View of PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMERANAN BERORIENTASI TEKNIK CS PADA TEATER TRADISI
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMERANAN
BERORIENTASI TEKNIK CS PADA TEATER TRADISI
Moh.Mujib Alfirdaus
STKW Surabaya
m.mujibalfirdaus@yahoo.com
Abstrak
Pengembangan Model Pembelajaran Pemeranan Berorientasi Teknik CS Pada
Teater Tradisi ini merupakan upaya penulis dalam mengembangkan pembelajaran
pemeranan pada teater tradisi melalui teknik peran Connstantin Stanislavsky ,
meskipun kebutuhan pertunjukan teater tradisi dan teater realisme konvensional
berbeda. Selama ini metode pemeranan dalam teater tradisi masih bersifat
spontanitas, akan tetapi metode pemeranan pada teater tradisi haruslah terukur dan
bisa dipelajari pada ranah akademisi,untuk itu penulis mengembangkan metode
pemeranan berorientasi pada teknik CS sebagai bahan acuan dalam pembelajaran
pemeranan.. Seorang aktor adalah murid bagi alam dan murid bagi siapa saja
selama ilmu yang diserapnya berguna untuk mewujudkan kreatif aktingnya. Oleh
sebab itu metode CS ini menjadi sangat berpengaruh untuk melatih kecerdasan
seorang aktor berakting, meskipun kebutuhannya untuk teater tradisi. Mengapa
metode CS menjadi penting untuk dipelajari oleh calon aktor? Sebab analisis yang
digunakan oleh metode CS masih sangat logis dan bisa dinalar, dan tidak menutup
kemungkinan memberikan efek kecerdasan bagi siapa saja yang menerapkannya.
Hal inilah yang kemudian yang mendasari mengapa pentingnya Pengembangan
Model Pembelajaran Pemeranan Berorientasi Teknik CS Pada Teater Tradisi. Agar
calon aktor yang akan bermain untuk pertunjukan tradisi maupun modern,
diharapkan sudah siap dengan segala perangkat akting yang akan dimainkannya.
Oleh sebab itu metode pelatihan CS, perlu diterapkan khususnya di STKW
Surabaya. Tujuan penelitian pengembangan model pembelajaran pemeranan
berorientasi teknik CS ini dilakukan untuk mengembangkan model pembelajaran
pemeranan pada teater tradisi. Berdasarkan pengembangan yang dilakukan dalam
penelitian ini dihasilkan produk, yakni Pertama berupa buku modul pembelajaran
pemeranan berorientasi teknik CS pada teater tradisi. Buku modul pemeblajaran
sebagai produk penelitian akan dapat membantu mahasiswa dalam menerapkan
pemeranan. Produk kedua berupa buku dosen sebagai pegangan dalam proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Kata Kunci: Pemeranan,Teknik CS,Teater tradisi.
PENDAHULUAN
Jurusan
Sekolah
aktor
dalam
melakukan
Tinggi
pementasan, karena dalam teater tradisi
Kesenian Wilwatikta Surabaya pada
khususnya Jawa Timuran adalah lebih
pembelajaran mata kuliah pemeranan
dekat pada pertunjukan teater rakyat.
tradisi
Teater tradisi Jawa Timuran seperti
adalah
teater
seorang
modal
utama
untuk
49
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
ludruk. Dalam pertunjukan teater rakyat
seorang pemain dalam mementaskan
seperti Ludruk, seorang pemain atau
sebuah pertunjukan atau cerita mamiliki
aktor mempunyai daya spontanitas yang
ketrampilan untuk improvisasi. Jadi
cukup
selalu
dalam sebuah teater tradisi seorang
berimprovisasi, artinya seorang aktor di
pemain atau aktor lebih mengutamakan
dalam
aktivitas murni diatas panggung yang
tinggi.
Pemain
pertunjukan
ludruk
ketika
melakukan sebuah pementasan tidak
biasanya disebut spontanitas.
melakukan persiapan khusus seperti
Selama ini pembelajaran yang
yang dilakukan pada teater modern. Di
dilakukan oleh jurusan teater STKW
teater modern seorang aktor harus
terkait dengan mata kuliah pemeranan
membaca dan menghafal naskah dulu
tradisi
kemudian
pembelajaran praktek improvisasi secara
latihan,
sedangkan
pada
masih
menggunakan
pertunjukan Ludruk seorang pemain
langsung
dan
cukup mengetahui garis besar cerita dan
metode
atau
alurnya.
Improvisasi dalam teater tradisi sangat
Seni
pertunjukan
Indonesia
diperlukan
belum
menggunakan
teknik
maka
pemeranan.
harus
dipelajari,
khususnya teater tradisi memiliki akar
karena improvisasi dalam tradisi tidak
yang kuat pada wilayah spontanitas
dijadikan
yaitu,
pembelajaranya
seorang
aktor
atau
pemain
ilmu
maka
harus
dalam
menggunakan
mempunyai daya yang kuat dalam
konsep atau metode pemeranan dalam
melakukan kreatifitas secara langsung
improvisasi. Pada penelitian ini akan
ketika
dikembangkan
dalam
penciptaan
metode
pemanggungan. Dalam pemanggungan
pemeranan
yang
kelompok-
Constantin Stanislavsky.
kelompok tradisi, cerita tidak dituliskan
Pengembangan
dilakukan
oleh
dari
pembelajaran
metode
pemeranan
Model
dalam bentuk naskah melainkan mereka
Pembelajaran Pemeranan Berorientasi
cukup menyepakati tema atau plot pada
Teknik CS Pada Teater Tradisi adalah
cerita dan peranan karakter masing-
salah
masing pemain yang akan dipentaskan
lakukan
dihadapan
kebutuhan pertunjukan teater tradisi
penonton.
Adapun
isi,
satu
eksplorasi
bersama
yang
tim,
penulis
meskipun
pengembangan dialog, pengembangan
dan
emosi,
hingga
berbeda, akan tetapi metode pemeranan
diserahkan
yang harus dikuasai oleh aktor tidak ada
sepenuhnya pada kecerdasan intuisi
yang berbeda. Seorang aktor adalah
(kreativitas) atau daya cipta pemain
murid bagi alam dan murid bagi siapa
secara spontan di atas panggung. Inilah
saja
yang kemudian dalam teater tradisi
berguna
watak
penyelesaian
dalam
cerita
peran
50
teater
selama
realisme
ilmu
untuk
yang
konvensional
diserapnya
mewujudkan
kreatif
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
aktingnya. Oleh sebab itu metode CS ini
bahkan tidak menutup kemungkinan
menjadi
sangat
untuk
seperti haus akan pujian lucu dari
melatih
kecerdasan
aktor
penonton, akhirnya jika bermain berdua
kebutuhannya
over akting tidak terhindarkan. Dalam
untuk teater tradisi. Mengapa metode
teater tradisi memang sah-sah saja over
CS menjadi penting untuk dipelajari
akting, tetapi alangkah baiknya apabila
oleh calon aktor? Sebab analisis yang
menghidupkan tokoh dengan melawak,
digunakan oleh metode CS masih sangat
maka peran yang proporsional akan
logis
tidak
lebih mudah di dapatkan dari pada yang
memberikan
hanya mengandalkan kelucuan yang
efek kecerdasan bagi siapa saja yang
dipaksakan dari diri sendiri. Hal inilah
menerapkannya.
yang
berakting,
berpengaruh
seorang
meskipun
dan
menutup
bisa
dinalar,
kemungkinan
Meskipun
di
dan
dalam
teater
kemudian
yang
mendasari
mengapa
pentingnya
tradisi terkadang akting para aktor tidak
Model
Pembelajaran
dituntut
dalam
Berorientasi Teknik CS Pada Teater
teater
Tradisi. Agar calon aktor yang akan
terlalu
penyikapannya
realisme
serius
seperti dalam
konvensional,
tapi
seorang
bermain
untuk
Pengembangan
Pemeranan
pertunjukan
tradisi
aktor teater tradisi di tuntut untuk lebih
maupun modern, diharapkan sudah siap
fleksibel, karena tidak semua peran
dengan segala perangkat akting yang
dalam tampilan teater tradisi juga harus
akan dimainkannya.
melucu
semua,
bahkan
dalam
pengadeganan teater tradisi biasanya
METODE PENELITIN
sudah ada pembagian tokoh yang serius
Pendekatan yang digunakan dalam
dan menjiwai perasaan peran yang akan
penelitian ini adalah Educational research
dihidupkannya,
dengan
and Development (R&D) yang digunakan
pelawak yang kehadirannya terkadang
utuk menghasilkan produk tertentu dan
untuk mencairkan suasana dan menjadi
menguji keefektifan produk tersebut
pelayan para pangeran atau raja.
menurut Borg & Gall (2005). Langkah
akan
begitu
juga
Untuk para pelawak akhirnya
Borg
membantu
pertimbangan lebih jelas dan mudah
apabila
tetap
&
Gall
dipilih
mempelajari metode pemeranan CS,
dilaksanakan.
sebab seorang pelawak juga sudah
penelitian ini ada tiga tahap, yaitu
seharusnya
akan
penelitian pendahuluan atau pengkajian
menghidupkan tokoh yang melawak,
masalah, tahap pengembangan, dan
bukan hanya memainkan diri sendiri
tahap uji coba sekaligus revisi.
mengerti
dengan segala keegoan ketika berperan,
sibuk
mencari
perhatian
penonton,
51
Secara
garis
dengan
besar
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
HASIL DAN PEMBAHASAN
eksplorasi dari seorang aktor untuk
A. Teknik CS
menemukan tokohnya, bahkan jika bisa,
1.Ujian Pertama
sampai kegerakan yang lebih kecil atau
paling kecil sekalipun, tentu saja dalam
Metode ini adalah salah satu cara
prosesnya membutuhkan improvisasi,
seorang guru atau sutradara membantu
agar seorang aktor tidak terlalu lama
aktor dan murid mewujudkan obsesinya
tinggal disuatu titik dan mengulangi
untuk bermain seni peran, sebab peran
dengan tidak putus-putus sesuatu yang
yang sesuai dengan kemauan aktor itu
sudah di kenal (Sani, 2007: 5).
sendiri, akan lebih baik hasilnya apa bila
ia
mewujudkannya
dengan
2. Jika Berperan Sebuah Seni
cara
Stanislavski
bersungguh-sungguh, karena semakin
di dalam seni dan coba pahamiβ. Dalam
akan semakin mudah ia menghidupkan
penciptaan
lahir dan bathinnya tokoh yang akan ia
kebutuhan
tokoh
gerakan kecil yang membantu akting
aktor, dan penghayatan. Tentu saja hal
untuk memainkan nukilan lakon yang
ini bisa didapatkan apa bila seorang
telah dipilih sendiri. Latihan ini gunanya
aktor bisa berperan secara intuisi dengan
untuk melihat seorang aktor berada di
dekor,
dirias,
bawah
mengenakan
aktor
menghidupkan
tokoh
dimainkannya.
Latihan
diri
untuk
yang
akan
ini
juga
diperankannya
yang
tentu
seorang
akan
saja
yang
akan
di
peranan,
pentaskan
harus
bahkan
penonton
pementasan
ia
menyadari
tampak
seperti
mengalir,
menyaksikan
melihat
atau
mengintip kehidupan realita.
3. Motivasi
aktor
Sebagai
diharapkan bisa menjadi sosok atau
tokoh
sendiri,
selesai saat latihan, dan ketika di
yang membuat ia berbeda dari dirinya
supaya
keinginannya
di atas panggung, sebab hal teknis sudah
disesuaikan dengan segala perangkat
pribadi,
bermain
memikirkan apa yang harus ia perbuat
pada bagaimana seorang aktor mampu
yang
Aktor
bagaimana perasaannya dan tidak hanya
dramatik para actor, dan juga bertujuan
tokoh
dari
menghayati
bertujuan untuk menilai kesanggupan
menafsir
sadar.
menghidupkan lakon dan melepaskan
kostum, dan hal teknis lainnya yang
mengundang
dilakukan
seni, baik itu, dialog, gestur, mimik,
Sebagai
latihan pertama aktor diberi kesempatan
depan
yang
yang bisa diciptakan sebagai sebuah
mengeksplorasi
tersebut.
peran
seorang aktor, tentu saja banyak hal
perankan, sebab ada rasa senang dan
dalam
bahwa
βyang terpenting, carilah yang terindah
seorang aktor mencintai perannya maka
bahagia
mengatakan
seorang
aktor
di
atas
panggung, tentu saja harus menyadari,
perankannya.
bahwa apapun yang terjadi di atas
Latihan seperti ini sangat membutuhkan
52
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
panggung hendaklah memiliki suatu
4. Imajinasi
tujuan yaitu, suatu tujuan khusus, bukan
Seni tidak bisa dipungkiri adalah
hanya sekedar di lihat oleh penonton,
hasil dari imajinasi, begitu juga dengan
sebab di dalam kehidupan manusia juga
karya seorang pengarang drama, oleh
hidup
berdasarkan
sebab itu tujuan seorang aktor adalah
tertentu,
begitu
tujuan-tujuan
pulalah
hendaknya
mempergunakan
tekniknya
untuk
kehidupan tokoh di atas panggung yang
merobah lakon menjadi aktualitas teater
dihidupkan oleh sang aktor. Oleh sebab
(Sani, 2007: 53). Selain imajinasi seorang
itu
seniman
juga
berperan secara lahir dan bathin, baik itu
fantasi.
Bedanya
tindakan,
maupun
menciptakan hal yang mungkin ada atau
mengungkapkan perasaan, karena hal
terjadi, sedangkan fantasi membuat hal
ini telah mengalir seiring dengan alam
yang tidak ada atau tidak pernah ada
sadar dan bawah sadar manusia, itulah
dan tidak akan pernah ada. Dalam
mengapa bahwa proses latihan dan
pengaplikasiannya
eksplorasi
bukan
diharapkan seorang aktor menciptakan
hanya untuk kebutuhan teater modern,
imajinasi dengan suatu tujuan yang
di teater tradisi hal ini juga menjadi
jelas. Kekuatan imajinasi ini pula yang
penting.
akan memberikan keindahan permainan
seorang
aktor
sebaiknya
ucapan
menjadi
penting,
bisa
dituntut
menciptakan
ialah
imajinasi
tentu
saja
seorang aktor di atas panggung, dan
hasil imajinasi ini pula yang akan
dikenali atau ditandai oleh penonton.
Gambar1. Latihan Teknik CS Imajinasi
yang βidealβ utuh dan sesuai dengan
5. Konsentrasi/Pemusatan Pikiran
Semua profesi di dunia ini tentu
saja
membutuhkan
yang
apa
namanya
yang
diharapkan.
Begitu
juga
dengan seorang aktor yang hendaknya
konsentrasi atau pemusatan perhatian,
bisa
dengan harapan agar pekerjaan yang
memainkan perannya di atas panggung.
dilakukan bisa menghasilkan sesuatu
Sebab bila konsentrasi ini tidak terjaga,
53
menguasai
konsentrasinya
saat
Jurnal Buana Pendidikan
maka
bisa
penonton
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
dipastikan
juga
akan
konsentrasi
ikut
kehilangan auranya. Salah satu celah
hancur
untuk
mengetahui
seorang
aktor
keindahan
konsentrasi atau tidak dengan peran
pementasan realis tidak lagi bisa dirasa,
yang ia mainkan, adalah dengan melihat
sebab aktor telah kehilangan bangunan
matanya.
menyaksikannya,
konsentrasinya,
pertunjukan
akan
Gambar.2.Latihan Teknik CS Konsentrasi
manusia, oleh sebab itu manusia butuh
6.Mengendurkan Urat.
rileks dan tenang dalam menghadapi
Mengendurkan urat saat berperan
ialah untuk menghindari ketegangan
segala apapun.
seorang aktor yang dapat membuat ia
7.Mengendurkan Urat.
Satuan dan sasaran adalah metode
bermain tidak wajar dan tidak lues,
inilah yang dikatakan dengan relax,
teknis
sebab seorang aktor yang berperan di
seorang aktor, tujuannya adalah agar
atas panggung diharapkan bisa rileks
aktor mengerti akan alur permainan
tanpa merasa ada beban di dalam
yang ia hadirkan. Sebab naskah drama
dirinya. Tentu saja pengenduruan urat
memiliki bagian-bagian tertentu yang
ini
atas
akan dimainkan oleh seorang aktor,
panggung, tapi juga dalam kehidupan
misalnya ketika adegan muncul pertama
sehari-hari, agar hidup tidak tegang dan
di atas panggung, menyapa lawan main,
berfikirpun
berganti
berlaku
tidak
bisa
hanya
lebih
di
cemerlang.
yang
harus
pakaian,
dipahami
masuk
lagi
oleh
dll.
Ketegangan urat saat berperan akan
Peristiwa tersebut adalah suatu satuan
menyebabkan seorang aktor kehilangan
yang ada di atas panggung, atau satuan
kendali dalam memainkan perannya,
yang sudah diciptakan oleh pengarang
logika ini juga bisa dipraktekkan dalam
drama. Eksekusinya tentu saja ada pada
kehidupan sehari-hari, bahwa tidak ada
sang aktor, apakah hendak diberi isi
masalah yang bisa diselesaikan dengan
dalam satuan tersebut, yang kemudian
ketegangan dan kekakuan di dalam diri
54
Jurnal Buana Pendidikan
ditambahkan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
dengan
penemuan
Beberapa
prinsip
yang
terkait
imajinasi.
dengan produk utama adalah sintaks
8.Ingatan Emosi.
pembelajaran
Ingatan emosi adalah suatu metode
berikut:
mewujudkan pengayaan bathin aktor
a. Buku
berperan.
diharapkan
Capaian
ingatan
yang
dalam
pembelajaran
berupa sintaks-sintaks pembelajaran
keaktoran berorientasi pada teknik
adalah memunculkan rasa dalam peran,
CS yang dijabarkan dalam materi
bagaimana
seorang
ajar,
memberikan
impuls
aktor
bisa
peran yang
sehingga
namanya
emosi
Ajar
ini
mainkan,
dari
perangkat
pembelajaranya dapat dijelaskan sebagai
yang dilatihkan oleh Stanislavski untuk
dalam
dan
terwujud
dorongan
dari
ia
mandiri
yang
dalam,
akan perasaan, tidak
dan
diperuntukkan
mahasiswa,
latihan
pada
tes
yang
mahasiswa
jurusan teater semester satu STKW
setidaknya tokoh yang diperankan tidak
kering
kegiatan
Surabaya.
hanya
b. Buku
Dosen
berupa
perangkat
berkutat pada wilayah teknis, melainkan
pembelajaran mulai dari Silabus
memiliki rasa, karena rasa tersebut
dengan jumlah 1 SK dan 4 KD yang
diundang
selanjutnya dijabarkan dalam setiap
melaluai
ingatan
emosi.
Permainan tidak lagi kosong dan hampa,
Rancangan
tapi justru berisi dan dalam setiap
Pembelajaran
berakting ia kembali menjadi sebuah
Materi, kisi-kisi tes pengetahuan,
adegan baru yang hidup.
keterampilan, dan penilaian.
Pelaksanaan
c. Instrumen
B. Hasil Pengembangan
Setelah
penelitian
dilaksanakan
dan
rancangan
model
selanjutnya
keaktoran
buku
ajar
dengan
kepraktisan
tahap
utama
instrumen
model
beserta
perangkatnya.
yang
Dibawah ini merupakan penjelasan
pembelajaran
secara terperinci karakteristik kedua
teknik
CS
yang
produk
yang
dihasilkan
kemudian juga dikembangkan sintaks-
penelitian pengembangan ini.
sintaks pada teknik CS. Selain itu, pada
a. Buku Ajar Pembelajaran
langkah
instrumen
dirancang
ini
dikembangkan
penelitian
guna
yang
kesahihan (valid), keefektifan dan
pembelajaran,
produk
berupa
digunakan untuk mengukur tingkat
berupa
membuat
pengembangan
berupa
hasilnya
Penjabaran
Penelitian
seperangkat
pendahuluan
(RPP),
yang
kebutuhan
juga
Buku
telah
merupakan
langkah
merujuk
penelitian berikutnya.
Constantin
55
Ajar
Pembelajaran
sintaks-sintaks
pada
dalam
teori
Stanislasvk,
ini
yang
pemeranan
pada
teori
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
tersebut digunakan untuk menyusun
langkah
kegiatan
Pada bab tiga sampai bab dua
pembelajaran
belas dijelaskan uraian materi, langkah
pemeranan. Ada sepuluh sintaks yang
pembelajaran, rangkuman, tes mandiri,
digunakan, kesepuluh sintaks tersebut
dan LKM. Bahan ajar secara terperinci
telah dijelaskan pada tabel 4.5. BukuA
dapat dilihat pada lampiran produk
ajar yang telah dikembangkan berisi
pengembangan penelitian.
uraian materi yang harus dikuasai oleh
b. Buku Dosen
mahasiswa
dan
dengan
Buku Dosen ini berisikan beberapa
contoh-contoh, tes mandiri, tugas dan
desain pembelajaran yang dijadikan
latihan
acuan oleh dosen dalam melaksanakan
untuk
dilengkapi
mengukur
aspek
pengetahuan dan keterampilan yang di
kegiatan
gabungkan dengan LKM. Untuk lebih
diperkuliahan. Adapun isi dari buku
memperjelas
dosen dijelaskan dibawah ini:
langkah
kegiatan
pembelajaran
pemeranan
pembelajaran pemeranan dengan teknik 1) Silabus
CS, secara garis besar hasil perencanaan
Silabus
merupakan
perangkat
dari buku Ajar dapat dilihat dilampiran
pembelajaran yang digunakan dosen
produk
Ajar
dalam berisikan desain pembelajaran
terdiri dari delapan bab yang disusun
dalam satu semester. Silabus dibuat
berdasarkan SK-KD, meliputi:
sebagai
acuan
a. Bab I
: Pendahuluan
kegiatan
pembelajaran
b. Bab II
: Pengertian Drama dan
pertemuan.
pengembangan.
Buku
Teater
untuk
Silabus
merancang
dalam
setiap
pembelajaran
pemeranan teknik CS ini terdiri dari satu
c. Bab III
: Konsentrasi
SK dan empat KD. Adapun secara rinci
d. Bab IV
: Motivasi
silabus dapat dilihat pada lampiran dan
e. Bab V
: Imajinasi
buku
f. Bab VI
: Ingatan emosi
penjelasan secara garis besar disajikan
g. Bab VII
: Adaptasi
dibawah ini:
h. Bab VIII
:
Rasa
Keyakinan
dan
sedangkan
untuk
2). RPP
Kebenaran
i. Bab IX
dosen,
Rencana
: Respon Aktor terhadap
Pembelajaran
apapun
perencanaan
Pelaksanaan
merupakan
yang
disusun
program
sebagai
j. Bab X
: Kreativitas Batiniah
pedoman
k. Bab XI
: Garis yang tak terputus
untuk setiap proses pembelajaran. RPP
l. Bab XII
: Jika Berperan itu sebuah
yang
seni
pelaksanaan
dibuat
pemeranan
pada
dengan
pembelajaran
pembelajaran
teknik
CS
m.Bab XIII
: Evaluasi
merupakan pengembangan dari silabus.
n. Bab XIV
: Penutup
Komponen yang ada dalam RPP sama
56
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
dengan yang disilabus, tetapi dalam RPP
pengetahuan cara penelaian dengan
rincianya
dalam
menggunakan tes soal, sedangkan dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran
aspek keterampilan cara penilaiannya
pemeranan dalam setiap pertemuan.
dengan
Jumlah pertemuan dalam pembelajaran
disesuaikan dengan rubrik penilaian.
pemeranan dengan teknik CS adalah 16
Format penghitungan nilai pada aspek
pertemuan dengan bobot mata kuliah 2
pengetahuan dan keterampilan sama
sks. Secara lengkap dan terperinci RPP
yaitu: Nilai :
lebih
detail
pengamatan
dapat dilihat dan dibaca pada lampiran
SIMPULAN
produk pengembangan.
π½π’πππβ π πππ
π πππ ππππ ππππ
Pada
3). Kisi- Kisi Hasil Belajar.
yang
telah
π₯ 100 = .
dasamya
penelitian
Kisi-kisi hasil belajar merupakan
pengembangan ini telah menghasilkan
jawaban dari soal-soal yang ada pada
model pembelajaran, yaitu buku ajar
buku modul. Soal-soal tersebut dijadikan
pembelajaran pemeranan berorientasi
sebagai bentuk latihan mandiri sekaligus
teknik
dipadukan
pembelajaran
dengan
tugas-tugas
CS.
Pengembangan
ini
model
sekaligus
LKM.
menghasilkan perangkat pembelajaran
Bentuk soal yang ada pada buku ajar
yang sesuai untuk melaksanakan buku
ada dua aspek, yaitu pengetahuan dan
ajar. Hasil ini sesuai dengan tujuan
keterampilan. Soal dibuat berdasarkan
pengembangan yang telah dirumuskan
indikator yang terdapat dalam setiap
dalam Bab I, yaitu memperoleh model
kompetensi. Kisi-kisi yang ada pada
pemebelajaran pemeranan berorientasi
buku dosen ada dua aspek yaitu kisi-kisi
teknik CS yang sahih, praktis, dan
tes hasil belajar pengetahuan dan kisi-
efektif.
mahasiswa
yang
ada
dalam
kisi tes hasil keterampilan. Secara rinci
DAFTAR PUSTAKA
kisi-kisi dapat dibaca pada lampiran
Anirun,Suyatna. 1998. Menjadi Aktor.
produk pengembangan.
Bandung : Studi Teater Bandung
4). Pedoman Penilaian
bekerjasama
Pedoman penilaian merupakan
Rekamedia Multiprakarsa.
pada tes mandiri dan tugas-tugas yang
Anwar,Chairul. 2005. Drama Bentuk Gaya
memiliki dua aspek, yaitu penilaian
dan
penilaian
keterampilan.
Didalam
pedoman
dan Aliran, Yohyakarta : Elkaphi
Bolelavsky, Richard. 1949. Acting: The
First Six lesson. New York :
penilaian, cara penilaianya yang ada
pada
pengetahuan
penilaian
berbeda
keterampilan.
Pada
Taman
Budaya Jawa Barat Dan PT
petunjuk cara melaksanakan penilaian
pengetahuan
dengan
Published
dengan
Books.
aspek
57
by
Theatre
Arts
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
Borg, W.R & Gall, R.D. 2005. Educational
Reasearch:
An
Sumardjo, jakob. 1997. Perkembangan
Introduction.
Teater
Boston: Person.
Dan
Drama
Indonesia
.Bandung : STSI PRESS
Stanislavski,Constantin.2008.Membangu
Trianto.
n Tokoh.Jakarta;KPG
2011.
Mendesain
Pembelajaran
Cohen,Robert. 1983. Theatre Brief Edition,
Jakarta
California : Mayfield Publishing
:
Model
Inovatif-Progresif,
Kencana
Prenada
Media Group.
Company.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan
Bahan
Ajar,
Jakarta
Satoto, Soediro. 2012. Analisi Drama dan
Teater , Yogyakarta : penerbit
Textbook
Ombak.
writing: Dasar-Dasar Pemahaman,
Penulisan dan Pemakaian Buku
Ajar: Yogyakarta:Ar-ruzz Media.
Sugiyono.
El saptaria, Rikrik. 2006. Panduan Praktis
Bandung : Alfabeta
Rekayasa Sains.
Harymawan,RMA.
1998.
Dramaturgi,
bandung: CVRosda.
J.waluyo,Herman.2001. Drama (Teori dan
Pengajaranya). Yogyakarta : PT
Manindita Graha Widya.
Miiter,
Shomit,
2002.
Stanilavsky,Brecht,Grotowsky,Broo
k,
system
pelatihan
lakon,
Yogyakarta: MSPI
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta : DIVA Press.
Subandiyah, Heny. 2012. Pengembangan
Model
Pembelajaran
Apresiasi
Sastra Berdasarkan Teori Respon
Pembaca
dan
Sistem
Among,
Disertasi tidak diterbitkan
Sugiyono.
2011.
Metode
Penelitian
(Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung,
Handbook,
Metode
Pendidikan
Acting untuk Film dan Teater
Acting
2011.
penelitian
kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
58
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEMERANAN
BERORIENTASI TEKNIK CS PADA TEATER TRADISI
Moh.Mujib Alfirdaus
STKW Surabaya
m.mujibalfirdaus@yahoo.com
Abstrak
Pengembangan Model Pembelajaran Pemeranan Berorientasi Teknik CS Pada
Teater Tradisi ini merupakan upaya penulis dalam mengembangkan pembelajaran
pemeranan pada teater tradisi melalui teknik peran Connstantin Stanislavsky ,
meskipun kebutuhan pertunjukan teater tradisi dan teater realisme konvensional
berbeda. Selama ini metode pemeranan dalam teater tradisi masih bersifat
spontanitas, akan tetapi metode pemeranan pada teater tradisi haruslah terukur dan
bisa dipelajari pada ranah akademisi,untuk itu penulis mengembangkan metode
pemeranan berorientasi pada teknik CS sebagai bahan acuan dalam pembelajaran
pemeranan.. Seorang aktor adalah murid bagi alam dan murid bagi siapa saja
selama ilmu yang diserapnya berguna untuk mewujudkan kreatif aktingnya. Oleh
sebab itu metode CS ini menjadi sangat berpengaruh untuk melatih kecerdasan
seorang aktor berakting, meskipun kebutuhannya untuk teater tradisi. Mengapa
metode CS menjadi penting untuk dipelajari oleh calon aktor? Sebab analisis yang
digunakan oleh metode CS masih sangat logis dan bisa dinalar, dan tidak menutup
kemungkinan memberikan efek kecerdasan bagi siapa saja yang menerapkannya.
Hal inilah yang kemudian yang mendasari mengapa pentingnya Pengembangan
Model Pembelajaran Pemeranan Berorientasi Teknik CS Pada Teater Tradisi. Agar
calon aktor yang akan bermain untuk pertunjukan tradisi maupun modern,
diharapkan sudah siap dengan segala perangkat akting yang akan dimainkannya.
Oleh sebab itu metode pelatihan CS, perlu diterapkan khususnya di STKW
Surabaya. Tujuan penelitian pengembangan model pembelajaran pemeranan
berorientasi teknik CS ini dilakukan untuk mengembangkan model pembelajaran
pemeranan pada teater tradisi. Berdasarkan pengembangan yang dilakukan dalam
penelitian ini dihasilkan produk, yakni Pertama berupa buku modul pembelajaran
pemeranan berorientasi teknik CS pada teater tradisi. Buku modul pemeblajaran
sebagai produk penelitian akan dapat membantu mahasiswa dalam menerapkan
pemeranan. Produk kedua berupa buku dosen sebagai pegangan dalam proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Kata Kunci: Pemeranan,Teknik CS,Teater tradisi.
PENDAHULUAN
Jurusan
Sekolah
aktor
dalam
melakukan
Tinggi
pementasan, karena dalam teater tradisi
Kesenian Wilwatikta Surabaya pada
khususnya Jawa Timuran adalah lebih
pembelajaran mata kuliah pemeranan
dekat pada pertunjukan teater rakyat.
tradisi
Teater tradisi Jawa Timuran seperti
adalah
teater
seorang
modal
utama
untuk
49
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
ludruk. Dalam pertunjukan teater rakyat
seorang pemain dalam mementaskan
seperti Ludruk, seorang pemain atau
sebuah pertunjukan atau cerita mamiliki
aktor mempunyai daya spontanitas yang
ketrampilan untuk improvisasi. Jadi
cukup
selalu
dalam sebuah teater tradisi seorang
berimprovisasi, artinya seorang aktor di
pemain atau aktor lebih mengutamakan
dalam
aktivitas murni diatas panggung yang
tinggi.
Pemain
pertunjukan
ludruk
ketika
melakukan sebuah pementasan tidak
biasanya disebut spontanitas.
melakukan persiapan khusus seperti
Selama ini pembelajaran yang
yang dilakukan pada teater modern. Di
dilakukan oleh jurusan teater STKW
teater modern seorang aktor harus
terkait dengan mata kuliah pemeranan
membaca dan menghafal naskah dulu
tradisi
kemudian
pembelajaran praktek improvisasi secara
latihan,
sedangkan
pada
masih
menggunakan
pertunjukan Ludruk seorang pemain
langsung
dan
cukup mengetahui garis besar cerita dan
metode
atau
alurnya.
Improvisasi dalam teater tradisi sangat
Seni
pertunjukan
Indonesia
diperlukan
belum
menggunakan
teknik
maka
pemeranan.
harus
dipelajari,
khususnya teater tradisi memiliki akar
karena improvisasi dalam tradisi tidak
yang kuat pada wilayah spontanitas
dijadikan
yaitu,
pembelajaranya
seorang
aktor
atau
pemain
ilmu
maka
harus
dalam
menggunakan
mempunyai daya yang kuat dalam
konsep atau metode pemeranan dalam
melakukan kreatifitas secara langsung
improvisasi. Pada penelitian ini akan
ketika
dikembangkan
dalam
penciptaan
metode
pemanggungan. Dalam pemanggungan
pemeranan
yang
kelompok-
Constantin Stanislavsky.
kelompok tradisi, cerita tidak dituliskan
Pengembangan
dilakukan
oleh
dari
pembelajaran
metode
pemeranan
Model
dalam bentuk naskah melainkan mereka
Pembelajaran Pemeranan Berorientasi
cukup menyepakati tema atau plot pada
Teknik CS Pada Teater Tradisi adalah
cerita dan peranan karakter masing-
salah
masing pemain yang akan dipentaskan
lakukan
dihadapan
kebutuhan pertunjukan teater tradisi
penonton.
Adapun
isi,
satu
eksplorasi
bersama
yang
tim,
penulis
meskipun
pengembangan dialog, pengembangan
dan
emosi,
hingga
berbeda, akan tetapi metode pemeranan
diserahkan
yang harus dikuasai oleh aktor tidak ada
sepenuhnya pada kecerdasan intuisi
yang berbeda. Seorang aktor adalah
(kreativitas) atau daya cipta pemain
murid bagi alam dan murid bagi siapa
secara spontan di atas panggung. Inilah
saja
yang kemudian dalam teater tradisi
berguna
watak
penyelesaian
dalam
cerita
peran
50
teater
selama
realisme
ilmu
untuk
yang
konvensional
diserapnya
mewujudkan
kreatif
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
aktingnya. Oleh sebab itu metode CS ini
bahkan tidak menutup kemungkinan
menjadi
sangat
untuk
seperti haus akan pujian lucu dari
melatih
kecerdasan
aktor
penonton, akhirnya jika bermain berdua
kebutuhannya
over akting tidak terhindarkan. Dalam
untuk teater tradisi. Mengapa metode
teater tradisi memang sah-sah saja over
CS menjadi penting untuk dipelajari
akting, tetapi alangkah baiknya apabila
oleh calon aktor? Sebab analisis yang
menghidupkan tokoh dengan melawak,
digunakan oleh metode CS masih sangat
maka peran yang proporsional akan
logis
tidak
lebih mudah di dapatkan dari pada yang
memberikan
hanya mengandalkan kelucuan yang
efek kecerdasan bagi siapa saja yang
dipaksakan dari diri sendiri. Hal inilah
menerapkannya.
yang
berakting,
berpengaruh
seorang
meskipun
dan
menutup
bisa
dinalar,
kemungkinan
Meskipun
di
dan
dalam
teater
kemudian
yang
mendasari
mengapa
pentingnya
tradisi terkadang akting para aktor tidak
Model
Pembelajaran
dituntut
dalam
Berorientasi Teknik CS Pada Teater
teater
Tradisi. Agar calon aktor yang akan
terlalu
penyikapannya
realisme
serius
seperti dalam
konvensional,
tapi
seorang
bermain
untuk
Pengembangan
Pemeranan
pertunjukan
tradisi
aktor teater tradisi di tuntut untuk lebih
maupun modern, diharapkan sudah siap
fleksibel, karena tidak semua peran
dengan segala perangkat akting yang
dalam tampilan teater tradisi juga harus
akan dimainkannya.
melucu
semua,
bahkan
dalam
pengadeganan teater tradisi biasanya
METODE PENELITIN
sudah ada pembagian tokoh yang serius
Pendekatan yang digunakan dalam
dan menjiwai perasaan peran yang akan
penelitian ini adalah Educational research
dihidupkannya,
dengan
and Development (R&D) yang digunakan
pelawak yang kehadirannya terkadang
utuk menghasilkan produk tertentu dan
untuk mencairkan suasana dan menjadi
menguji keefektifan produk tersebut
pelayan para pangeran atau raja.
menurut Borg & Gall (2005). Langkah
akan
begitu
juga
Untuk para pelawak akhirnya
Borg
membantu
pertimbangan lebih jelas dan mudah
apabila
tetap
&
Gall
dipilih
mempelajari metode pemeranan CS,
dilaksanakan.
sebab seorang pelawak juga sudah
penelitian ini ada tiga tahap, yaitu
seharusnya
akan
penelitian pendahuluan atau pengkajian
menghidupkan tokoh yang melawak,
masalah, tahap pengembangan, dan
bukan hanya memainkan diri sendiri
tahap uji coba sekaligus revisi.
mengerti
dengan segala keegoan ketika berperan,
sibuk
mencari
perhatian
penonton,
51
Secara
garis
dengan
besar
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
HASIL DAN PEMBAHASAN
eksplorasi dari seorang aktor untuk
A. Teknik CS
menemukan tokohnya, bahkan jika bisa,
1.Ujian Pertama
sampai kegerakan yang lebih kecil atau
paling kecil sekalipun, tentu saja dalam
Metode ini adalah salah satu cara
prosesnya membutuhkan improvisasi,
seorang guru atau sutradara membantu
agar seorang aktor tidak terlalu lama
aktor dan murid mewujudkan obsesinya
tinggal disuatu titik dan mengulangi
untuk bermain seni peran, sebab peran
dengan tidak putus-putus sesuatu yang
yang sesuai dengan kemauan aktor itu
sudah di kenal (Sani, 2007: 5).
sendiri, akan lebih baik hasilnya apa bila
ia
mewujudkannya
dengan
2. Jika Berperan Sebuah Seni
cara
Stanislavski
bersungguh-sungguh, karena semakin
di dalam seni dan coba pahamiβ. Dalam
akan semakin mudah ia menghidupkan
penciptaan
lahir dan bathinnya tokoh yang akan ia
kebutuhan
tokoh
gerakan kecil yang membantu akting
aktor, dan penghayatan. Tentu saja hal
untuk memainkan nukilan lakon yang
ini bisa didapatkan apa bila seorang
telah dipilih sendiri. Latihan ini gunanya
aktor bisa berperan secara intuisi dengan
untuk melihat seorang aktor berada di
dekor,
dirias,
bawah
mengenakan
aktor
menghidupkan
tokoh
dimainkannya.
Latihan
diri
untuk
yang
akan
ini
juga
diperankannya
yang
tentu
seorang
akan
saja
yang
akan
di
peranan,
pentaskan
harus
bahkan
penonton
pementasan
ia
menyadari
tampak
seperti
mengalir,
menyaksikan
melihat
atau
mengintip kehidupan realita.
3. Motivasi
aktor
Sebagai
diharapkan bisa menjadi sosok atau
tokoh
sendiri,
selesai saat latihan, dan ketika di
yang membuat ia berbeda dari dirinya
supaya
keinginannya
di atas panggung, sebab hal teknis sudah
disesuaikan dengan segala perangkat
pribadi,
bermain
memikirkan apa yang harus ia perbuat
pada bagaimana seorang aktor mampu
yang
Aktor
bagaimana perasaannya dan tidak hanya
dramatik para actor, dan juga bertujuan
tokoh
dari
menghayati
bertujuan untuk menilai kesanggupan
menafsir
sadar.
menghidupkan lakon dan melepaskan
kostum, dan hal teknis lainnya yang
mengundang
dilakukan
seni, baik itu, dialog, gestur, mimik,
Sebagai
latihan pertama aktor diberi kesempatan
depan
yang
yang bisa diciptakan sebagai sebuah
mengeksplorasi
tersebut.
peran
seorang aktor, tentu saja banyak hal
perankan, sebab ada rasa senang dan
dalam
bahwa
βyang terpenting, carilah yang terindah
seorang aktor mencintai perannya maka
bahagia
mengatakan
seorang
aktor
di
atas
panggung, tentu saja harus menyadari,
perankannya.
bahwa apapun yang terjadi di atas
Latihan seperti ini sangat membutuhkan
52
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
panggung hendaklah memiliki suatu
4. Imajinasi
tujuan yaitu, suatu tujuan khusus, bukan
Seni tidak bisa dipungkiri adalah
hanya sekedar di lihat oleh penonton,
hasil dari imajinasi, begitu juga dengan
sebab di dalam kehidupan manusia juga
karya seorang pengarang drama, oleh
hidup
berdasarkan
sebab itu tujuan seorang aktor adalah
tertentu,
begitu
tujuan-tujuan
pulalah
hendaknya
mempergunakan
tekniknya
untuk
kehidupan tokoh di atas panggung yang
merobah lakon menjadi aktualitas teater
dihidupkan oleh sang aktor. Oleh sebab
(Sani, 2007: 53). Selain imajinasi seorang
itu
seniman
juga
berperan secara lahir dan bathin, baik itu
fantasi.
Bedanya
tindakan,
maupun
menciptakan hal yang mungkin ada atau
mengungkapkan perasaan, karena hal
terjadi, sedangkan fantasi membuat hal
ini telah mengalir seiring dengan alam
yang tidak ada atau tidak pernah ada
sadar dan bawah sadar manusia, itulah
dan tidak akan pernah ada. Dalam
mengapa bahwa proses latihan dan
pengaplikasiannya
eksplorasi
bukan
diharapkan seorang aktor menciptakan
hanya untuk kebutuhan teater modern,
imajinasi dengan suatu tujuan yang
di teater tradisi hal ini juga menjadi
jelas. Kekuatan imajinasi ini pula yang
penting.
akan memberikan keindahan permainan
seorang
aktor
sebaiknya
ucapan
menjadi
penting,
bisa
dituntut
menciptakan
ialah
imajinasi
tentu
saja
seorang aktor di atas panggung, dan
hasil imajinasi ini pula yang akan
dikenali atau ditandai oleh penonton.
Gambar1. Latihan Teknik CS Imajinasi
yang βidealβ utuh dan sesuai dengan
5. Konsentrasi/Pemusatan Pikiran
Semua profesi di dunia ini tentu
saja
membutuhkan
yang
apa
namanya
yang
diharapkan.
Begitu
juga
dengan seorang aktor yang hendaknya
konsentrasi atau pemusatan perhatian,
bisa
dengan harapan agar pekerjaan yang
memainkan perannya di atas panggung.
dilakukan bisa menghasilkan sesuatu
Sebab bila konsentrasi ini tidak terjaga,
53
menguasai
konsentrasinya
saat
Jurnal Buana Pendidikan
maka
bisa
penonton
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
dipastikan
juga
akan
konsentrasi
ikut
kehilangan auranya. Salah satu celah
hancur
untuk
mengetahui
seorang
aktor
keindahan
konsentrasi atau tidak dengan peran
pementasan realis tidak lagi bisa dirasa,
yang ia mainkan, adalah dengan melihat
sebab aktor telah kehilangan bangunan
matanya.
menyaksikannya,
konsentrasinya,
pertunjukan
akan
Gambar.2.Latihan Teknik CS Konsentrasi
manusia, oleh sebab itu manusia butuh
6.Mengendurkan Urat.
rileks dan tenang dalam menghadapi
Mengendurkan urat saat berperan
ialah untuk menghindari ketegangan
segala apapun.
seorang aktor yang dapat membuat ia
7.Mengendurkan Urat.
Satuan dan sasaran adalah metode
bermain tidak wajar dan tidak lues,
inilah yang dikatakan dengan relax,
teknis
sebab seorang aktor yang berperan di
seorang aktor, tujuannya adalah agar
atas panggung diharapkan bisa rileks
aktor mengerti akan alur permainan
tanpa merasa ada beban di dalam
yang ia hadirkan. Sebab naskah drama
dirinya. Tentu saja pengenduruan urat
memiliki bagian-bagian tertentu yang
ini
atas
akan dimainkan oleh seorang aktor,
panggung, tapi juga dalam kehidupan
misalnya ketika adegan muncul pertama
sehari-hari, agar hidup tidak tegang dan
di atas panggung, menyapa lawan main,
berfikirpun
berganti
berlaku
tidak
bisa
hanya
lebih
di
cemerlang.
yang
harus
pakaian,
dipahami
masuk
lagi
oleh
dll.
Ketegangan urat saat berperan akan
Peristiwa tersebut adalah suatu satuan
menyebabkan seorang aktor kehilangan
yang ada di atas panggung, atau satuan
kendali dalam memainkan perannya,
yang sudah diciptakan oleh pengarang
logika ini juga bisa dipraktekkan dalam
drama. Eksekusinya tentu saja ada pada
kehidupan sehari-hari, bahwa tidak ada
sang aktor, apakah hendak diberi isi
masalah yang bisa diselesaikan dengan
dalam satuan tersebut, yang kemudian
ketegangan dan kekakuan di dalam diri
54
Jurnal Buana Pendidikan
ditambahkan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
dengan
penemuan
Beberapa
prinsip
yang
terkait
imajinasi.
dengan produk utama adalah sintaks
8.Ingatan Emosi.
pembelajaran
Ingatan emosi adalah suatu metode
berikut:
mewujudkan pengayaan bathin aktor
a. Buku
berperan.
diharapkan
Capaian
ingatan
yang
dalam
pembelajaran
berupa sintaks-sintaks pembelajaran
keaktoran berorientasi pada teknik
adalah memunculkan rasa dalam peran,
CS yang dijabarkan dalam materi
bagaimana
seorang
ajar,
memberikan
impuls
aktor
bisa
peran yang
sehingga
namanya
emosi
Ajar
ini
mainkan,
dari
perangkat
pembelajaranya dapat dijelaskan sebagai
yang dilatihkan oleh Stanislavski untuk
dalam
dan
terwujud
dorongan
dari
ia
mandiri
yang
dalam,
akan perasaan, tidak
dan
diperuntukkan
mahasiswa,
latihan
pada
tes
yang
mahasiswa
jurusan teater semester satu STKW
setidaknya tokoh yang diperankan tidak
kering
kegiatan
Surabaya.
hanya
b. Buku
Dosen
berupa
perangkat
berkutat pada wilayah teknis, melainkan
pembelajaran mulai dari Silabus
memiliki rasa, karena rasa tersebut
dengan jumlah 1 SK dan 4 KD yang
diundang
selanjutnya dijabarkan dalam setiap
melaluai
ingatan
emosi.
Permainan tidak lagi kosong dan hampa,
Rancangan
tapi justru berisi dan dalam setiap
Pembelajaran
berakting ia kembali menjadi sebuah
Materi, kisi-kisi tes pengetahuan,
adegan baru yang hidup.
keterampilan, dan penilaian.
Pelaksanaan
c. Instrumen
B. Hasil Pengembangan
Setelah
penelitian
dilaksanakan
dan
rancangan
model
selanjutnya
keaktoran
buku
ajar
dengan
kepraktisan
tahap
utama
instrumen
model
beserta
perangkatnya.
yang
Dibawah ini merupakan penjelasan
pembelajaran
secara terperinci karakteristik kedua
teknik
CS
yang
produk
yang
dihasilkan
kemudian juga dikembangkan sintaks-
penelitian pengembangan ini.
sintaks pada teknik CS. Selain itu, pada
a. Buku Ajar Pembelajaran
langkah
instrumen
dirancang
ini
dikembangkan
penelitian
guna
yang
kesahihan (valid), keefektifan dan
pembelajaran,
produk
berupa
digunakan untuk mengukur tingkat
berupa
membuat
pengembangan
berupa
hasilnya
Penjabaran
Penelitian
seperangkat
pendahuluan
(RPP),
yang
kebutuhan
juga
Buku
telah
merupakan
langkah
merujuk
penelitian berikutnya.
Constantin
55
Ajar
Pembelajaran
sintaks-sintaks
pada
dalam
teori
Stanislasvk,
ini
yang
pemeranan
pada
teori
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
tersebut digunakan untuk menyusun
langkah
kegiatan
Pada bab tiga sampai bab dua
pembelajaran
belas dijelaskan uraian materi, langkah
pemeranan. Ada sepuluh sintaks yang
pembelajaran, rangkuman, tes mandiri,
digunakan, kesepuluh sintaks tersebut
dan LKM. Bahan ajar secara terperinci
telah dijelaskan pada tabel 4.5. BukuA
dapat dilihat pada lampiran produk
ajar yang telah dikembangkan berisi
pengembangan penelitian.
uraian materi yang harus dikuasai oleh
b. Buku Dosen
mahasiswa
dan
dengan
Buku Dosen ini berisikan beberapa
contoh-contoh, tes mandiri, tugas dan
desain pembelajaran yang dijadikan
latihan
acuan oleh dosen dalam melaksanakan
untuk
dilengkapi
mengukur
aspek
pengetahuan dan keterampilan yang di
kegiatan
gabungkan dengan LKM. Untuk lebih
diperkuliahan. Adapun isi dari buku
memperjelas
dosen dijelaskan dibawah ini:
langkah
kegiatan
pembelajaran
pemeranan
pembelajaran pemeranan dengan teknik 1) Silabus
CS, secara garis besar hasil perencanaan
Silabus
merupakan
perangkat
dari buku Ajar dapat dilihat dilampiran
pembelajaran yang digunakan dosen
produk
Ajar
dalam berisikan desain pembelajaran
terdiri dari delapan bab yang disusun
dalam satu semester. Silabus dibuat
berdasarkan SK-KD, meliputi:
sebagai
acuan
a. Bab I
: Pendahuluan
kegiatan
pembelajaran
b. Bab II
: Pengertian Drama dan
pertemuan.
pengembangan.
Buku
Teater
untuk
Silabus
merancang
dalam
setiap
pembelajaran
pemeranan teknik CS ini terdiri dari satu
c. Bab III
: Konsentrasi
SK dan empat KD. Adapun secara rinci
d. Bab IV
: Motivasi
silabus dapat dilihat pada lampiran dan
e. Bab V
: Imajinasi
buku
f. Bab VI
: Ingatan emosi
penjelasan secara garis besar disajikan
g. Bab VII
: Adaptasi
dibawah ini:
h. Bab VIII
:
Rasa
Keyakinan
dan
sedangkan
untuk
2). RPP
Kebenaran
i. Bab IX
dosen,
Rencana
: Respon Aktor terhadap
Pembelajaran
apapun
perencanaan
Pelaksanaan
merupakan
yang
disusun
program
sebagai
j. Bab X
: Kreativitas Batiniah
pedoman
k. Bab XI
: Garis yang tak terputus
untuk setiap proses pembelajaran. RPP
l. Bab XII
: Jika Berperan itu sebuah
yang
seni
pelaksanaan
dibuat
pemeranan
pada
dengan
pembelajaran
pembelajaran
teknik
CS
m.Bab XIII
: Evaluasi
merupakan pengembangan dari silabus.
n. Bab XIV
: Penutup
Komponen yang ada dalam RPP sama
56
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
dengan yang disilabus, tetapi dalam RPP
pengetahuan cara penelaian dengan
rincianya
dalam
menggunakan tes soal, sedangkan dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran
aspek keterampilan cara penilaiannya
pemeranan dalam setiap pertemuan.
dengan
Jumlah pertemuan dalam pembelajaran
disesuaikan dengan rubrik penilaian.
pemeranan dengan teknik CS adalah 16
Format penghitungan nilai pada aspek
pertemuan dengan bobot mata kuliah 2
pengetahuan dan keterampilan sama
sks. Secara lengkap dan terperinci RPP
yaitu: Nilai :
lebih
detail
pengamatan
dapat dilihat dan dibaca pada lampiran
SIMPULAN
produk pengembangan.
π½π’πππβ π πππ
π πππ ππππ ππππ
Pada
3). Kisi- Kisi Hasil Belajar.
yang
telah
π₯ 100 = .
dasamya
penelitian
Kisi-kisi hasil belajar merupakan
pengembangan ini telah menghasilkan
jawaban dari soal-soal yang ada pada
model pembelajaran, yaitu buku ajar
buku modul. Soal-soal tersebut dijadikan
pembelajaran pemeranan berorientasi
sebagai bentuk latihan mandiri sekaligus
teknik
dipadukan
pembelajaran
dengan
tugas-tugas
CS.
Pengembangan
ini
model
sekaligus
LKM.
menghasilkan perangkat pembelajaran
Bentuk soal yang ada pada buku ajar
yang sesuai untuk melaksanakan buku
ada dua aspek, yaitu pengetahuan dan
ajar. Hasil ini sesuai dengan tujuan
keterampilan. Soal dibuat berdasarkan
pengembangan yang telah dirumuskan
indikator yang terdapat dalam setiap
dalam Bab I, yaitu memperoleh model
kompetensi. Kisi-kisi yang ada pada
pemebelajaran pemeranan berorientasi
buku dosen ada dua aspek yaitu kisi-kisi
teknik CS yang sahih, praktis, dan
tes hasil belajar pengetahuan dan kisi-
efektif.
mahasiswa
yang
ada
dalam
kisi tes hasil keterampilan. Secara rinci
DAFTAR PUSTAKA
kisi-kisi dapat dibaca pada lampiran
Anirun,Suyatna. 1998. Menjadi Aktor.
produk pengembangan.
Bandung : Studi Teater Bandung
4). Pedoman Penilaian
bekerjasama
Pedoman penilaian merupakan
Rekamedia Multiprakarsa.
pada tes mandiri dan tugas-tugas yang
Anwar,Chairul. 2005. Drama Bentuk Gaya
memiliki dua aspek, yaitu penilaian
dan
penilaian
keterampilan.
Didalam
pedoman
dan Aliran, Yohyakarta : Elkaphi
Bolelavsky, Richard. 1949. Acting: The
First Six lesson. New York :
penilaian, cara penilaianya yang ada
pada
pengetahuan
penilaian
berbeda
keterampilan.
Pada
Taman
Budaya Jawa Barat Dan PT
petunjuk cara melaksanakan penilaian
pengetahuan
dengan
Published
dengan
Books.
aspek
57
by
Theatre
Arts
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XIV, No. 25. Februari 2018
Borg, W.R & Gall, R.D. 2005. Educational
Reasearch:
An
Sumardjo, jakob. 1997. Perkembangan
Introduction.
Teater
Boston: Person.
Dan
Drama
Indonesia
.Bandung : STSI PRESS
Stanislavski,Constantin.2008.Membangu
Trianto.
n Tokoh.Jakarta;KPG
2011.
Mendesain
Pembelajaran
Cohen,Robert. 1983. Theatre Brief Edition,
Jakarta
California : Mayfield Publishing
:
Model
Inovatif-Progresif,
Kencana
Prenada
Media Group.
Company.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan
Bahan
Ajar,
Jakarta
Satoto, Soediro. 2012. Analisi Drama dan
Teater , Yogyakarta : penerbit
Textbook
Ombak.
writing: Dasar-Dasar Pemahaman,
Penulisan dan Pemakaian Buku
Ajar: Yogyakarta:Ar-ruzz Media.
Sugiyono.
El saptaria, Rikrik. 2006. Panduan Praktis
Bandung : Alfabeta
Rekayasa Sains.
Harymawan,RMA.
1998.
Dramaturgi,
bandung: CVRosda.
J.waluyo,Herman.2001. Drama (Teori dan
Pengajaranya). Yogyakarta : PT
Manindita Graha Widya.
Miiter,
Shomit,
2002.
Stanilavsky,Brecht,Grotowsky,Broo
k,
system
pelatihan
lakon,
Yogyakarta: MSPI
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta : DIVA Press.
Subandiyah, Heny. 2012. Pengembangan
Model
Pembelajaran
Apresiasi
Sastra Berdasarkan Teori Respon
Pembaca
dan
Sistem
Among,
Disertasi tidak diterbitkan
Sugiyono.
2011.
Metode
Penelitian
(Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung,
Handbook,
Metode
Pendidikan
Acting untuk Film dan Teater
Acting
2011.
penelitian
kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
58