PERANG DAMAI DAN HAM DALAM ISLAM

MAKALAH
PERANG, DAMAI DAN HAM DALAM ISLAM

Drs.H.Muhammad Saeri M.Hum
Di Susun Oleh Kelompok 7:
FAIZ ADHISASTRA

(1501116988)

ANGGUN SARI

(1501121362)

M. FIDEL KATSRO

(1501123931)

SANDRA DEVI

(1501120262)


SRI WULANDARI

(1501111884)

MUHAMMAD IQBAL

(1501117041)

UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
HUBUNGAN INTERNASIONAL
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami ucapkan puji dan syukur atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Perang,
Damai dan HAM dalam Islam” tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari
sumber buku, situs resmi seperti media massa, internet dan lain-lain dengan

harapan orang yang membaca dapat memahami tentang Perang, Damai dan HAM
dalam Islam.
Akhir kata, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini dimasa mendatang.

Pekanbaru, September 2016

Penyusun

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................

2.1 Perang Dalam Islam...........................................................................................3
2.2 Damai Dalam Islam...........................................................................................5
2.3 Ham Dalam Islam..............................................................................................7
2.3.1 Pengaturan Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Islam................................8
2.3.2 Hukum Islam Dan Ham...............................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dari semua makhluk
hidup, manusia diberi akal dan nafsu yang dipercaya oleh Allah untuk menjadi
khalifah-Nya dibumi dari kerusakan. Agamalah yang dapat menyeimbangkan akal
dan nafsu manusia. Oleh karenanya Allah mengutus para rasul-rasulnya untuk
menyebarkan ajaran-ajaran agama islam yang dapat menjadikan pedoman dan
pelita dalam mengarungi kehidupan. Islam merupakan penyempurna dari ajaranajaran sebelumnya dengan berpedoman pada Al-qur’an dan Assunah yang mampu

menjawab tantangan dari zaman sebelumnya, saat ini hingga yang akan datang.
Islam merupakan agama yang telah menyebar diberbagai negara, hampir
setiap negara mengetahui agama islam. Namun realitas yang ada saat ini adalah
kian marak berita-berita di sosial media yang mengupas tentang jihad/perang dan
terorisme. Ada yang melakukan tindakan terror mengatas namakan jihad tapi
sebaliknya ada juga yang jihad murni dipandang sebelah mata sebagai tindakan
terorisme, lalu ada pula yang menganggap bahwa jihad hanya dalam konteks
peperangan saja.
Dalam agama islam, perdamaian adalah kunci pokok menjalin hubungan
antar umat manusia, sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber mala petaka
yang berdampak pada kerusakan sosial yang mengakibatkan hilangnya hak asasi
manusia yaitu hak mendapat perlindungan, hak untuk hidup dan hak yang lainnya.
Dalam perang identik dengan kekuatan fisik, maka dari itu didalam makalah ini,
kami akan mencoba mengupas tentang perang, damai dan HAM dalam islam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perang/jihad dalam islam?
2. Bagaimana peraturan berperang dalam islam?
3. apa saja macam jihad?
4. Apa pengertian damai dalam islam?
5. Bagaimana damai dalam prespektif islam?

1

6. Apa yang dimaksud dengan HAM dalam islam?
7. Bagaimanakah pengaturan HAM dalam islam?
8. Bagaimanakah hubungan antara hukum islam dengan HAM?
1.3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perang/jihad dalam islam
Peraturan berperang dalam islam
Macam-macam jihad
Pengertian damai dan damai dalam prespektif islam
HAM dalam Islam, pengaturan HAM dalam Islam, dan
Hubungan antara hukum Islam dengan HAM


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perang Dalam Islam
Peraturan perang dalam islam menunjuk pada apa yang telah diterima
dalam syariah (hukum islam) dan fiqih (ilmu hukum islam) oleh para ulama
(cendikiawan islam) sebagai cara yang benar dalam islam yang harus dipatuhi
oleh para muslim ketika berperang.
Perang dalam islam atau jihad bukan suatu kegiatan yang kejam yang
ditujukan kepada sembarangan orang yang bukan islam. Berperang dalam ajaran
islam hanya boleh dilakukan jika dalam keadaan terdesak yaitu untuk

2

mempertahankan diri dan tidak diperbolehkan jika digunakan untuk suatu
kegiatan menyerang umat lain. Perang dalam islam berfungsi untuk pemeliharaan
diri sendiri dan pemeliharaan peraturan moral didalam dunia.
Dalam beberapa surah di dalam Al-qur’an mengenai perang yaitu,
artinya :”...dan bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah
mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekkah);dan fitrah itu lebih

besar bahayanya dari pembunuhan dan janganlah kamu memerangi mereka di
Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu ditempat itu, jika mereka
memerangi kamu (ditempat itu) maka bunuhlah mereka. Demikian balasan dari
orang kafir”(Al-baqarah 2:191).
Tidak hanya didalam surah Al-baqarah, dalam surah yang lain didalam Alqur’an juga disebutkan tentang perang, yaitu surah At-taubah 9:5 yang
artinya:”...dan berperanglah kamu sekalian dijalan Allah dan ketahuilah
sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui”.
Dalam berperang atau jihad memiliki beberapa peraturan yaitu Perundangundangan tentang berperang yang terdapat pada dalil di dalam Al-qur’an dan
hadist. Perintah tersebut diantaranya adalah:
1. Al-qur’an
Umat muslim hanya diperbolehkan membunuh, mengusir, dan
memerangi kaum kafir yang telah memerangi mereka terlebih dahulu
dan dilarang mmelampaui batas. Dilarang berperang diMasjidil
Haram, kecuali umat kafir yang memerangi terlebih dahulu ditempat
tersebut. Jika pihak musuh sudah berhenti memerangi dan tidak ada
lagi kerusakan maka diwajibkan untuk berhenti berperang. Berperang
hanya dijalan yang diperintahkan oleh Allah SWT. Wajib melindungi
orang-orang musyrik yang meminta perlindungan terhadap umat
muslim.
2. Al-Hadist

Dalam Al-Hadist diperintahkan bahwa :
 Dilarang melakukan penghianatan

jika

sudah

terjadi



kesepakatan damai.
Dilarang membunuh wanita dan anak-anak kecuali mereka ikut



berperang, maka boleh diperangi.
Dilarang membunuh orang tua dan orang sakit

3





Dilarang membunuh pekerja (orang upahan)
Dilarang mengganggu para biarawan dan tidak membunuh






umat yang sedang beribadah
Dilarang mengganggu memutilasi mayat
Dilarang membakar pepohonan, merusak ladang atau kebun
Dilarang membunuh ternak kecuali untuk dimakan
Dilarang menghancurkan desa atau kota

Perang/jihad menurut islam tidak hanya sebuah peperangan fisik, namun jihad
memiliki beberapa macam:

1. Berjihad dengan lisan/perkataan : jihad ini dilakukan dengan cara
mencurahkan segala kemampuan daya fikir dan dialogis
2. Berjihad dengan harta : berjihad ini dilakukan dengan cara menyediakan
sebagian harta atau seluruhnya untuk kepentingan berjihad
3. Berjihad dengan jiwa : dilakukan dengan cara bersedia mengorbankan jiwa
dengan cara mempertaruhkannya dengan cara berperang.
2.2 Damai dalam Islam
Damai mempunyai arti tidak bermusuhan, keadaan tidak bermusuhan,
berbaik kembali, tentram, aman, sedang mendamaikan, memperdamaikan yaitu
menyelesaikan permusuhan (pertengkaran) supaya kedua belah pihak berbaikan
kembali, merundingkan supaya mendapat persetujuan, dan mendamaikan sendiri
mempunyai arti penghentian permusuhan.
Dalam Islam perdamaian dikenal dengan al-islah yang berarti
memperbaiki, mendamaikan dan menghilangkan sengketa atau kerusakan,
berusaha menciptakan perdamaian, serta membawa keharmonisan, menganjurkan
orang untuk berdamai antara satu dan lainnya dan melakukan perbuatan baik. AlQur'an menjelaskan Islah merupakan kewajiban umat Islam baik secara personal
maupun sosial, penekanan islah ini lebih terfokus pada hubungan antara sesama
umat manusia dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada Allah SWT.
Dalam pengertian syari’at dirumuskan sebagai berikut: “suatu jenis akad
(perjanjian) untuk mengakhiri perlawanan (perselisihan)”.Menurut Imam Taqiy

Al-Din Abu Bakar Ibnu Muhammad Al- Husaini dalam kitab Kifayatul Akhyar,

4

Ash Shulhu adalah: “akad yang memutuskan perselisihan antara dua pihak yang
berselisih”.
Shulhu (perdamaian) adalah perjanjian untuk saling menghilangkan
permusuhan, perbantahan, perdendaman dan sikap-sikap yang dapat menimbulkan
permusuhan dan peperangan. Islah merupakan sebab untuk mencegah suatu
perselisihan dan memutuskan suatu pertentangan dan pertikaian. Pertentangan itu
apabila berkepanjangan akan mendatangkan kehancuran, untuk itu maka islah
mencegah hal-hal yang menyebabkan kehancuran dan menghilangkan hal-hal
yang membangkitkan fitnah dan pertentangan dan yang menimbulkan sebabsebab serta menguatkannya persatuan dan persetujuan, hal ini merupakan suatu
kebijakan yang diajarkan oleh syara’.
Al-Qur’an menjelaskan islah merupakan kewajiban umat Islam baik
secara personal maupun sosial. Penekanan islah ini lebih terfokus pada hubungan
antara sesama umat manusia dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada Allah
SWT. Damai mempunyai arti tidak bermusuhan, keadaan tidak bermusuhan,
berbaik kembali, tentram, aman, sedang mendamaikan, memperdamaikan yaitu
menyelesaikan permusuhan (pertengkaran) supaya kedua belah pihak berbaikan
kembali, merundingkan supaya mendapat persetujuan dan mendamaikan sendiri
mempunyai arti sendiri yaitu penghentian permusuhan.
Perjanjian damai (shulh) menjadi hak para mahluk yang sebagian ada pada
sebagian lain yang memungkinkan untuk di gugurkan dan diganti rugi. Sedangkan
hak-hak Allah SWT, seperti, hukuman dan zakat, maka tidak ada jalan untuk
damai di dalamnya. Perdamaian di dalamnya adalah melaksanakannya secara
sempurna. Perjanjian damai meliputi lima macam :
a. damai antara kaum muslim dan kaum yang berperang dengannya,
b.

perjanjian damai antara kelompok yang memililki keadilan dengan
kelompok yang menyerang diantara kaum muslimin,

c. perjanjian damai antara sepasang suami isteri jika dikhawatirkan
terjadi perpecahan keduanya,
d.

perbaikan hubungan antara dua pihak yang bertikai bukan dalam
perkara harta,

5

e.

perbaikan hubungna antara dua pihak yang bertikai dalam perkara
harta. Perdamaian ini macam ini terbagi dua macam, yaitu perdamaian
damai tentang keputusan dan perdamaian damai tentang pengingkaran.

Ruang lingkup perdamaian sangat luas baik pribadi maupun sosial.
Diantara islah yang diperintahkan Allah SAW adalah dalam hal masalah rumah
tangga.
Di kalangan umat Islam dulu juga dikenal dengan adanya tahkim yaitu
orang yang mereka sepakati dan tunjuk sebagai seorang hakam untuk
menyelesaikan sengketa. Tahkim berasal dari bahasa arab yang artinya
menyerahkan putusan pada seseorang dan menerima putusan itu. Selain itu tahkim
digunakan sebagai istilah bagi orang atau kelompok yang ditunjuk untuk
mendamaikan sengketa yang terjadi diantara dua pihak. Tahkim dimaksud untuk
menyelesaikan sengketa dimana para pihak yang terlibat dalam sengketa diberi
kebebasan untuk memilih seorang hakam (mediator) sebagai penengah atau orang
yang dianggap netral yang mampu mendamaikan kedua belah pihak yang
bersengketa.
Dalam hal mewujudkan perdamaian melibatkan beberapa pihak, antara lain:
1. Pihak yang berselisih
2. Pendamai atau hakam yang diangkat dari pihak hakim atau hakamain.
Dari kedua keluarga ahli fiqih dalam hal ini menetapkan bahwa hakim itu
hendaknya orang yang mempunyai sifat hakim, yaitu dapat dijadikan saksi dan
benar-benar mempunyai keahlian untuk bertindak sebagai hakam. Dalam hukum
Islam usaha mendamaikan sengketa merupakan usaha yang harus terus dilakukan
agar jalinan keluarga bertahan untuk selama-lamanya.
2.3 Hak Asasi Manusia dalam Islam
Hak asasi manusia dalam islam tertuang secara jelas untuk kepentingan
manusia, lewat syari’ah islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syari’ah
manusia adalah mahluk bebas yang mempunyai tugas dan wewenang dan

6

tanggung jawab., dan karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya
adalah keadilan yang ditegakkan atas dasar pesamaan atau egaliter, tanpa pandang
bulu. Artinya, tugas yang diemban tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan,
sementara kebeasan secara eksistensi tidak terwujud tanpa adanya tanggung jawab
itu sendiri. Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang
persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan,
artimya Islam memandang semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang
sama, satu-satunya keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia
lainnya hanya ditentukan oleh tingkat ketakwaanya. Hal ini sesuai dengan Firman
Allah dalam surat Al-Hujarat ayat 13 yang artinya sebagai berikut :” Hai manusia,
sesunguhnya kami ciptakan kamu dari laki-aki dan perempuan,dan Kami jadikan
kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia diantara kaum adalah yang paling takwa.”
Pada dasasrnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang
terangkum dalam al-dloririyat al-khumsah atau yang disebut juga al-hukukalinsaiyah f al-islam (hak-hak asasi manusia dalam islam). Konsep ini mengandung
lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu, yaitu hifdzu al mal
(penghormatan atas harta benda), hifdzu al-nafs wa al-‘ird (penghormatan atas
jiwa, hak hidup dan kehormatan individu)hifdzu al-‘aql (penghormatan atas
kebebasan berpikir) dan hifdzu al-nasl (keharusan untuk menjaga keturunan).
Kelima hal pokok inilah yang harus dijaga oleh setiap umat islam supaya
menghasilkan tatanan kehidupan yang lebih manusiawai, berdasarkan atas dasar
individu dengan masyarakat , masyarakat dengan masyarakat, masyarakat dengan
negra dan komunitas agama dengan agama lainnya.
2.3.1

Pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Islam
Al –Qu’ran dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam islam memberikan

penghargaan yang tinggi terhadap hak asai manusia Al-Quran sebagi sumber
hukum pertama bagi umat islam telah meletakkan dasar-dasar HAM serta
kebenaran dan keadilan, jauh sebelum timbul pemikiran mengenai hal tersebut

7

pada masyarakat dunia. Ini dapat dilihat dari ketentuan-ketentua yang terdapat
dalam Al-Quran, anatara lain:
1. Dalam Al-Quran terdapat sekitar 80 ayat tentang hidup,
pemeliharaan hidup dan penyedian sarana kehidupan, misalnya
dalam surah Al-Madinah ayat 32. Disamping itu Al-Quran juga
berbicara tentang kehormatan dalam 20 ayat.
2. Al-Quran juga menjelaskan dalam sekilas 150 ayat tentang ciptaan
dan makhluk-makhluk, serta tentang persamaan dan penciptaan,
misalnya dalam surat Al-Hujarat ayat 13.
3. Al-Quran telah mengetengahkan sikap menentang kezaliman dan
orang-orang yang berbuat zalim dalam sekitar 320 ayat, dan
memerintahkan beebuat adil dalam 50 ayat yang diungkapkan
dengan kata-kata: ‘adl, qits dan qisth.
4. Dalam Al-Quran terdapat sekitr 10 ayat yang berbicara mengenai
larangan memaksa umtuk menjamin kebiaan berpikir,
berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi. Misalnya yng dikemukan
oleh surat Al-Kahfi ayat 29.
2.3.2

Hukum Islam dan HAM

Hukum islam telah mengatur dan melindungi hak-hak asasi manusia antara lain
sebagai berikut:
1. Hak hidup dan memperoleh perlindungan
Hak hidup adalah hak asasi yang paling utama bagi manusia, yang
merupakan karunia Allah bagi setiap manusia. Perlindungan
hukum Islam terhadap hak hidup manusia dapat dilihat dari
ketentuan-ketentuan syari’ah yang melindungi dan menjujung
darah dan nyawa manusia, melalui larangan membunu, ketentuan
qishash dan larangan bunuh diri. Membunuh adalah salah satu dosa
besar yang diancam dengan balasan neraka. Sebagaimana firman
Allah dalam Surat An-Nisa’ayat 93 yang artinya sebagai berikut:
“Dan barang siapa yang membunuh seorang muslim dengan
senagja maka balasannya adalah jahanam, kekal dia dilamnya
8

dan Allah murka atasnya dan melaknatnya serta menyediakan
baginya azab yang berat.”
2. Hak Kebebebasan Beragama
Dalam islam kebebasan,dan kemerdekan merupakan HAM,
termasuk kedalamnya kebebasan menganut agama sesuai dengan
keyakinannya. Oleh karena itu Islam melarang keras adanya
pemaksaan keyakinan agama terhadap orang yang telah menganut
agama lain. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran dalam surat Al –
Baqarah ayat 256 yang artinya: “Tidak ada paksaan untk
(memasuki)agama Islam, sesungguhnya telah dijelaskan jalan
yang benar dan jalan yang salah.
3. Hak Atas Keadialan
Keadilan adalah dasar dari cita-cita islam dan merupakan disiplin
mutlak untuk menegakkan kehormatan manusia. Dalam hal ini
banyak ayat-ayat Al-Quran maupun sunah yang mengajak untuk
menegakkan keadilan, diantaranya terdapat dalam Surat AlNahlayat 90 yang artinya: “Seseungguhnya Allah menyuruh kamu
berlaku adil dan berbuat kebajikan, member kepada kaum kerabat,
dan

Allah

melarang

perbuatan

keji,

kemungkaran

dan

permusuhan.”
4. Hak persamaan
Islam tidak hanya mengakui prinsip kesamaan derajajat mutklak di
antara manusia tanpa memandang warna kulit,ras atau kebangsaan,
melainkan menjadikannya realitas yang penting. Ini berarti bahwa
pembgian umat manusia ke dalam bangsa-bangsa, ras-ras,
kelompok-kelompok dan suku-sukuadalah demi adanya untuk
pembedaan, sehimgg rakyat dari satu ras ke sku dapat bertemu dan
berkenalan dengan rakyat yang bersala dari rasa tau suku lain.
Al-Quran menjelaskan idealisasinya tentang persamaan manusia
dalam Surat Al-Hujarat ayat 13, yang artinya: “Hai manusi,
sesungguhnya kami ciptakan kamu laki-laki dan perempuan,dan
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara
kamu adalah yang paling takwa.”
5. Hak mendapatkan pendidikan
9

Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan
pengajaran. Setiap orang memiliki pendidikan sesuai dengan
kesanggupan alaminya. Dalam Islam mendapatkan pendidikan
bukan hanya merupakan hak ap juga merupkan kewajiban bagi
setiap

manusia,

sebagaimana

yang

dinyatakan

oleh

Bukhari :”Menunutut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.”
Disamping itu Allah juga memberikan pengjhargaan terhadap
orang yang berilmu, dimana didalam Surat Al-Mujadilah ayat 11
dinyatakan bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang yang
3

beriman dan orang-orang yang berlimu.
Prinsip-Prinsip HAM Dalam Islam
Hak asasi manusi dalam islam sebagaimana termaktub dalam fiqih
menurut
Masdar F. Mas’udi memiliki lima prinsip utama yaitu
1) Hak perlindungan terhadap jiwa
Kehidupan merupakan sesuatu hal yang sangat niscaya dan tidak
boleh dilanggar oleh siapapun. Alah berfirman dalam surat al
baqarah ayat 32:
“membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang
menyelematkan kehidupan seeorang manusia, maka seolah- olah
dia telah menyelamatkan kehidupan manusia selamanya.”
2) Hak perlindungan keyakinan
Dalam hal ini Allah telah mengutip dalam al-quran yang berbunyi
“la iqrah fi-dhin dan lakum dinukum waliyadin.”
3) Hak perlindungan terhadap akal pikiran
Hak perlindungan akal pikiran ini telah diterjemahkan alam
perangkat hukum yamg sangat erlementer, yakni

tentang

haramnya makan atau minum hal-hal yang dapat merusa akal
pikiran manusia.
4) Hak perlidungan terhadap hak milik
Hak perlindungan terhadap hak milik telah dimaksudkan dalam
hukum sebagaimana telah diharamkannya dalam pencurian.

10

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Dalam islam, peperangan (dengan menggunakan fisik) hanya boleh

dilakukan jika dalam keadaan terdesak, bukan untuk mencari kekuasaan atau
kepentingan diri sendiri melainkan digunakan untuk mempertahankan diri serta
tidak diperbolehkan jika digunakan untuk suatu kegiatan menyerang umat lain.
Perang dalam islam atau jihad berfungsi untuk pemeliharaan diri sendiri dan
pemeliharaan peraturan moral didalam dunia.
Dalam Islam perdamaian dikenal

dengan

al-islah

yang

berarti

memperbaiki, mendamaikan dan menghilangkan sengketa atau kerusakan,
berusaha menciptakan perdamaian, serta membawa keharmonisan, menganjurkan
orang untuk berdamai antara satu dan lainnya dan melakukan perbuatan baik.
Perdamaian dalam agama islam adalah kunci pokok menjalin hubungan antar
umat manusia, sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber mala petaka yang
berdampak pada kerusakan sosial, moral yang mengakibatkan hilangnya hak asasi
manusia. Hak untuk hidup, hak mendapat perlindungan dan hak yang lainnya.
Hak asasi manusia sangat dijunjung tinggi dalam agama islam, dinyatakan
dalam Al-qur’an dan Sunnah. Peperangan dengan menggunakan fisik dapat
menghilangkan hak asasi manusia, manusia dapat menjadi korban dalam
peperangan, lingkungan sosial menjadi rusak, tidak mendapat perlindungan dan
hak untuk hidup. Jadi perdamaianlah yang menjadi kunci utama sebuah agama
islam karena islam adalah agama yang damai yang menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://www.suduthukum.com/2015/12/perdamaian-dalam-perspektif-islam.html
(diambil pada tanggal 14 september 2016, 20:00)
http://googleweblight.com/?lite-url=http://albadar.net/pengertian-macam-tujuandan hukum-jihad(diambil pada tanggal 14 september 2016, 20:15)
http://wikipedia.com perang dalam islam(di ambil pada tanggal 14 september
2016, 21:09)
Jurnal:
Trimadya, Aria dkk.2011” Hukum dan HAM dalam Islam”. Institut Tekhnologi
Bandung
Yefrizawati.2005.”Hak Asasi Manusia dalam Prespektif Islam”. Universitas
Sumatra Utara.
Nirmalasari,Dinar.2013.”Fiqih Jihad Antara Perang dan Damai”. Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa

12