PENGARUH ORAL HYGIENE PADA WANITA PASKAMENOPAUSE DENGAN KEJADIAN GINGIVITIS PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) DI KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Andalas Dental Journal

P a g e | 14
ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH ORAL HYGIENE PADA WANITA PASKAMENOPAUSE
DENGAN KEJADIAN GINGIVITIS PADA KELOMPOK WANITA
TANI (KWT) DI KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN
PADANG PARIAMAN
(EFFECT OF ORAL HYGIENE OF POSTMENOPAUSAL WOMEN WITH THE
INCIDENCE OF GINGIVITIS IN KELOMPOK WANITA TANI IN KECAMATAN
LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN)
Hidayati1, Rima Semiarty2, Winerli Septevani3
Abstrak
Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita dan berarti akhir dari
masa reproduktif. Seorang wanita dikatakan sudah memasuki paskamenopause apabila tidak menstruasi
selama 12 bulan berturut-turut atau lebih. Saat menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen dan
progesteron. Penurunan level estrogen dan progesteron tersebut juga diiringi dengan perubahan klinis di
rongga mulut yaitu beresiko mengalami gingivitis dan juga mempengaruhi oral hygiene. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan oral hygiene wanita paskamenopause dengan kejadian gingivitis
pada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Desain

penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada 53 perempuan paskamenopause
pada Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman pada bulan
Desember 2012. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan pemeriksaan indeks OHIS dan indeks
Gingiva, dilanjutkan analisa data dengan chi-square. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
(43,4%) perempuan paskamenopauase pada Kelompok Wanita Tani memiliki oral hygiene sedang dan
sebanyak (45,3%) mengalami gingivitis sedang. Gingivitis ditandai dengan gusi yang pucat atau merah
sebanyak (75,5%) dan gusi yang berdarah pada saat menyikat gigi sebanyak (56,6%). Seluruh perempuan
paskamenopause pada Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman
mengalami gingivitis meskipun memiliki oral hygiene baik.
Kata kunci : paskamenopause, estrogen, progesteron, gingivitis, oral hygiene

Abstract
Menopause is the end of menstruation cycle and reproduction period for women. A woman is entering
postmenopausal if she doesn’t get menstruation for 12 months or more. As menopause, estrogen and
progesteron hormone decreased. Decrease of progesteron and estrogen level followed by clinical change in
oral cavity which gets risk gingivitis and influence oral hygiene. This study aims to know the relation
between oral hygiene of postmenopausal women and the incidence of gingivitis in Kelompok Wanita Tani
(KWT) in Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. The design of this study is the Cross
Sectional Study. This study was conducted to 53 postmenopausal women in Kelompok Wanita Tani in
Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman in Desember 2012. The data was collected through

questionnaires and examinations of OHIS index and gingival index by chi-square analysis. The results
showed that the majority (43,4%) postmenopausal women in Kelompok Wanita Tani had a moderate oral
hygiene and also (45,3%) had a moderate of gingivitis. The gum looks pale or red about (75,5%) and easy to
bleed about (56,6%). All of postmenopausal women in Kelompok Wanita Tani in Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten Padang Pariaman got gingivitis althought they had good oral hygiene.
Key words : postmenopausal, estrogen, progesteron, gingivitis, oral hygiene

1

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas
2

14

Andalas Dental Journal

P a g e | 15


disebabkan oleh semakin meningkatnya

PENDAHULUAN
Menopause merupakan bagian dari

kesejahteraan masyarakat yang tentunya

kehidupan seorang wanita yang ditandai

juga meningkatkan angka harapan hidup

dengan berakhirnya menstruasi sebagai

(life

salah satu bentuk penuaan. Pada saat

berarti makin banyak yang melalui masa


menopause kapasitas reproduksi seorang

paskareproduksi

atau

wanita akan terhenti,

Dimana

demografi

yang ditandai

Untuk

expectancy).

secara


perempuan
menopause.

dengan berakhirnya aktivitas ovarium.

peningkatan

Biasanya menopause terjadi pada wanita

memerlukan penanganan secara khusus

di usia menjelang atau memasuki dekade

dalam masalah kesehatan masyarakat.2

kelima. McKinley, dkk mendefinisikan

kelompok

terjadi


lansia

yang

Terjadinya menopause pada wanita

berhentinya

diikuti dengan perubahan kadar hormon

menstruasi secara spontan selama 12

reproduksi yaitu hormon estrogen dan

bulan berturut-turut pada usia 45-55

progesteron. Estrogen merupakan hormon

tahun (rata-rata 50-52 tahun). Morabia,


steroid yang dihasilkan oleh ovarium.

dkk mendefinisikan menopause sebagai

Estrogen disekresi dalam jumlah besar

menstruasi terakhir yang secara langsung

oleh ovarium sebagai respons terhadap

didahului

secara

hormon kelenjar hipofisis anterior, yaitu

permanen fungsi dari folikular ovarium.

follicle stimulating hormone (FSH) dan


Sedangkan

luteinizing hormone (LH) serta dalam

menopause

sebagai

oleh

berhentinya

paskamenopause

biasanya

dihitung 12 bulan setelah menopause.1
Organisasi kesehatan dunia (WHO)
memperkirakan

paskamenopause

jumlah
di

perempuan
dunia

akan

jumlah

kecil

oleh

hormon

korteks


adrenal. Kadar estrogen pada wanita
premenopause berkisar 40-400 pg/ml dan
terus

menurun

sampai

pada

masa

meningkat dari sekitar 476 juta jiwa pada

paskamenopause dapat menjadi hanya

tahun 1990 menjadi 1,2 miliar jiwa pada

10-20 pg/ml.1


tahun

2020.

Berdasarkan

sensus

Pada saat menopause, seorang wanita

penduduk tahun 2010 dilaporkan bahwa

harus

menyesuaikan

wanita usia >50 tahun di Indonesia

kehidupannya dari kehidupan yang secara

sebanyak 19.497.226 dan di Sumatera

fisiologis

Barat 445.865 (Badan Pusat Statistik).

estrogen dan progesteron menjadi kosong

Banyaknya laki-laki dan perempuan yang

tanpa

memasuki kehidupan lansia salah satunya

Menurunnya kadar estrogen darah pada

diransang

oleh

hormon-hormon

kembali
produksi
tersebut.

Andalas Dental Journal

wanita

menopause

terjadinya

perubahan

P a g e | 16

menyebabkan

juga mengeluhkan adanya rasa kering

pada

pada mulut, sensasi terbakar pada kavitas

fungsi tubuh, berupa “rasa panas” (hot

oral, sensasi rasa yang abnormal, serta

flushes) dengan kemerahan kulit yang

kesulitan dalam penggunaan GTSL (Gigi

ekstrim, gelisah, letih, ansietas/cemas,

Tiruan Sebagian Lepasan). Menopausal

sensasi

nafas,

gingivostomatitis menyebabkan gingiva

keadaan psikotik yang bermacam-macam,

mengalami inflamasi, kekeringan serta

disertai

iritasi mukosa mulut.5,6

psikis

fisiologis

dispnea/sesak

penurunan

kekuatan

dan

kalsifikasi tulang diseluruh tubuh.3
Menurunnya

kadar

Estrogen

estrogen pada

dapat

menstimulasi

proliferasi fibroblast gingiva dan maturasi

wanita menopause pada rongga mulutnya

jaringan

secara

pergantian kolagen. Estrogen berfungsi

fisiologis

juga

mengalami

ikat

serta

mempengaruhi

perubahan-perubahan yang menimbulkan

meningkatkan

rasa tidak nyaman seperti rasa sakit, rasa

differensiasi,

dan

mempengaruhi

panas atau rasa terbakar (hot flushes),

keratinisasi.

Menurut

Otomo-Corgel,

hipofungsi kelenjar saliva dan atrofi

pada gingiva fluktuasi hormon seksual

mukosa mulut. Akibatnya secara klinis

selama menopause merupakan salah satu

pada

faktor dalam perubahan inflamasi yang

wanita

menopause

sering

mengalami mulut kering karena volume
saliva

berkurang

(dry

mouth),

proliferasi

menyebabkan
gingiva.

hipertrofi

selular,

atau

atrofi

7,8

meningkatnya karies gigi, pengecapan

Perempuan

berkurang, osteoporosis tulang rahang,

paskamenopause

periodontitis, dan gingivitis.4

mengalami kebersihan mulut yang buruk.

Perempuan yang sedang berada pada
fase

menopause

paskamenopause
menopausal
atrophic

gingiva

berisiko

Rerata kecepatan sekresi saliva pada
kelompok

postmenopause

(0,32

ml/menit) lebih rendah dari kelompok

(senile

premenopause (0,39 ml/menit). Dengan

Menopausal

demikian apabila kebersihan mulut tidak

gingivostomatitis

gingivostomatitis

juga

dan

mengalami

beresiko

gingivitis).

perubahan

maupun

menopause

ditandai
menjadi

dengan

terjaga dan diperberat oleh aliran saliva

kering,

yang rendah maka akan mempercepat

warnanya bervariasi dari pucat atau

pembentukan plak.

merah, dan mudah berdarah. Pasien

dibersihkan, lama-kelamaan plak akan

dengan

menopausal

gingivostomatitis

Bila

plak tidak

Andalas Dental Journal

P a g e | 17

terkalsifikasi (mengeras) dan menjadi

satu kelompok ibu-ibu yang terorganisir,

kalkulus.4.8

terstruktur, dengan usia rata-rata diatas 50

Berdasarkan data yang didapatkan dari

tahun, dan rutin mengadakan pertemuan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang

setiap bulannya dimana berdasarkan data

Pariaman jumlah penduduk perempuan

yang didapatkan dari Dinas Pertanian,

tahun 2010 yaitu 200.099 dengan jumlah

Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten

perempuan

di

Padang Pariaman, Kelompok Wanita

Kecamatan Batang Anai sebanyak 22.042

Tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung

dilanjutkan Kecamatan Lubuk Alung

termasuk kelompok yang aktif dalam

dengan

Sedangkan

kegiatan pertemuan dan usaha tani di

perempuan usia diatas 50 tahun di

Padang Pariaman serta aktif dalam PKK

Kabupaten Padang Pariaman sebanyak

Nagari dan PKK Kecamatan.

terbanyak

jumlah

terdapat

21.416.

Setelah dilakukan survei awal kepada

44.758, dan di Kecamatan Lubuk Alung
sendiri jumlah perempuan usia diatas 50

20

tahun sebanyak 3.809 orang (Badan Pusat

tergabung ke dalam Kelompok Wanita

Statistik 2012). Berdasarkan data Dinas

Tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung

Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman,

Kabupaten Padang Pariaman, dan 20

daerah yang memiliki kejadian gingivitis

orang

& jaringan periodontal dengan angka

pemeriksaan OHIS terdapat 11 orang

yang paling tinggi dari tahun 2010

diantaranya memiliki OHIS yang buruk

sampai 2012 yaitu daerah pada wilayah

dan sedang. Kemudian juga dilakukan

kerja Puskesmas Lubuk Alung dan

pemeriksaan

meningkat setiap tahunnya. Pada tahun

menggunakan probe, terdapat 19 orang

2010 kejadian gingivitis & jaringan

mengalami

periodontal di Kecamatan Lubuk Alung

penderita gingivitis ada 8 orang dengan

sebanyak 345 kasus, pada tahun 2011

OHIS

sebanyak 496 kasus, dan pada tahun 2012

gingivitis.

kejadian gingivitis & jaringan periodontal

ibu-ibu

paskamenopause

ibu-ibu

tersebut

gingival

baik

tetapi

dilakukan

index

gingivitis.

Berarti

juga

yang

dengan
pada

mengalami

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di

dari bulan Januari sampai September

atas

peneliti

ingin

meneliti

suatu

sebanyak 430 kasus.

permasalahan

yaitu

hubungan

oral

Dalam

Penelitian

ini

Kelompok

Wanita Tani (KWT) dipilih sebagai
sampel penelitian karena termasuk salah

hygiene wanita paskamenopause dengan
kejadian

gingivitis

pada

Kelompok

Andalas Dental Journal

P a g e | 18

Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Lubuk

Peternakan,

Alung Kabupaten Padang Pariaman.

Kabupaten Padang Pariaman.
d.

MATERI DAN METODE

oral

Kehutanan

Data ibu-ibu paskamenopause pada
Kelompok Wanita Tani (KWT) di
Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten

Kajian dalam penelitian ini mencakup
hubungan

dan

Padang Pariaman.

wanita

hygiene

paskamenopause dengan kejadian gingivitis.
Kajian ini menggunakan rancangan penelitian

Analisa Data
1.

Analisa Univariat

analitik dengan metode cross sectional.
Pengambilan

sampel

dilakukan

Analisa univariat dilakukan untuk

dengan

melihat distribusi frekuensi dari variabel

metode total sampling.

independen (oral hygiene) dan variabel
Data Primer

dependen (gingivitis)

Data primer diperoleh dari hasil
pemeriksaan
gingival

langsung

OHI-S

dan

pada

sampel

pada

index

Kelompok

Wanita

Tani

(KWT)

di

Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten

yang disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
2.

Analisa Bivariat
Analisis

bivariat

adalah

untuk

melihat hubungan dari dua variabel dapat
dilakukan dengan program SPSS melalui

Padang Pariaman.

komputer dengan menggunakan uji ChiData Sekunder

a.

b.

square. Uji ini dilakukan karena variabel

Data sekunder diperoleh dari :

dependen

Data angka gingivitis dan penyakit

keduanya merupakan variabel kategori.

jaringan

tertinggi

Nilai yang digunakan untuk melihat ada

didapatkan dari laporan tahun 2010-

tidaknya hubungan dua variabel adalah

2012 Dinas Kesehatan Kabupaten

nilai p dengan derajat kepercayaan 95%,

Padang Pariaman.

bila p