PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP MOTIV (1)

PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA
KELAS VII DI MTs NW 02 KEMBANG KERANG
TAHUN AJARAN 2009/2010

Taqiudin Zarkasi12*Purwanto2, dan Sutrisno2
1. MTs NW 02 Kembang Kerang
2. Universitas pendidikan Indonesia Bandung
* Email: taqizar@yahoo.co.id
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian reward
(penghargaan) oleh guru fisika terhadap motivasi belajar siswa kelas VII MTs NW 02 Kembang Kerag tahun
ajaran 2009/2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka. Dengan jumlah populasi sebesar 15 siswa ini bisa dikatakan kuantitatif individu yang
tidak terlalu besar maka sampel yang diambil sebanyak 15 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah menggunakan instrumen penelitian, berupa angket, dokumentasi, dan observasi. Untuk tehnik
analisa data digunakan uji homogenitas, normalitas dan hipotesis. Pengujian hipotesis ini memerlukan uji
regresi sederhana dan korelasi product moment. Berdasarkan analisis data terdapat pengaruh pemberian
penghargaan oleh guru fisika terhadap motivasi belajar siswa kelas VII MTs NW 02 Kembang Kerag,
besarnya pengaruh tersebut berada pada kategori tingkat pengaruh cukup kuat. Hal ini terbukti
berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikansi 5% dengan “korelasi product moment” dimana
r hitung > dari r-tabel yaitu r hitung(0,430) > r tabel (0,316), sehingga bisa disimpulkan dalam proses belajar

mengajar pemberian reward oleh guru pada saat pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
Kata kunci: Motivasi, Pembelajaran Fisika, Reward.
Pendidikan Fisika mempunyai peran yang
sangat penting dalam menghadapi era global.
Melalui pendidikan fisika siswa dilatih untuk
dapat berpikir secara kritis, logis, cermat,
sistematis, kreatif dan inovatf. Hal ini merupakan
beberapa
kemampuan
yang
dapat
ditumbuhkembangkan melalui pendidikan fisika
yang baik. Disamping itu ada beberapa sikap
positif yang sangat berguna dalam pemecahan
masalah, seperti : percaya diri, pantang
menyerah, ulet dan disiplin.
Pembelajaran Fisika akan terlaksana
dengan baik, jika proses belajar mengajar fisika di
kelas berhasil membelajarkan siswa untuk

berpikir dan bersikap. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
antara lain : keadaan jasmani, psikologis,
kecerdasan, motivasi, minat dan bakat serta
emosi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
yang berasal dari luar diri siswa, misalnya
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. (Armstrong 1988, hal
109)
Pembelajaran IPA termasuk Fisika
menurut B.F.Skinner (1958) adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Belajar dipahami
sebgai suatu prilaku, pada saat belajar maka
responnya baik dan sebaliknya. Dalam


pembelajran fisika/IPA
teori ini
dapat
dilaksanakan dengan cara penataan lingkungan
sebagai stimulus yang akan menentukan respon
peserta didik dan dalam hal ini guru sangat
berperan dalam pemberian stimulus.
Penataan suatu proses pembelajaran
yang memperhatiakn stimulus dari lingkungan
dan proses kognitif peserta didik akan
menghasilkan suatu keragaman kapabilitas
seorang peserta didik, hal ini disebabkan peserta
didik mempunyai tujuan, motivasi, talenta dan
penyesuain sosial dan fisik yang berbeda-beda.
(Wisudawati. 2014). Banyak Sekali para ahli telah
menyebutkan bahwa belajar akan dicapai bila
siswa termotivasi dengan baik. Demikian pula,
masing masing sekolah harus memiliki berbagai
jenis reward dan satu tujuan yaitu untuk
memotivasi siswa untuk belajar (Ching, Gregory S.

2012)
Menurut
Eisenberger, R. (1999)
pemberian reward sudah lama di terapkan di
berbagai bidang untuk meningkatkan motivasi
seseorang, seperti yang di ungkap oleh schunk, D.
H. (1983) berdasarkan hasil penelitian pemberian
reward dibidang pendidikan dan di dunia kerja
member dampak positif terhadap motivasi dan
beprngaruh kepada aktivitas kerja.
Menurut Bandura seperti yang dikutip
oleh Dahar (2011), ada empat fase belajar dari
model, yaitu fase perhatian, retensi, reproduksi,
dan motivasi. Dalam fase motivasi belajar
observasional kerap kali terdiri atas pujian atau
angka untuk menyesuaikan dengan model guru.
Pemberian
Fujian
dalam
proses

pembelajaran dan
kemampuannya dalam
merancang sebuah metode dan keterampilan
yang tepat dalam pembelajaran fisika dapat
membangkitkan minat dan keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar . dengan kata lain dalam
membuat rencana pengajaran yang akan
diberikan dikelas seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat belajar dan motivasi
belajar siswa, selain itu harus mampu membuat
siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Menurut Lepper, Keavney, & Drake
(1996) pemberian reward akan menimbulkan
motivasi
pada
sesorang
karena
untuk

menghasilkan pembelajaran yang

sukses
dibutuhkan motivasi yang besar, namun
kenyataannya tidak demikian , guru sering
mendominasi kelas dalam proses belajar
mengajar, kondisi ini akan berdampak terhadap
perolehan hasil belajar fisika.
Menurut Maslow seperti yang dikutip
Sugihartono (2007: 118) kebutuhan individu
tersusun sebagai berikut: kebutuhan fisik
(physiological needs), kebutuhan akan rasa aman
dan tenteram (safety needs), kebutuhan untuk
dicintai dan disayangi (belongingness needs),
kebutuhan harga diri secara penuh (esteem
needs), kebutuhan aktualisasi diri (self
actualization
needs).
Berikut
beberapa
kemungkinan yang bisa dilakukan di sekolah
dalam mengaplikasikan Teori Maslow diantaranya

menyediakan program makan siang yang murah,
sikap guru yang menyenangkan, guru terbuka
serta dapat menjadi pendengar yang baik, guru
lebih mengembangkan diskusi kelas, selalu siap
memberikan bantuan apabila para siswa
mengalami kesulitan, menempelkan hal-hal yang
menarik dalam dinding ruangan, termasuk di
dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa
yang dianggap menarik, memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk melakukan yang terbaik
dan menciptakan pembelajaran yang bermakna
dikaitkan dengan kehidupan nyata.
Dengan pendekatan Teori Maslow yang
menitik beratkan pada pendekatan kepada setiap
individu akan dapat mengetahui lebih jelas
masalah yang dihadapi setiap siswa yang
menghambat
proses
belajar,
membantu

memecahkannya, membuat siswa nyaman dalam
belajar, motivasi belajar siswa akan meningkat
dan hasil belajar siswa juga akan meningkat
Motivasi
adalah
keinginan
untuk
mencapai di luar harapan, didorong oleh faktor
internal dari pada eksternal, dan terlibat dalam
perjuangan terus-menerus untuk perbaikan".
(Torrington, Hall, Taylor & Atkinson, 2009, hal.
276). Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar
maka mereka akan terdorong untuk berperan
katif dalm kegiatan pembelajaran sampai
keinginan mereka tercapai, jika tujuan ini belum

tercapai, mereka akan mengulang (Armstrong
1988, hal. 106 -107).
Menurut Shihusa (2009:413) motivasi
merupakan bagian dalam pengajaran yang cukup

penting dalam mempengaruhi dan mengarahkan
perilaku siswa, yang akan mendorong diri,
mengarahkan mereka untuk terlibat dalam
kegiatan pembelajaran, berdasarkan atas
berbagai pertimbangan logis, diantaranya banyak
hal yang bisa diupayakan oleh seorang guru untuk
membangkitkan motivasi siswa diantaranya
pemberian Reward, pemberian Reward dapat
menimbulkan motivasi belajar siswa dan dapat
mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan
siswa (Selart, M. 2008). Motivasi di dalam kelas
dalam pembelajaran pemodelan bisa dihasilkan
melalui pujian atau pemberian nialai (Trianto.
2007).
Menurut Nichols, S. L., & Newman, J. P.
(1986). Metode pemberian Reward ini biasanya
digunakan oeh para manager untuk memotivasi
para staff-stafnya. Dengan harapan para staf akan
menunjukan penampilan terbaik mereka dan
memotivasi mereka supaya menjadi yang terbaik.

Andriani, S. 2013 menyimpulkan bahwa
dengan pemberian reward memiliki peran utama
dalam meningkatkan motivasi serta keaktifan
siswa yang meliputi bertanya, menjawab,
mengerjakan soal di depan kelas, mengerjakan
soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah.
Echols, J.M (1996) Reward adalah
penilaian yang bersifat positif terhadap
belajarnya siswa. Dalam kamus Inggris-Indonesia
Reward berasal dari bahasa inggris Reward yang
berarti
penghargaan
atau
hadiah,
Sedangkan Reward menurut istilah ada beberapa
hal, diantaranya adalah: alat untuk mendidik
anak-anak supaya anak dapat merasa senang
karena
perbuatan
atau

pekerjaannya
pekerjaannya
mendapat
penghargaan
(Purwanto.2006). Reward adalah manfaat yang
timbul dari melakukan tugas, memberikan
pelayanan atau pemakaian tanggung jawab."
(Michael G. Hardin.2005)
Dari beberapa pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa Reward adalah suatu segala
sesuatu yang berupa penghargaan yang

menyenangkan perasaan yang diberikan kepada
siswa karena hasil baik dalam proses
pendidikannya dengan tujuan agar senantiasa
melakukan pekerjaan yang baik dan terpuji.
Berdasarkan hasil survey awal yang
dilakukan pada tanggal 9 November 2009
diperoleh dari guru fisika kelas VII MTs (Madrasah
Tsanawiyah) NW (Nahdlatul Wathan) 02 kembang
Kerang (Kaharuddin. S.Si), bahwa motivasi belajar
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
terlihat masih kurang, ini tampak dari kurangnya
antusias
siswa
dalam
bertanya
dan
menyampaikan pendapat. Selain itu pada saat
proses belajar mengajar berlansung, sebagian
siswa lebih memfokuskan pada kegiatan yang
dilakukan seperti berbicara pada temannya, dan
lain sebagainya. Kondisi ini dikarenakan proses
belajar mengajar yang dilaksanakan selama ini
guru
masih
menerapkan
pembelajaran
konvensional yaitu pembelajaran yang gurunya
lebih dominan dari pada siswa, sehingga siswa
menjadi pasif dan kurang aktif pada saat proses
pembelajaran berlansung. MTs NW 02 kembang
kerang Tahun pelajaran 2009/2010 kelas VII
berjumlah 1 rombel diisi oleh 15 siswa dan juga
standar ketuntasan minimal yang diperoleh siswa
dalam pelajaran fisika yaitu 50. Ini sudah jelas
sekali, bahwa motivasi belajar matematika kelas
VII di MTs NW 02 kembang kerang sangat
berkurang. Untuk itu peneliti ingin memggunakan
metode pemberian Reward untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika
kelas VII di MTs NW 02 kembang kerang.
METODE
Dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka (Ary et al, 1982).
Penelitian kuantitatif ini meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, sedangkan pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian,
instrumen penelitian ini digunakan untuk menguji
validitas dan reabilitas angket. Dalam tehnik
pengumpulan data digunakan metode angket,
dokumentasi, dan observasi. Untuk tehnik analisa
data digunakan uji homogenitas, normalitas dan

hipotesis. Pengujian hipotesis ini memerlukan uji
regresi sederhana dan korelasi product moment.
Dari uraian diatas, dapat dilihat dari
bagan dibawah ini :
Kuantitatif

Populasi

Validitas angket

Instrument
penelitian

Realibilitas angket

Teknik
pengumpulan data

Teknik analisa
data
Homogenitas

Normalitas

Angket
Dokumentasi
Observasi

Hipotesis

Regresi sederhana

Korelasi product
moment

Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada MTs NW 02
Kembang kerang, dengan mencari tahu pengaruh
pemberian reward terhadap motivasi belajar
siswa. penelitian digolngkan dalam penelitian
populasi karena kuantitatif individu tidak terlalu
besar, sebagaimana para ahli mengemukakan
batasan-batasan. Suharsimi mengemukakan satu
pandangan yakni apabila subyek penelitian
kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya

sehingga maka penelitian yang peneliti gunakan
adalah
penelitian
populasi
penelitiannya
merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
jumlah subyeknya besar (lebih dari 100) dapat
diambil antara 10-15% atau setara 20-25% atau
lebih. Berdasarkan batasan-batasan di atas,
diketahui bahwa siswa kelas VIII di MTS NW 02
Kembang kerang sebanyak 15 orang siswa yang
terdiri dari 1 kelas. Terkait dengan itu, karena
jumlah siswa kurang dari 100 orang siswa, maka
peneliti mengambil keseluruhan populasi untuk
dijadikan responden yaitu 15 orang siswa.
Semua data dalam penelitian ini berasa
dari data primer. Data diperoleh langsung dari
responden, dalam bentuk lisan dan tulisan.
Instrumen
penelitian
yang
akan
digunakan dalam penelitian berupa angket.
Angket yang akan digunakan untuk mendapatkan
data, dikembangkan berdasarkan skala likert
dengan skala empat. selain dengan menggunakan
teknik angket, juga dengan menggunakan teknik
dokumentasi ( Arikunto, 2002)
Angket dengan menggunakan skala likert
maksudnya pertanyaan berupa pendapat
disajikan kepada responden,dengan memberi
tanda pada skala 1 sampai 4, apakah mereka
sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju.
Sesuai dengan jumlah variabel penelitian yang
akan diteliti yakni sebanyak dua variabel, maka
masing-masing
variabel
memiliki
angket
tersendiri sesuai dengan kisi-kisi yang telah
ditentukan. Untuk masing-masing angket
dijabarkan opsi pilihan dan nilainya seperti tabel
dibawah ini :
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Angket
Penelitian) Reward:
Variabel
Indikator
Butir
Reward a. Memberikan pujian
1,9,20
b. Memberikan hadiah
2,9.20
c. Memberikan
4,5,6,14
penguatan
d. Memberikan
7,8,10,19
hukuman

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Angket
Penelitian) Motivasi Belajar.
Indikator

Deskriptor

Nomor
Soal

Motivasi
1,6,7,8,1
- kemauan
mengulang
6,18
pelajaran
dirumah
3,10,12
- kemauan siswa
dalam
belajar
dikelas
b. Tampak
siswa 2,13,14
- Upaya
gigih,
dalam
belajar
tidak mau
matematika
11
menyerah - Merasa
tertantang
belajar
matematika
c. Tidak
giat
4,
- Siswa
mudah
berusaha
putus asa
menyelesaikan
dan mencari tahu
solusi
permasalahannya
d. Minat
Keinginan
untuk
20
belajar
e. hasrat
belajar
20
- hasrat
ingin
yang tinggi
belajar
f. Disiplin
Taat peraturan
15
a. Giat
berusaha

Untuk memperoleh instrumen penelitian
yang baik, sebelum digunakan dalam penelitian
harus di uji validitas dan reliabilitasnya.Suatu
instrument dikatakan baik jika memenuhi dua
persyaratan yaitu valid dan relialibel (Sugiono.
2010).
Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang dipergunakan
dalam penelitian adalah teknik analisis data
statistik. Teknik analisa data statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tenik
regresi sederhana dan korelasi product moment,
yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan

hubungan antara dua gejala interval. Dalam
penelitian ini gejala interval yang dimaksud
adalah pengaruh reward terhadap motivasi
belajar siswa.
Proses analisis data dalam penelitian ini
a) uji homogenitas data dengan membandingkan
varians terbesar dengan varians terkecil dengan,
b) normalitas data, normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak. Adapun
rumus yang digunakan untuk uji normalitas
adalah uji Chi-Kuadrat , c) uji hipotesis, dilakukan
setelah diberikan perlakuan tetapi dengan tahap
Uji linieritas data dan Uji koefisien korelasi antar x
dan y dengan menggunakan rumus korelasi
product moment. Untuk pengujian signifikansi
koefisien korelasi, selain dapat menggunakan
tabel, juga dapat dihitung dengan uji t.
Validasi Instrumen
untuk menjamin kualitas instrumen yang
akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian,
terlebih dahulu peneliti melakukan pengujian
terhadap instrument, yaitu pengujian validitas
dan reliabilitas angket.
Jenis validitas yang digunakan adalah
validitas kontruks yaitu yang menggunakan
pendapat para ahli (judgment experts). Dari
ketiga validator dihasilkan kesimpulan prinsip
angket yang akan dipakai cukup baik hanya gaya
bahasa agar diperbaiki.
Untuk angket reward dengan n = 10,
didapatkan hasil r hitung = 0,681 dan r tabel = (0,632)
sesuai dengan syarat bahwa suatu item dikatakan
realibel jika rhitung > rtabel. rhitung = (0,681) > rtabel
=(0,632). Sehingga untuk keseluruhan soal
dikatakan realibel.
Untuk angket motivasi dengan n =
10,didapatkan hasil r hitung = (0,642) dandan sesuai
dengan syarat bahwa suatu item dikatakan
realibel jika rhitung r tabel (0,632)> rtabel. rhitung =
(0,642) > rtabel =(0,632). Sehingga untuk
keseluruhan soal dikatakan realibel.
Pengumpulan data
Adapun jumlah butir pertanyaan pada
angket yang digunakan peneliti yakni berjumlah

20 butir pertanyaan tentang pemberian reward
dan 20 butir untuk motivasi belajar.
Dari angket tersebut diperoleh data
tentang pengaruh pemberian reward terhadap
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika.
Dari tabel data tentang pengaruh
pemberian reward terhadap motivasi belajar
siswa di dapat:
N =
Σx =
Σy =

15
859
723

Σx2
Σy2
Σxy

= 149727
= 35491
= 41656

Penyajian Data

Uji Homogenitas
Uji Homogenitas yang akan peniliti kemukakan ini
ialah dengan membandingkan varians terbesar
dengan varians terkecil dengan menggunakan
tabel berikut
Nilai varians
populasi

Jenis variabel: Pengaruh
pemberian reward terhadap
motivasi belajar
variabel
Reward(x)
Motivasi(y)
P
859
723
N
15
15
var iansterbesar 859
Dk
= 14
Fhitung 

 1,18
var iansterkecil 723
Ftabel = 2,48

Didapatkan Fhitung=1,18, ujji homogenitas pada
taraf signifikan 5%, maka dicari pada tabel F
didapat Ftabel = 2,48 dengan kriteria pengujian
sebagai berikut : jika F hitung ≥ F tabel berarti tidak
homogen dan jika F hitung ≤ F tabel berarti tidak
homogeny ternyata Fhitung ≤ Ftabel atau 1,18 ≤
2,48 maka varians-varians adalah homogen.
Uji Normalitas
Data yang digunakan dalam uji normalitas ini
adalah data nilai akhir setelah diberikan
perlakuan. Rumus yang digunakan adalah ChiKuadrat.

Xi

Xi  X

(X i  X )2

62

9,267

85,877

65

12,267

150,479

57

4,267

18,207

....

…..

…….

……

Juml
ah

1582

No
1
2
3

(X ) =52,733

1,793,250
sd = 7,863

Dari table Frekwensi Observasi dan
Ekspektasi Uji Normalitas diperoleh
nilai

 2 hitung = -58,566. Dalam table statistik nilai
untuk  2 pada taraf signifikan 5% dan dk = 5
diperoleh  2 table = 11.070. Jadi  2 hitung = -58,566
<  2 table = 11.070. Kriteria pengujian normalitas
jika  2 hitung <  2 table maka data dapat dikatakan
terdistribusi normal.
Uji Hipotesis
Syarta hipotesis diterima jika r hitung > r tabel.
Adapun rumus yang digunakan untuk uji hipotesis
adalah uji regresi sederhanadengan korelasi
product moment. Hasil dari menggunakan
korelasi product moment di daptkan Karena F
hitung < F tabel yaitu F hitung(4,71) > F tabel(4,67), maka
Ho ditolak artinya data signifikan. Dari uji
linearitas diperoleh Karena F hitung < F tabel yaitu F
F tabel (4,82), maka Ho ditolak
hitung (2,871) <
artinya data berpola linier, untuk mencari
koefisien korelasi antar x dan y ditentukan
dengan menggunakan rumus korelasi product
moment, dari hasil perhitungan databahwa nilai
dari r hitung = 0,430 > nilai r table = 0,316 maka
ada pengaruh pemberian reward terhadap
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika
kelas VII di MTs NW 02 kembang kerang Tahun
Pelajaran 2009/2010.

Untuk pengujian signifikansi koefisien korelasi,
selain dapat menggunakan tabel, juga dapat
dihitung dengan uji t .
Dari hasil perhitungan data diatas bahwa nilai dari
t hitung = 1,902 > nilai t tabel= 0,316 maka ada
pengaruh pemberian reward terhadap motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII
di MTs NW 02 kembang kerang tahun pelajaran
2009/2010.
Dengan perhitungan di atas diperoleh
nilai r-hitung adalah 0,430 dengan r-tabel 0,316
pada taraf signifikan 5% . Karena r-hitung pada
taraf signifikan 5% lebih besar daripada r-tabel
yaitu 0,430 > 0,316, maka ini berarti hipotes
alternatif (Ha) yang mengatakan “ada pengaruh
pemberian reward terhadap motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII
di MTs NW 02 kembang kerang tahun pelajaran
2009/2010” diterima atau disetujui.
Dengan
demikian,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
pemberian
reward
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran dengan korelasi cukup. Hal
ini dibuktikan dengan hasil analisa yang
menunjukkan bahwa r-hitung lebih besar dari rtabel yaitu 0,430 > 0,316.
Hasil
Motivasi siswa sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam proses belajar siswa. Dimana
tugas seorang guru, harus mampu untuk memilih
strategi atau cara dalam penyampaian materi
pembelajarannya, seperti pembelajaran yang
dilakukan guru matematika pada penelitian ini
menggunakan reward
untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa.
Keberhasilan peneliti ini dapat dilihat
pada teknik analisis data yaitu dengan cara
menguji homogenitas untuk mengetahui apakah
varians tersebut homogen atau tidak dengan
taraf 5%. Dan dari hasil perhitungan yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa data
tersebut homogen,ini dapat dilihat., Fhitung ≤ F
tabel atau 1,18 ≤ 2,48 dengan kriteria pengujian
sebagai berikut :
jika F hitung ≥ F tabel berarti tidak homogen dan
jika F hitung ≤ F tabel berarti tidak homogen

ternyata Fhitung ≤ F tabel atau 1,18 ≤ 2,48 maka
varians-varians
adalah
homogen.
untuk
normalitas digunakan untuk menguji apakah data
tersebut normal atau tidak dengan taraf 5%. Dan
dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa data tersebut
normal,ini dapat dilihat dari  2 hitung = -58,566 <

 2 table = 11.070.
Kriteria pengujian normalitas

Jika  2

hitung

<

 2 table maka data dapat dikatakan terdistribusi
normal. Ternyata  2 hitung <  2 table maka data
dapat dikatakan terdistribusi normal.
Untuk hipotesis digunakan rumus regresi
sederhana dan korelasi product moment.
Pengujian hipotesis yang dilakukan sebagaimana
telah dipaparkan di atas perlu dibahas agar datadata yang telah diuji mampu dipahami dan
dimengerti oleh para pembaca karya ilmiah ini.
Regresi sederhana merupakan suatu alat
ukur yang gunakan untuk mengukur ke signifikan
dan kelinieran suatu data. Istilah regresi
(ramalan/taksiran) pertama kali diperkenalkan
oleh Sir Francis Galton pada tahun 1877
sehubungan dengan penelitiannya terhadap
tinggi manusia, yaitu antara tinggi anak dan tinggi
orang tuanya. Pada penelitiannya Galton
mendapatkan bahwa tinggi anak dari orang tua
yang tinggi cenderung meningkat atau menurun
dari berat rata-rata populasi. Garis yang
menunjukkan hubungan tersebut disebut garis
regresi.
Data-data yang terkumpul dari uji regresi
linier sederhana ini, membentuk sebuah
persamaan Ŷ = a+ bX. Persamaan linier tersebut
memberi penjelasan bahwa ada keterkaitan
antara pengaruh pemberian reward terhadap
motivasi belajar siswa. Ini dapat dilihat pada
persamaan Ŷ = 73,37 + 0,373 X, dimana (Ŷ) adalah
nilai yang diprediksikan, (a) adalah konstanta
dengan nilai 73,37, (b) adalah koefesien regresi
dengan nilai 0,373, dan X adalah nilai variabel
independen. Hal ini berarti semakin besar nilai
pemberian riwerd maka semakin besar motivasi
belajar siswa.

Setelah membentuk persamaan regresi
linier sederhana, langkah selanjutnya yang harus
dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini
adalah menguji keofisien korelasi antara x dan y
dengan menggunakan korelasi product moment.
Maksudnya adalah menguji apakah setiap
variabel itu saling mempengaruhi. Hasil analisis
untuk uji signifikansi koefisien korelasi didapatkan
nilai r-hitung sebesar 4,30. Nilai r hitung ini
kemudian dibandingkan dengan nilai r-tabel
dengan taraf signifikansi 5%. Perbandingan rhitung dan r-tabel yaitu 0,430 > 0,316. Karena rhitung lebih besar dari r-tabel maka Ha ditterima,
atau dengan kata lain ada pengaruh pemberian
reward terhadap motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran matematika kelas VII di MTS NW
02 Kembang kerang tahun pelajaran 2009/2010.
Berdasarkan semua langkah-langkah pengujian
hipotesis di atas sudah cukup membuktikan
bahwa pemberian reward mempengaruhi
motivasi belajar siswa kelas VII di MTS NW 02
Kembang kerang tahun pelajaran 2009/2010
dengan pengaruh yang cukup kuat, ini bisa dilihat
dari tabel interpretasi.
Tabel 5.6
Tabel Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r
Interpretasi
Antara 0,80 sampai dengan 1000
Antara 0,60 sampai dengan 0,799
Antara 0,40 sampai dengan 0,599
Antara 0,20sampai dengan 0,399
Antara 0,00 sampai dengan 0,199

Sangat kuat
kuat
cukup kuat
Rendah
Sangat rendah

Penutup
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
diuraikan, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut “Ada pengaruh
pemberian reward terhadap motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII
di MTS NW 02 kembang Kerang tahun pelajaran
2009/2010.” dengan tingkat pengaruh cukup
kuat. Hal ini terbukti berdasarkan hasil pengujian
hipotesis pada taraf signifikansi 5% dengan
“korelasi product moment” dimana r hitung > dari
r-tabel yaitu r hitung(0,430) > r tabel (0,316)

Refresi
Andriani, S. 2013. Penerapan Reward sebagai
upaya meningkatkan motivasi belajar
dalam pembelajaran IPA kelas IIIA di MIN
Tempel Ngalik seleman, Skripsi PGMI UIN
Sunan Kalijaga
Arikunto,S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara
Armstrong, Michael. 1988, Human Resource
Management Practice, 7th edition. Great
Britan: Kogan Page Limited, 922 p.
Ary, d., jacobs, l. C., & razavieh, a. 1982.
Pengantar penelitian dalam pendidikan.
Terjemahan arif furcha, surabaya: usaha
nasonal
B.F. Skinner & radical behaviorism, Ali, Muh.
1978. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.
Ching, Gregory S (2012) Looking into the issues of
rewards and punishment in students.
Lunghwa International Journal of Research
Studies in Psychology /ISSN: 2243-7681
Dahar, R.W. 2011. Teori-teori belajar &
Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
Echols, J.M., & Shadily, S. Kamus Inggris
Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996), hlm.
482
Eisenberger, R., Pierce, W. D., & Cameron, J.
(1999). Effects of rewards on intrinsic
motivationnegative, neutral, and positive:
Comment on Deci, Ryan and Koestner
(1999).Psychological Bulletin, 125, 677–691
Lepper, M. R., Greene, D., & Nisben, R. E. (1996).
Undermining children's intrinsic interest
with extrinsic reward: A test of the
"overjustification" hypothesis. Journal of
Personality and Social Psychology, 28,129137.
Selart, M., Nordstrom, T., Kuvaas, B., & Takemura,
K. 2008. Effects of Reward on Selfregulation,Intrinsic
Motivation
and
Creativity.
Scandinavian
Journal
of
Educational Research.
Michael G. Hardin., et.al. 2005. Monique Ernst.
aReward and punishment sensitivity in shy
and non-shy adults: Relations between
social and motivated behavior. Jurnal

National Institute of Mental Health
Department of Human Development,
University of Maryland
Nichols, S. L., & Newman, J. P. (1986). Effects of
punishment on response latency in
extraverts. Journal of Personality and Social
Psychology, 50(3), 624–630.
Purwanto,M.N. 2006. Ilmu Pendidikan Toretis
dan Praktis .Bandung: Remaja Rosdakarya,
(hlm. 182)
Schunk, D. H. (1983). Reward contingencies and
the development of children's skills and
self-efficacy. Journal of Educational
Psychology, 75, 511-518.
Shihusa, H and Keraro, F,N. 2009. Using advane
Organizers to Enhance Students' Motivation
in Lerning Biology, Eurasia Jurnal of
mathematical, science
&
Tecnoogy
education. 5(3):413-420
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Torrington, Derek. Hall, Laura. Taylor, Stephen &
Atkinson Carol. 2009, Fundamentals of
Human Resource Management, 1st edition.
Pearson Education Limited, 439 p.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran terpadu
Dalam Teori dan praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Wisudawati, A.W., & Sulistiyowati. E. 2014.
Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarat.
Bumi aksara