MAKALAH TENTANG PERPAJAKAN DI INDONESIA

MAKALAH TENTANG PERPAJAKAN DI
INDONESIA

UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945
FAKULTA ILMU HUKUM
Nama : Itok Dwi Rigo
NBI : 1311600178
Mata Kuliah : Hukum Pajak

BAB I

PENDAHULUAN
UU no. 9 tahun 2017 penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang no.
1 tahun 2017 tentang akses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan menjadi
undang-undang. Pajak merupakan gejala sosial artinya pajak hanya ada dalam masyarakat,
dan pajak sudah ada sejak masyarakat ada. Masyarakat (hukum) adalah sekelompok
manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu, yang mempunyai tujuan sama untuk
jangka waktu lama, dan yang diperjuangkan bersama.
Pajak adalah iuran wajib yang di bayar rakyat untuk negara dan akan di pergunakan
untuk pemerintah dan masyarakat umum. Manfaat dari pajak tidak bisa di rasakan secara
langsung,karena pajak di gunakan untuk kpentingan umum. Pajak merupakan salah satu

sumber dana pemerintah untuk melakukan pembangunan. Pajak sendiri bersifat memaksa
karena di laksanakan berdasarkan undang-undang. Dan sudah tentu pemerintah wajib
melakukan penyuluhan tentang perpajakan yang di tujukan kepada rakyat,dan tidak hanya
tentang materi dan pengetahuan praktis, tapi perlu juga dasar-dasar dan asas-asasnya yang
sederhana yang dapat menambah kesadaran rakyat untuk membayar pajak.
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penulisan di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.


Apa yang di maksud dengan subyek pajak
Apa yang di maksud dengan wajib pajak
Apa yang di maksud dengan bagian tahun pajak
Apa yang di maksud dengan surat pemberitahuan
Apa yang di maksud dengan surat pemberitahuan masa
Apa yang menjadi falsafah pajak di indonesia ?
Apa dasar hukum pajak?
Ketentuan-ketentuan apa sajakah yang harus dipenuhi agar pungutan pajak sah?
Apa yang di maksud dengan surat pemberitahuan tahunan?
Mengapa pajak harus berdasarkan undang-undang ?
Apa saja syarat-syarat pembuatan undang-undang pajak?
Syarat apa saja yang harus di penuhi supaya peraturan pajak itu adil?

BAB II
B. PEMBAHASAN


Subyek pajak


Pengertian subyek pajak adalah lain dari pada pengertian wajib pajak. Dalam UU no.
6 tahun 1983 tidak terdapat penjelasan apa yang di maksud dengan subyek pajak, tetapi
pengertian wajib pajak di jelaskan sebagai orang atau badan yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, di tentukan untuk melakukan kewajiban pajak.
Sedangkan subyek pajak dalam UU no. 7 tahun 1983 ( UU Pajak Penghasilan 1983)di
jelaskan secara panjang lebar . pasal 2 (1) UU PPh menentukan yang menjadi subyek pajak
dalam PPh adalah :
a. Orang pribadi atau perorangan
b. Warisan yang belum terbagi, sebagai suatu kesatuan menggantikan yang
berhak.
c. Badan yang mempunyai berbagai bentuk yang sifatnya satu dengan yang
lain berlainan.
d. Bentuk usaha tetap
Subyek pajak adalah orang atau badan yang memenihi syarat-syarat
subjektif. Subjek pajak baru menjadi wajib pajak kalau ia sekaligus
memenuhi syarat-syarat objektif.


Wajib pajak


Wajib pajak menurut pasal 1 huruf a ketentuan umum perpajakan adalah orang atau
badan yang menurut ketentuan undang-undang yang bersangkutan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan. Wajib pajak adlah subyek pajak yang memenuhi syaratsyarat objektif.


Bagian tahun pajak

Bagian tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu satu tahun pajak. Selama orang
itu berada di luar negeri tidak mempengaruhi kewajiban pajak, untuk sementara tidak
melebihi jangka waktu 12 bulan berturut-turut.


Surat pemberitahuan

Surat pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak di gunakan untuk
melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan
peraturan perundang-undanganperpajakan. Surat pemberitahuan atau SPT lazim dalam
pajak-pajak langsung.



Surat pemberitahuan masa

Surat pemberitahuan masa atau SPT masa adalah surat yang oleh wajib pajak di
gunakan untuk memberitahukan pajak yang terutang dalam suatu masa atau dalam bagian
dari satu tahun. Kalau wajib pajak tidak satu tahun penuh menjadi wajib pajak karena baru
datang di indonesia setelah tahun pajak mulai, atau meninggalkan indonesia atau
meninggal dunia sebelum tahun pajak berakhir, maka pajaknya di hitung dari masa pajak

yang kurang dari satu tahun. Untuk itu wajib pajak harus memasukkan surat
pemberitahuan masa.


Falsafah pajak

Setiap ilmu mempunyai falsafahnya sendiri. Demikian juga pajak di indonesia
Mempunyai dasar falsafah sendiri. Karena negara indonesia mempunyai falsafah yang di
sebut pancasila, maka dengan sendirinya falsafah pajak bersandar pada pancasila dan tidak
boleh bertentangan dengan pancasila, bahkan pancasila harus di jabarkan dalam peraturan
perpajakan. Pancasila yang di gali dari kebudayaan rakyat indonesia menjadi dasar dari
segala hukum yang berlaku di indonesia.

Dasar hukum pajak diletakkan pada pasal 23 (2) UUD 1945 republik indonesia yang
berbunyi : segala pajak untuk kegunaan kas negara berdasarkan undang-undang.


Dasar hukum dari pajak

Jadi setiap pajak yang di pungut oleh pemerintah harus berdasarkan undangundang , karena tidak ada pajak yang hanya di pungut berdasarkan keputusan prresiden
atau berdasarkan peraturan pemerintah atau berdasarkan peraturan-peratuaran lain yang
lebih rendah dari pada undang-undang. Peraturan pengganti undang-undang mempunyai
kedudukan yang sama dengan undang-undang.


Ketentuan-ketentuan pungutan pajak

Di samping ketentuan pasal 23 (2) , masih ada dua lagi ketentuan yang harus di
penuhi agar pungutan pajak merupakan pungutan yang sah, yaitu pasal 16 dan pasal 17
ICW (indische comptabiliteitswet, yang sekarang masih berlaku, tetapi dalam waktu itu
tidak lama lagi akan di gantikan dengan UU perbendaharaan RI ). Dalam kedua pasal itu di
tentukan bahwa undang-undang tentang pungutan pajak baru, penambahan atau
pengurangan pajak tidak mungkin berlaku sebelum hasil penambahan atau hasil

pengurangan pajak tidak mungkin berlaku sebelum hasil penambahan atau hasil perubahan
undang-undang pajak tersebut di masukkan kedalam anggaran pendapatan dan belanja
negara tahun yang bersangkutan ( pasal 16 ICW), dan bahwa semua penghapusan dan
pengurangan pajak harus dilakukan sesuai dengan ketentuan formal UU seperti di tentukan
dalam pasal 17 ICW. Kedua pasal tersebut merupakan syarat formal yang wajib dipatuhi.


Surat pemberitahuan tahunan

Surat pemberitahuanm tahunan adalah surat yanhg oleh wajib pajak di gunakan
untuk memberitahukan data pajak yang relevan, penghitungan penghasilan kena pajak dan
akhirnya jumlah pajak yang terutang dalam satu tahun pajak hanya untuk (PPh).


Pajak harus berdasarkan undang-undang

Karena dalam pasal 23 (2) UUD 1945 menetukan demikian . pasal 23 (2) memang
benar merupakan sumber hukum formal dari pajak,tetapi sebenarnya dalam ketentuan itu
tersirat falsafah pajak yang lebih mendalam .


Pajak merupakan peralihan kekayaan dari rakyat kepada pemerintah yang tidak ada
imbalannya yang secara langsung dapat di tunjuk.peralihan kekayaan demikian itu,dalam
kata sehari-hari ,hanya dapat berupa penggarongan ,perampasan, pencopetan (dengan
paksa), atau pemberian hadiah dengan sukarela dan ikhlas (tanpa paksaan).


Syarat-syarat pembuatan undang-undang pajak

Ada empat syarat dalam pembuatan undang-undang pajak yaitu:
a. Syarat yuridis
Syarat ini ialah bahwa undang-undang pajak yang normatif harus
memberikan kepastian hukum, seperti dikemukakan oleh adam smith dengan
certainty.di samping itu undang-undang pajak hrus memberikan keadilan ,seperti
diuraikan dibawah equality dan equity.
b. Syarat ekonomis
Pajak merupakan pungutan atau peralihan kekayaan dari rakyat kepada
penguasa tanpa ada imbalannya yang secara langsung dapat di tumjuk.pajak
mengurangi penghasilan individu yang tidak ada imbalannya,sehingga mengurangii
harta wajib pajak,dan dengan sendirinya mengurangi daya belinya.
c. Syarat finansial

Pajak di pungut untuk memasukkan uang ke dalam kas negara, maka sebab
itu jika diadakan pungutan baru perlu di pertimbangkan ,apakah akan cukup uang
masuk ke dalam kas negara atau dengan lain perkataan pajak yang masuk kedalam
kas negara terlampau kecil.
d. Syarat sosiologis
Pajak adalah gejala sosial arti ya pajak hanya terdapat di dalam masyarakat .
jika tidak ada masyarakat tidak akan ada pajak , sebab pajak itu di pungut untuk
kepentingan masyarakat.



Syarat supaya peraturan pajak itu adil

Terdapat empat syarat supaya peraturan pajak itu adil:
a.
b.
c.
d.

Equality and equity

Certainty
Convenience of payment
Economics of collection


Equality atau kesamaan mengandung arti , bahwa keadaan yang sama atau
orang yang berada dalam keadaan yang sama harus di kenakan pajak yang sama.

Equity di dalam bahasa indonesia sering diterjemahkan dengan kata keadilan.tetapi
sebenarnya ini kurang tepat ,sebab dalam bahasa jerman ada pengertian lain.

Certainty atau kepastian hukum adlah tujuan setiap undang-undang dalam
membuat unddang-undang dan peraturan-peraturan yang mengikat umum, harus
diusahakan supaya ketentuan yang di muat dalam undang- undang adalah
jelas,tegas,dan tidak mengandung arti ganda atau memberikan peluang untuk di
tafsirkan lain.

Convenience of payment pajak harus di pungut pada saat yang tepat yaitu
pada saat wajib pajak mempunyai uang ini akan mengenakkan wajib pajak
(convenient). Tidak semua wajib pajak mempunyai saat convenience yang sama,

yang mengenakkan baginya untuk membayar pajak.

Economics of collection adalah bertalian dengan biaya pemungutan. Dalam
membuat undang-undang pajak yang baru , para konseptor wajib
mempertimbangkan ,bahwa biaya pemungutan harus relatif kecil dibandingkan
dengan uang pajak yang masuk.

BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
subjek pajak tidak identik dengan subjek hukum. Untuk menjadi subjek pajak tidak
perlu meerupakan subjek hukum,sehingga firma, perkumpulan,warisan yang belum
terbagisebagai suatu kesatuan, dapat menjadi subjek pajak.
Bagi wajib pajak dimanapun berada, tidak mempengaruhi keajiban untuk membayar
pajak
Surat pemberitahuan di gunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran
pajak.
Surat yang di gunakan untuk memberitahukan pajak Yang terhutang oleh wajib
pajak.
Falsafah pajak indonesia mempunyai falsafah yang di sebut pancasila, selain menjadi
dasar negara indonesia pancasila juga menjadi dasar dari segala hukum yang berlaku di
indonesia.
Pungutan pajak harus berdasarkan undang-undang, karena tidak ada pajak yang di
pungut berdasarkan keputusan presiden atau berdasarkan peraturan pemerintah atau
peraturan-peraturan lain yang lebih rendah daripada undang-undang.
Dalam pasal 16 dan 17 ICW penambahan dan pengurangan pajak tidak berlaku
sebelum hasil penambahan atau perubahan undang-undang pajak tersebut di masukkan
kedalam anggaran pendapatan dan belanja negara tahun yang bersangkutan. Dan semua
penghapusan dan pengurangan pajak harus dilakukan sesuai dengan ketentuan formal UU.
Dalam pasal 23 (2) UUD 1945 merupakan sumber hukum formal dari pajak. Pajak
merupakan kekayaan yang di dapatkan dari rakyat dan di berikan dengan iklas untuk di
gunakan keperluan negara dan kemakmuran rakyat.
Surat pemberitahuan PPh tahun tertentu merupakan dasar hukum tentang
penentuan besarnya utang pajak yang timbul pada akhir tahun pajak atau akhir masa pajak.
Dalam hal pembuatan undang-undang pajak harus memenuhi empat syarat yaitu:
1.
2.
3.
4.

Syarat yuridis
Syarat ekonomis
Syarat finansial
Syarat sosiologis

Karena tanpa empat syarat diatas undang-undang pajak tidak dapat dibuat.

Begitu juga dengan peraturan pajak supaya adil harus ada empat syarat sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.

Equality and equity
Certainty
Convenience of payment
Economics of collection

SARAN

Sebagai warga negara indonesia yang menginginkan tercapainya kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat di indonesia, agar sadar diri untuk membayar pajak guna
mendapatkan kehidupan atau fasilitas yang lebih baik. Dan untuk pemerintah juga harus
sadar diri dengan upaya masyarakat yang sudah membayar pajak, agar uang pajak jangan
di salahgunakan, buatlah masyarakat percaya dan sadar akan pentingnya pajak dengan
mewujudkan hasil pembayaran pajak dengan wujud yang nyata dan se nyata-nyatanya.
jika pembayaran pajak itu wajib,maka hasil dari pembayaran pajak juga harus wajib ada
dan nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro, S.H. Asas dan dasar perpajakan I. Pt. Eresco Bandung,
1990