Gambaran Strategi Coping Stres pada Ibu yang Tidak Memiliki Anak Laki-laki di Tanah Gayo

  I. Sumber Stres 1.

  Masalah apa saja yang timbul sejak responden yakin responden dan pasangannya tidak dapat memiliki anak laki-laki?

  2. Perubahan apa saja yang terjadi dalam rumah tangga responden? 3.

  Perubahan apa saja yang terjadi dalam hubungan responden dan keluarga pasangannya?

  4. Perilaku apa saja yang di tunjukkan keluarga pasangan terhadap responden?

  5. Bagaimana reaksi lingkungan masyarakat sekitar terhadap responden? \

  II. Penilaian Responden Terhadap Masalah 1.

  Apa yang dirasakan responden ketika melihat tuntutan keluarganya untuk memiliki anak laki-laki?

  2. Bagaimana persepsi responden melihat dirinya yang tidak dapat memenuhi tuntutan yang mengharuskan memiliki anak laki-laki?

  3. Bagaimana persepsi responden terhadap penilaian lingkungan masyarakat terhadap dirinya?

  4. Apa yang dipikirkan responden ketika menerima perlakuan dari keluarga pasangannya?

  5. Perubahan apa saja yang dialami responden karena masalah ini?

  6. Adakah gangguan fisik yang dialami responden karena masalah ini?

  7. Adakah gangguan pikiran yang dirasakan responden karena masalah ini?

  8. Apa yang dirasakan responden ketika menghadapi masalah ini? 9.

  Bagaimana penilaian responden terhadap masalah yang dihadapinya?

  III. Coping yang di Lakukan 1.

  Apa yang pertama kali responden pikirkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi?

  2. Apa yang dilakukan responden ketika menghadapi permasalahan yang dialaminya?

  3. Bagaimana responden menghadapi masalah yang dialaminya? 4.

  Bagaimana responden mengatasi masalah yan dialami? 5. Adakah responden mendapatkan dukungan dari keluarga? 6. Bagaimana responden menyikapi perlakuan keluarga pasangannya? 7. Apa tindakan responden ketika menyikapi perlakuan dari lingkungan sekitar?

  I. Responden I

  I. A. Observasi

  Wawancara pertama berlangsung selama 90 menit, dimulai pada pukul

  16.30 WIB dan berakhir pukul 18.00 WIB, pada hari minggu, tanggal 20 Mei 2012. Di hari wawancara peneliti menemui responden di rumah kerabatnya, saat itu responden terlihat sedang menyiapkan makanan dan minuman yang akan disajikan kepada kerabat responden yang hari itu mengadakan arisan keluarga disalah satu rumah keluarga responden. Hari itu responden mengenakan baju gamis berwarna biru tosca dan jilbab dengan warna senada, dibagian depan baju responden diberi bordiran berwarna silver.

  Suasana rumah kerabat responden saat itu lumayan ramai ada sekitar 25 orang dewasa dan 10 orang anak-anak. Agar lebih nyaman responden mengajak peneliti untuk wawancara di ruang tamu rumah kerabat responden, yang di beri warna cat tembok krem, ukuran ruangan sekitar 4x4m, didalam ruangan terdapat empat buah foto keluarga, 1 buah jam antik yang diletakkan di salah satu sudut ruangan, jendela ruangan ditutupi gordin minimalis berwarna coklat tua, terdapat satu set sofa berwarna cokelat tua di lengkapi sebuah meja kaca ditengahnya dan ada dua buah guci berukuran besar yang diletakkan di pojok ruangan.

  Responden meminta peneliti untuk tidak merekam proses wawancara, demi kenyamanan responden peneliti menyanggupinya. Pada awal wawancara responden masih terlihat sungkan menceritakan apa yang dialaminya kepada peneliti, setelah beberapa lama wawancara berlangsung responden mulai terbuka menceritakan masalahnya, setelah peneliti meyakinkan responden bahwa apa yang diceritakan responden pada peneliti tidak akan diberitahu responden pada siapapun.

  Selama wawancara berlangsung ekspresi responden berubah-ubah, kadang terlihat biasa saja, kadang responden masih bisa tersenyum, dan kadang terlihat sangat sedih. Semua terlihat dari posisi duduk responden yang berubah-ubah, kadang responden terlihat meremas-remas kedua tangannya dan terkadang tatapan mata responden terlihat kosong seperti sedang memikirkan sesuatu.

  Wawancara kedua berlangsung di kantor responden, tepatnya di ruang kerja responden yang berukuran 3x3 m, yang di beri sentuhan warna kuning muda pada dindingnya, didalam ruangan terdapat foto responden dan keluarga, lemari buku, meja kerja dan satu set sofa. Wawancara kedua berlangsung selama 90 menit, dimualai puku 12.00 WIB dan berakhir pukul 13.30WIB.

  Wawancara ketiga berlangsung di Rumah Makan milik responden, yang terdiri dari dua lantai berukuran 15x5 m, tempat tersebut didominasi warna kuning yang dipadu padankan dengan warna emas, wawancara berlangsung selama 90 menit, dimulai pukul 13.00-14.30 WIB.

  Selama proses wawancara kedua dan ketiga berlangsung semuanya berjalan lancar, responden sudah mulai terbuka dan nyaman menceritakan semua yang dialaminya pada peneliti.

  1 P Sebelumnya Ami berizin ya bu udah 2 mau jadi subjek skripsi ini.

  3 S Hehehehehe Gak apa-apa Mi, Cuma 4 wawancara aja mana susah.

  5 P Bapak gak ikut kesini bu? Kan bapak 6 juga mau Ami wawancara bu.

  Peneliti berbasa basi

  7 S Bapak tadi cuma ngantar ibu aja kesini dengan subjek

  8 Mi, terus pergi lagi ada urusan

  9 kaya’nya, kapan-kapan aja wawancara 10 ibu sekalian sama bapak ya Mi.

  11 P Iya bu gak apa-apa, kita mulai 12 wawancaranya ya bu, sebelumnya Ami 13 mau tanya nama ibu dan bapak dulu 14 bu?.

  15 S Sebelumnya maaf Mi, ibu maunya 16 wawancaranya pake inisial aja Mi, bisa 17 kan Mi?. Biar lebih nyaman.

  Subjek meminta kepada

  18 P Ooooo bisa-bisa bu, jadi ibu gak mau di 19 rekam juga wawancaranya ya bu?.

  20

  54

  47

  48 S Ya Mi, sampe sekarang kami masih tinggal sama orang tua bapak, karena bapak kan anak laki-laki satu-satunya

  benasa Mi (kakek tu udah lama meninggal).

  49

  50 P Gimana hubungan ibu dengan keluarga bapak bu?.

  Bagi subjek, hidup bersama mertua kurang menyenangkan, berkesan tidak mandiri Subjek merasa kalo mertua hanya sayang kepada suaminya, merasa di bedakan.

  GS (Watak)

  51

  52

  53

  55

  45

  56 S Alhamdulillah baik lah Mi, tapi yang namanya hidup serumah sama mertua pasti ada lah gak enaknya Mi, kesannya susah untuk mandiri, padahal kalo ingat umur kami ni kan gak wajar lagi tinggal sama mertua Mi geh.

  57

  58

  59 P Hahahahaha wajar-wajar aja bu, kan orang tua bapak sayang sama ibu dan bapak makanya gak dikasi jauh-jauh bu

  60

  61

  62

  63

  64 S Kadang ya Mi ya, tapi ibu rasa nenek tu sayangnya cuma sama bapak Mi, sama ibu kurang, tapi kakek tu dulu semasa hidup sayang la sama kami berdua Mi gak dibeda-bedakannya.

  65 P Jadi nenek tu di bedakannya keh ibu

  46

  44

  21 S Iya mi, maunya gak usah di rekam, Ami bisa ingat kan wawancaranya nanti?. peneliti agar nama subjek dipakai dengan inisial

  31

  22 P Iya bu, gak apa-apa Ami bisa ingat bu.

  23

  24

  25

  26 S Maaf ya Mi, ibu udah bilang sama bapak kalo wawancaranya gak di rekam, makanya bapak mau dan ngizinin Mi.

  27

  28

  29 P Iya bu gak masalah tu. Umur ibu berapa bu? Berapa tahun usia pernikahan ibu dan bapak menikah?.

  Usia subjek 52 tahun Subjek menikah di tahun 1980 Subjek dikaruniai dua orang anak perempuan, sulung kuliah, dan bungsu masih duduk di bangku SMA Sampai saat ini, keluarga subjek tinggal di rumah mertua

  30

  32

  43

  33 S Umur ibu 52 tahun Mi kalo umur bapak 55 tahun Mi. Bapak nikah sama ibu tahun 80 Mi berartikan udah sekitar 31 tahun Mi geh.

  34 P Ya bu, adek-adek ada berapa orang bu?.

  35

  36

  37

  38 S Adek mu ada 2 orang Mi semuanya perempuan, yang paling besar udah kuliah semester 6 Mi, yang kedua kelas 3 SMA sekarang Mi.

  39

  40

  41 P Ooooo.. Kalo ami gak salah ibu tinggal di rumah nenek ya bu? Di rumah orang tua bapak.

  42

Mi jadi berat kaya’nya tu jauh dari kami, apalagi kakek a nge lemem

  66 sama bapak?.

  93

  87

  88

  89

  90 P Hahahahaha ya bu agak aneh, tapi kan memang biasa bu banyak kejadian mertua perempuan kurang cocok sama menantu perempuannya bu. Kalo hubungan bapak dengan keluarga ibu gimana bu?.

  91

  92

  94

  85

  95 S Keluarga ibu sama bapak biasa-biasa aja Mi, keluarga ibu orang nya baek- baek Mi, bapak pun belum pernah la bermasalah atau merasa kurang nyaman sama keluarga ibu.

  96

  97

  98 P Bu ibu tau kan kenapa Ami jadikan bapak dan ibu subyek penelitian skripsi Ami?.

  Peneliti menjelaskan tentang maksud penelitian Subjek menyatakan sangat besar pengaruh adanya anak laki-laki terhadap

  99 100

  S Tau Mi tapi gak begitu jelas juga hehehehehe.. 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110

  86

  84 S Entah lah Mi, ibu pun la kurang ngerti Mi, tapi pernah lah ibu beranikan cerita ke kakak ipar ibu tentang sikap nenek tu Mi, kata kakak tu mungkin karena bapak tu anak laki-laki satu-satunya kesannya nenek tu takut kehilangan bapak, makanya sikapnya aneh ke ibu karena mungkin anggapan nenek tu ibu mau merebut bapak sana dari dia Mi, hahahaha lucu la kalo ibu pikir-pikir Mi.

  GS (Watak)

  74

  Sewaktu ayah mertua masih hidup, subjek merasa tidak ada perbedaan kasih sayang antara dirinya dengan suami subjek Ibu mertua bersikap demikian sebab suami subjek adalah anak laki- laki satu-satunya Hubungan subjek dengan keluarga suami subjek tetap baik-baik saja

  67

  68

  69

  70

  71 S Gimana ibu bilangnya ya Mi, istilahnya masih ada istilah anak dan menantu Mi, tapi almarhum kakek dulu gak ada gitu Mi bapak sama ibu sama-sama dianggap anak, bukan menantu.

  72

  75

  83

  76

  77

  78

  79

  80

  81

  82

  P Gini bu Ami jelaskan dulu biar kita enak wawancaranya ya bu, Ami kan mau meneliti tentang kehidupan ibu yang gak punya anak laki-laki khususnya kan orang gayo bu, karena setau Ami bagi orang gayo ni anak laki- laki tu penting kali, yang mau Ami tau bu, ada keh pengaruhnya adat itu ke kehidupan ibu yang gak punya anak laki-laki. 111 S O udah ngerti ibu Mi, pengaruhnya kan

  112 113 114 115 116 117 ada Mi, apa lagi orang tua bapak tu kuat kali adatnya, mana bapak tu anak laki- laki satu-satunya istilahnya bapak ni la yang nerusin keturunan keluarganya, jadi maunya bapak ni pun punya anak laki-laki Mi, itu harapan nenek tu Mi. keluarga suku Gayo

P Memangnya kenapa bu? Kok ibu sampe merasa kaya’ gitu?

Mi masa’ bapak ni yang anak laki-laki satu-satunya gak bisa ngasi nenek tu

  P Tapi kan orang tu gak sampe berbuat lebih dari itu kan bu?. 139 140 141 142 143 144

  P Sama Ami kan bisa cerita bu, mana mungkin Ami cerita ke orang lain.

  S Malu ibu la Mi, gak pernah la ibu cerita apapaun yang terjadi sama ibu Mi, walalupun sama keluarga ibu sendiri Mi. 154 155

  P Gak apa-apa bu Ami mau dengerin kok bu, cerita aja apa yang mau ibu cerita. 150 151 152 153

  S Panjang kali ceritanya Mi, bingung ibu pun mau mulai dari mana. 148 149

  mana asal ibu ni Mi, selalu di jengkalinya (diremehinnya) ibu Mi, pernah la ibu sampe sakit mikirin kelakuan orang tu Mi. 145 P Apa sebabnya bu?. 146 147

  cucu laki-laki. 137 138

  118 119 120 121 122

  S Ya la Mi, bapak sana la kasian ibu liatnya Mi, kadang-kadang sodara bapak tu kaya’ ngejek bapak ni Mi, orang tu semuanya ada anak laki-laki

  130 131 132 133 134 135 136

  S Banyak kali pengaruhnya Mi, terbeban kali ibu (ekspresi wajah subjek mulai berubah sedih) kadang ibu juga merasa bersalah Mi, gak berguna kali ibu ni, nggak bisa punya anak laki-laki. 128 129

  123 124 125 126 127

  GS (Fisik)

  Masalah yang sering dihadapi mendapat sindirian dari orang-orang atau keluarga yang punya anak laki-laki membuat subjek merasa bersalah dan seperti tidak berguna Subjek sempat jatuh sakit karena memikirkan masalah tersebut

  GS (Watak)

  P Ya bu, itu kan memang udah adat kita kan bu. Boleh Ami tau bu apa pengaruh adat tu di kehidupan ibu? Misalnya di kehidupan sehari-hari atau kehidupan keluarga bu.

S Apanya gak Mi, sama ibu lebih parah lagi sikap orang tu Mi, kaya’ entah dari

  156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168

  S Bohketa nak sedeh pedeh le naseb ku nak, gere inget ken kekanak so mera mate deh aku nak. (Baiklah nak, sedih kali lah nasib ku nak, kalo nggak ingat sama anak-anak lebih baik mati rasanya nak) (Mata subjek mulai berkaca-kaca, subjek terdiam sebentar seperti sedang memikirkan sesuatu). Ami janji ya jangan cerita kesiapapun termasuk ke bapak, karena ibu nggak cerita semuanya ke bapak, takut jadinya nggak enak.

  GS (Perilaku)

  Subjek merasa ingin mati karena masalah yang dialaminya Subjek dan suami menikah tidak mendapat restu dari ibu mertuanya Ibu mertuanya dulu ingin menjodohkan suami subjek dengan wanita lain (bukan subjek), namun suami subjek menolak dan tetap yakin untuk menikahi subjek Setelah menikah, masalah baru muncul ketika subjek tidak bisa hamil, bahkan di usia 5 tahun pernikahan, mertua meminta suami subjek untuk menceraikan isterinya

  169 170 P Ya bu, nggak akan Ami cerita-cerita bu.

  Percaya aja sama Ami bu. 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195

  S Ya nak, ibu cerita ya, dulu kan sebelum bapak tu nikah sama ibu rupanya bapak tu udah dijodohkan sama perempuan lain, nenek tu yang nyarikan jodohnya, tapi bapak ni gak mau nak dia lebih milih nikah sama ibu karena waktu itu kami udah lama pacaran, sebelum nikah udah banyak kali la rintangan yang harus kami hadapi nak, tapi mungkin udah jodoh jadi juga kami nikah Mi. Setelah nikah timbul masalah baru Mi ibu susah hamil, berobat kesana kemari nggak juga berhasil Mi, sekitar 5 tahun nikah keluarga bapak tu nyuruh bapak nyerein ibu Mi, rasan ya kaya’ orang gila ibu waktu itu Mi, ibu merasa ibu salah karena gak punya anak, tapi ibu nggak mau cere sama bapak Mi sayang kali ibu sama bapak tu, sempat la ibu dan bapak ribut besar Mi sampe entah apa-apa dimaki bapak tu ibu Mi, mungkin karena pengaruh keluarganya, udah nggak sanggup ibu tinggalkan bapak tu pergi ibu kerumah kakak ibu di jakarta Mi, lama juga la ibu disana. 196 197

  P Berarti waktu itu bapak tu mau nyerein ibu?. 198 199 200 201

  S Ibu rasa kan iya Mi, kalo nggak ngapain bapak tu ngajak-ngajak ibu ribut? Tapi nggak tau juga lah, hampir 3 bulan ibu di jakarta Mi, nggak mau

  202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 ibu kabari bapak tu lah entah darimana bapak tu tau ibu di sana di jemputnya ibu Mi, minta maaf dia Mi diajaknya ibu pulang, lama la ibu berpikir baru la mau ibu pulang Mi, ibu mau ikut sama bapak tu karena ibu takut Mi kalo udah jadi janda gimana nanti masa depan ibu Mi. Sampe di sini diajak bapak tu ibu berobat lagi Mi, udah setiap tempat kadang kami masukin Mi supaya ibu bisa hamil tapi tu lah 10 tahun kami nikah baru ibu hamil Mi padahal umur ibu udah lumayan waktu itu Mi.

  Subjek dan suaminya bertengkar karena masalah tersebut bahkan subjek pernah minggat ke rumah kakaknya yang ada di Jakarta Setelah 3 bulan lebih minggat, suami subjek menjemput subjek untuk kembali ke Aceh Alasan subjek mau kembali lagi karena takut menjadi seorang janda yang masa depannya belum tentu jelas

  GS (Perilaku)

  Setelah memiliki anak, ibu mertua tetap saja bersikap kasar kepada subjek dan anak-anak subjek juga mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari ibu mertuanya

  215 216

  P Kan gak masalah tu bu mungkin rezekinya pas waktu itu bu. 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232

  S Ya la Mi, ibu pikir udah ada anak ibu berubah la perlakuan orang ni ke ibu Mi, ternyata nggak Mi sama aja, nenek tu pun nggak mau ngajarin anak- anaknya, kaya’nya senang kali nenek tu kalo ibu sedih atau susah. Sampe sekarang itu yang ibu alami Mi, mau melawan mana mungkin orang tua kan dosa kita. Nggak dilawan sedih kali hati ni Mi, adek-adek mu sana pun la kaya’nya kurang disayang nenek tu, kadang nampak kali dibedakannya, kaya’ pas nenek tu pulang dari haji yang lain banyak dibawa nenek tu oleh- oleh tapi adek-adek mu cuma inai arab tu masing-masing satu dikasinya. 233 P Ya ampun sampe segitunya ya bu?. 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 245 246

  S Ya lah Mi, masa’ anak-anak pun digituin, ibu maunya ibu aja yang menderita jangan lagi anak-anak ibu, kalo ibu atau ngadu ke bapak sana kadang-kadang nggak percaya la bapak tu Mi, karena nenek tu kalo di depan bapak tu kaya’nya sengaja baek-baek, jadi kesannya kan ibu ni yang mengada-ada Mi, dari pada ribu jadinya ibu sabar-sabarin aja Mi, rumah tangga kita kan kita harus yang jaga mana bisa mengharap orang lain.

  247 248

  P Jadi gimana ibu bisa hidup serumah selama bertahun-tahun dengan keadaan Subjek ingin sekali hidup

  249 kaya’ gitu bu?. mandiri berpisah dengan mertuanya Subjek tidak tahan hidup bersama mertuanya Kesedihan yang dialami subjek tidak mau diceritakannya kepada anak-anaknya Alasan ibu mertua tidak mengijinkan subjek dan suami pindah rumah karena takut kesepian Ibu mertua takut bila berpisah dengan suami subjek, maka kasih sayang suami subjek akan berkurang padanya

  GS (Watak)

  250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262

  S Kalo ibu boleh milih Mi mauan lah ibu tinggal di rumah gubuk dari pada hidup di rumah tu, nggak tahan ibu Mi hampir setiap hari lah ibu nangis Mi, kadang anak-anak tu pun ikut sedih, mana ada anak yang rela liat ibunya di perlakukan nggak baek kan Mi? Tapi ibu nggak mau la cerita ke anak-anak Mi takutnya jadi salah paham terus jadi nggak sayang lagi orang tu sama neneknya Mi. Banyak yang ibu pertimbangkan Mi, makanya sampe sakit ibu kemaren tu Mi, hampir setiap waktu la terbeban. 263 264

  P

Kalo udah kaya’ gitu kenapa ibu masih tinggal disana bu?

  265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282

  S Ya itu tadi nak, nenek tu nggak ngizinin kami pindah rumah, alasannya dia kesepian nggak ada siapapun yang kawani, kalo sama orang yang kerja aja di rumah kan beda suasananya kalo ada anak dan cucu. Tapi ibu pikir betol juga kata kakak ipar ibu tu mungkin nenek ni takut kalo kami pindah rumah bapak ni jadi jarang ngeliat nenek tu kesannya nanti ibu yang larang, ibu yang guasai bapak tu, padahal nenek tu udah ibu anggap kaya’ ibu kandung ibu la Mi, nggak ada bedanya sama mamak sana, apa yang ibu kasi ke mamak ibu kasi juga ke nenek tu, walaupun la kadang nenek tu nggak suka Mi, karena dimatanya ibu ni cuma orang yang nggak berarti. 283 P Terus apa lagi yang ibu alami?. 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294

  S Sejak menikah memang mungkin nenek tu udah berat merestui kami, tapi dengan nggak adanya anak laki-laki dari kami semakin parah geli atewe ken aku, kadang lagu gere anggape aku ni ara atan umaha (benci nya sama aku, kadang kaya’ dianggapnya nggak ada aku di dalam rumah tu). Ya Allah kalo dibilang menderita, menderita kali rasanya ibu Mi (sambil mengelus dada)dan sedikit terisak), bayangkan

  Sejak menikah ibu mertua tidak menyukai subjek, ditambah lagi tidak memiliki anak laki-laki semakin memperburuk keadaan

  GS (Perilaku)

  Subjek hanya mampu

  295 296 297 298 299 300 301 302 puluhan tahun hidup sama mertua tapi sekalipun nggak pernah senang hati nenek tu ngeliat ibu Mi, selama ini ibu cuma bisa berdo’a dan terus berusaha supaya nenek tu bisa sayang sama ibu Mi, apa pun la ibu lakukan Mi, tapi sampe sekarang nggak mau sayang nenek tu sama ibu. mendoakan mertuanya, dan berusaha melakukan apapun yang terbaik yang dapat menyenangkan hati mertuanya

  EFC (Positive reappraisal)

  303 304

  P Pernah nggak ibu ajak nenek tu bicara bu?. 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323

  S Dulu udah agak lama pernah Mi, ibu tanya baek-baek Mi ibu bilang gini Mi “Ine, sebelum maaf aku ngune lagu ini ku ine, mokot pedeh nge kenake ku kunei ku ine, enti saket kase ate ni ne ken aku, perasan ku selama ini tekek pe gere ara galak ate ni ne ken aku, ara keh salah ku ne? Ike ara tolong peren ine kati ku tetahi, kati sayang ate ni ne ken aku (Sebelumnya maaf ya bu, aku nanya ini ke ibu, udah lama aku mau nanya ini ke ibu, jangan nanti sakit hati ibu ku buat karena pertanyaan ini, perasaan ku selama ini sikit pun nggak suka ibu sama aku, apa salah ku bu? Kalo ada tolong jelaskan bu, biar bisa ku perbaiki) (Subjek terdiam sejenak seperti memikirkan atau mengingat sesuatu).

  Subjek pernah mengajak mertuanya untuk berbicara tentang permasalahan mereka.

  PFC (Planful problem solving) 324 P Apa di jawab nenek tu bu?.

  Menurut pengakuan ibu mertua subjek, bahwa sebenarnya ia sangat sayang dengan subjek sekalipun ia suka bersikap kasar terhadapnya

  325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340

  S Lama la nenek tu diam sebelum menjawab pertanyaan ibu Mi, mukanya pun agak berubah, takut kali ibu nenek tu marah Mi, kalo sampe dia marah kan ibu yang dosa Mi, tapi walaupun lama di jawab nenek tu juga, “Inen ipak, asal i beteh ko sebenare si ku kenaki ken pemen ku nume leko, tapi anak ku kol ate we ken ko jadi ikhlas pedeh aku munerime ko ken anakku, tekek pe gere ara geli ateng ku ken ko, tapi aku ni memang lagu ini, teridah kadang aku gere sayang ken ko, tapi sebenare sayang aku ken ko, walau pe aku agak uwes sana ti kam gere manak rawan, lang-langen enti ne kunei ko ini ku aku

  341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 boh” (Inen ipak, asal kamu tau yang aku inginkan jadi menantu ku dulu bukanlah kamu, tapi anakku udah cinta sama kamu jadi ikhlas aku nerima kamu jadi anakku. Sedikit pun nggak ada aku nggak suka sama kamu, tapi aku memang begini orangnya, kelihatannya aku nggak sayang sama kamu, padahal aku sebenarnya sayang karena kamu udah jadi anakku, lain kali jangan lagi tanyakan ini ke aku ya nak) itu dijawab nenek tu Mi, terharu la ibu Mi walaupun membingungkan.

  354 355 356 357 358

  P Ya bu agak bingung memang, tapi masing-masing orang kan memang punya sifat beda-beda bu, jadi maklumi aja bu, oya tadi ibu bilang ibu sampe sakit itu kenapa bu?.

  Ibu mertua suka sekali melapor hal-hal aneh tentang subjek dan anak- anak mereka kepada suami subjek Suami subjek pernah menampar subjek karena tidak tahan mendengar perlakuan subjek kepada ibunya (salah paham) Subjek pernah sakit selama 1 bulan karena masalah tersebut

  GS (Fisik)

  359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381

  S Itu karena bertengkar sama bapak Mi, adek-adek ni entah kenapa dimarahin neneknya, ngadu orang ni sama ibu, tapi nggak la ibu dengarin kali Mi, namanya anak-anak. Tapi pas bapak pulang kantor kadang capek kan Mi, terus nenek tu ngelapor entah apa-apa tentang adek-adek ni Mi, tiba-tiba masuk kekamar bapak tu i dimarahinnya ibu Mi dibilangnya la ibu nggak bisa ngajarin anak-anak, gara- gara ibu anak-anak jadi melawan kan heran ibu mi ibu pun lagi capek emosi ibu pun Mi nggak sadar ibu lawan bapak tu Mi itu la mau di tampar bapak tu ibu Mi, entah karena kecapean sampe pingsan ibu Mi, dari situ terus lemah kondisi ibu sampe dirawat di rumah sakit ibu Mi kata dokter ibu ada asam lambung jadi kalo banyak pikiran bisa naek asam lambungnya itu yang menyebabkan kondisi ibu lemah Mi, ada la kadang sebulan baru pulih ibu. 382 383 384

  P Ya Allah sampe segitunya ya bu, tapi nenek kan nggak maksud buat ibu sampe berpikir dan sakit bu. 385 386

  S Mungkin ya mi, tapi secara nggak langsung semua yang dikatakan nenek

  387 388 389 390 391 392 393 394 395 tu dan semua perlakuan nenek tu lah yang membuat ibu banyak berpikir mi, pernah lah nenek tu nyuruh ibu diceraikan bapak lagi mi, disuruhnya bapak nikah lagi sama calon bapak yang dulu, waktu itu ibu tu udah janda mi, sedih nya nggak terbilang lah mi, nggak abis pikir ibu nenek tu tega minta bapak nyeraikan ibu.

  396 397

  P Sabar cuma kuncinya ya bu, yang penting niat ibu tetap baek bu, suatu saat pasti nenek tu dan keluarga bapak yang lain bisa berubah bu. 431 432

  S Gimana ngatasinya ya Mi? Hehehehehe bingung ibu jawabnya, selama ini ibu cuma cerita sama bapak la Mi, itu pun nggak semua dan kalo lagi tenang pikiran bapak tu mau di dengarnya ibu, mau di bantunya ibu nenangin hati ibu ni, tapi kalo lagi banyak pikiran bapak tu pun marah-marah sama ibu Mi, gimana mau Mi ya, udah nasib kaya’ gini Mi, tapi di kantor ada lah beberapa kawan ibu yang hampir sama nasibnya sama ibu sama orang tu lah paling ibu cerita-cerita Mi, kalo cerita kekeluarga ibu, ibu nggak berani Mi nanti salah paham, lagian kalo udah sibuk dengan kegiatan di kantor kadang-kadang lupa la ibu sama masalah ni Mi, tapi mana mungkin bisa lupa selamanya mi, terbeban kali ibu Mi. 427 428 429 430

  408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426

  P O (mengangguk mengerti) sampe segitunya nenek ya bu. Gimana lah ibu ngatasi keadaan kaya’ gini bu?

  S Alasannya kan biar dapat anak laki-laki mi, nenek tu yakin kalo bapak tu nikah lagi bisa dapat anak laki-laki mi, padahal kalo dipikir-pikir semua udah ada yang atur mau nikah berapa kali pun kalo takdir bapak nggak punya anak laki-laki ya tetap aja nggak punya. 405 406 407

  P Apa tujuan nenek tu nyuruh bapak nikah lagi bu? 398 399 400 401 402 403 404

  Sabar menjadi kunci utama subjek menghadapi masalah keluarganya

  Ibu mertua subjek pernah meminta suami subjek menceraikan subjek dan menikah dengan calon istri subjek yang dulu.

  EFC (Self-control)

  Subjek berbagi masalah (share) dengan teman- teman sekerjanya yang memiliki nasib sama dengan dia

  PFC (Seeking Social Support)

  Subjek akan berbagi masalah dengan suaminya ketika kondisi suami sedang tenang

  Tujuan ibu mertua subjek meminta suami subjek menikah lagi adalah agar suami subjek mendapatkan anak laki-laki.

  GS (Perilaku)

  S Ya Mi cuma sabar kuncinya, semoga semua bisa berubah. Mi arisannya udah

  433 434 mau mulai ni Ami mau nunggu keh atau gimana?.

  Subjek dan peneliti membuka wawancara dengan berbasa-basi. 450 451 452

  S Pernah lah ibu coba ajak bapak pindah Mi, kebetulan kami pun udah punya rumah dan ruko sendiri Mi, kasian kan

  466 467

  Subjek merasa kurang nyaman tinggal di rumah mertua. 465

  (sambil memegang perut). Bu, kemarin tu ibu kan cerita kalo ibu tinggal di rumah mertua ibu dan seingat ami ibu bilang disana kan kurang nyaman, apa ibu nggak ada niat pindah dari sana bu?

  P Nggak usah repot-repot bu, udah makan Ami tadi bu. Masih kenyang ami rasa.

  S Boleh juga Mi, mau minum apa mi? Udah makan keh?. 458 459 460 461 462 463 464

  cerita kan? 456 457

  453 454 455

  S Ya Mi nggak masalah, ibu juga seneng ada temen cerita. Hehehehe (tertawa kecil)

  P Makasi ya bu, udah nyediain waktu untuk wawancara dengan Ami.

  EFC (Self-control)

  448 449

  Wawancara II (Responden I) Kamis, 05 Juli 2012, pukul 12.00-13.30 Wib Baris Tanya/Jawab (P = Peneliti, S=Subjek) Verbatim Analisa Data

  (Karena acara arisan keluarga subjek akan dimulai wawancara pun kami akhiri).

  P Ya bu, Ami yang makasi bu, nanti Ami sampaikan ya bu.

  S Ya lah Mi, makasi ya Mi, hati-hati pulangnya ya nak, salam sama ine ya lusa ibu ke tempat ine la ada acara kami Mi. 443 444 445 446 447

  439 440 441 442

  Wawancara berakhir karena ada subjek akan mengikuti arisan keluarga

  P Ami pulang aja bu nanti Ami hubungin ibu lagi ya bu kapan bisa wawancara lagi bu. Mana tau bisa sekalian sama bapak.

  435 436 437 438

P Hehehehe ya bu, kita mulai aja ya bu, kaya’nya ibu juga udah gak sabar mau

  468 469 470 471 472 473 474 475 di bangun bagus-bagus tapi untuk disewakan, tapi memang susah Mi nenek tu nggak ngizinin Mi, katanya dia kesepian nggak enak tinggal cuma sama orang kerja aja. Mau nggak mau namanya orang tua yang minta kami ngalah lah Mi, dari pada nanti salah paham dan jadinya ribut Mi.

  492 493 494 495 496 497 498

  P Berarti setelah nikah keluarga ibu udah nggak ada hak lagi ya bu? 511 512 513 514 515 516

  Semua yang dialami subjek hanya boleh diceritakan pada suami dan keluarganya, dan keluarga istri dianggap tidak memiliki hak. 509 510

  S Ya memang gitu mi, udah aturan adatnya.

  S Hampir semua hal mi, kadang bukan cuma bapak yang harus ibu turuti tapi juga keluarga bapak mi, karena setelah menikah perempuan gayo sepenuhnya menjadi hak suaminya. 506 P Kenapa gitu bu? 507 508

  P Ooooo (mengangguk) apa dalam semua hal wajib dituruti bu? 501 502 503 504 505

  S Ya lah mi, ngerti ibu pun, tapi kadang karena sikap nenek tu yang kurang baik ke adek-adek ibu jadi pengen pindah aja mi la, tapi karena bapak nggak mau ibu kan harus nurut mi. Orang gayo kalo udah nikah istri kan wajib nurut sama suami mi. 499 500

  Didalam adat Gayo terdapat peraturan istri harus menuruti semua keinginan suami dan keluarganya

  Subjek dan suami tidak bisa pindah dari rumah mertua karena tidak diizinkan oleh mertuanya.

  Penyebab subjek merasa tidak nyaman tinggal di rumah mertuanya adalah sikap mertuanya yang kurang baik.

  P Ya juga ya bu, memang biasanya orang tua kan sukanya rame-rame pak sama anak cucu.

  S Waktu itu yang ibu tau ibu liat dari gelagat bapak, bapak juga maunya pindah Mi, mungkin bapak kasian sama anak-anak selalu aja ada salah paham dengan neneknya, tapi bapak juga kasian nenek tinggal sendirian Mi, kakek kan udah lama berpulang. 489 490 491

  482 483 484 485 486 487 488

  P Bapak gimana sikapnya waktu itu bu? Apa bapak memang mau pindah atau mau tetap tinggal di rumah nenek bu?.

  Subjek dan sumi memilih tetap tinggal di rumah mertua karena takut menimbulkan salah paham. 478 479 480

  S Hampir nggak ada mungkin ya mi, karena apapun yang terjadi setelah menikah ibu cuma boleh cerita ke keluarga bapak mi, dan kalo ibu cerita pun kekeluarga ibu, ibu rasa keluarga ibu nggak akan terlalu nanggapi mi.

  517 518

  P Jadi kalo masalahnya nggak bisa diselesaikan keluarga bapak gimana bu? 519 520 521 522

  S Mungkin kalo udah parah kali baru boleh cerita ya mi, tapi mungkin memang lebih baik nggak cerita mi, nanti kesannya jadi adu domba kan.

  Subjek memilih tidak menceritakan apa yang dialaminya pada keluarganya, karena takut terjadi salah paham.

  Permasalahan yang dialami subjek dalam rumah tangganya disebabkan karena subjek tidak memiliki anak laki- laki, sehingga subjek dan anak-anaknya terkena imbasnya, seperti diperlakukan tidak baik oleh mertuanya. 523 524 525 526

  P Ya bu, mungkin tujuan adat itu juga gitu bu. Selama ini selain masalah yang udah ibu ceritakan sebelumnya apa ada masalah lain yang ibu alami bu. 527 528 529 530

  S Hehehehe (tertawa kecil) namanya hidup berumah tangga pasti ada masalah mi. Apalagi dengan kondisi kaya’ gini. 531 P Kondisi gimana bu? 532 533 534 535 536 537 538 539

  S Maksud ibu kondisi ibu dan bapak la mi, yang dari awal menikah udah ngalami banyak masalah. Awalnya nenek nggak merestui, terus kami nggak punya anak laki-laki, ditambah lagi perlakuan nenek yang kurang baik ke anak-anak, dan kami pun nggak bisa pindah dari rumah nenek tu. 540 541 542

  P Masalah yang terjadi tu gimana sebenarnya bu? Apa yang ibu alami? Apa yang ibu rasakan?

  543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588

  S Ceritanya pas ibu lagi di Medan bawa anak ibu berobat Mi, menurut cerita bapak, pulang kantor bapak liat ada dua orang kakak bapak dan keluarganya datang, lama nggak jumpa kan jadi banyak cerita, udah ngobrol banyak mungkin nggak ada omongan lain nyeletuk kakak bapak tu Mi, ko sana ne I tehen-tehen morep rom banan oya, gere sanah pe leh roh oya, nemen reta mu wo kase puren ya (apa lagi yang kamu pertahankan sama perempuan tu, nggak ada la bagusnya tu, ngabisin hartamu aja nanti dia tu) (menirukan kata-kata kakaknya), waktu itu bapak ngerasa heran kali Mi, ditanya bapak tu la Mi eh sana maksud mu? Sana masalah minter nge oya cerak mu? (Eh apa maksudmu? Apa masalah kok tiba- tiba kamu bicara gitu) di jawabnya gini Mi keh memang betol ya, anakmu banan bewene, reta mu dele, benasa ko kase nge meh kerje anak-anak mu banan ma pe kerje mien rom jema te anak rawan si mujegei keluarga ne gere ara ke meh- meh beta pelen reta ma wen (kan memang betul yang aku bilang, anakmu perempuan semua, hartamu banyak, kalo kamu meninggal udah nikah semua anakmu istrimu pun pasti nikah lagi dengan orang lain, itu karena anak laki-laki yang bisa menjaga keluarga tadi nggak ada, kan jadi habis- habis gitu aja hartamu nanti), dijawab bapak tu gini, o beta keh aka? Jadi sana kenak mu seni? (O gitu ya kak? Jadi apa mau mu sekarang) langsung di jawabnya keras kali Mi ke cerenen renye osan anak-anak ma bewene ku we, ko keh nguk kerje mien ike ko nge kerje mien aku njamene ko demu anak rawan aku kase ngenal banan ayu ken ko (mau ku kan kamu ceraikan istrimu kasi anak-anak mu semua ke dia, kamu kan bisa nikah lagi, kalo kamu nanti nikah lagi aku yang jamin kamu pasti

  Subjek dan anak-anaknya dianggap keluarga suami hanya sebagai orang-orang yang menghabiskan harta suaminya.

  Pada dasarnya semua hal yang terjadi pada subjek adalah dampak karena subjek tidak memiliki anak laki-laki.

  Subjek dianggap sebagai penyebab utama mereka tidak memiliki anak laki- laki.

  589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 dapat anak laki-laki, aku nanti yang carikan istri baru untuk mu) nggak nyangka bapak tu katanya Mi berani dan sanggup keluarga bapak tu bicara kaya' gitu ke bapak seolah-olah dia tau segalanya sedih kali dirasa bapak tu Mi karena nenek pun bela dia disitu la bapak sebernarnya mulai sadar kalo satu pun dari mereka nggak ada yang sayang sama ibu dan anak-anak ni terakhir waktu itu bapak jawab gini mi sanah pe si terjadi gere mera aku nyeren we, karena we ku erah jeroh netah ine ni, kam pernah keh noros ine ni? Kam keh galep rom urusen kam, ike we se hek apa pun sentan sawah ku umah ni ine wa mulo I uruse baru we istirahat, kekanak so pe sayang pedeh ken ine ni walau pe dor I bengesi ine ni, aku gere perlu anak rawan genap aku rom anak banan ni pe, yakin aku nguk pake ni noros aku kuneh pe keadaan ku, ike retawa gere penting bagi ku (apapun yang terjadi aku nggak mau cerein dia, karena ku lihat dia bagus ngurus ibu ni, kalian pernah nggak ngurus ibu ni? Kalian kan selalu sibuk sama urusan kalian, kalo istriku secapek apa pun dia kalo udah sampe di rumah ibu ni dulu di urus nya baru dia istirahat, anak-anak ku pun sayang kali sama ibu ni walau pun selalu dimarah-marah nggak jelas sama ibu ni, aku nggak butuh anak laku-laki cukup anak-anak perempuan ku ni, aku yakin gimana pun keadaan ku mereka bisa ngurus aku, kalo harta tu nggak penting buat aku) habis tu bapak tinggalin terus orang tu mi biar lah orang tu mikir Mi (menirukan cerita suaminya)

  Suami subjek diminta menceraikan subjek dan menikah laki untuk mendapatkan anak laki- laki.

  Suami subjek menolak menikah lagi, menolak menceraikan subjek, karena menganggap subjek adalah pilihan terbaik untuknya.

  629 630 631

  P Setelah kejadian itu gimana hubungan ibu dan bapak dengan keluarga bapak bu?

  632 633 634 635 636

  S Biasa aja Mi, kalo orang tu ada perlu ya kami ladeni Mi, sama sodara mana bisa kita benci kan Mi, kalo marah ya bole- bole aja tapi ya mana mungkin sampe benci atau dendam Mi.

  Hubungan subjek dan suaminya dengan keluarga suaminya tetap baik, meskipun subjek kerap kali menerima perlakuan tidak baik dari keluarga suaminya.

  GS (Fisik)

  Keluarga suami subjek tidak suka melihat subjek dan anak-anaknya bahagia, mereka menginginkan subjek dan anak-anaknya menderita.

  Suami subjek di waktu- waktu tertentu kerap kali berusaha menyemangati subjek dan menenangkan subje agar tidak terlalu memikirkan perlakuan keluarganya.

  Karena perlakuan keluarga subjek, kadang subjek sampai jauh sakit, untuk menenangkan pikiran subjek sering berpergian dengan anak-anak dan suaminya.

  GS (Fisik)

  637 638

  P Apa ibu dan bapak merasa terganggu dengan sikap mereka bu? 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664

  S Kalo ditanya gitu ya terganggu la Mi, pening kepala mikirinnya Mi, disatu sisi ibu kan istri bapak, dulu kami berusaha untuk bisa nikah mi, banyak hal yang udah kami lalui, besar keinginan untuk hidup bahagia dengan anak-anak Mi, tapi di sisi lain ibu lihat bapak bingung menghadapi sikap keluarga bapak tu, mulai dari pemikiran nya, bicaranya sampe kelakuannya Mi, bapak tu tau orang tu nggak suka liat bapak bahagia sama ibu, yang orang tu mau kan ibu ni menderita aja, makanya setiap ada kakak bapak yang datang ke rumah ada aja tingkah nenek sana yang aneh-aneh Mi supaya ibu sedih, kadang kalo bapak lagi nggak capek bapak tu berusaha untuk tenangin ibu Mi, tapi kalo bapak tu pun lagi pening kadang mau la bapak tu pun marah-marah Mi, mungkin marah bapak bukan karena benci sama ibu tapi karena bapak sayang dan merasa bersalah nggak bisa buat apa- apa Mi, semoga lah keadaan ini lekas membaik ya (wajah subjek terlihat murung)

  665 666 667

  P Amin. Terus gimana cara ibu mengatasi masalah ini bu, dari cerita ibu keliatannya ibu sangat terganggu bu. 669 670 671 672 673 674 675 676 677

  S Kalo udah kepikiran kali kadang sampe sakit la Mi, nggak sanggup mikir lagi, apapun rasanya nggak enak, kaya' orang udah kehilangan semangat Mi, palingan kalo udah gitu ibu ajak anak- anak pergi jalan-jalan mi, kadang bapak pun mau ikut mi, saat kekgitu la ibu bisa lebih tenang dan lupa dengan masalah-masalah yang ada. 678 P Ya la bu, kalo kebanyakan mikir bisa

  679 680 buat kondisi kita nggak fit bu, nenek gimana bu?

  Saat subjek dan keluarga berpergian terlihat ibu mertua subjek kurang senang. 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691

  S Kalo pergi sama anak-anak nenek tu nggak pernah larang mi, tapi kadang- kadang kalo bapak ngajak ibu jalan keluar nenek tu keliatan nggak senang mi. Pernah la bapak ngajak ibu liat kebun kami, terus di bilang nenek tu kalo dia pergi siapa yang masak untuk malam ni? (menirukan perkataan ibu mertuanya) kebetulan malam tu ada sodara bapak dari jauh mau datang ke rumah mi. 692 693

  P Mungkin karena mau ada tamu nenek tu ngelarang ibu pergi ya bu? 694 695 696 697 698

  S Ibu rasa nggak mi, kalo masalahnya nggak ada yang masak kan ada orang yang kerja mi, mungkin memang nenek tu nggak suka liat ibu dan bapak akur ya mi. 699 700 701 702

P Ya ampun, sampe segitunya nenek tu ya bu? Dari cerita ibu kaya’nya nenek

  tu nggak segan-segan nunjukkin sikap nggak sukanya ke ibu ya bu? 703 704 705 706

  S Gitulah kira-kira mi, apalagi kalo kakak-kakak ipar ibu lagi ngumpul dirumah mi tambah menjadi-jadi nenek tu mi. 707 P Menjadi-jadi gimana maksud ibu? 708 709 710 711 712 713 714

  S Tambah parah lah mi, apalagi kadang- kadang kakak ipar ibu tu la yang mempengaruhi nenek tu supaya tambah nggak suka sama ibu mi, udah nasib ibu mungkin ya mi, nggak dapat keluarga yang bisa nerima ibu (sambil melirik jam dinding)

  Subjek merasa sedih karena tidak diterima dengan baik oleh keluarga suaminya.

  GS (Perilaku)

  715 716

  P Yang sabar bu ya. Maaf bu setelah ini ibu ada kegiatan lain ya bu? Wawancara berakhir karena jam istirahat subjek telah berakhir dan subjek akan melanjutkan pekerjaannya. 717 718 719

  S Ya mi, ada kerjaan dikit besok kabarnya pak bupati baru ni mau ngecek kegiatan di setiap dinas mi. 720 721 722 723 724

  P Oh ya bu, kalo gitu wawancara hari ni sampe sini aja bu, biar ibu bisa lanjut kerja, nanti ami hubungin lagi bu ya, masi ada yang mau ami tanyakan bu. (sambil bergegas untuk pulang)

  725 726 727

  S Iya lah mi, maaf mi ya, nanti kita atur waktunya lagi biar kita sambung ceritanya ya nak. 728 729 730

  P Hehehehe iya bu nggak apa-apa, ami permisi ya bu (beranjak dari kursi, berjalan ke arah pintu keluar)

  731 732 733

  S Ya nak, ibu tunggu kabar selajutanya ya nak (sambil berjalan mengiringi peneliti ke pintu keluar)

  Wawancara III (Responden I) Sabtu, 14 Juli 2012, pukul 13.00-14.30 Wib Baris Tanya/Jawab (P = Peneliti, S = Subjek) Verbatim Analisa Data

  734 735 736 737 738 739 740

  P (Sebelum peneliti datang ternyata subjek telah memesan makanan ringan dan minuman sebagai teman wawancara kami siang itu). Yah ibu kok repot-repot nyedian ini semua, harusnya kan Ami yang traktir tanda terimakasih Ami hehehehehe.

  Subjek dan peneliti memulai wawancara dengan berbasa-basi tentang menu di rumah makan milik subjek.

  Subjek bercerita tentang usaha rumah makan miliknya. 741 742 743 744

  S Nggak apa-apa nak, sekalian Ami cicipi menu disini kalo enak nanti tolong di promosikan ya Mi, hahahha (dengan nada becanda)

  745 746

  P Oh kalo itu beres bu, sejak kapan rumah makan ini buka bu?.

  747 748 749 750 751 752

  S Baru Mi bulan 1 tu bukanya Mi, nanti kalo udah pensiun kan ada ini harapan Mi kalo nggak mana mungkin mengharap pensiun aja kan Mi? Adek- adek udah tambah besar butuh biaya banyak nantinya. 753 P Ya ya bu, siapa yang punya ide bu?. 754 755 756 757 758 759 760

  S Bapak Mi, kan bapak hobi makan hahahahaha (tertawa lepas) bapak tu mikir kalo bosan makan di rumah kan orang-orang milih makan nya di luar, kaya’ bapak dan kawan-kawan juga la, ya daripada kawan-kawan makannya di tempat lain kan mendingan disini Mi,

  761 762 makanya kami buka ini Mi sekaligus investasi ke depan. 763 764 765

  788 789 790

  S Adek-adek baik-baik aja mi, sekolahnya lancar. Bapak yang agak kurang baik sekarang mi (wajah subjek berubah sedih)

  802 803 804 805

  P Hehehehe Ya bu nggak apa-apa. Kalo ibu nyaman kan ibu ceritanya bisa lebih lepas. Oh ya bu, bapak dan adek-adek apa kabarnya bu?

  S Kalo di rumah harus bisik-bisik kita ngobrolnya mi, takut nenek dengar, kalo disini kan lebih bebas dan nyaman. 798 799 800 801

  P Ya bu nggak masalah yang penting wawancaranya lancar. Ibu pun nyaman bercerita. 795 796 797

  P Oh ya (sambil mengangguk) ami juga sempat mikir itu alasan ibu, ternyata memang betul. 791 S Ya Mi, kita kan harus menjaga juga. 792 793 794

  S Kalo di rumah kan ada nenek nak nggak enak nanti dipikirnya kita ni menjelek-jelekkan dia dan keluarga bapak, jadinya nggak enak nanti kan?

  P Ya bu, memang kalo kerja kantoran aja mungkin masih kurang ya bu, sekarang biaya hidup dan pendidikan mahal. 767 768 769 770 771 772 773 774

  P O ya bu, maaf sebelumnya Ami nanya ini, kenapa setiap Ami ajak wawancara nggak pernah di rumah tempatnya?. 784 785 786 787

  Subjek tidak mau melakukan wawancara di rumahnya karena takut menyinggung perasaan mertuanya. 781 782 783

  S Ada Mi sekali-sekali, kalo suntuk dirumah kami ajak kesini Mi.

  779 780

  P Ya bu,kalo udah ada usaha gini memang lebih enak ya bu, nenek atau keluarga bapak yang lain pernah kesini bu?

  S Ya nak, terasa kali, kalo pas mau masuk sekolah atau kuliah adek-adek sana kan banyak keperluan kalo cuma mengharap dari gaji aja bisa nggak makan nanti Mi. Hahahahaha (kembali tertawa lepas) Lagian kita kan harus ada tabungan kalo ada apa-apa ada yang bisa diharap nggak perlu pinjam. 775 776 777 778

  806 P Lho? Kenapa bu (dengan nada heran)

  807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818

  S Beberapa hari lalu bapak tu cerita ke ibu mi, curhat gitu mi tentang apa yang bapak tu rasakan Mi, bapak tu merasa berbeda dari kawan-kawannya yang lain, Bapak tu merasa kawan-kawan bapak itu mengucilkan bapak saat mereka mulai bercerita tentang anak laki-laki nya, padahal mana ada orang tu kaya’ gitu Mi, tapi entah kenapa akhir-akhir ni muncul perasaan kaya’ gitu kata bapak tu mi (menirukan cerita suaminya)

  Suami subjek meraa dikucilkan teman- temannya karena tidak memiliki anak laki-laki.

  819 820

  P Trus apa yang ibu rasakan setelah dengar cerita bapak tu bu? Subjek merasa sedih melihat kondisi suaminya.

  Keluarga suami subjek tidak segan-segan membahas tentang suami subjek dan subjek yang tidak memiliki anak laki- laki meskipun sedang berada di tempat umum. 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835

  SS (Terdiam, seperti memikirkan sesuatu) Yang ibu rasa Mi ya sedih, harusnya lagi ngumpul sama kawan-kawan nya kan senang-senang bapak tu Mi. Terus kalo nenek dan sama sodara-sodara yang lain udah cerita atau nyindir masalah itu perasaan ibu langsung campur aduk, sedih ada, kesal ada kecewa pun ada Mi. Dulu pernahlah bapak tu datang ke kantor ibu cerita Mi hampir nangis bapak tu depan ibu, untung aja nggak nagis kalo nangis kan udah ibu ejekin bapak tu Mi.