ANALISIS KHALAYAK DALAM MEDIA BARU Anali
ANALISIS KHALAYAK DALAM MEDIA BARU
(Analisis Kepercayaan Mahasiswa Universitas Surya terhadap Iklan
Bukalapak Versi Diskon Magic Ditinjau dari Teori Elaboration Likelihood)
Makalah Riset Media
Oleh:
Mentari Shalsyabil Tridika
(1400410035)
DIGITAL COMMUNICATION STUDY PROGRAM
GREEN ECONOMY AND DIGITAL COMMUNICATION FACULTY
SURYA UNIVERSITY
SERPONG
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan makalah penelitian ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) pada
mata kuliah riset media.
Makalah penelitian ini berisi tentang masalah yang peneliti sudah temukan
jawabannya yaitu mengenai kepercayaan mahasiswa Universitas Surya terhadap
iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Makalah ini dapat diselesaikan tentunya
dengan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti ingin berterimakasih
kepada Bapak Salim Alatas, S.Sos., M.Si. dan Ibu Helena Rebecca Wulannari
Tangkilisan, S.S., M.Si., selaku dosen mata kuliah Riset Media pada Program Studi
Ilmu Komunikasi di Universitas Surya yang telah memberikan ilmu dan
membimbing dalam proses pembuatan makalah ini. Selain itu, peneliti ingin
berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong peneliti
dalam penyelesaian makalah ini.
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan
kepada pembaca. Peneliti mohon maaf apabila di dalam makalah ini masih terdapat
kesalahan karena kurangnya pengalaman. Kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk tulisan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Tangerang, Maret 2016
Peneliti
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
1. BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................5
1.3 Hipotesis Penelitian............................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................6
2. BAB II LANDASAN PEMIKIRAN..................................................................7
2.1 Teori Elaborasi....................................................................................................7
2.2 Konsep Kepercayaan......................................................................................... 8
3. METODOLOGI PENELITIAN......................................................................10
3.1 Paradigma Penelitian........................................................................................10
3.2 Metode Penelitian...........................................................................................10
3.3 Teknik Pengumpulan Data................................................................................11
3.4 Teknik Analisis Data.........................................................................................11
3.5 Instrumen Penelitian.........................................................................................12
4. PEMBAHASAN................................................................................................14
4.1 Hasil Kuesioner................................................................................................14
4.2 Analisis.............................................................................................................19
4.2.1 Analisis Tingkat Kepercayaan Penonton terhadap Iklan Bukalapak Versi
Diskon Magic Dilihat Dari Rute Sentral................................................................19
4.2.2 Analisis Tingkat Kepercayaan Penonton terhadap Iklan Bukalapak Versi
Diskon Magic Dilihat Dari Rute Periferal...............................................................21
5. PENUTUP.........................................................................................................24
5.1 Simpulan...........................................................................................................24
5.2 Saran.................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................26
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia yang tidak
bisa dihilangkan eksistensinya. Maka dari itu, komunikasi mengalami
perkembangan yang sangat pesat dalam sejarah peradaban manusia. Salah satu
bagian dari komunikasi yang berkembang sangat pesat yaitu komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa. Media
massa dibagi menjadi dua, yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak
terdiri dari koran, majalah, tabloid, dan lain-lain. Sedangkan media elektronik
seperti radio, televisi, film, dan video (Syahputra 2012).
Media massa yang dianggap media lama dikatakan lebih beorientasi kepada
penyebaran informasi dan kurang memerhatikan adanya interaksi kepada khalayak.
Seiring berkembangnya teknologi, hadirlah media baru yang menjadi penyempurna
bagi media lama. Media baru lebih interaktif dan menciptakan pemahaman baru
tentang komunikasi pribadi (Seruni 2013). Melalui media baru, segala bentuk
informasi yang disampaikan tidak memiliki batasan ruang dan waktu.
Denis Mcquaill dalam buku Teori Komunikasi Massa (2011) menjelaskan
mengenai ciri-ciri media baru, yaitu adanya saling keterbutuhan (interkonektivitas),
khalayak individu berperan sebagai penerima dan pengirim pesan, interaktif, berada
di mana-mana, dan kegunaannya yang beragam sebagai karakter yang terbuka
1
(Mcquaill 2011). Media baru meliputi media sosial, website, portal berita, blog, dan
lain-lain.
Kunci hadirnya media baru yaitu didukung oleh adanya jaringan internet.
Internet awal mulanya adalah sebuah proyek bernama ARPANET dan berkembang
dengan sangat cepat. Amperiyanto (2007) menyatakan bahwa berkembangnya
ARPANET yang begitu pesat membuatnya keluar dari lingkungan network militer,
sehingga dengan penambahan subnetwork dari universitas, perusahaan, komunitas
pemakai, maka dikenal dengan sebutan internat (Amperiyanto 2007). Tujuan awal
dibangun proyek tersebut adalah untuk keperluan militer.
Tidak lama kemudian ARPANET ini berkembang pesat diseluruh daerah
Amerika, dan seluruh universitas di negara itu ingin bergabung sehingga
menyebabkan mereka kesulitan dalam mengaturnya. Oleh sebab itu, ARPANET
terpecah menjadi dua bagian, yaitu MILNET untuk keperluan militer dan
ARPANET untuk keperluan nonmiliter. Kedua jaringan ini kemudian digabung
dengan nama DARPA Internet atau lebih dikenal dengan nama Internet saja (Lubis
2010). Dilihat dari perkembangannya, internet banyak menarik minat masyarakat
dari berbagai kalangan dan sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat.
Internet terus berkembang dengan cepat dengan fungsi yang beragam.
Dengan adanya jaringan internet, masyarakat dapat mengakses segala informasi
dari berbagai penjuru tanpa batasan ruang dan waktu. Internet meliputi tulisan, foto,
audio, serta gambar bergerak atau video. Salah satu website pada internet yang
paling sering dikunjungi oleh masyakat yaitu Youtube. Youtube merupakan salah
satu website yang fenomenal karena hampir 2 milyar pengunjung mendatangi situs
2
ini setiap harinya untuk bertukar informasi melalui video. Dapat dikatakan bahwa
situs youtube merupakan situs video sharing terbesar di jagad dunia maya. Terdapat
kurang lebih 45.000 jumlah hits halaman yang diterima oleh Youtube setiap
harinya. Rata-rata waktu yang dihabiskan oleh satu pengunjung Youtube untuk
menonton video di Youtube yaitu 15 menit (Siswa 2015).
Youtube merupakan produk kemajuan zaman yang tidak memandang kasta.
Siapa saja bisa berbagi informasi melalui video dan tentunya tanpa menyinggung
SARA. Youtube adalah layanan berbagi video secara gratis atau tidak dipungut
biaya apapun. Situs ini pertama kali diciptakan oleh bekas karyawan PayPal Chad
Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada tahun 2005 (Siswa 2015). Teknologi
adobe video flash menjadi sistem beroperasinya Youtube. Dalam menghindari hal
yang tidak diinginkan, Youtube menetapkan untuk mengadakan minimal usia
pengguna Youtube, yaitu 18 tahun.
Situs Youtube tidak membiarkan adanya video yang bersifat offensive
dalam situsnya. Biasanya bila terlanjur terunggah, maka Youtube akan otomatis
memblokir video tersebut. Pengguna Youtube dapat mengunggah video ke situs
tersebut dalam jumlah tidak terbatas. Banyak jenis video yang bisa ditemukan di
Youtube, seperti film, musik video, tutorial, iklan, bahkan video yang diciptakan
oleh pengguna itu dengan tujuan menjadikan youtube buku harian dalam bentuk
video (AnneAhira.com 2011).
Salah satu jenis video yang paling sering dijumpai dalam situs ini yaitu
iklan. Selain berdiri sendiri sebagai video, iklan dapat hadir sebagai ads yang
diputar sebelum sebuah video yang akan ditonton oleh seorang pengunjung situs
3
karena video tersebut memiliki jumlah viewer yang banyak sehingga mendapat
iklan. Menurut Kasali, iklan merupakan sebuah pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui sebuah media (Kasali 2007).
Sedangkan menurut Kotler dan Keller iklan adalah presentasi nonpribadi dan
promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Kotler
2007). Tujuan iklan ialah sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi, memberikan
kriteria dalam pengambilan keputusan, dan sebagai alat evaluasi (Baihaqie 2010).
Iklan di youtube yang kini sering muncul sebelum sebuah video terputar
salah satunya ialah iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Bukalapak merupakan
situs belanja online yang didirikan pada awal tahun 2010 (StartupBisnis 2012).
Iklan Bukalapak versi diskon magic menghadirkan seorang pesulap pada awal
iklan. Penonton dibuat menunggu oleh pesulap itu untuk melihat aksi sulapnya yang
tak kunjung berhasil. Setelah itu, tiba-tiba kamera bergeser ke arah kanan dan ada
CEO Bukalapak yang menyela bahwa menonton magic gagal hanya membuang
waktu kemudian menawarkan diskon magic di Bukalapak sebesar 10%. Diskon
tersebut berlaku untuk semua barang tanpa terkecuali.
Melihat hal tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana kepercayaan
khalayak terhadap Bukalapak setelah melihat iklan tersebut. Peneliti menggunakan
sumber penelitian dari mahasiswa Universitas Surya. Jumlah sampel yang diambil
yaitu sebanyak 45 orang. Alasan pemilihan sumber tersebut ialah karena mahasiswa
merupakan bagian dari masyarakat yang sangat dekat dengan persoalan akses
informasi dan jaringan internet (Pratiwi 2013). Berbelanja online adalah bentuk
perubahan yang disajikan oleh internet untuk memudahkan masyarakat dalam hal
berbelanja (Pratiwi 2013).
4
Peneliti ingin menganalisis kepercayaan penonton yang dilihat dari dua rute
elaborasi, yaitu rute sentral dan rute periferal. Pada rute sentral, penonton akan
melibatkan elaborasi dalam penerimaan pesan atau melakukan penimbangan kritis.
Sedangkan pada rute periferal, penonton tidak melibatkan elaborasi dalam
penerimaan pesan. Kepercayaan penonton untuk berbelanja di Bukalapak dapat
didasari oleh tiga hal, yaitu model dalam iklan, konsep iklan, atau pesan dalam iklan
itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti kepercayaan penonton terhadap
iklan Bukalapak versi Diskon Magic ditinjau dari teori elaborasi likelihood.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, peneliti memiliki dua
pertanyaan yang menjadi rumusan masalah secara khusus, yang pertama yaitu
bagaimana tingkat kepercayaan penonton terhadap iklan Bukalapak versi Diskon
Magic ditinjau dari rute sentral. Yang kedua yaitu bagaimana tingkat kepercayaan
penonton terhadap iklan Bukalapak versi Diskon Magic ditinjau dari rute periferal.
1.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah responden melakukan elaborasi
terhadap pesan yang diterima. Responden mempertimbangkan pesan yang diterima
dan berpotensi untuk terjadi penolakan terhadap pesan.
5
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Akademis
Secara akademis, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskiripsikan dan
menjelaskan tingkat kepercayaan mahasiswa Universitas Surya terhadap situs
belanja online Bukalapak setelah melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic guna
memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Riset Media.
1.4.2 Tujuan Praktis
Secara Praktis, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan
tingkat kepercayaan mahasiswa Universitas Surya terhadap terhadap situs belanja
online Bukalapak setelah melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic ditinjau dari
teori elaboration likelihood.
6
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
2.1 Teori Elaboration Likelihood
Dalam makalah ini, peneliti menggunakan teori Elaboration Likelihood Model of
Persuasion yang menjadi landasan dalam menganalisis. Teori ini pertama kali
dikemukakan oleh Richard Petty dan John Cacioppo pada tahun 1986. Teori ini
mengatakan bahwa setiap orang akan memproses pesan yang diterima dengan cara
yang berbeda-beda. Seseorang akan terbujuk atau tidak oleh pesan karena seseorang
itu akan menimbang-nimbang pesan tersebut secara kritis (Nastiti 2010). Terdapat
dua rute menuju perubahan sikap, yaitu:
1. Rute Sentral
Pada rute sentral, seseorang akan melibatkan elaborasi pada pesan. Menurut
etimologis, elaborasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu elaborate yang
berarti bekerja dengan hati-hati dan detail. Individu akan membandingkan pesan
yang didapat dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki
sebelumnya. Individu akan menyaring, mencari tahu, dan menelaah pesan yang
didapat. Dalam elaborasi pesan, dibutuhkan usaha kognitif (pemikiran). Tujuan dari
usaha kognitif ini adalah untuk menentukan apakah pesan yang didapatkan oleh
individu pantas untuk didapatkan (Nastiti 2010).
2. Rute Periferal
7
Rute periferal tidak melibatkan elaborasi pada pesan. Individu tidak
melakukan pertimbangan kritis saat menerima pesan. Individu menggunakan unsur
lain untuk menerima pesan yang bukan merupakan pesan itu sendiri, seperti
komunikator atau dominasi orang setuju. Jadi, isi pesan tidak terlalu diperhatikan
oleh seorang individu dalam menerima pesan (Nastiti 2010).
2.2 Konsep Kepercayaan
Selain teori elaborasi, peneliti juga menggunakan konsep kepercayaan
untuk menganalisis kepercayaan penonton terhadap iklan Bukalapak versi Diskon
Magic dilihat dari teori elaboration likelihood.
Menurut Ba dan Pavlou, kepercayaan adalah penilaian hubungan seseorang
dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan
dalam lingkungan yang penuh dengan ketidakpasitan (Armayanti 2012).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan:
McKnight et al (2002) menyatakan bahwa terdapat 2 faktor yang dapat
mempengaruhi kepercayaan seseorang, yaitu:
1. Perceived web vendor reputation
Reputasi ialah sebuah atribut yang diberikan oleh suatu perusahaan
kepada konsumen melalui orang atau sumber lain selain perusahaan itu
sendiri. Kepercayaan seorang konsumen yang belum pernah berinteraksi
dengan penjual sangat dipengaruhi oleh reputasi. Informasi bersifat positif
yang didengar oleh konsumen akan meningkatkan kepercayaan serta
8
mengurangi kekhawatiran akan segala kemungkinan resiko yang bisa
didapat ketika berbelanja di sebuah toko online (Armayanti 2012).
2. Perceived web site quality
Perceived web site quality ialah persepsi mengenai kualitas situs
toko online. Tampilan situs akan memberikan kesan pertama yang terbentuk
kepada calon pembeli. Tampilan website akan memengaruhi rasa nyaman
konsumen, dengan begitu, konsumen akan lebih percaya dan merasa
nyaman untuk berbelanja. Menurut Wing Field (2003), menampilkan situs
dengan cara yang profesional menunjukkan bahwa toko online tersebut
berkompeten dalam menjalankan oprasionalnya (Armayanti 2012).
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah cara pandang peneliti terhadap suatu realitas
dan juga membantu peneliti dalam menjawab masalah penelitian (Erlina & Mulyani
2007).
Terdapat
empat
paradigma
penelitian
positivist,
post-positivist,
constructivist, dan critical theory.
Paradigma yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah paradigma
positivisme, yaitu pemikiran yang berdasarkan realitas sesungguhnya, tidak
mengada-ada, dan berdasarkan kejadian sesungguhnya di kehidupan nyata. Maka
dari itu, peneliti menggunakan paradigma psitivisme untuk meneliti mengenai
kepercayaan khalayak terhadap iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Peneliti akan
melakukan pengumpulan data dan data yang didapat akan dituliskan berdasarkan
realitas sesungguhnya, tidak mengada-ada, dan berdasarkan di kehidupan nyata.
3.2 Metode Penelitian
Peneliti memakai metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode
penelitian deskriptif kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada paradigma positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
10
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Effendi 2012).
Peneliti akan meneliti sebuah populasi tertentu, yaitu mahasiswa
Universitas Surya yang akan diambil beberapa sampel. Sampel akan diambil
dengan cara simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian berupa kuesioner, dan analisis data akan dilakukan secara kuantitatif.
Maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data didapat dengan cara survei dengan melakukan kuesioner online
kepada Mahasiswa Surya University. Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner
tertutup yang berarti semua alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh
peneliti. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggapnya sesuai.
Populasi yang diteliti adalah seluruh mahasiswa Universitas Surya, dari populasi
tersebut diambil sampel yang terdiri dari 45 responden yang dipilih menggunakan
simple random sampling dipilih secara acak.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis
deskriptif. Teknik analisis deskriptif merupakan tekhnik analisis yang dipakai untuk
menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang
sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil
penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif diantaranya
seperti penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekwensi, diagram,
grafik, mean, modus, dan lain-lain.
11
3.5
Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.
Berikut adalah daftar pertanyaan dalam kuesioner penelitian.
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah Anda pernah berbelanja di Bukalapak sebelumnya?
a.
Ya
b.
Tidak
Bagaimana pengalaman Anda bersama Bukalapak?
a.
Sangat Tidak Baik
b.
Tidak Baik
c.
Baik
d.
Sangat Baik
Bagaimana reputasi Bukalapak menurut kabar yang Anda dengar?
a.
Sangat Tidak Baik
b.
Tidak Baik
c.
Baik
d.
Sangat Baik
Apakah Anda pernah melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic?
a.
Pernah
b.
Tidak Pernah
Apakah setelah melihat iklan tersebut, Anda membuka website Bukalapak?
a.
Ya
b.
Tidak
12
6
7.
8.
Apakah Anda tertarik dengan diskon yang ditawarkan? (diskon 10% all item)
a.
Ya
b.
Tidak
Apakah setelah itu Anda membeli barang di Bukalapak?
a.
Ya
b.
Tidak
Menurut Anda, apakah iklan tersebut mempengaruhi minat Anda untuk
berbelanja?
9.
a.
Ya
b.
Tidak
Apa unsur dari iklan tersebut yang membuat Anda tertarik untuk berbelanja
di Bukalapak dengan diskon 10%?
a.
Artis
b.
Konsep Iklan
c.
Diskon itu sendiri
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Kuesioner
Kuesioner disebarkan kepada 45 orang responden. Populasi responden ialah
mahasiswa Universitas Surya dan sampel yang diambil adalah 40 mahasiswa
Universtias Surya. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random
sampling. Penyebaran kuesioner dilakukan secara online. Kuesioner yang
disebarkan ialah kuesioner dengan pertanyaan tertutup, yaitu pilihan jawaban pada
kuesioner sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden hanya memilih salah
satu jawaban yang dianggap paling sesuai. Setelah kuesioner disebarkan, maka
didapatlah data sebagai berikut.
1. Apakah
Anda pernah berbelanja di Bukalapak sebelumnya?
Diagram 1
Ya
42%
Tidak
58%
Ya
Tidak
Sebanyak 42% responden pernah melakukan transaksi sebagai konsumen,
yaitu berbelanja di Bukalapak. Sedangkan, 58% lainnya mengatakan tidak pernah
berbelanja di Bukalapak.
14
2. Bagaimana pengalaman Anda bersama Bukalapak?
Diagram 2
Tidak Baik
21%
Sangat Baik
26%
Baik
53%
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Baik
Sangat Baik
Dari 19 orang responden yang pernah berbelanja di Bukalapak, 21% di
antaranya memiliki pengalaman tidak baik saat melakukan transaksi di Bukalapak.
Sebanyak 53% responden yang pernah berbelanja di Bukalapak mengatakan bahwa
mereka memiliki pengalaman baik saat berbelanja di Bukalapak. Sedangkan,
sebanyak 26% lainnya mengatakan bahwa mereka memiliki pengalaman yang
sangat baik saat berbelanja di Bukalapak.
3. Bagaimana reputasi
Bukalapak menurut kabar yang Anda dengar?
Diagram 3
Sangat Tidak
Baik; 7%
Sangat Baik;
33%
Baik; 60%
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Baik
Sangat Baik
Sebanyak 7% responden mengatakan bahwa mereka mendengar kabar dari
orang lain bahwa reputasi Bukalapak sangat tidak baik. Sebanyak 60% responden
15
mengatakan bahwa reputasi Bukalapak menurut yang mereka dengar ialah baik.
Sedangkan, sebanyak 33% responden mengatakan bahwa reputasi Bukalapak
adalah sangat baik menurut kabar yang mereka dengar dari orang lain.
4. Apakah
Anda pernah melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic
Diagram 4
Tidak
40%
Ya
60%
Ya
Tidak
Sebanyak 60% responden mengatakan pernah menyaksikan iklan
Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan, 40% lainnya tidak pernah menyaksikan
iklan tersebut.
5. Apakah setelah melihat iklan tersebut, Anda membuka website Bukalapak?
Diagram 5
Ya; 22%
Tidak; 78%
Ya
Tidak
Sebanyak 22% responden mengatakan iya bahwa mereka membuka situs
Bukalapak setelah menyaksikan iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Kemudian
16
jumlah sisanya yaitu sebanyak 78% responden mengatakan tidak membuka situs
Bukalapak setelah melihat iklan tersebut.
6. Apakah Anda tertarik dengan diskon yang ditawarkan? (diskon 10% all item)
Diagram 6
Ya
22%
Tidak
78%
Ya
Tidak
Sebanyak 22% responden mengatakan bahwa mereka tertarik dengan
diskon yang ditawarkan oleh Bukalapak di dalam iklan Bukalapak versi Diskon
Magic, yaitu potongan harga sebesar 10% yang berlaku untuk semua barang.
Sedangkan, sebanyak 78% mengatakan tidak tertarik dengan penawaran tersebut.
7. Apakah setelah itu Anda membeli barang di Bukalapak?
Diagram 7
Ya; 7%
Tidak; 93%
Ya
Tidak
Sebanyak 7% responden membeli barang di Bukalapak setelah melihat
iklan Bukalapak versi Diskon Magic dan tertarik dengan penawaran yang diberikan.
Namun, 93% sisanya tidak membeli barang setelah itu.
17
8. Menurut Anda, apakah iklan tersebut mempengaruhi minat Anda untuk
berbelanja?
Diagram 8
Ya
27%
Tidak
73%
Ya
Tidak
Sebanyak 27% responden mengatakan bahwa iklan Bukalapak versi
Diskon Magic memengaruhi minat mereka untuk berbelanja di Bukalapak.
Sedangkan 73% lainnya berkata tidak.
9. Apa unsur dari iklan tersebut yang membuat Anda tertarik untuk berbelanja di
Bukalapak dengan diskon 10%?
Diagram 9
Artis
15%
Diskon Itu
Sendiri
58%
Artis
Konsep Iklan
Konsep Iklan
27%
Diskon Itu Sendiri
Sebanyak 16% responden mengatakan bahwa yang menarik mereka untuk
berbelanja di Bukalapak dengan diskon 10% ialah artis yang terdapat dalam iklan
Bukalapak versi Diskon Magic. Sebanyak 27% responden mengatakan bahwa
konsep iklan yang membuat mereka tertarik untuk berbelanja di Bukalapak.
18
Sedangkan, 58% sisanya mengatakan bahwa diskon 10% itulah yang membuat
mereka tertarik untuk berbelanja di Bukalapak.
4.2 Analisis
4.2.1 Analisis Tingkat Kepercayaan Penonton terhadap Iklan Bukalapak
Versi Diskon Magic Dilihat Dari Rute Sentral
Dari data yang sudah dikumpulkan melalui kuesioner, didapatkan sebanyak
19 orang dari 45 responden atau 42% responden menyatakan pernah berbelanja di
Bukalapak. Dengan pernah melakukan transaksi di Bukalapak, maka responden
telah memiliki pengalaman dengan Bukalapak. Pengalaman yang dialami para
responden berbeda-beda. Sebanyak 4 orang responden memiliki pengalaman tidak
baik saat berbelanja di Bukalapak, sedangkan sebanyak 10 orang responden
mengatakan bahwa mereka memiliki pengalaman baik saat berbelanja di
Bukalapak, dan sebanyak 5 orang responden memiliki pengalaman yang sangat
baik saat berbelanja di Bukalapak.
Dari 45 orang responden, sebanyak 10 orang responden atau 22% dari
seluruh total responden mengatakan bahwa mereka membuka situs toko online
Bukalapak setelah menyaksikan iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan,
sebanyak 35 orang responden atau 78% dari seluruh total responden mengatakan
bahwa mereka tidak membuka situs toko online Bukalapak setelah menyaksikan
iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Bila dilihat dari jawaban para responden,
maka 22% responden merasa tertarik dengan diskon yang ditawarkan oleh
Bukalapak melalui iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan, 78% lainnya
merasa tidak tertarik dan menggunakan rute sentral saat menerima pesan yang
disampaikan melalui iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sebanyak 78%
19
responden melakukan usaha kognitif atau pemikiran saat menerima pesan dari iklan
tersebut.
Usaha
kognitif
yang
disebutkan
berarti
78%
responden
mempertimbangkan apakah pesan yang didapatkan melalui iklan tersebut pantas
untuk diterima atau tidak. Dengan kata lain, 78% responden tidak begitu saja
menerima pesan yang didapat, tetapi melakukan elaborasi pada pesan yang didapat
sehingga mereka mampu menolak pesan tersebut.
Sebanyak 10 orang atau 22% responden dari total seluruh responden
mengatakan tertarik dengan diskon yang ditawarkan melalui iklan Bukalapak versi
Diskon Magic. Sedangkan, 35 orang lainnya mengatakan tidak tertarik. Pesan yang
disampaikan melalui iklan tidak diterima dengan begitu saja. Namun, dilakukan
pertimbangan berupa pengalaman, informasi yang didapat, atau kabar mengenai
reputasi Bukalapak. Sebanyak 3 orang responden atau 7% dari seluruh total
responden mengatakan bahwa mereka membeli sebuah barang di Bukalapak setelah
melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan, 93% lainnya tidak
membeli. Angka tersebut menunjukkan bahwa dominan responden melakukan
pertimbangan kritis terhadap pesan yang disampaikan melalui iklan Bukalapak
versi Diskon Magic. Meskipun pengalaman sangat baik sudah banyak didapat,
namun diskon sebesar 10% belum terlalu menarik bagi mereka untuk melakukan
transaksi kembali di Bukalapak.
Sebanyak 12 orang responden atau 27% dari total seluruh responden
mengatakan bahwa iklan Bukalapak versi Diskon Magic memengaruhi minat beli
mereka di Bukalapak. Sedangkan, 78% lainnya tidak. Dominan responden tidak
mudah percaya dengan pesan yang disampaikan dalam iklan. Ketidakpastian dalam
bertransaksi dapat menjadi alasannya karena dominan responden juga belum pernah
20
berbelanja di Bukalapak. Walaupun reputasi Bukalapak menurut dominan
responden adalah baik, namun pengalaman pribadi lebih dipercaya untuk menjadi
jembatan pengambilan keputusan dalam berbelanja secara online atau secara tidak
tatap muka.
Dari total 45 orang responden, 7 orang di antaranya atau 15% dari seluruh
total responden mengatakan bahwa artis yang memengaruhi mereka untuk
berbelanja di Bukalapak. Sebanyak 12 orang lainnya mengatakan bahwa konsep
iklan yang memengaruhi mereka. Namun, dominan responden yaitu sebanyak 26
orang atau 58% dari seluruh total responden mengatakan bahwa diskon itu
sendirilah yang memengaruhi mereka untuk berbelanja di Bukalapak. Angka
tersebut menunjukkan bahwa dominan responden mengabaikan variabel artis dan
cara penyampaian pesan, melainkan memberi perhatian kepada isi pesan itu sendiri
untuk menentukan apakah pesan yang disampaikan layak untuk diterima atau tidak.
4.2.2 Analisis Tingkat Kepercayaan Penonton terhadap Iklan Bukalapak
Versi Diskon Magic Dilihat Dari Rute Periferal
Dari 45 orang responden, sebanyak 10 orang responden atau 22% dari
seluruh total responden mengatakan bahwa mereka membuka situs toko online
Bukalapak setelah menyaksikan iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan,
sebanyak 35 orang responden atau 78% dari seluruh total responden mengatakan
bahwa mereka tidak membuka situs toko online Bukalapak setelah menyaksikan
iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Bila dilihat dari jawaban para responden,
maka 22% responden merasa tertarik dengan diskon yang ditawarkan oleh
Bukalapak melalui iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan, 78% lainnya
merasa tidak tertarik. Sebesar 22% responden menggunakan rute periferal dalam
21
menerima pesan yang disampaikan dalam iklan Bukalapak versi Diskon Magic.
Penggunaan rute periferal berarti tidak ada usaha kognitif yang dilakukan oleh
penerima pesan. Penerima pesan menerima pesan yang disampaikan tanpa
melibatkan elaborasi, hal ini berarti bahwa 22% responden tidak melibatkan
elaborasi saat menerima pesan dari iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Tidak ada
pertimbangan kritis dalam penerimaan pesan. Penerima pesan menerima pesan
yang disampaikan dengan begitu saja dan tidak ada usaha untuk menolak pesan
tersebut.
Sebanyak 10 orang atau 22% responden dari total seluruh responden
mengatakan tertarik dengan diskon yang ditawarkan melalui iklan Bukalapak versi
Diskon Magic. Sedangkan, 35 orang lainnya mengatakan tidak tertarik. Sejumlah
10 orang responden menerima informasi yang disampaikan oleh iklan Bukalapak
versi Diskon Magic tanpa mempertimbangkan secara kritis. Pesan yang didapat
secara cepat diterima begitu saja. Reputasi Bukalapak yang baik juga membuat 10
orang responden ini percaya dengan mudah kepada Bukalapak. Sebanyak 3 orang
responden atau 7% dari seluruh total responden mengatakan bahwa mereka
membeli sebuah barang di Bukalapak setelah melihat iklan Bukalapak versi Diskon
Magic. Sedangkan, 93% lainnya tidak membeli. Angka tersebut menunjukkan
bahwa 3 orang responden melakukan menerima pesan yang disampaikan dalam
iklan. Tanpa pemikiran kritis, 3 orang responden melakukan transaksi di Bukalapak
tanpa mempertimbangkan lebih matang lagi. Diskon sebesarr 10% yang berlaku
untuk semua barang telah menarik bagi mereka.
Sebanyak 12 orang responden atau 27% dari total seluruh responden
mengatakan bahwa iklan Bukalapak versi Diskon Magic memengaruhi minat beli
22
mereka di Bukalapak. Sedangkan, 78% lainnya tidak. Meskipun berada dalam
ketidakpastian, sebanyak 27% responden merasa terpengaruhi oleh iklan
Bukalapak versi Diskon Magic untuk berbelanja di Bukalapak. Reputasi Bukalapak
yang cukup baik menjadi salah satu faktor yang membentuk pandangan mereka
terhadap situs belanja online ini. Kepercayaan mereka terhadap Bukalapak dapat
terbentuk dengan baik dan ditambah dengan iklan yang menawarkan diskon sebesar
10% yang berlaku untuk semua barang. Meskipun tak ada pengalaman berbelanja
di Bukalapak, sebagian dari 27% responden merasa terpengaruhi oleh iklan
Bukalapak versi Diskon Magic.
Dari total 45 orang responden, 7 orang di antaranya atau 15% dari seluruh
total responden mengatakan bahwa artis yang memengaruhi mereka untuk
berbelanja di Bukalapak. Sebanyak 12 orang lainnya mengatakan bahwa konsep
iklan yang memengaruhi mereka. Namun, dominan responden yaitu sebanyak 26
orang atau 58% dari seluruh total responden mengatakan bahwa diskon itu
sendirilah yang memengaruhi mereka untuk berbelanja di Bukalapak. Angka
tersebut menunjukkan bahwa 15% responden menerima pesan yang disampaikan
dalam iklan Bukalapak versi Diskon Magic melalui rute periferal. Responden
menerima pesan karena artis dalam iklan tersebut yang berperan sebagai
komunikator terpecaya dan membuat mereka lebih mudah percaya kepada iklan
tersebut. Selain itu, konsep iklan yang menghadirkan atraksi sulap gagal juga
membuat 12 orang responden merasa terpengaruhi oleh iklan tersebut. Artis dan
konsep iklan membuat sebesar 85% dari seluruh total responden percaya terhadap
isi pesan tanpa memerhatikan isi pesan yang sebenarnya.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari analisis yang dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar mahasiswa memiliki pikiran yang sangat kritis. Mahasiswa mampu
mempertimbangkan apakah sebuah informasi layak diterima atau tidak. Penolakan
informasi juga dilakukan secara sering. Hal-hal tersebut di atas dapat dilihat dari
data yang didapatkan oleh peneliti melalui kuesioner online yang disebarkan
kepada 45 orang mahasiswa Universitas Surya.
Saat setelah menerima pesan dari iklan Bukalapak versi Diskon Magic,
sebagian besar mahasiswa tidak langsung memeriksa situs toko online tersebut.
Sebagian besar dari mahasiswa juga mengatakan tidak tertarik dengan diskon yang
ditawarkan di dalam iklan. Selain itu, hampir seluruh mahasiswa tidak melakukan
pembelian setelah melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic.
Kemudian, hampir seluruh mahasiswa merasa tidak terpengaruh dengan
adanya iklan yang menawarkan diskon 10% yang berlaku untuk semua barang itu.
Penerimaan pesan dilakukan lewat rute sentral, yaitu terlibatnya elaborasi pada saat
penerimaan pesan. Mahasiswa mempertimbangkan secara kritis mengenai pesan
yang mereka terima.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan kepada pihak
Bukalapak untuk pengembangan konsep iklan selanjutnya. Saran yang peneliti
24
berikan yaitu agar pemilihan konsep iklan lebih tertuju pada isi pesan yang
sesungguhnya. Konsep iklan disarankan agar lebih terkoneksi dengan isi pesan
yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan. Selain itu, peneliti juga ingin
memberikan saran kepada masyarakat. Saran yang peneliti berikan ialah agar
masyarakat mampu mempertimbangkan sebuah pesan yang disampaikan dengan
lebih kritis.
Dalam penerimaan pesan, lakukanlah dengan rute sentral.
Pertimbangkan pesan dengan informasi yang sudah dimiliki dan juga pengalaman
sebelumnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Amperiyanto, Tri. P3K Virus Komputer . Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007.
AnneAhira.com. AnneAhira. 2011. http://www.anneahira.com/you-tube.htm
(diakses Februari 11, 2016).
Armayanti, N. USU. 2012.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31537/4/Chapter%20II.pd
f (diakses Maret 09, 2016).
Baihaqie, W Al. “Pengertian Periklanan.” 2010.
Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES, 2012.
Erlina & Mulyani, Sri. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan.
Medan: Cetakan Pertama USU Press, 2007.
Kasali, Rhenald. Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targetting Positioning.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama , 2007.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran (Edisi Keduabelas). Jakarta: Indeks, 2007.
Lubis, NR. “Pengertian dan Sejarah Perkembangan Internet.” 2010.
Mcquaill, Dennis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Nastiti, Aulia. Elaboration Likelihood Model of Persuasion. 2010.
http://www.scribd.com/doc/67246841/Elaboration-Likelihood-Model-ofPersuasion#scribd (diakses June 28, 2015).
Pratiwi, Haning Dwi. “Online Shop sebagai Cara Berbelanja di Kalangan
Mahasiswa Unnes.” 2013.
Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku Sumber untuk
Penelitian Kualitatif. Tiara, 2001.
Seruni, Laras Sekar. “Ringkasan Teori Komunikasi Massa Perbandingan Media
Baru dan Media Lama.” Media Lama dan Media Baru, 2013.
Siswa, Muhammad. “Penggunaan Youtube sebagai Electronic Public Relation
untuk Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.”
2015.
StartupBisnis. StartupBisnis. 23 Februari 2012.
http://startupbisnis.com/bagaimana-bukalapak-com-didirikan/ (diakses
Februari 11, 2016).
Strauss, Anselm. Dasar-dasar penelitian kualitatif : tatalangkah dan teknik-teknik
teoritisasi data / Anselm Strauss & Juliet Corbin ; penerjemah
Muhammad Shodiq & Imam Muttaqie. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
26
Syahputra, D. “Pengertian Komunikasi Massa.” USU. 2012.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter%20II.pd
f (diakses 10 06, 2015).
UII. “Paradigma Penelitian.” UII. 23 04 2013.
http://communication.uii.ac.id/images/PERKULIAHAN/paradigma%20pe
nelitian%20%5Bcompatibility%20mode%5D.pdf (diakses 12 09, 2015).
27
(Analisis Kepercayaan Mahasiswa Universitas Surya terhadap Iklan
Bukalapak Versi Diskon Magic Ditinjau dari Teori Elaboration Likelihood)
Makalah Riset Media
Oleh:
Mentari Shalsyabil Tridika
(1400410035)
DIGITAL COMMUNICATION STUDY PROGRAM
GREEN ECONOMY AND DIGITAL COMMUNICATION FACULTY
SURYA UNIVERSITY
SERPONG
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan makalah penelitian ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) pada
mata kuliah riset media.
Makalah penelitian ini berisi tentang masalah yang peneliti sudah temukan
jawabannya yaitu mengenai kepercayaan mahasiswa Universitas Surya terhadap
iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Makalah ini dapat diselesaikan tentunya
dengan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti ingin berterimakasih
kepada Bapak Salim Alatas, S.Sos., M.Si. dan Ibu Helena Rebecca Wulannari
Tangkilisan, S.S., M.Si., selaku dosen mata kuliah Riset Media pada Program Studi
Ilmu Komunikasi di Universitas Surya yang telah memberikan ilmu dan
membimbing dalam proses pembuatan makalah ini. Selain itu, peneliti ingin
berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong peneliti
dalam penyelesaian makalah ini.
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan
kepada pembaca. Peneliti mohon maaf apabila di dalam makalah ini masih terdapat
kesalahan karena kurangnya pengalaman. Kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk tulisan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Tangerang, Maret 2016
Peneliti
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
1. BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................5
1.3 Hipotesis Penelitian............................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................6
2. BAB II LANDASAN PEMIKIRAN..................................................................7
2.1 Teori Elaborasi....................................................................................................7
2.2 Konsep Kepercayaan......................................................................................... 8
3. METODOLOGI PENELITIAN......................................................................10
3.1 Paradigma Penelitian........................................................................................10
3.2 Metode Penelitian...........................................................................................10
3.3 Teknik Pengumpulan Data................................................................................11
3.4 Teknik Analisis Data.........................................................................................11
3.5 Instrumen Penelitian.........................................................................................12
4. PEMBAHASAN................................................................................................14
4.1 Hasil Kuesioner................................................................................................14
4.2 Analisis.............................................................................................................19
4.2.1 Analisis Tingkat Kepercayaan Penonton terhadap Iklan Bukalapak Versi
Diskon Magic Dilihat Dari Rute Sentral................................................................19
4.2.2 Analisis Tingkat Kepercayaan Penonton terhadap Iklan Bukalapak Versi
Diskon Magic Dilihat Dari Rute Periferal...............................................................21
5. PENUTUP.........................................................................................................24
5.1 Simpulan...........................................................................................................24
5.2 Saran.................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................26
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia yang tidak
bisa dihilangkan eksistensinya. Maka dari itu, komunikasi mengalami
perkembangan yang sangat pesat dalam sejarah peradaban manusia. Salah satu
bagian dari komunikasi yang berkembang sangat pesat yaitu komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa. Media
massa dibagi menjadi dua, yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak
terdiri dari koran, majalah, tabloid, dan lain-lain. Sedangkan media elektronik
seperti radio, televisi, film, dan video (Syahputra 2012).
Media massa yang dianggap media lama dikatakan lebih beorientasi kepada
penyebaran informasi dan kurang memerhatikan adanya interaksi kepada khalayak.
Seiring berkembangnya teknologi, hadirlah media baru yang menjadi penyempurna
bagi media lama. Media baru lebih interaktif dan menciptakan pemahaman baru
tentang komunikasi pribadi (Seruni 2013). Melalui media baru, segala bentuk
informasi yang disampaikan tidak memiliki batasan ruang dan waktu.
Denis Mcquaill dalam buku Teori Komunikasi Massa (2011) menjelaskan
mengenai ciri-ciri media baru, yaitu adanya saling keterbutuhan (interkonektivitas),
khalayak individu berperan sebagai penerima dan pengirim pesan, interaktif, berada
di mana-mana, dan kegunaannya yang beragam sebagai karakter yang terbuka
1
(Mcquaill 2011). Media baru meliputi media sosial, website, portal berita, blog, dan
lain-lain.
Kunci hadirnya media baru yaitu didukung oleh adanya jaringan internet.
Internet awal mulanya adalah sebuah proyek bernama ARPANET dan berkembang
dengan sangat cepat. Amperiyanto (2007) menyatakan bahwa berkembangnya
ARPANET yang begitu pesat membuatnya keluar dari lingkungan network militer,
sehingga dengan penambahan subnetwork dari universitas, perusahaan, komunitas
pemakai, maka dikenal dengan sebutan internat (Amperiyanto 2007). Tujuan awal
dibangun proyek tersebut adalah untuk keperluan militer.
Tidak lama kemudian ARPANET ini berkembang pesat diseluruh daerah
Amerika, dan seluruh universitas di negara itu ingin bergabung sehingga
menyebabkan mereka kesulitan dalam mengaturnya. Oleh sebab itu, ARPANET
terpecah menjadi dua bagian, yaitu MILNET untuk keperluan militer dan
ARPANET untuk keperluan nonmiliter. Kedua jaringan ini kemudian digabung
dengan nama DARPA Internet atau lebih dikenal dengan nama Internet saja (Lubis
2010). Dilihat dari perkembangannya, internet banyak menarik minat masyarakat
dari berbagai kalangan dan sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat.
Internet terus berkembang dengan cepat dengan fungsi yang beragam.
Dengan adanya jaringan internet, masyarakat dapat mengakses segala informasi
dari berbagai penjuru tanpa batasan ruang dan waktu. Internet meliputi tulisan, foto,
audio, serta gambar bergerak atau video. Salah satu website pada internet yang
paling sering dikunjungi oleh masyakat yaitu Youtube. Youtube merupakan salah
satu website yang fenomenal karena hampir 2 milyar pengunjung mendatangi situs
2
ini setiap harinya untuk bertukar informasi melalui video. Dapat dikatakan bahwa
situs youtube merupakan situs video sharing terbesar di jagad dunia maya. Terdapat
kurang lebih 45.000 jumlah hits halaman yang diterima oleh Youtube setiap
harinya. Rata-rata waktu yang dihabiskan oleh satu pengunjung Youtube untuk
menonton video di Youtube yaitu 15 menit (Siswa 2015).
Youtube merupakan produk kemajuan zaman yang tidak memandang kasta.
Siapa saja bisa berbagi informasi melalui video dan tentunya tanpa menyinggung
SARA. Youtube adalah layanan berbagi video secara gratis atau tidak dipungut
biaya apapun. Situs ini pertama kali diciptakan oleh bekas karyawan PayPal Chad
Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada tahun 2005 (Siswa 2015). Teknologi
adobe video flash menjadi sistem beroperasinya Youtube. Dalam menghindari hal
yang tidak diinginkan, Youtube menetapkan untuk mengadakan minimal usia
pengguna Youtube, yaitu 18 tahun.
Situs Youtube tidak membiarkan adanya video yang bersifat offensive
dalam situsnya. Biasanya bila terlanjur terunggah, maka Youtube akan otomatis
memblokir video tersebut. Pengguna Youtube dapat mengunggah video ke situs
tersebut dalam jumlah tidak terbatas. Banyak jenis video yang bisa ditemukan di
Youtube, seperti film, musik video, tutorial, iklan, bahkan video yang diciptakan
oleh pengguna itu dengan tujuan menjadikan youtube buku harian dalam bentuk
video (AnneAhira.com 2011).
Salah satu jenis video yang paling sering dijumpai dalam situs ini yaitu
iklan. Selain berdiri sendiri sebagai video, iklan dapat hadir sebagai ads yang
diputar sebelum sebuah video yang akan ditonton oleh seorang pengunjung situs
3
karena video tersebut memiliki jumlah viewer yang banyak sehingga mendapat
iklan. Menurut Kasali, iklan merupakan sebuah pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui sebuah media (Kasali 2007).
Sedangkan menurut Kotler dan Keller iklan adalah presentasi nonpribadi dan
promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Kotler
2007). Tujuan iklan ialah sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi, memberikan
kriteria dalam pengambilan keputusan, dan sebagai alat evaluasi (Baihaqie 2010).
Iklan di youtube yang kini sering muncul sebelum sebuah video terputar
salah satunya ialah iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Bukalapak merupakan
situs belanja online yang didirikan pada awal tahun 2010 (StartupBisnis 2012).
Iklan Bukalapak versi diskon magic menghadirkan seorang pesulap pada awal
iklan. Penonton dibuat menunggu oleh pesulap itu untuk melihat aksi sulapnya yang
tak kunjung berhasil. Setelah itu, tiba-tiba kamera bergeser ke arah kanan dan ada
CEO Bukalapak yang menyela bahwa menonton magic gagal hanya membuang
waktu kemudian menawarkan diskon magic di Bukalapak sebesar 10%. Diskon
tersebut berlaku untuk semua barang tanpa terkecuali.
Melihat hal tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana kepercayaan
khalayak terhadap Bukalapak setelah melihat iklan tersebut. Peneliti menggunakan
sumber penelitian dari mahasiswa Universitas Surya. Jumlah sampel yang diambil
yaitu sebanyak 45 orang. Alasan pemilihan sumber tersebut ialah karena mahasiswa
merupakan bagian dari masyarakat yang sangat dekat dengan persoalan akses
informasi dan jaringan internet (Pratiwi 2013). Berbelanja online adalah bentuk
perubahan yang disajikan oleh internet untuk memudahkan masyarakat dalam hal
berbelanja (Pratiwi 2013).
4
Peneliti ingin menganalisis kepercayaan penonton yang dilihat dari dua rute
elaborasi, yaitu rute sentral dan rute periferal. Pada rute sentral, penonton akan
melibatkan elaborasi dalam penerimaan pesan atau melakukan penimbangan kritis.
Sedangkan pada rute periferal, penonton tidak melibatkan elaborasi dalam
penerimaan pesan. Kepercayaan penonton untuk berbelanja di Bukalapak dapat
didasari oleh tiga hal, yaitu model dalam iklan, konsep iklan, atau pesan dalam iklan
itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti kepercayaan penonton terhadap
iklan Bukalapak versi Diskon Magic ditinjau dari teori elaborasi likelihood.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, peneliti memiliki dua
pertanyaan yang menjadi rumusan masalah secara khusus, yang pertama yaitu
bagaimana tingkat kepercayaan penonton terhadap iklan Bukalapak versi Diskon
Magic ditinjau dari rute sentral. Yang kedua yaitu bagaimana tingkat kepercayaan
penonton terhadap iklan Bukalapak versi Diskon Magic ditinjau dari rute periferal.
1.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah responden melakukan elaborasi
terhadap pesan yang diterima. Responden mempertimbangkan pesan yang diterima
dan berpotensi untuk terjadi penolakan terhadap pesan.
5
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Akademis
Secara akademis, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskiripsikan dan
menjelaskan tingkat kepercayaan mahasiswa Universitas Surya terhadap situs
belanja online Bukalapak setelah melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic guna
memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Riset Media.
1.4.2 Tujuan Praktis
Secara Praktis, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan
tingkat kepercayaan mahasiswa Universitas Surya terhadap terhadap situs belanja
online Bukalapak setelah melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic ditinjau dari
teori elaboration likelihood.
6
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN
2.1 Teori Elaboration Likelihood
Dalam makalah ini, peneliti menggunakan teori Elaboration Likelihood Model of
Persuasion yang menjadi landasan dalam menganalisis. Teori ini pertama kali
dikemukakan oleh Richard Petty dan John Cacioppo pada tahun 1986. Teori ini
mengatakan bahwa setiap orang akan memproses pesan yang diterima dengan cara
yang berbeda-beda. Seseorang akan terbujuk atau tidak oleh pesan karena seseorang
itu akan menimbang-nimbang pesan tersebut secara kritis (Nastiti 2010). Terdapat
dua rute menuju perubahan sikap, yaitu:
1. Rute Sentral
Pada rute sentral, seseorang akan melibatkan elaborasi pada pesan. Menurut
etimologis, elaborasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu elaborate yang
berarti bekerja dengan hati-hati dan detail. Individu akan membandingkan pesan
yang didapat dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki
sebelumnya. Individu akan menyaring, mencari tahu, dan menelaah pesan yang
didapat. Dalam elaborasi pesan, dibutuhkan usaha kognitif (pemikiran). Tujuan dari
usaha kognitif ini adalah untuk menentukan apakah pesan yang didapatkan oleh
individu pantas untuk didapatkan (Nastiti 2010).
2. Rute Periferal
7
Rute periferal tidak melibatkan elaborasi pada pesan. Individu tidak
melakukan pertimbangan kritis saat menerima pesan. Individu menggunakan unsur
lain untuk menerima pesan yang bukan merupakan pesan itu sendiri, seperti
komunikator atau dominasi orang setuju. Jadi, isi pesan tidak terlalu diperhatikan
oleh seorang individu dalam menerima pesan (Nastiti 2010).
2.2 Konsep Kepercayaan
Selain teori elaborasi, peneliti juga menggunakan konsep kepercayaan
untuk menganalisis kepercayaan penonton terhadap iklan Bukalapak versi Diskon
Magic dilihat dari teori elaboration likelihood.
Menurut Ba dan Pavlou, kepercayaan adalah penilaian hubungan seseorang
dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan
dalam lingkungan yang penuh dengan ketidakpasitan (Armayanti 2012).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan:
McKnight et al (2002) menyatakan bahwa terdapat 2 faktor yang dapat
mempengaruhi kepercayaan seseorang, yaitu:
1. Perceived web vendor reputation
Reputasi ialah sebuah atribut yang diberikan oleh suatu perusahaan
kepada konsumen melalui orang atau sumber lain selain perusahaan itu
sendiri. Kepercayaan seorang konsumen yang belum pernah berinteraksi
dengan penjual sangat dipengaruhi oleh reputasi. Informasi bersifat positif
yang didengar oleh konsumen akan meningkatkan kepercayaan serta
8
mengurangi kekhawatiran akan segala kemungkinan resiko yang bisa
didapat ketika berbelanja di sebuah toko online (Armayanti 2012).
2. Perceived web site quality
Perceived web site quality ialah persepsi mengenai kualitas situs
toko online. Tampilan situs akan memberikan kesan pertama yang terbentuk
kepada calon pembeli. Tampilan website akan memengaruhi rasa nyaman
konsumen, dengan begitu, konsumen akan lebih percaya dan merasa
nyaman untuk berbelanja. Menurut Wing Field (2003), menampilkan situs
dengan cara yang profesional menunjukkan bahwa toko online tersebut
berkompeten dalam menjalankan oprasionalnya (Armayanti 2012).
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah cara pandang peneliti terhadap suatu realitas
dan juga membantu peneliti dalam menjawab masalah penelitian (Erlina & Mulyani
2007).
Terdapat
empat
paradigma
penelitian
positivist,
post-positivist,
constructivist, dan critical theory.
Paradigma yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah paradigma
positivisme, yaitu pemikiran yang berdasarkan realitas sesungguhnya, tidak
mengada-ada, dan berdasarkan kejadian sesungguhnya di kehidupan nyata. Maka
dari itu, peneliti menggunakan paradigma psitivisme untuk meneliti mengenai
kepercayaan khalayak terhadap iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Peneliti akan
melakukan pengumpulan data dan data yang didapat akan dituliskan berdasarkan
realitas sesungguhnya, tidak mengada-ada, dan berdasarkan di kehidupan nyata.
3.2 Metode Penelitian
Peneliti memakai metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode
penelitian deskriptif kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada paradigma positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
10
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Effendi 2012).
Peneliti akan meneliti sebuah populasi tertentu, yaitu mahasiswa
Universitas Surya yang akan diambil beberapa sampel. Sampel akan diambil
dengan cara simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian berupa kuesioner, dan analisis data akan dilakukan secara kuantitatif.
Maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data didapat dengan cara survei dengan melakukan kuesioner online
kepada Mahasiswa Surya University. Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner
tertutup yang berarti semua alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh
peneliti. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggapnya sesuai.
Populasi yang diteliti adalah seluruh mahasiswa Universitas Surya, dari populasi
tersebut diambil sampel yang terdiri dari 45 responden yang dipilih menggunakan
simple random sampling dipilih secara acak.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis
deskriptif. Teknik analisis deskriptif merupakan tekhnik analisis yang dipakai untuk
menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang
sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil
penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif diantaranya
seperti penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekwensi, diagram,
grafik, mean, modus, dan lain-lain.
11
3.5
Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.
Berikut adalah daftar pertanyaan dalam kuesioner penelitian.
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah Anda pernah berbelanja di Bukalapak sebelumnya?
a.
Ya
b.
Tidak
Bagaimana pengalaman Anda bersama Bukalapak?
a.
Sangat Tidak Baik
b.
Tidak Baik
c.
Baik
d.
Sangat Baik
Bagaimana reputasi Bukalapak menurut kabar yang Anda dengar?
a.
Sangat Tidak Baik
b.
Tidak Baik
c.
Baik
d.
Sangat Baik
Apakah Anda pernah melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic?
a.
Pernah
b.
Tidak Pernah
Apakah setelah melihat iklan tersebut, Anda membuka website Bukalapak?
a.
Ya
b.
Tidak
12
6
7.
8.
Apakah Anda tertarik dengan diskon yang ditawarkan? (diskon 10% all item)
a.
Ya
b.
Tidak
Apakah setelah itu Anda membeli barang di Bukalapak?
a.
Ya
b.
Tidak
Menurut Anda, apakah iklan tersebut mempengaruhi minat Anda untuk
berbelanja?
9.
a.
Ya
b.
Tidak
Apa unsur dari iklan tersebut yang membuat Anda tertarik untuk berbelanja
di Bukalapak dengan diskon 10%?
a.
Artis
b.
Konsep Iklan
c.
Diskon itu sendiri
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Kuesioner
Kuesioner disebarkan kepada 45 orang responden. Populasi responden ialah
mahasiswa Universitas Surya dan sampel yang diambil adalah 40 mahasiswa
Universtias Surya. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random
sampling. Penyebaran kuesioner dilakukan secara online. Kuesioner yang
disebarkan ialah kuesioner dengan pertanyaan tertutup, yaitu pilihan jawaban pada
kuesioner sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden hanya memilih salah
satu jawaban yang dianggap paling sesuai. Setelah kuesioner disebarkan, maka
didapatlah data sebagai berikut.
1. Apakah
Anda pernah berbelanja di Bukalapak sebelumnya?
Diagram 1
Ya
42%
Tidak
58%
Ya
Tidak
Sebanyak 42% responden pernah melakukan transaksi sebagai konsumen,
yaitu berbelanja di Bukalapak. Sedangkan, 58% lainnya mengatakan tidak pernah
berbelanja di Bukalapak.
14
2. Bagaimana pengalaman Anda bersama Bukalapak?
Diagram 2
Tidak Baik
21%
Sangat Baik
26%
Baik
53%
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Baik
Sangat Baik
Dari 19 orang responden yang pernah berbelanja di Bukalapak, 21% di
antaranya memiliki pengalaman tidak baik saat melakukan transaksi di Bukalapak.
Sebanyak 53% responden yang pernah berbelanja di Bukalapak mengatakan bahwa
mereka memiliki pengalaman baik saat berbelanja di Bukalapak. Sedangkan,
sebanyak 26% lainnya mengatakan bahwa mereka memiliki pengalaman yang
sangat baik saat berbelanja di Bukalapak.
3. Bagaimana reputasi
Bukalapak menurut kabar yang Anda dengar?
Diagram 3
Sangat Tidak
Baik; 7%
Sangat Baik;
33%
Baik; 60%
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Baik
Sangat Baik
Sebanyak 7% responden mengatakan bahwa mereka mendengar kabar dari
orang lain bahwa reputasi Bukalapak sangat tidak baik. Sebanyak 60% responden
15
mengatakan bahwa reputasi Bukalapak menurut yang mereka dengar ialah baik.
Sedangkan, sebanyak 33% responden mengatakan bahwa reputasi Bukalapak
adalah sangat baik menurut kabar yang mereka dengar dari orang lain.
4. Apakah
Anda pernah melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic
Diagram 4
Tidak
40%
Ya
60%
Ya
Tidak
Sebanyak 60% responden mengatakan pernah menyaksikan iklan
Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan, 40% lainnya tidak pernah menyaksikan
iklan tersebut.
5. Apakah setelah melihat iklan tersebut, Anda membuka website Bukalapak?
Diagram 5
Ya; 22%
Tidak; 78%
Ya
Tidak
Sebanyak 22% responden mengatakan iya bahwa mereka membuka situs
Bukalapak setelah menyaksikan iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Kemudian
16
jumlah sisanya yaitu sebanyak 78% responden mengatakan tidak membuka situs
Bukalapak setelah melihat iklan tersebut.
6. Apakah Anda tertarik dengan diskon yang ditawarkan? (diskon 10% all item)
Diagram 6
Ya
22%
Tidak
78%
Ya
Tidak
Sebanyak 22% responden mengatakan bahwa mereka tertarik dengan
diskon yang ditawarkan oleh Bukalapak di dalam iklan Bukalapak versi Diskon
Magic, yaitu potongan harga sebesar 10% yang berlaku untuk semua barang.
Sedangkan, sebanyak 78% mengatakan tidak tertarik dengan penawaran tersebut.
7. Apakah setelah itu Anda membeli barang di Bukalapak?
Diagram 7
Ya; 7%
Tidak; 93%
Ya
Tidak
Sebanyak 7% responden membeli barang di Bukalapak setelah melihat
iklan Bukalapak versi Diskon Magic dan tertarik dengan penawaran yang diberikan.
Namun, 93% sisanya tidak membeli barang setelah itu.
17
8. Menurut Anda, apakah iklan tersebut mempengaruhi minat Anda untuk
berbelanja?
Diagram 8
Ya
27%
Tidak
73%
Ya
Tidak
Sebanyak 27% responden mengatakan bahwa iklan Bukalapak versi
Diskon Magic memengaruhi minat mereka untuk berbelanja di Bukalapak.
Sedangkan 73% lainnya berkata tidak.
9. Apa unsur dari iklan tersebut yang membuat Anda tertarik untuk berbelanja di
Bukalapak dengan diskon 10%?
Diagram 9
Artis
15%
Diskon Itu
Sendiri
58%
Artis
Konsep Iklan
Konsep Iklan
27%
Diskon Itu Sendiri
Sebanyak 16% responden mengatakan bahwa yang menarik mereka untuk
berbelanja di Bukalapak dengan diskon 10% ialah artis yang terdapat dalam iklan
Bukalapak versi Diskon Magic. Sebanyak 27% responden mengatakan bahwa
konsep iklan yang membuat mereka tertarik untuk berbelanja di Bukalapak.
18
Sedangkan, 58% sisanya mengatakan bahwa diskon 10% itulah yang membuat
mereka tertarik untuk berbelanja di Bukalapak.
4.2 Analisis
4.2.1 Analisis Tingkat Kepercayaan Penonton terhadap Iklan Bukalapak
Versi Diskon Magic Dilihat Dari Rute Sentral
Dari data yang sudah dikumpulkan melalui kuesioner, didapatkan sebanyak
19 orang dari 45 responden atau 42% responden menyatakan pernah berbelanja di
Bukalapak. Dengan pernah melakukan transaksi di Bukalapak, maka responden
telah memiliki pengalaman dengan Bukalapak. Pengalaman yang dialami para
responden berbeda-beda. Sebanyak 4 orang responden memiliki pengalaman tidak
baik saat berbelanja di Bukalapak, sedangkan sebanyak 10 orang responden
mengatakan bahwa mereka memiliki pengalaman baik saat berbelanja di
Bukalapak, dan sebanyak 5 orang responden memiliki pengalaman yang sangat
baik saat berbelanja di Bukalapak.
Dari 45 orang responden, sebanyak 10 orang responden atau 22% dari
seluruh total responden mengatakan bahwa mereka membuka situs toko online
Bukalapak setelah menyaksikan iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan,
sebanyak 35 orang responden atau 78% dari seluruh total responden mengatakan
bahwa mereka tidak membuka situs toko online Bukalapak setelah menyaksikan
iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Bila dilihat dari jawaban para responden,
maka 22% responden merasa tertarik dengan diskon yang ditawarkan oleh
Bukalapak melalui iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan, 78% lainnya
merasa tidak tertarik dan menggunakan rute sentral saat menerima pesan yang
disampaikan melalui iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sebanyak 78%
19
responden melakukan usaha kognitif atau pemikiran saat menerima pesan dari iklan
tersebut.
Usaha
kognitif
yang
disebutkan
berarti
78%
responden
mempertimbangkan apakah pesan yang didapatkan melalui iklan tersebut pantas
untuk diterima atau tidak. Dengan kata lain, 78% responden tidak begitu saja
menerima pesan yang didapat, tetapi melakukan elaborasi pada pesan yang didapat
sehingga mereka mampu menolak pesan tersebut.
Sebanyak 10 orang atau 22% responden dari total seluruh responden
mengatakan tertarik dengan diskon yang ditawarkan melalui iklan Bukalapak versi
Diskon Magic. Sedangkan, 35 orang lainnya mengatakan tidak tertarik. Pesan yang
disampaikan melalui iklan tidak diterima dengan begitu saja. Namun, dilakukan
pertimbangan berupa pengalaman, informasi yang didapat, atau kabar mengenai
reputasi Bukalapak. Sebanyak 3 orang responden atau 7% dari seluruh total
responden mengatakan bahwa mereka membeli sebuah barang di Bukalapak setelah
melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan, 93% lainnya tidak
membeli. Angka tersebut menunjukkan bahwa dominan responden melakukan
pertimbangan kritis terhadap pesan yang disampaikan melalui iklan Bukalapak
versi Diskon Magic. Meskipun pengalaman sangat baik sudah banyak didapat,
namun diskon sebesar 10% belum terlalu menarik bagi mereka untuk melakukan
transaksi kembali di Bukalapak.
Sebanyak 12 orang responden atau 27% dari total seluruh responden
mengatakan bahwa iklan Bukalapak versi Diskon Magic memengaruhi minat beli
mereka di Bukalapak. Sedangkan, 78% lainnya tidak. Dominan responden tidak
mudah percaya dengan pesan yang disampaikan dalam iklan. Ketidakpastian dalam
bertransaksi dapat menjadi alasannya karena dominan responden juga belum pernah
20
berbelanja di Bukalapak. Walaupun reputasi Bukalapak menurut dominan
responden adalah baik, namun pengalaman pribadi lebih dipercaya untuk menjadi
jembatan pengambilan keputusan dalam berbelanja secara online atau secara tidak
tatap muka.
Dari total 45 orang responden, 7 orang di antaranya atau 15% dari seluruh
total responden mengatakan bahwa artis yang memengaruhi mereka untuk
berbelanja di Bukalapak. Sebanyak 12 orang lainnya mengatakan bahwa konsep
iklan yang memengaruhi mereka. Namun, dominan responden yaitu sebanyak 26
orang atau 58% dari seluruh total responden mengatakan bahwa diskon itu
sendirilah yang memengaruhi mereka untuk berbelanja di Bukalapak. Angka
tersebut menunjukkan bahwa dominan responden mengabaikan variabel artis dan
cara penyampaian pesan, melainkan memberi perhatian kepada isi pesan itu sendiri
untuk menentukan apakah pesan yang disampaikan layak untuk diterima atau tidak.
4.2.2 Analisis Tingkat Kepercayaan Penonton terhadap Iklan Bukalapak
Versi Diskon Magic Dilihat Dari Rute Periferal
Dari 45 orang responden, sebanyak 10 orang responden atau 22% dari
seluruh total responden mengatakan bahwa mereka membuka situs toko online
Bukalapak setelah menyaksikan iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan,
sebanyak 35 orang responden atau 78% dari seluruh total responden mengatakan
bahwa mereka tidak membuka situs toko online Bukalapak setelah menyaksikan
iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Bila dilihat dari jawaban para responden,
maka 22% responden merasa tertarik dengan diskon yang ditawarkan oleh
Bukalapak melalui iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Sedangkan, 78% lainnya
merasa tidak tertarik. Sebesar 22% responden menggunakan rute periferal dalam
21
menerima pesan yang disampaikan dalam iklan Bukalapak versi Diskon Magic.
Penggunaan rute periferal berarti tidak ada usaha kognitif yang dilakukan oleh
penerima pesan. Penerima pesan menerima pesan yang disampaikan tanpa
melibatkan elaborasi, hal ini berarti bahwa 22% responden tidak melibatkan
elaborasi saat menerima pesan dari iklan Bukalapak versi Diskon Magic. Tidak ada
pertimbangan kritis dalam penerimaan pesan. Penerima pesan menerima pesan
yang disampaikan dengan begitu saja dan tidak ada usaha untuk menolak pesan
tersebut.
Sebanyak 10 orang atau 22% responden dari total seluruh responden
mengatakan tertarik dengan diskon yang ditawarkan melalui iklan Bukalapak versi
Diskon Magic. Sedangkan, 35 orang lainnya mengatakan tidak tertarik. Sejumlah
10 orang responden menerima informasi yang disampaikan oleh iklan Bukalapak
versi Diskon Magic tanpa mempertimbangkan secara kritis. Pesan yang didapat
secara cepat diterima begitu saja. Reputasi Bukalapak yang baik juga membuat 10
orang responden ini percaya dengan mudah kepada Bukalapak. Sebanyak 3 orang
responden atau 7% dari seluruh total responden mengatakan bahwa mereka
membeli sebuah barang di Bukalapak setelah melihat iklan Bukalapak versi Diskon
Magic. Sedangkan, 93% lainnya tidak membeli. Angka tersebut menunjukkan
bahwa 3 orang responden melakukan menerima pesan yang disampaikan dalam
iklan. Tanpa pemikiran kritis, 3 orang responden melakukan transaksi di Bukalapak
tanpa mempertimbangkan lebih matang lagi. Diskon sebesarr 10% yang berlaku
untuk semua barang telah menarik bagi mereka.
Sebanyak 12 orang responden atau 27% dari total seluruh responden
mengatakan bahwa iklan Bukalapak versi Diskon Magic memengaruhi minat beli
22
mereka di Bukalapak. Sedangkan, 78% lainnya tidak. Meskipun berada dalam
ketidakpastian, sebanyak 27% responden merasa terpengaruhi oleh iklan
Bukalapak versi Diskon Magic untuk berbelanja di Bukalapak. Reputasi Bukalapak
yang cukup baik menjadi salah satu faktor yang membentuk pandangan mereka
terhadap situs belanja online ini. Kepercayaan mereka terhadap Bukalapak dapat
terbentuk dengan baik dan ditambah dengan iklan yang menawarkan diskon sebesar
10% yang berlaku untuk semua barang. Meskipun tak ada pengalaman berbelanja
di Bukalapak, sebagian dari 27% responden merasa terpengaruhi oleh iklan
Bukalapak versi Diskon Magic.
Dari total 45 orang responden, 7 orang di antaranya atau 15% dari seluruh
total responden mengatakan bahwa artis yang memengaruhi mereka untuk
berbelanja di Bukalapak. Sebanyak 12 orang lainnya mengatakan bahwa konsep
iklan yang memengaruhi mereka. Namun, dominan responden yaitu sebanyak 26
orang atau 58% dari seluruh total responden mengatakan bahwa diskon itu
sendirilah yang memengaruhi mereka untuk berbelanja di Bukalapak. Angka
tersebut menunjukkan bahwa 15% responden menerima pesan yang disampaikan
dalam iklan Bukalapak versi Diskon Magic melalui rute periferal. Responden
menerima pesan karena artis dalam iklan tersebut yang berperan sebagai
komunikator terpecaya dan membuat mereka lebih mudah percaya kepada iklan
tersebut. Selain itu, konsep iklan yang menghadirkan atraksi sulap gagal juga
membuat 12 orang responden merasa terpengaruhi oleh iklan tersebut. Artis dan
konsep iklan membuat sebesar 85% dari seluruh total responden percaya terhadap
isi pesan tanpa memerhatikan isi pesan yang sebenarnya.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari analisis yang dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar mahasiswa memiliki pikiran yang sangat kritis. Mahasiswa mampu
mempertimbangkan apakah sebuah informasi layak diterima atau tidak. Penolakan
informasi juga dilakukan secara sering. Hal-hal tersebut di atas dapat dilihat dari
data yang didapatkan oleh peneliti melalui kuesioner online yang disebarkan
kepada 45 orang mahasiswa Universitas Surya.
Saat setelah menerima pesan dari iklan Bukalapak versi Diskon Magic,
sebagian besar mahasiswa tidak langsung memeriksa situs toko online tersebut.
Sebagian besar dari mahasiswa juga mengatakan tidak tertarik dengan diskon yang
ditawarkan di dalam iklan. Selain itu, hampir seluruh mahasiswa tidak melakukan
pembelian setelah melihat iklan Bukalapak versi Diskon Magic.
Kemudian, hampir seluruh mahasiswa merasa tidak terpengaruh dengan
adanya iklan yang menawarkan diskon 10% yang berlaku untuk semua barang itu.
Penerimaan pesan dilakukan lewat rute sentral, yaitu terlibatnya elaborasi pada saat
penerimaan pesan. Mahasiswa mempertimbangkan secara kritis mengenai pesan
yang mereka terima.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan kepada pihak
Bukalapak untuk pengembangan konsep iklan selanjutnya. Saran yang peneliti
24
berikan yaitu agar pemilihan konsep iklan lebih tertuju pada isi pesan yang
sesungguhnya. Konsep iklan disarankan agar lebih terkoneksi dengan isi pesan
yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan. Selain itu, peneliti juga ingin
memberikan saran kepada masyarakat. Saran yang peneliti berikan ialah agar
masyarakat mampu mempertimbangkan sebuah pesan yang disampaikan dengan
lebih kritis.
Dalam penerimaan pesan, lakukanlah dengan rute sentral.
Pertimbangkan pesan dengan informasi yang sudah dimiliki dan juga pengalaman
sebelumnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Amperiyanto, Tri. P3K Virus Komputer . Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007.
AnneAhira.com. AnneAhira. 2011. http://www.anneahira.com/you-tube.htm
(diakses Februari 11, 2016).
Armayanti, N. USU. 2012.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31537/4/Chapter%20II.pd
f (diakses Maret 09, 2016).
Baihaqie, W Al. “Pengertian Periklanan.” 2010.
Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES, 2012.
Erlina & Mulyani, Sri. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan.
Medan: Cetakan Pertama USU Press, 2007.
Kasali, Rhenald. Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targetting Positioning.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama , 2007.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran (Edisi Keduabelas). Jakarta: Indeks, 2007.
Lubis, NR. “Pengertian dan Sejarah Perkembangan Internet.” 2010.
Mcquaill, Dennis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Nastiti, Aulia. Elaboration Likelihood Model of Persuasion. 2010.
http://www.scribd.com/doc/67246841/Elaboration-Likelihood-Model-ofPersuasion#scribd (diakses June 28, 2015).
Pratiwi, Haning Dwi. “Online Shop sebagai Cara Berbelanja di Kalangan
Mahasiswa Unnes.” 2013.
Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku Sumber untuk
Penelitian Kualitatif. Tiara, 2001.
Seruni, Laras Sekar. “Ringkasan Teori Komunikasi Massa Perbandingan Media
Baru dan Media Lama.” Media Lama dan Media Baru, 2013.
Siswa, Muhammad. “Penggunaan Youtube sebagai Electronic Public Relation
untuk Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.”
2015.
StartupBisnis. StartupBisnis. 23 Februari 2012.
http://startupbisnis.com/bagaimana-bukalapak-com-didirikan/ (diakses
Februari 11, 2016).
Strauss, Anselm. Dasar-dasar penelitian kualitatif : tatalangkah dan teknik-teknik
teoritisasi data / Anselm Strauss & Juliet Corbin ; penerjemah
Muhammad Shodiq & Imam Muttaqie. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
26
Syahputra, D. “Pengertian Komunikasi Massa.” USU. 2012.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter%20II.pd
f (diakses 10 06, 2015).
UII. “Paradigma Penelitian.” UII. 23 04 2013.
http://communication.uii.ac.id/images/PERKULIAHAN/paradigma%20pe
nelitian%20%5Bcompatibility%20mode%5D.pdf (diakses 12 09, 2015).
27