KONFLIK SOSIAL dalam politik lok

KONFLIK SOSIAL
- Konflik  pertentangan yang terjadi antara dua pihak dan masing-masing berusaha
mempertahankan hidup, eksistensi, dan prisipnya.
- Konflik dalam masyarakat dikelompokkan menjadi beberapa kategori antara lain:
- Konflik pribadi
konflik yang terjadi antarpribadi karena adanya perbedaan tertentu
yang dipertahankan oleh masing-masing pihak. 
-

Konflik rasial
pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan
kebudayaan yang saling bertabrakan. 

-

Konflik politik
Konflik politik menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat
(kepentingan) maupun di antara negara-negara yang berdaulat.

-


Konflik antarkelas sosial
Konflik antarkelas sosial adalah konflik yang umumnya terjadi karena
perbedaan kepentingan masing-masing kelas sosial.  buruh-majikan.

-

Konflik antarkelompok
Konflik yang terjadi karena persaingan untuk mendapatkan mata
pencaharian yang sama. Di samping itu mungkin ada pemaksaan agama,
dominasi politik, adanya konflik tradisional yang terpendam.

George Simmel menyatakan bahwa masyarakat yang sehat tidak hanya membutuhkan
hubungan sosial yang harmonis, tetapi juga membutuhkan adanya konflik (Veeger, 1990)
Berdasarkan pandangan Simmel, Lewis Coser dan Joseph Himes melakukan studi lanjutan
tentang fungsi positif konflik bagi kelangsungan masyarakat.
Menurut Coser (1956), konflik memiliki fungsi positif, yaitu:
a. Konflik akan meningkatkan solidaritas sebuah kelompok yang kurang kompak.
b. Konflik dengan kelompok tertentu akan melahirkan kohesi dengan kelompok
lainnya dalam bentuk aliansi.
Menurut Himes (Schaefer & Lamm, 1998), konflik memiliki fungsi:

a. Secara struktural, konflik dapat mengubah keseimbangan kekuasaan antara
kelompok dominan dan kelompok minoritas.
b. Dari sisi komunikasi, konflik meningkatkan perhatian masyarakat

terhadap hal yang disengketakan, meningkatkan perhatian media massa untuk
memberitakan, masyarakat memperoleh informasi baru yang bisa mengubah pola
komunikasi berkaitan dgn hal itu.
c. Dari sisi solidaritas, konflik akan meningkatkan dan memantapkan
solidaritas di antara kelompok minoritas.
d. Dari sisi identitas, konflik akan menumbuhkan kesadaran tentang siapa mereka,
sehingga bisa mempertegas batas-batas kelompok.
Cara Mengatasi Konflik
a. Paksaan/Koersi
memaksa para pihak yang bersengketa untuk mengadakan perdamaian, paksaan dilakukan
secara psikologis maupun fisik., dilakukan oleh pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah.
Pihak yang kuat biasanya mengajukan syarat-syarat untuk mengakhiri konflik atau syaratsyarat perdamaian yang harus diterima oleh pihak yang lemah.
b. Arbitrasi
Proses untuk mengatasi konflik melalui pihak tertentu yaitu arbitrator. Pihak ini dipilih secara
bebas oleh pihak yang bersengketa. Arbitrator itulah yang memutuskan penyelesaian konflik
tanpa terlalu terikat pada hukum-hukum.

c. Mediasi
Penyelesaian konflik menggunakan pihak ketiga yang memiliki hubungan baik dengan para
pihak yang berkonflik. Pihak ketiga ini secara aktif terlibat dalam negosiasi dengan para pihak
yang berkonflik, sehingga penyelesaian dapat tercapai.
d. Negosiasi
Penyelesaian konflik atas inisiatif pihak-pihak yang berkonflik, kedua pihak yang berkonflik
melakukan pembicaraan, tawar-menawar mengenai syarat-syarat mengakhiri konflik.
Soerjono Soekanto  sebab-sebab terjadinya konflik:
1. Perbedaan Antar perorangan
Bisa berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat, manusia adalah makhluk
individu yang unik dan istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan yang baku antara
yang satu dengan yang lain.
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan
dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan.
3. Bentrokan Kepentingan

Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, karena setiap individu
memiliki kebutuhan dan kepentingan berbeda dalam melihat sesuatu.
4. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat di dalam Masyarakat

Perubahan dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian
mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru. Perubahan yang terjadi secara cepat
akan membuat keguncangan proses-proses sosial di masyarakat.
Berikut ini 10 penyebab konflik dalam masyarakat:
1. Perbedaan pendirian dan perasaan orang seorang makin tajam sehingga timbul
bentrokan perseorangan
2. Perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat sehingga terjadi disorganisasi
dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai baru.
3. Perbedaan kebudayaan yang memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku
perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Hal ini akan
menimbulkan pertentangan kelompok.
4. Bentrokan antar kepentingan, baik perseorangan maupun kelompok, misalnya
kepentingan ekonomi, sosial, politik, ketertiban, dan keamanan.
5. Permasalahan di bidang ekonomi, seperti kelangkaan beberapa kebutuhan pokok
masyarakat.
6. Lemahnya kepemimpinan pada berbagai tingkatan (weak leadership)
7. Ketidakadilan yang dirasakan oleh sebagian atau seluruh kelompok masyarakat
8. Rendahnya tingkat penegakan hukum (lack of legal mechanism)
9. Tererosinya nilai-nilai tradisional yang mengedepankan kebersamaan dan harmoni
(erosion of traditional community strengthening values).

10. Sejarah opresi pemerintah pada masa lalu terutama melalui kekuatan militer
bersenjata (past history of goverment oppression)