II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

9

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian
1.1. Materi Penelitian
1.1.1. Bahan
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanaman
cabai rawit (C. frutescens L.) yang terdapat di Desa Majasih, Kecamatan
Sliyeg, Kabupaten Indramayu.
1.1.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah soil tester untuk
mengukur pH tanah, termohygrometer untuk mengukur temperatur dan
kelembaban udara, altimeter untuk mengetahui ketinggian tempat, kaca
pembesar (loupe), alat tulis, kantong plastik dan kertas label.
1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel penelitian ini dilaksanakan di Desa Majasih
Kecamatan

Sliyeg


Kabupaten

Indramayu

(Lampiran

12).

Penelitian

dilaksanakan pada bulan Juli-September 2013.
2. Metode Penelitian
2.1. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey,
teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak terpilih (Purposive Random
Sampling) pada pertanaman cabai rawit (C. frutescens L.) di Desa Majasih,
Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. Sampel tanaman cabai diambil
berdasarkan rumus (Supranto, 2000):

10


Keterangan :
n = jumlah sampel yang akan diambil
N = total tanaman dari tiga lokasi
P = tingkat kesuksesan
Q = tingkat kegagalan dengan Q = 1-P
D = diambil berdasarkan rumus B²/4 dengan B sebagai batas atas kesalahan dan 4 diperoleh
berdasarkan besarnya tingkat keyakinan.

Setelah mendapatkan hasil, kemudian dibagi untuk ketiga lokasi. Selanjutnya
diamati jenis penyakitnya dan dihitung presentase penyakitnya.
2.2. Cara Kerja
2.2.1. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Random
Sampling. Dipilih secara acak tiga lokasi yang terdapat penyakit,
kemudian diambil contoh tanaman sakit secara diagonal dengan membuat
lima petak pada setiap lokasi. Setiap lokasi diambil sampel sesuai dengan
hasil perhitungan menggunakan rumus dari Supranto (2000) yaitu
sebanyak 125 tanaman untuk setiap lokasi (Lampiran 1), kemudian
didokumentasi dan diidentifikasi secara langsung di lokasi.

2.2.2. Identifikasi Penyakit Tanaman
Identifikasi penyakit ini dilakukan dengan pengamatan terhadap
tanaman

yang

sakit

dengan

melihat

gejala-gejala

penyakitnya

menggunakan kaca pembesar (loupe). Identifikasi penyakit dilakukan
menggunakan buku: “Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di
Indonesia” (Semangun, 1989) dan “Dasar-dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan”
(Meity, 2003).


11
2.2.3. Perhitungan Persentase Penyakit
Persentase penyakit pada tanaman menurut Sujana (2001), dihitung
dengan menggunakan rumus :
P=
Keterangan :
P = persentase penyakit
A = jumlah tanaman yang terserang
B = jumlah tanaman yang diamati.

2.2.4. Perhitungan Penyakit Dominan
Perhitungan penyakit dominan yaitu dilihat dari banyaknya
penyakit yang paling sering dijumpai pada lokasi, hasil total frekuensi
kemunculan penyakit tertinggi dinyatakan sebagai penyakit yang dominan.
2.2.5. Pengukuran Faktor-Faktor Lingkungan
2.2.5.1. Temperatur dan Kelembaban
Temperatur dan kelembaban lingkungan diukur dengan
menggunakan Termohygrometer. Pengukuran temperatur dan
kelembaban dilakukan setiap hari selama satu bulan yaitu pada

pukul 07.00 WIB dan pukul 17.00 WIB hari untuk mengetahui
kisaran temperatur dan kelembaban lokasi pengambilan sampel.
Termohygrometer digantungkan di udara pada area tanaman cabai
rawit yang akan diamati, setelah terlihat angka yang konstan
kemudian dicatat nilainya.
2.2.5.2. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat diukur dengan menggunakan Altimeter,
dengan cara mengkalibrasi terlebih dahulu ke angka 0, setelah
terlihat angka yang konstan kemudian dicatat nilainya.

12
2.2.5.3. pH Tanah
Pengukuran nilai pH tanah diukur dengan menggunakan
Soil tester, dengan cara menancapkan alat tersebut ke dalam tanah
pada area tanaman cabai rawit yang akan diamati, setelah terlihat
angka yang konstan kemudian dicatat nilainya.
2.3. Parameter Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua parameter, yaitu parameter utama dan
parameter pendukung. Parameter utama meliputi jenis penyakit yang disebabkan
oleh cendawan, penyakit yang paling dominan yang disebabkan oleh cendawan

dan persentase penyakit tanaman yang disebabkan oleh cendawan. Parameter
pendukungnya meliputi suhu lokasi penelitian, kelembaban dan pH tanah.