MODEL ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUMDES DI KECAMATAN KALIGONDANG

  

Tema: 5 (Kewirausahaan, Koperasi dan UMKM)

MODEL ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUMDES DI KECAMATAN KALIGONDANG

  

Oleh

Bambang, Chandra Suparno,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRAK

  BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial. Dasar pembentukan BUMDes sebagai lokomotif pembangunan di desa lebih dilatarbelakangi pada prakarsa pemerintah dan masyarakat desa dengan berdasarkan pada prinsip kooperatif, partisipatif dan emansipatif dari masyarakat desa. Keberadaan BUMDes diharapkan mampu mendorong dinamisasi kehidupan ekonomi di pedesaan. Kegiatan pengabdian ini mempunyai tujuan pengelola BUMDES mampu membuat analisis kelayakan usaha dengan baik dan benar.

  ABSTRACT

BUMDes is a pillar of economic activity in the village that functions as a social and commercial

institution. The foundation for the establishment of BUMDes as a development locomotive in the

village is more motivated by government and village community initiatives based on cooperative,

participative and emancipative principles of village communities. The existence of BUMDes is

expected to encourage the dynamics of economic life in rural areas. This devotional activity has the

purpose of managing BUMDES able to make business feasibility analysis properly and correctly.

  PENDAHULUAN

  Undang-Undang Desa membawa terobosan baru dalam cara kita membangun desa. Banyak aturan di dalamnya mengatur berbagai hal tentang desa yang belum diatur dalam peraturan- peraturan tentang desa sebelumnya. BUMDes didirikan atas kesepakatan masyarakat melalui musyawarah desa. BUMDes adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa. BUMDes pada dasarnya merupakan bentuk konsolidasi atau penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa dan merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi lokal dengan berbagai ragam jenis potensi, yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteran ekonomi masyarakat desa melalui pengembangan usaha ekonomi mereka, serta memberikan sumbangan bagi peningkatan sumber pendapatan asli desa yang memungkinkan desa mampu melaksanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara optimal.

  Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bertujuan sebagai lokomotif pembangunan ekonomi lokal tingkat desa. Pembangunan ekonomi lokal desa ini didasarkan oleh kebutuhan, potensi, kapasitas desa dan penyertaan modal dari pemerintah desa dalam bentuk pembiayaan dan kekayaan desa dengan tujuan akhirnya adalah meningkatkan taraf ekonomi masyarakat desa. Dasar pembentukan BUMDes sebagai lokomotif pembangunan di desa lebih dilatarbelakangi pada prakarsa pemerintah dan masyarakat desa dengan berdasarkan pada prinsip kooperatif, partisipatif dan emansipatif dari masyarakat desa.

  BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial. BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke pasar. Melalui cara demikian diharapkan keberadaan BUMDes mampu mendorong dinamisasi kehidupan ekonomi di pedesaan. Peran pemerintah desa adalah membangun relasi dengan masyarakat untuk mewujudkan pemenuhan standar pelayanan minimal, sebagai bagian dari upaya pengembangan komunitas desa yang lebih berdaya.

  Di beberapa kabupaten telah banyak desa yang mempunyai BUMDes, ada yang secara mandiri mengembangan potensi ekonomi desa yang ada, ada juga yang didorong oleh Pemerintah Kabupaten setempat dengan diberikan stimulan permodalan awal dari APBD Kabupaten melalui dana hibah dengan status dana milik masyarakat desa dan menjadi saham dalam BUMDes.

  Tetapi saat ini belum banyak BUMDes yang berkembang dengan baik. Penyebab utamanya antara lain adalah tidak dikelolanya BUMDes secara profesional. Undang-Undang Desa sudah membuka pintu untuk menggerakkan perekonomian di desa. Akan tetapi harus kita sadari bersama bahwa desa memerlukan peningkatan keahlian dan ketrampilan dalam mengurus badan usaha milik desa. Kita sangat bergembira dengan disahkannya Undnag-undang Desa ini. Dan hal ini dapat kita tunjukkan dengan bersiap diri dalam meningkatkan kapasitas masyarakat desa untuk dapat menjadi subjek dalam pembangunan di desanya.

  Dalam pengelolaan BUMDes, Permendesa Nomor 4 Tahun 2015 mengatur secara jelas dan detail mengenai pengelolaan teknis pelaksanaan BUMDes disertai dengan peran dan fungsi dari masing-masing perangkat BUMDes. Pada Permendesa ini berlaku umum, artinya tetap saja dalam pelaksanaan di daerah harus ada penyesuaian yang kemudian diatur oleh Peraturan Bupati/Walikota sesuai dengan keadaan alam, lingkungan dan budaya setempat. Pengelolaan BUMDes harus dikelola secara profesional dan mandiri, sehingga diperlukan orang-orang yang memiliki kompetensi untuk mengelolanya. Perekrutan pegawai ataupun manajer dan selevelnya harus disesuaikan dengan standar yang sudah ditetapkan dalam AD/ART BUMDes.

  Studi Kelayakan usaha merupakan salah satu langkah awal yang tepat, bagi pelaku usaha

  yang ingin merambah di dunia bisnis. Terutama dalam bidang perdagangan (Trading), Jasa, bahkan manufaktur dan masih banyak yang lainnya lagi. Pengaplikasian dari study kelayakan usaha memang sangat penting sekali untuk di jadikan landasan utama yang kuat untuk menghindari dan mencegah adanya hal hal yang tidak di inginkan oleh anda sebagai pelaku usaha di kemudian hari, yang berkaitan dengan kerugikan usaha anda. dengan menggunakan study kelayakan usaha ini, maka tidak salah lagi bahwa pelaku usaha akan mendapatkan deskripsi awal mengenai layak atau tidak layaknnya bisnis. Sehingga dapat mendapatkan hasil keputusan mengenai lanjutkan atau tidaknya bisnis yang anda jalankan. Mengingat pentingnya analisis kelayakan usaha yang dibutuhkan oleh BUMDes maka harus dilakukan pelatihan analisis kelayakan usaha agar pengelola BUMDes bisa mengelola badan usahanya dengan profesional.

METODE PENELITIAN

  Pengabdian ini dilaksanakan di kecamatan Kaligondang. Prioritas masalah yang ada di kecamatan Kaligondang adalah sudah ada BUMDes tetapi belum maksimal dalam penggelolannya. BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha BUMDes harus bersumber dari masyarakat. Dengan adanya BUMDes yang aktif dalam bidang usahanya diharapkan mampu meningkatkan perekonomian desa.

  Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra adalah dengan melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan analisis kelayakan usaha di Kecamatan Kaligondang. Kegiatan pelatihan ditindaklanjuti dengan pendampingan tentang analisis kelayakan usaha.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Mitra kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah BUMDES di Kecamatan Kaligondang. Pemilihan BUMDES dikecamatan Kaligondang sudah memiliki BUMDES tetapi belum maksimal dalam pengelolaannya. Luaran kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah pengelola BUMDES mampu membuat analisis kelayakan usaha dengan baik dan benar.

  Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain dengan mengadakan pelatihan dan pendampingan tentang analisis kelayakan usaha. Kegiatan ini sangatlah penting bagi pengelola BUMDES dan bisa segera dilaksanakan. Kegiatan pelatihan Dan pendampingan ini dilakukan di Kecamatan Kaligondang

  Pelatihan analisis kelayakan usaha ini berkaitan dengan pihak terkait yaitu BUMDES di Kecamatan Kaligondang. Pelatihan analisis kelayakan usaha ini bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman para pengelola BUMDES tentang analisis kelayakan usaha. Semakin banyak pengelola BUMDES yang paham tentan analisis kelayakan usaha maka pengelolaan BUMDES akan semakin profesional. Evaluasi kegiatan dilaksanakan pada akhir kegiatan pelatihan analisis kelayakan usaha dan setelah peserta melakukan pelatihan.

  KESIMPULAN

  BUMDes didirikan dengan tujuan yang jelas. Tujuan tersebut, akan direalisir diantaranya dengan cara memberikan pelayanan kebutuhan untuk usaha produktif terutama bagi kelompok miskin di pedesaan, mengurangi praktek ijon (rente) dan pelepasan uang, menciptakan pemerataan kesempatan berusaha, dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Hal penting lainnya adalah BUMDes harus mampu mendidik masyarakat membiasakan menabung, dengan cara demikian akan dapat mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa secara mandiri. Pengelolaan BUMDes, diprediksi akan tetap melibatkan pihak ketiga yang tidak saja berdampak pada masyarakat desa itu sendiri, tetapi juga masyarakat dalam cakupan yang lebih luas (kabupaten). Oleh sebab itu, pendirian BUMDes yang diinisiasi oleh masyarakat harus tetap mempertimbangkan keberadaan potensi ekonomi desa yang mendukung, pembayaran pajak di desa, dan kepatuhan masyarakat desa terhadap kewajibannya.

  Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntabel, dan sustainable. Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien, profesional dan mandiri.

  Untuk mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan (produktif dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan distribusi barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan Pemdes. Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan tidak memberatkan masyarakat, mengingat BUMDes akan menjadi usaha desa yang paling dominan dalam menggerakkan ekonomi desa.

  Pelatihan analisis kelayakan usaha mempunyai tujuan agar pengelola BUMDES dapat lebih baik dan lebih profesional dalam kepengurusannya. Pelatihan analisis kelayakan usaha diharapkan mampu meningkatkan keahlian dalam analisis kelayakan usaha sehingga pengelolan BUMDES dapat mengelola BUMDES dengan baik. BUMDes memiliki peran yang penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat desa dan sebagai kontribusi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa sehingga menunjang program pembangunan di desa.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Tim menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada LPPM UNSOED yang telah mendanai kegiatan Pengabdian Program Penerapan IPTEKS, dan tim menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran Kecamatan Kaligondang sehinggan program penerapan IPTEKS dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

  Fahmi, Irham. Dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Teori Dan Aplikasi. Cet-2. Bandung: Alfabeta Rusdiana, A. 2014. KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik. Bandung: CV Pustaka Setia.

  Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat. Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Solihin, Ismail, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, PT Katalog Dalam Terbitan,

  Jakarta: Kencana, 2006 Sunarya, PO, Abas, dkk, Kewirausahaan, PT C.V ANDI OFFESET, Yogyakarta, 2011.