BAB I PENDAHULUAN - Gaya Bahasa Pada Beberapa Puisi Karya Du Fu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Bahasa tidak lain merupakan sarana manusia untuk mencapai berbagai tujuan. Bahasa diartikan sebagai sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi. (Kushartanti &

  Multamia RMT Lauder, 2005). Dengan kata lain, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai dengan bahasa.

  Bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian,yang baik maupun yang buruk; tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa; tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. (Samsuri, 1994:4). Dari pembicaraan seseorang dapat diketahui kepribadiannya melalui motif keinginannya, latar belakang pendidikannya, pergaulannya, adat istiadatnya, dan lain sebagainya.

  Menurut pakar bahasa Mandarin, Huang dan Liao. (2007: 1), bahasa merupakan produk dari masyarakat, yang dihasilkan dengan munculnya masyarakat, dan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat. Dilihat dari strukturnya, bahasa merupakan suatu sistem yang berbentuk dari tiga unsur utama yaitu tata bunyi, tata bentuk kata (kosa kata) dan tata bahasa. Dilihat dari fungsinya, pengertian bahasa terdiri atas tiga, yaitu (i) dilihat dari hubungan antara masyarakat dengan masyarakat, bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting, (ii) dilihat dari hubungan masyarakat dengan dunia luar, bahasa merupakan alat untuk mengenal dunia luar, dan (iii) dilihat dari hubungan masyarakat dengan budaya, bahasa merupakan sarana pengembangan kebudayaan, masyarakat menggunakan bahasa untuk meneruskan dan membina kebudayaan.

  Jika berbicara mengenai bahasa, maka tidak lepas dari berbicara mengenai unsur-unsur bahasa. Unsur-unsur bahasa yang dapat membangun atau menceritakan teknik bercerita dinamakan gaya bahasa. (Zulfahnur, 1996: 38). Gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. (Keraf, 2007: 113)

  Gaya bahasa dapat digunakan dalam segala ragam bahasa, baik ragam lisan, tulis, nonsastra, maupun ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu untuk maksud tertentu. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur kalimat, majas, citraan dan pola rima, yang digunakan seorang sastrawan atau yang terdapat dalam sebuah karya sastra.

  Karya sastra telah melekat dalam kehidupan sehari-hari manusia, karena karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang meliputi kehidupan manusia. Permasalahan itu dapat berupa apa yang terjadi dalam dirinya sendiri atau orang lain. Karya sastra memiliki dunianya sendiri yang merupakan hasil pengamatan sastrawan terhadap kehidupan yang diciptakan, baik berupa novel, puisi maupun drama yang dipahami dan dimanfaatkan oleh para penikmat karya sastra sebagai media hiburan dan apresiasi. (Wellek dan Warren, 1990: 51)

  Wellek dan Warren (1990: 48), menggolongkan karya sastra menjadi dua yaitu karya sastra tertulis dan karya sastra lisan. Sastra lisan adalah sastra yang diekspresikan langsung secara verbal dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Sastra tulisan adalah karya sastra yang dipopulerkan melalui tulisan-tulisan yang sering ditemui seperti prosa, puisi, roman dan cerpen. Sementara menurut Pradopo (1999: 5), karya sastra terdiri atas dua jenis sastra (genre), yaitu prosa dan puisi. Prosa disebut juga karangan bebas yang berarti prosa tidak terikat oleh aturan- aturan ketat, sementara puisi disebut sebagai karangan terikat karena puisi terikat oleh aturan-aturan ketat.

  Puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan penggulangan suara sebagai ciri khasnya. (Damayanti, 2013: 12). Negeri China terkenal dengan pepatah atau puisi klasik yang memiliki arti, amanat dan manfaat yang mendalam dalam kehidupan manusia, serta dapat menjadi pedoman atau prinsip bagi setiap orang yang mendalami makna dari puisi tersebut. Puisi China memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan gaya bahasa serta dikembangkan dari zaman ke zaman. Membahas puisi China tidak terlepas dari satrawan Du Fu (712-770), seorang penyair yang terkenal dan bersejarah pada masa Dinasti Tang.

  Hingga saat ini nama beliau sangat tersohor di kalangan sastrawan dan tokoh pendidikan. Karya puisi Du Fu berjumlah 1.400 buah puisi, puisi- puisinya mengekspresikan jiwa kearifan yang terdapat dalam dirinya.

  Beliau sangat menghargai kaum buruh pada masa Dinasti Tang, dan terus membela rakyat untuk mendapatkan hak atau perlakuan yang lebih layak bagi buruh. Oleh karena itu, puisi-puisinya dikenang dan menjadi inspirasi bagi para sastrawan dari dahulu hingga sekarang.

  Sajak dalam puisi Du Fu terdapat banyak gaya bahasa yang memukau dan mempesona hati para pembacanya. Du Fu memanfaatkan berbagai gaya bahasa sebagai salah satu cara untuk memperindah sajak dalam puisinya. Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. (Tarigan, 1985: 5). Berikut adalah salah satu bait dari puisi karya Du Fu yang menggunakan gaya bahasa, puisi yang berjudul Wàng yuè (望岳) ini terdapat di dalam kumpulan puisi berjudul Tángshī jīngcuì (Lǜshī) 《唐诗精萃》(律诗).

  会当凌绝顶,一览众山小。 Huì dāng líng juédǐng, yīlǎn zhòng shān xiǎo. Akhirnya suatu hari dapat mendaki hingga ke puncak gunung, melihat sekumpulan gunung yang tampak penuh harapan yang samar-

  samar. (Jiang, 1996: 52)

  Dalam bait tersebut Du Fu menggunakan gaya bahasa Khuazhang atau hiperbola yang mendeskripsikan puncak gunung dan dilebih-lebihkan dengan menggunakan kata “penuh dengan harapan yang samar-samar”. Dalam bait tersebut penyair menggambarkan sekumpulan gunung yang terlihat seperti saling berbaris.

  Gaya bahasa dipakai dalam puisi untuk mengekspresikan pengarang dalam memperindah puisi, menguatkan nilai pada puisi atau menguatkan makna puisi.

  Gaya bahasa yang digunakan setiap penyair maupun penulis dalam karya sastra mereka berbeda-beda, mencerminkan jalan pikiran dan sudut pandang mereka yang berbeda. Karya Du Fu lebih banyak menceritakan tentang penderitaan rakyat dan kesetiaannya pada negara melalui bahasa yang indah, jiwa kearifannya terhadap hak kaum buruh melalui bahasa yang indah, serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

  Gaya bahasa tidak terlepas dari makna yang terkandung di dalamnya, karena melalui gaya bahasa pembaca dapat dengan mudah memahami maksud tersebut.

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna adalah pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Makna termasuk dalam golongan kata semantik, karena semantik juga membahasa tentang makna. Berdasarkan jenisnya semantik terdiri dari beberapa makna salah satunya adalah makna leksikal,yaitu dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata yang sesuai dengan hasil observasi alat indra atau makna sesungguhnya di dalam kehidupkan kita. Misalnya leksem kuda memiliki makna leksikal ‘sejenis binatang berkaki empat yang dapat dikendarai’. (Chaer 1990:62)

  Penulis sangat tertarik membahas tentang gaya bahasa. Oleh karen itu, penulis terkait untuk mengangkat topik “Analisis Gaya Bahasa pada Beberapa

  Puisi Karya Du Fu ”. Penulis berfokus pada puisi karya Du Fu yang berjumlah 15 buah puisi yang terdapat pada buku Tang Shi Jing Cui (LuShi) 《唐诗精萃》(律 诗) yang berisi kumpulan puisi terkenal yang ditulis oleh penyair-penyair pada masa Dinasti Tang. Kelima belas puisi karya Du Fu dapat mewakili 1400 buah puisinya adalah puisi yang termasyur atau terkenal. Gaya bahasa yang terdapat didalam puisi tersebut adalah gaya bahasa yang sering digunakan pada pembelajaran bahasa Mandarin. Dengan demikian diharapkan pembaca dapat lebih memahami penggunaan gaya bahasa dalam puisi China klasik, dan membantu meningkatkan pengetahuan tentang gaya bahasa yang terdapat pada puisi China.

  Penelitian ini memfokuskan pada lima jenis gaya bahasa yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa Mandarin, yakni: gaya bahasa

  Bǐyù (比喻), Bǐnǐ (比拟), Kuāzhāng (夸张), Duì’ǒu (对偶), dan Shè wèn (设问).

1.2 Batasan Masalah

  Suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Batasan ini sangat penting dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, serta tujuan dari penelitian dapat tercapai. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, penulis hanya akan membahas mengenai gaya bahasa yang terdapat didalam puisi karya Du Fu. Hal ini disebabkan penggunaan gaya bahasa cukupbanyak ditemukan di dalam puisi beliau

  Lima belas buah puisi yang dipilih dan dianalisis adalah: (1) 《望岳 》Wàng yuè, (2) 《画鹰》

  Huà yīng, (3) 《月夜》Yuèyè, (4) 《悲陈陶》

  Bēi chén táo, (5) 《春望》Chūn wàng, (6) 《天末怀李白》Tiān mò huái lǐbái, (7) 《蜀相》Shǔxiāng, (8) 《春夜喜雨》Chūn yè xǐyǔ, (9) 《闻官

  军收河南北》

  Wén guān jūn shōu hénán běi, (10) 《旅夜书怀》Lǚ yè shū huái, (11) 《秋兴八首(其一)》Qiū xìng bā shǒu(Qí yī), (12) 《咏

  怀古迹五首(其三)》

  Yǒnghuái gǔjī wǔ shǒu (qí sān), (13)《登高》 Dēnggāo, (14) 《 登 岳 阳 楼 》 Dēng yuèyánglóu dan (15) 《 登 楼 》 Dēnglóu.

  Gaya bahasa dalam bahasa Mandarin dapat dibagi menjadi 21 jenis, berdasarkan fungsi dan struktur masing-masing. Menurut Huang dan Liao, jenis gaya bahasa Mandarin terdiri atas 21, yakni:

  Bǐyù (比喻), Bǐnǐ (比拟), Jièdài (借

  代),

  Niān lián (拈连), Kuāzhāng (夸张), Shuāngguān (双关), Fǎng cí (仿词), Fǎnyǔ (反语), Wǎnqū (婉曲), Duì’ǒu (对偶), Páibǐ (排比), Céng dì (层递), Dǐng zhēn (顶真), Huíhuán (回环), Duìbǐ (对比), Yìngchèn (映衬), Fǎnfù (反复), Shè wèn ( 设 问 ),

  Fǎnwèn (反问), Tōng gǎn (通感) dan Jǐngcè (警策). Namun

  dikarenakan keterbatasan dan kemampuan penulis dalam menganalisis gaya bahasa puisi China, maka penulis membatasi pembahasan pada 5 jenis gaya bahasa saja, yaitu: gaya bahasa

  Bǐyù (比喻), Bǐnǐ (比拟), Kuāzhāng (夸张), Duì’ǒu (对偶), dan Shè wèn (设问). Lima jenis gaya bahasa tersebut adalah gaya

  bahasa yang sering digunakan dalam proses belajar bahasa Mandarin serta sering muncul di dalam puisi karya Du Fu.

1.3 Rumusan Masalah

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Gaya bahasa apakah yang terdapat di dalam puisi karya Du Fu ? 2.

  Makna apakah yang terkandung di dalam gaya bahasa puisi karya Du Fu?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut: 1.

  Mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam puisi karya Du Fu.

  2. Mendeskripsikan makna yang terkandung di dalam gaya bahasa puisi karya Du Fu.

  1.5 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1.5.1 Manfaat Teoritis

  Manfaat teoritis penelitian antara lain, sebagai berikut: 1.

  Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu rujukan penelitian mengenai kesusasteraan China dan selanjutnya dapat membantu penelitian-penelitian yang berhubungan dengan pembahasan gaya bahasa pada beberapa puisi karya Du Fu.

  2. Penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam pengembangan keilmuan, khususnya terhadap kajian sastra, kajian linguistik, struktur dan pengajaran.

3. Penelitian ini diharapkan mampu mengilhami sastrawan dalam menggunakan gaya bahasa pada puisi.

1.5.2 Manfaat Praktis

  Manfaat praktis penelitian antara lain, sebagai berikut: 1. Memberikan pemahaman bagi publik tentang penggunaan gaya bahasa pada puisi.

  2. Memberikan kontribusi terhadap ciri khas gaya bahasa pada puisi karya Du Fu.

  3. Memberikan motivasi bagi peneliti selanjutnya untuk lebih giat melakukan penelitian tentang gaya bahasa.

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Pengertian Literasi Informasi - Evaluasi Literasi Informasi Dengan Menggunakan Empowering 8 Pada Pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

0 0 17

Evaluasi Literasi Informasi Dengan Menggunakan Empowering 8 Pada Pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

1 3 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif Paradigma Kajian - Proses Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay Di Kota Medan)

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Proses Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri(Self Disclosure) Kaum Gay Di Kota Medan)

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN - Pengaturan Batas Wilayah Laut Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan Relevansinya Dengan United Nations Convention On The Aw Of The Sea 1982

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanfaatan Website Perpustakaan - Pengaruh Situs Jejaring Sosial Terhadap Pemanfaatan Website Perpustakaan USU

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Situs Jejaring Sosial Terhadap Pemanfaatan Website Perpustakaan USU

0 0 9

BAB II TINJAUAN UMUMDALAM PENDAFTARANTANAH A. SejarahPendaftaranTanahdi Indonesia - Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang - Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

0 0 21

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI - Gaya Bahasa Pada Beberapa Puisi Karya Du Fu

0 5 18