bidang Pencemaran Air di Indonesia

Pencemaran Air di Indonesia
Pencemaran air di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Pencemaran air dapat diartikan
sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan
dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas air
hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.
Fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan
terhadap kualitas air, tapi dalam pengertian ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air, baik sungai, laut, danau maupun air bawah tanah, semakin hari semakin menjadi
permasalahan di Indonesia sebagaimana pencemaran udara dan pencemaran tanah. Mendapatkan
air bersih yang tidak tercemar bukan hal yang mudah lagi. Bahkan pada sungai-sungai di lereng
pegunungan sekalipun.
Air sungai yang tercemar
Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang
meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk
pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang
dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah pemukiman ini bisa berupa
sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah nonorganik (plastik, logam, dan deterjen).
Limbah pertanian mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas
pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk. Sedangkan limbah industri mempunyai
pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas industri yang sering menghasilkan
bahan berbahaya dan beracun (B3).

Asian Development Bank (2008) pernah menyebutkan pencemaran air di Indonesia
menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun. Biaya yang akibat pencemaran air ini mencakup
biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya waktu produktif, citra buruk pariwisata,
dan tingginya angka kematian bayi.
Dampak lainnya yang tidak kalah merugikan dari pencemaran air adalah terganggunya
lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Air yang tercemar dapat mematikan
berbagai organisme yang hidup di air.
Saya merindukan masa-masa kecil saya ketika saya bisa bebas bermain di sungai-sungai kecil
dengan airnya yang bersih jernih, bebas dari berbagai polutan. Mengejari ikan wader. Sobatsobat juga merindukannya?
http://alamendah.wordpress.com/2010/08/01/pencemaran-air-di-indonesia/

Pencemaran air
Posted on February 26th, 2012 by admin

Pencemaran air – Pencemaran air dapat terjadi baik pada air sumur, mata air, sungai,
bendungan, maupun air laut. Pencemaran di daerah hulu dapat menimbulkan dampak di daerah
hilir. Dampak dari pencemaran air yang sangat menonjol adalah punahnya biota air misalnya,
ikan, yuyu, udang, dan serangga air. Dampak lain adalah munculnya banjir akibat got tersumbat
sampah diikuti dengan menjalarnya wabah muntaber.
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara

lain menjadi limbah pertanian, limbah rumah tangga, limbah industri, kebocoran tanker minyak
(pencemaran laut), dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun.

- Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat
mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kamudian dimakan hewan atau manusia,
maka orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mecegahnya upayakan agar memilih
insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan peneyemprutan sesuai dengan aturan.
Jangan membuang sisa obat ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat
menyebabkan penyuburan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan
tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian
bandungan. Bendungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.

- Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga
cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air
buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Ada pula bahan-bahan
anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah
bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemaran lain dari

limbah rumah tangga adalah pencemaran biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya
kadar oksigen di dalam air turun drastis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan
organik meningkat, kita dapat menemui adanya cacing Tubifek berwarna kemerahan
bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk bioligis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh
bahan organik dari limbah pemukiman.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air
got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan
limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari
seluruh limbah yang ada.

- Limbah industri
Ada sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan
tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan
anorganik (berbuih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang
(berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk
mengendalikan pencemaran air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak
yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak sampai ratusan kilometer.

Ikan, terumbu karang, burung laut dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk
mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian
permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat mengurai minyak.

- Penangkapan ikan menggunakan racun
Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan) atau potas
(racun) untuk menangkap ikan. Racun ini tidak hanya mematikan ikan tangkapan, melainkan
juga semua biota air.
Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil.
Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makhluk hidup yang ada di
dalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di
lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.
http://afghanaus.com/pencemaran-air/

Pencemaran lingkungan atau polusi adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu
lingkungan sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan tersebut.
Menurut Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982, pencemaran
lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan
atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu

yang menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
Yang dikatakan sebagai polutan adalah suatu zat atau bahan yang kadarnya melebihi ambang
batas serta berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat, sehingga merupakan bahan pencemar

lingkungan, misalnya: bahan kimia, debu, panas dan suara. Polutan tersebut dapat menyebabkan
lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya malah merugikan
manusia dan makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan lingkungan yang terkena polutan (tempat terjadinya), pencemaran lingkungan dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Pencemaran air
2. Pencemaran tanah
3. Pencemaran udara
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari
siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan
air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.

Dalam PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di definisikan
sebagai : “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas dari air tersebut
turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan
peruntukannya.(Pasal 1, angka 2).
2.

PENYEBAB PENCEMARAN AIR

Berdasarkan defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran air
dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga kualias air
menurun dan air pun tercemar.
Banyak penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu
sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang
keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah
kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan. Pada
dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian.
Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan
dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan
hujan asam.

Selain itu pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, seperti :



Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang
dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.

3.



Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.




Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
KOMPONEN PENCEMARAN AIR

Zaman sekarang ini manusia telah mengenal banyak sekali jenis-jenis zat kimia. Dan hampir
100.000 zat kimia digunakan secara komersil. Sebagian besar sisa zat kimia tersebut dibuang ke
badan air atau air tanah. Seperti pestisida yang digunakan di pertanian, industri atau rumah
tangga, deterjen yang digunakan di rumah tangga, atau PCBs yang biasa digunakan dalam alatalat elektronik.
3.1

Bahan Buangan Padat

Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar maupun
yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan
akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
3.2

Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan

Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh

mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.
3.3

Bahan buangan anorganik

Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam.
Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan
buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melimbatkan unsur-unsur
logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.
3.4

Bahan buangan cairan berminyak

Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi
permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan
terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut.
Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air
dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.
3.5


Bahan buangan berupa panas

Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau spesies
lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan
menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan
terjadi kerusakan ekosistem.

3.6

Bahan buangan zat kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini akan
dikelompokkan menjadi :
1. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
2. Bahan pemberantas hama (insektisida),
3. Zat warna kimia,
4. Zat radioaktif.
4.

BAHAYA DARI POLUSI AIR


Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan
manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang,
penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk.
Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon,
tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan
kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara.
Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang
yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang mungin mengandung zat- zat yang
berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari
pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan
burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri
yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan
masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
3. Pendangkalan dasar perairan
4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
5.

DAMPAK PENCEMARAN AIR DI LINGKUNGAN SEKITAR

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan
hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam,
dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian)
telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan).
Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh
seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi
mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri
menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
3. Dampak terhadap kesehatan
4. Dampak terhadap estetika lingkungan
5.1

Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen
terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen
terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya
terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai. Panas dari industri
juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan
terlebih dahulu.
5.2

Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam
skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian
yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
5.3

Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :



Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,
Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,



Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri,



Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.

5.4

Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan
tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping
tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga
dapat mengurangi estetika lingkungan.
6.

PENANGGULANGAN TERJADINYA PENCEMARAN AIR

Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak
membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara
sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak
menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan
mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena
senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang
masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh
melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat
meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam
tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak
terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan
sebelum dibuang ke lingkungan.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap
pencemaran yang telah terjadi.
6.1. Pengolahan limbah
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan
hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa
harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat
setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri
sendiri.
Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya
dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur
dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke
dalam lingkungan akibat aktivitas manusia ataupun prose alami



Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut poutan



Polusi air adalah pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke
dalam air sehingga kualitas air terggangu



Sumber polusi air antara lain limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah
pertanian, limbah industri dan sebagianya



Akibat yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ
manusia,menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan lain- lain

Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:




Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang
terpolusi dan ada yang tidak
Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari
pencemaran air
Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar
tidak terjadi pencemaran air

http://minamini.wordpress.com/tag/dampak-pencemaran-air/

Pengaruh Pencemaran Air terhadap Hewan, Tumbuh-tumbuhan, dan Tubuh Manusia
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya dan dapat
menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan pencemar air antara lain ada yang
berupa logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga

(Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksidaoksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang
(SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti asbes,
tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini
terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, yang
masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit.
Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air di alam ataupun dalam air limbah.
Walaupun unsur-unsur diatas dalam jumlah kecil? sensial/diperlukan dalam makanan hewan
maupun tumbuhtumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun, contoh
tembaga (Cu), seng (Zn) dan selenium (Se) dan molibdium esensial untuk tanaman tetapi bersifat
racun untuk hewan.
Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia. Oleh
karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu
kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh
manusia.
Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat meracuni organ tubuh
tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan
terganggu bahkan dapat sampai meninggal.
Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga bahan pencemar berupa bibit penyakit
(bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan
bermacammacam penyakit kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai
dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau
kotoran hewan.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/pengaruhpencemaran-air-terhadap-hewan-tumbuh-tumbuhan-dan-tubuh-manusia/

Pengaruh Pencemaran Air terhadap Kehidupan Akuatik
Bahan macam makhluk yang hidup dalam air antara lain bermacam-macam ikan, buaya, penyu,
katak, mikroorganisme, ganggang, tanaman air dan lumut. Kesemuanya termasuk dalam

kehidupan akuatik. Apabila sumber air tempat kehidupan akuatik tercemar, maka siklus makanan
dalam air terganggu dan ekosistem air/kehidupan akuatik akan terganggu pula. Misal organisme
yang kecil/lemah seperti plankton banyak yang mati karena banyak keracunan bahan tercemar,
ikan-ikan kecil pemakan plankton banyak yang mati karena kekurangan makanan, demikian pula
ikan-ikan yang lebih besar pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati.
Kehidupan akuatik dapat pula terganggu karena:
a) Perairan kekurangan kadar oksigen atau sinar matahari yang disebabkan air menjadi keruh
oleh pencemaran tanah/lumpur.
b) Permukaan perairan tertutup oleh lapisan bahan pencemar minyak atau busa deterjen,
sehingga sinar matahari dan oksigen yang diperlukan untuk kehidupan akuatik tidak dapat
menembus permukaan air masuk ke dalam air.
c) Berkurang/habisnya kadar oksigen dalam proses pengairan bahan pencemar senyawa organik.
d) Permukaan air tertutup oleh tanaman air seperti enceng gondok sebagai bahan pencemar yang
tumbuh subur oleh adanya bahan pencemar berupa makanan penyubur tanaman seperti senyawasenyawa fosfat, nitrat.
e) Peningkatan suhu air karena adanya bahan pencemar panas dari industri-industri yang
menggunakan air sebagai pendingin, atau sebagai air bangunan dari pembangkit tenaga listrik.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/pengaruhpencemaran-air-terhadap-kehidupan-akuatik/

Sumber dan Bahan Pencemar Air

Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi (misal Panas)
yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena
tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan
kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau
mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai
pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga
(keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).
Sumber penyebab terjadinya Pencemaran Air
Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air terkontaminasi dengan
bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa pupuk atau
pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat
padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil erosi tempattempat yang dilaluinya.
Bahan Pencemar air
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a) Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang
mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu,
sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut memerlukan
banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan
(sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati
kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein
(hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk
diminum atau untuk mandi.
C, H, S, N, + O2 ? CO2 + H2O + H2S + NO + NO2
Senyawa organik
b) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung
virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan
(disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah
tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri
(Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar
berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat
tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya
sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.

d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa
organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah
industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme,
sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan
makhluk hidup.
e) Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat
dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air.
Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena
kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang
diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam
air.
f) Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan
jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaanpercobaan nuklir lainnya.
g) Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi
sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus,
menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu
mengasimilasi sampah.
h) Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga
listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini
menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan
tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawasenyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga
terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme
maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
2. Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam
anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
3. Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
4. Bahan pencemar berupa zat radioaktif e) Bahan pencemar berupa panas
Parameter dan standar kualitas air
Telah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar apabila mengandung bahan pencemar
yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk hidup (hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan) dan
lingkungan. Akan tetapi air yang mengandung bahan pencemar tertentu dikatakan tercemar untuk
keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan rumah tangga belum tentu dapat dikatakan
tercemar untuk keperluan lain. Dengan demikian standar kualitas air untuk setiap keperluan akan

berbeda, bergantung pada penggunaan air tersebut, untuk keperluan rumah tangga berbeda
dengan standar kualitas air untuk keperluan lain seperti untuk keperluan pertanian, irigasi,
pembangkit tenaga listrik dan keperluan industri. Dengan demikian tentunya parameter yang
digunakan pun akan berbeda pula.
Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang biasa
digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar yang
mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:
1. warna, bau, dan/atau rasa dari air.
2. Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut
garam-garam dan adanya logam-logam berat).
3. Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air (misal CHCl3, fenol,
pestisida, hidrokarbon).
4. Keradioaktifan misal sinar ß.
5. Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi).
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/sumber-dan-bahanpencemar-air/

Nilai Ambang Batas
Daya racun suatu bahan tergantung pada kualitas dan kuantitas bahan tersebut. Dengan jumlah
sedikit sudah membahayakan manusia ini tidak lain karena kualitasnya cukup memadai untuk
membunuh. Oleh sebab itu pengetahuan akan sifat fisika dan kimia bahan beracun dan berbahaya
sangat penting bagi karyawan yang bekerja dalam pabrik.
Kegunaan bahan, akibatnya terhadap manusia dan lingkungan, tanaman dan hewan, walau
sebagai pengetahuan umum sangat penting peranannya. Demikian juga sifat bahan terhadap
pengaruh temperatur tinggi, terhadap air,
terhadap benturan dan sebagainya perlu dipahami oleh para karyawan di pabrik.
Nilai ambang batas pada mulanya ditujukan pada karyawan yang bekerja di perusahaan industri
yaitu untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja selama mereka bekerja dalam pabrik.
Sebagai karyawan yang bekerja untuk puluhan tahun harus terjamin kesehatannya akibat kondisi
udara dan lingkungan kerjanya. Udara sekelilingnya haruslah memenuhi syarat kesehatan
walaupun mengandung bahan tertentu. Agar udara memenuhi syarat kesehatan maka konsentrasi
bahan dalam udara ditetapkan batasannya.
Artinya konsentrasi bahan tersebut tidak mengakibatkan penyakit atau kelainan selama delapan
jam bekerja sehari atau 40 jam seminggu. Ini menunjukkan bahwa di tempat kerja tidak mungkin
bebas polusi udara.
Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat
dalam lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai ambangbatas juga
diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan. Kedua pengertian ini mempunyai
tujuan sama.
Daya tahan manusia atau reaksi fisiologi manusia berbeda terhadap bahan
tertentu seperti misalnya reaksi suatu bangsa terhadap penyakit tertentu. Di samping itu efek
cuaca dan dan musim turut mempengaruhi konsentrasi sehingga antara satu periode perlu
mendapat perubahan. Untuk keadaan lain nilai ambang batas ini diambil secara rata-rata.
Pada umumnya satuan yang dipakai untuk nilai ambang batas adalah mg/m3 yaitu bagian dalam
sejuta yang disingkat dengan bds atau ppm (part per million). Satuan mg/m3 biasanya
dikonversikan kepada satuan mg/liter melalui:

ppm = part per million (bagian dalam sejuta)
M = berat molekul
p = tekanan dalam mm. Hg.
t = suhu dalam derajat Celcius
mg/1 = satuan untuk ppm

Antara satu senyawa dengan senyawa lain berbeda nilai ambang batasnya dan antara senyawa itu
sendiri juga berbeda untuk waktu yang berbeda pula.
Tabel kualitas udara standar untuk gas dan debu di Amerika sebagai ppm.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/nilai-ambang-batas/

Pendahuluan
Dapatkah Anda bayangkan jika di dunia ini tidak ada air, ya tentu saja tidak pernah ada
kehidupan seperti yang ada sekarang ini. Air memang mutlak diperlukan dalam kehidupan
manusia dan mahluk hidup lainnya. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Demikian
juga dalam kehidupan kita sehari-hari, air sangat diperlukan untuk berbagai kegiatan di
dalam rumah tangga, juga untuk pertanian, transportasi serta rekreasi. Di dalam industri, air
digunakan antara lain sebagai bahan pengolah, pendingin dan pembangkit tenaga.

Air merupakan pelarut yang baik, sehingga
air di alam tidak pernah murni akan tetapi
selalu mengandung berbagai zat terlarut
maupun zat tidak terlarut serta mengandung
mikroorganisme atau jasad renik.Apabila
kandungan berbagai zat maupun
mikroorganisme yang terdapat di dalam air
melebihi ambang batas yang diperbolehkan,
kualitas air akan terganggu, sehingga tidak
bisa digunakan untuk berbagai keperluan
baik untuk air minum, mandi, mencuci atau
keperluan lainya. Air yang terganggu
kualitasnya ini dikatakan sebagai air yang
tercemar.

Air Yang Tercemar
Sebelum membahas tentang pencemaran air
baiklah kita bicarakan terlebih dahulu apakah
pencemaran lingkungan itu? Menurut UU
Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang
dimaksud dengan pencemaran lingkungan
hidup yaitu; masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukkannya. Demikian
pula dengan lingkungan air yang dapat pula
tercemar karena masuknya atau
dimasukannya mahluk hidup atau zat yang
membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke
tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.

Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, klasifikasi
dan kriteria mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas yaitu:
Kelas 1 : yaitu air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum atau peruntukan
lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama
Kelas 2 : air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana rekreasi air, budidaya ikan air
tawar, peternakan, dan pertanian
Kelas 3 : air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan dan
pertanian
Kelas 4 : air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/ pertanian
Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air diantaranya adalah :
- DO (Dissolved Oxygen)

- BOD (Biochemical Oxygen Demand)
- COD (Chemical Oxygen Demad), dan
- Jumlah total Zat terlarut
Air Yang Tercemar > DO/ Dissolved Oxygen
(Oksigen Terlarut)
Yang dimaksud adalah oksigen terlarut yang terkandung
di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses
fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh
semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang,
kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme
seperti bakteri.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen
paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million).
Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati,

tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan
berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik,
sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan
nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen
terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan
kerang akan mati. Lalu apakah penyebab bau busuk dari air yang tercemar? Bau busuk ini
berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik
lanjutan oleh bakteri anaerob.

Air Yang Tercemar > BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD (Biochemical Oxygen Demand) artinya
kebutuhan oksigen biokima yang
menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan
dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga
makin banyak bahan organik dalam air,
makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan
makin rendah. Air yang bersih adalah yang
B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika
B.O.D nya di atas 4ppm, air dikatakan
tercemar.

Air Yang Tercemar > COD (Chemical
Oxygen Demand)

COD (Chemical Oxygen Demand) sama
dengan BOD, yang menunjukkan jumlah
oksigen yang digunakan dalam reaksi kimia
oleh bakteri. Pengujian COD pada air limbah
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
pengujian BOD.

Keunggulan itu antara lain :



Sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan
BOD karena bakteri akan mati.
Waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam

Air Yang Tercemar > Zat Padat Terlarut

Air alam mengandung zat padat terlarut yang
berasal dari mineral dan garam-garam yang
terlarut ketika air mengalir di bawah atau di
permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh
limbah yang berasal dari industri
pertambangan dan pertanian, kandungan zat
padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat
padat terlarut ini dapat digunakan sebagai
indikator terjadinya pencemaran air. Selain
jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan
tingkat pencemaran. Air yang bersih adalah
jika tingkat D.O nya tinggi, sedangkan B.O.D
dan zat padat terlarutnya rendah.

Penyebab dan Dampak
Pencemaran Air

Apa sajakah sumber-sumber pencemaran air? Sumber pencemaran air yang paling umum
adalah :



Limbah Pemukiman
Limbah Pertanian



Limbah Industri

Selain itu, yang terdapat pada daerah tertentu yaitu :



Limbah Pertambangan

Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah
domestik berupa sampah organik dan
sampah anorganik serta deterjen. Sampah
organik adalah sampah yang dapat diuraikan
atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya
sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daundaunan. Sedangkan sampah anorganik
sepertikertas, plastik, gelas atau kaca, kain,
kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.
Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan
oleh bakteri (non biodegrable). Sampah
organik yang dibuang ke sungai
menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen
terlarut, karena sebagian besar digunakan
bakteri untuk proses pembusukannya.
Apabila sampah anorganik yang dibuang ke
sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari
tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Tentunya anda pernah melihat
permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen. Deterjen merupakan limbah
pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga
menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri.
Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang
lama. Penggunaan deterjen secara besarbesaran juga meningkatkan senyawa fosfat
pada air sungai atau danau. Fosfat ini
merangsang pertumbuhan ganggang dan
eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan
eceng gondok yang tidak terkendali
menyebabkan permukaan air danau atau
sungai tertutup sehingga menghalangi
masuknya cahaya matahari dan
mengakibatkan terhambatnya proses
fotosintesis.

Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan
oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.

Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para
petani untuk merawat tanamannya. Namun
pemakaian pupuk dan pestisida yang
berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk
mengandung fosfat yang dapat merangsang
pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan
eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang
tidak terkendali ini menimbulkan dampak
seperti yang diakibatkan pencemaran oleh
deterjen.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam
jangka waktu yang lama dan ketika terbawa
aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat
mematikan hewan yang bukan sasaran seperti
ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air,
tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh
mahluk hidup disebut Biological Amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai
makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak.
Contohnya ketika di dalam tubuh ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung pemakan
ikan kadarnya naik menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak.

Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Industri
Limbah industri sangat potensial
sebagai penyebab terjadinya
pencemaran air. Pada umumnya
limbah industri mengandung limbah
B3, yaitu bahan berbahaya dan
beracun. Menurut PP 18 tahun 99
pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu
usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan
beracun yang dapat mencemarkan
atau merusak lingkungan hidup
sehingga membahayakan kesehatan
serta kelangsungan hidup manusia
dan mahluk lainnya. Karakteristik
limbah B3 adalah korosif/
menyebabkan karat, mudah terbakar
dan meledak, bersifat toksik/ beracun
dan menyebabkan infeksi/ penyakit.
Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam.
Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan
nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat.
Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia
menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan
kanker.

Logam yang paling berbahaya dari limbah
industri adalah merkuri atau yang dikenal
juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak.
Limbah yang mengandung merkurei selain
berasal dari industri logam juga berasal dari
industri kosmetik, batu baterai, plastik dan
sebagainya. Di Jepang antara tahun 19531960, lebih dari 100 orang meninggal atau
cacat karena mengkonsumsi ikan yang
berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini
tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah
pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut
dalam air masuk melalui rantai makanan,
yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh
mikroorganisme yang kemudian dimakan
yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri
masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan
akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia,
alergi kulit dan kawasaki disease/ mucocutaneous lymph node syndrome.

Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Pertambangan
Limbah pertambangan seperti batubara
biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa
besi, yang dapat mengalir ke luar daerah
pertambangan. Air yang mengandung kedua
senyawa ini dapat berubah menjadi asam.
Bila air yang bersifat asam ini melewati
daerah batuan karang/ kapur akan
melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan
tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg
yang larut terbawa air akan memberi efek
terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa
digunakan untuk mencuci karena sabun tidak
bisa berbuih. Bila dipaksakan akan
memboroskan sabun, karena sabun tidak
akan berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg
mengendap. Limbah pertambangan yang
bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang
dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.
Selain pertambangan batubara,
pertambangan lain yang menghasilkan
limbah berbahaya adalah pertambangan
emas. Pertambangan emas menghasilkan
limbah yang mengandung merkuri, yang
banyak digunakan penambang emas
tradisional atau penambang emas tanpa izin,
untuk memproses bijih emas. Para
penambang ini umumnya kurang
mempedulikan dampak limbah yang
mengandung merkuri karena kurangnya
pengetahuan yang dimiliki.

Biasanya mereka membuang dan mengalirkan limbah bekas proses pengolahan pengolahan
ke selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya berubah menjadi metil
merkuri karena proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam tubuh
manusiamelalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para korban
Tragedi Minamata.

Mencegah/Mengurangi Dampak Pencemaran Air
Limbah atau bahan buangan yang dihasilkan
dari semua aktifitas kehidupan manusia, baik
dari setiap rumah tangga, kegiatan pertanian,
industri serta pertambangan tidak bisa kita
hindari. Namun kita masih bisa mencegah
atau paling tidak mengurangi dampak dari
limbah tersebut, agar tidak merusak
lingkungan yang pada akhirnya juga akan
merugikan manusia.
Untuk mencegah atau paling tidak
mengurangi segala akibat yang ditimbulkan
oleh limbah berbahaya; setiap rumah tangga
sebaiknya menggunakan deterjen
secukupnya dan memilah sampah organik
dari sampah anorganik. Sampah organik bisa
dijadikan kompos, sedangkan sampah
anorganik bisa didaur ulang. Pemerintah bekerjasama dengan World Bank, pada saat ini
tengah mempersiapkan pemberian insentif berupa subsidi bagi masyarakat yang melakukan
pengomposan sampah kota.
Beberapa manfaat pengomposan sampah antara lain :



Mengurangi sampah di sumbernya
Mengurangi beban volume di TPA



Mengurangi biaya pengelolaan



Menciptakan peluang kerja



Memperbaiki kondisi lingkungan



Mengurangi emisi gas rumah kaca



Penggunaan kompos mendukung; Produk organik >
Green Consumerism dan more sustain land use.

Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya atau memilih pupuk dan pestisida yang
mengandung bahan-bahan yang lebih cepat terurai, yang tidak terakumulasi pada rantai
makanan, juga dapat megurangi dampak pencemaran air.

Setiap pabrik / kegiatan industri sebaiknya
memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
untuk mengolah limbah yang dihasilkannya
sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. Dengan
demikian diharapkan dapat meminimalisasi
limbah yang dihasilkan atau mengubahnya
menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan.

Mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya
dalam kegiatan pertambangan atau
menggantinya dengan bahan-bahan yang lebih
ramah lingkungan. Atau diharuskan membangun
Instalasi Pengolahan Air Limbah pertambangan, sehingga limbah bisa diolah terlebih dahulu
menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan, sebelum dibuang keluar daerah
pertambangan.

Cara Memperoleh Air Bersih
Air yang kita minum harus bersih sesuai standar, demikian juga air yang kita gunakan untuk
mandi, mencuci, memasak, juga harus bersih. Bersih disini artinya bersih dari segi fisik,
kimiawi dan biologis. Bersih secara fisik artinya jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak
berbau.
Secara kimiawi air yang kualitasnya baik adalah yang memiliki pH netral, tidak mengandung
bahan berbahaya dan beracun (B3) dan ion-ion logam, serta bahan organik. Sedangkan
bersih secara biologis artinya tidak mengandung mikroorganisme seperti bakteri baik yang
patogen/ menyebabkan penyakit atau yang apatogen.
Ada 2 cara untuk mendapatkan air bersih dalam skala terbatas yaitu :



Tanpa Bahan Kimia, dan
Dengan Menambahkan Bahan Kimia.

Kedua cara penjernihan air ini melalui 2 tahap, yaitu tahap pengendapan dan tahap
penjernihan. Media penyaring yang digunakan adalah; pasir, arang batok, ijuk dan kerikil.
Pada cara yang kedua, ditambahkan bahan kimia berupa tawas, kapur dan kaporit ke dalam
bak pengendap untuk membantu menggumpalkan zat kimia pencemar.

Cara Memperoleh Air Bersih> Tanpa Bahan Kimia

Cara ini biasanya digunakan untuk sumber air terbuka dengan menggunakan 3 macam bak yaitu
bak pengendap, bak penyaring dan bak penampung air bersih, yang ukurannya tergantung
volume air yang akan dialirkan. Mula-mula air dari sumbernya dialirkan ke bak pengendap.
Selanjutnya lewat saluran bambu yang pada bagian ujungnya di beri kawat kasa, dari bak
pengendap air dialirkan ke dalam bak penyaring melalui parit yang berbelok-belok dan
berbatuan untuk mendapatkan kandungan oksigen. Atau jika tidak mungkin parit dapat diganti

dengan saluran bambu. Bak penyaring ini telah diisi dengan media penyaring, yang disusun
berturut-turut dari bagian dasar bak berupa batu setinggi 10 cm, kerikil 10 cm, pasir halus
setinggi 20 cm, arang 5 cm, ijuk 10 cm, pasir halus 15 cm dan lapisan paling atas diisi ijuk lagi
setinggi 10 cm. Setelah melewati bak penyaring air di tampung di dalam bak penampung air
bersih.
Untuk keperluan minum dan masak, air ini tetap harus dimasak agar kumannya mati.
Cara Memperoleh Air Bersih> Dengan Menambahkan Bahan Kimia
Pada cara kedua ini digunakan 2 buah Drum yang berukuran sama yang dilengkapi dengan keran
air, sebagai bak pengendap dan bak penyaring. Tinggi keran air dari dasar drum kira-kira 5-10
cm (harus lebih tinggi dari lu