PERAN MEDIA KARTU HURUF DALAM MENINGKATK

PERAN MEDIA KARTU HURUF DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA MURID
KELAS I (SATU) SDI BELANG
1

2

3

Marselina , Y. Maria Siba , Marcellinus B. Watun
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Nusa Nipa, Maumere 86111, INDONESIA
E
3
mail: cello.ronaldo@yahoo.com

ABSTRAK
Kegiatan membaca dan menulis adalah dasar dari segala disiplin ilmu. SDI Belang
tidak pernah melaksanakan test masuk penerimaan murid baru pada setiap tahun pelajaran.
Hal ini berdampak pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas I, di mana sangat
menyulitkan guru dalam membelajarkan siswa. Hal ini membawa dampak yang lebih lanjut

yaitu hasil yang diperoleh siswa kelas I sangat rendah atau dibawah KKM. Oleh karena itu,
peneliti berupaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis bagi kelas I SDI Belang
dengan menggunakan metode eja dan metode SAS menggunakan permainan kartu huruf.
Metode eja dan metode SAS dalam bentuk permainan kartu huruf adalah metode yang tepat
karena sesuai usia anak, dimana anak belajar sambil bermain, selain itu siswa tidak merasa
jenuh dan bosan. Dengan demikian siswa SD kelas awal akan lebih cepat mengenal dan
mengingat huruf-huruf yang diperkenalkan, sehigga dapat merangkai huruf-huruf itu menjadi
suku kata, kata dan kalimat. Apabila siswa sudah mampu membaca dan menulis maka akan
membawa perubahan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan berlangsung aktif dan
menyenangkan. Siswa dengan mudah menerima dan memahami setiap mata pelajaran, yang
berdampak positif pada peningkatan nilai pada semester I di kelas I SDI Belang. Siswa yang
naik ke kelas II, semuanya akan lancar membaca dan menulis.
Kata kunci : Permainan kartu huruf, Metode eja, Metode SAS, Kemampuan Membaca.

PENDAHULUAN
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menghendaki agar dalam proses
pembelajaran siswa mampu menemukan sendiri apa yang dipelajarinya. Untuk itu
kegiatan belajar mengajar perlu diciptakan agar menyenangkan dan bermakna.
Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan tercipta, karena guru dan siswa
sama-sama aktif. Hal ini dapat tercipta jika guru menggunakan metode dan media yang

tepat.
Sama halnya dengan belajar membaca dan menulis di kelas I SDI Belang
umumnya siswa kelas I SDI Belang yang terdaftar di awal tahun pelajaran tidak
melewati test penerimaan murid baru. Selain itu, banyak anak yang masuk SDI Belang
tidak menempuh pendidikan di TK. Hal ini menjadi penghambat dalam pelaksanaan
pembelajaran karena mereka belum mengenal huruf. Hal yang lebih mendasar lagi
adalah ketika guru membelajarkan siswanya membaca dan menulis dengan metode
ceramah yang sangat membosankan, karena anak-anak masihdalam usia bermain.
Siswa akan dengan mudah melupakan apa yang mereka pelajari. Dengan
demikian, sangat berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang
lain. Telah terbukti bahwa prestasi belajar semester I pada SDI Belang sangat rendah

banyak anak mendapat nilai yang rata-ratanya dibawah standar KKM. Oleh karena itu,
peneliti berupaya merubah metode dan alat peraga dalam membelajarkan siswa untuk
membaca dan menulis dengan menggunakan permainan kartu huruf untuk
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa kelas I SDI Belang. Penulis
membuat penelitian dengan judul “ Peran Media Kartu Huruf Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Murid Kelas I (Satu) SDI Belang “
Penelitian yang dibuat ini terfokus pada pembelajaran kelas I SDI Belang
khususnya pada peningkatkan kemampuan mengenal huruf, merangkai huruf menjadi

suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat. Selain itu membelajarkan
siswa untuk kreatnakan metif dan aktif dalam belajar. Pembelajaran menggunakan
metode eja dan SAS dalam permainan kartu huruf menciptakan susasana kelas yang
lebih hidup dan menyenangkan karena anak-anak belajar sambil bermain. Anak-anak
akan dengan mudah mengenal, mengingat huruf-huruf yang diperkenalkan. Dengan
demikian dengan mudah mereka akan merangkaikan huruf menjadi suku kata, suku
kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat. Pada akhirnya diakhir tahun pelajaran
anak-anak akan lancar membaca dan menulis. Hal ini berdampak positif pada
peningkatan prestasi belajar siswa kelas I di semester II.
LANDASAN TEORI
Brigs berpendapat media merupakan “The physicsl means of conveying
instruction content..... books, film, video tapes, slide, tapes, atc” (Media merupakan
wadah untuk menyalurkan metari pembelajaran misalnya, buku, film, kaset video,
program slide, dan sebagainya. (Siahaan, 2006 : 797)
Schramm mengemukan media merupakan “Informan carring technologies that
can be used for instruction. The media of instruction, consequently are the extention of
the teacher” (informasi yang dikemas dan disajikan melalui perangkat teknologi dapat
digunakan untuk kepentingan pembelajaran sebagai konsekuensinya bahwa media
pembelajaran merupakan perpanjangan dari fungsi dan peran Guru. (Siahaan, 2006 :
797)

Raharjo mengartikan Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan
pesan atau informasi dari sumber kepada penerima. Media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. AECT
(Assosiation of Education and Comminiction Technology) memberikan batasan media
sebagai bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
(Nenobais, 2008:74)
Berdasarkan pandangan beberapa ahli tersebut di atas maka media dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu
pesan atau maksud dari satu pihak kepada pihak lain dalam konteks tertentu untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan
Pembelajaran mengandung makna ada proses atau interaksi antara seseorang
sekelompok orang dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (Siahaan,
2006:798)
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses
aktifitas yang menghendaki adanya perubahan untuk mengetahui apa yang terjadi dalam
konteks pembelajaran
Menurut Raharjo (Siahaan, 2006:798), media pembelajaran berarti segala
sesuatu yang baik yang sengaja dirancang (Media by utilization) maupun yang telah

tersedia (media by design), entah secara sendiri-sendiri maupun secara bersama yang

dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran dari sumber
(misalnya guru) kepada penerima pesan (misalnya siswa) sehingga membuat atau
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. National Education Assosiatian
(NEA) mengemukakan Media Pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang – dengar termasuk teknologi perangkat keras. (Nonobais,
2008:75)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, media pembelajaran dapat diartikan
berbagai sarana atau alat bantu yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran
sehingga dapat memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Media dalam kegiatan
pembelajaran di kelas memiliki beberapa fungsi (Siahaan 2006:800) sebagai berikut:
1. Fungsi media sebagai suplemen (tambahan) bila guru atau peserta didik
mempunyai kebebasan memilih apakah akan memanfaatkan media atau tidak
untuk materi pelajaran tertentu.
2. Untuk melengkapi atau menunjang materi pembelajaran yang diterima peserta
didik di dalam kelas.
3. Fungsi Media sebagai substitusi (pengganti) bila media dipergunakan sebagai
alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih oleh peserta didik
seperti melalui internet.
Menurut Rudy Brets dalam Asra, dkk, ( 2007 : 5-7) terdapat beberapa jenis media
yang digunakan dalam pembelajaran mencakup :

1. Audio visual gerak seperti film bersuara, pita vidio, TV, dan animasi.
2. Audio visual diam seperti film rangkai suara, dan sound slide.
3. Audio semi gerak seperti tulisan jauh bersuara.
4. Visual bergerak seperti film bisu.
5. Visual diam seperti halaman cetak, slide bisu, foto dan gambar-gambar.
6. Media audio seperti radio, telepon, pita audio.
7. Media cetak seperti buku, modul, dan bahan ajar cetak.
Berbagai pandangan tentang media pembelajaran di atas dijadikan sebagai
pemahaman dasar dalam konsep pembelajaran membaca. Berikut ini dapat dijelaskan
dari hakikat kemampuan membaca. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan
W. J. S. Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional (2007: 742) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau
kekuatan. dan Menurut Nurkhasanah dan Didik Tumianto (2007: 423) kemampuan
diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Berdasarkan dua pengertian di atas
dapat disimpulkan kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk menguasai
sesuatu yang sedang dihadapi. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kemampuan
membaca sangat diperlukan dan harus dimiliki oleh seseorang karena kemampuan
membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi.
Menurut Puji Santoso (2007 : 6. 3) aktivitas membaca terdiri dari dua bagian,
yaitu membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan

membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada
saat membaca. Pernyataan ini sesuai dengan yang termuat dalam jurnal Reeading the
Media ( 2007) reading the media is an excellent sourn ce for devising one’s own media
literacy curriculum, and why media literacy maters (membaca merupakan sumber yang
bagus dalam memikirkan/menentukan kemampuan membaca seseorang dan mengapa
kemampuan membaca tersebut berarti).

Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan bebeerapa
aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun mental. Menurut Puji Santoso (2007: 6-3).
Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek –aspek tersebut adalah :
1. Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol- simbol tertulis.
2. Aspek perspektual, yaitu kemampuan untuk menginterprestasikan apa yang dilihat
sebagai simbol.
3. Aspek skemata yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan
struktur pengetahuan yang telah ada.
4. Aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang
berpengaruh terhadap kegiatan membaca.
Interaksi antara keempat aspek tersebut secara harmonis akan menghasilkan
pemahaman membaca yang baik antara penulis dengan pembaca.
Menurut Farida Rahim (2008 : 2) membaca adalah suatu yang rumit yang

melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
visual, berfikir, psiko linguistik, dan metakognitif. Membaca sebagai proses visual
merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses
berfikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi,
membaca kritis, dan membaca kreatif. Membaca sebagai proses linguistik, skemata
pembaca membantunya membangun makna. Sedangkan fonologis, semamtik dan fitur
sintaksis membantu mengkomunikasikan pesan –pesan. Proses metakognitif melibatkan
perencanaan, pembetulan suatu strategi, pemonitoran, dan pengevaluasian. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan membaca adalah suatu aktivitas komplek
baik fisik maupun mental yang bertujuan memahami isi bacaan sesuai dengan tahap
perkembangan kognitif.
Menurut Lerner
dalam Mulyono Abdurrahman (2003:200) kemampuan
membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia
sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca maka ia akan
mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas
berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar memebaca agar ia dapat membaca untuk
belajar.
Menurut Mercer dalam Mulyono Abdurrahman (2003:200)
“kemampuan

membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan kemampuan kerja dan
penguasaan berbagai bidang akademik tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam
kehidupan sosial, budaya, politik, dan menemukan kebutuhan emosional”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan kemampuan
membaca adalah kesanggupan melakuakan aktifitas komplek baik fisik maupun mental
untuk meningkatkan keterampilan kerja, penguasaan berbagai bidang akademik, serta
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Suriani, Sahrudin B,
dan Efendi dengan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
Siswa Kelas 1 SDN Ginunggung Melalui Media Kartu Huruf Kec. Galang”. Masalah
yang dihadapi adalah rendahnya kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN
Ginunggung pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari hasil tindakan siklus I
diperoleh hasil belajar membaca permulaan siswa dengan nilai rata-ratanya 69 dengan
presentase siswa 52%. Hasil tindakan siklus II diperoleh hasil belajar membaca
permulaan siswa dengan nilai rata-ratanya 78,67 dengan presentase siswa 92%. Dengan
demikian dapat disimpulkan pembelajaran Bahasa Indonesia (membaca permulaan)

dengan penggunaan media kartu huruf dapat meingkatkan kemampuan membaca
permulaan di kelas I SD Negeri Ginunggung Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli.
Lain halnya dengan yang sudah dilakukan oleh Sarkiyah dengan judul “Upaya

Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu di Kelas 1
Madrasa Ibtidaiyah Alkhairaat Uemalingku Kecamatan Ampana Kota”. Masalah yang
dihadapi di Madrasah Ibtidaiyah Alkhairat Uemalingku Kecamatan Ampana Kota yaitu
siswa masih cendrung menggunakan bahasa daerahnya sehingga mengakibatkan cara
membaca siswa kurang baik dan tidak sesuai dengan bahasa indonesia yang baik dan
benar, oleh karena itu untuk membantu siswa tersebut dibutuhkan metode yang
merangsang siswa agar membaca dan berbahasa dengan baik dan benar.
Lain halnya lagi dengan yang sudah dilakukan oleh Sitti Aisa Andi Baso, Efendi,
dan Sahrudin Barasandji dengan judul “Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca
Permulaan Melalui Metode SAS di Kelas II SDN Pinotu”. Masalah dalam penelitian ini,
yakni apakah dengan menggunakan metode SAS keterampilan membaca permulaan
pada siswa kelas II SDN Pinotu dapat meningkat? Adapun hasil penelitian yang
dilakukan diperoleh pada siklus satu, yakni 56% ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata
63,36, sedangkan pada siklus kedua 96% ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata 89,8%.
Berdasarkan hasil perolehan pada siklus kedua, maka hipotesis penelitian ini diterima.
Berdasarkan hasil penelitian dari peneliti terdahulu dapat disimpulkan bahwa
menurut Suriani, Sahrudin B, dan Efendi menekankan pada penggunaan media
pembelajaran yang berpengaruh pada hasil pembelajaran, sedangkan menurut Sarkiyah
dan Sitti Aisa Andi Baso, Efendi, dan Sahrudin Barasandji menekankan pada metode
yang digunakan pada pembelajaran. Oleh karena itu penulis membuat penelitian yang

menekankan pada beberapa aspek yaitu metode , media dan proses sehingga anak-anak
membaca bukan karena menghafal tetapi benar-benar mengenal dan mampu
menerapkan dalam keterampilan membaca.
METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini langkah - langkah penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan
dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti.
2. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar merupakan metode pengumpulan data yang sifatnya mengevaluasi
hasil proses (pre-test dan post-tes). Instrumen yang digunakan berupa tes
kemampuan membaca dengan menggunakan media kartu huruf.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, setelah sampai pada siklus ketiga
baru peneliti mengambil kesimpulan.
1. Siklus 1
a. Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini adalah :
 Membuat rencana kegiatan harian (RKH).
 Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan
dalam pembelajaran.

 Mempersiapkan lembar observasi, dokumentasi, catatan lapangan yang
akan digunakan dalam pembelajaran.
 Mengkondisikan kelas agar anak fokus pada pelajaran
 Guru menyuruh anak untuk memperhatikan apa yang disampaikan pada
kegiatan pembelajaran.
 Guru memberikan evaluasi.
 Guru mengambil kesimpulan.
b. Tindakan ( acting )
Setelah memperoleh gambaran keadaan kelas terkait dengan keaktifan siswa,
maka di lakukan tindakan yaitu dengan menggunakan media kartu huruf yang
mana rencana pembelajaranya telah disusun oleh guru yang akan di berikan
sebagai dasar dalam melaksakan pembelajaran sesuai dengan kegiatan harian
atau RKH.
c. Observasi ( observing )
Pada tahap ini dilaksakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yaitu dengan
mengamati setiap tindakan yang dilaksanakan meliputi aktifitas yang dilakukan
guru dengan murid, interaksi antara guru dengan murid, interaksi murid dengan
murid tentang kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk
merekam aktivitas belajar anak pada saat pembelajaran.
d. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi data yang
diperoleh yaitu dari pelaksanaan tindakan dan observasi tersebut, maka
diperoleh informasi tentang penggunaan media kartu huruf. Kemudian hasil
tersebut dianalisa dan di simpulkan bersama guru dengan observer untuk
mengetahui seberapa jauh keberhasilan tindakan yang sudah dilaksanakan.
Apabila tindakan yang dilaksakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan dari
hasil diskusi tersebut dapat dijadikan sebuah refleksi dalam menyusun
perencanaan siklus berikutnya.
2. Siklus II
Pada tahapan siklus yang ke-2 ini mengikuti tahapan pada siklus 1. Siklus 2
merupakan perbaikan dari siklus 1. Artinya rencana tindakan siklus II disusun
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada kegiatan siklus II dilakukan sebagai
penyempurnaan atau perbaikan pada siklus I terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan media kartu huruf. Pada siklus II terdiri dari 4 tahapan yaitu : perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi hasil yang telah dilakukan.
Berdasarkan metode pengumpulan data melalui siklus I dan II di atas, peneliti
menggunakan metode praktis yang digunakan dalam pembelajaran membaca yaitu
metode eja dan metode SAS dengan langkah –langkah yang sebagai berikut :
1. Memperkenalkan huruf-huruf vokal dengan cara melafal (a, i, u, e, o).
2. Memperkenalkan huruf-huruf konsonan dengan cara melafal (b, c, d, f, g, h, j, k, l,
m, n, p, r, s, t, v, w, x, y, z).
3. Menggabungkan huruf-huruf konsonan dan huruf-huruf vokal menjadi suku kata
dengan cara mengeja (b-a= ba), dst.
4. Menggabungkan suku kata menjadi kata (b-a ba b-i- bi = babi).
5. Menggabungkan kata menjadi kalimat (ini mama).
6. Menggabungkan beberapa konsonan dan vokal menjadi kata (ma-kan, kur-si), dll.

7. Melafal bunyi yang terdiri dari dua huruf konsonan (ny, ng), dalam kata. (nyamuk, ba-ngun).
8. Membaca kalimat (ini buku tulis).
HASIL
Sesuai dengan langkah-langkah penelitian di atas, pada pembahasan berikut ini
akan dibahas tentang
penggunaan metode eja dan SAS, dalam pembelajaran
membaca di kelas I SDI Belang. Langkah pertama adalah menentukan kriteria
penilaian dan bobot dari masing – masing tahap pembelajaran membaca. Tabel
Penilaian Tersebut Adalah Sebagai Berikut :
Tabel 1. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Murid Dengan
Media Kartu Huruf
No
1
2
3
4
5
6

Kriteria
Mengenal huruf vokal dan mampu melafalkanya
Mengenal huruf konsonanl dan mampu melafalkanya
Menggabungkan huruf vokal dan konsonan menjadi suku kata
Menggabungkan huruf vokal dan konsonan dari suku kata menjadi
kata
Menggabungkan huruf vokal dan konsonan dari kata menjadi
kalimat
Mampu membaca dengan lancar

Bobot
5
5
20
20
20
30

Berdasarkan kriteria dan bobot pada tabel 1 diatas maka setiap siswa dapat
memperoleh hasil yang disesuaikan dengan skala penilaian sbb :
Tabel 2. Skala Penilaian Kemampuan Membaca Murid Dengan
Media Kartu Huruf
No
1
2
3
4
5

Nilai
80 – 100
66 – 79
56 – 65
40-55
≤ 39%

Predikat
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal

Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 maka untuk mengukur hasil kemampuan
membaca murid kelas I SDI Belang dengan media kartu huruf dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Nilai Kemampuan Membaca Murid Dengan Media
Kartu Huruf
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Nama
Siswa
Aldi
Rista
Ivon
Nano
Frida
Dava
Satria
Farel
Jefri
Afi
Rifan
Ida
Neta
Naldi
Jack
Yuven
Tia
Rudi
Elin
Nansi
Marta
Nelson
Sensi
Servas
Andre
Nona
Sandi

1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

2
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

Kriteria
3 4
15 15
15 20
10 15
10 20
15 20
10 15
15 15
10 10
10 15
10 10
10 15
15 20
15 15
10 15
10 15
10 10
10 15
10 10
15 10
15 10
15 15
10 10
10 10
15 15
15 15
10 10
10 15

Jumlah
5
15
20
15
20
20
20
15
10
15
15
15
20
15
15
15
10
15
10
15
10
15
15
15
15
15
15
15

6
25
25
20
25
25
25
25
20
25
25
25
25
25
25
20
15
15
15
20
20
25
25
25
20
25
25
25

79
90
70
85
90
80
80
59
75
70
75
90
80
75
70
55
75
55
70
75
80
70
70
75
80
70
75

Predikat

Ket.

Baik
Baik Sekali
Baik
Baik Sekali
Baik Sekali
Baik Sekali
Baik Sekali
Cukup
Baik
Baik
Baik
Baik Sekali
Baik Sekali
Baik
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Baik
Baik Sekali
Baik
Baik
Baik
Baik Sekali
Baik
Baik

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pembelajaran membaca di kelas I SDI
Belang yang menggunakan metode eja dan SAS melalui permainan kartu huruf maka
dapat disimpulkan bahwa hampir semua siswa bisa membaca dan menulis pada akhir
semester II. Dengan demikian maka metode eja dan SAS melalui permainan kartu
huruf dapat digunakan dalam pembelajaran dalam membaca SDI Belang.
SARAN
Metode eja dan metode SAS dalm pembelajaran membaca telah menunjukan
hasil dalam peper ini namun dalm pelaksanaan membutuhkan kreatifas dari guru . Guru
harus menggunakan media yang tepat dan menerapkan langkah-langkah pembelajaran
yang tepat pula namun harus fleksibel (disesuaikan dengan situasi dan kondisi masingmasing siswa pada khususnya dan kondisi kelas I SDI Belang pada umumnya).

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Riski. 2014. Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini
Melalui Media KartuHuruf Kelompok A Di RA Muslimat NU Donorojo I
Mertoyudan Magelang, Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga
Arikunto, dkk. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bina Aksara
Arsyad, Rohman. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pendidikan di SD, Jakarta : Dirjen Dikt
Auurahman, dkk. 2009. Penilitian pendidikan SD. Jakarta : Dirjen Dikti Departemen
Pendidikan Nasional
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum Dasar dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Kulsum, Umi. 2003. Pintar Membaca. Surabaya : Arkola
Nenobais, A. Jusak. 2008. Penembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual Di
Sekolah Dasar. Kupang : Jurnal Pendidikan FKIP Undana No. 2 Tahun VII
Desember 2008
Media, Pori. 2011. Penunjang Pengayaan KIT Bahasa Indonesia. Jakarta : Pori Media
Sarkiyah, Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media
Kartu di Kelas 1 Madrasa Ibtidaiyah Alkhairaat Uemalingku Kecamatan
Ampana Kota : Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354614X
Siaahan, sudirman. 2006. Media Pembelajaran : Mitra atau Kompetitor Bagi Guru
Dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta : Jurnal Depdikbud No. 063 Tahun
Ke-12 November 2006
Sitti, Aisa. Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Metode SAS
di Kelas II SDN Pinotu : Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 1 ISSN 2354614X

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suriani, dkk . Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SDN
Ginunggung Melalui Media Kartu Huruf Kec. Galang : Jurnal Kreatif
Tadulako Online Vol. 4 No. 10 ISSN 2354- 614X
Suryono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D. Bandung : Alfabeta
Suwardi, Heru. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Lisan Sekolah Dasar.Kupang :
TP