RINGKASAN TULISAN DALAM BUKU PENERAPAN P (20)

RINGKASAN TULISAN DALAM BUKU
PENERAPAN PRINSIP PROPORSIONALITAS TERHADAP PENGGUNAAN
PESAWAT TANPA AWAK DALAM KONFLIK BERSENJATA1
Oleh:
Alfiah Noor Rochmiati2
RINGKASAN
Perkembangan teknologi informasi yang berkembang cukup cepat membuat badan
pertahanan negara melakukan modernisasi pada peralatan perangnya. Salah satu teknologi
yang dikembangkan adalah “Unamnned Aircraft Systems” atau yang sering disebut dengan
pesawat tanpa awak. Tetapi masih banyak pro-kontra seputar adanya pesawat tanpa awak ini.
Dalam tulisan ini akan dijabarkan mengenai apa saja dampak positif-negatif, untung-rugi
adanya pesawat tanpa awak dalam bidang militer.
Sejalan dengan berkembangnya era teknologi dan informasi, saat ini telah banyak
ilmuwan yang membuat senjata modern dan tetap sejalan dengan hukum internasional.
Senjata ini ada yang tanpa dikendalikan oleh manusia (autonomous weapon systems) dan ada
juga yang dikontrol dengan alat pengendali (remote controlled weapon systems). Senjata yang
tanpa dikendalikan oleh manusia cenderung tidak sesuai dengan hukum humaniter yang
berlaku saat ini, sedangkan yang dapat dikendalikan oleh manusia lewat jarak jauh lebih
sejalan dengan hukum humaniter karena dirasa masih dapat dikontrol oleh manusia itu
sendiri. Pesawat tanpa awak adalah pengembangan teknologi perang modern dikarenakan
pesawat tanpa awak ini sudah dilengkapi dengan senjata yang mampu bertempur dalam

konflik bersenjata.
Adanya pesawat tanpa awak ini memiliki sisi baik dan buruk, sisi baik adanya
pesawat tanpa awak ini adalah dapat mengurangi keterlibatan tentara militer di medan perang
sehingga dapat melindungi mereka dari bahaya perang. Dengan asas kepentingan militer
setiap negara diperbolehkan untuk menggunakan senjata untuk melumpuhkan lawan dan
mencapai tujuan demi keberhasilan perang. Dalam kesiapsiagaan sebuah negara dapat
memodernasikan teknologi perangnya. Dengan menggunakan pesawat tanpa awak ini, suatu
negara tidak perlu menerjunkan angkatan perangnya dalam jumlah besar dalam sebuah
medan perang. Pesawat ini memiliki kemampuan untuk menangkap informasi lapangan
sehingga dapat mencari target musuh dengan tepat karena dikendalikan oleh manusia dari
jarak jauh sehingga keputusan untuk melakukan aksi tersebut tergantung pada yang
mengendalikannya.
Selama ini teknologi pesawat tanpa awak diciptakan agar sesuai dengan nilai
kemanusiaan yang diatur dalam hukum humaniter. Hal ini yang dapat dibuktikan dengan
penggunaannya yang masih dikendalikan oleh manusia. Selain itu pesawat tanpa awak
ditujukan untuk meminimalisasi jatuhnya korban perang baik kombatan maupun nonkombatan. Sejauh ini belum ada aturan yang secara spesifik yang mengatur pelarangan
terhadap pengembangan pesawat tanpa awak. Selama tidak bertentangan dengan hukum
1 Heriyanto, Dodik S.N., “Penerapan Prinsip Proporsionalitas terhadap Penggunaan Pesawat Tanpa
Awak dalam Konflik Bersenjata”, dalam Denny Ramdhani, et. al, Konteks dan Perspektif Politik Terkait Hukum
Humaniter Internasional Kontemporer, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015, hlm.211-224.

2 Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia
dengan Nomor Induk Mahasiswa: 14323091

humaniter maka hal itu diperbolehkan. Pesawat tanpa awak juga harus dibekali beberapa hal
penting seperti adanya standar operasional prosedur pengendalian pesawat tanpa awak,
kemampuan untuk berkeputusan cepat dengan pertimbangan yang cukup matang, dan etika
dalam berperang.
DAFTAR PUSTAKA
Heriyanto, Dodik S.N., “Penerapan Prinsip Proporsionalitas terhadap Penggunaan Pesawat
Tanpa Awak dalam Konflik Bersenjata”, dalam Denny Ramdhani, et. al, Konteks dan
Perspektif Politik Terkait Hukum Humaniter Internasional Kontemporer,
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015.