ETIKA DAN MORAL LINGKUNGAN. pptx

ETIKA DAN MORAL
LINGKUNGAN
Oleh :
ROLLING S. GASPERSZ, ST., M.Si

A.Konsep Lingkungan
• Lingkungan berdasarkan ruang lingkupnya dapat
dibagi menjadi 3 bagian yaitu 1) lingkungan rumah
tangga sebagai lingkungan mikro (micro
environment); 2) lingkungan kerja (meso
environment); dan 3) lingkungan makro
(macro/ambient environment).
• Permasalahan lingkungan mikro yang dominan
menyebabkan kerawanan lingkungan adalah
penyediaan air minum dan pembuangan sampah
domestik, sedangkan pada lingkungan kerja adalah
pemborosan energi dan pada lingkungan
makronya adalah kerusakan dan kemerosotan
kualitas ekosistem.

•Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang

terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
•Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
•Ekosistem yang sangat strategis sebagai perisai
dunia adalah hutan

Hutan berfungsi sebagai penampung karbon

dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan,
modulator arus hidrologi, serta pelestari
tanah, dan merupakan salah satu aspek
biosfera Bumi yang paling penting.
Sebagai ilustrasi bahwa Laju kerusakan
hutan 2% atau 1,87 Juta Ha per tahun / 51 km
hutan rusak per hari / 300 kali lapangan
sepakbola per jam.






Komponen lingkungan dari Norbert Dee
(Battelde
Columbus)
dibagi
dalam
4
kelompok dasar yaitu ekologi, pencemaran
lingkungan,
estetika
dan
kepentingan
manusia.
Aspek kepentingan manusia itulah yang
menjadi dasar terjadinya bencana di Jawa
Tengah
berupa

Tanah
Longsor
di
Tawangmangu dan banjir di DAS Bengawan
Solo, meskipun faktor iklim juga berperan
sebagai Triger Sekunder (pemicu) setelah
faktor human eror tersebut.

B. Inventarisasi Permasalahan Lingkunngan
• Inventarisasi permasalahan lingkungan dalam
ekosistem menurut Fuad Amsyari) meliputi
suhu udara tinggi, penyediaan air bersih yang
kurang , pencemaran udara , pencemaran air,
sampah padat , perumahan penduduk dan
lahan kritis .
• Berdasarkan tingkat kelanggengan masalahnya
suhu udara tinggi , penyediaan air bersih yang
kurang , pencemaran Udara , pencemaran air ,
sampah padat , perumahan penduduk dan
lahan kritis .


• Lahan kritis (Tawangmangu dan sekitarnya)
dan suhu udara tinggi (Global Warming)
penyebab banjir berpotensi menjadi masalah
lingkungan yang langgeng sehingga bencana
yang timbul akibat lahan kritis dan banjir akan
selalu menjadi ancaman dalam perjalanan
pembangunan wilayah Jateng, sehingga
manajemen bencana yang baku harus
dirumuskan secara komprehensif dan integral
dan menjadi nafas program perencanaan
pembangunan daerah JawaTengah.

C. Degradasi Lingkungan
• Hal yang perlu kita renungkan bersama adalah
banyak kasus degradasi lingkungan yang
disebabkan oleh Environmental Attitude kita.
• Jika Kran air bocor 1 tetes/detik=900
liter/bulan=11.000
liter/tahun

air
akan
terhamburkan tanpa pemanfaatan yang jelas.
• Penggunaan 1 ton kertas akan menghabiskan
20.000 m3 air, padahal kita dengan mudahnya
menggunakan tisue dan kertas yang berlebihan
setiap hari, disisi lain banyak daerah yang
kekurangan air.

• Proses penyediaan daging sapi 150 gram akan
membutuhkan 3290 liter air sehingga
menambah panjang deretan pemakaian air
yang pada gilirannya eksploitasi air semakin
mendekati titik kulminasi menuju kejenuhan
Carrying Capacity.

• Tingkat kerusakan hutan 3,8jt/th=7,2 Ha/menit dari total 130jt Ha (72%)
dalam kondisi rusak, sehingga sampai detik ini kita mendengar banyak
sekali kasus banjir di wilayah kita.
• Data riset menunjukkan bahwa 8 Kg CO2 dapat terserap daun per

Hektar per JAM ~ Setara dengan CO2 yang dihembuskan 200 Orang
dalam waktu yang sama.
• 14.000 liter O2 dapat dihasilkan dari 16 Pohon yang berdiameter Tajuk
10 meter.
• 1 Ha Ruang Terbuka Hijau penuh pohon akan hasilkan 0,6 Ton Oksigen
untuk 1500 org/hari. Tiap batang mampu menyerap 6 Kg CO2/th.
• Tiap Ha Hutan akan menyerap 2,5 Ton CO2.
• Tiap kenaikan 1 °C suhu akan menaikkan 15 cm muka laut.
• Kendaraan Penglaju tiap 7 km hasilkan CO2 8,9 ton/th (Gas CO yang
bahaya dapat diserap tanaman Sansievera).
• Hal inilah yang patut kita renungkan bersama kondisi Quo Vadis antara
Das Sein dan Das Solen (yang seharusnya dan yang senyatanya) tentang
kondisi hutan dan dampaknya bagi kita.

• Dalam hitungan Ekonomi Lingkungan
terhadap manajemen hutan adalah sebagai
berikut: Proses Respirasi 1 hari butuh
Oksigen 5 m3 dan 5 m3 jika dikonversi
ekuivalen dengan 10 m3 kanopi, Jika 0,1 m3
Oksigen Harganya 300rb (dolar 9000) Maka

1 m3 seharga dgn Rp. 3.000.000 maka jika 5
m3 tiap hari bernafas seharga Rp.
15.000.000,-.

• Kita pasti akan terkesima melihat besaran
nominal yang tertulis tapi itulah senyatanya
secara teoritis nilai manfaat hutan tersebut.
• Proses degradasi hutan inilah sebagai pemicu
utama adanya bencana tanah longsor,
kekeringan dalam arti luas akan menimbulkan
Global Warming dan Climate Change yang
dampaknya amat sangat luas.

• Asumsi dalam hitungan Carbon Trade
(perdagangan karbon) bahwa 1 ton biomass
(rantai karbon) dihargai 10 US Dolar, sehingga
dapat kita bayangkan berapa juta ton karbon
yang ada di Indonesia yang merupakan negara
agraris sehingga jika konsisten maka berapa
trilyun yang dapat diinvestasikan dalam

perdagangan karbon tersebut.

• Pada 1 ton sampah HP (Handphone) bekas
akan hasilkan 150 gram emas, 100 gram
tembaga dan 50 gram perak, jika pada
penambangan secara konvensional di lahan
hanya akan menghasilkan 5 gram emas/ton
dengan asumsi harga emas 200.000/gram
maka dapat dihitung nilai ekonomi sampah
HP bekas tersebut.

• Di Indonesia terdapat kurang lebih 20.000
industri manufaktur tapi hanya 800 yang
diolah limbahnya atau 64,4 juta ton limbah
hanya 5 % yang diolah dengan baik.
• Setiap orang menghasilkan sampah 2 kg/hari
dan 1 ton sampah akan menghasilkan 50 Kg
gas methan.
• Gas methan inilah yang merupakan potensi
Gas Bio sebagai sumber energi alternatif

pengganti bahan-bakar minyak ke depan.

• Sampah ban bekas di semua lini daerah di
perairan laut Indonesia dahulu sampai
sekarang masih dijadikan sebagai rumpon
(rumah ikan) padahal hasil penelitian ban
bekas akan menyisakan senyawa Dioksin
(2,3,7,8 toxic strong TCDD) yang sangat
beracun bagi ekosistem perairan.

• Sampah rumah tangga 4,2 liter larutannya
(leachate) akan hasilkan 420,01 liter biogas,
jika 2,4 liter ampas tahu akan hasilkan 381,82
liter biogas, sedangkan sampah faeces sapi
15,3 liter akan hasilkan 124,9 liter biogas.
• Dari hal-hal di atas inilah degradasi lingkungan
terjadi secara pelan tapi pasti akan
mengakumulasi menjadikan dinamika bumi
menjadi berubah yang pada akhirnya akan
memicu terjadinnya bencana alam.


Kesulitan Dilapangan
1. Kesulitan dilapangan dalam manajemen
bencana di tingkat daerah karena
pemahaman tindakan pencegahan dengan
memperbaiki kualitas lingkungan dianggap
pihak PEMDA setempat sebagai COST bukan
sebagai INVESTASI sehingga dana yang
dialokasikan hanya sangat minim karena
dianggap tidak dapat menyumbangkan PAD
secara signifikan.

• Padahal jika kita sadar PAD sebesar berapapun
namun jika terjadi bencana maka akan
terkuras banyak sebagai konsekuensi insentif
dana penanggulangan bencana jadi hukum
Causalitas (sebab akibat) akan berlaku disini.

UBAH PERILAKU DAN
CEGAH PENCEMARAN

LINGKUNGAN

Teori Lingkungan
Antroposentrisme

• Antroposentrisme : Merupakan teori etika
lingkungan yang memandang manusia sebagai
pusat alam semesta.
• Etika ini sangat instrumentalistik dalam pengertian
pola hubungan manusia dan alam dilihat dalam
relasi instrumental. Alam dinilai sebagai alat bagi
kepentingan
manusia.
Karena
berciri
instrumentalistik dan egoistic teori ini dianggap
sebagai etika lingkungan yang dangkal dan sempit.

• Ekologi
dangkal
dapat
digolongkan
dalam
penganut
antroposentrisme (Buntaran, 1966) dan menekankan hal-hal
sebagai berikut :
1. Gambaran manusia yang terpisah dari alam
2. Mangutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak
menekankan tanggung jawab manusia
3. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya
4. Kebijakan dan manajemen sumber daya alam untuk kepentingan
manusia
5. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk
khususnya di negara-negara miskin
6. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi
7. Norma utama adalah untung dan rugi
8. Mengutamakan rencana jangka pendek
9. Menyesuaikan diri dengan sistem politik dan ekonomi yang
berlaku

Biosentrisme
• Teori ini menganggap setiap kehidupan dan
makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga
di alam semesta.
• Semua makhluk hidup bernilai pada dirinya
sendiri
sehingga
pantas
mendapat
pertimbangan dan kepedulian moral, alam
diperlukan secara moral.

Ekosentrisme
• Teori ini hampir sama dengan teori
biosentrisme tetapi diperluas untuk mencakup
komunitas ekologis seluruhnya.
• Teori ini menggunakan konsep deep ecology.
Prinsip moral yang dikembangkan yaitu
menyangkut kepentingan seluruh komunitas
ekologi.

• Prinsip-prinsip Etika Lingkungan bertumpu
pada dua teori biosentrisme dan ekosentrisme
dimana komunitas moral tidak hanya dibatasi
pada komunitas social melainkan mencakup
komunitas ekologi seluruhnya.
• Hakekat manusia bukan hanya makhluk sosial
melainkan juga makhluk ekologis.

MENURUT SONY KERAF (2002:133), PRINSIP
ETIKA
LINGKUNGAN ADALAH :
1.
2.
3.

4.
5.
6.

7.
8.
9.

Sikap hormat terhadap alam
Prinsip tanggung jawab
Solidaritas kosmis (Manusia mempunyai kedudukan sederajat
dan setara dengan alam dan makhluk hidup di alam).
Kasih sayang dan kepedulian terhadap alam
Tidak merugikan
Hidup sederhana dan selaras dengan alam (bukan rakus dan
tamak mengumpulkan harta)
Keadilan
Demokrasi
Integritas moral((Terutama dimaksudkan untuk pejabat publik.
Pejabat dituntut untuk mempunyai sikap dan perilaku moral
yang terhormat serta memegang teguh prinsip moral yang
mengutamakan kepentingan publik. Dituntut bersih dan
disegani karena mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap
lingkungan dan masyarakat)

• Kesalahan dari peradaban kita selama ini
terletak pada pandangan yang keliru seolah
manusia bukan bagian dari alam atau
lingkungan. Akibatnya, orang tidak sadar
ketika dia melakukan kerusakan terhadap alam
atau lingkungan, sesungguhnya dia juga
sedang menghancurkan dirinya sendiri serta
orang-orang lain.

• Maka hadirnya Hari Lingkungan Hidup Sedunia
5 Juni 2008 diharapkan bisa menghentikan
mentalitas dan perilaku kita yang terus
menerus suka merusak dan mengeksploitasi
alam.
• Memang sejak dicanangkan pertama kali pada
5 Juni 1972, Hari Lingkungan Hidup Sedunia
punya tujuan menggugah kesadaran umat
manusia akan tanggung jawabnya terhadap
alam atau lingkungan hidup.

• Kasus lingkungan hidup yang terjadi sekarang ini,
baik pada lingkup global maupun pada lingkup
nasional, sebagian besar bersumber pada perilaku
manusia.
• Tragedi reaktor nuklir Chernobyl di bekas negara Uni
Sovyet misalnya—reaksi fisika nuklir di dalam
reaktor yang tidak terkendali—menyebarkan
dampak radiasi tidak hanya pada lingkungan sekitar,
akan tetapi melewati batas negara hampir seluruh
negara Eropa.

• Contoh lain adalah kasus kebakaran hutan di
Kalimantan, kasus pencemaran lingkungan
yang dilakukan oleh PT. Indorayon Utama di
Sumatra Utara
• Juga, kasus illegal logging, impor limbah secara
ilegal dari luar negeri, dan kasus perdagangan
satwa liar.

Pokok permasalahan dalam etika
lingkungan terletak pada :
1. Sistem pengelolaan yang tidak ramah lingkungan
2. Kurang menghargai terhadap alam lingkungan
beserta isinya, baik biotik maupun abiotik
3. Mengeksploitasi serta berusaha memiliki secara
maksimal atau berlimpah.
4. Tidak berusaha untuk memulihkan kembali
kerusakan
yang
ditimbulkan
akibat
pengeksploitasian SDA
5. Kurang memikirkan terhadap dampak negative
yang ditimbulkan akibat pengeksploitasian SDA

Kasus Pelanggaran Etika Lingkungan
• a. Pencemaran Air
• 1..Kasus Pencemaran Teluk Buyat
Teluk Buyat, terletak di Kabupaten Minahasa,
Sulawesi Utara, adalah lokasi pembuangan
limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu
tambang) milik PT. Newmont Minahasa Raya
(NMR). Sejak tahun 1996, perusahaan asal
Denver, AS, tersebut membuang sebanyak
2.000 ton limbah tailing ke dasar perairan
Teluk Buyat setiap harinya.

• Sejumlah ikan ditemui memiliki benjolan
semacam tumor dan mengandung cairan
kental berwarna hitam dan lendir berwarna
kuning
keemasan.
Fenomena
serupa
ditemukan pula pada sejumlah penduduk
Buyat, dimana mereka memiliki benjol-benjol
di leher, payudara, betis, pergelangan, pantat
dan kepala.

• Sejumlah laporan penelitian telah dikeluarkan
oleh berbagai pihak sejak 1999 hingga 2004.
Penelitian-penelitian ini dilakukan sebagai
respon atas pengaduan masyarakat nelayan
setempat yang menyaksikan sejumlah ikan
mati mendadak, menghilangnya nener dan
beberapa jenis ikan, serta keluhan kesehatan
pada masyarakat.

• Dari laporan-laporan penelitian tersebut,
ditemukan kesamaan pola penyebaran logamlogam berat seperti Arsen (As), Antimon (Sb),
Merkuri (Hg) dan Mangan (Mn), dimana
konsentrasi tertinggi logam berbahaya
tersebut ditemukan di sekitar lokasi
pembuangan tailing Newmont. Hal ini
mengindikasikan bahwa pembuangan tailing
Newmont di Teluk Buyat merupakan sumber
pencemaran sejumlah logam berbahaya.

• Menururt Raja Siregar (WALHI) kontaminasi
Arsen pada tubuh menimbulkan gejala-gejala
seperti dada panas, rasa mual, mudah lelah
dan lupa, kolaps, dan kanker kulit.
• Yang tidak pernah dilihat adalah dampak dari
logam-logam lain, seperti antimon, mangan,
dan juga sianida. Sianida dan mangan bisa
menyebabkan gangguan kulit, terutama
mangan, seperti di pertambangan di
Kalimantan.

2.Kasus Pencemaran Sungai Ciliwung
• Pada dasarnya, persoalan umum yang dihadapi di sepanjang
aliran Sungai Ciliwung adalah pencemaran limbah domestik
(sampah yang dibuang sembarangan di sungai dan limbah
rumah tangga lainnya), limbah industri, limbah peternakan,
erosi, dan kurangnya resapan air.
• Ciliwung bersumber antara lain dari sebuah mata air yang
mengalir di perkebunan teh Ciliwung, Kelurahan Tugu Utara,
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Di tengah perkebunan
teh, hulu Ciliwung itu membentuk air terjun kecil setinggi
kurang lebih 6 meter. Airnya jernih dan dingin, turun memerciki
pakis dan tanaman lain yang tumbuh rapat di sekitar air terjun,
kemudian terus turun membentuk sungai kecil yang mengalir
membelah perkebunan teh.
• Pada daerah hulu, air masih terlihat jernih dan belum terlihat
sampah mengotori aliran air. Berbeda dengan keadaan hulu,
keadaan hilir sungai Ciliwung sangat memprihatinkan dengan
beban pencemaran air yang begitu besar.

• Pemantauan sejumlah sungai di Indonesia pada tahun 2004
oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup menunjukkan
bahwa kualitas air sungai sangat dipengaruhi oleh limbah
domestik, limbah industri, limbah pertanian, dan limbah
peternakan. Dari seluruh sungai yang dipantau, Sungai
Ciliwung adalah yang terparah pencemarannya.
• Hilir yang tercemar berat hanya ditemukan di Sungai
Ciliwung. Bahkan, sejak di hulu sudah tercemari fecal coli
dan total coliform yang sangat jauh melebihi baku mutu
yang ditetapkan. Bakteri tersebut berpengaruh sangat
besar terhadap status mutu air sungai.
• Bila parameter itu dapat dikendalikan, status mutu air
sungai dapat meningkat menjadi lebih baik.

3. Kasus Pencemaran Sungai Cilamaya (Kabupaten
Subang, Jawa Barat)

• Sungai Cilamaya yang bermuara di Desa
Rawameneng,
Kecamatan
Bianakan,
Kabupaten Subang secara administrasi
alirannya melalui 3 (tiga) Kabupaten, yaitu :
Kabupaten
Purwakarta
(Hulu
Sungai).
Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Subang.
• Sungai tersebut digunakan oleh masyarakat
untuk berbagai keperluan, seperti : MCK,
mengairi tanaman, dan tambak.

• Hilir Sungai Cilamaya yang berada di Desa
Rawameneng, Kecamatan Blanakan, airnya
berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau
yang menyengat.
• Kondisi pantauan visual ini mengindikasikan
bahwa sungai cilamaya telah tercemar.

4. Kasus Pencemaran Teluk Jakarta
• Pencemaran di perairan Teluk Jakarta tergolong memiliki
kualitas pencemarannya sangat tinggi karena termasuk
kategori limbah bahan beracun berbahaya (B3), dan
korban yang disebabkannya sudah begitu banyak dan
sering terjadi.
• Mulai dari matinya ratusan ribu ikan, udang, rajungan,
biota laut dan banyak lagi penghuni ekosistem pantai dan
laut, sampai dengan ribuan nelayan yang semakin miskin
hidupnya karena hilangnya mata pencaharian mereka dan
juga masalah kesehatan yang diderita nelayan dan warga
Jakarta konsumen makanan laut.

• Hasil investigasi WALHI Jakarta atas peristiwa kematian massal
ikan di perairan Teluk Jakarta pada bulan Mei 2004 menyatakan
bahwa pabrik-pabrik industri yang berada didekat kawasan
pantai Ancol dimiliki oleh 5 perusahaan, yaitu PT. Asahimas Flat
Glass (industri Kaca), PT. Wirantono Baru (Codl Storage/gudang
pendingin), PT. Charoen Pokphan Indonesia (industri makanan
ternak), PT. Pasifik Paint (industri cat), PT. Nippon Paint (industri
cat).
• Perusahaan-perusahaan ini dicurigai sebagai industri yang
menggunakan dan membuang mercuri dan amoniak. Dan dari
hasil proses kegiatan industri tersebut limbahnya langsung
dibuang ke laut.

• Berbagai penelitian sudah dengan tegas menyatakan bahwa industrilah yang
paling bertanggung jawab terhadap pencemaran Teluk Jakarta. Salah satu
penelitian mutakhir adalah yang dipublikasikan M. Rudi Wahyono, Direktur
Indo Repro Indonesia pada bulan Juli 2004 di Jakarta, yang menyatakan
sumber-sumber pencemar utama di Teluk Jakarta adalah: Pertama, Unsur
logam berat Fe (besi), Se (Selenium), Co (kobalt) yang berasal dari industri
pencelupan kain, cat, alat elektronik, logam/alloy, kendaraan bermotor,
pestisida. Logam berat ini merupakan micronutrient sebagai katalisator bagi
pertumbuhan phytoplankton (alga bloom), menyebabkan eutropikasi, deplesi
oksigen, membunuh biota air, menjadi musabab beberapa penyakit ikan.
• Kedua, unsur sedimen (TSS) dari limbah industri yang meningkatkan
kekeruhan sehingga mengurangi sinar matahari yang dibutuhkan untuk
fotosintesis, menaikkan COD dan BOD.
• Ketiga, POP (Persistent Organic Pollutan) yang berasal dari limbah petrokimia
dan industri kimia, yang dapat menyebabkan kanker, cacat lahir, dan
menimbulkan penyakit kronis apabila mengkontaminasi badan air dan biota
laut. Berdampak munculnya kasus kesehatan seperti kanker, cacat lahir,
penyakit kronis pada manusia bila bahan organik tersebut mengkontaminasi
badan air dan biota laut yang menjadi bahan pangan.

• Begitu pula dengan yang disampaikan Dra. Asti Rozanah, Biolog pemerhati
masalah kesehatan dan lingkungan yang menyatakan bahwa pencemaran
logam berat di kawasan Teluk Jakarta saat ini memang sudah dalam tahap
memprihatinkan. Terlihat dari tingginya angka pencemaran, khususnya
merkuri dan pestisida, yang mencapai rata-rata 9 ppb PCB dan 13 ppb
DDT.
• Keduanya sudah melebihi ambang batas yang diperbolehkan, yaitu
maksimum 0,5 ppb. Logam berat lain yang kandungannya tinggi dan
dinyatakan jauh melebihi batas aman, yang ditemukan dalam pencemaan
Teluk Jakarta ini, antara lain seng (Zn), tembaga (Cu), kadmium (Cd), fosfat,
dan timbal (Pb). Pencemaran ini diakibatkan pembuangan limbah industri
kertas, minyak goreng, dan industri pengolahan logam di kawasan Pantai
Marunda. Pencemaran udara oleh timbal juga berpengaruh ke laut.
Melalui sebuah proses kimiawi alami pada akhirnya timbal tersebut akan
masuk ke laut. Akibatnya, beban yang ditanggung oleh Teluk Jakarta
semakin berat. Ratusan satwa laut dari berbagai jenis ikan, udang, belut
laut, dan kepiting yang ditemukan mati di Teluk Jakarta sangat mungkin
disebabkan oleh keracunan logam berat dan limbah kimia lain.

• Logam berat yang terakumulasi dalam tubuh manusia
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
tubuh, menimbulkan cacat fisik, menurunkan kecerdasan,
melemahkan sistem saraf, dan berpengaruh ke tulang.
• Kadmium yang mengendap di dalam tubuh dapat
mengecoh tubuh dan dianggap kalsium oleh tubuh
sehingga diserap oleh tulang. Air limbah dari industri kimia
termasuk kategori limbah bahan beracun berbahaya (B3)
yang dapat mencemari air dan udara, yang dapat
menyebabkan keracunan akut yang menimbulkan penyakit
bahkan kematian, maupun keracunan kronis akibat
masuknya zat-zat toksis ke dalam tubuh dalam dosis kecil
tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh.

5.Kasus Pencemaran Sungai Citarum (Bandung, Jawa Barat)
• Menurut Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) Jawa Barat, pencemaran Sungai Citarum paling
banyak berasal dari limbah domestik rumah tangga dari
rumah yang ada di sekitar Sungai Citarum. Masyarakat yang
tinggal di sekitar Sungai Citarum ini membuang limbah
rumah tangga langsung ke sungai.
• Keadaan tersebut membuat kondisi Sungai Citarum
semakin tercemari.
• Selain itu, tidak semua rumah tangga di sepanjang Sungai
• Citarum yang memiliki septictank untuk menampung
limbah domestik tersebut.

• Selain dicemari limbah domestik, Sungai
Citarum juga dicemari limbah industri. Menurut
Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) Jawa Barat, sekitar 800 pabrik yang ada
di sepanjang Sungai Citarum, yang memiliki
Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) kurang dari
50 persen saja. Itu pun tidak semua pabrik
mengoperasikan IPAL yang dimiliki karena alasan
biaya untuk pengolahan limbah cukup besar.

6. Kasus Pencemaran Sungai Cisadane (Jakarta)
• Peningkatan pencemaran Sungai Cisadane selain akibat dari
buangan rumah tangga juga oleh limbah cair industri sebanyak
60483 m3/hari dari 63 industri. Kadar logam berat Hg, Pb, Cd
(0,007 ppm, 0,1 ppm, 0,33 ppm) telah melewati kadar yang
ditentukan dalam Baku Mutu sumber air Golongan B juga
logam berat Cu, Pb dan Hg dalam lumpur Sungai Cisadane telah
melewati kadar logam berat dalam lumpur Sungai Chao Phraya.
• Angka pencemaran logam berat Cu, Cd, Cr, Pb dan Hg dari
tahun ke tahun meningkat di sungai yang berada di Jakarta dan
sekitarnya. Hal ini mungkiri ada hubungannya dengan
banyaknya industri yang tidak mempunyai pengolahan limbah.

b.Kerusakan Hutan
• Penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor manusia yang
berawal dari kegiatan atau permasalahan sebagai berikut:
1. Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang
berpindah-pindah.
2. Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan
Hutan (HPH) untuk insdustri kayu maupun perkebunan kelapa
sawit.
3. Penyebab struktural, yaitu kombinasi antara kemiskinan,
kebijakan pembangunan dan tata pemerintahan, sehingga
menimbulkan konflik antar hukum adat dan hukum positif
negara.

Peranan Etika Lingkungan
• Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi
selanjutnya dibedakan menjadi dua yaitu etika ekologi
dalam dan etika ekologi dangkal.
• Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika
pelestarian dan etika pemeliharaan.
• Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada
mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan
manusia,
• Sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk
mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk
kepentingan semua mahluk.

• Yang dimaksud Etika ekologi dalam adalah pendekatan
terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami
lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling
menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan
makna yang sama.
• Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua
bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu
memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga
diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.
Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus
melampaui spesies manusia dengan memasukkan
komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini
maksudnya adalah komunitas yang menyertakan binatang
dan tumbuhan serta alam

• Sedangkan Etika ekologi dangkal adalah pendekatan
terhadap lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan
sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat
antroposentris.
• Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat
rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan
mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak
ahli lingkungan.
• Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan
bahwa alam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.

1. Etika Ekologi Dangkal
• Etika ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu etika antroposentris
yang menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris
yang mengutamakan kepentingan generasi penerus.
• Etika ekologi dangkal yang berkaitan dengan kepentingan estetika
didukung oleh dua tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark
Sagoff. Menurut mereka etika lingkungan harus dicari pada aneka
kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika.
• Sedangkan etika antroposentris yang mementingkan
kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan
atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus
manusia.

• Etika yang antroposentris ini memahami
bahwa alam merupakan sumber hidup
manusia. Etika ini menekankan hal-hal berikut
ini :
a. Manusia terpisah dari alam.
b. Mengutamakan hak-hak manusia atas alam
tetapi tidak menekankan tanggung jawab
manusia.

c. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat
keprihatinannya.
d. Kebijakan dan manajemen sunber daya alam
untuk kepentingan manusia.
e. Norma utama adalah untung rugi.
f. Mengutamakan rencana jangka pendek.
g. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan
jumlah penduduk khususnya dinegara miskin.
h. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.

2. Etika Ekologi Dalam
• Bagi etika ekologi dalam, alam memiliki fungsi sebagai
penopang kehidupan. Untuk itu lingkungan patut
dihargai dan diperlakukan dengan cara yang baik.
• Etika ini juga disebut etika lingkungan ekstensionisme
dan etika lingkungan preservasi. Etika ini menekankan
pemeliharaan alam bukan hanya demi manusia tetapi
juga demi alam itu sendiri. Karena alam disadari
sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh
ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk
memelihara alam demi kepentingan bersama.

• Etika lingkungan ini dibagi lagi menjadi beberapa macam
menurut fokus perhatiannya, yaitu neo-utilitarisme,
zoosentrisme, biosentrisme dan ekosentrisme.
• Etika lingkungan neo-utilitarisme merupakan
pengembangan etika utilitarisme, Jeremy Bentham yang
menekankan kebaikan untuk semua. Dalam konteks etika
lingkungan maka kebaikan yang dimaksudkan, ditujukan
untuk seluruh mahluk. Tokoh yang mempelopori etika ini
adalah Peter Singer. Dia beranggapan bahwa menyakiti
binatang dapat dianggap sebagai perbuatan tidak
bermoral.

• Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan
perjuangan hak-hak binatang, karenanya etika ini juga disebut
etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah
Charles Brich.
• Menurut etika ini, binatang mempunyai hak untuk menikmati
kesenangan karena mereka dapat merasa senang dan harus
dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para penganut etika ini,
rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu
standar moral.
• Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals,
perasaan senang dan menderita mewajibkan manusia secara
moral memperlakukan binatang dengan penuh belas kasih.

• Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih
menekankan kehidupan sebagai standar moral. Salah satu tokoh
penganutnya adalah Kenneth Goodpaster.
• Menurut Kenneth rasa senang atau menderita bukanlah tujuan pada
dirinya sendiri. Bukan senang atau menderita, akhirnya, melainkan
kemampuan untuk hidup atau kepentingan untuk hidup. Kepentingan
untuk hidup yang harus dijadikan standar moral.
• Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai
secara moral tetapi juga tumbuhan.
• Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral
dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam proses perjuangan
untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.

• Etika Lingkungan Ekosentrisme adalah sebutan untuk etika yang
menekankan keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme dalam
ekosistem. Setiap individu dalam ekosistem diyakini terkait satu dengan yang
lain secara mutual. Planet bumi menurut pandangan etika ini adalah
semacam pabrik integral, suatu keseluruhan organisme yang saling
membutuhkan, saling menopang dan saling memerlukan.
• Sehingga proses hidup-mati harus terjadi dan menjadi bagian dalam tata
kehidupan ekosistem. Kematian dan kehidupan haruslah diterima secara
seimbang. Hukum alam memungkinkan mahluk saling memangsa diantara
semua spesies. Ini menjadi alasan mengapa manusia boleh memakan unsurunsur yang ada di alam, seperti binatang maupun tumbuhan.
• Menurut salah satu tokohnya, John B. Cobb, etika ini mengusahakan
keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan
dalam ekosistem.

Secara umum etika ekologi dalam menekankan hal-hal berikut :














a. Manusia adalah bagian dari alam.
b. Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan
oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.
c. Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam
diperlakukan sewenang-wenang.
d. Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
e. Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
f. Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
g. Menghargai dan memelihara tata alam.
h. Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
i. Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem
alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara.

• Etika lingkungan, dapat diartikan sebagai dasar
moralitas yang memberikan pedoman bagi
individu atau masyarakat dalam berperilaku
atau memilih tindakan yang baik dalam
menghadapi dan menyikapi segala sesuatu
sekaitan dengan lingkungan sebagai kesatuan
pendukung kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan umat manusia serta mahluk
hidup lainnya.

Menurut Menurut Masykuri etika yang harus digunakan masyarakat modern
saat ini adalah Etika Keberlanjutan (sustainable ethics) yang dikemukakan oleh
Chiras (1985: 435) yang memiliki anggapan dasar bahwa :
a. Bumi merupakan sumber persediaan yang memiliki batas.
b. Mendaur-ulang dan menggunakan sumber daya yang dapat diganti akan
mencegah terjadinya kehabisan persediaan sumber daya.
c. Nilai hidup tidak di ukur dari besarnya uang kita di bank.
d. Harga setiap usaha, bukan hanya penggunaan energi, tenaga kerja dan
materi tetapi harga eksternal, seperti : kerusakan lingkungan dan
kemerosotan derajat kesehatan manusia harus juga diperhitungkan.
e. Kita harus memahami dan bekerja sama dengan alam.
f. Usaha-usaha individu dalam mengatasi masalah yang sangat menekan
harus dibarengi dengan hukum yang kuat serta teknologi yang tepat.
g. Kita adalah bagian dari alam, kita dikuasai oleh hukum alam, oleh karena
itu harus menghormati komponen hukum-hukum tersebut. Kita tidak lebih
hebat dari alam.
h. Limbah adalah tidak dapat ditoleran, sehingga setiap limbah harus punya
nilai guna.

1. Restorasi Perilaku
• Restorasi dalam arti ini adalah usaha untuk memulihkan kembali
keseimbangan ekosistem yang telah rusak oleh tindakan manusia.
• Alam boleh dimanfaatkan, tetapi harus dengan bijaksana.
• Atau, yang oleh Giffor Pichot, seorang penganjur etika
perlindungan alam atau lingkungan (conservation ethic) dikatakan
segala sumber daya alam hendaknya dimanfaatkan dengan
bijaksana guna menciptakan kesejahteraan optimal bagi sebanyak
mungkin orang dan dalam kurun waktu yang selama mungkin pula.
• Maka, ia menganjurkan agar pengelolaan lingkungan serta sumber
daya alam harus ditangani oleh negara demi kemakmuran bersama
warga negara. Dan negara pun harus memahami dan menjiwai
benar etika lingkungan. Sehingga, alam pun tidak dirusak oleh
negara yang tentu saja memiliki kekuasaan, wewenang dan
otoritas yang tinggi.

ETIKA, MORAL, KODE ETIK,
DAN ADAT-ISTIADAT

1. Pengertian Etika
• Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, etika
diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral).
• Menurut Ahmad Amin, “etika adalah ilmu
pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai
oleh manusia dalam perbuatan mereka, dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat oleh manusia."

• Menurut Soegarda Poerbakawatja, “etika
adalah filsafat nilai, pengetahuan tentang
nilai-nilai, ilmu yang mempelajari soal
kebaikan dan keburukan di dalam hidup
manusia semuanya, terutama mengenai
gerak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai
mengenai tujuannya bentuk perbuatan”.

• Menurut Martin [1993], etika didefinisikan
sebagai "the discipline which can act as the
performance index or reference for our control
system". Dengan demikian, etika akan
memberikan semacam batasan maupun
standard yang akan mengatur pergaulan
manusia didalam kelompok sosialnya.

Prinsip-prinsip etika:
• 1.Etika kemanfaatan umum (utilitarianism
ethics)
Setiap langkah/tindakan yang menghasilkan
kemanfaatan terbesar bagi kepentingan umum
haruslah dipilih dan dijadikan motivasi utama.

2.Etika kewajiban (duty ethics)
• a. Setiap sistem harus mengakomodasikan halhal yang wajib untuk diindahkan tanpa harus
mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin
bisa timbul, berupa nilai moral umum yang
harus ditaati seperti jangan berbohong, jangan
mencuri, harus jujur, dan sebagainya.
• b. Semua nilai moral ini jelas akan selalu benar
dan wajib untuk dilaksanakan, sekalipun
akhirnya tidak akan menghasilkan keuntungan
bagi diri sendiri.

3.Etika kebenaran (right ethics)
• Suatu pandangan yang tetap menganggap
salah terhadap segala macam tindakan yang
melanggar nilai-nilai dasar moralitas.
• Sebagai contoh tindakan plagiat ataupun
pembajakan hak cipta/karya orang lain,
apapun alasannya akan tetap dianggap salah
karena melanggar nilai dan etika akademis

4.Etika keunggulan/kebaikan (virtue ethics)
• Suatu cara pandang untuk membedakan
tindakan yang baik dan salah dengan melihat
dari karakteristik (perilaku) dasar orang yang
melakukannya.
• Suatu tindakan yang baik/benar umumnya
akan keluar dari orang yang memiliki karakter
yang baik pula.
• Penekanan di sini diletakkan pada moral
perilaku individu, bukannya pada kebenaran
tindakan yang dilakukannya

5.Etika sadar lingkungan (environmental ethics)
• a. Suatu etika yang berkembang di pertengahan
abad 20 ini yang mengajak masyarakat untuk
berpikir dan bertindak dengan konsep masyarakat
modern yang sensitif dengan kondisi lingkungannya.
• b. Pengertian etika lingkungan di sini tidak lagi
dibatasi ruang lingkup penerapannya merujuk pada
nilai-nilai moral untuk kemanusiaan saja, tetapi
diperluas dengan melibatkan "natural resources"
lain yang juga perlu dilindungi, dijaga dan dirawat
seperti flora, fauna maupun obyek tidak bernyawa
(in-animate) sekalipun.

• Etika disebut juga filsafat moral merupakan
cabang filsafat yang berbicara tentang
tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan
keadaan manusia, melainkan mempersoalkan
bagaimana manusia harus bertindak.
• Tindakan manusia ini ditentukan oleh
bermacam-macam norma, diantaranya norma
hukum, norma moral, norma agama dan
norma sopan santun.

Aliran etika dalam kehidupan manusia meliputi:

• A. Aliran Deontologis
Sesuatu yang sudah dinyatakan dilarang maka
apapun alasannya hal itu tetap tidak boleh
dilakukan.
• B. Aliran Teleologis
Sesuatu yang mestinya dilarang tetapi suatu
saat boleh dilakukan asal dengan tujuan demi
kebaikan.

Secara teoritis, etika mempunyai pengertian sebagai
berikut :

• 1. Pertama, secara etimologis, etika berasal dari
kata Yunani ethos (jamaknya : ta etha), yang
berarti “adat-istiadat” atau “kebiasaan”.
• Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik
pada diri seseorang atau masyarakat.
• Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi yang
lain.

• 2. Kedua, etika dipahami dalam pengertian yang
berbeda dengan moralitas sehingga mempunyai
pengertian yang jauh lebih luas.
• Dalam pengertian ini, etika dimengerti sebagai refleksi
kritis tentang bagaimana manusia harus hidup dan
bertindak dalam situasi konkret, situasi khusus tertentu.
• Etika adalah filsafat moral, atau ilmu yang membahas
dan mengkaji secara kritis persoalan benar dan salah
secara moral, tentang bagaimana harus bertindak
dalam situasi konkret.

Tiga Teori Etika
• Ketiga teori ini juga berguna untuk menjawab
pertanyaan, bagaimana menilai suatu
tindakan yang baik secara moral dan
bagaimana kita harus bertindak dalam situasi
konkret tertentu, ada tiga jawaban berbeda.
• Jawaban pertama dikenal sebagai teori
deontologi, jawaban kedua dikenal sebagai
teori teleologi, dan jawaban ketiga dikenal
sebagai etika keutamaan.

a. Etika Deontologi
• Istilah ”deontologi” berasal dari kata Yunani deon,
yang berarti kewajiban, dan logos berarti ilmu
atau teori. Terhadap pertanyaan bagaimana
bertindak dalam situasi konkret tertentu,
deontologi menjawab: lakukan apa yang menjadi
kewajibanmu sebagaimana terungkap dalam
norma dan nilai-nilai moral yang ada.
• Sejalan dengan itu, menurut etika deontologi,
suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan
apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan
kewajiban.

b. Etika Teleologi
• Istilah ”teleologi” berasal dari kata Yunani telos, yang
berarti tujuan, dan logos berarti ilmu atau teori.
Berbeda dengan etika deontologi, etika teleologi
menjawab pertanyaan bagaimana bertindak dalam
situasi konkret tertentu dengan melihat tujuan atau
akibat dari suatu tindakan.
• Dengan kata lain, etika teleologi menilai baik-buruk
suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat dari
suatu tindakan tersebut. Suatu tindakan dinilai baik
kalau bertujuan baik dan mendatangkan akibat baik.

c. Etika Keutamaan
• Berbeda dengan kedua teori etika di atas,
etika keutamaan (virtue ethics) tidak
mempersoalkan akibat suatu tindakan.
• Juga, tidak mendasarkan penilaian moral pada
kewajiban terhadap hukum moral universal.
• Etika keutamaan lebih mengutamakan
pengembangan karakter moral pada diri setiap
orang.

3. Keterkaitan Etika dengan Etiket, Moral,
Moralitas dan Agama
• a. Keterkaitan Etika dan Etiket
Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti
sopan santun.
Persamaan antara etika dengan etiket yaitu:
• 1) Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah
tersebut dipakai hanya mengenai manusia, tidak mengenai
binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun
etiket.
• 2) Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif
artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan
demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan.

Adapun perbedaan etika dan etiket adalah :
a) Etiket menyangkut cara melakukan suatu perbuatan.
• Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang
• diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan
• tertentu. Etika tidak terbatas pada cara melakukan suatu
• perbuatan, justru etika memberi norma tentang
• perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah
• sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh
• dilakukan.
b) Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada
orang lain.
c) Etiket bersifat relatif.
• Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan
dalam kebudayaan lain. Etika lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”,
“jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar

• d) Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah
saja sedangkan etika memandang manusia dari segi
dalam.
• Penipu dapat saja bertutur kata dengan lembut,
berarti memegang etiket, namun itu dilakukan untuk
menipu, berarti mempunyai etika tidak baik.
• Orang munafik biasanya selalu mempunyai etiket
yang baik namun etikanya selalu tidak baik karena
apa yang ada di dalam berbeda dengan apa yang
dikeluarkan.

Keterkaitan Etika dan Moral
• Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai
dan norma moral yang terdapat pada
sekelompok manusia.
• Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang
harus hidup.
• Ajaran moral merupakan rumusan sistematik
terhadap anggapan tentang apa yang bernilai
serta kewajiban manusia.

• Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan
ajaran moral.
• Etika merupakan filsafat yang merefleksikan
ajaran moral.
• Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu
bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan
normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan
moral melainkan menyelidiki bagaimana
pandangan moral yang sebenarnya).

• Pluralisme moral diperlukan karena:
a) a. Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya
perbedaan suku, daerah budaya dan agama yang hidup
berdampingan
b) b. Modernisasi membawa perubahan besar dalam
struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya
menantang pandangan moral tradisional
c) c. Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun
kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri
tentang bagaimana manusia harus hidup.

Keterkaitan Etika dan Moralitas
• Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan
filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat
mempunyai lima ciri khas yaitu : rasional, kritis, mendasar,
sistematik dan normatif.
a) Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada
argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa
perkecualian.
b) Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke
akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal.
c) Sistematis artinya membahas langkah demi langkah.
d) Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang
seharusnya.

Keterkaitan Etika dan Agama
• Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama
merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi
moral.
• Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan
dalam agamanya.
• Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika
agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar
indoktrinasi.
• Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.
• Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada
mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi
setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

• Antrosentrisme = Shallow Ecologycal Ethic
• Biosentris = Intermediate Ecological Ethic
• Biosentrisme = Deep Ecologycal Ethic
• Hotspot = daerah dengan endemik tinggi namun
tingkat kepunahannya tinggi. Endemik ada dua :
terbatas dan luas.
• Exernalcost = orang yang terkena dampak tapi
tidak terlibat

• Kedua sistem harus dipadukan. Antara
kearifan lokal dengan ilmu pengetahuan