BAB I PENDAHULUAN - Binjai Shopping Mall : Arsitektur Metafora

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki laju pertumbuhan

  ekonomi yang semakin maju di Indonesia. Di provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa kota yang dimana sektor-sektor perekonomian mulai mengalami laju pertumbuhan walaupun masih mengalami fluktuasi.

  Kota Binjai adalah salah satu kota besar di provinsi Sumatera Utara yang memiliki jumlah sebanyak 248.456 jiwa pada tahun 2012. Adapun sektor-sektor perekonomian yang menjadi andalan di kota ini adalah pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan/konstruksi, perdagangan,hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa.

  Dari data yang bersumber dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Sumatera utara ( Bappedasu ), permasalahan kota Binjai dalam bidang ekonomi adalah keterbatasan dana pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan perkembangan kota, sehingga perlu lebih dioptimalkan lagi peran swasta/investor dan bantuan lainnya.

  Sehubungan dengan kota Medan yang sedang meningkatkan investasi, maka untuk menarik investor, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, pemerintah menerapkan berbagai strategi dalam mengembangkan serta mempromosikan kota, salah satu langkkah tersebut adalah dengan perluasan area kota Medan dengan konsep MEBIDANGRO ( Medan, Binjai, Deli Serdang, Tanah Karo ) sebagai satu kesatuan, sehingga pembangunan kota tidak hanya terpusat pada pusat kota. Proyeksi jumlah penduduk kota Binjai Tahun 2008-2029 terus bertambah, dari Kecamatan

  1 Binjai Selatan, Kota, Timur, Utara, dan Binjai Barat.

  Dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk dikota Binjai mengalami peningkatan. Perkembangan penduduk yang tinggi menyebabkan tingginya tingkat pertumbuhan kebutuhan akan fasilitas dan utilitas kota.

  Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang

  2 1 menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2 Bab 4 Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kota Binjai

Bab 4 Bantek Pelaksanaan Penataan Ruang Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara

  a) Perekonomian kota Binjai mengandalkan sektor manufaktur sebagai andalan utama

  b) Aktivitas perdagangan, perkantoran dan sosial masyarakat merupakan andalan berikutnya.

  Kota Binjai memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di bidang perdagangan dan jasa. Hal ini dapat dilihat dari mulai munculnya bangunan- bangunan komersil seperti pusat perbelanjaan ( Binjai Super Mall, Ramayana dan Suzuya ), dan ruko.

3 Struktur ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari besarnya persentase nilai bruto dari

  masing-masing sektor perekonomian yang ada terhadap nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Semakin besar persentase suatu sektor maka semakin besar pula pengaruh sektor tersebut didalam mempengaruhi perkembangan ekonomi suatu daerah, dengan cara mengelompokkan sembilan sektor ekonomi menjadi 3 (tiga), yaitu :

  1. Sektor primer ( pertanian, pertambangan dan penggalian )

  2. Sektor sekunder ( industri, listrik, gas dan air bersih, konstruksi )

  3. Sektor tersier ( perdagangan, hotel dan restoran, komunikasi, lembaga keuangan, persewaan, jasa perusahaan, jasa-jasa )

  4 Perkembangan perekonomian kota Binjai semenjak 2001-2006 bertumpu pada sektor tersier

  dengan kontribusi 53,42 %. Sektor tersier yang mempunyai kontribusi paling besar terutama dari sektor perdagangan, hotel dan restoran.

  Penggunaan lahan untuk aktivitas perdagangan meliputi :

  a. Pasar Penggunaan lahan untuk pasar selama ini menimbulkan berbagai permasalahan di kota Binjai. Letaknya yang umumnya berorientasi ke jalan utama serta image yang berkonotasi negatif memberikan pengaruh eksternalitas negatif bagi fungsi-fungsi lain.

  Pasar sebaiknya terintegrasi dengan halte dan stasiun bagi transportasi massal serta berada di kawasan sub pusat kota dan pertemuan antara jalan arteri radial dan konsentris serta pertemuan jalan arteri dan kolektor. Lokasi pasar harus berorientasi kedalam blok, bukan ke jalan utama dengan menyediakan ruang terbuka untuk pedagang kaki lima secara terbatas dan teratur. 3

  b. Pusat perbelanjaan (mall) 4 Bab 4 Bantek Pelaksanaan Penataan Ruang Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara; struktur ekonomi kota Binjai

Bab 4 Analisis Tingkat Perkembangan Kota Binjai

  Jumlah mall di kota Binjai berada di pusat kota, khususnya di Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Sutomo, dan Jalan Sudirman. Untuk keberadaan mall yang ada di kota Binjai berdasarkan hasil survey dirasa belum mencukupi karena belum adanya pusat perbelanjaan/mall di Binjai yang menyediakan barang-barang yang lengkap. Hal ini tidak diimbangi dengan antusias masyarakat kota Binjai akan berbelanja, untuk itulah diperlukan sebuah pusat perbelanjaan yang menyediakan fasilitas lebih lengkap daripada pusat perbelanjaan/mall sebelumnya.

  Berdasarkan masalah dan kondisi pusat perekonomian/mall yang ada di kota Binjai, maka diperlukan suatu pusat perbelanjaan/mall di kota Binjai guna meningkatkan kualitas perekonomian kota dan menciptakan pemerataan penduduk di provinsi Sumatera Utara agar tidak terjadi penumpukan jumlah penduduk di satu kota saja yang disebabkan pembangunan yang hanya terpusat pada pusat kota. Faktanya bahwa mall dapat memberikan beberapa kontribusi positif terhadap negara ini. Kita

  5

  lihat beberapa diantaranya :

  a. Mall memberikan peningkatan pendapatan negara dalam bentuk pajak, karena adanya aktivitas ekonomi disitu. Aktivitas ekonomi yang terjadi juga bukanlah main-main karena faktor penggerak transaksi kaum urban yang datang ke mall sudah tentu didominasi kalangan menengah ke atas. Sejatinya mereka bisa mengeluarkan lebih dari 100rb rupiah untuk setiap kedatangan mereka ke pusat perbelanjaan (akumulasi dari parkir, belanja, makan dan minum, atau kegiatan lain seperti nonton bioskop). Ini adalah hal yang sangat menggiurkan terutama untuk pemerintah kita sebagai pendapatan negara. Meningkatnya jumlah orang kaya di tahun 2010 ini dan memboomingnya industri kreatif dapat turut mendongkrak psikologis manusia untuk berbelanja. Berbelanja hal-hal yang mungkin tidak terlalu mereka butuhkan.

  b. Mall adalah sebuah lambang pengakuan. Pengakuan dari pihak-pihak; terutama tenant (terlebih jika tenant berasal dari luar negeri) bahwa iklim investasi di Indonesia baik.

  Menurut indeks investasi dunia, Indonesia masuk dalam peringkat 17 negara yang dapat dijadikan tempat berinvestati. Menyusul kenaikan harga IHSG yang nyaris menembus angka 3000, adalah indikasi-indikasi lain yang menunjukkan bahwa secara makro, negara ini memiliki fundamental ekonomi yang kuat.

  

  Dari pernyataan diatas, maka direncanakanlah proyek pembangunan pusat perbelanjaan/mall, yang perlu dibangun di kota Binjai dengan menerapkan pendekatan desain baru di kota Binjai berupa pusat perbelanjaan dengan konsep terbuka, maka masyarakat kota Binjai juga dapat menjangkau dan mulai merasakan gaya hidup perkotaan yang mulai berkembang.

  Maka, pusat perbelanjaan/mall sangat pantas dibangun di kota Binjai sebagai penggerak pusat perbelanjaan baru dengan konsep yang belum pernah ada sebelumnya.

  1.2.Maksud dan Tujuan

  Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan proyek ini adalah :

  a. Merencanakan pusat perbelanjaan baru yang menyediakan kebutuhan masyarakat di kota Binjai.

  b. Merencanakan pusat perbelanjaan dengan pengolahan ruang yang optimal serta menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan.

  1.3.Masalah Perancangan

  Adapun rumusan masalah dalam perancangan adalah :

  a. Lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan b. Pencapaian yang mudah menuju ke lokasi perancangan

  c. Merancang bangunan tanpa merusak ekosistem dan lingkungan disekitar

  d. Menyesuaikan rancangan dengan iklim di kawasan perancangan

  e. Perancangan fisik bangunan secara arsitektural yang dapat memberi kenyamanan kepada pengunjung dari berbagai kalangan umur, status sosial, dan ekonomi

  1.4.Lingkup dan Batasan Proyek

  Lingkup kajian dalam studi kasus adalah perencanaan mall. Sedangkan pembahasan akan dibatasi dari berbagai aspek berikut : a. Fungsi

  Batasan fungsi adalah kegiatan yang akan dilangsungkan dalam bangunan, yaitu kegiatan berbelanja, kuliner, kegiatan hiburan, dan kegiatan pengelola bangunan b. Arsitektural

  Batasan arsitektural yaitu batasan nilai-nilai arsitektur yang akan dibahas nantinya antara lain :  Bentuk dan ruang, bagaimana gubahan massa, penataan ruang luar dan dalam, serta massa untuk fasilitas pendukung / penunjang,  Karakteristik lahan, yang diperuntukkan untuk bangunan ini.

1.5.Kerangka Berfikir

  Gambar 1.1

  Kerangka Berpikir

  Data Perencanaan:

   Data Tapak Studi Literatur Studi Banding

  Survei Lapangan Latar Belakang: Perkembangan kota Binjai yang pesat belum diimbangi dengan fasilitas yang menyediakan kebutuhan sehari-hari Tingkat kebutuhan masyarakat kota Binjai terhadapa pusat perbelanjaan cukup tinggi Perlunya suatu fasilitas sebagai penggerak pusat perbelanjaan baru di kota Binjai Maksud dan Tujuan Menyediakan pusat perbelanjaan baru yang menyediakan kebutuhan masyarakat kota Binjai Menciptakan pusat perbelanjaan dengan pengolahan ruang yang optimal Sebagai alternatif tempat rekreasi

  Judul dan Tema Proyek Judul Perancangan: Binjai Shopping Mall Tema Perancangan: Arsitektur Metafora

  Perumusan Masalah Lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan Pencapaian yang mudah untuk mencapai ke lokasi Merancang bangunan tanpa merusak ekosistem Menyesuaikan rancangan dengan iklim Perancangan fisik bangunan secara arsitektural

  Analisa Analisa kondisi tapak Analisa pengguna, aktivitas, kebutuhan ruang, program ruang

  Konsep Perancangan Konsep dasar Konsep perancangan tapak Konsep perancangan bangunan Konsep sirkulasi

  Desain Akhir

1.6.Sistematika Penulisan Laporan

  Sistematika pembahasan ini meliputi bagian sebagai berikut:

  BAB I. Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

  BAB II. Deskripsi Proyek Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

  BAB III. Elaborasi tema Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis. BAB IV. Analisa Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan. BAB V. Konsep Perancangan Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah. BAB VI. Hasil Perancangan Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.