UU No.18 Tahun 2008 pasal 29. Dan sanksi social yang berupa
di permalukan di depan umum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan perundang undangan
a. UU No.18 Tahun 2008 pasal 29
2. Buku
a. Sastrawijaya, A.T. 2002. Pencemaran Lingkungan , Rineka Cipta,
Jakarta.
b. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
c. Muhjad Hadin. 2015. HUKUM LINGKUNGAN sebuah pengantar untuk konteks
Indonesia.GENTA publishing.Yogyakarta
3. Jurnal
Rizki Dewi Hapsari2016.IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR
02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN
KARANG ANYAR KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA.
Samarinda: eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 4, Nomor 1,
SALURAN AIR DALAM PRESPEKTIF HUKUM LINGKUNGAN
Dzulfikar Fauzi
[email protected]
Abstrak
Masalah pencemaran saluran air merupakan bagian dari masalah
lingkungan. Banyak pencemaran yang diakibatkan oleh limbah industri
pabrik,
limbah
rumahtangga
maupun
sampah-sampah.
Hal
ini
mengakibatkan kondisi kesehatan lingkungan semakin menurun dan
berdampak buruk bagi manusia dan juga lingkungan. Pencemaran yang
terjadi di sungai sebagai akibat dari perilaku manusia yang semakin
mengabaikan lingkungan sekitar. Akibat perilaku manusia yang salah dalam
memperlakukan lingkungan akhirnya akan menjadi sebuah bencana yang
merugikan manusia itu sendiri. Bencana yang sering melanda yakni bencana
banjir. Masyarakat yang tinggal paling dekat dengan saluran air yang
mampet merupakan yang paling dirugikan, Karena banjir bukan hanya
menggangu mobilitas masyarakat, tetapi menimbulkan berbagai penyakit
juga. Penyebab saluran air yang mampet adalah sampah palstik yang
dibuang oleh warga. Dan kurangnya perawatan terhadap saluran air
tersebut. Dan limbah Karena jika sudah mulai dangkal, jika terjadi hujan,
saluran air dapat meluap dan menyebabkan banjir. Dan sampah yang
berasal dari saluran air tadi akan mengarah ke sungai dan berakhir di laut.
Dan menyebabkan pencemaran yang berkelanjutan. Menyebabkan
pencemaran laut yang kita ketahui bahwa laut merupakan sumber
kehidupan mahluk laut dan nelayan. Jika laut mulai tercemar maka ikan
akan mulai berkurang dan mendapatan nelayan akan semakin menipis.
Maka dari itu perilaku masyarakat sangat penting dalam menentukan
kualitas dan keberlangsungan sebuah saluran air.
Kata kunci: sampah, pencemaran, lingkungan
PENDAHULUAN
Lingkungan merupakan sumber kehidupan bagi mahluk hidup. Baik manusia
hewan dan tumbuhan. Rusaknya lingkungan dapat menyebabkan ketidak
seimbangan ekosistem. Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu
meninggalkan sisa yang dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga
diperlakukan sebagai barang buangan yaitu sampah. Sampah merupakan
polutan umum yang dapat menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan,
membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan sumber daya, menimbulkan
polusi, menyumbat saluran air dan berbagai akibat negatif lainnya, sehingga
manusia menyingkirkan sampah sejauh mungkin dari aktivitas manusia yang
biasa disebut Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah 1. Namun beberapa
masyarakat ada yang tidak memperhatikan lingukunganya. Seperti
membuang sampah di saluran air yang mengakibatkan mampetnya saluran
1 Sastrawijaya, A.T. 2002. Pencemaran Lingkungan , Rineka Cipta, Jakarta 29
air tersebut karena sampah yang menumpuk. Seperti kasus yang akan saya
anilisis ini.
Saluran air di dekat Kantor Kelurahan Kraton Kecamatan Tegal Barat
taersumbat akibat banyaknya tumpukan sampah plastic. Kondisi ini sangat
dikeluhkan warga sekitar. Selain mencemari lingkungan dan tidak sedap
dipandang, tumpukan sampah tersebut juga mengeluarkan bau yang tidak
sedap bagi para pengendara yang melintas di kawasan itu.
“sudah bertahun-tahun belum terselesaikan masalah ini”, kata Kasi
Pemberdayaan Masyarakat (Permas) Kelurahan Kraton Aminah, Selasa (2/8).
Menurutnya, meski lokasi saluran drainase tersebut berada di dekat Kantor
Kelurahan Kraton, namun wilayahnya masuk Kewenangan Kelurahan
Tegalsari. “ada sampah bungkusan makanan dan botol plastik”, jelasnya.
Menurut Aminah, smapah menumpuk karena terbawa aliran saluran
drainase dari pemukiman warga, dan menyumbat di depan Kantor Kelurahan
Kraton. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka dapat mengancam kesehataan
warga. Sebab, dapat menjadi sarang jentik-jentik nyamuk aedes aegypti
yang menyebabkan Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Kondisinya sangat kotor dan jorok”, kata Aminah yang sempat
menunjukan lokasi tumpukan sampah tersebut. Aminah mengungkapkan
pihaknya akan berkordinasi dengan Kelurahan Tegalsari untuk menangani
masalah sampah tersebut.
Selain didekat Kantor Kelurahan Kraton, tumpukan sampah juga ada di
Jalan Sipelem. Padahal, jalan tersebut merupakan akses jalan yang sering
dilalui kendaraan dari luar kota. Seorang warga yang melintas, Arman
mengungkapkan , seharusnya pemerintah aktif menangani masalah ini.
Tidak perlu harus menunggu masyarakat resah baru ada penanganan.
“Kebersihan sangat penting karena bedampak langsung pada kesehatan.
Kami harap pihak terkait segera menyelesaikan maslah sampah yang
menyumbat ini” tandasnya.
Terlihat begitu kompleksnya masalah lingkungan yang terjadi di depan
Kantor Kelurahan Kraton tersebut. Maka kasus tersebut terdapat rumusan
masalah yang saya bisa ambil.
Rumusan masalah
1. Bagaimana pengolahan sampah yang baik dan benar agar tidak
menyumbat lagi disaluran air
2. Bagaimana membenahi sikap masyarakat yang suka membuang
sampah di saluran air
3. Apa sanksi yang di berikan kepada masyarkat yang membuang
sampah sembarangan
PEMBAHASAN
Subjudul 1
Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah merupakan
salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang seperti
Indonesia, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Umumnya
limbah yang dibuang ke lingkungan akan mempengaruhi lingkungan dimana
limbah dibuang. Apabila dilihat dari bahaya yang ditimbulkan limbah ini ada
yang berbahaya dan ada yang tidak berbahaya 2. Pembuangan limbah yang
berbahaya akan menjadi persoalan besar, apabila air yang dikonsumsi oleh
manusia, hewan, dan organisme tercemar limbah yang mengandung
senyawa berbahaya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka
diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan
menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas
kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat di
lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,
tumbuhan atau benda lainnya3. Pada saat ini, pencemaran terhadap
lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat.
Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat
dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk
logam berat . Masalah kerusakan lingkungan disebabkan oleh tangan-tangan
manusia itu sendiri. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, harus ada
penegakan hukum lingkungan.
Pada awalnya ketika jumlah penduduk masih sedikit, sampah bukan
merupakan sebuah permasalahan. Namun, seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk, dan aktivitasnya, maka sampah semakin
besar jumlahnya dan variasinya, karena itu, diperlukan pengelolaan yang
tidak sederhana untuk menangani sampah dalam jumlah besar, terutama di
daerah perkotaan. Pengelolaan sampah mutlak diperlukan mengingat
dampak buruknya bagi kesehatan dan lingkungan. Sampah menjadi tempat
berkembangbiaknya organisme penyebab dan pembawa penyakit. Sampah
juga dapat mencemari lingkungan dan mengaggu keseimbangan lingkungan.
Karena itu pemerintah di berbagai belahan duna berupaya menanganinya
walaupunb dengan biaya yang tidak sedikit.
Pengelolaan sampah di Indonesia pada umumnya belum dilaksanakan
secara terpadu. Sampah dari berbagai sumber, baik dari rumah
tangga,pasar, industry dan lain-lain, langsung diangkut menuju tempat
penampungan sampah sementara (TPS) tanpa melalui proses pemilihan dan
pengolahan. Dari TPS, sampah kemudian diangkut menuju tempat
pembuangan akhir (TPA) untuk kemudian ditimbun. Pengelolaan seperti ini
mengabaikan niali sampai sebagai sumber daya. Sampah yang telah
terkumpul dapat diola lebih lanjut baik di lokasi sumber sampah maupun
stelah sampai di TPA. Tujuanya agara smpah dapat dimanfaatkan kembali,
sehingga dapat mengurangi tumpukan sampah serta memperoleh nilai
ekonomi dari sampah. Beberapa pengolahan sampah yang biasanya
dilakukan adalah:
2 Muhjad Hadin. 2015. HUKUM LINGKUNGAN sebuah pengantar untuk konteks Indonesia.GENTA
publishing.Yogyakarta hlm64
3 Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta hlm 56
1. Pengolahan sampah organic
Di Indonesia, sebagian besar sampah merupakan sampah organic. Data
menunjukan bahwa rata-rata komposisi sampah di beberapa kota besar di
Indonesia adalah: organic (25%), kertas (10%), plastic (18%), kayu (12%),
logam (11%), kain (11%), gelas (11%), lain lain(12%). Sampah organic
dapat dimanfaatkan secara langsung, tanpa melalui proses tertentu untuk
pakan ternak, khususnya ikan, sampah organic juga dapat di proses untuk
berbagai keperluan diantaranya adalah pakan ternak dan kompos.
2. Sampah organic untuk pakan ternak
Sampah organic, khusunya sisa makanan, dapat diolah lebih lanjut
menjadi pakan ternak. Sampah yang telah dipilah kemudian masuk dalam
pabrik untuk dijadikan pakan ternak. Dari sampah organic dapat
dihasilkan pellet untuk pakan ikan.
3. Kompos
Sampah organic juga bisa dimanfaatkan untuk sector pertanian. Dengan
bantuan mikroba, sampah organic bisa dimanfaatkan untuk pemupukan
tanaman , yaitu melalu proses pengomposan. Kompos adalah hasil
penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan bahan organic
yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobic atau
anaerobik4. Sementara pengomposan adalah proses dimana bahan
organic mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikrobamikroba yang memanfaatkan bahan organic sebagai sumber energy. Jadi,
pada prinsipnya semua bahan-bahan organic padat dapat di komposkan,
misalnya : limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organic
pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian,
limbah agroindustry, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah
pabrik kelapa sawit dan limbah organic lainnya.
Subjudul 2
Masalah kepedulian dalam menjaga lingkungan sangat penting
ditanamkan sejak dini. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Hal ini dibuktikan dari
banyaknya orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Masalah
membuang sampah ini merupakan suatu dilema dimana seseorang
dihadapkan dengan dua pilihan, apakah ia harus membuang sampah
pada tempatnya atau tidak. Hal ini terkait dengan penalaran moral
seseorang, dimana penalaran moral merupakan pertimbangan bagaimana
seseorang sampai pada keputusan bahwa sesuatu itu baik atau buruk5.
4 Rizki Dewi Hapsari2016.IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 02 TAHUN
2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN KARANG ANYAR KECAMATAN
SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA. Samarinda: eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume
4, Nomor 1, hlm437
5 Sastrawijaya, A.T. 2002. Pencemaran Lingkungan , Rineka Cipta, Jakarta hlm71
Beberapa masalah yang menyebabkan banyaknya sampah di Tegal
adalah sebagai berikut.
1. Kurangnya jumlah tempat-tempat sampah di tempat-tempat umum,
pembagian tempat samapah sendiri harus dipisahkan mana yang
organik dan mana tempat sampah untuk anorganik agar sampah
mudah untuk diolah nantinya.
2. Kurangnya slogan-slogan yang menjelaskan mengenai manfaat
lingkungan yang bersih dan larangan untuk membuang sampah.
3. Perilaku masyarakat karena sistem kepercayaan masyarakat kota Tegal
terhadap perilaku dalam membuang sampah. Hal itu sudah berada
dalam alam bawah sadar mereka bahwa membuang sampah
sembarangan bukan menjadi hal yang salah dan wajar untuk
dilakukan.
4. Pengaruh lingkungan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
perilaku membuang sampah sembarangan tidak akan pernah lepas
dari masyarakat karena kebanyakan orang lebih memilih untuk
melakukan imitasi atau meniru padahal hal tersebut merupakan
perilaku yang buruk.
5. Seseorang akan melakukan hal yang menurut mereka lebih mudah
untuk dilakukan, seperti orang tidak akan membuang sampah
sembarangan apabila banyak tersedia tempat sampah di jalan dan
tempat-tempat umum.
6. Tempat yang kotor, kumuh, dan dipenuhi banyak sampah bisa
membuat orang meyakini bahwa membuang sampah sembarangan
diperbolehkan di tempat tersebut. Mereka bahkan juga tanpa ragu
untuk membuang sampah disana.
7. Kurang banyaknya jumlah tempat sampah yang disediakan sehingga
membuat orang jadi kesulitan untuk membuang sampah.
Solusi agar masalah sampah biasa teratasi adalah sebagai berikut.
a. Semuanya dimulai dari diri kita sendiri yaitu dengan menanamkan
dalam diri dan hati kita untuk selalu membuang sampah pada
tempatnya dan selalu berusaha untuk hidup bersih dan sehat.
b. Budayakan untuk melakukan kerja bakti di lingkungan Anda minimal 1
bulan 2-3 kali sehingga toleransi dan kehangatan bisa terbentuk
dengan baik antar tetangga.
c. Memanfaatkan kembali barang bekas seperti, botol, plastik, kaca agar
mengurangi sampah-sampah yang ada.
d. Yang terakhir adalah selalu mengingatkan diri sendiri, keluarga, dan
teman untuk melakukan hal-hal diatas.
Subjudul 3
Peraturan di Indonesia mengenai pengelolahan sampah sudah banyak
seperti UU No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah Pasal 29
berbunyi:
Pasal 29
1.Setiap orang dilarang:
a. memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b. mengimpor sampah;
c. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;
d. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan;
e. membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan
disediakan;
f. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka
di tempat pemrosesan akhir; dan/atau
g. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, huruf c, dan huruf d diatur dengan peraturan pemerintah.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e, huruf f, dan huruf g diatur dengan peraturan daerah
kabupaten/kota. (4) Peraturan daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat menetapkan sanksi pidana kurungan atau
denda terhadap pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e, huruf f, dan huruf g.
Diatas merupakan sanksi yang diberikan oleh negara terhadap
masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Selain sanksi pidana
atau denda, terdapat sanksi masyarakat. Seperti yang di terapkan oleh
pemerintah kota bandung. Untuk mengurangi masyarakat yang membuang
sampah sembarangan. Pemerintah kota bandung memberi trobosan untuk
pelaku pembuangan sampah sembarangan. Bagi siapa yang membuang
sampah sembarangan maka orang yang membuang sampah tersebut
fotonya akan di pajang di tempat keramaiyan. Ini menyebabkan perasaan
malu bagi pelaku dan memberikan efek jera. Efeknya pada masyarakat
adalah, masyarakat akun takut membuang sapah sembarangan dan akhirnya
membuang sampah pada tempatnya.
KESIMPULAN
Dari rumusan masalah diatas terjawab sudah bahwa Pengelolaan sampah di
Indonesia pada umumnya belum dilaksanakan secara terpadu. Sampah dari
berbagai sumber, baik dari rumah tangga,pasar, industry dan lain-lain,
langsung diangkut menuju tempat penampungan sampah sementara (TPS)
tanpa melalui proses pemilihan dan pengolahan. Dari TPS, sampah kemudian
diangkut menuju tempat pembuangan akhir (TPA) untuk kemudian ditimbun.
Pengelolaan seperti ini mengabaikan niali sampai sebagai sumber daya.
Sampah yang telah terkumpul dapat diola lebih lanjut baik di lokasi sumber
sampah maupun stelah sampai di TPA. Tujuanya agara smpah dapat
dimanfaatkan kembali, sehingga dapat mengurangi tumpukan sampah serta
memperoleh nilai ekonomi dari sampah. Beberapa pengolahan sampah yang
biasanya dilakukan adalah:
1. Pengolahan sampah organic
Sampah organic dapat dimanfaatkan secara langsung, tanpa melalui
proses tertentu untuk pakan ternak, khususnya ikan, sampah organic juga
dapat di proses untuk berbagai keperluan diantaranya adalah pakan
ternak dan kompos.
2. Sampah organic untuk pakan ternak
Sampah organic, khusunya sisa makanan, dapat diolah lebih lanjut
menjadi pakan ternak. Sampah yang telah dipilah kemudian masuk dalam
pabrik untuk dijadikan pakan ternak. Dari sampah organic dapat
dihasilkan pellet untuk pakan ikan.
3. Kompos
Sampah organic juga bisa dimanfaatkan untuk sector pertanian. Dengan
bantuan mikroba, sampah organic bisa dimanfaatkan untuk pemupukan
tanaman , yaitu melalu proses pengomposan.
lalu jawaban rumusan maslah kedua adalah
e. Semuanya dimulai dari diri kita sendiri yaitu dengan menanamkan
dalam diri dan hati kita untuk selalu membuang sampah pada
tempatnya dan selalu berusaha untuk hidup bersih dan sehat.
f. Budayakan untuk melakukan kerja bakti di lingkungan Anda minimal 1
bulan 2-3 kali sehingga toleransi dan kehangatan bisa terbentuk
dengan baik antar tetangga.
g. Memanfaatkan kembali barang bekas seperti, botol, plastik, kaca agar
mengurangi sampah-sampah yang ada.
h. Yang terakhir adalah selalu mengingatkan diri sendiri, keluarga, dan
teman untuk melakukan hal-hal diatas.
Dan untuk sanksi bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan
tertuang pada UU No.18 Tahun 2008 pasal 29. Dan sanksi social yang berupa
di permalukan di depan umum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan perundang undangan
a. UU No.18 Tahun 2008 pasal 29
2. Buku
a. Sastrawijaya, A.T. 2002. Pencemaran Lingkungan , Rineka Cipta,
Jakarta.
b. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
c. Muhjad Hadin. 2015. HUKUM LINGKUNGAN sebuah pengantar untuk konteks
Indonesia.GENTA publishing.Yogyakarta
3. Jurnal
Rizki Dewi Hapsari2016.IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR
02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN
KARANG ANYAR KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA.
Samarinda: eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 4, Nomor 1,