2.1 Wilayah Administrasi - DOCRPIJM 0b0c748a29 BAB II2. BAB II PROFIL KOTA PADANG (Revisi)

PENDAHULUAN PROFIL KOTA PADANG

2.1 Wilayah Administrasi

A. Wilayah Darat

  7. Padang Utara 8,08 18 8,08

  Sumber: RTRW Kota Padang Tahun 2008 – 2028

  13 B. Wilayah Laut - - 720,00 - Kota Padang 694,96 193 1.414,96 104

  11. Koto Tangah 232,25 24 232,25

  9

  10. Pauh 146,29 13 146,29

  9

  9. Kuranji 57,41 9 57,41

  6

  8. Nanggalo 8,07 7 8,07

  7

  Pemerintah Kota Padang

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1980, luas wilayah Kota Padang secara administratif adalah 694,96 km² atau 694.960 Ha. Wilayah Kota Padang yang sebelumnya terdiri dari 3 Kecamatan dengan 15 Kampung, dikembangkan menjadi 11 Kecamatan dengan 193 Kelurahan. Dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti oleh Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 dilakukan restrukturisasi administrasi kota, yang menyebabkan penambahan luas administrasi menjadi 1.414,96 km² (720,00 km² di antaranya adalah wilayah laut) dan penggabungan beberapa kelurahan, sehingga menjadi 104 kelurahan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

  6. Padang Barat 7,00 30 7,00

  10

  5. Padang Timur 8,15 27 8,15

  12

  4. Padang Selatan 10,03 24 10,03

  15

  3. Lubuk Begalung 30,91 21 30,91

  7

  2. Lubuk Kilangan 85,99 7 85,99

  6

  1. Bungus Teluk Kabung 100,78 13 100,78

Tabel 2.1 Perubahan Wilayah Administrasi Kota Padang No Kecamatan Sebelum UU 22/1999 Setelah UU 22/1999 Luas (Km²) Kelurahan Luas (Km²) Kelurahan

  10 Pemerintah Kota Padang

  tabel dibawah ini;

Tabel 2.2 Nama dan Luas Wilayah Daratan per-Kecamatan serta Jumlah Kelurahan

  No. Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas Wilayah Administrasi Terbangun (Km 2 ) (%) thd total administrasi (Km 2 ) (%) thd luas administrasi

  1 Kec. Bungus Teluk Kabung 6 100,78 14,50 10,58 1,52

  2 Kec. Lubuk Kilangan 7 85,99 12,37 10,59 1,52

  3 Kec. Lubuk Begalung 15 30,91 4,45 12,83 1,85

  4 Kec. Padang Selatan 12 10,03 1,44 3,75 0,54

  5 Kec. Padang Timur 10 8,15 1,17 5,76 0,83

  6 Kec. Padang Barat 10 7,00 1,01 4,85 0,70

  7 Kec. Padang Utara 7 8,08 1,16 5,92 0,85

  8 Kec. Nanggalo 6 8,07 1,16 6,42 0,92

  9 Kec. Kuranji 9 57,41 8,26 32,22 4,64

  10 Kec. Pauh 9 146,29 21,05 17,96 2,58

  11 Kec. Koto Tangah 13 232,25 33,42 45,04 6,48

  Total 104 694,96 100,00 155,92 22,44

  Sumber: Kecamatan Dalam Angka (2014) & RTRW Kota Padang 2010 -2030 (diolah)

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Padang

  Pemerintah Kota Padang

  II 3

2.2 Potensi Wilayah Kota Padang

2.2.1 Potensi Ekonomi Kreatif

  Kota Padang memiliki kekayaan dengan keunikan budaya, kuliner dan keindahan alam, kerajinan songket, tenunan, di samping memiliki legenda- legenda yang sudah dikenal luas di nusantara, seperti cerita Malin Kundang dan Kisah Siti Nurbaya. Semua potensi tersebut masih membutuhkan pembenahan dan investor. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan kepada investor, di antaranya pemberian insentif berupa pembebasan dari jenis-jenis pajak pada dua tahun pertama, serta kemudahan dalam pengurusan izin yang diperkuat dengan Perwako No.10 tahun 2010. Insentif dan kemudahan itu diberikan bagi investasi di atas Rp 1 triliun dengan penyerapan tenaga kerja lokal 500 orang. Kemudian investasi Rp500 miliar atau kurang dari Rp1 triliun dengan menyerap tenaga kerja lokal 250 orang, investasi dengan nilainya Rp100 miliar lebih menyerap tenaga kerja lokal sedikitnya 10 orang. Iklim berinvestasi yang kondusif di Padang, karena kota yang berpenduduk satu juta jiwa ini relatif aman dan banyak tenaga terdidik yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan dunia industri. Dari sisi industri kreatif, investasi bidang kuliner masih terbesar di Kota Padang. Hal ini tidak mengherankan mengingat Kota Padang dan Provinsi Sumatera Barat pada umumnya memiliki icon kuliner dan sudah dikenal tingkat nasional dan internasional, seperti rendang, kripik sanjai, dan sate padang. Demikian pula dengan fashion dan kerajinan Kota Padang telah dikenal dengan produknya seperti songket pandai sikek, tenun silungkang. Oleh karena itu, nilai investasi pada bidang kuliner relatif tinggi dan bersifat padat karya.

  

Tabel 2.3.

Nilai Investasi, Nilai Produksi dan Lokasi Industri Kreatif Kota Padang 2012

  Nilai Investasi Nilai Produksi No Bidang Industri Kreatif (Rp.000) (Rp.000)

  

1. Periklanan (advertising) 4.575.000 208.427.388

  

2. Kerajinan (craft) 16.106.641 573.031.900

  3. Fashion 10.920.690 246.156.632

  

4. Video, Film dan Fotografi 1.705.000 9.078.210

  

5. Penerbitan dan Percetakan 34.810.305 1.425.787.609

  

6. Layanan Komputer dan Piranti Lunak 2.375.000 47.643.528

(software)

  7. Kuliner 45.330.144 914.748.086

  Sumber: Disperindag Kota Padang, Direktori IKM 2012, diolah

  Berdasarkan bidang industri kreatif, dapat dilihat bahwa kegiatan ekonomi kreatif di Kota Padang didominasi oleh aktivitas di bidang kuliner (36,67%), diikuti oleh (20,42%) dan kerajinan (12,5%). Produk kuliner yang banyak berkembang di Kota Padang berlatarbelakang warisan budaya Minangkabau, berupa aneka ragam masakan lauk-pauk dan sayuran khas Kota Padang yang sudah terkenal secara luas dengan cita rasa yang khas. Produk fashion yang dihasilkan didominasi oleh aneka kain dan pakaian bordir khas Minang. Selain itu di Kota Padang juga dihasilkan kain songket yang berbeda dari daerah-daerah lain di pulau Sumatera. Kerajinan yang dapat dijumpai di Kota Padang lebih banyak berbahan dasar kayu dan rotan. Sebaran industri kreatif di Kota Padang dapat dilihat peta dibawah ini;

Gambar 2.2 Peta Sebaran Industri Kreatif Per Kecamatan Kota Padang

  Pemerintah Kota Padang

  II 6

  2.2.2 Potensi Pariwisata

  Industri pariwisata merupakan sektor yang menjadi perhatian pemerintah Kota Padang. Untuk meningkatkan potensi wisata, maka Pemerintah Kota Padang mencoba untuk melakukan pengembangan pada wisata pantai, dengan cara mengembangkan wisata terpadu Gunung Padang, objek wisata taman Siti Nurbaya, dan pengembangan wisata pantai lainnya. Selain wisata pantai, Pemerintah Kota Padang juga mengembangkan objek wisata Taman Hutan Raya Bung Hatta , Bukit Pengambiran dan potensi wisata lainnya.

Gambar 2.3 Konsep Pengembangan Wisata Terpadu

  Demografi dan Urbanisasi

  2.2.3 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Keseluruhan Serta Proyeksi Pertumbuhan penduduk

  Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di Kota Padang sampai dengan tahun 2014 berjumlah 889.646 jiwa, yang terdiri dari 443.929 jiwa penduduk laki-laki dan 445.717 jiwa penduduk perempuan.

  Kepadatan penduduk di Kota Padang berbeda-beda untuk setiap kecamatan.

Tabel 2.4 Struktur penduduk Kota Padang berdasarkan jenis kelamin tahun 2014

  No Kecamatan Luas Jumlah Penduduk (Jiwa) Sex Ratio (Km2) Laki-Laki Perempuan Jumlah

  1. Bungus Teluk Kabung 100,78 12.414 11.723 24.137 105,89

  

2. Lubuk Kilangan 85,99 26.560 26.197 52.757 101,39

  

3. Lubuk Begalung 30,91 58.254 57.032 115.286 102,14

  

4. Padang Selatan 10,03 29.606 29.432 59.038 100,59

  

5. Padang Timur 8,15 39.245 39.730 78.975 98,78

  6. Padang Barat 7 23.124 22.722 45.846 101,77

  

7. Padang Utara 8,08 33.308 36.944 70.252 90,16

  

8. Nanggalo 8,07 28.962 30.692 59.654 94,36

  

9. Kuranji 57,41 68.878 69.706 138.584 98,81

  

10. Pauh 146,29 33.637 33.024 66.661 101,86

  

11. Koto Tangah 232,25 89.941 88.515 178.456 101,61

Kota Padang 694,96 443.929 445.717 889.646 99,60

  Sumber : Padang Dalam Angka 2015 Penduduk terbanyak berada pada Kecamatan Koto Tangah, kuranji dan Lubuk Begalung, sedangkan pada kecamatan yang merupakan “kawasan kota lama”, yakni di Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Padang Timur, Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Utara, dan sebagian wilayah Kecamatan Padang Selatan terus mengalami perlambatan pertumbuhan penduduk, hal ini disebabkan arah pembangunan Kota Padang diarah pada sisi timur Kota Padang. kepadatan penduduk sangat dipengaruhi oleh estimasi perkembangan penduduk, perlu diperhitungkan tingkat pertumbuhan penduduk yang akan menentukan trend perubahan dalam kependudukan dimasa yang akan datang.

  Adapun persentase pertumbuhan penduduk total dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut; % = (L - M) + (I - E) / Po x 100% Keterangan :

  Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan

  L = jumlah kelahiran M = jumlah kematian I = jumlah imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu wilayah)

  E = jumlah emigrasi (penduduk yang keluar atau meninggalkan suatu wilayah) % = persentase pertumbuhan penduduk total.

  Kepadatan penduduk rata-rata di Kota Padang pada tahun 2014 berkisar

  2

  2

  1.215 jiwa/km . Kecamatan Padang Timur memiliki kepadatan 9.562 jiwa/km dan merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi di Kota Padang. Sedangkan Kecamatan Bungus Teluk Kabung memiliki kepadatan penduduk

  2 230 jiwa/km dan merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah.

  Proyeksi pertambahan penduduk kota Padang sebagaimana ditunjukkan oleh tabel 2.5 Pemerintah Kota Padang

  II 10

Tabel 2.5 Proyeksi Penduduk Kota Padang 2016-2020

  2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020

  

1 Kec. Bungus Teluk Kabung 7.232 7.325 7.418 7.513 7.610 7.707 17.187 17.380 17.575 17.774 17.975 18.179 24.419 24.704 24.994 25.287 25.584 25.886

  

2 Kec. Lubuk Kilangan 49.707 50.581 51.475 52.389 53.323 54.279 3.999 4.095 4.194 4.294 4.398 4.504 53.706 54.676 55.669 56.683 57.721 58.783

  

3 Kec. Lubuk Begalung 117.629 120.027 122.481 124.993 127.564 130.195 - - - - - - 117.629 120.027 122.481 124.993 127.564 130.195

  

4 Kec. Padang Selatan 59.400 59.814 60.281 60.805 61.386 62.029 - - - - - - 59.400 59.814 60.281 60.805 61.386 62.029

  

5 Kec. Padang Timur 79.176 79.383 79.596 79.815 80.040 80.272 - - - - - - 79.176 79.383 79.596 79.815 80.040 80.272

  

6 Kec. Padang Barat 46.018 46.196 46.379 46.568 46.762 46.961 - - - - - - 45.882 45.921 45.963 46.007 46.053 46.102

  

7 Kec. Padang Utara 72.528 75.060 77.880 81.020 84.517 88.416 - - - - - - 70.373 70.506 70.653 70.813 70.985 71.170

  

8 Kec. Nanggalo 60.538 61.435 62.347 63.272 64.213 65.168 - - - - - - 60.462 61.396 62.471 63.703 65.109 66.710

  

9 Kec. Kuranji 142.784 147.118 151.591 156.207 160.970 165.887 - - - - - - 141.153 143.778 146.459 149.198 151.996 154.854

  

10 Kec. Pauh 65.083 67.078 69.136 71.260 73.453 75.717 3.588 3.669 3.751 3.834 3.920 4.008 68.672 70.746 72.887 75.095 77.374 79.725

  

11 Kec. Koto Tangah 169.731 173.535 177.448 181.475 185.618 189.882 12.808 13.206 13.618 14.045 14.488 14.946 182.538 186.740 191.066 195.520 200.106 204.828

Total 869.826 887.552 906.033 925.317 945.457 966.513 37.582 38.349 39.138 39.948 40.780 41.636 903.410 917.693 932.520 947.918 963.918 980.553 No Nama Kecamatan

  Jumlah Penduduk (jiwa) Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total Pemerintah Kota Padang

  II 11

Tabel 2.6 Proyeksi Jumlah Kepala Keluarga (KK) Kota Padang 2016-2020

  2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020

  

1 Kec. Bungus Teluk Kabung 1.808 1.831 1.855 1.878 1.902 1.927 4.297 4.345 4.394 4.443 4.494 4.545 6.105 6.176 6.248 6.322 6.396 6.471

  

2 Kec. Lubuk Kilangan 12.427 12.645 12.869 13.097 13.331 13.570 1.000 1.024 1.048 1.074 1.099 1.126 13.427 13.669 13.917 14.171 14.430 14.696

  

3 Kec. Lubuk Begalung 29.407 30.007 30.620 31.248 31.891 32.549 - - - - - - 29.407 30.007 30.620 31.248 31.891 32.549

  

4 Kec. Padang Selatan 14.850 14.953 15.070 15.201 15.347 15.507 - - - - - - 14.850 14.953 15.070 15.201 15.347 15.507

  

5 Kec. Padang Timur 19.794 19.846 19.899 19.954 20.010 20.068 - - - - - - 19.794 19.846 19.899 19.954 20.010 20.068

  

6 Kec. Padang Barat 11.505 11.549 11.595 11.642 11.690 11.740 - - - - - - 11.471 11.480 11.491 11.502 11.513 11.526

  

7 Kec. Padang Utara 18.132 18.765 19.470 20.255 21.129 22.104 - - - - - - 17.593 17.627 17.663 17.703 17.746 17.792

  

8 Kec. Nanggalo 15.134 15.359 15.587 15.818 16.053 16.292 - - - - - - 15.115 15.349 15.618 15.926 16.277 16.678

  

9 Kec. Kuranji 35.696 36.780 37.898 39.052 40.243 41.472 - - - - - - 35.288 35.944 36.615 37.299 37.999 38.714

  

10 Kec. Pauh 16.271 16.769 17.284 17.815 18.363 18.929 897 917 938 959 980 1.002 17.168 17.687 18.222 18.774 19.343 19.931

  

11 Kec. Koto Tangah 42.433 43.384 44.362 45.369 46.405 47.470 3.202 3.301 3.405 3.511 3.622 3.736 45.635 46.685 47.767 48.880 50.027 51.207

Total 217.456 221.888 226.508 231.329 236.364 241.628 9.396 9.587 9.784 9.987 10.195 10.409 225.853 229.423 233.130 236.980 240.980 245.138 No Nama Kecamatan

  Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total Pemerintah Kota Padang

  II 12

Tabel 2.7 Proyeksi Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota Padang 2016-2020

  No. Nama Kecamatan Tingkat Pertumbuhan (%) KepadatanPenduduk (orang/Ha) 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020

  1 Bungus Teluk Kabung 0,74% 0,74% 0,74% 0,74% 0,74% 0,74% 23,86 24,04 24,21 24,39 24,57 24,76

  2 Lubuk Kilangan 2,96% 2,96% 2,96% 2,96% 2,96% 2,96% 51,85 53,38 54,96 56,59 58,26 59,99

  3 Lubuk Begalung 1,96% 1,96% 1,96% 1,96% 1,96% 1,96% 113,21 115,44 117,70 120,01 122,36 124,76

  4 Padang Selatan 0,25% 0,25% 0,25% 0,25% 0,25% 0,25% 58,78 58,93 59,07 59,22 59,37 59,52

  5 Padang Timur 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 78,79 78,85 78,92 78,98 79,04 79,11

  6 Padang Barat 0,05% 0,05% 0,05% 0,05% 0,05% 0,05% 45,78 45,80 45,83 45,85 45,87 45,90

  7 Padang Utara 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 0,08% 70,05 70,11 70,16 70,22 70,27 70,33

  8 Nanggalo

  1,07% 1,07% 1,07% 1,07% 1,07% 1,07% 59,14 59,77 60,41 61,06 61,71 62,37

  9 Kuranji 2,57% 2,57% 2,57% 2,57% 2,57% 2,57% 135,79 139,28 142,86 146,53 150,29 154,16

  10 Pauh 3,07% 3,07% 3,07% 3,07% 3,07% 3,07% 64,86 66,85 68,91 71,02 73,20 75,45

  11 Koto Tangah 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 2,11% 168,19 171,74 175,37 179,07 182,85 186,70 Sumber: Padang Dalam Angka 2015 & analisa Pokja Sanitasi

  Jumlah Penduduk Miskin Kota Padang

  Berdasarkan Data PPLS Tahun 2010, jumlah penduduk miskin terbanyak berada pada wilayah Kecamatan Koto Tangah, Kuranji dan Lubuk Begalung dan jumlah penduduk miskin paling sedikit berada pada wilayah Kecamatan Lubuk Kilangan dan Padang Utara, selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.8 Data Penduduk (KK) miskin Kota Padang Tahun 2010

  

No. Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

  1 Kec. Bungus Teluk Kabung 2.191

  2 Kec. Lubuk Kilangan 1.462

  3 Kec. Lubuk Begalung 4.017

  4 Kec. Padang Selatan 3.038

  5 Kec. Padang Timur 2.949

  6 Kec. Padang Barat 1.991

  7 Kec. Padang Utara 1.475

  8 Kec. Nanggalo 1.689

  9 Kec. Kuranji 5.190

  10 Kec. Pauh 2.568

  11 Kec. Koto Tangah 6.935 Jumlah

  33.505

  Sumber: Kecamatan Dalam Angka (2014) & RTRW Kota Padang 2010 -2030 (diolah)

2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi & Lingkungan

2.4.1 Kondisi Sosial & Ekonomi

  Tersedianya data bidang sosial, pendidikan dan angkatan Kerja sangat diperlukan untuk memantau tingkat kesejahteraan masyarakat, merumuskan program pemerintah dan mengevaluasi dampak berbagai program yang telah dijalankan.

  Pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Pertambahan angkatan kerja tersebut dapat ditampung dalam lapangan kerja

  Pemerintah Kota Padang dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri, yang termasuk sebagai pekerjaan sektor informal. Namun tidak semua angkatan kerja tersebut dapat tertampung pada lapangan kerja yang tersedia. Yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (menganggur). Penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan tidak melakukan kegiatan apapun termasuk kategori bukan angkatan kerja.

Tabel 2.9 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama Dan Jenis Kelamin Tahun 2014

  Perempuan Jumlah Jenis Laki-Laki (%) (%) (%)

  1. AngkaKerja 83,76 50,35 66,86 Bekerja 75,30 46,34 60,65 Mencari Pekerjaan 8,47 4,01 6,21

  2. Bukan Angkatan Kerja 16,24 49,65 33,14 Sekolah 9,19 12,43 10,83 Lainnya 7,05 37,22 22,31

  

JUMLAH 100 100 100

  Sumber : Kota Padang Dalam Angka, 2015 Dari tabel di atas terlihat bahwa jenis kegiatan utama yang paling banyak dilakukan oleh penduduk Kota Padang adalah bekerja. Persentase penduduk yang bekerja pada tahun 2014 tercatat sebesar 66,86%. Penilaian kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat dijadikan idikator rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang ada.

Tabel 2.10 Jumlah penduduk pencari kerja Menurut ijasah tertinggi yang dimiliki tahun 2014

  Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sekolah Dasar

  2

  2

  4 SLTP/Sederajat 32 152 184

SLTA/Sederajat 2.006 2.023 4.029

Diploma I dan Diploma II

  6

  9

  15 Sarjana Muda/Diploma III 218 503 721

Sarjana 537 704 1.241

RATA-RATA 2.801 3.393 6.194

  Sumber : Kota Padang Dalam Angka, 2015

  Pemerintah Kota Padang yang tersedia. Tahun 2014 jumlah fasilitas pendidikan yang ada di kota Padang adalah 405 unit SD negeri dan swasta, 11 unit Madrasah Ibtidaiyah negeri dan swasta, 88 unit SMP negeri dan swasta, 19 unit Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Swasta, 51 unit SMA negeri dan swasta, 34 unit SMK negeri dan swasta,serta 11 unit Madrasah Aliyah negeri dan swasta.

  Untuk tingkat sekolah dasar jumlah keseluruhan murid yang ditampung pada tahun 2014 adalah 105.890 siswa danjumlah guru yang disediakan adalah 7.781orang. Sehingga rata-rata setiap guru akanmengajar 14 orang siswa. Rasio ini sangat baik mengingat rasio ideal untuk guru murid adalah 30 orang siswa untuk setiap guru. Pada tingkat sekolah menengah pertama jumlah keseluruhan murid yang ditampung pada tahun 2014 adalah 37.909 siswa dan jumlah guru yang disediakan adalah 3.416 orang. Sehingga rata rata setiap guru akan mengajar 11 orang siswa. Sementara itu, untuk tingkat sekolah menengah atas jumlah keseluruhan murid yang ditampung pada tahun 2014 adalah 23.664 siswa dan jumlah guru yang disediakan adalah 2.146 orang, sehingga rata-rata setiap guru akan mengajar 11 orang siswa. Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan, kontribusi sektor yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat, dan daya serapnya terhadap tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta penyerapan tenaga kerja yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor-ekonomi yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada suatu wilayah. Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kota Padang dari tahun 2009 – 2013 berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa struktur perekonomian Kota Padang didominasi oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan distribusi sebesar 25,64% pada tahun 2013. Distribusi PDRB Kota Padang menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan dapat dilihat pada Tabel 2-11 berikut:

  Pemerintah Kota Padang

  Pemerintah Kota Padang

Distribusi PDRB berdasarkan Harga Konstan 2000 (Milyar) 2011-2013

Di Kota Padang

  No Lapangan Usaha 2011 2012 2013

  

1. Pertanian 645,54 680,47 715,95

  

2. Pertambangan dan Penggalian 198,15 211,78 229,59

  

3. Industri Pengolahan 2.033,22 2.119,22 2.234,97

  

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 227,54 241,01 253,38

  

5. Bangunan 558,43 613,49 672,32

  

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.684,51 2.839,12 3.009,11

  

7. Pengangkutan dan Komunikasi 3.280,00 3 561,59 3 813,23

  8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.047,09 1 132,51 1 202,95

  

9. Jasa-Jasa 2.117,71 2 238,18 2 385,18

JUMLAH 12.792,18 13.637,63 14.516,71 2. 4.2 Kondisi Topografi

  Wilayah Kota Padang memiliki topografi yang bervariasi, perpaduan daratan yang landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang memiliki tingkat kelerengan lahan rata-rata >40%. Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut juga bervariasi, mulai 0 m dpl sampai >1.000 m dpl.

  Topografi Kota Padang terdiri dari dataran tinggi/perbukitan, dataran rendah, daerah aliran sungai serta mempunyai pulau-pulau dan pantai. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang memiliki tingkat kemiringan lahan rata-rata > 40 %. Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut juga bervariasi, mulai dari 0 di atas permukaan laut (dpl) sampai > 1.000 m dpl.

  

Kondisi Topografi dan Kemiringan Kota Padang

Luas No Kondisi Topografi

  Km² Persentase

  A. Kelerengan Lahan 0 – 2% Datar 16.379,82 23,57%

3 – 15% Bergelombang 5.510,93 7,93%

16 – 40% Curam 13.219,48 19,02% > 40% Sangat Curam 34.385,77 49,48% Jumlah

  69.496,00 100,00%

  B. Ketinggian 0 – 25 m dpl 15.898,68 22,88%

25 – 100 m dpl 6.479,39 9,32%

100 – 500 m dpl 19.324,56 27,81% 100 – 1.000 m dpl 15.787,23 22,72% > 1.000 m dpl 12.006,13 17,28%

  Jumlah 69.496,00 100,00%

  Sumber: RTRW Kota Padang 2008-2028 Kawasan dengan kelerengan lahan antara 0 – 2% umumnya terdapat dii Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Nanggalo, sebagian Kecamatan Kuranji, Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Koto Tangah. Kawasan dengan kelerengan lahan antara 2 – 15% tersebar di Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh, dan Kecamatan Lubuk Kilangan yakni berada pada bagian tengah Kota Padang dan Kawasan dengan kelerengan lahan 15% - 40% tersebar di Kecamatan Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji, Pauh dan Kecamatan Koto Tangah.

  Perrsentase Ketinggian Lahan di Kota Padang Persentase Kondisi Lereng di Kota Padang 23.57% 17.28%

  22.88% 49.48% 7.93% 9.32%

  22.72% 27.81% 19.02% 0 – 25 m dpl 25 – 100 m dpl 100 – 500 m dpl 0 – 2% Datar 3 – 15% Bergelombang

  100 – 1.000 m dpl > 1.000 m dpl 16 – 40% Curam > 40% Sangat Curam

Gambar 2.4 Presentase Ketinggian dan Kelerengan Kota Padang

  Sedangkan kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari 40% tersebar di bagian Timur Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh dan bagian Selatan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung dan sebagian besar Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kawasan dengan kelerengan lahan >40% ini merupakan kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung.Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi lereng dan ketinggian lahan Kota Padang, dapat dilihat pada peta.

  Pemerintah Kota Padang

Gambar 2.5 : Peta Lereng Kota Padang

  Pemerintah Kota Padang

  II 18

Gambar 2.6 : Peta Ketinggian Kota Padang

  Pemerintah Kota Padang

  II 19 Pemerintah Kota Padang

  Kondisi iklim dilihat dari keadaan curah hujan, hari hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas penyinaran matahari. Kondisi iklim Kota Padang secara umum dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

  83 5 31,1 23,0 27,0

  67 Agustus 113,8

  12

  82 6 31,2 22,7 26,5

  58 September 266,7

  13

  94 5 30,4 23,1 26,3

  69 Oktober 238,2

  18

  52 Nopember 895,0

  4

  21

  87 5 29,9 23,3 26,5

  43 Desember 329,0

  18

  84 6 31,3 23,0 26,6

  38 RATA2 289,9 15 82,3 5,3 31,3 22,7 26,7 53,1

  Sumber : Kota Padang Dalam Angka, 2015 Berdasarkan tabel tersebut diatas, kondisi iklim Kota Padang dapat diuraikan sebagai berikut:

  Rerata curah hujan di Kota Padang sepanjang tahun 2014 mencapai 289,9 mm/bulan.Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kota Padang terjadi pada bulan November - Desember dengan rerata curah hujan bulanan berada diatas 289,9 mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan Juli - Oktober dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari 289,9 mm.

  79 6 31,5 21,8 26,4

  56 Juli 199,5

Tabel 2.13 Kondisi Iklim Kota Padang

  64 Maret 219,5

  Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan Kelemb. Udara (%) Kec. Angin (knots) Suhu Udara (

  C) Penyinaran Matahari (%) Maks Min Rata2

  Januari 156,0

  14

  80 5 31,1 22,7 26,5

  41 Februari 240,1

  10

  77 5 31,8 21,6 26,6

  20

  80 5 32,0 22,7 27,1

  81 5 31,2 22,7 26,6

  33 April 327,1

  22

  82 5 31,5 22,7 26,9

  49 Mei 73,1

  11

  79 5 32,1 23,0 27,6

  67 Juni 420,2

  17

1. Curah Hujan

  Pada tahun 2014 rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama 15 hari dalam tiap bulannya. Pada bulan-bulan tertentu frekuensi turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya. Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada bulan Juli - September, hal ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang mengalami musim kemarau. Demikian pula sebaliknya musim hujan terjadi pada bulan Oktober - Desember, karena jumlah hari hujan tiap bulannya melebihi rata-rata.

  3. Kelembaban Relatif Sepanjang tahun 2014 kelembaban relatif rata-rata 77 % - 94 % sehingga dapat dikatakan bahwa Kota Padang termasuk daerah dengan kelembaban relatifnya tinggi. Kelembaban relatif wilayah Kota Padang cukup tinggi dengan rata-rata mencapai 82,3 % pada tahun 2014. Pada bulan September - Desember merupakan bulan-bulan dengan tingkat kelembabannya berada diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban relatif bulan Januari - Agustus berada di bawah rata-rata.

  4. Kecepatan Angin Rata-rata kecepatan angin di Kota Padang selama tahun 2014 mencapai 5,3 knot, kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata terjadi pada bulan Juli – Agustus yang berkisar 6 knot.

  5. Temperatur Secara umum keadaan temperatur di Kota Padang mengikuti kondisi suhu udara di Provinsi Sumatera Barat dengan wilayah yang lebih luas.

  Temperatur rata-rata selama tahun 2014 di Kota Padang berkisar 26,3°C

  • – 27,6°C. Pada bulan-bulan tertentu temperaturnya berada di atas rata- rata atau bahkan berada di bawah rata-rata. Temperatur pada bulan Juli - September berada di bawah temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah terjadi pada bulan September mencapai 26,3°C. Sedangkan temperatur bulan April - Juni berada diatas rata-rata mencapai 27,6°C pada bulan Mei.

  6. Intensitas Penyinaran Matahari Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang mendapatkan penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas penyinaran matahari di Kota Padang selama tahun 2014 berkisar 33% - 69%.

  Pemerintah Kota Padang

  Pemerintah Kota Padang Wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak aliran sungai besar dan kecil.

  8 Kec. Bungus Teluk Kabung

  13. Sungai Padang Idas 2,50

  6 Kec. Lubuk Kilangan

  14. Batang Kampung Jua 6,00

  30 Kec. Lubuk Begalung

  15. Batang Aru 5,00

  30 Kec. Lubuk Begalung

  16. Batang Kayu Aro 3,00

  15 Kec. Bungus Teluk Kabung

  17. Sungai Timbalun 2,00

  18. Sungai Sarasah 3,00

  12. Sungai Padang Aru 5,00

  7 Kec. Bungus Teluk Kabung

  19. Sungai Pisang 2,00

  6 Kec. Bungus Teluk Kabung

  20. Bandar Jati 2,00

  6 Kec. Bungus Teluk Kabung

  21. Sungai Koto 2,00

  6 Kec. Padang Timur

  22. Sungai Lareh 5,00

  11

  23. Batang Jirak 6,00

  30 Kec. Lubuk Kilangan

  12 Kec. Pauh

  Terdapat tidak kurang dari 23 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang mencapai 155,40 km (10 sungai besar dan 13 sungai kecil). Umumnya sungai-sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota Padang ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan tinggi permukaan laut. Kondisi ini mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah Kota Padang yang rawan terhadap banjir/genangan. Karakteristik sungai yang terdapat di wilayah Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  5. Batang Muar 0,40

Tabel 2.14 Nama Sungai, Panjang/Lebar dan Daerah Yang Dilaluinya Di Kota Padang No Nama Sungai/Batang Panjang (Km) Lebar (m) Kecamatan yang Dilalui

  1. Batang Kuranji 17,00

  60 Kec. Pauh,Kuranji, Nanggalo, dan Padang Utara

  2. Batang Belimbing 5,00

  5 Kec. Kuranji

  3. Batang Guo 5,00

  5 Kec. Kuranji

  4. Batang Arau 5,00

  60 Kec. Padang Selatan

  24 Kec. Padang Utara

  11. Sungai Gayo 5,00

  6. Sungai Banjir Kanal 5,00

  60 Kec. Padang Timur dan Kec. Padang Utara

  7. Batang Logam 15,00

  25 Kec. Koto Tangah

  8. Batang Kandis 20,00

  20 Kec. Koto Tangah

  9. Batang Tarung 12,00

  12 Kec. Koto Tangah

  10. Batang Dagang 11,00

  11 Kec. Nanggalo

  30 Total 143,9 Sumber: RTRW Kota Padang Tahun 2008 – 2028

Gambar 2.7 : Peta Jenis Tanah Kota Padang

  Pemerintah Kota Padang

  II 23

2.4.5 Capaian Pelayanan Sanitasi

  Capaian Pelayanan Sanitasi Kota Padang diukur dengan cara mereview Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Padang yang telah disusun pada tahun 2010 serta Memorandum Program sanitasi yang disusun tahun 2012. Status implementasi SSK untuk 3 (tiga) subsektor utamanya yaitu air limbah, persampahan dan drainase.

  Subsektor Air Limbah Domestik

  Implementasi SSK pada subsektor air limbah domestik dapat diketahui kemajuannya sesuai dengan Tabel 2.15.

Tabel 2.15 Kemajuan pelaksanaan SSK untuk Subsektor air limbah domestik

  SSK (periode sebelumnya) 2010 – 2015 SSK (saat ini) Perbedaan Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini

  Peningkatan kepemilikan dan ketersediaan sarana pengolahan air limbah rumah tangga dan secara komunal sesuai dengan persyaratan teknis

  Meningkatnya rumah tangga yang memiliki jamban dengan tangki septik dan bidang resapan sesuai dengan SNI

  Persentase rumah tangga yang menggunakan fasilitas jamban diperkirakan sebanyak 68,6%

  Data EHRA: kepemilikan jamban tidak aman 34,32% dan yang aman 65,68%

  Dalam penyusunan SSK 2010 Kota Padang tidak melaksanakan Studi EHRA

  Meningkatkan layanan pengolahan air limbah

  Optimalnya sistem pengelolaan lumpur tinja dan terdapat sarana dan prasarana yang mendukung dalam pelayanan air limbah Mengembangkan perencanaan sistem air Limbah

  Tingkat pengelolaan : 69,42 % dari total 142.878 kepala keluarga telah terolah Pengelolaan : IPLT Nanggalo (kapasitas 81 m3) Pengelola : DKP Kota Padang

  SSK (periode sebelumnya) 2010 – 2015 SSK (saat ini) Perbedaan Status saat Tujuan Sasaran Data dasar* ini

  kota yang Kerjasama terintegrasi dan dengan swasta : komprehensif kontrak kelola fasilitas MCK di wilayah pasar dan terminal Industri besar telah melakukan pengelolaan limbah sedangakan industri sedang dan kecil belum mengikuti standar baku mutu limbah Hasil InstrumenSSK 1: kepemilikan jamban70,75% dan tangki cubluk & tidak aman56,26% serta tangki septik yang aman 43,47%

  Sumber : Buku Putih Sanitasi Padang 2011, SSK Padang 2012 dan Laporan EHRA Padang 2015 Catatan:

  • ) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
    • ) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar perhitungannya)

  Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi penduduk Kota Padang yang masih melakukan BABS yang semula 33% pada tahun 2010 berkurang menjadi 7,32% pada awal tahun 2015 (sesuai hasil survei EHRA 2015). Pengelolaan air limbah rumah tangga di Kota Padang hingga saat ini masih bersifat individual dengan sistem setempat (onsite system) menggunakan septik tank yang secara periodik perlu dilakukan penyedotan lumpurnya. Perkiraan jumlah air buangan di wilayah Kota Padang didasarkan pada kriteria setiap 80% dari kebutuhan air bersih akan dibuang sebagai air limbah, sehingga total air limbah sekitar 2.306 liter/detik

  On-site system merupakan suatu sistem dimana penghasil limbah mengolah air limbahnya secara individu, misalkan dengan menggunakan tangki septik.

  Untuk domestik, tempat pembuangan akhir tinja adalah menggunakan tangki septik, kolam/sawah, sungai/danau/laut, dan sebagian menggunakan lobang tanah. Secara hukum, pengelolaan air limbah di Kota Padang, telah diatur dengan Perda No.6 Tahun 2002 tentang retribusi penyedotan kakus dan atau pemusnahan tinja. Besarnya tarif retribusi penyedotan dan pemusnahan tinja berdasarkan Perda tersebut adalah sebagai berikut:

  3

1. Jarak 1 – 20 Km dengan volume 0 – 2,5 m :

   Non komersil sebesar Rp. 60.000,-/kali penyedotan  Komersil sebesar Rp. 100.000,-/kali penyedotan

  3

  2. Jarak lebih dari 20 Km dengan volume 0 – 2,5 m dikenakan tambahan biaya angkutan sebesar Rp. 1.000,-/Km

  3. Bagi badan atau orang pribadi yang membuang langsung tinja untuk dimusnahkan di IPLT yang penyedotannya tidak dilakukan oleh

  3 Pemerintah Daerah dengan volume 0 – 2,5 m dikenakan retribusi sebesar

  Rp. 10.000,-

  Prasarana Pengelolaan Air Limbah

  Pengelolaan air limbah yang dilakukan di Kota Padang berupa penyedotan lumpur tinja dari septik tank dan pengolahan lumpur tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di RW 19 / RT 4 Kelurahan Surau Gadang Nanggalo dengan kapasitas sebesar 81 m³.

  Sistem pengolahan di IPLT terdiri dari kolam Imhoff, kolam Anaerob, kolam Fakultatif , kolam Maturasi dan unit Pengering Lumpur. Jumlah truk tinja yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Padang saat ini berjumlah 1 unit dengan kapasitas 2.000 liter. Selain yang dikelola oleh Pemda, terdapat 3 truk penyedotan tinja yang dikelola oleh pihak swasta. Masing-masing truk dalam sehari rata-rata dapat melayani 4 kali pengangkutan. Akan tetapi setelah kejadian gempabumi yang terjadi pada tanggal 30 september 2009, Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) menjadi kurang optimal dalam pengoperasiannya (tidak berfungsi).

  Permasalahan dalam Pengelolaan Air Limbah

  Dalam pengelolaan air limbah rumah tangga, ada beberapa permasalahan yang dihadapi pemerintah Kota Padang, diantaranya adalah:

  1. Belum maksimalnya kinerja lembaga penanggungjawab regulasi dan layanan operasional pengelolaan air limbah: a. Terbatasnya jumlah anggaran operasional yang tersedia pada DKP dalam rangka penanganan air limbah rumah tangga. Kondisi ini mempengaruhi kinerja DKP karena pada dasarnya dalam kondisi dimana pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola air limbah rumah tangga/domestik secara benar belum terbangun, dan fasilitas atau sarana masyarakat untuk pengelolaan air limbah domestik di Kota Padang masih sangat terbatas, maka tuntutan akan peran DKP sangatlah besar. Tuntutan dan kebutuhan peran yang besar tersebut untuk sementara waktu ini belum dapat terjawab sehubungan dengan terbatasnya anggaran yang ada.

  b. Tupoksi DKP telah menempatkan institusi DKP pada dua wilayah fungsi yaitu fungsi regulasi terkait dengan kewenangan institusi ini sebagai lembaga teknis daerah, dan fungsi pemberi layanan umum di bidang kebersihan, pertamanan, yang sebenarnya merupakan ranah kewenangan suatu dinas daerah. Kondisi masih tergabungnya kedua fungsi tersebut di dalam organisasi DKP telah menyebabkan DKP berada dalam kondisi beban tupoksi yang terlalu berat (overload)sehingga mempengaruhi efektivitas kinerja DKP dalam penanganan air limbah.

c. Belum ada master plan kota untuk pembuangan air limbah rumah tangga.

  2. Peran serta masyarakat yang saat ini masih terbatas pada pembangunan dan pemeliharaan sarana pengelolaan air limbah domestik, dan belum mampu menjangkau pada upaya aktif untuk mampu mengelola air limbah domestik secara mandiri terjadi karena beberapa hal diantaranya: a. Masih terbatasnya pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk mengelola air limbah domestik dalam bentuk grey water dan black

  water secara benar; b. Pada beberapa wilayah dan kategori masyarakat tertentu kemampuan masyarakat untuk memiliki sarana pengelolaan air limbah domestik terkendala oleh keterbatasan finansial atau juga keterbatasan lahan; c. Masih cukup tingginya tingkat permisivitas masyarakat terhadap pola perilaku pengelolaan air limbah dalam bentuk grey water maupun

  black water yang dilakukan oleh masyarakat lainnya;

d. Minimnya pengetahuan warga atau pihak pembangun (kontraktor) untuk membuat tangki septik yang sesuai dengan standar teknis.

  3. Kondisi terbatasnya peran serta sektor swasta dalam pengelolaan air limbah domestik di Kota Padang saat ini terjadi karena: a. Saat ini prospek bisnis dalam bidang pengelolaan air limbah domestik belum tersosialisasikan secara efektif pada kalangan swasta yang ada di Kota Padang;

  b. Keberadaan sektor swasta di Kota Padang sendiri saat ini masih relatif sedikit

  Subsektor Persampahan

  Implementasi SSK pada subsektor persampahan dapat diketahui kemajuannya sesuai dengan Tabel 2.16

Tabel 2.16 Kemajuan pelaksanaan SSK untukSubsektor Persampahan SSK (periode sebelumnya) 2010 – 2015 SSK (saat ini) Perbedaan Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini

  Peningkatan penanganan sistem pengelolaan sampah

  Meningkatkan sistem penanganan pengelolaan sampah Meningkatkan regulasidan advokasi pengelolaan sampah Meningkatkan cakupan pelayanan angkutan sampah dari 70% menjadi 100% di

  Cakupan pelayanan 34% wilayah untuk sampah terangkut ke TPA (34 kelurahan terlayani dari total 104 kelurahan) dan 80% volume sampah terangkut ke TPA

  Data EHRA: 81% sampah tidak diolah setempat atau diangkut ke TPA dan sebagian dikumpulkan oleh kolektor formal untuk didaur ulang 19% sampah dibakar, dibuang dalam lubang dan ditutup tanah, dibuang dalam lubang tapi ditutup tanah, dibakar, dibuang ke sungai,

  Ada pengurangan volume sampah ke TPA karena sudah didaur ulang

  SSK (periode sebelumnya) 2010 – 2015 SSK (saat ini) Perbedaan Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini

  tahun 2015 untuk dan laut, dibiarkan skala kota sampai membusuk, dibuang ke lahan kosong dan dibiarkan membusuk. Cakupan wilayah pelayanan:

  83 kelurahan (dari 104 kelurahan)

  Penerapan 3R Mengurangi di tingkat Timbulan Sampah rumah tangga menjadi

  50 dan setiap ton/hari di tahun jenis usaha 2015

  Meningkatkan keterlibatan Pihak Swasta dan kelompok masyarakat dalam Pewadahan dan Pengumpulan Sampah

  Sumber : Buku Putih Sanitasi Padang 2011, SSK Padang 2012 dan Laporan EHRA Padang 2015 Catatan: