TUGAS AKHIR - Pusat Perdagangan Meubel di Surakarta Sebagai Sarana Informasi, Promosi dan Transaksi
PUSAT PERDAGANGAN MEUBEL DI SURAKARTA SEBAGAI SARANA INFORMASI, PROMOSI DAN TRANSAKSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ( S1 ) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA
DISUSUN OLEH : SINTIA DEWI WULANNINGRUM
I0207088
Pembimbing : Ir. Musyawaroh,MT.
Amin Sumadyo, ST. MT.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
PUSAT PERDAGANGAN MEUBEL DI SURAKARTA SEBAGAI SARANA INFORMASI, PROMOSI DAN TRANSAKSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Strata Satu Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh :
SINTIA DEWI WULANNINGRUM I0207088
Pembimbing : Ir. Musyawaroh,MT. Amin Sumadyo, ST. MT.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
JURUSAN ARSITEKTUR/ FAKULTAS TEKNIK Sintia Dewi Wulanningrum/ I0207088
Furniture Trade Center in Surakarta as A Place Information, Promotion And Transactions
ABSTRACT
Furniture center in Surakarta is a place / facilities that accommodate various activities related to trading activities of furniture such as information, promotion, transactions and other supporting facilities, so that the community and related professions can take advantage of information relating to product and furniture manufacturers can do promotion, marketing and transactions furniture products that are sold in a place that is attractive and communicative.
The background of the trade center furniture designed in Surakarta, among others, the spread of furniture industry in Surakarta and its surroundings, the absence of container that holds and markets furniture appropriate and proper and the lack of promotional activities to lower middle businessmen.
The purpose designed furniture emporium in Surakarta is to accommodate all the activities associated with fitted furniture with supporting facilities. Supporting facilities that contained among other activities of the seminar, eat & drink events, worship, activities of a business center, association activities, consulting activities, trading activities supporting furniture items such as paint, seat cushions etc..
Keywords: furniture trade center, information, promotion, transaction, support facilities
Sintia Dewi Wulanningrum/ I0207088
PUSAT PERDAGANGAN MEUBEL DI SURAKARTA SEBAGAI SARANA INFORMASI, PROMOSI DAN TRANSAKSI ABSTRAK
Pusat perdagangan meubel di Surakarta adalah suatu tempat/sarana yang mewadahi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan perdagangan meubel seperti kegiatan informasi,promosi , transaksi dan sarana penunjang lainnya, sehingga masyarakat dan profesi-profesi terkait dapat memanfaatkan informasi yang berkaitan dengan produk meubel serta produsen dapat melakukan promosi,pemasaran dan transaksi produk-produk meubel yang di jual dalam suatu tempat yang atraktif dan komunikatif.
Latar belakang dirancangnya pusat perdangan meubel di Surakarta antara lain tersebarnya industri meubel di Surakarta dan sekitarnya, tidak adanya wadah yang menampung serta memasarkan meubel yang sesuai dan tepat dan kurangnya kegiatan promosi pengusaha menengah ke bawah.
Tujuan dirancangnya pusat perdagangan meubel di Surakarta adalah untuk menampung segala aktivitas yang berkaitan dengan meubel dengan dilengkapi fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang yang diwadahi antara lain kegiatan kegiatan seminar, kegiatan makan&minum, ibadah, kegiatan business center, kegiatan asosiasi, kegiatan konsultasi, kegiatan jual beli barang penunjang meubel seperti cat, bantal kursi dll.
Kata kunci : pusat perdagangan meubel, informasi, promosi, transaksi, fasilitas
f. Sistem Penangkal Petir ................................................................... 140
g. Sistem Air Bersih ........................................................................... 141
h. Sistem Air Kotor dan Air Hujan .................................................... 142
i. Sistem Pengelolaan Sampah ........................................................... 142
PENDAHULUAN
A. STATEMENT Pusat perdagangan meubel adalah suatu bangunan yang menjual beraneka ragam perabot yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan rumah, kantor dan sebagainya
Surakarta adalah salah satu kota penting dan terbesar kedua di Jawa Tengah. Berpenduduk sekitar 500.000 jiwa (KBBI), yang direncanakan sebagai lokasi bangunan pusat perdagangan meubel.
Sarana promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. (kbbi)
Transaksi adalah persetujuan jual beli (dl perdagangan) antara dua pihak (http://www.artikata.com/arti-354993-transaksi.php)
Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsepseperti arti, pengetahuan, negentropy, komunikasi, kebenaran, represe ntasi, dan rangsangan mental.(kbbi)
B. LATAR BELAKANG Sejak abad 20, perdagangan merupakan ciri utama kehidupan kota
Surakarta. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan industri yang dibangun baik di dalam kota maupun di sekitar kota Surakarta,sehingga dari ”Tri Krida Utama” yaitu sebagai kota olahraga,kota budaya dan kota pariwisata yang telah dicanangkan oleh Pemda Dati II Surakarta berubah menjadi ”Panca Surakarta. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan industri yang dibangun baik di dalam kota maupun di sekitar kota Surakarta,sehingga dari ”Tri Krida Utama” yaitu sebagai kota olahraga,kota budaya dan kota pariwisata yang telah dicanangkan oleh Pemda Dati II Surakarta berubah menjadi ”Panca
dengan wilayah terbangun yang melebihi administrasinya. Bidang industri dan perdagangan menempatkan kota Surakarta sabagai salah satu dari 10 kota besar di indonesia. Di samping itu kota Surakarta memiliki aset historis dan kultural yang menjadikannya tetap populer karena memiliki tiga daya tarik utama yaitu:
1. Letak geografisnya yang berada pada simpul hubungan perkotaan utama yang potensial (Semarang, Jogjakarta, Surabaya).
2. Berkembanganya industri jasa, kerajinan dan pusat perdagangan yang cukup pesat hingga ke daerah sekitarnya.
3. Intensitas hubungan dengan pusat menarik penyelenggara kegiatan besar di kota Surakarta.
Keadaan geografis kota Surakarta yang berada pada simpul lalu lintas utama juga ikut mendukung pertumbuhan kota Surakarta. Pertumbuhan ini dapat diamati pesatnya pertambahan jumlah penduduk, baik itu pertumbuhan penduduk dan kelahiran bayi maupun dari arus urbanisasi.
Usaha mebel merupakan salah satu usaha potensial di wilayah Surakarta. Industri muebel di wilayah ini melibatkan 216 eksportir serta menyerap tenaga kerja sebesar kurang lebih 44.000 orang. Dengan output kurang lebih 690 kontainer 40 FT/bulan, industri ini mencatat nilai ekspor sebesar Rp. 841,23 miliar. Industri mebel dari Kota Surakarta sudah terkenal sejak lama, karena mempunyai kualitas yang baik dan harga yang kompetitif. Teknis ukiran yang ada sebagian merupakan warisan dari para leluhur di mana seiring perkembangan jaman mengalami penyempurnaan.
belakangan mulai banyak juga menggunakan kayu mahoni dan jenis yang lain. (sumber : dinas perindustian dan perdagangan surakarta)
Tersebarnya sentra-sentra produksi meubel di Solo Raya antara lain di Kecamatan Serengan di daerah Gilingan, Banjarsari terdapat Pasar meubel ‘Ringin Semar’ , indusrti meubel di daerah Gemolong, industry meubel rotan yang berada di daerah Trangsang Gatak serta toko-toko meubel lainnya yang tersebar di sepanjang daerah Slamet Riyadi dan Mangkunegaran Barat.
Kurangnya pengetahuan akan perlunya promosi dan pemasaran meubel oleh pengrajin kecil membuat usaha meraka kurang berkembang dan bahkan mengalami kebangkrutan. Berdasarkan hasil observasi di Pasar Meubel Gilingan (23 Okt’2010) kebanyakan para pedagang meubel hampir tidak pernah melakukan promosi ke luar misalnya mengikuti pameran. Kurangnya kegiatan promosi meubel disebabkan karena sebagian besar dari produsen kurang mendapat informasi serta tidak begitu paham akan pentingnya promosi yang dapat meningkatkan pendapatan.
Banyak pengrajin meubel menengah kebawah yang mengeluh karena tidak tersedianya lahan atau wadah yang tepat mengakibatkan produk meubel yang dipasarankan sulit terjual. Dari kenyataan di atas, maka kota Surakarta membutuhkan suatu wadah yang menampung semua aktifitas berhubungan dengan kegiatan perdagangan meubel yaitu suatu suatu pusat perdagangan meubel yang mendukung semua aktivitas di dalamnya dan mampu memberikan informasi bagi pembeli mengenai produk-produk yang di tawarkan serta sebagai ajang promosi bagi pedagang menengah ke bawah sampai menegah ke atas sehingga dapat mewujudkan terciptanya suatu transaksi antara penjual dan pembeli.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, maka muncul rumusan permasalahan yaitu Bagaimana merencanakan suatu wadah yang dapat menampung semua aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan perdagangan meubel dengan aktivitas di dalamnya dan juga sebagai sarana yang informasi, promosi dan transaksi bagi penjual dan pembeli.
D. PERSOALAN
1. Mengidentifikasikan aktivitas / kegiatan pada site Pusat Perdagangan Meubel, yang mengarah pada program ruang
2. Mengkoordinasi kegiatan multi fungsi yang diwadahi meliputi kegiatan promosi, informasi dan transaksi perdagangan meubel
3. Bagaimana rumusan konsep jenis kegiatan, pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, pola peruangan, dan persyaratan lingkungan yang harus dipenuhi
4. Bagaimana rumusan konsep lokasi dan site Pusat Perdagangan Meubel yang direncanakan.
E. TUJUAN Merumuskan konsep yang mendasari perencanaan dan perancangan sebagai landasan membuat desain Pusat Perdagangan Meubel di Surakarta yang mempunyai teknis perancangan yang baik yang dapat mewadahi segala kegiatan perdagangan meubel di Surakarta.
Mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pusat Perdagangan Meubel di Surakarta yang meliputi:
a. Konsep perencanaan, meliputi: Statement Pelaku /user Jenis kegiatan Aktivitas
b. Konsep perancangan, meliputi: Konsep peruangan
· Konsep besaran ruang · Konsep kebutuhan ruang (macam dan jenis ruang) · Konsep persyaratan ruang · Konsep pola hubungan dan organisasi ruang · Konsep sirkulasi
Konsep Tampilan Kawasan Site (perancangan lansekap) · Vegetasi · Sanitasi
Konsep lingkungan sebagai ruang luar untuk pembelajaran Konsep penampilan bangunan
· Interior · Eksterior · Drainase
Konsep struktur bangunan
· Sistem air bersih, air kotor dan sistem pengolahan limbah · Sistem MEE · Sistem transportasi vertikal · Sistem keamanan bangunan (pemadam kebakaran, penangkal
petir).
G. BATASAN PEMBAHASAN
a. Pembahasan akan mengarah pada Pusat Perdagangan Meubel , serta fasilitas-fasilitas pendukung dalam bangunan tersebut.
b. Pembahasan menitik-beratkan pada hal-hal dan masalah di sekitar disiplin ilmu Arsitektur serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap perencanaan dan perancangan Pusat perdagangan meubel yaitu :
· Fungsi utama bangunan sebagai wadah penyedia sarana promosi, informasi dan transaksi perdagangan meubel di Surakarta. · Fungsi sekunder bangunan sebagai sarana dan pendidikan bagi
pengunjung Pusat Perdagangan Meubel di Surakarta .
c. Lingkup pembahasan ditekankan pada penyusunan konsep perencanaan dan perancangan dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur dengan ditunjang disiplin ilmu lain sebagai penunjang tercapainya tujuan dan sasaran.
d. Pembatasan kegiatan hanya meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan promosi, informasi dan transaksi yang berkaitan dengan perdagangan meubel serta kegiatan yang bersifat finishing dan reparasi.
e. Pembatasan kegiatan penunjang yang diwadahi dibatasi pada kegiatan yang mendukung kegiatan utama seperti kegiatan seminar, kegiatan jual beli produk pelengkap meubel dan lain sebagainya.
Pembahasan menggunakan metode analisa dengan proses pemikiran deduktif, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang ideal melalui tahap-tahap berikut :
a. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi - Teknik survey/observasi Observasi ke beberapa tempat yang berkaitan dengan perdagangan
meubel seperti Pasar Meubel Di Surakarta, Industri Meubel di Blora, Jakarta Desain Center, toko-toko meubel yang berada di Surakarta seperti toko Jempol, Jempol baru, dan toko Young Meubel .
- Studi literatur meliputi: Peraturan daerah yang terangkum dalam RUTRW dan RUTRK
Surakarta. Buku dan informasi tentang furniture Buku-buku mengenai sistem utilitas sekolah beserta fasilitas
penunjangnya. - Empiris, meliputi:
Metode empiris ini dilakukan dengan mencari contoh-contoh Pusat Perdagangan Meubel yang ada di luar kota sebagai tolak ukur dalam perencanaan dan perancangan.
- Analisa, merupakan metode penguraian dan pengkajian dari data-data, informasi dan pengalaman empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan.
- Sintesa, merupakan tahap penggabungan dari data sumber di lapangan, literatur dan pengalaman empiris yang telah dikaji pada tahap analisa dan kemudian diolah menjadi sebuah konsep perencanaan dan perancangan
a. Pendekatan Rancangan Merupakan kesimpulan dari proses sintesa, dimana kesimpulan ini nantinya diterjemahkan ke dalam desain berupa gambar rancangan.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang judul, pemahaman judul, latar belakang, permasalahan, persoalan, tujuan dan sasaran, metoda pembahasan, dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSAT PERDAGANGAN MEUBEL
Berisi tentang pembahasan mengenai eksplorasi tentang meubel dan perkembangannya
BAB III : TINJAUAN KOTA SOLO Berisi tentang ekplorasi kota Solo, serta tinjauan tentang perkembangan meubel di kota Solo.
DIRENCANAKAN Bab ini sebagai sebuah kesimpulan (konklusi) konsepsi sementara yang diperoleh dari input sinkronisasi potensial, prospek dan kendala yang dimiliki kota Solo sebagai Pusat Perdagangan Meubel
BAB V : ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN Proses menetapkan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah dan persoalan yang dijawab dengan sebuah rancangan desain, baik desain bangunan dan juga pendukungnya.
BAB VI : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Merupakan jawaban dari analisa yang berupa konsep perancangan yang dijabarkan dalam beberapa aspek dan bersifat teknis arsitektural.
BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA SEBAGAI LOKASI MEUBEL CENTER
A. TINJAUAN KOTA SURAKARTA
Kota Solo atau juga dikenal dengan Surakarta sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Inti dari pertumbuhan dan perkembangan kota Solo tersebut terutama dicirikan dari perkembangan kegiatan dan fisik kota yang ada di dalam wilayah administrasi Kotamadya Daerah Tingkat
II Surakarta. Rencana Umum Tata Ruang Kota Solo memiliki beberapa rumusan dan
konsepsi, salah satunya mengenai kota, strategi dasar pengembangan sektor- sektor dan bidang pembangunan, kependudukan, intensifikasi dan ekstensifikasi pemanfaatan ruang kota dan pengembangan fasilitas dan utilitas.
Saat ini Kota Solo telah berkembang menjadi kota besar yang mempunyai fungsi ganda, yakni sebagai pusat administrasi tingkat regional, kota industri, kota perdagangan, pariwisata, budaya dan olahraga. Perkembangan fisik dan kegiatannya telah melampaui batas wilayah administrasi Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta yang merupakan inti pertumbuhan Kota Solo sekarang. (sumber : Anonim, RUTRK Kotamadya Surakarta 1993-2013, hal II.1, Surakarta:Bappeda).
1. Keadaan Geografis
Luas wilayah administrasi Kota Surakarta berkisar antara 4404 Ha, yang terbagi atas 5 wilayah kecamatan dan 51 wilayah kelurahan. Luas kawasan yang telah terbangun mencapai 88,47 % sedangkan yang belum terbangun kurang lebih 11,53 % yang terdapat di bagian Utara dan Barat kota. Terbatasnya lahan di wilayah kota perkotaan berkembang ke wilayah
Berdasarkan studi dari tim Proyek Pengembangan Kota Terpadu (P3KT), luas wilayah perkotaan Surakarta saat ini telah mencapai sekitar 11000-12000 Ha, atau berkembang hampir tiga kali lipat yang meliputi wilayah administrasi Kota Dati II Surakarta seluas 4404 Ha, sebagian Dati II Sukoharjo (Kec. Kartosuro, Grogol, Baki, dan Mojolaban) seluas 3168 Ha dan sebagian Dati II Karanganyar (Kec. Jaten, Colomadu) seluas 1143 Ha. Kota Surakarta dibatasi oleh beberapa wilayah administrasi yaitu : Sebelah Utara
: Kab. Karanganyar, Kab. Boyolali
Sebelah timur
: Kab. Karanganyar, Kab. Sukaharjo
Sebelah selatan
: Kab. Sukaharjo
Sebelah Barat
: Kab. Sukaharjo, Kab Boyolali
2. Keadaan Topografi
Kondisi fisik topografi Surakarta relatif datar dengan ketinggian sekitar 92 m di atas permukaan air laut dengan kemiringan 0-3 %. Sutakarta dilalui beberapa sungai yang merupakan anak sungai Bengawan Solo. Sebagai konsekuensi dari keadaan Geografis yang demikian, Kota Surakarta sering terjadi genangan atau banjir yang disebabkan meluapnya sungai-sungai tersebut, terutama pada daerah di sepanjang alirannya.
3. Keadaan Klimatologi
Termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah ekuatorial (5 -
10 LU/LS). Perbedaan temperatur pada ekuatorial pada umunya berkisar 8
C, dengan maksimum temperatur pada siang hari berkisar 34 - 35 C dan malam hari berkisar 24 C. Suhu udara rata-rata tercatat pada 1995 maksimum 32,04 C dan suhu minimum 19,82 C.
B. RENCANA PERKEMBANGAN, POTENSI DAN PERENCANAAN KOTA SOLO
Kota Solo mempunyai potensi yang cukup besar dalam bidang budaya, pariwisata, dan perdagangan. Di bidang budaya, Keraton Kasunanan Surakarta menjadi pusat perkembangan budaya kota Solo. Obyek budaya kota Solo lainnya, antara lain : Mangkunegaran, Radya Pustaka, Taman Sriwedari, dan Monumen Pers. Karena potensi besar dalam budaya, kota Solo mendapat sebutan sebagai kota budaya. Di bidang wisata, potensi kota Solo antara lain : Taman Balekambang, Taman Satwa Taru Jurug, dll. Sedangkan dalam bidang perdagangan dapat dilihat dengan banyaknya pusat-pusat perdangan baik tradisional maupun modern di kota Solo, seperti Pasar Klewer, Pasar Gedhe, Pasar Legi, Solo Grand Mall, Pusat Grosir Solo, Beteng Trade Center, De’ Laweyan Mall, Matahari Singosaren Plaza, Alfa, Carefour, Makro, Goro Assalam, Rimo, dll.
Dan jika ditinjau dari infrastruktur sarana dan prasarana kotanya, kota Solo sudah memiliki cukup fasilitas kota untuk mendukung aktifitas warga kotanya, seperti jalan, jaringan air bersih, jaringan riol air kota, jaringan listrik, dan jaringan telpon.
1. Rencana Perkembangan Kota
Kota Solo memiliki arah perkembangan fungsi kota sebagai : - Kota pusat karesidenan
- Kota pusat seni budaya jawa tengah - Kota pusat daerah wisata jawa tengah - Kota yang representatif bagi perkembangan dan pertumbuhan
penduduk.
2. Perkembangan Fisik Kota
Sasaran perkembangan fisik kota dalam perencanaan kota Solo meliputi :
- kawasan asal mula perkembangan kota Solo yang berkembang sebagai
kawasan antik. - Kawasan wilayah pusat kota dengan kegiatan perdagangan,
pemerintahan, dan fasilitas sosial. - Kawasan pemukiman padat, pemukiman tua, pemukiman kampung
kumuh, pemukiman campur usaha. - Kawasan yang sedang berkembang. Perkembangan fisik kota tersebut diharapkan ikut mempertimbangkan pengaturan bentuk dan luas kota, tata guna lahan, pengaturan fungsi, dan jaringan infra struktur.
3. Penyediaan Ruang
Kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya di dalam wilayah kota Solo mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Solo di masa mendatang (2013), yaitu :
- Penyediaan areal pusat pariwisata - Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan - Penyediaan areal olahraga - Penyediaan areal relokasi industri - Penyediaan areal perluasan dan pembangunan fasilitas pendidikan - Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan, dan perbelanjaan - Penyediaan areal pusat perkantoran / administrasi - Penyediaan areal lingkungan perumahan
4. Potensi Kota dan Perencanaan
Wilayah Kotamadya Dati II Surakarta merupakan kota yang dapat dikatakan sudah mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi yaitu sebagai kota pemerintahan, industri, pendidikan, olahraga, serta sosial- budaya seperti tabel berikut :
Tabel III.1 perkembangan potensi – potensi Kota Solo
dalam Skala Pelayanan
Fungsi Kota
Pelayanan
Perdagangan
Lokal, regional
Industri
Lokal regional nasional
Pendidikan
Lokal, regional, nasional
Pariwisata Lokal, regional, nasional, internasional Pemerintahan
Lokal, regional
Pusat fasilitas sosial
Lokal, regional, nasional
Sumber : Perda No 8 tahun 1993 tentang RUTRK, 1993
Potensi di atas dan ketepatan Perencanaan Jangka Panjang Kota Solo, menjadikan kota Surakarta sebagai kota tumbuh yang potensial. Hal tersebut dikaitkan dengan perlunya keseimbangan antara wawasan jauh ke depan dengan pengalaman kondisi masa lalu sehingga suatu rangkaian budaya dan teknologi akan selalu dipelihara.
5. Perencanaan Umum Tata Ruang Kota Solo
Berdasar SK Walikota Dati II Surakarta No.050/ 228/ 1/ 1989 tanggal 25 Mei 1989, bahwa wilayah kotamadya Surakarta dibagi dalam 4 wilayah pengembangan yaitu meliputi :
1. wilayah pengembangan utara
2. wilayah pengembangan barat
3. wilayah pengembangan timur
4. wilayah pengembangan selatan
C. Tinjauan Tata Ruang Kota
Pada tata ruang kota Surakarta dapat dikatakan menjari dan memusat dengan perkembangan, yaitu kearah Yogyakarta, Semarang, Wonogiri dan Sukoharjo, Surabaya, Sragen, Karanganyar, sukoharjo. Kota Surakarta mempunyai 3 bagian utama dalam pola tata ruang kota, yaitu :
Bagian 1, kawasan pusat kota, meliputi kegiatan utama berupa kegiatan pemerintahan, perdagangan primer, kantor-kantor swasta, dan peninggalan sejarah.
Bagian 2, merupakan kawasan yang terdiri atas kegiatan penunjang berupa pusat rekreasi dan olahraga, perdagangan sekunder, militer, dan pemerintahan distrik.
Bagian 3, merupakan lapisan terluar berupa pusat-pusat industri besar dan rumah tangga, pemukiman baru, pusat pendidikan, satasiun, terminal, dan
SWP
FUNGSI SWP
LOKASI AKTIVITAS/ FUNGSI KOTA
Tabel III.2. Fungsi SWP
Keterangan :
I Pucangsawit
II
Mangkunegaran, Balaikota, Kawasan Komersial
III
Keraton, Kawasan Komersial
IV
Sriwedari, Balekambang, Manahan
V Sondakan, Laweyan
VI Jajar
VII Sumber, Banyuanyar
VIII
Taman Jurug, UNS, Kawasan Komersial
IX Kadipiro
X Mojosongo
A. PARIWISATA
B. KEBUDAYAAN
C. OLAH RAGA
D. INDUSTRI
E. PENDIDIKAN
F. PERDAGANGAN
G. PUSAT ADMINISTRASI/PERKANTORAN
H. PERUMAHAN
Tabel III.3 Skala Pelayanan Kegiatan SWP Skala pelayanan kegiatan
Fungsi / kegiatan ( % ) Tersier
Kot a/lo kal
Reg iona l
Na s.
Inte r.
A B C D E F G H Jml h(% )
100
Gb.III.1
Sumber. Peta Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)
A : fungsi pariwisata
B : fungsi kebudayaan
C : fungsi olahraga
D : fungsi industry
E : fungsi pendidikan
F : fungsi perdagangan
G : fungsi pusat administrasi dan perkantoran
BWK : Bagian Wilayah Kota Inter : Internasional Berdasarkan uraian tabel di atas terdapat beberapa kawasan yang memiliki potensi pengembangan fungsi industry dan perdagangan antara lain :
SWP I
: 20 % industry & 10 % perdagangan
SWP II
: 10 % perdagangan
SWP III : 25 % perdagangan SWP IV : 10 % perdagangan SWP IV : 10 % perdagangan SWP V
: 15 % industry & 10 % perdagangan
SWP VI : 5 % industry & 5% perdagangan SWP VIII : 10 % industry & 5 % perdagangan SWP IX : 5% industry & 5% perdagangan
Dari beberapa SWP yang memiliki potensi fungsi industry adalah SWP I sebesar 20% dan perdagangan SWP III memiliki presentase terbesar yaitu
D. POTENSI KOTA SURAKARTA SEBAGAI LOKASI MEUBEL CENTER
1. Potensi Industry Industri mebel dari Kota Surakarta sudah terkenal sejak lama, karena mempunyai kualitas yang baik dan harga yang kompetitif. Teknis ukiran yang ada sebagian merupakan warisan dari para leluhur di mana seiring perkembangan jaman mengalami penyempurnaan. Pada mulanya industri mebel ini mengandalkan bahan kayu jati, namun belakangan mulai banyak juga menggunakan kayu mahoni dan jenis yang lain. Sentra-sentra produksi mebel di Kota Surakarta tersebar di Kecamatan Serengan dan Banjarsari. (http://www.umkm-soloraya.com/node/993)
2. Potensi Perdagangan
Kotamadya Surakarta merupakan daerah yang memiliki potensi industry dan juga perdagangan yang baik dan cukup besar,hal ini menginagat kota Surakarta yang memiliki persimpangan lalu lintas, sehingga terpenuhi dengan baik. Sarana-sarana penunjang kegiatan perdagangan yang telah terpenuhi itu antara lain, sarana transportasi,pasar, pertokoan, pergudangan, perbankan, asuransi,jasa,pelayanan telekomunikasi serta kawasan wisata budaya seperti Keraton Kasunanan dan Puri Mangkunegaran. Prospek berkembangnya kegiatan perdagangan di masa mendatang sangat dimungkinkan dengan didukung oleh sector lain seperti pariwisata. Kota Surakarta adalah salah satu kota tujuan wisata yang sudah terkenal di manca Negara yang didukung dengan adanya beberapa peninggalan sejarah seperti keratin dan bangunan-banguanan atau benda-benda kuno yang sampai saat ini masih berdiri kokoh dan juga tersimpan di museum-museum yang ada di dalam keraton maupun di luar keraton. Di samping realisasi perkembangan sarana penunjang yang berkembang begitu cepat mengikuti perkembangan sector lainnya,seperti adanya 36 buah pasar (26 pasar umum,1 pasar induk,
3 pasar besi dan 6 pasar yang terdiri dari pasar hewan, sepeda, bamboo, mebel, burung ,tekstil dan P&D) ,17 pasar modern/swalayan (7 pusat perbelanjaan,7 pasar swalayan,3 departemen store),88 kantor bank,9 gudang di kompleks pergudangan pedaringan dengan luasan bangunan 1.960 m2 kapasitas 27.700 ton.
3. Sesuai dengan visi dan misi kota Surakarta
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni guna mewujudkan inovasi integritas masyarakat madani yang berlandaskan ke Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh kembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta menggunakan potensi dan teknologi terapan yang akrab lingkungan. Demikian sebuah penggalan dari misi kota Surakarta. Dari penggalan misi kota Surakarta tersebut dapat disimpulkan bahwa kota Surakarta sedang melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guna meningkatan kualitas sumber daya manusia di kota tersebut. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka secara otomatis akan meningkatkan kualitas kehidupan dari kota tersebut.
Sebagai realisasi dari visi dan misi kota Surakarta dalam upaya penngembangan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendayagunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang ramah lingkungan, Pemkot Surakarta telah mendirikan sebuah fasilitas yang bertujuan untuk gedung niaga dan bisnis yaitu Graha Wisata Solo. Dengan Fasilitas tersebut diharapkan dapat menjadi pusat pameran barang-barang industry perdagangan seperti meubel.
BAB IV PUSAT PERDAGANGAN MEUBEL YANG DIRENCANAKAN
A. PEMAHAMAN PUSAT PERDAGANGAN MEUBEL
Pusat kegiatan meubel yang direncanakan merupakan suatu tempat/sarana yang mewadahi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan perdagangan meubel seperti kegiatan informasi,promosi , transaksi dan sarana penunjang lainnya .Sehingga masyarakat dan profesi-profesi terkait dapat memanfaatkan informasi yang berkaitan dengan produk meubel serta produsen dapat melakukan promosi,pemasaran dan transaksi produk-produk meubel yang di jual dalam suatu tempat yang atraktif dan komunikatif.
§ Kegiatan di pusat perdagangan meubel di Surakarta antara lain
1. Kegiatan utama yaitu :
a. Kegiatan informasi
b. Kegiatan promosi dan pemasaran
c. Kegiatan transaksi
2. Kegiatan penunjang
3. Kegiatan service
4. Kegiatan pengelola § Visi Mewadahi pengrajin meubel maupun industri-industri yang bergerak di
bidang produksi meubel untuk memasarkan produknya dalam suatu bangunan.
§ Misi
1. Turut membantu meningkatkan produktivitas industry dan kerajinan dalam negeri sebagai devisa Negara dalam komoditi ekspor non migas khususnya produk meubel.
2. Turut membantu pemerintah dalam menyukseskan program pembanguanan dan pengembangan industry potensial yang ada serta kegiatan-kegiatan penunjangnya.
§ Tujuan
1. Memberikan kemudahan dalam penyediaan dan pelayanan informasi,promosi,transaksi serta kegiatan penunjang seperti konsultasi interior ,pengembangan dan pengetahuan desain produk khususnya meubel
2. Meningkatkan arus informasi dan promosi kepada pengusaha dan produsen serta masyarakat umum baik dalam maupun luar negeri bagi produk meubel.
3. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap perkembangan produk meubel teruitama produk kerajianan dalam negeri serta meningkatkan hubungan baik antara pengusaha, industriawan, pengrajin.
§ Manfaat
1. Bagi masyarakt luas Memberikan kemudahan dalam meningkatkan pengetahuan/ mendapatkan info tentang meubel secara rekreatif dan edukatif
2. Bagi pelajar dan profesi (lembaga-lembaga yang terkait).
a. Sebagai sarana komunikasi dalam permebelan dengan kelompok lain yang terkait dan memberikan kesempatan untuk menambah pengetahuan tentang meubel.
b. Memberikan kesempatan kepada lembaga terkait untuk menambah kertampilan dan keprofesionalan dalam kegiatannya sebagai lembaga yang berhubungan dengan meubel.
3. Bagi produsen dan pengusaha Dapat memperkenalkan ,mendapatkan dan memberikan informasi, mempromosikan, mengetahui permintaan pasar sekaligus memasarkan produk meubel kepada masyarakat umum sebagai konsumen dalam/ luar negeri ,sehingga dimungkinkan pengembangan usaha dan pemasaran serta hubungan usaha lebih lanjut dan saling menguntungkan untuk suatu transaksi.
4. Bagi dunia permebelan Untuk mendokumentasikan,melestarikan dan meningkatkan hasil- hasil dari dunia permebelan.
§ Pengelola Yang dimaksudkan pengelola dalam Pusat meubel dibagi berdasarkan tugas dan wewenang antara lain :
1. Direktur utama
2. Direktur operasional
3. Direktur umum
4. Kepala bagian administrasi dan keuangan
5. Kepala bagian prasarana dan pengadaan
6. Kepala bagian informasi ,promosi dan pemasaran
7. Kepala bagian pembinaan dan pengembangan
8. Staff
9. Tenaga pendukung Yang termasuk tenaga pendukung antara lain security, cleaning service dan orang yang bertugas mengoperasikan alat ( misalnya teknisi pada ruang multimedia ).
§ Penyewa Merupakan distributor/ pengelola langsung jenis barang untuk memperkenalkan produk-produknya dengan menyewa suatu area dalam § Penyewa Merupakan distributor/ pengelola langsung jenis barang untuk memperkenalkan produk-produknya dengan menyewa suatu area dalam
§ Skala Pelayanan Skala pelayanan pada Pusat Perdagangan meubel ini disesuaikan dengan
fasilitas yang diwadahi, yang secara makro mempunyai skala internasional dan nasional dan mempunyai skala regional yaitu tempat dimana wadah tersebut berada.
§ Struktur Organisasi (bagan IV.1) Agar dalam pengelolaanya dapat berjalan dengan baik maka haruslah
dibentuk struktur organisasi pengelolaan yang rapid an masing-masing mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda. Adapun struktur organisasi pengelola yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
DIREKTU R
SEKERTARIS
KABAG PEMASARA N
KABAG INRORMASI& PENGEMBANGA
TENAGA AHLI
KABAG ADMINISTRASI & KEUANGAN
KABAG PELAYANAN OPERASIONAL
KABAG TEKNIS & PEMELIHARAAN
TENAGA AHLI TENAGA AHLI TENAGA AHLI
PEKERJA/ KARYAWAN
TENAGA AHLI
Bagan IV.1. Struktur Organisasi
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing personal adalah sebagai berikut :
1. Direktur Tugas : mengelola dan mengkoordinir keseluruhan bangunan dan kegiatan secara umum dan menyeluruh,meliputi : kegiatan administrasi dan pekerjaan teknis disamping mengadakan hubungan dengan lembaga pemerintah/swasta dalam maupun luar negeri.
2. Kepala bagian pemasaran Tugas : mempromosikan kegiatan pameran dan promosi serta menyebarluaskan kemampuan/kebaradaan fasilitas yang dikelolanya
3. Kepala bagian pelayanan dan operasional Tugas : memberikan pelayanan kepada klien dalam hal memudahkan pemberian izin kegiatan pengurusan barang-barang keperluan kegiatan seminar,pendididkan, pengamanan,pelayanan jasa kesekretari9atan,jasa konsultasi dan sebagainya.
4. Kepala bagian informasi dan pengembangan Tugas : memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat perihal pameran dan promosi, pengumpulan dan pemrosesan data, penyimpanan hasil-hasil kegiatan pameran, promosi, ceramah, diskusi dan mempublikasikan hasil-hasil tersebut kepada masyarakat.
5. Kepala bagian teknis dan pemeliharaan Tugas : mempunyai tanggung jawab dalam pengoperasian,pemeliharaan dan perawatan gedung serta alat-alat keperluan pameran dan promosi seperti panil-panil, peralatan MEE dll.
6. Kepala bagian administrasi dan keuangan Tugas : mempunyai tanggung jawab dalam pengelolaan administrasi dan keuangan baik keluar maupun kedalam.
§ Orientasi Usaha Merupakan suatu usaha swasta yang berorientasi pada komersialisasi
dengan latar belakang kebutuhan masyarakat akan keberadaan pusat promosi, informasi dan transaksi produk meubel.
§ Status kepemilikan Merupakan suatu badan milik swasta yang dikelola sendiri atau dilimpahkan kepada badan swasta lain yang berdiri sendiri secara mandiri, manajemen dan pengembangannya menjadi hak dari badan swasta sepenuhnya
B. PUSAT PERDAGANGAN MEUBEL SEBAGAI SARANA INFORMASI
1. Fungsi : Memberikan fasilitas untuk mewadahi kegiatan-kegiatan yang bersifat pelayanan informative khususnya mengenai perkembangan bidang desain interior dan penunjangnya dengan maksud untuk memudahkan masyarakat maupun pengguna.
2. Karakteristik dan Sifat pelayanan informative :
a. Informasi aktif : yaitu informasi yang disampaikam atau didapat melalui informan atau pembawa informasi dengan cara wawancara atau konsultasi
- Kegiatan utama : Tanya jawab,konsultasi - Kegiatan penunjang : melihat pameran,showroom - Kegiatan service : persiapan data dan pameran
b. Informasi pasif : yaitu informasi yang disampaikam atau didapat melaui media selain manusia misalnya melaui buku,literature, brosur,majalah ,Koran dll -
Kegiatan utama : membaca buku,bulletin,brosur,Koran,majalah
Kegiatan penunjang : pembagian brosur
Kegiatan service : lavatory
C. PUSAT PERDAGANGAN MEUBEL SEBAGAI SARANA PROMOSI DAN PEMASARAN
1. Sarana Promosi
a. Tujuan promosi, yaitu - memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan - membentuk tingkah laku serta - mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.
b. Karakter dan sifat promosi - Kegiatan komunikasi antara produsen dan konsumen untuk
mengenal dan mengerti produk sehingga tercapai tujuan masing- masing.
- Perlu teknis penyampaian dan pengkajian produk yang unik dan komunikatif untuk menarik konsumen sehingga terjadi transaksi yang diinginkan.
- Secara tidak langsung menjadi rekreasi pengunjung dengan
fasilitas yang ada. dilakukan secara berkala
c. Bentuk dan pola promosi system promosi - Promosi aktif : konsumen mencoba langsung barang/produk yang
dipromosikan dibantu pemandu - Promosi pasif : promosi dengan menggunakan media-media
tertentu.
Bentuk promosi - Promosi tetap : berupa showroom-showroom - Promosi berkala : dalam bentuk pameran diselenggarakan dalam
waktu tertentu.
d. Klasifikasi kegiatan promosi berdasarkan bentuk dan sistim promosi diatas,maka kegiatan pada fasilitas promosi dikelompokkan sbb : - Kegiatan utama : melihat objek, menawarkan barang/produk/brosur,
mencoba. objek,membaca brosur, memandu/menjelaskan, - Kegiatan penunjang : memcari informasi/konsultasi, persiapan
kegiatan service : lavatory
2. Sarana Pemasaran
a. Bentuk dan system pemasaran - System pemasaran langsung (straight sales) yaitu melalui
promosi/pameran(showroom) dimana pengusaha biasa langsung menjual produk mereka kepada konsumen dan konsumen dapat memilih sendiri produk yang diinginkanya .
- System pemasaran tidak langsung yaitu melalui promosi/pameran dimana konsumen setelah melihat-lihat barang/produk yang dipamerkan kemudian terjadi transaksi/kontak dagang dengan produsen dan konsumen tidak harus memilih sendiri barang dagangan tetapi contoh produksi dan biasanya transaksi dilakukan dalam skala besar. Sedangkan bentuk pemasaran yang dipergunakan adalah berupa :
- Showroom maupun toko-toko(retail) untuk melayani pemasaran
langsung.
- Pameran temporer atau dengan display/ demo untuk melayani
pemasaran tidak langsung.
b. Klasifikasi kegiatan pemasaran
Berdasarkan fungsi,system ,bentuk pemasaran maka kegiatan pemasaran dapat dikelompokkan menjadi :
- Kegiatan utama : melihat objek /barang /produk, bertanya ke penjaga/pelayan, melihat dan mencoba demo/ display. - Kegiatan penunjang : tawar-menawar, negosiasi,transaksi,kontak
dagang,pembayaran dan perjanjian, persiapan. - Kegiatan service : lavatory
c. System pemasaran - Pemasaran langsung
Produsen langsung menjual produknya pada konsumen. Konsumen langsung memilih barang yang akan dibeli.
- Pemasaran tidak langsung
Konsumen tidak langsung membeli produk yang akan diinginkan namun menggunakan contoh produk/ sampel.
d. Bentuk pemasaran - Pemasaran langsung , berupa retail/ showroom.
- Pemasaran tidak langsung ,dalam bentuk pameran temporer dan berkala dengan display barang dilengkapi dengan ruang negosiasi.
D. SARANA TRANSAKSI
Persetujuan jual beli (perdagangan); pelunasan (pemberesan) ; Pembayaran (bank).
(http://www.artikata.com/arti-354993-transaksi.php) Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan proses transaksi ataupun proses pembayaran antara penjual dan pembeli yang telah mencapai proses (http://www.artikata.com/arti-354993-transaksi.php) Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan proses transaksi ataupun proses pembayaran antara penjual dan pembeli yang telah mencapai proses
E. SARANA PENUNJANG
Merupakan sarana yang menunjang kegiatan pusar perdagangan meubel seperti adanya kegiatan seminar, ibadah, makan dan minum.
1. Fungsi : Menunjang maupun pelengkap dari kegiatan utama pusat perdagangan meubel.
2. Kegiatan yang diwadahi : - Kegiatan seminar - Kegiatan makan&minum - Ibadah - Kegiatan business center - Kegiatan asosiasi - Kegiatan konsultasi - Kegiatan jual beli barang penunjang meubel seperti cat, bantal kursi
dll.
ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PERDAGANGAN MEUBEL DI SURAKARTA
A. ANALISA MIKRO
1. Analisa Kegiatan
a. Kegiatan utama - Sebagai Kegiatan Informasi
Pola kegiatan informasi aktif pengunjung/pembeli :
Skema V.1 : Pola Kegiatan informasi sumber : analisa pribadi
Metabolisme Makan&minum
Mencari/menyimpan Ibadah brosur/katalogdata
Wawancara
Konsultasi
Melihat pameran Datang
Pulang
Parkir Mencari informasi
Skema V.2 : Pola Kegiatan pengelola/pegawai sumber : analisa pribadi
Kegiatan Informasi Pasif Oleh Pengunjung/ Pembeli :
Skema V.3 : Pola Kegiatan informasi sumber : analisa pribadi
Persiapaan stand
Menjaga retail/stand
Memberikan
informasi
Memelihara produk
Metabolisme Makan&minum
ibadah
Metabolisme Makan&minum
Ibadah
Pembagian brosur
membaca brosur dll
Kegiatan service
Datang
Pulang
Parkir Mencari informasi
Menunggu
Skema V.4 : Pola Kegiatan informasi sumber : analisa pribadi
Kegiatan promosi oleh pengunjung/pembeli
Memelihara produk
Menjaga retail/stand
Membagikan brosur,catalog dsb
Metabolisme
Makan&minum
Ibadah
Melihat demo/ model
Melihat/mencoba produk
Survey produk
Mencari produk
Promosi/pameran tetap
Promosi/pameran berkala/temporer
Melihat demo/ model
Melihat/mencoba produk
Survey produk
Mencari produk
metabolisme Makan&minum
ibadah
Parkir Mencari informasi
Datang
Pulang
Skema V.6 : Pola Kegiatan promosi pengelola/ staff sumber : analisa pribadi
Kegiatan transaksi oleh pengunjung/pembeli
Memandu pengunjung memilih
produk
Persiapan
Memelihara produk
Datang
Pulang
Parkir Menjaga retail/stand
Mempromosikan
produk (display)
Metabolisme Makan&minum
Ibadah
Parkir
Melakukan transaksi
Mengadakan kesepakatan harga
antara pembeli dn penjual
Pengiriman barang
Metabolisme Makan&minum
Mencari informasi
Memilih produk
Pengepakan barang
Skema V.7 : Pola Kegiatan transaksi oleh
Skema V.8 : Pola Kegiatan transaksi oleh pengelola/ staff
sumber : analisa pribadi
Kegiatan pemasaran pengunjung/pembeli
Persiapan
Memelihara produk
Menjaga retail/stand
Mengadakan kesepakatan harga dg
pembeli
Melakukan Transaksi
Mengepak barang
Datang
Pulang
Metabolisme Makan&minum
Ibadah
Mengirim barang loading/unloading
Parkir
Transaksi
Melihat produk(jadi/sampel)
Mendengarkan/
melihat display
Mengadakan kesepakatan harga
Memilih produk
Metabolisme Makan&minum
Mencari informasi
Skema V.10 : Pola Kegiatan pemasaran oleh pengelola/ staff
sumber : analisa pribadi
Kegiatan penunjang (seminar) oleh peserta
Persiapan
Memelihara produk Menjaga retail/stand
Menawarkan produk
Metabolisme
Makan&minum
Display produk
Membagikan brosur
dsb
Skema V.11 : Kegiatan penunjang Sumber analisa pribadi
Pulang
Parkir
Datang Mencari informasi
Metabolisme Makan&minum
Ibadah
Melihat2 showroom
Skema V.12 : Pola Kegiatan seminar oleh pengelola/ staff
sumber : analisa pribadi
Kegiatan Pengelola
Keg.seminar
Metabolisme Makan&minum
Ibadah
Metabolisme Makan& minum
Ibadah
Persiapan
Kegiatan Informasi, promosi,transaksi, pemasaran dsb.
Pembinaan & pengembangan
Prasarana & pengadaan
Adm & keuangan
Teknis & pemeliharaan
Keg. service
Skema V.13 : Pola Kegiatan pengelola
sumber : analisa pribadi
Skema V.14 : Pola Kegiatan servis sumber : analisa pribadi
Tabel V.1 Analisa Kegiatan Kelompok
kegiatan
Macam kegiatan
pelaku
Keb.ruang
Sifat ruang
Kegiatan informasi
a.kel kegiatan
· pengunjung masuk · mencari informasi · melihat
pameran/showroom · mencari brosur
Pengunjung
· hall penerima · ruang informasi · pameran(hall),
showroom
· public · public · publik
Mengirim barang
Memasok barang
Kegiatan utilitas
Kegiatan workshop
Metabolisme Makan&minum
Ibadah
melihat ,mencoba produk
mempromosikan produk,membantu pengunjung memilih2 produk
Pengunjung staff
· memilih produk yang
diinginkan · kesepakatan harga
dengan penjual · membayar
· mengirim barang
pengunjung
· r.pameran/
showroom · r.pameran/
showroom · kasir
· loading/unloading
· memberikan informasi
· mengirimkan produk
yang telah dibeli
Staff
· r.pameran/
showroom · loading/unloading
· public
· service
Penunjang - Kegiatan Seminar
· peserta masuk · mencari informasi · menunggu
· mendengarkan
peserta
· hall penerima · ruang
informasi · ruang tunggu
· public · Public · Semi
public
-Business Center
-Kantor Asosiasi
-Mini Market
· makan&minum · ibadah · metabolism
peserta
guna · cafeteria · mushola · lavatory
· service · service · service
· pembicara masuk · menunggu · memberikan
pembinaan& pengarahan
· makan&minum · ibadah · metabolism
· menunggu · kegiatan asosiasi
· belanja · membayar · menaruh barang
pembicara
· hall penerima · ruang serba
guna · ruang serba
guna · cafeteria · mushola · lavatory
· Ruang tunggu · Kantor asosiasi
· ruang belanja · casier
· public · semi public · semi public
· service · service · service
· semi public · semi public
· semi public
· public · public
· parkir karyawan · makan dan minum · ibadah
· parkir karyawan · food court · mushola
· servis · public · publik
Pengelolaan Pusat
· memasuki gedung
Kegiatan Pengelolaan Umum
· Koord.
Administrasi dan keuangan
· Koord.Pengadaan
prasarana
· Mengatur
pengadaan barang
· Koord. Teknis dan
bangunan · Mengatur
Pemeliharaan
· Mengatur
Hubungan Masyarakat
· R. kabag adm dan keuangan
· R.
kabag pengadaan sarana
dan staff · R.
staf pengadaan
· R.
kabag teknis
dan pemeliharaan
· R. staf Teknis
· R. Staf pemeliharaan
· R. staf Humas
· R. staf
· public
· Privat
· privat
· privat
· privat
· privat
· privat
· privat
· privat
· Penyimpanan barang
umum
personalia
· Gudang umum
· privat
Kegiatan Manajerial
· Kegiatan Direktur
Operasional · Kegiatan
Sekretaris direktur Kegiatan servis pengelola
· Penyimpanan
· Informasi
· menerima tamu · Pembinaan Intern
· Pendataan dan
Pustaka · Menyimpan alat
dan perlengkapan
· R.Direktur Operasional · R. Sekretaris Direktur
· R. locker
· R.
resepsionis · R. tamu · R. serbaguna
/rapat · R. arsip
· Gudang alat
dan perlengkapan
· privat · privat
barang/produk · memasok barang · metabolisme
pengunjung · metabolisme karyawan
· loading/unloading
· loading/unloading · lavatory
· lavatory karyawan
· servis
· servis · servis
· servis
2. Analisa Besaran Ruang Pusat Perdagangan Meubel Di Surakarta
Dasar pertimbangan : Perhitungan Standart (literatur)
a. Architect’s Data jilid 1, Ernest Neufert (DA).
b. Architect’s Data jilid 2, Ernest Neufert (DA).
c. Time Server Standart for Building Type, Joseph de Chiara & John Callender (TS).
Perhitungan studi ruang yaitu perkiraan kebutuhan dengan pertimbangan :
a. Kapasitas pemakai
b. Flow
c. Kenyamanan pemakai
Asumsi :
a. Studi kasus/ studi banding
b. Survey/ studi lapangan/ observasi Disamping itu, sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya
sirkulasi/ flow gerak yang dibutuhkan untuk masing-masing ruang adalah sebagai berikut :
a. 5 % - 10 %
= Standart Minimum
b. 20 %
= Kebutuhan Keleluasaan Sirkulasi
c. 30 %
= Tuntutan Kenyamanan Fisik
d. 40 %
= Tuntutan Kenyamanan Psikologis
e. 50 %
= Tuntutan Spesifik Kegiatan
f. 70 % - 100 %
= Keterkaitan dengan banyak Kegiatan
Tabel V.2 Hitungan kebutuhan luas ruang adalah sebagai berikut Macam Ruang
Perhitungan
Luas (m2) R.Penerima
loby Kapasitas 10 % pengunjung (DA) = 0,1 x 1500= 150 orang
0,6 m2/ orang, luas = 150 m 2 , flow 20%
Luas kebutuhan =150 m 2
Foyer Kapasitas 10 % pengunjung (DA) = 0,1 x 1500 = 150 orang
0,6 m2/ orang, luas = 90 m 2 , flow 20%
Luas kebutuhan foyer =108 m 2
· hall penerima
kapasitas 20% pengunjung = 0,2 x 1500 = 200 orang
0.6m2/orang,luas =120m2,flow 20%
luas kebutuhan = 144 m2
Counter informasi/resepsionis
2,75 m 2 / orang, kap.4 orang, luas =25 m 2
Ruang security
0,6m 2 / orang, kap.2 orang, luas =1,2 m 2
R.promosi &
Exhibition hall (sebagai ruang pameran
Jumlah anggota ASMINDO 216 dari Solo Raya
Diperkirakan yang ikut sekitar 20%dari jumlah anggota : 108>110 ruang pamer
@luasan tiap r.pameran 3x4 m = 12m2 luasan (22x12) =264 m2, Flow 40% Luas total = 369,6m2 = 400 m2
· showroom Diperkirakan 50 % dari anggota ASMINDO sisanya 10% dari luar ASMINDO
Jumlah pedagang 216 anggota 50% anggota = 108 @luasan tiap r.pameran minimum 5x5 m
= 25m2 Flow 50% Luas total = 7085 m2
Lavatory tiap lantai
Utk pa: 10 wc @ 1,5m 2= 15 m 2
8 urinoir @1.5 m 2 = 12 m 2
Luas 30m 2 Utk pi: 10 wc @ 2 m 2 = 20 m 2
diasumsikan sama
R.informasi
· Ruang konsultasi Terdapat 2 ruang @ ruang Kapasitas 4-5 orang
Terdiri dari 2 orang pegawai konsultan @Luas ruang konsultasi 25 m2
Loby 4 m 2 Luas 54m 2 dan flow 40 % = 60 m 2
Ruang informasi produk Besar
: system info produk 2
dimensi Kapasitas : 4-6 orang (2 orang pegawai)
Standart
: 1,5 m2/ orang
Luasan
: 6 x 1,5 = 9 m2,flow 30%
11,7m2 = 12m2
Ruang informasi bisnis Kapasitas
: 4-6 orang
Kapasitas
: 4-6 orang (2 orang pegawai)
Standart
: 1,5 m2/ orang
Luasan
: 6 x 1,5 = 9 m2,flow 30%
11,7m2 = 12m2
R.pengelola utama
a.Ruang penerima
b. Ruang administrasi
Resepsionist dan Lobby Loby
Kap. 10 orang , 1,6 m 2 / orang luas = 16m 2
Resepsionis 4 m 2, flow 50%
Luas total 30 m 2
Ruang direktur utama
Standart luas 25 m 2 / orang kapasitas 1 orang
luas 25 m 2
Asistent dirut
luas 18 m 2
Ruang humas dan pemasaran
Kapasitas 10-15 orang ,@orang 2 m2,flow
40%
Luas 60m 2
Ruang
manager(keuangan
,personalia,pemasaran) Standart luas 15 m 2 / orang kapasitas 1 orang
409,5
Ruang staff akuntan