peradaban islam masa bani umayyah

MAKALAH
SEJARAH PERADABAN ISLAM
“PERADABAN ISLAM MASA UMAYYAH DI TIMUR DAN
ANDALUSIA”
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliyah : “Sejarah
Peradaban Islam”
Dosen pengampu :
Ibu Lailatuzz Zuhriyah, S.Th.I., M.Fil.I.

Disusun oleh :
1. Indah Binti Mahmudah
2. Heni Septianing Tyastuti
3. Indri Rizki Pratiwi

(1723143078)
(1723143071)
(1723143083)

Fakultas: Tarbiyah
Jurusan: TBI / 1-B
Semester : I (SATU)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN ) TULUNGAGUNG
PERIODE 2014/2015

MAKALAH
SEJARAH PERADABAN ISLAM
“PERADABAN ISLAM MASA UMAYYAH DI TIMUR DAN
ANDALUSIA”
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliyah : “Sejarah
Peradaban Islam”
Dosen pengampu :
Ibu Lailatuzz Zuhriyah, S.Th.I., M.Fil.I.

Disusun oleh :
1. Indah Binti Mahmudah
2. Heni Septianing Tyastuti
3. Indri Rizki Pratiwi

(1723143078)

(1723143071)
(1723143083)

Fakultas: Tarbiyah
Jurusan: TBI / 1-B
Semester : I (SATU)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN ) TULUNGAGUNG
PERIODE 2014/2015

MOTTO
1) “Sebelum kedua talapak kaki seseorang menatap di Hari Kiyamat akan
ditanyakan tentang empat hal terlebih dahulu : pertama tentang umurnya
untuk apa dihabiskan, kedua tentang masa mudanya untuk apakah
dipergunakan, ketiga tentang hartanya dari manakah diperoleh dan untuk
apakah dibelanjakan, dan keempat ilmunya, apa saja yang ia amalkan
dengan ilmunya itu.” (H.R. Bukhari-Muslim)
2) “Siapa saja yang menginginkan sukses di dunia, maka raihlah dengan
ilmu. Siapa saja yang menginginkan sukses di akhirat, maka raihlah

dengan ilmu. Dan siapa saja yang ingin sukses pada keduanya, maka
raihlah dengan ilmu.” (Al Hadits)
3) “Sesungguhnya makhluk yang paling dicintai Allah adalah anak muda
yang masih muda usianya, tegap tubuhnya, yang mempersembahkan
kemudaan dan ketegarannya untuk taat kepada Allah.” (Al Quran)
4) Himmatus syuban tughroqul jibal (Semangat remaja mampu meruntuhkan
Himalaya).
5) “Orang yang berilmu dan berakhlak tidak akan diam di kampung
halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang.
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.” (Imam
Asy Syafi’i)

ii

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT., atas limpahan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, syafaat, tarbiyah Rasulullah SAW,. makalah
Makalah Sejarah Peradaban Islam mengenai “Peradaban Islam Masa Umayyah
di Timur dan Andalusia” dapat kami selesaikan. Pembuatan makalah ini
diperuntukkan sebagai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.

Makalah ini disusun berdasarkan hasil diskusi kelompok dan juga dari
reverensi yang relevan, kami berharap makalah ini dapat diterima dengan baik di
semua kalangan dan dapat memberi manfaat kepada pembacanya
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa dalam hal teknis
maupun isinya masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan semoga penyajian yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan bagi siapa saja yang membacanya pada umumnya.
Dalam proses pembutan laporan ini penulis banyak mendapat masukan dan
dan bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu dalam kesempatan kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag., selaku ketua IAIN Tulungagung yang telah
memberikan kesempatan belajar.
2. Ibu Lailatuzz Zuhriyah, S. Th.I., M. Fil.I., selaku dosen pengampu mata
kuliah “Sejarah Peradaban Islam” yang memberikan pengarahan sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
3. Civitas akademik IAIN Tulungagung.
4. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis tidak dapat membalas semua jasa dan kebaikan pihak-pihak yang
telah disebutkan di atas selain ucapan terima kasih, teririnng doa :

“Jazaakumulloohu kkhoirooti wa saadatit dunya wal aakhiroh.” Amin.
Tulungagung, 07 Oktober 2014
Penulis,
(Kelompok 5)
iii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................
i
HALAMAN MOTTO..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penelitian...........................................................................1

BAB II


PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Pergantian Sistim Demokrasi Menjadi Sistim Monarchi..............3
B. Ekspansi Daulah Umayyah ke Wilayah Timur..............................4
C. Proses Pendirian dan Pengembangan Islam di Andalusia
(Spanyol)........................................................................................4
D. Perkembangan Islam di Andalusia bagian Umayyah I
(41-133 H/661-750 M) ..................................................................5
E. Perkembangan Islam di Andalusia bagian Umayyah II
(711- 1031 M)...............................................................................5
F. Kronologi Penguasaan Umat Islam terhadap Andalusia...............6

BAB III PENUTUP............................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................11
B. Saran..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................12
LAMPIRAN.........................................................................................................13

1


BAB I
iv
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Kemenangan Islam atas Andalusia (Spanyol) merupakan tonggak
awal dan titik terpenting bagi penyebaran Islam di dataran Eropa.Wilayah
Andalusia yang sekarang lebih akrab disebut sebagai Spanyol, di ujung
selatan Benua Eropa, termasuk dalam wilayah kekuasaan Dinasti Bani
Umayyah sejak Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nusair mengalahkan
pasukan Raja Roderick dari Gothia pada tahun 92 H/711 M. Kemenangan
ini menjadi gerbang awal bagi Thariq bin Ziyad untuk menaklukkan kotakota lain di semenanjung Iberia (nama lain Andalusia) tanpa mengalami
banyak kesulitan.Dalam makalah ini akan dibahas tentang: Sistim
Pemerintahan yang Berlaku pada Masa Daulah Umayyah, Ekspansi Daulah
Bani Umayyah ke Wilayah Timur, Proses Pendirian dan Pengembangan
Islam di Andalusia (Spanyol), Perkembangan Islam di Andalusia bagian
Umayyah I dan II, serta Kronologi Penguasaan Islam terhadap Andausia.

B.


RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah sistem pemerintahan pada masa Daulah Bani Umayyah?
2. Bagaimanakah proses pendirian dan pengambangan Islam di Andalusia
(Spanyol) oleh Daulah Bani Umayyah?
3. Bagaimanakah proses ekspansi dan pengembangan Islam pada periode I
Dinasti Umayyah di Andalusia?
4. Bagaimanakah proses ekspansi dan pengembangan Islam pada periode II
Dinasti Umayyah di Andalusia?
5. Bagaimanakah kronologi penguasaan Umat Islam terhadap wilayah
Andalusia?

C.

TUJUAN PEMBAHASAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari pembahasan
2
makalah ini adalah:
1. Menjelaskan sistem pemerintahan yang diberlakukan pada masa Daulah

Bani Umayyah.
2. Menjelaskan proses pendirian dan pengambangan Islam di Andalusia
(Spanyol) oleh Daulah Bani Umayyah.
3. Mendeskripsikan proses ekspansi dan pengembangan Islam pada periode
I Dinasti Umayyah di Andalusia.
4. Mendeskripsikan proses ekspansi dan pengembangan Islam pada periode
II Dinasti Umayyah di Andalusia.
5. Mendeskripsikan kronologi pengasaan Umat Islam terhadap Andalusia.

3

BAB II
PEMBAHASAN
A.

SISTEM MONARCHI DAULAH UMAYYAH
Mu’awiyan bin Abi Sufyan, pendiri Dinasti Bani Umayyah, pada
masa-masa awal kekuasaan Daulah Umayyah telah mengubah sistem politik
Islam yang demokratis dan akrab dengan musyawarah utuk mencapai
mufakat dengan Sistim Monarchi (kerajaan), sebagai kekuasaan dinasti

yang turun-temurun.
Dalam banyak aspek kehidupan ia juga membangun sistim yang
revolutif baik dalam aspek fisik, pilitik, ekonomi, hingga aspek sosial
budaya. Ia juga memindahkan ibukota ke kota Damaskus, sebuah kota di
Syam

yang

telah

lebih

dahulu

memiliki

kemajuan

dalam


segi

kebudayaannya. Ekspansi terhaadap wilayah-wilayah lain juga semakin
meluas hingga Andalus, Afrika Utara, Syam, Irak, Iran, Khurasan, ke timur
hingga ke benteng Tiongkok.1
Salah satu sentralisasi aspek kebudayaan yang dikembangkan dan
dimajukan pada saat itu adalah ilmu-ilmu yang diwariskan oleh bangsabangsa sebelum Islam, ilmu pengetahuan yang bersifat kontemporer atau
disesuaikan dengan perkembangan zaman. Seperti di kota-kota seperti
Yunani Iskandariyah, Antiokia, Harran dan Yundhesapur, kemajuan sudah
terjadi sebelumnya oleh ilmuan-ilmuan Yahudi, Nasrani dan Zoroaster.
Ilmu-ilmu ini setelah ber-akulturasi dengan Islam masih tetap dipelihara dan
berada di bawah perlindungan khalifah, bahkan para ilmuan yang terkait
dengan ilmu-ilmu tersebut banyak yang dokter pribadi, bendaharaawan atau
wazir. Selanjutnya mereka banyak mempengaruhi para pewaris tahta
berikutnya, misalnya Khalid ibnu Yazid bin Mu’awiyah yang tertarik
dengan pada ilmu kedokteran. Ia mengapresiasikan hal tersebut dengan
menyediakan pemukiman bagi para sarjana Yunani di Mesir untuk
1

H. Darsono., T. Ibrahim., Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam untuk Kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Kurikulum, (Surakarta: Tiga Serangkai, 2004), h 175.

4

menerjemahkan buku-buku kimia kedokteran pertama dalam sejarah Bahasa
Arab.2
B.

EKSPANSI DAULAH UMAYYAH KE WILAYAH TIMUR
Ekspansi ke Timur dirintis oleh Mu’awiyah yang kemudian
dilanjutkan oleh Khalifah Abdul Malik. Dia (Khalifah Abdul Malik)
mengirim tentaranya untuk menyeberangi Sungai Oxus dan berhasil
menduduki Balkh, Bukhara, Khawariz, Ferghana dan Samarkhan, bahkan
sampai ke India dan Balkhistan, Sind dan Daerah Punjab sampai ke Maltan.

C.

PROSES

PENDIRIAN

DAN

PENGEMBANGAN

ISLAM

DI

ANDALUSIA (SPANYOL)
Perkembangan Islam di Andalusia terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Umayyah I (41-133 H/661-750 M) atau yang berlangsung selama
± 90 tahun, dengan pusat pemerintahan di kota Damsyik atau
Damaskus.
2. Umayyah II (711- 1031 M) atau yang berlangsung selama ± 320
tahun, dengan pusat pemerintahan di Cordova.
Kemenangan Islam di Andalusia (Spanyol) merupakan gerbang awal
penyebaran Islam di Eropa.
Andalusia terletak di kawasan semenanjung Iberia. Saat ini wilayah
tersebut terdiri dari Spanyol dan Portugal. Andalusia terletak di ujung
selatan Benua Eropa, di sana terdapat banyak kota masyhur dan menjadi
pusat perdaban Islam pada masa lampau seperti, Sevilla, Cordova, Granada,
Muircia dan Toledo.
Andalusia sudah terkenal sejak zaman kekuasaan Yunani dan
Romawi. Agama Nasrani pun meluas di sana (Andalusia) pada masa
pendudukan Romawi. Selanjutnya Andalusia dikuasai oleh Kerajaan
Visigoth yang dipimpin oleh Raja Roderick yang kejam dan sewenangwenang. Gubernur Ceuta, Julian, yang merupakan kerabat Raja Roderick
2

Baharuddin., Umiarso., Sri Minarti., Pendidikan Islam Dikotomi: Historitas dan Implikasi
pada Masyarakat Islam, (Bandung: Rosda, 2011), h. 144.

5

meminta bantuan militer kepada pemerintahan Islam Dinasti Umayyah,
yang saat itu berada di bawah pimpinan Khalifah Al Walid II (Al Walid bin
Abdul Malik/Khalifah ke-6 Dinasti Umayyah). Ia kemudian mengangkat
Musa bin Nusair sebagai Gubernur Qairuwan di Afrika Utara, pada saat itu
Afrika bagian Barat menjadi daerah ekspansi kecuali Sabtah (Ceuta) yang
masih berada di bawah kekuasaan Byzantium. Kerjasama yang ditawarkan
oleh Julian disambut baik oleh Musa bin Nusair dengan persetujuan
Khalifah Al Walid II, ia (Gubernur Musa bin Nusair) kemudian
memerintahkan Panglima Thariq bin Abdul Malik An Nakhai untuk
melakukan ekspansi dengan 400 orang balatentara dan 100 pasukan berkuda
pada tahun 90 H atau 710 M. 3
D.

PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA BAGIAN UMAYYAH I
(41-133 H/661-750 M)
Pada tahun 711 M, Musa bin Nusair mengutus Thariq bin Ziyad
untuk melanjutkan ekspansi besar-besaran ke Andalusia (Spanyol) dengan
pasukan yang lebih besar pula, yaitu ± 7000 tentara (ada yang menyebutkan
12.000 tentara) untuk menyerbu Andalusia. Mereka mendarat di bukit yang
dinamai “Jabal Tariq” di Selat Gibraltar dan berhasil menumbangkan
kekuasaan Raja Roderick yang tewas saat pertempuran melawan balatentara
Thariq bin Ziyad di bawah naungan panji-panji Islam. Kemenangan Umat
Islam saat itu menjadi permulaan gemilang perluasan wilayah seperti,
Cordova, Archedonia, Malaga, Elvira, dan Toledo yang merupakan sentral
Kerajaan Visigoth.4
Tahun 712 Gubernur Musa bin Nusair memimpin sendiri pasukannya
yang berjumlah ± 10.000 balatentara menuju Andalusia melalui julur lain
yang tidak dilalui oleh Thariq bin Ziyad.

E.

PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA BAGIAN UMAYYAH II
(711- 1031 M)

3

4

Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah, (Bandung : Salamadani Pustaka Semesta, 2005), h.
64.
Brill. E. J., The Encyclopedia of Islam, (Netherland: H.A.R. Gibb, 1967), h. 490.

6

Daulah Umayyah jilid II berlangsung selama 320 tahun, yaitu pada
tahun 711 - 1031 M di Andalusia dan pusat pemerintahannya berada di
Cordova. Kemenangan Islam atas Andalusia merupakan pintu gerbang
perdana sekaligus bagian terpenting bagi penyebaran Islam di dataran
Eropa.
Wilayah Andalusia di ujung selatan Benua Eropa (sekarang Spanyol)
dahulu merupakan daerah kekuasaan Dinasti Umayyah, semenjak Thariq
bin Ziyad mengalahkan Raja Roderick (Raja Bangsa Gothia), pada tahun 92
H atau 711 M. Kemenangan tersebut menjadi permulaan yang baik bagi
Thariq bin Ziyad untuk menaklukkan kota-kota lain di sepanjang
Semenanjung Iberia (Andalus), tanpa mengalami banyak kesulitan.5
Sejak saat itu, satu persatu kota-kota di Andalusia seperti Toledo,
Elvira, Granada, Cordoba dan Malaga berhasil dikuasai oleh umat Islam.
Kemudian dilanjutkan perluasan wilayah ke dataran Zaragoza, Aragon,
Leon, Asturia, dan Galicia.
F.

KRONOLOGI

PENGUASAAN

UMAT

ISLAM

TERHADAP

ANDALUSIA
Penguasan umat Islam terhadap Andalusia dapat dibagi menjadi 3 periode:
1. Periode ke I (711 – 755 M)
Andalusia dipimpin oleh para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani
Umayyah, pusat pemerintahannya terletak di Damaskus. Para wali itu
adalah Al Samah bin Malik Al Khaulani, Anbasah bin Sahim Al Kalbi,
Abdul Rahman Al Gafiqi, Uqbah bin Al Hajjaj Al Sululi.
Secara politis pada periode ini Andalusia masih

belum stabil,

terjadi perebutan kekuasaan antar penguasa dan ancaman musuh Islam
dari lingkungan intern penguasa sendiri.
2. Periode ke II ( 755 - 1013 M )
Pada masa-masa ini Andalusia berada di bawah kekuasaan
Umayyah II. Periode ini dibagi menjadi dua:
5

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1994), h. 291.

Daulah

7

1) Masa Keamiran (755 - 912 M)
Masa ini dimulai ketika Abdur Rahman Ad Dakhil, yang merupakan
keturunan Bani Umayyah I, berhasil menyelamatkan diri dari usaha
pembunuhan yang dilakukan Bani Abbas di Damaskus. Abdur
Rahman
Andalusia

Ad Dakhil
pada

masa

kemudian mengambil alih kekuasaan di
Amir Yusuf

Al

Fihr.

Ia

kemudian

memproklamirkan berdirinya sebagai Daulah Umayyah II di
Andalusia yang merupakan kelanjutan dari Daulah Umayyah I di
Damaskus.
2) Masa Kekhalifahan (912- 1013 M)
Merupakan masa pemerintahan Abdur Rahman III atau Amir ke VIII
Bani Umayyah II (bergelar Khalifah Al Nashir Li Diinillaah (912- 961
M)). Kemudian

dilanjutkan oleh Hakam II (961-976 M) dan

dilanjutkan oleh Hisyam II (976- 1007 M). Pada masa ini umat Islam
di Andalusia mengalami kemakmuran dan kemajuan yang sangat
pesat di berbagai bidang:6
a)Bidang Kedokteran
Dibidang kedokteran, Cordova sebagai salah satu pusat aktifitas
medis telah melahirkan beberapa ilmuan masyhur, di antaranya
Ibnu Rusyid (Averoees) yang menghasilkan

karya besar,

yaitu Al Kulliyyat fi At Tibb.
b)Bidang Pertanian
Andalusia telah mengenal sistem irigasi dan saluran-saluran air,
sehingga menghasilkan tebu, kapas, padi, jeruk, dan anggur.
Kemajuan di bidang inilah yang telah membawa kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, Andalusia dapat
membangun beberapa kota megah yang mempunyai banyak
bangunan monumental. Kota Cordova sebagai pusat pemerintahan
dilengkapi dengan taman, istana, jalan- jalan, masjid, perpustakaan,
6

Ahmad Al Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta:
Media Eka Sarana, 2003), h. 346.

8
8

dan perkantoran. Cordova juga terkenal dengan universitasnya
yaitu Universitas Cordova yang memiliki kampus yang luas dan
megah.
c) Bidang Seni
Kemajuan dibidang seni arsitektur dan desain, dapat kita lihat dari
keindahan

masjid

Cordova.

Dibidang

sastra,

Andalusia

memunculkan nama seperti Ibnu Sayidar Al Andalusi yang menulis
kitab Al Mu’jam (Ensiklopedi) dan Muhammad ibn Hani’ yang
menulis Al Andalus (Uraian tentang Andalusia). Di bidang
Sejarah ada Ibnu Qutiya yang menulis kitab Tarikh Iftitah Al
Andalus yang berisi tentang Sejarah Penakhlukan Andalusia.
d)Bidang Geografi
Dalam bidang Geografi muncul nama-nama, seperti Ibnu Abdul
Aziz al Bahri dengan karyanya Al Masalik wa Al Nanalik, Al
Idrisi, Abu Husain Muhammad bin Ahmad Al Kinanin bin Jubair
dengan karyanya Ar Rihlah (Suatu Perjalanan) dan Muhammad
Al Mazini seorang ahli geografi terkenal.
e)Bidang Astronomi
Dalam bidang Astronomi muncul nama-nama, seperti Az Zarqali,
Abul Qasim Maslama bin Ahmad Al Farabi (Al Farabi), Jabir bin
Aflah Abu Muhammad yang menulis kitab Al Hai’a yang memuat
angka-angka Trigonometri dan masih digunakan hingga saat ini.
3) Periode ke III (1031- 1492 M)
Pada masa ini umat Islam di

Andalusia terpecah dan menjadi

kerajaan-kerajaan kecil yang bersifat lokal. Periode ini dibagi menjadi
3 masa: 7
a)Masa Kerajaan-kerajaan Kecil yang Bersifat Lokal (1031-1086
M).

7

Akbar S. Ahmad, Citra Muslim, Tunjauan Sejarah dan Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 1992)
h. 177.

9

Jumlah kerajaannya sekitar 20 kerajaan kecil. Masa ini disebut
“Mulk at Thawif” (raja/golongan). Mereka mendirikan kerajaan
berdasarkan etnis Barbar dan Slovia.
b)Masa Ketika Umat Islam Andalusia di bawah Kekuasaan
Bangsa Barbar Afrika Utara (1086- 1235 M).
Pada mulanya Bangsa Barbar di bawah Yusuf bin Tasyfin
mendirikan Daulah Murabitin, mereka kemudian mendatangi
Andalusia untuk menolong Umat Islam mengusir Umat Kristen
yang menyerang Sevilla pada tahun 1086 M. Setelah itu mereka
menyatukan Muluk al Thawaif ke dalam dinasti yang dipimpinnya
hingga tahun 1143 M. Pada saat dinasti ini melemah digantikan
oleh Dinasti Barbar lain, yaitu Al Muwahhidin (1146- 1235 M)
dibawah pimpinan Abu Yaqub Yusuf bin Abdul Mu’min yang
datang ke Andalusia pada tahun 1163- 1184 M.
Namun sepeninggal sultan ini, Al Muwahhidin mengalami
kelemahan dan Paus Innocent III braksi menghasut raja-raja
Kristen untuk mengadakan penaklukan kembali (reconquista).
Dalam perang Al Uqab di Las Nafas tahun 1212 M pasukan
Kristen yang dipimpin oleh Alfonso VIII dari Castilla memperoleh
kemenangan. Sejak saat itu daulah Al Muwahhidin mengalami
kemunduran baik di Andalusia maupun di Afrika Utara. Andalusia
mengalami perpecahan kembali di bawah raja-raja lokal, sedangkan
umat Kristiani semakin kuat dan melakukan penyerangan, sehingga
pada tahun 1236 M Cordova jatuh ke dalam kekuasaan Umat
Kristiani, kecuali Granada yang dikuasai oleh Bani Ahmar sejak
tahun 1232 M.

c) Masa antara tahun 1232- 1492 M, ketika umat Islam Andalus
bertahan diwilayah Granada di bawah kekuasaan dinasti Bani
Ahmar.
Pendiri dinasti ini adalah Sultan Muhammad bin Yusuf yang
bergelar Nasr, sehingga kerajaan ini mempunyai nama lain, yaitu
Kerajaan Nasriyyah. Kerajaan ini merupakan kerajaan terakhir

10

Umat Islam Andalusia yang berkuasa di wilayah antara Almeria
dan Gibraltar, yang terletak di pesisir Tenggara Andalusia. Dinasti
ini mampu bertahan karena dikelilingi oleh bukit sebagai
pertahanan dan memilliki hubungan yang karib dengan negeri
Islam Afrika Utara yang saat itu berada di bawah kerajaan Marin.
Ditambah lagi Granada merupakan tempat pelarian tentara dan
Umat Islam dari wilayah selain Andalus ketika wilayah itu dikuasai
oleh balatentara Kristiani. Oleh karena itu dinasti ini pernah
mengalami kemajuan diantaranya membangun istana Al Hamra.
Namun pada dekade terakhir abad ke-14 M dinasti ini
melemah

akibat

perebutan

kekuasaan.

Kesempatan

ini

dimanfaatkan oleh kerajaan Kristen yang meny ditukan diri
melalui pernikahan Esabella dari Aragon dengan Raja Ferdinand
dari Castilla yanng bersatu untuk menguasai kerajaan Granada
pada tahun1492 M. Raja Umat Islam terakhir Granada, yaitu Abu
Abdullah menyelamatkan diri keAfrika Utara, ia kemudian merebut
Malaga pada tahun 1487 M dan pada tahun 1489M ia dapat
merebut Almeria.8
Kemajuan Islam di Andalusia akhirnya membawa Barat
bangkit dan maju dari kemunduran. Namun kemajuan Islam di
Andalusia secara berangsur-angsur pudar dan akhirnya hilang, kini
yang tinggal hanyalah peniggalan masa lampau yang gemilang.

8

Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Perkembangan Pengetahuan Islam, (Prenada
Media, 2003), h. 121.

11

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah kami (Kelompok 5) bahas, kami dapat
mengambil kesimpulan bahwa struktur pemerintahan Islam khususnnya
pada Masa Daulah Umayyah mengalami perubahan dari yang semula
menggunakan sistim musyawarah mencapai mufakat dengan Sistim
Monarchi (kerajaan), sebagai kekuasaan dinasti yang turun-temurun.
Islam masuk ke Andalusia sekitar tahun 710 M, hal ini ditandai
dengan perintah Musa bin Nushair kepada Thariq bin Ziyad untuk
mengemban misi ekspansi besar-besaran ke Andalusia. Banyak kemajuan
yang dilakukan oleh umat Islam di Andalusia (Spanyol) antara lain: di
bidang Kedokteran, Pertanian, Seni, Sains dan Geografi.

B.

SARAN
Di masa yang akan datang, diharapkan para peserta didik dan umat
Islam pada umumnya tidak hanya sekedar menjadikan Sejarah Peradaban
Islam di masa lampau sebagai wacana belaka atau sekedar bahan renungan
tanpa adanya keinginan dan tindakan nyata untuk meneladani kejayaan
Islam diberbagi bidang, sehingga potensi yang dimiliki dapat tersalurkan
dengan tidak percuma. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
pada zaman ini terus mengalami peningkatan yang kontinyu dan signifikan
disegala bidang, oleh karenanya sebagai Umat Islam hendaknya kita
memilih jalan sebijak mungkin dalam bersikap dan bertindak tanpa
mengentahkan setiap kemungkinan yang ada namun tetap berputar pada
orbit atau lintasannya, yaitu Islam sebagai Akidah yang Benar.

12

DAFTAR PUSTAKA
Akbar S. Ahmad, 1992. Citra Muslim: Tinjauan Sejarah dan Sosiologi. Jakarta:
Erlangga.
Al Usairy, Ahmad, 2003. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad
XX. Jakarta: Media Eka Sarana.
Baharuddin, dkk, 2011. Dikotomi Pendidikan Islam: Historitas dan Implikasi
pada Masyarakat Islam. Bandung : Rosda.
Brill. E. J., 1967. The Encyclopedia of Islam. Netherland: H.A.R. Gibb.
Darsono, H., Ibrahim, T., 2005. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam untuk
Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Kurikulum 2004. Surakarta : Tiga
Serangkai.
Sunanto, Musyrifah, 2003. Sejarah Islam Klasik, Perkembangan Pengetahuan
Islam. Prenada Media.
Suryanegara, Ahmad Mansur, 2005. Api Sejarah. Bandung : Salamadani Pustaka
Semesta.
Yatim, Badri, 1994. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Press.

13

LAMPIRAN

14