PANDANGAN DAN PEDOMAN HIDUP ISLAMI

PANDANGAN DAN PEDOMAN HIDUP ISLAMI
Oleh Syarif Hidayatullah
PENDAHULUAN
Sudah tidak diragukan lagi. Saat ini generasi muda, khususnya generasi muslim di Indonesia
kian merosot pola dan tingkah lakunya yang berkorelasi dengan pola hidup islami itu sendiri. Hal
ini tercermin dari pergaulan mereka, bisa dikatakan jauh dari apa yang diharapkan oleh para
pemuka agama. Fenomena semacam sex bebas, minuman keras, judi dan lain sebagainya kian
merambah dan bahkan menjadi trend. Hal ini membuktikan bahwa saat ini muslim di Indonesia
tidak hanya mengalami krisis ekonomi melainkan juga krisis akhlak. Sudah seharusnya hal ini
menjadi perhatian bagi kita semua agar saling berintropeksi dan menegur antar sesama. Karena
begitulah indahnya Islam, seperti yang tergambarkan dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

         
    
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.(Q.S. Al-Ashr,103:2-3)
Seharusnya, sejak kita mendeklamirkan diri kita sebagai seorang muslim, hendaknya
kepribadian kita, baik tingkah laku maupun sifat sesuai dengan ajaran Islam. Biasa kita sebut
dengan hidup islami.

Hidup yang islami adalah hidup yang seimbang baik secara vertikal maupun horizontal. Vertikal
berarti hubungan kita dengan Allah, Tuhan yang telah menciptakan kita sekaligus meneladani
utusan-Nya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan kita
dengan diri kita, hubungan kita dengan sesama serta hubungan kita dengan lingkungan kita. Jika
keduanya telah seimbang insya-Allah akan membawa kita sebagai muslim sejati, muslim yang
kaffah.
Senada dengan hal di atas Jauhari (2005:ii), Hubugan Vertikal dan Horizontal dapat kita
rumuskan kembali dengan beberapa istilah yaitu mu’amalah ma’allah war rasul, mu’amalah ma’an
nafsi, mu’amallah ma’an naas dan mu’amalah ma’al biah. 1
MU’AMALAH MA’ALLAH WAR RASUL
Mu’amalah ma’allah war rasul adalah mu’amalah yang pertama dan harus dimiliki dan disadari
sepenuhnya oleh kaum muslimin. Mu’amalah ma’allah war rasul bermakna bahwa setiap muslim
1

Sebagian ulama menyatakan bahwa mu’amalah hanya ada tiga. Meliputi mu’amalah ma’allah war rasul, mu’amalah
ma’an nafsi dan mu’amallah ma’an naas. Tapi menurut Kyai Moh. Idris Jauhari dalam bukunya Pembudayaan dan
Pedoman Hidup Islami, Tarbawi, Ma’hadi Proses Menuju Hidup Bermakna menyatakan ada empat dengan menambah
mu’amallah ma’al biah dengan alasan lingkungan dalam hal ini tumbuh-tumbuhan dan habitat lain tidak termasuk ke
dalam mu’amalah ma’an naas.


1

wajib menyadari dirinya sebagai hamba yang diciptakan untuk beribadah. Sebagaimana firman
Allah sebagai berikut:

      
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyaat, 51:56)
Dengan adanya kesadaran yang tinggi sebagai hamba Allah yang senantiasa beribadah
kepada-Nya dengan cara menjauhi larangan-Nya serta melaksanakan apa yang
diperintahkan-Nya. Tentu saja hal ini akan membuat kita menjadi muslim yang tinggi
derajatnya di hadapan-Nya. Karena sebetulnya di sisi Allah, derajat seseorang hanya
ditimbang dari seberapa besar ketakwaannya kepada Allah. Orang yang bertakwa adalah
orang yang selalu ada di jalan-Nya. Jalan di mana segala larangan adalah musibah dan
perintah adalah nikmah. Sebagaimana hadis Nabi yang menyatakan bahwa Allah tidak
melihat seseorang melaikan pada hatinya. Hati di sini merupakan simbol dari keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT.

)‫إن الله ل ينظرر إلى أجسامكم ولإلى صوركم ولكن يينرظرر إلى قلوبكم (رواه مسلم‬
Sesungguhnya Allah itu tidak melihat kepada tubuhmu dan bentuk tubuhmu tetapi Allah

melihat kepada hatimu. (H.R. Muslim)
Selain itu, hendaknya ibadah seperti shalat tidak dianggap sebagai kewajiban,
melainkan kebutuhan layaknya makan dan minum. Karena, ketika kita melaksanakan
sesuatu berdasarkan pada kewajiban kita. Di sini, nilai ikhlas dalam beribadah kepada-Nya
berkurang. Padahal segala sesuatu harus dilakukan dengan keikhlasan. Apapun yang kita
lakukan sebetulnya akan bernilai ibadah apabila hal yang kita lakukan itu baik, diniatkan
beribadah kepada-Nya dan disertai dengan keikhlasan. Seperti berkata jujur, memegang
janji, atau memberi orang miskin makanan.
Senada dengan hal tersebut Al-Asyqar (1994:26), pengertian ibadah secara luas adalah
melakukan segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhoi-Nya, dalam bentuk perkataan,
perbuatan, baik lahir maupun batin, seperti shalat, zakat, haji, berbuat jujur, amanah,
berbuat baik kepada orang tua, menyambung sanak kerabat, menepati janji,
memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, jihad terhadap orang-orang kafir
dan munafik, baik terhadap tetangga, anak yatim, fakir miskin, ibnu sabil dan binatang,
berdoa, dzikir, membaca buku dan lain-lain.
Untuk bertakwa dan beribadah kepada Allah, hendaknya kita benar-benar meneladani
rasul-Nya. Dengan melakukan apa yang telah beliau contohkan semasa hidupnya. Karena
2

sesungguhnya apa yang telah ia perbuat merupakan teladan bagi kaum muslimin.

Sebagaimana yang terlansir dalam ayat berikut:

           
     
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzab, 33:21)
Inilah kunci kita untuk menjadi orang yang beruntung atau yang menang kelak di hari
pembalasan. Karena dengan meneladani sifat beliau yang ma’sum, insya’-Allah kelak kita
akan masuk surga yang telah di janjikan-Nya.
MU’AMALLAH MA’AN NAFSI
Selanjutnya yaitu mu’amallah ma’an nafsi. Hubungan dengan diri kita sendiri. Hal ini
erat kaitannya kepada kepribadian kita. Sebagai seorang muslim hendaknya kita tahu siapa
diri kita, dari apa kita diciptakan dan kenapa kita diciptakan.
Seperti penjelasan di atas bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah
kepada-Nya. Dengan menyadari diri sendiri bahwa kita diciptakan semata-mata hanya
untuk menyembah kepada-Nya, maka akan timbul kesadaran bahwa apa yang dilakukan
hendaknya selalu berorientasi sebagai amal ibadah yang kita lakukan.
Sebagaimana kita ketahui, ibadah terdiri dari ibadah mahdoh dan ibadah goiru mahdoh.
Ibadah mahdoh adalah ibadah yang pada dasarnya adalah apa yang diperintahkan Allah

baik itu kewajiban seperti shalat, puasa, zakat dan lain sebagainya maupun sunah seperti,
infak, shodaqoh dan lain sebagainya. Sedangkan ibadah goiru mahdoh adalah ibadah yang
pada awalnya bukan merupakan perintah dari Allah namun kita lakukan dengan ikhlas atas
nama-Nya. Seperti bekerja demi kepentingan orang lain, memasak dan lain sebagainya
yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Orang yang mampu memfungsikan dirinya dengan baik dengan mengoptimalkan segala
yang ia miliki adalah suatu bentuk implementasi dari mu’amalah ma’an nafsi yang baik.
Dengan adanya kesadaran tersebut maka akan membentuk kepribadian yang selalu
beramal shaleh. Sedangkan kedudukan orang yang beramal shaleh dalam Islam adalah
sebaik-baiknya makhluk, sebagaimana firman Allah di bawah ini.

       
 
3

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk. (Q.S. Al-Bayyinah, 98:7)
MU’AMALAH MA’AN NAAS
Sedang yang ketiga adalah mu’amalah ma’an naas. Mu’amallah dalam bentuk ini
termasuk hal yang urgen, mengingat manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial yang

saling bantu membantu serta saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Untuk
itu, tidak heran bila dalam Islam hal ini sering dibahas. Salah satunya lewat hadis berikut:

)‫ل تقاطعوا ولتدابروا ولتباغضوا وكونوعباداللهه إخوانا(رواه مالك والبخارى ومسلم‬
Janganlah kamu saling memutuskan hubungan dan saling membelakangi dan jangan
pula saling membenci, jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara (H.R. Malik, Bukhori
& Muslim)
Senada dengan hadis diatas, Allah berfirman dalam surat al-Imran ayat 103:

         
       
        
         
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Q.S. Al-Imran,
3:103)

Dengan ini jelas bahwa silaturrahmi adalah hal yang sangat penting. Maka tidak heran
bila ada hadis yang mengancam bagi mereka yang memutuskan tali silaturrahmi. Seperti
hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, tidak akan masuk surga orang yang
memutuskan tali persaudaraan.
Islam juga sangat mengajurkan adanya kebersamaan apalagi dalam kebaikan. Karena
dengan adanya hal tersebut akan mempererat tali silaturrahmi. Selain itu adanya saling
menegur merupakan suatu hal yang sangat dianjurkan seperti terlansir dalam firman Allah
di bawah ini.

      
  
4

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.(Q.S. Al-‘Ashr, 103:3)
MU’AMALLAH MA’AL BIAH
Terakhir, mu’amallah ma’al biah. Tidak kalah pentingnya dengan hubungan sesama
manusia, hubungan dengan lingkungan juga suatu hal yang penting dalam Islam. Hal ini
tercermin dari hadis yang menyatakan kebersihan sebagian dari iman.

Allah sendiri telah mempercayakan manusia sebagai khalifah yang dapat menjaga
menjaga alam ini. Sebagaimana dalam firman-Nya.

          
        
          
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” (Al-Baqarah, 2:30)
Dengan adanya firman di atas, sudah selayaknya kita menjaga ‘kepercayaan’ yang
Tuhan berikan kepada kita dengan terus melestarikan alam. Ayat di atas juga membuktikan
bahwa agama Islam sangat memperhatikan lingkunan.
Bila saat ini terjadi banjir dan musibah lainnya mungkin saja hal inilah yang sebenarnya
dikhawatirkan oleh para malaikat dulu. Hutan-hutan ditebang hingga menjadi gundul. Hal
ini mengakibatkan proses penyerapan ketika hujan menjadi berkurang dan terjadilah apa
yang tidak kita inginkan seperti banjir, longsor dan lain sebagainya. Hal ini perlu kita
renungkan mengingat akhir-akhir ini bencana terus menerus melanda negeri ini.

PENUTUP
Demikianlah makalah singkat ini. Dari penjelasan di atas, jelas pola hidup islami
harusnya tertanam dalam diri setiap muslim. Karena keempat mu’amallah tersebut
merupakan bukti kongkrit sejauh mana keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Pada akhirnya hal ini juga bisa mengatasi krisis yang melanda negeri ini. Karena
dengan kita mengoptimalkan mu’amallah ma’allah war rasul, maka korupsi, kolusi dan
nepotime akan hilang begitu saja. Karena apa yang dikerjakan berlandaskan pada
5

keimanan dan ketakwaan. Orang yang beriman dan bertakwa akan selalu mengikuti
kejahatan dengan kebaikan dan dengan kebaikan, kejahatan itu kelak terhapus. Seperti
hadis di bawah ini:

)‫حها وخالقق التناس بخلقق حسقن ( رواه الترمذى‬
‫ت ويأتهبهع السيئية الحسنية تييم ر‬
‫اتتق الله حييرثما كن ي‬
Bertakwalah engkau pada Allah dimana saja engkau berada dan ikutilah kejahatan itu dengan
kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya, dan pergauilah manusia dengan akhlak yang
baik” (H.R. Turmidzi)


Begitu juga dengan mu’amallah ma’an nafsi. Apabila kita dapat mengoptimalkan hal
ini, maka dengan sendirinya kemiskinan akan berkurang. Karena kesadaran akan
keterampilan hidup pribadi (Individual Life Competences) akan membuat tiap orang
menggalih potensi yang dimilikinya hingga ia dapat bermanfaat bagi yang lain dan mampu
berkompetisi dalam hidup dengan kemampuan yang dimilikinya.
Mu’amallah ma’an naas juga memiliki peran yang cukup signifikan apabila hal ini
dioptimalkan. Karena dengan menyadari bahwa manusia tercipta sebagai makhluk sosial
yang saling membutuhkan, saling tolong-menolong, saling mengingatkan. Maka, hal ini
tentu akan mencegah pergaulan bebas, narkoba dan perbuatan dosa lainnya. Karena
kepedulian antar sesama merupakan kunci utama dari kesuksesan. Sebuah pepatah
mengatakan, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Apapun harus kita lakukan untuk
menjaga persatuan. Pertikaian antar kelompok atau desa akhir-akhir ini di Indonesia,
membuktikan minimnya ukhuah di antara kita. Untuk itu marilah kita senantiasa
menyambung tali silaturrahmi dengan senantiasa saling tolong-menolong antar sesama.

‫ب الردنيا نتفس اللره عنه كربةة همن كرب قيوم القيامهة ومن يتسرعلى‬
‫مين نتفس عن مسلقم ك ريربةة من كر ه‬
‫مهعسقر يسر الله عليهه فى الدنيا والخرهة ومن سترمسلما ة ستره اللره فى الدنيا والخرة والله فى‬
)‫عون العبيهد ما كان العبيرد فى عوهن أخيه (رواه مسلم‬
Barang siapa melapangkan dada seorang muslim dari salah satu kesusahan dunia,

maka Allah pasti melapangkan dadanya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat, dan
barang siapa yang mempermudah orang yang mendapat kesulitan, maka Allah pasti
mempermudahnya di dunia dan akhirat dan barang siapa yang menutupi aib seorang
muslim, maka Allah pasti menutupi aibnya di dunia dan akhirat dan Allah akan selalu
menolong hambanya selama ia suka menolong saudaranya (H.R. Muslim)
Mengingat alam kita sekarang sungguh memprihatinkan. Lapisan ozon mulai menipis
bahkan pada beberapa titik telah bolong akibat kecerobohan manusia dengan terus
menerus mencemarinya dengan berbagai polusi. Hal ini mengakibatkan panas yang luar
biasa yang membuat lapisan es di kutub utara mencair sehingga air lautpun kian meningkat
6

dan terjadilah musibah laut pasang. Begitupun banjir, akibat curah hujan yang begitu besar
karena panas tadi sehingga penguapan menjadi begitu cepat. Dengan mengoptimalkan nilai
mu’amalah ma’al bi’ah, kiranya dapat mencegah hal ini. Karekter muslim seperti ini akan
selalu menjaga lingkungannya. Meminilisir segala hal yang membuat alam rusak. Untuk
itu, sudah seharusnya kita menanamkan nilai keterampilan menyikapi lingkungan
(environment competences) sejak dini kepada anak-anak. Karena masa depan, ada di
tangan mereka.
Dengan kita mengoptimakan keempat mu’amalah di atas, mudah-mudahan akan
membuat kita menjadi muslim yang tidak hanya sukses di dunia melainkan juga di akhirat.
Amien...

7