View of MENGATASI PERMASALAHAN BELAJAR SISWA MELALUI KONSELING EKLEKTIF DENGAN PERILAKU ATTENDING
MENGATASI PERMASALAHAN BELAJAR SISWA MELALUI KONSELING EKLEKTIF DENGAN PERILAKU ATTENDING YANI SITI ROKIYAH
SMP Negeri 6 Bangkalan
Abstrak : Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : Prestasi belajar rendah, Kurang minat belajar, Pelanggaran tata tertib, Membolos, sering terlambat, bertengkar, sulit beradaptasi, pemalu, penakut, penyendiri, berbicara kotor, dan berperilaku kasar. Objek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX C SMP Negeri 6 Bangkalan berjumlah 40 siswa dengan rincian 22 laki-laki dan 18 perempuan. Setting Lokasi Penelitian tindakan Kelas ini ruang kelas IX-C dan ruang guru BP SMP Negeri 6 Bangkalan Kabupaten Bangkalan. Hasil pengumpulan data, analisis data, pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh peneliti dan guru selaku konselor melalui ketekunan pengamanan, perpanjangan keikutsertaan peneliti, triangulasi, dan reviem informan sebagai kunci (Moelong, 1995) dalam penelitian tindakan kelas siklus I, II, dan III yang dipergunakan peneliti dan guru untuk mengambil keputusan. Maka dari hasil analisis data; Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Data Hasil Observasi Kepribadian Klien pada situs I, II, dan III diperoleh hasil 30,83 presikat kurang sekali, siklus II = 41,66 predikat kurang dan pada siklus III = 61,66 predikat sedang/cukup baik. Bimbingan Konseling terhadap tiga siswa X, Y, dan Z yang bermasalah tidak berhenti pada siklus III, tetapi masih berkelanjutan melalui upaya attending konselor selaku guru, juga peneliti sekaligus sebagai kepala sekolah memantau terus perkembangan tingkah laku klien agar klien lebih mantap untuk bertindak positif.
Kata kunci : Belajar, konseling eklektif, perilaku attending
Based on the above background, the problems in this study can be identified as follows: Low learning achievement, Lack of interest in learning, Code violations, skipping, often late, arguing, difficulty adapting, shy, limid, loner, talking dirty, and behaving rude. The object of this class action research is the students of class
IX C SMP Negeri 6 Bangkalan amount of 40 students with details of 22 men and
18 women. Setting Location Research action this classroom IX-C classroom and the teacher room at SMP Negeri 6 Bangkalan Bangkalan District. The results of data collection, data analysis, examination of data validity obtained by researcher and teacher as counselor through security persistence, extension of researcher participation, triangulation, and informant's reviem (Moelong, 1995) in class I, II and III classroom action research used researchers and teachers to make decisions. So from the results of data analysis; Observation Result of Teacher Activity and Observation Data of Client Personality on site I, II, and III obtained result 30,83 less once, cycle II = 41,66 predicate less and at cycle III = 61,66 predicate.
Pendahuluan
Setiap orang sepakat bahwa dikanlah upaya mencetak Sumber Da- pendidikan adalah investasi hidup
ya Manusia yang berkualitas, beri- yang paling berharga. Melalui pendi-
man, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Melalui Konseling Eklektif, Yani Siti Rokiyah
Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan tidak masuk sekolah, berbicara berkemampuan tinggi akan dapat
kotor, over acting ketika belajar. dicapai. Sebagaimana diamanatkan
7. Malas mencatat mata pelajaran. dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003
8. Tidak menindak lanjuti proses be- bahwa pendidikan adalah usaha sadar
lajar mengajar.
untuk menyiapkan peserta didik me-
9. Tidak bergairah atau termotivasi lalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dalam belajar.
dan atau latihan bagi peranannya di
10. Siswa tidak melaksanakan bela- masa yang akan datang.
jar, dan diskusi kelompok. Salah satu yang tersurat secara
11. Tidak bergairah dalam melaksa- implisit dalam penyelenggaraan pen-
nakan tugas atau latihan mata didikan menurut UUSPN yaitu me-
pelajaran.
lalui kegiatan bimbingan yang lazim
12. Siswa malas berkonsultasi de- dikenal dengan istilah Bimbingan dan
ngan guru.
konseling. Keberadaan Bimbingan Dalam praktiknya penanganan dan Konseling di sekolah memberi-
masalah-masalah siswa di atas dalam kan dampak positif yang amat besar
kerangka bimbingan dan konseling terhadap perkembangan pendidikan
diselesaikan melalui konseling indi- dan pribadi siswa, hal ini mengingat
vidu maupun konseling kelompok. banyaknya permasalahan belajar yang
Berbagai teori dikemukakan oleh para dialami siswa. (Ahmadi, Abu &
ahli mengenai pendekatan atau teknik Supriono, Widodo. 2004 : 16) menge-
yang digunakan oleh konselor ketika mukakan permasalahan belajar yang
proses konseling berlangsung. Pada dihadapi siswa antara lain:
dasarnya pendekatan/teknik konseling
1. Siswa mngalami kesulitan dalam itu dibagi tiga (Moh. Surya : 1988). mempersiapkan kondisi fisik dan
yaitu : teknik konseling direktif, non- psikisnya.
direktif dan Eklektif. Teknik Konse-
2. Siswa tidak dapat mempersiapkan ling Eklektif merupakan penggabu- bahan dan peralatan sekolahnya.
ngan dua teknik Konseling Direktif
3. Sarana dan prasarana di perpusta- dan Non Direktif Peneliti memadukan kaan kurang menunjang.
kebaikan dua teknik konseling ter-
4. Pralatan di laboratorium kurang sebut, mengembangkan dan menerap- lengkap, sehingga tidak dapat
kan dalam praktek sesuai dengan memberikan pelayanan yang sesu-
permasalahan belajar siswa dengan ai dengan pelajaran.
berorientasi pada teknik hubungan
5. Siswa tidak mempunyai kebera- antara konselor dengan klien yaitu nian untuk menyampaikan perta-
Teknik Eklektif dengan Perilaku nyaan atau pernyataan dalam pro-
Attending, yang dikemas dalam se- ses pembelajaran.
buah judul penelitian tindakan kelas
6. Siswa sering melanggar kedisi- (PTK) : “Mengatasi Permasalahan plinan kehadiran di sekolah, misal-
Belajar Siswa Kelas IX Semester 2 nya sering datang terlambat, sering
Melalui Konseling Eklektif Dengan
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomor 2, Desember 2016, hlm 208-233
Perilaku Attending di SMP Negeri 6 dap tujuan atas kegiatannya, atau Bangkalan Tahun Pelajaran 2015-
hasil berpikir dan disertai dengan 2016”.
dorongan dan reaksi emosi, seba- gai akibat dari kepuasan yang me-
Kajian Teori
madai dari kondosi dorongannya.
Pengertian Prestasi Belajar
Abin Syamsudin (2003 : 134) Untuk memahami apa yang di-
merangkumkan pengertian belajar maksud dengan prestasi belajar, tentu
dari beberapa ahli dalam satu per- mudah memberikan jawaban dengan
nyataan yakni suatu proses peru- begitu saja, mengingat bayak kompo-
bahan perilaku atau pribadi sese- nen dan faktor yang ikut melatar-
orang.
belakanginya. Ada faktor yang ber- Pengertian belajar dapat disim- asal dari luar diri siswa, dan ada pula
pulkan : a) Belajar adalah mempe- yang berasal dari dalam diri siswa itu
roleh perubahan tingkah laku, b) sendiri yaitu faktor psikologis dan
hasil belajar ditandai dengan peru- pisiologi.
bahan seluruh aspek tingkah laku, Meskipun demikan tidak me-
c) belajar merupakan suatu proses, ngurangi makna ungkapan diatas, dan
d) proses belajar terjadi karena untuk lebih memudahkan dalam me-
adanya dorongan dan tujuan yang mehami pengertian prestasi belajar,
akan dicapai, e) belajar merupakan berbagai faktor yang terlibat dalam
suatu bentuk pengalaman. proses belajar dan akhirnya me-
2) Faktor-faktor yang terlibat dalam ngemukakan tentang prestasi belajar
proses belajar
tersebut. Pada dasarnya kehidupan seko-
1) Pengertian Belajar lah tidak ubahnya dengan kehidu- Skinner mengartikan belajar
pan sosial yang sangat luas. Seko- sebagai suatu proses adaptasi peri-
lah merupakan miniatur kehidupan laku secara progresif. (Nana S, dan
sosial. Para siswa yang belajar ber- M. Surya, 1975 : 59). Sedangkan
usaha mempersiapkan diri untuk Prandsen (1957 : 43) memberikan
memasuki kehidupan sosial secara batasan belajar sebagai berikut:
matang.
…. a change in experience or Interaksi antara sejumlah indi- behavior resulting from purposeful
vidu dalam lingkungan sekolah, observation, over activity, or
juga terlibatnya lingkungan sekitar, thingking, and accompairid by
sehingga mewujudkan kondisi motivational-emosional reactions,
yang amat kompleks dalam proses which results in more adequate
belajar mengajar di sekolah. Fak- satisfaction of the motivating
tor-faktor dalam diri murid (intern) conditions.
dan faktor yang datang dari luar Belajar adalah suatu perubahan
(extern) secara bersama-sama turut tingkah laku atau pengalaman se-
mempengaruhi kegiatan belajar bagai akibat dari perhatian terha-
murid yang hasilnya tercermin da-
Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Melalui Konseling Eklektif, Yani Siti Rokiyah
lam perubahan pola-pola perilaku Interaksi ketiga masukan terse- mereka. Abi Syamsudin (2003 :
but dapat mempengaruhi keluaran 143) mengemukakan sebuah bagan
yang diharapkan (expected output) yang melukiskan betapa komplek-
yaitu berupa hasil belajar para nya kemungkinan interaksi antar
siswa. Bloom dan kawan-kawan berbagai aktor atau komponen
membedakan hasil belajar yang yang mempengaruhi belajar me-
diharapkan itu berdasarkan atas ngajar (PBM) di sekolah. Bagan
kawasan (taxonomy), mulai yang
1: Komponen-komponen yang ter- paling sederhana sampai yang pa- libat dalam PBM (Abin Syam-
ling kompleks. Ketiga kawasan sudin, 2003 : 143) Bagan di atas
keprilakuan manusia itu ialah ka- menjelaskan bahwa ada tiga ma-
wasan kognitif (cognitive domain), sukan (input) yang secara sendiri-
kawasan afektif (affective domain), sendiri atau bersama-sama turut
dan kawasan psikomotorik (psy- mempengaruhi PBM. Pertama
chomotorik domain ). masukan mentah (raw input), yak-
3) Prestasi Belajar ni berbagai karakteristik yang di-
Bagan yang dikemukakan oleh miliki oleh individu atau siswa ke-
Abin Syamsuddin di atas kiranya tika memasuki suatu PBM, berba-
cukup jelas memberikan gambaran gai karakteristik yang mencakup
mengenai banyaknya faktor yang baik yang akan memberikan kemu-
mempengaruhi PBM, dan hasil dahan atau merupakan kendala
dari proses itu (akan) tercermin dalam belajar sisa. Siswa sebagai
dalam bentuk prestasi belajar. raw input mempunyai pembawaan
Prestasi belajar (achevoment) da- yang beraneka ragam. Sebagai
pat diketahui dengan mengeva- mahluk individual tentunya banyak
luasi mereka dengan memperguna- hal yang berbeda, misalnya : kapa-
kan tes tertentu. Dengan demikian, sitas dasar bakat mempengaruhi
bagan tadi menunjukan faktor- proses serta hasil belajar yang
faktor yang dapat mempengaruhi dicapai. Kedua masukan instru-
prestasi belajar siswa di sekolah. mental atau sarana (Instrumental input). Yakni merupakan berlang-
Starategi Dasar Layanan Bimbingan
sungnya PBM, Ketiga masukan
di SMP
lingkungan (environmental input) Pelayanan Bimbingan dan Kon- yakni letak sekolah, situasi dan
seling di sekolah/madrasah merupa- keadaan fisik sekolah, susunan
kan usaha membantu peserta didik sekolah, hubungan antar individu
dalam pengembangan kehidupan pri- di dalamnya dan faktor-faktor yang
badi, kehidupan sosial, kegiatan bela- dapat menjadi penunjang atau
jar, serta perencanaan dan pengemba- penghambat bagi berlangsungnya
ngan karir. Pelayanan Bimbingan dan PBM secara berhasil.
Konseling memfasilitasi pengemba- ngan peserta didik, secara individual,
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomor 2, Desember 2016, hlm 208-233
kelompok dan atau klasikal, sesuai membantu peserta didik mengem- dengan kebutuhan, potensi, bakat,
bangkan kemampuan belajar da- minat, perkembangan, kondisi, serta
lam rangka mengikuti pendidikan peluang-peluang
sekolah/madrasah dan belajar se- Pelayanan ini juga membantu meng-
yang
dimiliki.
cara mandiri. Pengembangan karir, atasi kelemahan dan hambatan serta
yaitu bidang pelayanan yang mem- masalah yang dihadapi peserta didik.
bantu peserta didik dalam mema- hami dan menilai informasi, serta
Pengertian Bimbingan dan Konse-
memilih dan mengambil keputusan
ling
karir.
Bimbingan dan Konseling ada-
2. Fungsi Bimbingan dan Konse-
lah pelayanan bantuan untuk peserta
ling
didik, baik secara perorangan maupun
a) Pemahaman, yaitu fungsi untuk kelompok, agar mampu mandiri dan
membantu peserta didik mema- berkembang secara optimal, dalam
hami diri dan lingkungannya. bidang pengembangan kehidupan pri-
b) Pencegahan, yaitu fungsi untuk badi, kehidupan sosial, kemampuan
membantu peserta didik mampu belajar, dan perencanaan karir, mela-
mencegah atau menghindarkan lui berbagai jenis layanan dan kegi-
diri dari berbagai permasalahan atan pendukung, berdasarkan norma-
yang dapat menghambat per- norma yang berlaku.
kembangan dirinya.
1. Bidang Pelayanan Bimbingan
c) Pengentasan, yaitu fungsi untuk
dan Konseling
membantu peserta didik menga- Pengembangan kehidupan pri-
tasi masalah yang dialaminya. badi, yaitu bidang pelayanan yang
d) Pemeliharaan dan pengemba- membantu peserta didik dalam
ngan, yaitu fungsi untuk mem- memahami, menilai, dan mengem-
bantu peserta didik memelihara bangkan potensi dan kecakapan,
menumbuh-kembangkan bakat dan minat, serta kondisi
dan
berbagai potensi dan kondisi sesuai dengan karakteristik kepri-
positif yang dimilikinya. badian dan kebutuhan dirinya se-
e) Advokasi, yaitu fungsi untuk cara realistik. Pengembangan kehi-
membantu peserta didik mem- dupan sosial, yaitu bidang pela-
peroleh pembelaan atas hak dan yanan yang membantu peserta di-
atau kepentingannya yang ku- dik dalam memahami dan menilai
rang mendapat perhatian. serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan
Teknik Konseling
efektif dengan teman sebaya, ang-
1. Konseling Eklektif, Teknik Kon- gota keluarga, dan warga lingku-
seling Eklektif merupakan pengga- ngan sosial yang lebih luas.
bungan dua pendekatan Direktif Pengembangan kemampuan be-
dan Non-Direktif. Konseling Ek- lajar, yaitu bidang pelayanan yang
lektif yang mengambil berbagai
Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Melalui Konseling Eklektif, Yani Siti Rokiyah
kebaikan dari dua kebaikan dari dua pendekatan atau dari berbagai teori konseling, mengembangkan dan menerapkan dalam praktek se- suai dengan permasalahan klien. Konseling Eklektif lebih tepat dan sesuai dengan filsafat tujuan bim- bingan dan konseling dari pada sikap yang hanya mengandalkan satu pendekatan satu pendekatan atau satu dua teori tertentu saja (Moh. Surya : 1988).
2. Konseling Direktif, Dalam kon- seling direktif klien bersifat pasif, dan yang aktif adalah konselor. Dengan demikian inisiatif dan peranan utama pemecahan masalah lebih banyak ditentukan oleh kon- selor. Klien bersifat menerima perlakuan dan lebih banyak di- tentukan oleh konselor. Dalam konseling direktif diperlukan data yag lengkap dengan klien untuk dipergunakan diagnosis. Diagnosis direktif konseling beraliran Beha- vioristik, yaitu layanan konseling yang berorientasi pada perubahan tingkah laku secara langsung. Sela- in itu diperlukan konseling secara individual, dan kelompok pada bimbingan konsultasi lainnya yang memberikan sumbangan langsung kepada keberhasilan siswa sekolah maupun di luar sekolah. Laporan tersebut secara langsung dibenar- kan dan mendapat dukungan hasil diagnosis yang pada umumnya berbentuk kegiatan yang langsung ditujukan pada pengubahan ting- kah laku klien.
3. Konseling Non-Direktif, Teknik konseling Non-Direktif, tersebut
juga Client Centered theraphy, pendekatan ini diperoleh oleh Carl Rongers dan Universitas Wiconsin di Amerika Serikat. Merupakan upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada klien, klien diberi kesempatan untuk menge- mukakan persoalan, perasaan dan pikiran-pikirannya secara bebas. Pendekatan ini berasumsi dasar bahwa seseorang yang mempu- nyai masalah sendiri. Tetapi oleh karena suatu hambatan, potensi dan kemampuannya itu tidak dapat berkembang atau berfungsi seba- gaimana mestinya.
Untuk memfungsikan kembali kemampuannya klien memerlukan bantuan, maka dalam konseling, inisiatif dan peranan untama ter- letak pada pundak klien sendiri. Sedangkan kewajiban dan peran konselor hanya mempersiapkan su- asana agar potensi dan kemampuan yang pada dasarnya ada pada klien untuk berkembang secara optimal, menciptakan hubungan konseling yang hangat, dan permisif. Me- nurut Roger menjadi tanggung jawab klien sendiri untuk mem- bantu dirinya sendiri. Prinsip yang penting adalah mengupayakan agar dengan baik. Teori ini didasari kajejat manusia, dan tingkah laku- nya : pendekatan konseling berali- ran Humanistik (Sofyan. S. Willis, 2004 : 176). Aliran ini menekan- kan pentingnya pengembangan po- tensi dan kemampuan yang secara hakiki ada pada diri setiap indivi- du. Potensi dan kemampuan yang berkembang menjadi penggerak
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomor 2, Desember 2016, hlm 208-233
bagi upaya individu untuk Posisi tubuh : agak condong ke mencapai tujuan-tujuan hidupnya.
arah klien, jarak antara konselor dengan klien agak dekat, duduk
Perilaku Attending
berhadapan atau Perilaku Attending , (teknik
akrab
berdampingan. menghadapi klien) melalui kontak
Tangan : variasi gerakan mata, bahwa badan, bahasa lisan,
tangan/lengan spontan berubah- sehingga klien akan terlihat dalam
menggunakan tangan pembicaraan terbuka. Attending baik
ubah,
sebagai isyarat, menggunakan untuk meningkatkan harga diri klien
untuk menekankan yang bebas. Perlu dihindari konselor
tangan
ucapan.
berpenampilan attending yang kurang Mendengarkan : aktif penuh baik seperti: kepala kaku, muka kaku,
perhatian, menunggu ucapan ekspresi
klien hingga selesai, diam pandangan, tidak terlihat saat klien
melalun,
mengalihkan
saat kesempatan sedang bicara, mata melotot. Posisi
(menanti
bereaksi), perhatian terarah pada tubuh bersandar miring, tegak kaku,
lawan bicara.
jarang duduk, jarak duduk menjauh, Contoh perilaku attending yang duduk kurang akrab, dan berpaling.
tidak baik :
Memutuskan pembicaraan, berbicara Kepala : kaku terus tanpa ada teknik dim untuk
Muka : kaku, ekspresi melamun, memberi kesempatan klien guna
mengalihkan pandangan, tidak berpikir dan berbicara. Penelitian
melihat saat klien sedang bicara, konselor terpecah, mudah buyar oleh
mata melotot. gangguan (Sofyan. S. Willis, 2004 :
Posisi tubuh : tegak kaku, 176).
bersandar, miring, jarak duduk Perilaku attending disebut juga
dengan klien menjauh, duduk perilaku menghampiri klien yang
kurang akrab dan berpaling. mencakup komponen kontak mata,
pembicaraan, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.
Memutuskan
berbicara terus tanpa ada teknik Perilaku attending yang baik dapat:
diam untuk memberi kesempatan
1. Meningkatkan harga diri klien. klien berfikir dan berbicara.
2. Menciptakan suasana yang aman Perhatian : terpecah, mudah
3. Mempermudah ekspresi perasaan buyar oleh gangguan luar. klien dengan bebas. Contoh perilaku attending yang
Kajian Hasil Penelitian
baik :
tindakan kelas Kepala : melakukan anggukan
Penelitian
mempergunakan Konseling Eklektif jika setuju
dengan Perilaku Attending dalam Ekspresi wajah : tenang, ceria,
mengatasi permasalahan siswa kelas senyum
IX yang rata-rata berusia 15-16 tahun dengan berasumsi dasar bahwa
Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Melalui Konseling Eklektif, Yani Siti Rokiyah
siswa/klien kurang mampu mengatasi dan intensitas pemanfaatan jasa kon- sendiri terhadap masalah yang diha-
seling anak.
dapi, karena itu klien membutuhkan Melalui konseling Eklektif bantuan dari orang lain, yaitu guru
dengan Perilaku Attending yang bero- selaku konselor. Guru sebagai kon-
rientasi kepada pengubahan tigkah selor harus memiliki khasanah teori
laku secara langsung, akan membe- dan teknik konseling yang justru jauh
rikan sumbangan kepada keberhasilan lebih kaya dari pada mereka yang
siswa di sekolah maupun di luar seko- bertjuan di lingkungan sekolah yang
lah. Dari rujukan di atas cukup alasan lebih tinggi (HM. Arifin 2003: 22).
perlunya anak SMP memperoleh bim- Teori dan teknik-teknik konse-
bigan konseling menggunakan konse- ling peorangan yang dipakai untuk
ling Eklektif dengan Perilaku Atten- anak-anak SMP. Anak SMP perlu
ding secara terprogram. Selanjutnya banyak perhatian, dan konselor ber-
peneliti menyakini akan membawa tanggung jawab penuh melindungi
perubahanyang sangat berarti bagi kerahasiaan mereka, mendorong anak
siswa.
agar mampu datang untuk mempe- roleh layanan bimbingan Selanjutnya
Metode Penelitian
guru, Kepala Sekolah, dan orang tua Objek penelitian tindakan kelas hendaknya saling bekerjasama. Guru
ini adalah siswa kelas IX C SMP paling dekat bergaul, memperhatikan
Negeri 6 Bangkalan berjumlah 40 sis- segenap tingkah laku anak-anak se-
wa dengan rincian 22 laki-laki dan 18 hari-hari di sekolah, sikap-sikap ke-
perempuan.
biasaan belajar, hubungan sosial me- Subjek penelitian tindakan kelas reka, tingkah laku yang menyimpang
ini meliputi : data-data hasil wawan- dengan mengetahui kekuatan dan
cara terhadap responden, sumber data kelemahan anak-anak yang dapat
peristiwa : hasil observasi, hasil ana- diketahui secara langsung oleh guru,
lisis dokumen, artifak yang berasal lalu guru dapat memberi bantuan dan
dari siswa/klien maupun dari guru/ dapat pula mengalih tangankan ke-
konselor dan peneliti. Subjek peneli- pada konselor / Kepala Sekolah yang
tian yang berasal dari siswa berupa masih cukup memiliki pemahaman
hasil pengamatan tentang : tentang siswanya sebagai konselor
1. Partisipasi dalam belajar, bekerja yang aktif, banyak perhatian, sering
sama, berani bertanya menciptakan suasana, melakukan ke-
2. Tidak berbicara kotor, tidak ber- giatan yang menyenangkan, mengun-
tengkar
tungkan anak, akan dirasakan denkat
3. Berani berpendapat, membuka diri, dan banyak dikunjungi anak. Maka
berterus terang
fungsi konselor dengan segala peran
4. Cerita, gembira, menerima nasihat, yang dapat diberikan kepada mereka,
merencanakan tindakan akan banyak menentukan frekuensi
Guru/konselor dalam kegiatan bimbingan konseling berupa :
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomor 2, Desember 2016, hlm 208-233
1. Mengamati, mencatat, mengum- terhadap apa yang dikatakan pulkan data tentang sejauh mana-
klien
kah pengaruh bimbingan konseling
15. Bertindak sebagai leading/ me- menggunakan teknik attending Ek-
mimpin arah pembicaraan lektif terhadap gairah belajar siswa
16. Penyimpulan dan prestasi belajar siswa
sementara/Summariing
17. Memberi kesempatan kepada ngan konseling
2. Tercapainya tujuan pokok bimbi-
klien untuk feed back/mengambil
3. Ekspresi wajah guru/konselor te- kilah baik dari hal-hal yang telah nag, ceria, tersenyum
dibicarakan
18. Penyimpulan hasil secara berta- ding selalu berupaya untuk berpe-
4. Guru selaku konselor dalam atten-
hap guna meningkatkan kualitas nampilan baik, seperti: kepala me-
diskusi
ngangguk jika setuju dan mela-
19. Pemberian nasehat, informasi dan kukan kontak pandang dengan sis-
merencanakan tindakan selanjut- wa/klien
nya
5. Posisi tubuh konselor agak con- dong kearah klien, jarak dekat, du-
Setting Lokasi Penelitian tin- duk akan berhadapan atau berdam-
dakan Kelas ini ruang kelas IX-C dan pingan
ruang guru BP SMP Negeri 6 Bang-
6. Tangan konselor bervariasi me- kalan Kabupaten Bangkalan lakukan gerakan tangan/lengan
spontans berubah arah sebagai
Hasil Penelitian dan Pembahasan
syarat menekankan ucapan
Gambaran Umum
7. Kesabaran mendengarkan, aktif Peneliti selaku konselor menyu- penuh perhatian, menunggu uca-
sun perencanaan penelitian tindakan pan klien hingga selesai.
kelas dalam bimbingan konseling in-
8. Empati ikut merasakan apa yang dividual terhadap tiga orang siswa dirasakan klien
yang mempunyai kesaman permasa-
9. Merefleksi/pematulan kembali pe- lahan belajar melalui Teknik Eklektif rasaan, pikiran pengalaman klien
dan Perilaku Attending
Directing/mengarahkan klien Keputusan
11. Paraphasing/dapat
Identifikasi Tahap Kerja Bertindak Usaha
menangkap
Masalah
Penyebab Pemecahan/Mengat
pesan utama klien
asi Masalah
12. Interprestasi/berupaya megulas
pemikiran, perasaan, perilaku Pengendalian diri
Berbicara
Kurang
kotor / keteladanan dan sebagai tindak
yang merujuk pada teori
tidak
perhatian dari lanjut agar siswa
13. Bertanya membuka percakapan
senonoh,
orang tua tidak berbicara,
dan menyampaikan pertanyaan memberi tugas dan
bertengkar
berdoa
tertutup terhadap klien
14. Minimal Encouragment atau
1. Siklus I
memberikan dorongan langsung
Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Melalui Konseling Eklektif, Yani Siti Rokiyah
Siklus I terdiri dari empat taha- belum kegiatan belajar me- pan yaitu : perencanaan, imple-
ngajar ; yaitu pukul 11.00 mentasi, observasi, evaluasi dan
Guru selaku konselor me- refleksi.
ngajark tiga orang siswa
1. Perencanaan
yang bermasalah sama ke
a. Mendiagnosis permasalahan ruang guru. Satu persatu belajar siswa, penyebab per-
klien dipanggil, mereka du- masalahan dirumuskan
duk berhadapan dengan guru
b. Guru menyampaikan pena- /konselor. nganan permasalahan belajar
b. Tahap pertengahan (45 me- siswa menggunakan tahapan-
nit) ; pukul 11.10 – 11.55, tahapan atau langkah-lang-
Konselor langsung menu- kah Teknik Eklektif dan
ju kepermasalahan mereka ; Perilaku Attending
yaitu tentang perkataan tin-
c. Guru/Konselor menganalisis dak senonoh. Secara bergan- data tentang klien
tian konselor menanyai kli-
d. Guru/Konselor en; dimulai dari X, Y, dan Z. melaksanakan sintesis data
c. Tahap akhir (5 menit) ; pukul untuk mengenal kekuatan-
11.55 – 12.00 kekuatan dan kelemahan-
3. Observasi dan Evaluasi, kelemahan klien
Peneliti dan rekan guru ber-
e. Diagnosis masalah prognosis kolaborasi untuk melakukan pe- atau prediksi tentang per-
ngamatan, mengamati jalan-nya kembangan masalah selan-
bimbingan kelompok dan Kon- jutnya pemecahan masalah,
seling Eklektif dengan Peri-laku tindak lanjut dan peninjauan
Attending menilai respon siswa, hasil-hasil konseling
melakukan pemantauan hasil
f. Merancang instrumen penga- pengamatan dan wawan-cara. matan dan wawancara
4. Refleksi
2. Implementasi
Mendiskusikan hasil penga- Bimbingan dilaksanakan di
matan dan wawancara. Berda- ruang guru menggunakan Pen-
sarkan hasil pengamatan siklus dekatan Eklektif dan Perilaku
I yang belum menunjukan per- Attending peneliti mengamati
kembangan, maka peneliti dan penanganan permasalahan bela-
konselor sepakat untuk me- jar siswa yang terdiri dari :
ngadakan perencanaan perbai-
a. Tahap Awal (10 menit) : kan guna perbaikan kegiatan pukul 11.00 – 11.10,
konseling pelaksanan siklus II. Konselor mengajak klien
X, Y, dan Z untuk mendefi-
2. Siklus II
nisikan masalah, Bimbingan
1. Perencanan
Konseling dilaksanakan se-
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomor 2, Desember 2016, hlm 208-233
a. Mendiagnosis permasalahan pandang dengan siswa/klien. belajar siswa, penyebab per-
Ekspresi wajah guru/konselor masalahan dirumuskan
tenang, ceria, tersenyum. Posisi
b. Guru menanyakan penanga- tubuh konselor condong kearah nan permasalahan belajar sis-
klien, konselor mendengarkan wa menggunakan tahapan-
penjelasan dari siswa dengan tahapan atau langkah-lang-
cukup perhatian, sabar menung- kah Eklektif Attending
gu penjelasan klien.
c. Guru/Konselor menganalisis Tindakan 3, Empati konse- data tentang klien
lor (berusaha ikut merasakan
d. Guru kelas IX melaksanakan apa yang dirasakan klien) sintesis data untuk mengenal
Tindakan 4, Konselor me- kekuatan-kekuatan dan kele-
minta klien untuk menjelaskan mahan-kelemahan klien
lebih lanjut jauh tentang pe-
e. Diagnosis masalah prognosis rasaan X berupa pertanyaan atau prediksi tentang per-
terbuka.
kembangan masalah selan- Tindakan 5, Karena klien jutnya pemecahan masalah,
masih diam saja, maka konselor tindak lanjut dan peninjauan
mencoba untuk merefleksikan hasil-hasil konseling.
memantulkan kembali perasaan,
f. Merancang instrumen penga- pikiran, pengalaman klien matan dan wawancara
menggali perasan, pengalaman, Pada implementasi guru ke-
dan pikiran klien karena keba- las selaku konselor melaksana-
nyakan tertutup/menyimpan ra- kan bimbingan konseling me-
hasia, tidak mau bahkan tidak ngadakan Pendekatan Eklektif
dapat berterus terang Attending di ruang guru, selan-
b. Tahap Pertengahan (45
jutnya peneliti mengamati pena-
menit) pukul 11.10 – 11.55
nganan permasalahan belajar Konselor belajar dengan de- siswa yang terdiri dari :
finisi masalah bersama-sama
a. Tahap awal (10 menit) pukul
klien; tujuan untuk mengolah
maalah klien yang sudah di- Tindakan I, Konselor berta-
definisikan maka konselor me- nya untuk membuka percakapan
lakukan :
dengan klien raut dengan wajah Tindakan 1, Guru selaku yang menunjukan keramahan.
konselor bertindak sebagai Tindakan 2, Dalam siklus II
leading / memimpin agar klien Konselor melakukan kegiatan
tidak melantur Attending cukup baik kepala
Tindakan 2, Konselor me- mengangguk jika setuju dan
laksanakan paraphrasing / me- konselor melakukan kontak
nangkap pesan utama / fokus
Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Melalui Konseling Eklektif, Yani Siti Rokiyah
klien, konselor mengatakan inti Tindakan 1, Konseling me- pesan utama klien yang berbe-
nyampaikan hasil secara ber- lit-belit
tahap guna meningkatkan kua- Tindakan 3, Konselor mela-
litas diskusi, memperjeles fokus kukan directing / mengarahkan
pada wawancara konseling agar klien bermain peran; ber-
Tindakan 2, Konselor perlu buat sesuatu, menghayal seba-
mendorong klien untuk me- gaimana kejadian yang ditutur-
ngatakan hal yang sebenarnya kan kepada konselor
melalui attending yang baik Tindakan 4, Konselor men-
Tindakan 3, Menjelang coba menaksir keinginan X
akhir konseling konselor mem- Tindakan 5, Konselor mem-
bantu klien untuk merencana- bantu klien untuk memperjelas
kan/ memprogram untuk action, perubahan sikap yang mestinya
perbuatan nyata yang produktif dapat mereka lakukan
bagi kemajuan dirinya Tindakan 6, Saat klien
Tindakan 4, Menilai / mengatakan hal yang tidak
evaluasi (“Bagaimanakah pera- sama dengan perasaan, sorot
saan nanda sekarang?”) mata, kegelisahan yang berten-
Tindakan 5, Mengakhiri tangan dengan apa yang dike-
proses konseling mukakan maka konselor me- ngadakan
3. Siklus III
Tindakan 7, Guru selaku
1. Perencanaan
konselor mengadakan Minimal
a. Konselor dan peneliti men- Encouragement atau memberi-
diagnosis kembali permasa- kan dorongan langsung terha-
lahan belajar siswa penyebab dap apa yang dikatakan klien.
permasalahan dirumuskan Oh …ya…, terus…lalu…Dan
b. Guru mengupayakan pena- …kemudian…. Wah ….mmmh.
nganan permasalahan belajar Tindakan 8, Konselor mem-
siswa menggunakan tahapan- berikan informasi, merencana-
tahapan atau langkah-lang- kan tindakan selanjutnya
kah Eklektif Attending Tindakan 9, Konselor mem-
c. Guru kelas IX melaksanakan berikan manfaat
sintesis data untuk mengenal Tindakan 10, Konselor
kekuatan-kekuatan dan kele- memberikan manfaat pada klien
mahan-kelemahan klien untuk feed back/ mengambil ki-
d. Diagnosis masalah prognosis lah balik dari hal-hal yang telah
atau prediksi tentang per- dibicarakan
kembangan masalah selan-
c. Tahap akhir / tahap Action (5
jutnya pemecahan masalah-
menit) pukul 11.55 – 12.00
an, tindak lanjut dan pe-
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomor 2, Desember 2016, hlm 208-233
ninjauan hasil-hasil konse- ngamatan, mengamati jalannya ling.
bimbingan individual dan Ek-
2. Implementasi
lektif Attending serta menilai Pada prinsipnya implement-
respon siswa, malakukan pe- tasi siklus III seperti pada siklus
mantauan hasil pengamatan dan
II ; konselor lebih mengopti- wawancara. malkan penanganan masalah
4. Refleksi
melalui Teknik Eklektif dan Mendiskusikan hasil penga- Perilaku Attending pada : Ta-
matan dan wawancara. Berda- hap awal, tahap pertengahan
sarkan hasil pengamatan siklus dan tahap akhir ; yaitu konselor
III, telah menunjukan perkem- bertanya untuk membuka perca-
bangan, maka peneliti atau kon- kapan dengan raut wajah yang
selor sepakat untuk menganalisa sudah menunjukan keramahan,
data, dan penyusunan laporan penampilan guru juga baik;
berdasarkan hasil pengamatan kepala mengangguk jika setuju
dan wawancara. dan konselor melakukan kontak pandang dengan siswa cukup santai, tenang, dan ramah.
Pembahasan Per Siklus
Posisi tubuh konselor agak Siklus I, Siklus I terdiri dari empat condong kearah klien, tangan
tahapan yaitu : perencanaan, imple- digerakan sesuai kebutuhan un-
mentasi, observasi, evaluasi dan ref- tuk lebih menyakinkan klien.
leksi
Konselor berusaha ikut mera-
1. Perencanaan
sakan apa yang dirasakan klien
a. Mendiagnosis permasalahan be- sehingga X, Y, dan Z terbuka
lajar siswa penyebab permaala- untuk mengemukakan isi ha-
han dirumuskan tinya. Juga kesedihannya. Kon-
b. Guru mengupayakan penanga- selor memuji ide X, guru selaku
nan permasalahan belajar siswa konselor mengadakan Minimal
menggunakan tahapan-tahapan Encouragment atau memberi-
atau langkah-langkah teknik kan dorongan langsung terha-
Eklektif dan Perilaku Attending dap apa yang dikatakan klien.
c. Guru / Konselor menganalisis Oh …..ya….., terus…. Dan
data tentang klien …..kemudian ….. Wah….
d. Guru kelas IX melaksanakan Mmmhh. konselor memberi ke-
sintesis data untuk mengenal sempatan pada klien untuk feed
kekuatan-kekuatan dan kelema- back/ mengambil alih balik dari
han klien
hal-hal yang telah dibicarakan.
e. Diagnosis masalah prognosis
3. Observasi dan Evaluasi
atau prediksi tentang perkemba- Peneliti dan rekan guru ber-
ngan masalah selanjutnya pe- kolaborasi untuk melakukan pe-
mecahan masalah, tindak lanjut
Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Melalui Konseling Eklektif, Yani Siti Rokiyah
dan peninjauan hasil-hasil kon- seling
f. Merancang instrument penga- matan dan wawancara
2. Implementasi
Pada saat implementasi konse- lor melaksanakan bimbingan kon- seling menggunakan Pendekatan Konseling Eklektif dengan Peri- laku Attending, peneliti mengamati penanganan permasalahan belajar siswa yang terdiri dari :
a. Tahap awal (10 menit) , Kon- selor mengajak klien X, Y, dan Z untuk mendefinisikan masa- lah. Bimbingan konseling dilak- sanakan sebelum kegiatan bela- jar mengajar, yaitu pukul 11.00 guru selaku konselor mengajak tiga orang siswa yang berma- salah sama ke ruang kelas. Satu persatu dipanggil, mereka du- duk berhadapan dengan guru /konselor. Guru menyapa klien- nya dengan raut wajah yang kaku, dan jengkel mereka ber- kata yang kurang senonoh. Sambil menundukan kepala; klien membalas sapaan guru- nya.
b. Tahap Pertengahan (45 me-
nit), Konselor langsung menuju ke permasalahan ; yaitu berkata tidak senonoh. Konselor berbi- cara sambil melemparkan pan- dangan tajam kearah siswa, guru menanyai terus menerus
X, Y, dan Z ; konselor sama sekali tidak memberi kesempa- tan X, Y, dan Z untuk men- jawab. Dengan pertanyaan se- rupa, ditambah raut wajah yang
kaku, tegang, agak marah, dan suara agak keras, terkesan me- ngadili tampak sekali. Klien hanya menjawab; ya dan tidak saja, sehingga keterangan be- lum banyak diperoleh pada saat pertengahan. Konselor kemudi- an berpesan bahwa anak seko- lah tidak boleh berbicara kotor dan bertengkar dengan siapa saja, serta hal ini tidak boleh diulang lagi. Guru menekankan /menerapkan sanksi bahwa apa- bila perbuatan ini diulang lagi; maka mereka akan dikeluarkan dari sekolah. Guru meminta siswa untuk berjanji tidak me- ngulang lagi kejadian diatas dan segera meminta maaf, dan bersalaman kepada teman. Sis- wa satu persatu maju untuk me- ngucapkan janji tidak mengu- lang lagi perbuatannya dan ber- salaman meminta maaf.
c. Tahap Akhir (5 menit), Kon- selor mengingatkan sekali lagi bahwa anak sekolah tidak boleh berbicara kotor dan bertengkar dengan siapa saja, hal ini tidak boleh diulang lagi. Guru mene- kankan bahwa apabila perbu- atan ibi diulang lagi akan dike- luarkan dari sekolah. Guru meminta siswa untuk berjanji tidak mengulang lagi kejadian diatas. Kemudian konselor me- ngatakan bahwa mereka besok sisang pukul 11.00 agar datang ke sekolah, dan guru berpesan agar mereka berpamitan kepada orang tua. Guru mengatakan bahwa siswa boleh keluar
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomor 2, Desember 2016, hlm 208-233
menanti lonceng tanda masuk, bangan masalah selanjutnya pe- bersiap untuk belajar bersama
mecahan masalah, tindak lanjut siswa yang lain.
dan peninjauan hasil-hasil kon-
d. Observasi dan Evaluasi, Pene-
seling
liti dan rekan guru berkolabo-
f. Merancang instrument penga- rasi melakukan pengamatan me-
matan dan wawancara ngamati jalannya bimbingan
2. Implementasi
kelompok dan Pendekatan Kon- Pada implementasi guru kelas seling Eklektif dengan Perilaku
selaku konselor melaksanakan Attending; menilai respon sis-
bimbingan konseling mengguna- wa, melakukan pemantauan ha-
kan Konseling Elekrik dengan sil pengamatan dan wawancara.
Perilaku Attending. Peneliti me-
e. Refleksi, Mendiskusikan hasil ngamati penanganan permasalahan pengamatan dan wawancara.
belajar terdiri dari : Berdasarkan hasil pengamatan
a. Tahap awal (10 menit)
siklus I belum menunjukan per- Tindakan I : Konselor ber- kembangan, maka peneliti dan
tanya untuk membuka perca- konselor sepakat untuk menga-
kapan dengan klien raut wajah dakan perencanaan perbaikan
sudah menunjukan keramahan guna perbaikan kegiatan bimbi-
masih tampak agak kaku ngan konseling pada pelaksana-
Tindakan 2 : Dalam kegi- an siklus II.
atan Attending ; penampilan gu- ru sudah baik ; Kepala me-
Siklus II
ngangguk jika setuju dan kon-
1. Perencanaan
selor melakukan kontak pan-
a. Mendiagnosis permasalahan be- dang dengan siswa/klien Eks- lajar siswa, penyebab permasa-
presi wajah konselor, tenang lahan dirumuskan
seria, tersenyum. Posisi tubuh
b. Guru mengupayakan penanga- konselor belum condong ke nan permasalahan belajar siswa
arah klien, konselor mende- menggunakan tahapan-tahapan
ngarkan penjelasan dari siswa atau langkah-langkah Konseling
dengan cukup perhatian, sabar Eklektif
menunggu penjelasan klien. Attending
dengan
Perilaku
Tetapi ketika X mau berkata
c. Guru/ konselor menganalisis
jujur.
data tentang klien Tindakan 3 : Empati kon-
d. Guru kelas IX melakanakan selor (berusaha ikut merasakan sintesis data untuk mengenal
apa yang dirasakan klien) be- kekuatan-kekuatan dan kelema-
lum tampak; karena pandangan han-kelemahan klien
konselor tajam memandang pa-
da X sehingga X dalam men- atau presiksi tentang perkem-
e. Diagnosis masalah prognosis
jawab tidak berani memandang
Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Melalui Konseling Eklektif, Yani Siti Rokiyah
konselor, klien belum terbuka lisi, menjadi pemain sepak bola untuk mengemukakan isi hati
terkenal?”)
dari lubuk hati yang paling da-
b. Tahap pertengahan (45
lam, dan ia belum mau menge-
menit)
mukakan penderitaannya. Konselor bekerja dengan Tindakan 4 : Konselor me-
definisi masalah bersama-sama minta klien untuk menjelaskan
klien ; tujuannya untuk mengo- lebih jauh tentang perasaan X
lah masalah klien yang sudah berupa pertanyan terbuka (“me-
didefinisikan maka konselor ngapa kamu sering berbicara
melakukan : kotor?”) guru/konselor sudah
Tindakan I, Guru selaku diam sesaat untuk memberi
konselor bertindak sebagai lea- kesempatan klien untuk me-
ding/memimpin agar klien tidak nyampaikan perasaan, pikiran
melantur, maka konselor me- atau usul kepada guru. Namun
mimpin arah pembicaraan se- klien masih diam saja (konselor
hingga mencapai tujuan kon- perlu bersikap santai, perlu
seling (Menurut Bapak rencana kesabaran, diam sejenak, mung-
yang kamu sampaikan baik kin sambil menanyai klien lain-
sekali, coba waktunya perlu nya dahulu, apabila klien belum
diatur lebih cepat, supaya ke- mau berterus terang).
giatan belajar siswa tetap ber- Tindakan 5 : Karena kita
jalan lancar sekaligus kamu masih diam saja, maka konselor
dapat mengembangkan hobi mencoba untuk merefleksikan
bermain sepak bola?”) memantulkan kembali tentang
Tindakan 2, Konselor me- perasan, pikiran, pengalaman
laksanakan
klien (“nampaknya nanda mera- paraphrasing/menangkap pesan sa menyesal. Itu baik. Benarkah
utama/fokus klien, konselor me- demikian?” itu berarti X sebe-
ngatakan inti pesan utama klien narnya anak yang baik. Bisakah
berbelit-belit. Konselor me- nanda mengemukakan kejadian
nangkap pesan X, rasa keta- selengkapnya kepada bapak?”)
kutan karena dihadang X, Y, Tindakan 6 : Konselor
dan Z. terangkanlah tentang dia! menggali perasaan , pengala-
Apakah ada sesuatu yang perlu man, dan pikiran klien karena
disampaikan? Bagaimanakah kebanyakan klien tertutup/ me-
perasaan Nanda saat itu? Da- nyimpan rahasia, tidak mau
patkan Nanda kemukakan hal bahkan tidak dapat terus terang
itu selanjutnya kepada Bapak?” (Bapak yakin kamu dapat men-
Tindakan 3, Konselor mela- jelaskan lebih jauh ide untuk
kukan directing/ mengarahkan mencapai cita-cita menjadi po-
agar klien bermaian peran, ber- buat sesuatu, menghayal sesu-
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomor 2, Desember 2016, hlm 208-233
atu bagaimana kejadian yang Encouragment atau memberi- dituturkan kepada konselor.
kan dorongan langsung terha- (“Apakah Nanda bisa menjelas-
dap apa yang dikatakan klien. kan secara apa adanya? Bagai-
Oh … ya… terus …. Dan … manakah sikap, kata-kata X
kemudian…..wah…. ketika mengancam ?”)
mmmmmd…. Tindakan 4, Konselor men-
Tindakan 8, Konselor mem- coba menaksir keinginan X
beri informasi, merencanakan untuk membentuk group sepak
tindakan selanjutnya (“tahukah bola dibawah pimpinannya, ka-
Nanda isi tata tertib sekolah rena X mempunyai bakat sepak
kita?”)
bola tendangannya kuat sekali Tindakan 9, Konselor mem- (“nanda seolah-olah berkeingi-
beri nesehat (Nanda sudah cu- nan untuk mengajak teman-
kup besar, apakah masih me- temannya membentuk kelom-
merlukan nasehat dari Bapak?”) pok dan berlatih sepak bola.
Tindakan 10, Konselor Apakah demikian?”)
memberi kesempatan pada klien Tindakan 5, Konselor mem-
untuk feed back / mengambil bantu klien untuk memperjelas
kilah balik dari hal-hal yang perubahan sikap mestinya dapat
telah dibicarakan. (Setelah kita dilakukan (“nampaknya Nanda
berbincang-bincang selama 10 belum mengatakan yang sebe-
menit, Bapak harap, nanda narnya. Adakah yang Nanda
salah dapat menyimpulkan maksudkan di ejek, kemudian
pembicaraan kita. Coba katakan membalas? Barangkali Nanda
apa sajakah yang dapat nanda merasa menyesal, namun nasi
simpulkan?”) sudah menjadi bubur. Yang
c. Tahap Akhir / Tahap Action
sudah berlalu biarlah berlalu
(5 menit)
yang penting untuk hari esok Tindakan I, Konseling me- marilah kita rencanakan kegi-
nyimpulkan hasil secara berta- atan yang lebih baik”)
hap guna meningkatkan kualitas Tindakan 6, Saat klien me-
diskusi, menjelaskan fokus pda ngatakan hal yang tidak sama
wawancara konseling (“Baik- dengan perasaan, sorot mata,
lah, Bapak pikir Nanda sudah kegelisahan yang bertentangan
mempunyai satu keputusan dengan apa yang dikemukakan
namun masih belum mantap. maka konselor mengadakan
Cobalah Nanda katakan. Bapak konfrontasi (“Nanda tidak ada
pasti akan mendengarkan!”) masalah, tetapi mengapa Nanda
Tindakan 2, Konselor perlu gelisah sekali?”)
mendorong klien untuk menga- Tindakan 7, Guru selaku
takan hal yang sebenarnya me- konselor mengadakan Minimal
lalui Attending yang baik, (“Bo-
Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Melalui Konseling Eklektif, Yani Siti Rokiyah
lehkan Nanda berbicara kotor, guna perbaikan kegiatan bim- bertengkar dengan teman? Me-
bingan konseling pada pelaksanaan ngapa tidak boleh? Nampaknya
siklus III.
Nanda masih ragu lagi me- nyatakan hal itu tidak boleh?”)
Siklus III
Tindakan 3, Menjelang
1. Perencanaan
akhir konseling, konselor mem-
a. Konselor dan peneliti mendi- bantu klien untuk merencakana
agnosis kembali permasalahan memprogramkan untuk action,
belajar siswa penyebab perma- perbuatan nyata yang produktif
salahan dirumuskan bagi kemajuan dirinya (“Nah
b. Guru mengupayakan pengama- apakah tidak lebih baik Nanda
nan permasalahan belajar siswa mulai menyusun rencana baik
menggunakan tahapan-tahapan berpedoman hasil pembicaraan
atau langkah-langkah Konseling kita? Kalau begitu tindakan
dengan Perilaku apakah yang sebenarnya Nanda
Eklektif
Attending
lakukan? Adakah usul yang
c. Guru/konselor menganalisis da- ingin disampaikan kepada ayah,
ta tentang klien ibu, dan guru?”)
d. Guru kelas IX melakukan sin- Tindakan 4, Menilai/ eva-
tesis data untuk mengenal luasi (“Bagaimanakah perasaan
kekuatan-kekuatan dan kelema- Nanda sekarang?”)
han-kelemahan klien Tindakan 5, Mengakhiri
e. Diagnosis masalah prognosis proses konseling (“Jika tidak
atau prediksi perkembangan ada lagi yang nanda sampaikan
masalah, selanjutnya pemeca- apakah dapat kita akhiri?”)
han masalah, tindak lanjut dan
3. Observasi dan Evaluasi, peninjauan hasil-hasil konseling Peneliti dan rekan guru berko-
2. Implementasi, Pada prinsipnya laborasi untuk melakukan penga-
implementasi siklus III seerti pada matan, mengamati jalannya bim-
siklus II, hanya konselor lebih bingan konseling melalui pende-
mengoptimalkan penanganan ma- katan Eklektif attending serta
salah melalui Konseling Eklektif menilai respon siswa, melakukan
dengan Perilaku Attending pada : pemantauan hasil pengamatan dan
Tahap awal, tahap pertengahan, wawancara.
dan tahap akhir : yaitu konselor
4. Refleksi
pada bertanya untuk membuka- Mendiskusikan hasil pengama-
percakapan dengan raut wajah tan dan wawancara hasil penga-
yang sudah menunjukan kerama- matan siklus II belum menunjukan
han, penampilan guru juga baik ; perkembangan, maka peneliti dan
kepala mengangguk jika setuju dan guru/konselor sepakat untuk me-
melakukan kontak ngadakan perencanaan perbaikan
konselor
pandang dengan cukup santai,
Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomor 2, Desember 2016, hlm 208-233
tenag, ceria, dan ramah. Posisi tbuh konselor agak condong ke arah klien, tangan digerakan sesuai kebutuhan untuk lebih menyakin- kan klien. Konselor mendengarkan penuh perhatian, dan kesabaran empati konselor berusaha ikut merasakan apa yang dirasakan klien sehingga X, Y, dan Z terbuka untuk mengemukakan isi hatinya, juga kesedihannya. Konselor me- muji ide X untuk membentuk group sepak bola, dan menasehati belajar giat agar cita-cita menjadi polisi dapat tercapai. Guru selaku konselor mengadakan Minimal Encouragment atau memberikan dorongan langsung terhadap apa yang dikatakan klien. Oh… ya …, terus…. lalu…. an… kemu- dian…. wah….mmh… konselor memberi kesempatan pada klien untuk feed back / mengambil kilah balik dari hal-hal yang telah dibicarakan.
3. Observasi dan Evaluasi.
Peneliti dan rekan guru berkola- borasi untuk melakukan pengama- tan, mengamati jalannya bimbi- ngan konseling melalui pendekatan Eklektif attending serta menilai respon siswa, melakukan peman- tauan hasil pengamatan dan wa- wancara