PEDOMAN SIMBOL HARI BAIK DAN HARI BURUK MASYARAKAT BUGIS DI KOTA KENDARI

PEDOMAN SIMBOL HARI BAIK DAN HARI BURUK MASYARAKAT BUGIS DI KOTA KENDARI SYMBOL GUIDELINES OF GOOD AND BAD DAYS OF BUGIS COMMUNITY IN KENDARI

Fahmi Gunawan

Institut Agama Islam Negeri Kendari Jalan Sultan Qaimuddin No 17 Baruga Kendari e-mail: fgunawanp@gmail.com

Naskah Diterima: 9 September 2018

Naskah Direvisi: 27 Oktober 2018

Naskah Disetujui: 8 November 2018

Abstrak

Hampir semua aktivitas masyarakat Bugis Kendari dimulai dengan mempertimbangkan kualitas waktu yang dikenal dengan istilah hari baik dan hari buruk. Kualitas waktu ini memiliki pedoman dan menggunakan simbol-simbol tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji simbol hari baik dan hari buruk masyarakat Bugis Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedoman simbol hari baik dan hari buruk masyarakat Bugis di Kota Kendari diklasifikasi menjadi sebelas, yaitu (1) simbol bahasa Arab, (2) simbol matematika, (3) simbol tulisan tangan, (4) Simbol lontara Bugis, (5) simbol lontara Bugis dan gambar, (6) simbol aksara Soewandi, (7) simbol hewan, (8) simbol bintang, (9) simbol bendera, (10) simbol Haji Daud, dan (11) simbol Hj. Nursiah. Penelitian ini akhinrya menegaskan bahwa simbol pedoman ini merepresentasikan masyarakat bugis Kendari yang penuh perencanaan dan memiliki rasa optimisme untuk menggapai hasil maksimal sebuah aktivitas.

Kata Kunci: pedoman; smbol hari, baik dan hari buruk.

Abstract

Almost all activities of the Bugis Kendari community begin by considering the quality of time known as good days and bad days. This quality of time has guidelines and uses certain symbols. This study aims to examine the symbols of good days and bad days of the Bugis people of Kendari city. This study uses a qualitative descriptive approach with a case study method. Data collection is done by in-depth interviews and observations. The results showed that the guideline of the symbol of good days and bad days of Bugis people in Kendari city was classified into eleven, (1) Arabic symbols, (2) mathematical symbols, (3) handwriting symbols, (4) Bugis symbol, (5 ) Bugis symbols and drawings, (6) Soewandi alphabet symbols, (7) animal symbols, (8) star symbols, (9) flag symbols, (10) Haji Daud symbols, and (11) Hj. Nursiah symbols. This research finally emphasizes that the symbol of this guideline represents the Bugis Kendari community which is full of planning and has a sense of optimism to achieve the maximum results of an activity.

Keywords: Guidelines, symbol; good day and bad day.

A. PENDAHULUAN

hanya terbatas dalam kegiatan keseharian, Pemilihan hari baik dan hari buruk

seperti menempati rumah baru, pindah dalam

aktivitas ruko dan melaksanakan pesta perkawinan, merupakan fenomena umum yang tetapi juga membeli mobil baru dan ditemukan pada masyarakat Bugis di Kota membuat kapal. Tidak hanya masyarakat Kendari. Pemilihan hari baik ini tidak biasa yang menggunakan pedoman hari

memulai

sebuah

436 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 435 - 454 baik dan hari buruk, tetapi juga para dan berakhir dengan baik. Mereka yakin

profesional, dosen, cendekiawan pun juga bahwa dengan mengikuti pedoman melakukan hal yang sama. Semua kegiatan penentuan hari, pernikahan Nalia akan itu dimulai dengan melihat kualitas waktu langgeng dan bahtera rumah tangganya dalam sehari, apakah waktu itu baik atau dapat berjalan dengan damai, dan kah tidak untuk memulai sebuah aktivitas. renggang konflik. Budaya masyarakat Karena adanya kualitas waktu yang baik Bugis, hal ini biasa disebut dengan dan yang tidak, masyarakat Bugis klausa deq na mapella bol a’e “rumah menyebutnya dengan istilah hari baik dan tidak akan panas membara ”. Jika hari buruk.

pernikahan itu tetap dilakukan pada waktu Hari baik adalah hari yang di yang tidak ditentukan, resikonya adalah dalamnya terdapat kualitas waktu yang masa pernikahannya tidak dapat baik untuk memulai melakukan sebuah bertahan lama dan bahtera rumah tangga aktivitas, sementara hari buruk adalah hari penuh dengan konflik dan akhirnya yang di dalamnya terdapat kualitas waktu berujung pada perceraian. Meskipun yang buruk untuk memulai melakukan demikian, penentuan hari baik dan hari sebuah aktivitas. Ibu Nia, misalnya,

buruk dikembalikan kepada Tuhan. ketika hendak menempati ruko baru pada Masyarakat Bugis Kota Kendari seringkali hari Ahad, 27 Juni 2017 pukul. 16.00

menyebut frase Insya Allah dalam WITA harus dimajukan waktunya pada

memulai segala aktivitas. Ini juga berarti pukul 06.00 WITA karena pukul 06.00 bahwa dalam penentuan hari baik dan WITA dianggap sebagai waktu dengan hari nahas, masyarakat Bugis memiliki kualitas terbaik menurut perhitungan orang semangat yang sesuai dengan syariat tuanya (Gunawan, 2014). Hal serupa juga Islam dan tidak melanggar aturan Allah. terjadi pada kasus pernikahan Ibu Salma

Pedoman penentuan hari baik dan yang hendak menikahkan putrinya Nalia, hari buruk itu oleh para tetua adat, tokoh pada Sabtu, pukul 10.00 WITA harus

agama atau imam masjid, akademisi, diundurkan pada keesokan harinya menggunakan simbol-simbol tertentu. karena hari Ahad pukul 10.00 WITA Simbol itu berupa lambang-lambang dianggap sebagai hari baik menurut khusus yang dibuat sedemikian rupa perhitungan waktu orang tuanya. Jika ibu

sebagai sebuah warisan budaya dari nenek Salma tidak melaksanakan pernikahan

moyang Bugis dahulu. Simbol itu tentu anaknya pada hari Ahad sebagai hari memiliki makna tersendiri dan hanya baik, pernikahan anaknya dipastikan orang-orang tertentu yang dapat batal dan dicarikan waktu lain di bulan memahaminya. Kamaluddin dkk (2016) berikutnya. Hal ini karena hari Sabtu

menjelaskan bahwa pedoman penentuan merupakan hari nakkaseng “hari nahas” hari dan waktu baik itu dimiliki dan menurut orang tua ibu Salma.

secara turun temurun. Karena tidak mau berselisih paham

diwariskan

Pedoman itu dapat berbeda antara satu dan menakzimkan orang tuanya, ibu desa dengan desa lainnya. Pedoman itu Salma pun menyetujui permintaan orang tidak memiliki pendahuluan seperti tuanya.

sebuah buku, akan tetapi langsung kepada Fenomena

atas isi naskah tanpa menyebutkan nama menjelaskan betapa pentingnya penentuan pengarangnya.

budaya

di

Untuk mempertegas hari baik dan buruk bagi masyarakat pendapat

Kamaluddin, berikut ini Bugis. Penentuan waktu yang baik dalam disajikan simbol hari baik dan hari buruk sebuah hari memiliki pedoman tersendiri. yang penulis peroleh dalam penelitian Dengan mengikuti pedoman, mereka awal. yakin bahwa apa yang mereka lakukan dapat berjalan dengan baik, sesuai rencana

Pedoman Simbol Hari Baik dan Hari Buruk..... (Fahmi Gunawan) 437 memiliki makna sangat penting. Jadi, dua

atau

individu cenderung mengeluarkan simbol yang bermakna. Bukan hanya pikiran, perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain (Siregar, 2016). Ini juga berarti bahwa seseorang dapat memberikan makna kepada segala sesuatu yang dapat mengontrol sikap dan tingkah laku mereka. Makna itu berasal dari

lebih

Gambar 1. Simbol Pedoman Hari Baik dan interaksi antara individu yang satu dengan Hari Buruk

individu yang lain, atau masyarakat yang Sumber: Rahmatunnair, 2016. satu dengan masyarakat yang lain baik secara verbal maupun nonverbal. Dengan

berinteraksi kita memberikan makna kepada kata-kata atau perilaku yang kita lakukan sehingga kita dapat saling memahami antar satu dengan yang lain.

Penelitian hari baik dan hari buruk masyarakat Bugis sudah dikaji beberapa peneliti. Penelitian itu membahas hari baik dan hari buruk dalam perspektif Imam

Gambar 2. Makna Pedoman Hari Baik dan Jafar dan Lontara Pananrang (Munawwar,

Hari Buruk 2012), sains dan lontara (Yusmar, 2008), Sumber: Rahmatunnair, 2016.

pertanian (Kamaluddin dkk, 2016), dan Sunnah Nabawiyyah (Gunawan, 2014;

Berdasarkan gambar (1─2) diketahui 2015). Hal ini menjelaskan bahwa belum bahwa hari baik dan hari buruk

ada satupun penelitian yang membahas masyarakat Bugis Kendari menggunakan

hari baik dan hari buruk dalam perspektif simbol-simbol tertentu. Simbol ini

interaksionisme simbolik di kalangan menjelaskan waktu yang baik dan buruk

masyarakat Bugis Kota Kendari. Oleh untuk melakukan sebuah aktivitas.

karena itu, penelitian ini bertujuan untuk Gambar (1) menjelaskan simbol hari baik

membahas simbol-simbol hari baik dan dan hari buruk, sementara gambar (2)

hari buruk masyarakat Bugis di Kota mengungkapkan makna hari baik dan hari

Kendari.

buruk.

Penelitian ini menggunakan teori B. METODE PENELITIAN

interaksi simbolik George Harbert Mead.

ini menggunakan Teori ini menjelaskan bahwa komunikasi pendekatan deskriptif kualitatif. Data

Penelitian

merupakan hakikat terjadinya interaksi penelitian ini adalah data linguistik yang sosial antara individu satu dengan yang berupa

simbol-simbol waktu dan lain dan kelompok masyarakat yang satu maknanya secara sosial kebudayaan dalam

dengan yang lain (Effendy, 1989). Di perspektif masyarakat Bugis Kendari. dalam sebuah interaksi, pikiran seseorang Koentjaraningrat

(2009) mengatakan dapat dipengaruhi baik secara verbal bahwa bentuk kebudayaan terdiri dari ide,

maupun nonverbal. Setiap pesan verbal perbuatan dan artefak-artefak. Artefak dan nonverbal dimaknai berdasarkan adalah objek hasil pemikiran manusia, kesepakatan bersama oleh semua pihak seperti kamus, alat dan simbol-simbol yang yang terlibat dalam suatu interaksi dan

dibuat manusia. Simbol hari baik dan hari merupakan satu bentuk simbol yang buruk masyarakat Bugis tentu buatan

438 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 435 - 454 manusia. Data linguistik ini terbatas pada

Bagi masyarakat Bugis, setiap sub- simbol-simbol waktu hari baik dan hari waktu dalam sehari memiliki petunjuk hari buruk dalam beberapa aktivitas tertentu. mana yang baik atau tidak untuk Pengumpulan data dilakukan dengan cara memulai melakukan setiap aktivitas. wawancara mendalam, observasi, dan Misalnya, hari senin (esso Senneng), dokumentasi (Mahsun, 2005). Teknik Minggu (Aha), Rabu (Araba) dan Jum’at pengambilan data dilakukan dengan cara (Juma) adalah hari baik sementara hari purposive sampling atau theoretical- based Selasa (Salasa) adalah hari buruk atau hari sampling (Santosa, 2012).

nahas. Salasa dikatakan hari nahas karena Wawancara dilakukan terhadap memiliki kemiripan huruf dengan kata dua puluh informan yang terdiri dari sala-sala , sisala,lari sala yang dalam kepala desa, Imam desa, pemuka agama, budaya Bugis dikenal dengan suara para orang tua di setiap kecamatan yang kematian dan keburukan. Setiap sub-waktu memiliki manuskrip pedoman hari baik dianggap sebagai waktu baik dan waktu dan hari buruk selama tiga bulan di buruk dalam sehari. Untuk mengetahui hal kantong-kantong masyarakat Bugis Kota tersebut, masyarakat Bugis memiliki Kendari, yaitu Kecamatan Kendari Kota pedoman tersendiri yang terdiri dari Lama, Kecamatan Nambo Kelurahan simbol-simbol. Berdasarkan penelitian, Bungkutoko dan Kecamatan Mandonga. ada 11 macam simbol hari baik dan hari Analisis data dilakukan dengan cara buruk yang ditemukan di Kota Kendari, reduksi data, display data dan pengambilan yaitu (1) simbol tulisan Arab, (2) simbol kesimpulan berdasarkan konsep sosial Matematika, (3) simbol tulisan tangan, (4) budaya masyarakat setempat (Miles & simbol lontara Bugis, (5) simbol lontara Huberman, 1984; Riley, 2007).

Bugis dan gambar, (6) simbol aksara Soewandi, (7) simbol hewan, (8) simbol

C. HASIL DAN BAHASAN

bintang, (9) simbol bendera, (10) simbol Penggunaan simbol hari baik dan hari

H. Daud, (11) simbol Hj. Nursia. buruk sangat berkaitan dengan konsep waktu masyakat Bugis. Konsep waktu ini

1. Simbol Tulisan Arab

meliputi hari, bulan dan tahun. Perhitungan Simbol tulisan Arab adalah simbol tahun dalam setahun dihitung berdasarkan yang menggunakan tulisan Arab dalam waktu panen atau setiap enam bulan. Di manuskrip pedoman hari baik dan hari dalam sebulan, ada 29 atau 30 hari. Lathief buruk. Manuskrip ini diperoleh dari (2005) menjelaskan bahwa hari dalam seorang pengusaha Kota Kendari, Ibu Eni. pandangan masyarakat Bugis dikenal Manuskrip ini disebut dengan simbol dengan sebutan tertentu, yaitu Masuara, tulisan Arab karena tulisan simbolnya Bisnong, Sirri, Barahamang, and Kala. menggunakan bahasa Arab. Berdasarkan Namun demikian, karena pengaruh wawancara, Ibu Eni mengatakan bahwa penyebaran agama Islam dan Kristen, naskah ini merupakan warisan yang masyarakat Bugis mengenal istilah tujuh

diperoleh dari almarhum KH. Abdul Hafid hari dalam seminggu, yaitu Aha, Senneng,

sebelum wafatnya. KH. Abdul Hafid Salasa, Araba, Kammisi, Juma, dan merupakan seorang ulama Bugis dari Sattu . Waktu dalam 24 pukul

Bungkutoko yang belajar agama langsung diklasifikasi lagi menjadi 16 sub waktu, dari

almarhum KH. yaitu Pajang, Elek Kelek, Pammulang, Abdurrahman Ambo Dalle, seorang ulama Enrekesso,

Guruttta

Tanggasso, Tanreesso, besar dari Sulawesi Selatan yang juga Araweng, Sarakesso, Petteng, Labbukesso, belajar agama lama di Mekah. Sumpang

Naskah ini memiliki 7 (tujuh) istilah Tengabenni, Sarawenni, Denniari, Wajeng tertentu dalam bahasa Arab yang Pajeng. digunakan untuk menyatakan hari baik dan

Wenni,

Laleng

Penni,

Pedoman Simbol Hari Baik dan Hari Buruk..... (Fahmi Gunawan) 439 hari buruk, yaitu musṭār, marīḥā, syamsi, terjadi pada waktu malam. Dimulai pada

ṣaḥrīhi, aturīd, qamar, dan zuḥal. pukul 18.00 dan diakhiri pukul 05.00. Pemberian nama ini tentu memiliki makna Ini berarti bahwa ada 24 pukul waktu

tertentu. Ketika dikonfirmasi mengenai yang disediakan untuk penggunaan hari makna leksikal nama-nama itu, dia pun baik dan hari buruk. Berikut ini akan mengatakan ketidaktahuannya. Namun ditampilkan pedoman waktu setiap hari demikian, secara kontekstual, nama-nama mulai hari Sabtu hingga Jumat. tersebut

dihubungkan dengan baik atau buruknya suatu hari. Musṭār bermakna mujur atau beruntung. Marīḥā bermakna kecil pun

buruk, apalagi besar, lebih-lebih buruknya.

Syamsi bermakna baik waktunya. ṣaḥrīhi

bermakna baik waktunya. Aturīd

bermakna adakalanya baik dan seringkali

juga buruk, kecuali kebaikan yang

ditentukan waktunya pada hari Rabu pukul 6. Qamar bermakna adakalanya

Gambar 3. Pedoman Hari Baik dan Hari Buruk baik dan adakalanya buruk kecuali

Simbol Tulisan Arab kebaikan yang dlakukan pada hari Senin.

Sumber: Eni, 2017. Zuḥal bermakna tidak ada baiknya,

Gambar (3) menunjukkan bahwa kecilnya pun buruk, lebih-lebih besarnya.

terdapat waktu baik dan tidak dalam waktu Jika dianalisis, terdapat sembilan

24 pukul mulai Sabtu hingga Jumat. (9) pola pedoman hari baik dan hari Berdasarkan wawancara dengan pimpinan

buruk di dalam naskah ini. Hal ini karena pondok pesantren Taḥfī ẓ , Baitu al- qur’ān, ada dua kata yang merujuk kepada hari diketahui bahwa ketika hendak menikahkan baik dan sekaligus hari buruk, yaitu putrinya, Ibu Eni menggunakan pedoman aturīd dan qamar. Aturīd merujuk kepada hari baik dan hari buruk karena dianggap hari baik dan hari buruk dengan sebagai sebuah sennu-sennuang. Sennu- pengecualian hari Rabu pukul 06.00 sennuang adalah sebuah rasa optimisme pagi, sementara qamar merujuk pada hari dalam hati bahwa aktivitas ini akan baik dan hari buruk dengan pengecualian berjalan dengan lancar. hari Senin. Empat (4) istilah lainnya

merujuk kepada hari buruk, yaitu marīḥā, zuḥal, aturīd, dan qamar, sementara lima

(5) istilah merujuk kepada hari baik, yaitu musṭār, syamsi, ṣaḥrīhi, Aturīd dan

qamar. Pedoman hari baik dan hari

buruk pada naskah ini dimulai pada hari

Sabtu dan diakhiri pada hari Jumat.

Semua hari yang ada di dalam naskah

menggunakan tulisan Arab, yaitu al-sabt

berarti Sabtu, al- aḥad berarti Ahad, al- Gambar 4. Makna Simbol Hari baik dan Hari

isnaini berarti Senin, al- ṡulasa berarti Buruk Simbol Tulisan Arab Selasa, al- arbia’ā berarti Rabu, al-

Sumber: Eni, 2017. khamis berarti kamis, dan al-

jum’ah berarti Jumat. Setiap hari diklasifikasi

Selain penentuan waktu berdasarkan menjadi dua bagian, siang dan malam. pukul dan hari, ada juga penentuan waktu

Siang dimulai pada pukul 06.00 dan berdasarkan bulan. Bulan yang digunakan diakhiri pukul 17.00. Hal yang sama juga adalah bulan Qamariyah, yaitu Muḥarram,

440 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 435 - 454 Safar, Rabī’u al-Awwal, Rabī’ al-Ākhīr,

Jumād al-Awwal, Jumād al-Ākhir, Rajāb, Sya’bān, Ramaḍān, Syawwāl, Zulqā’idah, dan Zulḥijjah. Hari buruk atau disebut juga hari nahas juga terdapat pada tanggal tertentu setiap bulan, ketika munculnya bulan dan munculnya bulan yang bertolak belakang. Hari buruk pada bulan nahas jatuh pada tanggal 3 Rabī’u al-Awwal, 5

Rabī’ al-Ākhīr, 13 Jumād al-Awwal, 16 Jumād al-Ākhir, 21 Rajāb, 24 Ramaḍān, Gambar 6. Pedoman Hari Baik dan Hari Buruk

Versi Simbol Tulisan Indonesia dan 25 Syawwāl. Selain itu, setiap hari Sumber: Eni, 2017.

Rabu pada akhir bulan juga dianggap

sebagai hari buruk. Adapun munculnya

2. Simbol Matematika

bulan yang bertolak belakang juga Simbol matematika adalah simbol dianggap sebagai hari nahas. Hari nahas itu pedoman hari baik dan hari buruk yang jatuh pada hari Rabu tanggal 2, 12, dan 22, menggunakan simbol matematika, seperti

Selasa 3, 13, dan 23, Senin tanggal 4, 14, simbol tambah (+), lingkaran (o), dan dan 24, Ahad tanggal 5, 15, dan 25, Sabtu sebagainya. Simbol ini ditemukan di rumah

6, 16, 26, Jumat 7, 17, dan 27, Kamis imam masjid Kelurahan Bungkutoko, tanggal 8, 18, dan 28. Hal ini dapat dilihat Ambo Sakka. Berdasarkan wawancara pada keterangan berikut ini.

yang dilakukan tentang mengapa pedoman hari baik dan hari buruk berbentuk simbol

matematika, dia hanya mengatakan bahwa dia juga mewarisi pedoman itu secara turun temurun dari orang tuanya. Dia tidak mengetahui

pasti mengapa manuskrip pedomannya menggunakan simbol demikian. Hal ini karena ada beberapa

secara

pedoman itu menggunakan simbol matematika. Dia pun Gambar 5. Pedoman Hari Baik dan Hari Buruk

bentuk

melanjutkan bahwa, “Orang tua saya Berdasarkan Hitungan Bulan dengan Simbol

senantiasa memberikan arahan agar dalam Tulisan Arab

memulai suatu pekerjaan haruslah disertai Sumber: Eni, 2017.

dengan niat baik dan senantiasa mengikuti pedoman waktu hari baik dan hari buruk.

Senada dengan manuskrip pada Apa saja aktivitasnya terutama yang gambar (3─5), manuskrip pedoman hari berkaitan dengan pesta pernikahan, pindah

baik dan hari buruk pada gambar (6) rumah, dan pergi melaut. Dengan merupakan manuskrip yang sama dengan mengikuti pedoman tersebut, kita dapat manuskrip sebelumnya. Hanya saja, memperoleh

keselamatan dan manuskrip

menggunakan tulisan Arab dan manuskrip Naskah ini menggunakan bahasa pada gambar (6) menggunakan bahasa Bugis latin. Di dalam naskah, terdapat

Indonesia. Perbedaannya adalah naskah tulisan pedoman atau petunjuk bilang ditemukan pada orang yang berbeda. wettu ri lalenna ta siessoe, iya engka ri poji, ri seseta (pedoman waktu dalam

sehari yang engkau sukai).

Pedoman Simbol Hari Baik dan Hari Buruk..... (Fahmi Gunawan) 441 menggunakan angka 0 berarti pulan

poko (Impas). Simbol anak panah dengan kedua ujung tapukul bermakna uju

Simbol tambah menandakan tuo (kehidupan). Waktu yang baik untuk memulai suatu aktivitas menurut pedoman waktu ini adalah waktu berisi dan tuo karena

(kematian).

merujuk pada makna berkualitas dan kehidupan. Ini berarti bahwa semua aktivitas yang dimulai pada waktu ini

Gambar 7. Pedoman Hari Baik dan Hari Buruk akan diberi kehidupan, keselamatan, (Simbol Matematika)

kesejahteraan dan keberkahan. Di sisi Sumber: Ambo Sakka, 2017.

lain, waktu yang dianggap buruk dalam memulai sebuah aktivitas adalah

Naskah pada gambar (7) ini memuat beberapa informasi. Informasi uju dan lobbang karena bermakna kematian dan lubang. Ini berarti bahwa

pertama yang terdapat pada kolom apapun aktivitas yang dimulai pada pertama memuat peringatan bagi

berujung pada “tempeddingngi ri photo kopi detto ketidakselamatan, ketidakberkahan dan tidak baik hasilnya. Sementara itu,

pembaca. Dikatakan

bahwa, waktu

ini

hallalakeng salingngi narekko de gaga isinna to punnaingngi boe, iyarega tau pulan poko hanya merujuk kepada

sunnah atau susungengngi

melakukan sebuah diperbolehkan

diperbolehkan

salin dan tidak dihalalkan menulis ulang jika tidak ada aktivitas karena terkadang mengandung

terkadang pula izin dari orang yang memiliki buku ini mengandung keburukan. atau orang yang menuliskan tulisan

kebaikan

dan

Bugis melayu). Kolom kedua dari atas Hal ini kemudian dipertegas lagi

sub-waktu dalam sehari. memuat 6 jalur. Jalur pertama dari Misalnya, untuk memulai sebuah kiri ke kanan memuat masalah waktu aktivitas pada hari Jum (wettunna) memulai sebuah aktivitas.

dalam

’at bagus dilakukan pada pukul 11.00-12.00

Waktu itu dimulai hari Jumat (juma), karena merujuk pada kata tou dan Sabtu (sattu), Ahad (aha), Senin pukul 15.00-18.00 merujuk pada kata (asseneng), Selasa (salasa), Rabu berisi. Sementara itu, pukul 08.00- (araba), dan Kamis (kammisi). Waktu

memulai (mappammula)

aktivitas

10.00 dan pukul 12.00-15.00 tidaklah dianjurkan sebab merujuk pada kata

dibagi menjadi

mapamula, ele,

lobbang dan uju. Hal ini tentu dapat abueng, tangaso, loro, dan assara. Ele dimulai pukul 06.00-08.00. Abueng dimengerti jika pukul 11.00-12.00

dikatakan sebagai waktu berkualitas pukul 08.00-11.00. Tangaso dimulai karena memang waktu itu adalah waktu pukul 11.00-12.00. Loro dimulai pukul

12.00-15.00. Assara dimulai pukul untuk menunaikan ṣolat Jum’at.

Siapapun yang menunaikan solat 15.00-18.00.

Adapun simbol hari baik dan hari Jum’at berarti akan mendapatkan buruk yang digunakan adalah simbol keberkahan,

keselamatan dan

ketenangan hidup.

matematika yang menggunakan huruf

Bugis latin. Simbol dadu angka 5

3. Simbol Tulisan Tangan

bermakna berisi (berkualitas). Angka Simbol tulisan tangan adalah kosong (0) berarti lobbang (lubang). simbol pedoman hari baik dan hari Simbol anak panah dengan kedua ujung

442 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 435 - 454 buruk yang menggunakan tulisan

tangan. Dikatakan demikian, karena simbolnya

menggunakan

tulisan

tangan, seperti simbol orang, simbol sama dengan (=), dan sebagainya.

Pemilihan waktu dilakukan berdasarkan

pedoman simbol ini. Ketika ada

kegiatan peletakan batu pertama untuk

pembangunan masjid Nur Ikhlas di

Tunggala, dalam wawancara yang penulis

lakukan,

Amir Hudo

Gambar 8. Pedoman Hari Baik dan Hari melakukannya pada pukul 06.00 WITA

Buruk (Simbol Tulisan Tangan) di hari Sabtu karena menunjukkan

Sumber: Amir Hudo, 2017. makna berisi dengan simbol bendera.

Dia berharap bahwa suatu saat nanti

4. Simbol Lontara Bugis

ketika sudah selesai dibangun, masjid Simbol lontara Bugis adalah ini akan dipenuhi banyak orang untuk simbol pedoman hari baik dan hari buruk

melakukan salat lima waktu dan selain yang menggunakan huruf aksara Bugis itu, masjid ini juga dapat dipenuhi yang disebut lontara . Simbol ini dengan berbagai kegiatan keagamaan menggunakan aksaran lontara yang sehingga penuh dengan keberkahan.

berjumlah 23, yaitu ka, ga, nga, ngngka, Pedoman simbol ini diperoleh secara pa, ba, ma, mpa, ca, ja, nya, nca, ta, da,

turun temurun dari orang tuanya. Akan na, nra, ya, ra, la, wa, sa, a, ha. Hal ini tetapi karena manuskrip aslinya sudah dapat dilihat pada gambar (9) berikut. lusuh, dia pun menuliskannya dalam

sebuah tulisan tangan.

Simbol yang terdapat dalam

naskah ini adalah simbol orang, sama

dengan (=), bundaran (0), bendera

kosong , dan tambah (+). Simbol orang bermakna mayat, simbol bundaran

bermakna kosong, simbol bendera

kosong bermakna berisi, simbol sama

dengan bermakna pulih, dan simbol

tambah bermakna umur panjang. Hari Gambar 9. Pedoman Hari Baik dan Hari

itu dikatakan baik jika simbolnya Buruk (Simbol Lontara Bugis) bermakna berisi dan umur panjang.

Sumber: Syamsuddin, 2017. Sementara hari dikatakan buruk jika

simbolnya bermakna mayat, kosong, Gambar (9) ini menjelaskan nama dan pulih. Pulih ini merupakan bahasa dan kondisi hari. Jalur pertama secara Bugis yang diserap langsung ke bahasa vertikal diisi oleh nama hari, seperti hari Indonesia dan bermakna sama dengan. juma, satu, aha, eseneng, salasa, araba, Itu berarti bahwa hari itu bisa pertanda dan kammisi, sementara secara horizontal baik dan bisa juga pertanda buruk. diisi oleh kondisi hari atau waktu. Waktu Berikut ini adalah gambar pedoman yang dimaksud adalah ele, abueng, hari baik dan hari buruk simbol tulisan tanggasso, leso essoe, dan araweng . tangan

Waktu ele dimulai pada pukul 06.00-08.00. Abueng dimulai pada pukul 08.00-11.00,

tanggaso dimulai pada pukul 11.00-12.00. Lesa essoe dimulai pada pukul 12.00-

Pedoman Simbol Hari Baik dan Hari Buruk..... (Fahmi Gunawan) 443

15.00, dan araweng dimulai pada pukul pole bola adalah waktu yang terkadang 15.00-18.00. Setiap kondisi memiliki baik dan terkadang juga buruk untuk makna masing-masing, yaitu mate, tuwo, memulai sebuah aktivitas. Waktu mallise

maddara, lobbang, dan mallise. Mate disimbolkan dengan gambar dadu angka bermakna mati. Tuwo bermakna hidup. lima dan bermakna berisi. Waktu lobba Mallise bermakna berisi. Maddara disimbolkan dengan gambar persegi empat bermakna berdarah. Lobbang bermakna dan bermakna beruntung. Waktu makerre pulang pokok. Hari itu dianggap baik disimbolkan dengan gambar tulang yang waktunya jika menunjukkan tuwo dan membentuk huruf x dan bermakna sulit, mallise , sementara hari dianggap buruk uju amateng disimbolkan dengan gambar waktunya jika menunjukkan mate dan garis panjang hitam dan bermakna maddara .

Sementara lobbang kematian, sementara pole bola ditandai menunjukkan waktu yang terkadang baik dengan gambar huruf x. Hal ini dapat dan terkadang pula buruk.

dilihat pada data berikut ini. Sebagai contoh, hari Senin pukul 06.00-08.00 menunjukkan waktu lobbang, 08.00-11.00 menunjukkan waktu tuwo, 11.00-12.00 menunjukkan waktu maddara, 12.00-15.00 menunjukkan waktu mallise, dan 15.00-18.00 menunjukkan waktu mate. Ini berarti bahwa aktivitas pergi melaut, pindah rumah atau pernikahan anak, jika dilaksanakan pada hari Senin, maka bagus

dilakukan pada pukul 08.00-11.00 dan 12.00-15.00. hal ini karena kedua waktu

ini menunjukkan waktu tuwo dan mallise Gambar 10. Pedoman Hari Baik dan Hari yang bermakna kehidupan dan berkualitas

Buruk (Simbol Lontara dan Gambar) waktunya.

Sumber: Syamsuddin, 2017.

6. Simbol Ejaan Soewandi 5. Simbol Lontara Bugis dan Gambar

Simbol ejaan Soewandi yang Yang dimaksud simbol lontara dimaksud adalah simbol pedoman hari Bugis dan gambar adalah simbol pedoman baik dan hari buruk yang menggunakan hari baik dan hari buruk yang ejaan Soewandi. Simbol ini dikatakan menggunakan gabungan lontara Bugis

Soewandi karena dan gambar. Simbol ini senada dengan menggunakan ejaan Soewandi. Ejaan ini simbol lontara Bugis dalam hal klasifikasi dapat diidentifikasi karena menggunakan kualitas hari menjadi 5, ele, abueng, /dj/ untuk fonem /j/, /j/ untuk fonem /y/,

simbol

ejaan

tengga esso, lohoro, dan assara ,

/nj/ untuk fonem /ny/, /sj/ untuk fonem /sy/, pembagian waktu dalam seminggu, yaitu /b/ untuk fonem /p/, /e/ untuk fonem /a/. aha, esseneng, salasa, araba, kammisi, Fonem ini digunakan oleh masyarakat juma, dan sattu. Hanya saja perbedaannya bangsa Indonesia sejak 1947 hingga 1972. terletak pada penggunaan nama yang Sebagai contoh, naskah ini menggunakan maknanya juga sama dengan simbol fonem /dj/ pada kata Djumat untuk kata lontara Bugis. Di antara namanya adalah

mallise, lobba, makerre, uju amateng, dan Jum’at. Harinja untuk kata harinya. Bahaja untuk kata bahaya. Hidub untuk pole bola. Mallise dan lobba merujuk pada kata hidup. Kemis untuk kata kamis. Rebo waktu yang bagus digunakan untuk untuk kata rabu. Hal ini dipertegas dengan memulai aktivitas, makerre dan uju tanggal penulisan naskah pada bagian amateng merujuk pada waktu yang buruk bawah kanan, 14 Mei 1965. digunakan untuk memulai aktivitas, dan

444 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 435 - 454 Pedoman hari baik dan hari buruk juga

penafsiran dan dalam naskah ini dikhususkan untuk orang pembandingan dengan menyebut nama- yang melakukan perjalanan. Pedoman ini nama Nabi yang dapat bermakna baik. hanya menggunakan nama hari dan waktu

diberikan

H. Daud dalam wawancaranya untuk bepergian. Sementara simbol yang mengatakan bahwa ada hewan tertentu digunakan itu juga ada lima. Simbol yang diasosiasikan sebagai hari baik dan lingkaran yang mempunyai titik di tengah hari buruk, dan ada pula hewan tertentu bermakna kubur. Simbol orang bermakna yang diasosiasikan baik pada hari baik beruntung. Simbol X bermakna bahaya, maupun hari buruk. Hewan yang simbol dadu angka 5 bermakna isi, simbol diasosiasikan dengan hari baik berjumlah huruf I besar bermakna hidup. Simbol sebelas (11). Hewan yang diasosiasikan orang, angka 5, dan huruf I menandakan dengan hari buruk berjumlah tiga (3). waktu yang baik untuk bepergian, Hewan yang diasosiasikan dengan hari sementara simbol huruf X dan lingkaran baik dan hari buruk berjumlah delapan (8). yang di tengahnya ada titik menunjukkan Hewan yang diasosiasikan dengan hari waktu yang tidak baik untuk melakukan baik adalah (1) anynyarang (kuda) pada perjalanan atau bepergian. Hal ini dapat tanggal 1, tedong (kerbau) pada tanggal 6, dilihat pada gambar (11) berikut ini.

saping (sapi) jatuh pada tanggal 8, bembei (kambing) pada tanggal 11, gajai (gajah) pada tanggal 12, sarigala (serigala) pada tanggal 14, lanceng (monyet) pada tanggal

19, ula (ular) pada tanggal 20, ancale (belalang) pada tanggal 23, dongi-dongi (burung pipit) pada tanggal 29, manu (ayam) pada tanggal 30, dan macang (macan). Hal ini senada dengan penjelasan dalam naskah pananrang sebagaimana berikut.

Gambar 11. Pedoman Hari Baik dan Hari

Data 1

Buruk (Simbol Ejaan Soewandi) “Esso anynyarang asenna, ana-ana jaji Sumber: Muhammad Iman, 2017 .

malampe sunge’i pegaui passurong Puang,

matturu’i ripajajianna, masempo dalle’i nasaba esso ripancajinna Nabi Adam. Agi-

7. Simbol Hewan

Berdasarkan wawancara dengan agi pura tempeddingngi riappammulang” salah seorang Imam desa di Kecamatan Kendari Kota Lama, pedoman hari baik “Hari Kuda namanya; bayi yang lahir dan hari buruk juga menggunakan simbol panjang umur dan taat perintah Allah, hewan. Berbeda dengan simbol lainnya menurut pada orang tua, murah rezki yang menggunakan waktu hanya dalam karena hari kelahiran Nabi Adam as. seminggu mulai dari Jumat, atau Sabtu, Apapun yang telah selesai tidak boleh atau Ahad, simbol ini menggunakan dimulai lagi”. tanggal mulai dari tanggal 1 hingga

tanggal 30 dalam setiap bulan, mulai bulan Data 2

Januari hingga Desember. Dengan “Esso tedong asenna,makessing mua demikian, tanggal 1 hingga tanggal 30 rilaoang mabela, runt u’ki alabang, menggunakan simbol hewan yang berbeda. makessing muto rikawingang, najajiang Ada hewan yang digunakan untuk ana tanra maccai mabbicara toriolo, menyatakan hari baik dan ada hewan puga u’i passurong Puang, tapi kasi-asiwi, tertentu yang digunakan untuk menyatakan makessingngi riangelliang tedong (saping) hari buruk. Penggunaan simbol hewan ini iyarega olo-kolo mawijai, makessingngi

Pedoman Simbol Hari Baik dan Hari Buruk..... (Fahmi Gunawan) 445 riakkabbureng

madecengngi nasaba lobbang wakke ’na ritu, makessing muto barakka ’na Nabitta Muhammad saw.” riappanorang bine (as e).”

wakke

nasaba

teai agi-aginna

“Hari Gajah namanya. Tidak masalah “Hari kerbau namanya. Baik untuk orang yang ditinggalkan, orang yang

melakukan perjalanan jauh, terkadang datang karena itu hari lahir nabi mendapatkan musibah, bagus untuk Muhammad. jika melahirkan anak, ia akan mengadakan pernikahan, jika mempunyai menjadi anak yang beruntung, taat agama. anak, maka ia akan pintar berbicara Baik untuk menurunkan benih. Apa saja tentang sejarah, taat kepada Allah, tapi yang dilakukan bisa berdampak baik mempunyai keterbatasan harta, bagus karena berkah nabi Muhammad.” untuk membeli kerbau atau hewan ternak

lainnya untuk dipelihara, bagus jika untuk Data 6

menanam benih.” “Esso serigala asenna, sininna jama- jamang madecengnge salam a’I ripugau,

Data 3

rilaoang mammusu, “Esso sapingngi asenna, ana-ana jaji dangkang, sibawa rikawingeng nasaba

makessingngi

malomo patulungngi ripadanna tau, iyanaritu narijajiang Nabi Sulaiman, masempo

dalle ’i, madecengngi najajiangngi ana sugi ’i.” rikawingeng nenniya riappatettongeng bola nasaba mattiro camming asenna, “Hari serigala namanya. Semua pekerjaan

bagus dilakukan. Baik untuk pergi madeceng muto rilaoang sompe (tega- berperang. Bisnis dan juga pernikahan tega), madeceng riappammulang balu- karena hari itu adalah hari dilahirkan nabi balu .” Sulaeman. Hari dilahirkan anak kaya.”

“Hari sapi namanya. Jika melahirkan anak,

dia akan mudah membantu banyak orang, Data 7

murah rezeki, bagus untuk mengadakan “Esso lancengngi asenna, najajiang ana pernikahan, mendirikan rumah, bagus juga pog au’i passurongna Puang Allah Ta’ala,

untuk bepergian dan memulai berdagang.” malomoi sugi, malomo atiwi ripadanna tau

sibawa

ripajajianna, esso

Data 4

najajiangnge Nabi Yakub, makessingngi “Esso bembe’i asenna, makessingngi rilaoang dangkan g.”

nasaba iyanaritu nariputtama Nabi Adam “Hari monyet namanya. Ketika melahirkan ri surugae, najajiangngi ana ’ turu’,

anak, ia akan taat kepada Allah. Mudah maupe ’i, malampe sunge’i napugau’i untuk menjadi orang kaya. Murah hati passuroangna Puang Allah Ta ’ala.” kepada sesama manusia. Hari diciptakan

“Hari kambing namanya. Hari ini bagus nabi Yakub. Bagus untuk pergi karena Nabi Adam masuk surga pada hari berdagang.” ini. Jika melahirkan anak, ia akan menjadi

anak yang beruntung. Panjang umur. Taat Data 8

kepada Allah.” “Esso ula’ asenna, makessing ladde rilaoang madduta, najajiangngi ana teyai tessugi, esso najajiangnge Nabi Isma il”

Data 5

“Hari ular namanya. Bagus untuk pergi “Esso gajai asenna, temmagagai tau

laloe, toriwelaiye, tau ripoleiye nasaba meminang. Jika melahirkan anak, pasti jadi iya najajiang Nabi Muhammad SAW, orang kaya. Hari diciptakan nabi Ismail.”

najajiang ana

maupe ’i

poga u’i

passuroang, madeceng riappanorang bine,

446 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 435 - 454

Kalapung (kura-kura) pada tanggal 5, dan “Esso incale asenna, makessingngi singa (singa) pada tanggal 13. Hal ini

Data 9

riabbottingeng, sawei mawase ’ki, sejalan dengan dokumen naskah pananrang riangelliang appakeng temmaradde ’i

sebagaimana berikut ini. ridi, tapi makessingngi riangelliang

balu-balu, magatti ’i tarala namakessing Data 12

sarona .” “Esso macang asenna, nakase’i nasaba esso najajiangnge Kabil ana’na Adam.

“Hari belalang namanya. Bagus untuk Ana-ana jaji madorakai ripajajianna, melakukan pesta pernikahan. Bagus juga

untuk membeli dagangan karena cepat laku maja’i riappabbottingeng, majai

dan banyak untungnya.” rilaoangngi

riattanengeng,

mabelanakennai

sukkara, iyanaro

naripassu’ Adam-Hawa pole ri surugana Puang Allah Ta’ala.”

Data 10

“Esso sikadongngi asenna, madeceng riallantikeng tomapparenta

“Hari Macan namanya. Nahas sebab hari mattuppu batui batena mapparenta,

nasaba

kelahirannya Kabil putra Adam as. Anak- madeceng to riangelliang balu-balu anak yang lahir, durhaka pada orang nasaba magatti ’i taralla, naekiya maja’i tuanya. Tidak baik untuk pernikahan, tidak riangelliang appakeng nasaba nalai baik untuk menanam, tidak baik untuk pelolang atau tabbei, madecetto rilaoang perjalanan

(sebab) mendapatkan sompe, riattanengeng, agi-agi jama- kesukaran, adalah (hari) dikeluarkannya jamang madeceng manengi r itu.”

Adam- H awa dari Surga”.

Hari burung namanya. Bagus untuk Data 13

melakukan pelantikan pejabat karena pasti “Esso kalapui asenna, najajiangngi akan mendapatkan banyak halangan dalam ana madorakai ripajajianna, nakase ’i pemerintahannya. Bagus untuk membeli

denawedding riappanorang bin e”. barang dagangan karena akan cepat laku. Tapi jelek untuk membeli perhiasan karena “Hari kura-kura namanya. Jika melahirkan

dapat dicuri atau tercecer hilang. Bagus anak, ia akan menjadi anak durhaka, tidak untuk melakukan perjalanan, menanam diperbolehkan untuk menurunkan benih- benih, semua pekerjaan yang dilakukan benih untuk menanam”.

akan menghasilkan hasil yang bagus.

Data 14

“Esso singa asenna, nakase’i (maja’i) “Esso manu asenna, makessingi rilaoang nasaba esso ritununna api Nabi

Data 11

dangkang nasaba salam a’I iyatonaro Ibrahim, ripakkerina Raja Namrud, naripaturung dalle ’e risininna ripancajie, najajiangngi ana mabbiasai ujangeng, makessingngi riellau doangeng rimunri rilaoangngi mabela biasai nakennaki sempajang assar a’, iyatonae esso aminang lasa ritengnga laleng atau mateki macoa, appettung bicaratoi sininna rilao tta.” pananrangnge rilangi ’e, ana jaji”

“Hari singa namanya. Hari ini buruk Hari ayam namanya. Bagus untuk karena hari dibakarnya nabi Ibrahim. Jika

berdagang karena akan mendapatkan melahirkan anak, biasanya menjadi gila. keselamatan.

datang Jika bepergian jauh, biasana mendadak menghampiri. Bagus untuk berdoa setelah jatuh sakit di tengah perjalanan atau solat ashar. Ini juga hari yang tertua. meninnggal dalam perjalanan.”

Rezeki

akan

Adapun hari buruk disimbolkan dengan Adapun hari baik dan hari buruk secara binatang Macang (macan) pada tanggal 1, sekaligus disimbolkan dengan hewan

Pedoman Simbol Hari Baik dan Hari Buruk..... (Fahmi Gunawan) 447 jonga (rusa) pada tanggal 2, meyong makessingngi riakkebbureng pakkakkasa

(kucing), balawo (tikus) pada tanggal 7, no ’ ri salo’e/ri tasi’e, madeceng muto asu (anjing) pada tanggal 9, Nagai (naga) rikawingeng nasaba weddingngi sug i.” pada tanggal 10, iti (itik) pada tanggal 15, “Hari tikus namanya. Tidak boleh bawi (babi) pada tanggal 16, balipeng meminjam karena tidak akan bisa (kalajengking) pada tanggal 17. Hal ini

membayar hutang. Tidak bagus untuk sejalan dengan data naskah pananrang mengalirkan air sawah karena bisa sebagaimana berikut ini. dimakan padinya, bagus untuk membuat

peralatan untuk berlayar, bagus juga melakukan pernikahan karena “Esso jonga asenna, najajiangngi ana’ bisa

Data 15

menjadi kaya.”

pertama, maupe’i namasiga mallakkai,

apa iyanaritu naripancaji neneta Hawa. Data 18

Agi-agi madecengnge wedding mua “Esso asui asenna, madecengngi ripugau, rilaoangngi sompe, runtu’ki riappammulang mattaneng rigalungnge alabang, tapi de’ nawedding rilaoangngi sibawa waena galungnge mappammula mammusu.”

mala ki’ wae galung, mauni sibotolo’ “Hari Rusa namanya; apabila melahirkan muna

naripenre riakkeangnge, anak, dia akan beruntung (sebab) cepat najajiangngi

ana-ana madorakai bersuami. Karena hari diciptakannya nenek ripajajianna sibawa ri Puang Allah kita siti Hawa as. Apapun hal baik dapat T a’ala. Narekko rikawingengngi malomoi dilakukan pada hari ini (seperti) perjalanan massarang

iyarega matei masitta jauh/merantau, mendapatkan alabang. makkunra ie.” Akan tetapi kurang baik berperang.”

“Hari anjing namanya. Bagus untuk

memulai menanam di sawah dan air sawah “Esso meyong asenna, najajiangngi ana dapat diawali untuk ambil dari air sawah meskipun hanya sebotol. Jika mempunyai

Data 16

baraniwi, makessingngi riappanorang anak, akan menjadi anak yang durhakan bine, tapi ompo 4-5-6-7-13-15-17 majai atas perintah Allah. Jika menikah, akan riappammulang mattaneng ase nasaba mudah bercerai atau istrinya dapat cepat nanrei ule, makessing muto rilaoang meninggal.”

mabela, narekko

tau

kawing

pangkagarengngi nadenaullei massarang, Data 19

narekko riakkalangngi inreng denariullei “Esso nagai asenna, maja’i waja’i.”

riappammulang mattaneng “Hari kucing namanya. (jika) melahirkan rigalungnge/ridare ’e, makessing tosi anak, (maka ia akan) berani. Baik untuk rilaloang

mangolo riarungnge, menebar bibit. Akan tetapi tanggal 4-5-6- makessing riabbottingeng, najajiangngi 7-13-15-17 (Bulan hijrah) tidak baik ana ’ maupe’i.”

dimulai menanam padi sebab dimakan “Hari naga namanya. Tidak bagus untuk hama/ulat. Baik untuk pergi jauh/merantau. memulai bersawah atau berkebun. Bagus Jika orang menikah (di hari ini) tidak bisa untuk menghadap kepada para pejabat. bercerai. Jika berutang, sulit terbayar.”

Bagus untuk melakukan pernikahan. Jika

melahirkan anak, ia akan menjadi anak

yang beruntung.”

Data 17

“Esso balawo asenna, tempeddingngi

riakkalang inreng nasaba tenriullei

waj a’i, maja’ toi riellauang wae galung

nasaba nanrei kare ase ritu, tapi

448 Patanjala Vol. 10 No. 3 September 2018: 435 - 454

matahari. Baik untuk “Esso iti asenna, ana-ana jaji

Data 20

diciptakan

melakukan bepergian atau perjalanan jauh. po gau’i

passuroang, naniriwi Ketika melahirkan anak, ia akan menjadi pappesangka,

turu ’i ripajajianna, anak yang menyakitkan hati orang tuanya, riammasei ri padanna tau, macanti ’i tapi taat kepada Allah.” tappana nasaba najajiangnge Nabi Yusuf,

Persoalan mengapa hari baik dan tempeddingngi riappatettongeng bola hari buruk disimbolkan dengan hewan- nasaba teyai nasalai lasa punnana, hewan tertentu hanya karena semua

rilaoangngi sompe nakennaki lasa atau binatang tersebut menjadi sangat akrab halangeng .” dalam kehidupannya, terutama generasi

“Hari itik namanya. Anak yang dilahirkan etnis Bugis masa lampau. menjadi anak yang taat agama. Berbaik sangka. Taat kepada orang tuanya. Sayang

8. Simbol Bintang

kepada sesama manusia.

Sebuah wawancara dengan tetua mukanya karena hari dilahirkannya nabi adat di Kecamatan Abeli menunjukkan Yusuf. Boleh membangun rumah karena bahwa simbol bintang juga digunakan pemilik rumahnya tidak akan mendapatkan untuk mengetahui bahwa hari baik dan hari musibah sakit. Jika bepergian, ia akan buruk. Pedoman itu biasanya digunakan

Tampan

mendapatkan musibah atau halangan.” bagi para nelayan yang hendak berlayar mencari ikan. Orang Bugis dapat

Data 21

mengetahui nama-nama bulan yang “Esso bawi asenna, nakase’i nasaba

muncul di langit dengan memperhatikan esso

Yusuf posisi bintang ketika matahari tenggelam. rikalebbongnge ri padaranena, ana-ana Posisi bintang di langit diperhatikan jaji ujangengngi, agi-agi maj a’i ripugau sebelum dan selama berlayar dan mencari kecuali mattaneng ikkaju ki ’, mabbuai, ikan. Di antara posisi bintang itu adalah madecengngi riakkabbureng onrong doi ’ bittoeng

ribuanna

Nabi

tellu, bittoeng teyai lobbang .”

tanra

warongmprong, bittoeng manu 'lai, “Hari babi namanya. Hari ini hari nahas bittoeng eppang, bittoeng tobalu and

bittoeng lamuru.

karena hari ini adalah hari ketika nabi Ketika bittoeng tanra tellu Yusuf dibuang ke lubang sumur oleh (bintang tanda tiga) muncul di timur, angin saudara laki-lakinya. Ketika melahirkan kencang akan datang. Jika bittoeng anak, ia akan menjadi gila. Apapun buruk warongpong (bintang warongpong) dilakukan kecuali menanam sayur. Bagus dibuatkan tempat berkumpul.” muncul di timur, ada banyak ikan di laut.

Jika bintang warongpong muncul di atas

Data 22

kepala, angin beliung akan datang. Jika bintang manu lai “Esso balipeng asenna, nakase’i nasaba (bintang ayam jantan) esso najajiangnge Nabi Isa, najajiangngi muncul di timur, matahari akan terbit. Jika ana macanti

’i, iyatonaro naripancaji (bintang empat) tampak matanna essoe, salam

bittoeng eppang

a’i rilaoang di bagian selatan ketika matahari terbenam, mabela atau sompe, narekko jajiang

ikan terbang akan banyak muncul. Jika ana napeddiri ati tomatoanna, tapi

Bittoeng tobalu (bintang Tobalu) tampak poga

u’i passuroang Puang Allah di bagian selatan, dan bintang itu T

a’ala.” menunjukkan posisi 180 derajat pada musim timur, akan datang angin kencang. “Hari balipeng namanya. Hari ini hari Jika bittoeng lamuru (bintang Lamuru) buruk karena hari diciptakannya nabi Isa. muncul di bagian tenggara, bintang ini Ketika melahirkan anak, dia akan menjadi menandakan banyaknya jumlah ikan di anak yang cantik. Hari ini juga hari laut.

Pedoman Simbol Hari Baik dan Hari Buruk..... (Fahmi Gunawan) 449

9. Simbol Bendera

Simbol bendera adalah simbol pedoman hari baik dan hari buruk yang menggunakan simbol bendera. Dikatakan

simbol bendera sebab salah satu simbol di

dalam pedoman tersebut menggunakan

bendera Brazil, yaitu bendera berwarna

kuning dengan titik hijau di tengahnya.

Simbol ini diklasifikasikan menjadi 7 hari dan 5 waktu. Dari hari Jumat hingga Kamis. Mengenai pembagian waktu, waktu

Gambar 12. Pedoman Hari Baik dan Hari 06.00-08.00 menunjukan ele, 08.00-11.00

Buruk (Simbol Hj. Daud) menunjukkan

Sumber: Hj. Daud, 2015. menunjukkan tengnga esso, 12.00-15.00

abueng ,

11.00-12.00

menunjukkan loro , dan 15.00-18.00

11. Simbol Hj. Nursiah

menunjukan assara .

Simbol Hj. Nursiah adalah simbol memiliki 5 simbol, yaitu mallise, tuo, pole pedoman hari baik dan hari buruk yang bola , lobbang, dan uju. Waktu yang bagus dinisbatkan kepada pemiliknya. Pedoman untuk memulai sebuah aktivitas adalah ini seringkali digunakan dalam memulai ketika menunjukkan waktu mallise atau sebuah aktivitas. Wawancara yang penulis tuo karena keduanya menunjukkan waktu lakukan menunjukkan bahwa ketika suami

Pedoman ini

baik, sementara lobbang dan uju Hj. Nursiah hendak melaut mencari ikan, menunjukkan waktu yang tidak baik. Pole dia menggunakan pedoman ini. Walhasil, bola

terkadang menunjukkan waktu baik ikan yang diperolehnya melimpah ruah. dan terkadang pula menunjukkan waktu Lanjut dikatakan bahwa pernah dia pergi tidak baik. Hal ini dapat dilihat melaut saja tanpa memperhatikan waktu sebagaimana yang telah dijelaskan pada baiknya atau hari baiknya, dia pun pulang gambar ( 1−2).

dengan

hasil

yang kurang

menggembirakan.