PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS UNDANG U
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS
A. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN
2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG
BAB VII
PEMBINAAN
PASAL 43 (hlm 19)
1. Pemerintah menyelenggarakan pembinaan bangunan
gedung
secara nasional untuk meningkatkan pemenuhan persyaratan dan
tertib penyelenggaraan bangunan gedung.
2. Pemerintah daerah melaksanakan pembinaan penyelenggaraan
bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di daerah.
3. Sebagian
penyelenggaraan
dan
pelaksanaan
pembinaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
bersama-sama dengan masyarakat yang terkait dengan bangunan
gedung.
4. Pemerintah
daerah
dan
masyarakat
dalam
melaksanakan
pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3)
melakukan pemberdayaan masyarakat yang belum mampu untuk
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Bab IV.
5. Ketentuan mengenai pebinaan bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
B. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 45/PRT/M2007
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
BAB I: UMUM
A.5 INSTANSI TEKNIS SETEMPAT (hlm 2)
Instansi Teknis Setempat dimaksud adalah:
a. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum untuk tingkat nasional
dan wilayah DKI Jakarta.
b. Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung
jawab dalam pembinaan bangunan gedung di wilayah provinsi, di
luar DKI Jakarta.
C. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36
TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANGUNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG
BAB VI
PEMBINAAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 105
1. Pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung dilakukan oleh
Pemerintah
dan/atau
pengaturan,
pemerintah
pemberdayaan,
daerah
dan
melalui
kegiatan
pengawasan
agar
penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung tertib dan
tercapai
keandalan
bangunan
gedung
yang
sesuai
dengan
fungsinya, serta terwujudnya kepastian hukum.
2. Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(1)
ditujukan
kepada
pemerintah
daerah
dan
penyelenggara bangunan gedung.
3. Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada penyelenggara bangunan
gedung.
Bagian Kedua
Pembinaan oleh Pemerintah
Pasal 106
1. Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1)
dilakukan
oleh
penyebarluasan
Pemerintah
peraturan
dengan
penyusunan
perundang-undangan,
dan
pedoman,
petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung yang bersifat
nasional.
2. Penyusunan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk,
dan standar teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pendapat
pemerintah daerah dan penyelenggara bangunan gedung.
3. Pemerintah dapat memberikan bantuan teknis dalam penyusunan
peraturan dan kebijakan daerah di bidang bangunan gedung yang
dilakukan oleh pemerintah daerah.
4. Penyebarluasan
peraturan
perundang-undangan,
pedoman,
petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dapat dilimpahkan
kepada pemerintah daerah.
Pasal 107
1. Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1)
dilakukan kepada pemerintah daerah dan penyelenggara bangunan
gedung.
2. Pemberdayaan
kepada
aparat
pemerintah
daerah
dan
penyelenggara bangunan gedung berupa peningkatan kesadaran
akan hak, kewajiban dan peran dalam penyelenggaraan bangunan
gedung melalui sosialisasi, diseminasi, dan pelatihan.
Pasal 108
1. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1)
dilakukan melalui pemantauan terhadap pelaksanaan penerapan
peraturan perundang-undangan bidang bangunan gedung dan
upaya penegakan hukum.
2. Pemerintah menyelenggarakan pengawasan terhadap peraturan
daerah tentang bangunan gedung dengan cara melakukan evaluasi
terhadap substansi peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Pembinaan oleh Pemerintah Daerah
Pasal 109
1. Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1)
dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan peraturan
daerah di bidang bangunan gedung berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan
kondisi kabupaten / kota setempat serta penyebarluasan peraturan
perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat.
2. Penyusunan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
dapat
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
pendapat
penyelenggara bangunan gedung.
3. Penyebarluasan
peraturan
perundang-undangan,
pedoman,
petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan bersama-sama dengan
masyarakat yang terkait dengan bangunan gedung.
Pasal 110
1.
2.
www.hukumonline
www.hukumonline.m
1. Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1)
dilakukan kepada penyelenggara bangunan gedung.
2. Pemberdayaan kepada penyelenggara bangunan gedung dapat
berupa peningkatan kesadaran akan hak, kewajiban dan peran
dalam penyelenggaraan bangunan gedung melalui pendataan,
sosialisasi diseminasi, dan pelatihan.
Pasal 111
Pemberdayaan terhadap masyarakat yang belum mampu memenuhi
persyaratan teknis bangunan gedung dilakukan bersama-sama dengan
masyarakat yang terkait dengan bangunan gedung melalui:
a. pendampingan pembangunan bangunan gedung
bertahap;
b. pemberian
bantuan
percontohan
rumah
memenuhi persyaratan teknis; dan/atau
tinggal
secara
yang
c.
bantuan penataan bangunan dan lingkungan yang sehat dan
serasi.
Pasal 112
1. Pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
penerapan peraturan daerah di bidang bangunan gedung melalui
mekanisme penerbitan izin mendirikan bangunan gedung dan
sertifikasi
kelaikan
fungsi
bangunan
gedung,
serta
surat
persetujuan dan penetapan pembongkaran bangunan gedung.
2. Pemerintah daerah dapat melibatkan peran masyarakat dalam
pengawasan
pelaksanaan
penerapan
peraturan
perundang-
undangan di bidang bangunan gedung.
D. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 45/PRT/M2007
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
BAB III
PEMBINAAN TEKNIS DAN PENGAWASAN TEKNIS
PASAL 6 (hlm viii)
3. Pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan Bangunan
Gedung Negara melakukan pembiayaan teknis dan pengawasan
teknis kepada Pengguna Anggaran dan Penyedia Jasa Konstruksi
4. Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
dilakukan melalui peberian bantuan teknis berupa: bantuan
tenaga, bantuan informasi, bantuan kegiatan percontohan.
5. Pengawasan teknis dilaksanakan dengan pengawasan terhadap
penerapan
peraturan
perundang-undangan
terkait
dengan
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara.
6. Pembinaan teknis dan pengawasan teknis Bangunan Gedung
Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Departemen Pekerjaan Umum cq Direktorat Penataan Bangunan
dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk tingkat
nasional
dan
wilayah
DKI
Jakarta;
dan
Dinas
Pekerjaan
Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan bangunan gedung untuk wilayah provinsi di luar DKI
Jakarta.
E. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 45/PRT/M2007
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
BAB V: TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
A.2 PEMBINA TEKNIS (hlm. 64)
a. Sesuai Undang-undang no.28 tahun 2002 dan PP no.36 tahun
2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang no.28
tahun
2002
Bangunan
penyelenggaran
Gedung,
pembangunan
Menteri Pekerjaan Umum.
b. Pembina Teknis bertanggung
pembinaan
dan
Pembina
bangunan
jawab
pengawasan
gedung
untuk
teknis
Teknis
adalah
melaksanaan
penyelenggaraan
pembangunan Bangunan Gedung Negara.
c. Pembinaan dilakukan dalam rangka tata pemerintahan yang
baik
melalui
pengawasan
kegiatan
sehingga
pengaturan,
setiap
pemberdayaan,
penyelenggaraan
dan
bangunan
gedung data berlangsung tertib, efektif, dan efisien.
d. Dalam melaksanakan pembinaan teknis Menteri Pekerjaan
Umum
menugaskan kepada instansi teknis setempat untuk
melaksanakan
pembinaan
dan
pengawasan
teknis
di
daerahnya sesuai azas dekonsentrasi. Berdasarkan penugasan
tersebut
instansi
teknis
setempat
melaporkan
hasil
pelaksanaan pembinaannya kepada Menteri Pekerjaan Umum.
F. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 45/PRT/M2007
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
BAB VI: PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS (hlm 86)
1. Pembinaan dan pengawasan teknis pembangunan bangunan
gedung negara dilaksanakan oleh Departemen Pekerjaan
Umum c.q. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya kepada Pengguna Anggaran,
Penyedia Jasa Konstruksi, dan pemangku kepentingan (stake
holders) lainnya.
2. Pembinaan teknis dilaksanakan melalui bimbingan teknis
untuk menggunakan pedoman teknis ini, Standar Nasional
Indonesia (SNI), dan Pedoman/Petunjuk Teknis yang ditetapkan
oleh Menteri Pekerjaan Umum.
3. Pembinaan teknis antara lain dilaksanakan melalui pemberian
bantuan teknis informasi dan bantuan tenaga teknis untuk
menjadi Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen,
panitia, pengelola teknis, tim teknis maupun tenaga ahli teknis
lainnya.
4. Pembinaan teknis juga dilakukan melalui pemberian bantuan
kegiatan untuk pembangunan bangunan gedung yang bersifat
strategis sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
Menteri Pekerjaan Umum.
5. Pengawaasan
teknis
dilaksanakan
dengan
melakukan
pengawasan terhadap penerapan pedoman teknis ini, Standar
Nasional Indonesia, dan Pedoman Teknis yang ditetapkan oleh
Menteri PU, dengan tujuan agar sumber daya yang berupa
tenaga manusia, biaya, peralatan dan manajemen yang
tersedia dapat digunakan secara efektif daan efisien.
6. Pembinaan dan pengawasan teknis pembangunan bangunan
gedung negara dilaksanakan sebagai berikut:
a. Untuk tingkat nasional dan wilayah
DKI
Jakarta
dilaksanakan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya;
b. Untuk wilayah di luar DKI Jakarta (kecuali bangunan gedung
fungsi
khusus)
dilaksanakan
oleh
Dinas
Pekerjaan
Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan bangunan gedung.
7. Direktorat
Penataan
Bangunan
dan
Lingkungan/Dinas
Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung
jawab dalam pembinaan bangunan gedung melaporkan hasil
pembinaan dan pengawasan teknis pembangunan Bangunan
Gedung Negara di wilayahnya kepada Menteri Pekerjaan
Umum.
G. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO.73 TAHUN
2011 TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 19
1. Pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung negara
dilaksanakan oleh Menteri.
2. Pembinaan
teknis
dilaksanakan
sebagaimana
melalui
dimaksud
pengaturan,
pada
ayat
pemberdayaan,
(1)
dan
pengawasan.
3. Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
dengan
penyusunan
dan
penyebarluasan
peraturan
perundangundangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung negara.
4. Pemberdayaan
dilaksanakan
kepada
sebagaimana
melalui
pemerintah
dimaksud
sosialisasi,
daerah
dan
pada
diseminasi,
dan
penyelenggara
ayat
(2)
pelatihan
bangunan
gedung negara.
5. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
melalui pemantauan terhadap pelaksanaan penerapan peraturan
perundang-undangan bidang bangunan gedung negara dan
upaya penegakan hukum.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pasal 20
1. Pembinaan dan pengawasan umum pelaksanaan pembangunan
bangunan gedung negara yang pendanaannya bersumber dari
APBD Propinsi dilaksanakan oleh menteri yang membidangi
urusan pemerintahan dalam negeri.
2. Pembinaan dan pengawasan umum pelaksanaan pembangunan
bangunan gedung negara yang pendanaannya bersumber dari
APBD Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Gubernur.
3. Pembinaan dan pengawasan umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan melalui koordinasi, konsultasi,
arahan, perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan
umum pelaksanaan pembangunan bangunan gedung negara
yang
pendanaannya
bersumber
dari
APBD
diatur
dengan
peraturan menteri yang membidangi urusan pemerintahan
dalam negeri.
Pemerintah daerah adalah bupati atau walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah, kecuali untuk
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah gubernur.
A. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN
2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG
BAB VII
PEMBINAAN
PASAL 43 (hlm 19)
1. Pemerintah menyelenggarakan pembinaan bangunan
gedung
secara nasional untuk meningkatkan pemenuhan persyaratan dan
tertib penyelenggaraan bangunan gedung.
2. Pemerintah daerah melaksanakan pembinaan penyelenggaraan
bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di daerah.
3. Sebagian
penyelenggaraan
dan
pelaksanaan
pembinaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
bersama-sama dengan masyarakat yang terkait dengan bangunan
gedung.
4. Pemerintah
daerah
dan
masyarakat
dalam
melaksanakan
pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3)
melakukan pemberdayaan masyarakat yang belum mampu untuk
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Bab IV.
5. Ketentuan mengenai pebinaan bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
B. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 45/PRT/M2007
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
BAB I: UMUM
A.5 INSTANSI TEKNIS SETEMPAT (hlm 2)
Instansi Teknis Setempat dimaksud adalah:
a. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum untuk tingkat nasional
dan wilayah DKI Jakarta.
b. Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung
jawab dalam pembinaan bangunan gedung di wilayah provinsi, di
luar DKI Jakarta.
C. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36
TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANGUNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG
BAB VI
PEMBINAAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 105
1. Pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung dilakukan oleh
Pemerintah
dan/atau
pengaturan,
pemerintah
pemberdayaan,
daerah
dan
melalui
kegiatan
pengawasan
agar
penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung tertib dan
tercapai
keandalan
bangunan
gedung
yang
sesuai
dengan
fungsinya, serta terwujudnya kepastian hukum.
2. Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(1)
ditujukan
kepada
pemerintah
daerah
dan
penyelenggara bangunan gedung.
3. Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada penyelenggara bangunan
gedung.
Bagian Kedua
Pembinaan oleh Pemerintah
Pasal 106
1. Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1)
dilakukan
oleh
penyebarluasan
Pemerintah
peraturan
dengan
penyusunan
perundang-undangan,
dan
pedoman,
petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung yang bersifat
nasional.
2. Penyusunan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk,
dan standar teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pendapat
pemerintah daerah dan penyelenggara bangunan gedung.
3. Pemerintah dapat memberikan bantuan teknis dalam penyusunan
peraturan dan kebijakan daerah di bidang bangunan gedung yang
dilakukan oleh pemerintah daerah.
4. Penyebarluasan
peraturan
perundang-undangan,
pedoman,
petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dapat dilimpahkan
kepada pemerintah daerah.
Pasal 107
1. Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1)
dilakukan kepada pemerintah daerah dan penyelenggara bangunan
gedung.
2. Pemberdayaan
kepada
aparat
pemerintah
daerah
dan
penyelenggara bangunan gedung berupa peningkatan kesadaran
akan hak, kewajiban dan peran dalam penyelenggaraan bangunan
gedung melalui sosialisasi, diseminasi, dan pelatihan.
Pasal 108
1. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1)
dilakukan melalui pemantauan terhadap pelaksanaan penerapan
peraturan perundang-undangan bidang bangunan gedung dan
upaya penegakan hukum.
2. Pemerintah menyelenggarakan pengawasan terhadap peraturan
daerah tentang bangunan gedung dengan cara melakukan evaluasi
terhadap substansi peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Pembinaan oleh Pemerintah Daerah
Pasal 109
1. Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1)
dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan peraturan
daerah di bidang bangunan gedung berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan
kondisi kabupaten / kota setempat serta penyebarluasan peraturan
perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat.
2. Penyusunan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
dapat
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
pendapat
penyelenggara bangunan gedung.
3. Penyebarluasan
peraturan
perundang-undangan,
pedoman,
petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan bersama-sama dengan
masyarakat yang terkait dengan bangunan gedung.
Pasal 110
1.
2.
www.hukumonline
www.hukumonline.m
1. Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 ayat (1)
dilakukan kepada penyelenggara bangunan gedung.
2. Pemberdayaan kepada penyelenggara bangunan gedung dapat
berupa peningkatan kesadaran akan hak, kewajiban dan peran
dalam penyelenggaraan bangunan gedung melalui pendataan,
sosialisasi diseminasi, dan pelatihan.
Pasal 111
Pemberdayaan terhadap masyarakat yang belum mampu memenuhi
persyaratan teknis bangunan gedung dilakukan bersama-sama dengan
masyarakat yang terkait dengan bangunan gedung melalui:
a. pendampingan pembangunan bangunan gedung
bertahap;
b. pemberian
bantuan
percontohan
rumah
memenuhi persyaratan teknis; dan/atau
tinggal
secara
yang
c.
bantuan penataan bangunan dan lingkungan yang sehat dan
serasi.
Pasal 112
1. Pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
penerapan peraturan daerah di bidang bangunan gedung melalui
mekanisme penerbitan izin mendirikan bangunan gedung dan
sertifikasi
kelaikan
fungsi
bangunan
gedung,
serta
surat
persetujuan dan penetapan pembongkaran bangunan gedung.
2. Pemerintah daerah dapat melibatkan peran masyarakat dalam
pengawasan
pelaksanaan
penerapan
peraturan
perundang-
undangan di bidang bangunan gedung.
D. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 45/PRT/M2007
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
BAB III
PEMBINAAN TEKNIS DAN PENGAWASAN TEKNIS
PASAL 6 (hlm viii)
3. Pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan Bangunan
Gedung Negara melakukan pembiayaan teknis dan pengawasan
teknis kepada Pengguna Anggaran dan Penyedia Jasa Konstruksi
4. Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
dilakukan melalui peberian bantuan teknis berupa: bantuan
tenaga, bantuan informasi, bantuan kegiatan percontohan.
5. Pengawasan teknis dilaksanakan dengan pengawasan terhadap
penerapan
peraturan
perundang-undangan
terkait
dengan
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara.
6. Pembinaan teknis dan pengawasan teknis Bangunan Gedung
Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Departemen Pekerjaan Umum cq Direktorat Penataan Bangunan
dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk tingkat
nasional
dan
wilayah
DKI
Jakarta;
dan
Dinas
Pekerjaan
Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan bangunan gedung untuk wilayah provinsi di luar DKI
Jakarta.
E. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 45/PRT/M2007
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
BAB V: TATA CARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
A.2 PEMBINA TEKNIS (hlm. 64)
a. Sesuai Undang-undang no.28 tahun 2002 dan PP no.36 tahun
2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang no.28
tahun
2002
Bangunan
penyelenggaran
Gedung,
pembangunan
Menteri Pekerjaan Umum.
b. Pembina Teknis bertanggung
pembinaan
dan
Pembina
bangunan
jawab
pengawasan
gedung
untuk
teknis
Teknis
adalah
melaksanaan
penyelenggaraan
pembangunan Bangunan Gedung Negara.
c. Pembinaan dilakukan dalam rangka tata pemerintahan yang
baik
melalui
pengawasan
kegiatan
sehingga
pengaturan,
setiap
pemberdayaan,
penyelenggaraan
dan
bangunan
gedung data berlangsung tertib, efektif, dan efisien.
d. Dalam melaksanakan pembinaan teknis Menteri Pekerjaan
Umum
menugaskan kepada instansi teknis setempat untuk
melaksanakan
pembinaan
dan
pengawasan
teknis
di
daerahnya sesuai azas dekonsentrasi. Berdasarkan penugasan
tersebut
instansi
teknis
setempat
melaporkan
hasil
pelaksanaan pembinaannya kepada Menteri Pekerjaan Umum.
F. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 45/PRT/M2007
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
BAB VI: PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS (hlm 86)
1. Pembinaan dan pengawasan teknis pembangunan bangunan
gedung negara dilaksanakan oleh Departemen Pekerjaan
Umum c.q. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya kepada Pengguna Anggaran,
Penyedia Jasa Konstruksi, dan pemangku kepentingan (stake
holders) lainnya.
2. Pembinaan teknis dilaksanakan melalui bimbingan teknis
untuk menggunakan pedoman teknis ini, Standar Nasional
Indonesia (SNI), dan Pedoman/Petunjuk Teknis yang ditetapkan
oleh Menteri Pekerjaan Umum.
3. Pembinaan teknis antara lain dilaksanakan melalui pemberian
bantuan teknis informasi dan bantuan tenaga teknis untuk
menjadi Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat Komitmen,
panitia, pengelola teknis, tim teknis maupun tenaga ahli teknis
lainnya.
4. Pembinaan teknis juga dilakukan melalui pemberian bantuan
kegiatan untuk pembangunan bangunan gedung yang bersifat
strategis sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
Menteri Pekerjaan Umum.
5. Pengawaasan
teknis
dilaksanakan
dengan
melakukan
pengawasan terhadap penerapan pedoman teknis ini, Standar
Nasional Indonesia, dan Pedoman Teknis yang ditetapkan oleh
Menteri PU, dengan tujuan agar sumber daya yang berupa
tenaga manusia, biaya, peralatan dan manajemen yang
tersedia dapat digunakan secara efektif daan efisien.
6. Pembinaan dan pengawasan teknis pembangunan bangunan
gedung negara dilaksanakan sebagai berikut:
a. Untuk tingkat nasional dan wilayah
DKI
Jakarta
dilaksanakan oleh Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya;
b. Untuk wilayah di luar DKI Jakarta (kecuali bangunan gedung
fungsi
khusus)
dilaksanakan
oleh
Dinas
Pekerjaan
Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung jawab dalam
pembinaan bangunan gedung.
7. Direktorat
Penataan
Bangunan
dan
Lingkungan/Dinas
Pekerjaan Umum/Dinas Teknis Provinsi yang bertanggung
jawab dalam pembinaan bangunan gedung melaporkan hasil
pembinaan dan pengawasan teknis pembangunan Bangunan
Gedung Negara di wilayahnya kepada Menteri Pekerjaan
Umum.
G. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO.73 TAHUN
2011 TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 19
1. Pembinaan teknis pembangunan bangunan gedung negara
dilaksanakan oleh Menteri.
2. Pembinaan
teknis
dilaksanakan
sebagaimana
melalui
dimaksud
pengaturan,
pada
ayat
pemberdayaan,
(1)
dan
pengawasan.
3. Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
dengan
penyusunan
dan
penyebarluasan
peraturan
perundangundangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung negara.
4. Pemberdayaan
dilaksanakan
kepada
sebagaimana
melalui
pemerintah
dimaksud
sosialisasi,
daerah
dan
pada
diseminasi,
dan
penyelenggara
ayat
(2)
pelatihan
bangunan
gedung negara.
5. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
melalui pemantauan terhadap pelaksanaan penerapan peraturan
perundang-undangan bidang bangunan gedung negara dan
upaya penegakan hukum.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pasal 20
1. Pembinaan dan pengawasan umum pelaksanaan pembangunan
bangunan gedung negara yang pendanaannya bersumber dari
APBD Propinsi dilaksanakan oleh menteri yang membidangi
urusan pemerintahan dalam negeri.
2. Pembinaan dan pengawasan umum pelaksanaan pembangunan
bangunan gedung negara yang pendanaannya bersumber dari
APBD Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Gubernur.
3. Pembinaan dan pengawasan umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan melalui koordinasi, konsultasi,
arahan, perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan
umum pelaksanaan pembangunan bangunan gedung negara
yang
pendanaannya
bersumber
dari
APBD
diatur
dengan
peraturan menteri yang membidangi urusan pemerintahan
dalam negeri.
Pemerintah daerah adalah bupati atau walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah, kecuali untuk
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah gubernur.