BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Efikasi Diri terhadap Prestasi Akademik pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang Bekerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin majunya zaman, semakin banyak pula persaingan yang terjadi

  dalam berbagai bidang, diantaranya adalah bidang pendidikan. Negara Indonesia menduduki peringkat ke empat jumlah penduduk terbanyak di dunia tahun 2014 (Negara dengan Penduduk Terbanyak di Dunia-RI Masuk 4 Besar, 2014). Jumlah penduduk yang besar dan lapangan kerja yang terbatas menimbulkan persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Salah satu upaya dalam mendapat pekerjaan dan penghasilan yang memadai adalah dengan memiliki latar belakang pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itulah semakin banyak orang tua yang menganjurkan dan memandu anak-anaknya untuk memasuki perguruan tinggi negeri, di mana mereka memiliki pendapat bahwa perguruan tinggi negeri lebih berkualitas dan memiliki nama baik di mata masyarakat sehingga kedepannya akan lebih mudah mendapat pekerjaan (Djohan & Handianto, 2006). Salah satu perguruan tinggi negeri yang paling banyak diminati di Sumatera Utara adalah Universitas Sumatera Utara, hal ini bisa dilihat dari bertambahnya jumlah pelamar yang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri ini dari tahun ke tahun (Biro Kemahasiswaan, 2014).

  Kesempatan bekerja akan lebih terbuka lebar pada pelamar yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi apalagi dari perguruan tinggi yang ternama karena potensi yang dimiliki mahasiswa tersebut telah terasah selama ia menjalani proses perkuliahannya. Selama proses perkuliahan, tak jarang para mahasiswa

  1 berlomba menunjukkan kebolehannya baik dalam kegiatan sosial, akademik, maupun kreativitas untuk mendapatkan prestasi yang bagus. Namun, di zaman krisis seperti sekarang ini, biaya pendidikan sangatlah mahal, untuk memenuhi biaya pendidikan ini, tidak sedikit mahasiswa yang mencari pekerjaan sambilan (Daulay & Rola, 2010). Ditambah lagi dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (Harga BBM dinaikan mulai Sabtu, 2013) dan tarif listrik (Tarif Tenaga

  Listrik, 2014) sehingga membuat orang tua semakin sulit memenuhi kebutuhan

  anak-anaknya. Hal ini didapat peneliti dari komunikasi personal dengan tetangga peneliti yang memiliki anak yang sedang kuliah di USU, yakni: “Biaya perkuliahan di USU sekarang sudah lebih mahal, kalau seperti adek kan lumayan 500 ribu, sekarang anak tante biayanya 1,5 juta per semester loh, belum lagi tahun kemarin harga BBM naik, sedangkan tahun sekarang lebih susah lagi dek, harga gas naik, harga air naik, tarif listrik juga naik. Untung anak tante ada ngajar les sehingga biaya kuliah sehari-hari seperti buku, pulpen, kertas, ongkos bisalah dia bayar sendiri. Semoga anak tante cepat tamat kuliah deh..” (E, Komunikasi Personal, 12 Mei 2014) Kuliah sambil kerja bukanlah hal baru bagi masyarakat kota. Salah satu bentuk pekerjaan yang paling diminati oleh mahasiswa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (Cohen dalam Daulay & Rola, 2010). Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi mahasiswa untuk bekerja, mulai dari membantu orang tua, belajar mandiri (Pottre Koneng Kerja sambil Kuliah, 2013), mengisi waktu luang (Yenni dalam Daulay & Rola, 2010), mencari pengalaman baru dan menambah pengetahuan sebelum terjun ke masyarakat (Kuliah sambil Kerja: Sekali Dayung

  dapat Ilmu dan Materi, 2013).

  Mahasiswa yang melakukan pekerjaan sampingan umumnya adalah mahasiswa yang mengikuti perguruan tinggi swasta, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa yang mengikuti perguruan tinggi negeri, terutama USU, juga melakukan pekerjaan sampingan. Peneliti melakukan komunikasi personal dengan beberapa mahasiswa yang mengambil program strata-1 di Universitas Sumatera Utara, yakni:

  “Saya kuliah sambil kerja, Kak. Sewaktu saya SMA dulu saya sudah ngajar kak. Hitung-hitung buat uang tabungan untuk berbisnis Kak.” (S, Komunikasi Personal, 5 Juli 2013) Kuliah sambil kerja tentu memiliki dampak positif dan negatif bagi mahasiswa. Dampak positifnya adalah mahasiswa bisa belajar mengatur waktu, menambah pengalaman, wawasan, dan pergaulan. Sedangkan dampak negatifnya adalah mahasiswa yang bekerja bisa saja terlalu menikmati pekerjaannya sehingga melupakan tugasnya sebagai seorang mahasiswa untuk belajar. Hal ini membuat prestasi akademik mahasiswa menurun, kelulusannya menjadi tertunda, dan tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa ini bisa di-drop out (DO) (Kuliah

  sambil Kerja: Sekali Dayung dapat Ilmu dan Materi, 2013). Hal ini sesuai dengan

  kenyataan yang didapat, seperti yang diungkapkan oleh salah satu mantan mahasiswa Teknik USU: “saya sudah berhenti kuliah karena saya mau ngajar. Saya sudah membuka sebuah tempat les dengan penghasilan yang lumayan. Saya sudah males kuliah karena banyak tuntutan kuliah seperti Lab, magang, dan sebagainya. itu sangat merepotkan sekali.” (A, Komunikasi Personal, 6 Juli 2013)

  Berdasarkan petikan wawancara di atas, terlihat bahwa mahasiswa tersebut mengalami tekanan dalam kuliah sambil bekerja sehingga memutuskan untuk berhenti kuliah dan fokus terhadap pekerjaannya saja. Ketika mahasiswa itu memutuskan untuk berhenti kuliah, terlebih dahulu ia harus mempertimbangkan kemampuannya dengan seksama dalam mengorganisasikan situasi yang dihadapi dan memprediksi tujuan akhirnya. Setelah mempertimbangkannya dengan seksama, ia harus menyakini hasil keputusan yang diambil. Proses pertimbangan ini disebut dengan efikasi diri (Bandura, 1997).

  Efikasi diri adalah pertimbangan kapasitas individu terhadap dirinya sendiri. Efikasi ini memprediksi tujuan yang ditentukan dan performa yang dicapai oleh individu sendiri. Seseorang berperilaku ditentukan oleh hasil (outcome) dari suatu pengalaman yang dialami oleh individu tersebut. Dalam hal ini, Si A telah mempertimbangkan kemampuannya dalam mengorganisasikan pekerjaan dan perkuliahannya serta memprediksi hasil yang akan diperolehnya ketika ia tetap mempertahankan perkuliahannya ataupun pekerjaannya sehingga hasil dari pertimbangan ini akan memunculkan suatu keputusan antara memilih pekerjaan sampingan atau perkuliahan, atau bahkan kedua-duanya. Dalam komunikasi personal yang dilakukan oleh peneliti terhadap si A, didapatkan bahwa si A memiliki efikasi diri yang tinggi terhadap pekerjaannya sehingga ia berani mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan perkuliahannya di perguruan tinggi negeri USU.

  Efikasi diri ini sangat penting bagi mahasiswa karena efikasi diri dapat memprediksi tujuan dan pencapaian yang diinginkan berdasarkan pertimbangan terhadap kapasitas yang dimiliki oleh mahasiswa sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik (Bandura, 1997). Penelitian Opacic (2003) menyatakan bahwa efikasi diri tidak hanya berhubungan dengan prestasi akademik, melainkan prediktor yang signitfikan pada performa mahasiswa. Dalam penelitian Opacic

  (2003) ditemukan bahwa mahasiswa lebih reflektif dan optimis tentang performa mereka dan mempunyai minat dan motivasi yang baik terhadap hal yang dipelajarinya.

  Ada tiga dimensi efikasi diri, yaitu tingkat (level), keluasan (generality), dan kekuatan (strength). Dimensi tingkat (level) berkaitan perbedaan tingkat kesulitan dalam pengerjaan suatu tugas. Individu memiliki efikasi diri pada tugas- tugas yang sederhana dan mudah atau pada tugas yang rumit dan membutuhkan kompetensi yang tinggi. Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung memilih tugas dengan tingkat kesukaran sesuai dengan kemampuannya.

  Dalam dimensi keluasan (generality), efikasi diri berkaitan dengan penguasaan individu terhadap suatu bidang atau tugas pekerjaan. Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan mampu menguasai beberapa bidang sekaligus untuk menyelesaikan suatu tugas. Pada dimensi kekuatan (strength), efikasi individu berkaitan dengan kekuatan dan kemantapan individu terhadap keyakinannya. Efikasi diri menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan individu akan memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkannya. Setiap individu khususnya mahasiswa memiliki semua dimensi ini, akan tetapi tergantung dengan kadar yang ada dalam dirinya (Bandura, 1997).

  Efikasi diri merupakan salah satu dimensi self-regulation yang berfungsi mengatur waktu yang sesuai ketika beraktivitas. Dalam dunia pendidikan proses ini berfungsi untuk mengatur waktu dalam belajar, mengerjakan tugas, dan beraktivitas di luar perkuliahan. Efikasi berkontribusi dalam pencapaian melalui dukungan pemikiran strategis dan motivasi (Zimmerman dalam Pintrich & Schunk, 1996). Efikasi diri dapat memprediksi performa intelektual dan secara langsung mempengaruhi performa akademik melalui kognitif. individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi berusaha melakukan tugas yang lebih menantang dan berusaha lebih keras dalam mengerjakan tugasnya. Jika terjadi kegagalan, individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi mengatribusikannya sebagai usaha yang kurang atau lingkungan yang kurang mendukung. Jika tugas yang dilakukan berhasil, mereka merasa bahwa hal itu merupakan hasil dari kemampuan mereka sendiri (Tenaw, 2013).

  Tenaw (2013) melakukan penelitian terhadap mahasiswa jurusan Kimia di Perguruan tinggi Debre Markos dan hasil yang didapatkan adalah mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik. Prestasi akademis adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah maupun di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi akademis merupakan hasil dari pelaksanaan kemampuan kognitif melalui motivasi dan kemampuan regulasi diri lainya. Ketika mengalami kesulitan, individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi tetap bertahan sedangkan individu yang memiliki efikasi diri yang rendah cenderung untuk berhenti atau menyerah (Bandura & Schunck dalam Bandura, 1997).

  Efikasi diri memiliki hubungan tak langsung dengan persepsi diri. Mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi terhadap prestasi akademiknya mempunyai persepsi yang positif dan efikasi diri yang tinggi. Kekhasan persepsi dan penyesuaian kinerja tugas secara khusus dapat mempengaruhi efikasi diri mahasiswa tersebut. Efikasi diri juga berkaitan dengan peningkatan metode belajar dan dapat memprediksi hasil prestasi mahasiswa, khususnya mahasiswa yang memiliki regulasi diri yang baik. Mahasiswa yang bekerja juga harus memiliki efikasi diri dalam mengatur metode belajar yang mereka gunakan agar prestasi akademis mereka di perkuliahan tidak menurun (Zimmerman, 2000).

  Individu yang memotivasi diri mereka dengan membuat tujuan hidup mengalami progres yang cepat, dapat menguasai materi, dan mengembangkan rasa efikasi yang tinggi. Mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang rendah sangat rentan mengalami kecemasan prestasi (achievement anxiety) dalam memenuhi tuntutan akademis. Mahasiswa ini menganggap daripada berkonsentrasi pada penguasaan cara belajar dan kemampuan kognitif, lebih baik memperkuat ketidakmampuan mengerjakan tugas dan kepribadian mereka dengan cara mengingat kegagalan masa lalu dan merasa cemas dengan konsekuensi yang akan datang, serta berpikir mereka dalam kondisi emosional yang distress dan performa yang buruk (Bandura, 1997).

  Klausmeier (dalam Djaali, 2008) menyatakan bahwa perbedaan motivasi berprestasi dapat ditunjukkan dalam berbagai tingkatan prestasi terhadap prestasi belajar tergantung dengan situasi lingkungan dan situasi individu. Mahasiswa yang motivasi berprestasinya tinggi akan mencapai prestasi akademis tinggi, apabila rasa takut pada kegagalan lebih rendah daripada keinginannya untuk sukses dan tugas-tugas di kelas cukup menantang, tidak terlalu sulit, tetapi tidak terlalu mudah sehingga memiliki kesempatan untuk berhasil (Djaali, 2008). Motivasi yang dimaksud merupakan efikasi diri. Berdasarkan survei sederhana yang dilakukan peneliti terhadap 142 mahasiswa Fakultas Psikologi USU pada tanggal 17 Mei 2013, ditemukan 34 mahasiswa yang bekerja sambilan atau sekitar 23,94%. Dari 34 mahasiswa yang bekerja tersebut terdapat 13 mahasiswa yang bekerja namun memiliki IPK di bawah 3, sedangkan 21 mahasiswa yang bekerja memiliki IPK di atas 3.

  Menurut Santrock (2004), efikasi diri dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa, akan tetapi ada faktor lain yang juga mempengaruhi prestasi akademik yaitu regulasi diri, motivasi, konsep diri, dll. Akan tetapi, Schunk (dalam Santrock, 2004) lebih banyak menerapkan konsep efikasi diri pada banyak aspek prestasi pada mahasiswa.

  Berdasarkan hal di atas peneliti tertarik untuk melihat pengaruh efikasi diri pada mahasiswa yang kuliah sambil kerja terhadap prestasi akademik di Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa USU dipilih oleh peneliti karena USU merupakan universitas negeri yang paling diminati oleh calon-calon mahasiswa.

  Hal ini terbukti dari peningkatan mahasiswa yang mendaftar ke USU tiap tahunnya setelah mengikuti ujian masuk (Biro Kemahasiswaan, 2014).

  Berdasarkan pengamatan tidak terstruktur peneliti, universitas ini memiliki banyak mahasiswa yang kuliah sambil kerja.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh efikasi diri terhadap pretasi akademik pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang bekerja?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap prestasi akademik pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang bekerja.

  D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis, yaitu:

  1. Manfaat Teoritis

  a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya temuan dalam bidang psikologi, khususnya di bidang Psikologi Pendidikan, mengenai efikasi diri terhadap prestasi akademis pada mahasiswa USU yang bekerja sehingga dapat memperkaya teori-teori yang sudah ada sebelumnya.

  b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pembaca khususnya mahasiswa psikologi serta para pendidik mengenai pengaruh efikasi diri terhadap prestasi akademik pada mahasiswa USU yang bekerja.

  c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi penelitian-penelitian sejenis dalam bidang Psikologi Pendidikan.

  2. Manfaat Praktis

  a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan secara psikologis terhadap mahasiswa yang bekerja. b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai efikasi diri dan mahasiswa yang bekerja.

E. Sistematika Penulisan

  Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah:

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

  BAB II : LANDASAN TEORITIS Bab ini menguraikan teori yang mendasari masalah yang menjadi variabel dalam penelitian. Teori-teori yang dimuat adalah teori mengenai efikasi diri, prestasi akademik, dan mahasiswa yang bekerja.

  BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, metode dan alat pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian dan metode analisis data.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kolaborasi 2.1.1 Defenisi Kolaborasi - Analisis Kepuasan Perawat Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Perawat-Dokter Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

1 2 14

Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Latihan Fleksibilitas Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Klinik Ginjal Dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 30

BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Remaja 2.1.1 Defenisi Remaja - Perkembangan Psikososial Remaja Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

0 1 13

Pengendalian Nyeri (Pain Control) pada Pasien Kanker Kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 33

Pengendalian Nyeri (Pain Control) pada Pasien Kanker Kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 21

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 1 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Gambaran Tingkat Depresi pada Lansia di Desa Ulunuwih Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

0 0 23

Pengaruh Efikasi Diri terhadap Prestasi Akademik pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang Bekerja

0 1 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Efikasi Diri terhadap Prestasi Akademik pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang Bekerja

0 0 17