LAPORAN PENDAHULUAN GIZI BURK DAN

LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN NUTRISI PADA DIABETES MELITUS

DISUSUN OLEH:
MONIKA APRILIA (16.11.046)
REZKY DEANGGA (16.11.0 )
RIMA EKA PUTRI (16.11.0 )

MATA KULIAH ILMU GIZI
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN ADI HUSADA
SURABAYA

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini
bertujuan untuk memberikan wawasan dan tambahan ilmu pengetahuan tentang Kebutuhan
Nutrisi Pada Diabetes Melitus. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak
tidak hanya diri sendiri maupun orang lain. Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermafaat dan berguna untuk masyarakat.Saya juga dengan senang hati menerima kritik dan

saran untuk memperbaiki setiap kekurangan dari makalah ini.

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii
BAB I
LATAR BELAKANG………………………………………………………...1
TUJUAN……………………………………………………………………….1
BAB II
DEFINISI……………………………………………………………………….2
TANDA DAN GEJALA………………………………………………………..2
KEBUTUHAN NUTRISI………………………………………………………3
BAB III
KESIMPULAN………………………………………………………………………….15
SARAN………………………………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi
glukosa dengan tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan
penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar
glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi
glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis
ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil maka
akan cukup rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga
kesehatan si ibu dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi diabetik.
(Engkus Kusmiati,2007). Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan
komplikasi pada tingkat lanjut.Hiperglikemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan
ketoasidosis.Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda),

kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat
menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan
gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol
kadar gula darah buruk.
B. Tujuan Penulisan
1.

Untuk mengetahui Definisi Diabetes Melitus

2.

Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Diabetes Melitus

3.

Untuk mengetahui Nutrisi Diabetes Melitus

1

BAB II

ISI
a.

DEFINISI
 Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Mansjoer,
2000).
 Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
 Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi
insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya.
(Francis dan John, 2000)

b. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala klinis patogenesis Diabetes Melitus menurut Mansjoer, (2000),
yaitu sebagai berikut :
1. Polifagia.
2. Mata kabur .

3. Poliuria.
4. Pruritus vulva.
5. Polidipsi
6. Ketonemia.
7. Lemas.

2

8. Glikosuria.
9. BB menurun.
10.Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
11.Kesemutan.
12.Gula darah puasa > 126 mg/dl
13.Gula darah sewaktu > 200 mg/dl.
14.Gatal

C. KEBUTUHAN NUTRISI PADA DIABETES MELITUS
1.Terapi Gizi Medis
Terapi gizi medis merupakan salah satu terapi non farmakologis yang sangat
direkomendasikan bagi penyadang diabetes (diabetisi).

Terapi gizi medis ini pada prinsipnya adalah melakukan pengaturan pola makan
yang di dasarkan pada status gizi diabetisi dan melakukan modifikasi diet
berdasarkan kebutuhan individual.
Beberapa manfaat yang telah terbukti dari terapi gizi medis ini antara lain:
1) menurunkan berat badan
2) Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic
3) Menurunkan kadar glukosa darah
4) Memperbaiki profil lipid
5) Meningkatkan sensitivitas reseptor insulin
6) Memperbaiki sistem koagulasi darah.
Tujuan Terapi Gizi Medis
Adapun tujuan dari terapi gizi medis ini adalah untuk mencapai dan mempertahankan

3

1. Kadar glukosa darah mendekati normal,
• glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dl
• glukosa darah 2 jam setelah makan < 180 mg/dl
• kadar A1c < 7%
2. Tekanan darah < 130-180 mmHg

3. Profil lipid :
• kolesterol LDL < 100 mg/dl
• kolesterol HDL > 40 mg/dl
• Trigliserida < 150 mg/dl
4. Berat Badan senormal mungkin
RENCANA DIET.
Mengingat total intake energi dan komposisi yang direkomendasikan untuk
protein, lemak dan karbohidrat yang sudah dibahas, penasihat nutrisi mengevaluasi pola
diet terkini pasien dan menggunakannya sebagai dasar untuk merencanakan perubahan
diet yang diperlukan.
Makanan untuk memenuhi batas konsumsi karbohidrat ditinjau pertama kali.
Analisis beberapa makanan yang mengandung-karbohidrat memperlihatkan bahwa
makanan tersebut juga mengandung lemak dan protein. Misalnya, dengan menggunakan
daftar pertukaran, 8 oz. susu skim mengandung 12 gm. Karbohidrat, 8 gm. protein dan
trace lemak. Seiris roti dari daftar 4 mengandung 15 gram karbohidrat dan 2 gm. protein.
Seharusnya ada perhatian khusus untuk memasukkan pertukaran sayuran, roti dan buahbuahan, yang tinggi serat dietnya, dan makanan dengan indeks glikemia rendah seperti
buncis, pasta dan apel.

4


Sebagian makanan protein mengandung persentase lemak. Misalnya, 3 oz. daging
tak berlemak sebagaimana daging babi rebus mengandung 21 gm protein dan 9 gm
lemak. Pasien seharusnya didorong untuk memilih makanan protein yang lebih rendah
lemaknya. Batas konsumsi lemak adalah penyesuaian terakhir yang dibuat dalam diet.
Karena mentega, margarin yang diperkuat, minyak dan mayonnaise dianggap sebagai
lemak murni, sehingga inklusi dan ekslusinya dari diet dapat disesuaikan dengan mudah
dan sederhana untuk memenuhi kebutuhan lemak.
2. Perencanaan Makan (meal planning)
Pada konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) telah
ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi
seimbang berupa karbohidrat (60-70%), protein (10-15%), dan lemak (20-25%).
Apabila diperlukan, santapan dengan komposisi karbohidrat sampai 70-75% juga
memberikan hasil yang baik, terutama untuk golongan ekonomi rendah. Jumlah
kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan
jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Jumlah kandungan kolesterol