MAKALAH DAN PANCASILA DAN 1.docx

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Disusun Oleh :

1. Dhika Kurnia Sandi

(1542620201)

2. Dianayub Sondar S

(1542620074)

3. Dyah Ayu Kartika`

(1542620206)

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN PEMASARAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG

2015/2016


2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hidup bernegara, kita tidak dapat lepas dari sesuatu yang disebut
hukum.

Tidak ada satupun negara tanpa hukum. Karena memang fungsinya

sangatlah krusial dalam mengatur kehidupan bernegara.
R.M. Mac Iver

dalam bukunya “The Modern state” halaman 250

menulis :”Even within the sphere of the state there are two kinds of law. There is
the law, which governs the state and there is the law, by means of which the state
governs. The former is constitutional law, the latter we may for the sake of
distinction call ordinary law” ( Dalam linkungan negara, ada 2 macam hukum.

Ada hukum yang memerintah negara dan ada hukum yang merupakan alat bagi
negara untuk memerintah.hukum yang pertama adalah “Constitutional law”
(Hukum tatanegara). Hukum yang kedua, untuk membedakannya dari hukum
yang pertama, dapat kita namakan “Ordinary law” (Hukum biasa yang
dipergunakan untuk bergerak, “actief dienend.”)1
Sejak 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memulai sejarahnya sebagai
sebuah bangsa yang masih muda dalam menyusun pemerintahan, politik, dan
administrasi negaranya. Landasan berpijaknya adalah ideologi Pancasila yang
diciptakan oleh bangsa Indonesia sendiri beberapa minggu sebelumnya dari
penggalian serta perkembangan budaya masyarakat Indonesia dan sebuah
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pra Amandemen
yang baru ditetapkan keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut
mengatur berbagai macam lembaga negara dari Lembaga Tertinggi Negara hingga
Lembaga Tinggi Negara. Konsepsi penyelenggaraan negara yang demokratis oleh
lembaga-lembaga negara tersebut sebagai perwujudan dari sila keempat yang
mengedepankan

prinsip


demokrasi

perwakilan

dituangkan

secara

utuh

didalamnya. Kehendak untuk mengejawantahkan aspirasi rakyat dalam sistem
1

Wirjono Prodjodikoro. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia. (Jakarta: Dian Rakjat. 1983).
.hlm. 9

1

perwakilan, untuk pertama kalinya dilontarkan oleh Bung Karno, pada pidatonya

tanggal 01 Juni 1945.
Pada era atau zaman modern ini sangat banyak warga Negara Indonesia
sendiri baik itu orang tua, pemuda maupun anak-anak yang belum memahami
tentang UUD 1945. Bagaimana pengertian UUD 1945 itu dan pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945.
Oleh Karena itu, dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pembaca agar dapat memahami tentang UUD 1945
maupun pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan di bahas dalam
makalah ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
1. Apa faktor yang mendasari dibentuknya konstitusi dalam suatu negara ?
2. Bagaimana kedudukan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi
Negara Repubik Indonesia ?
3. Bagaimana implementasi UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan di capai dalam
makalah ini dirumuskan dalam bentuk pernyataan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui faktor yang mendasari terbentuknya konstitusi dalam

suatu negara.
2. Untuk mengetahui kedudukan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi
konstitusi negara Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengimplementasian UUD 1945 dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

BAB II
2

PEMBAHASAN
2.1 Faktor yang Mendasari Dibentuknya Konstitusi
2.1.1 Pengertian Konstitusi
Kata Konstitusi berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja
“Constituer” (bahasa Prancis) yang berarti membentuk. Yang dibentuk adalah
sebuah negara. Maka, Konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan
mengenai suatu negara
Bahasa Belanda menggunakan kata “Grondwet”, yang berarti suatu
undang- undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Sedangkan di
Indonesia menggunakan kata “ Undang- Undang Dasar” seperti grondwet tadi.2
Menurut K. C. Wheare, konstitusi adalah kumpulan hukum, institusi dan

adat kebiasaan, yang ditarik dari prinsip- prinsip rasio tertentu yang membentuk
sistem umum, dengan mana masyarakat setuju untuk diperintah.3
Sedangkan Abu Daud Busroh membagi pengertian konstitusi menjadi 2
macam:
a. Konstitusi dalam arti luas adalah peraturan- peraturan yang membentuk,
mengatur dan memerintah negara baik yang tertulis maupun tidak.
b. Konstitusi dalam arti sempit adalah peraturan negara yang tertuang dalam
satu dokumen. 4
Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan suatu peraturan pokok
(fundamental) mengenai soko-soko guru atau sendi-sendi pertama untuk
menegakkan bangunan besar yang bernama “Negara”5. sedangkan konstitusi di
Indonesia adalah Undang- Undang Dasar 1945.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa konstitusi
adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis

yang

mengatur


secara

mengikat

cara-cara

bagaimana

sesuatu

pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
22

Wirjono Prodjodikoro. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia. (Jakarta: Dian Rakjat.
1983). hlm.10
3
K. C Wheare. Konstitusi- Konstitusi Modern. (Surabaya: pustaka Eureka. 2003). hlm. 3
4
Abu Daud Busroh , Intisari Hukum Tatanegara Perbandingan Konstitusi 9 Negara. (Jakarta:
Bina Aksara). hlm. 14

5
Wirjono Prodjodikoro. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia . (Jakarta: Dian Rakjat.
1983). hal. 10

3

2.1.2 Isi Konstitusi
Berdasarkan pengertian diatas, sudah dapat dipastikan bahwa konstitusi
memuat berbagaimacam hal yang sangat penting dalam terbentuknya suatu
negara. Dengan melihat sekilas pada konstitusi- konstitusi dari berbagai negara,
akan nampak jelas bahwa orang- orang berbeda pemikiran menyangkut apa yang
harus menjadi isi konstitusi. Orang Norwegia mengatakan bahwa memerlukan
kira- kira 25 halaman, sementara bangsa India membutuhkan kira- kira 250
halaman untuk konstitusi mereka tahun 1950.6
Sedangkan bangsa Indonesia sendiri membutuhkan 37 pasal7 untuk
merumuskan berbagaimacam hal yang fundamental dalam berdirinya NKRI.
Secara global, isi UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a) Bentuk dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b) Sistem pemerintahan.
c) Sistem pertahanan negara.

d) Hak asasi manusia.
e) Kewarganegaraan.
2.1.3 Tujuan Konstitusi
Hukum pada Umumnya bertujuan untuk mengadakan tata tertib guna
keselamatan masyarakat, yang penuh dengan bentrokan antara berbagai
kepentingan yang tersebar di tengah-tengah masyarakat .
Maka dari itu, tujuan konstitusi secara global adalah:
a. Mengadakan tata tertib dalam berbagai lembaga kenegaraan, baik dalam
hal kewenangannya maupun cara bekerjanya.
b. Mengadakan tata tertib dalam hal hak-hak asasi manusia yang harus
dijamin perlindungannya.8
Dalam satu situs mengatakan bahwa tujuan konstitusi adalah sebagai
berikut:
6

K. C Wheare. Konstitusi- Konstitusi Modern. (Surabaya: Pustaka Eureka.2003). hlm. 49
Wirjono Prodjodikoro. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia (Jakarta: Dian Rakjat.1983).
hlm. 11.
8
Wirjono Prodjodikoro. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia (Jakarta: Dian Rakjat,1983).

hlm. 12.
7

4

1. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan bekerjanya lembagalembaga negara.
2. Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah.
3. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah, karena itu juga berfungsi
mencegah kekuasaan yg sewenang-wenang.
4. Konstitusi menetapkan dan melindungi hak-hak dasar warga negara.9

2.2 Kedudukan Undang-Undang Dasar 1945
2.2.1 Pengertian UUD 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau
disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic law),
konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan
sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.10
Yang dimaksud dengan UUD 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri
dari dan tersusun atas 3 (tiga) bagian, yaitu:
1. Bagian pembukaan, terdiri atas 4 alinea

2. Bagian batang tubuh, terdiri dari 6 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan
pengalihan,
dan 2 ayat aturan tambahan.
3. Bagian penjelasan, yang meliputi penjelasan umum dan penjelasan pasal
demi pasal.
UUD disahkan olek PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 baru
meliputi pembukaan dan batang tubuh saja, sedangkan penjelasan belum termasuk
didalamnya. Setelah naskah resmi dimuat dan disiarkan dalam berita Republik
Indonesia pada tanggal 15 Februari 1946, penjelasan terebut telah menjadi bagian
daripadanya, sehingga pengertian UUD 45 seperti yang dinyatakan diatas meliputi
pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan.
Undang-undang dasar merupakan sumber hukum, peraturan atau
keputusan pemerintah termasuk kebijaksanaan pemerintah harus berlandaskan dan

9

www.laohamutuk.org/surat/konstbahasa.pdf
http//.www.wikipedia.com/uud1945//

10

5

bersumberkan pada peraturan yang lebih tinggi, dan pada akhirnya dapat
dipertanggungjawabkan pada ketentuan UUD 1945.
UUD sebagai hukum tertulis mempunyai kerangka tata aturan atau tata
tingkatan norma hukum yang berlaku dan menempati kedudukan yang tinggi,
yang mempunyai fungsi sebagai alat pengontrol bagi norma hukum yang
kedudukannya lebih rendah, apakah sudah sesuai dengan Undang-Undang Dasar.
Selain UUD sebagai hukum dasar tertulis, masih ada hukum lainnya yang
tidak tertulis, yaitu dalam penjelasan UUD 1945 dinyatkan sebagai “Aturanaturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan Negara,
meskipun tidak tertulis’ yang dikenal dengan sebutan konvensi. Konvensi
merupakan aturan-aturan pelengkap yang mengisi kekosongan yang timbul dalam
praktik kenegaraan yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar. Dengan
adanya konvensi itu tidak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
Isi daripada UUD 1945 bersifat singkat, yaitu hanya berisikan sebanyak 37
pasal, ditambah dengan 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat tambahan. Hal ini
sangat berbeda jika dibandingkan dengan UUD Negara lain seperti misalnya UUD
Philipina, demikian pula jika dibandingkan dengan konstitusi RIS (1946) dan
UUDS (1950). Selain bersifat singkat, UUD 1945 juga bersifat supel.
Sifat singkat dan supel dari UUD 1945 ini dinyatakan dalam penjelsan
yang memuat alas an sebagai berikut;
1. UUD sudah cukup apabila memuat aturan pokok saja, yaitu hanya
memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan
lain-lain penyelenggara Negara untuk menyelenggarakan kehidupan
Negara dan kesejahteraan sosial. Sedangkan penyelenggaraan aturanaturan pokok tersebut diserahkan kepada undang-undang yang lebih
mudah caranya membuat, mengubah dan mencabut.
2. Masyarakat dan Negara Indonesia masih harus berkembang dan hidup
secara dinamis, karena harus melihat segala gerak-gerik kehidupan
masyarakat, dan tidak perlu tergesa-gesa memberikan kristansi.
3. Sifat dari aturan tertulis itu mengikat, karena itu makin supel (elastis) sifat
aturan itu, makin baik dan harus dijaga agar sistem UUD jangan sampai

6

ketinggalan zaman dan jangan sampai membuat undang-undang yang
lekas usang.
Adanya sifat dari UUD 1945 tidak berarti bahasa UUD tidak lengkap atau
mengabaikan kepastian hukum, karena untuk aturuan-aturan pokok atau
penyelenggaraannya lebuh lanjut dapat diserahkan pada aturan-aturan yang
kedudukannya lebih rendah meskipun UUD itu tidak sempurna. Apabila semangat
penyelenggara pemerintah itu baik, UUD itu tentu tidak akan merintangi jalannya
Negara.
2.2.2 Kedudukan UUD 1945
Sebagai hukum dasar yang tertulis, maka :
a. UUD 1945 mempunyai kekuatan yang mengikat bagi:
1. Pemerintah
2. Lembaga-lembaga negara
3. Lembaga-lembaga masyarakat
4. Warga negara
5. Penduduk
Hal ini mempunyai arti bahwa baik pemerintah, Lembaga-lembaga negara,
Lembaga-lembaga masyarakat, Warga negara, maupun setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah Indonesia harus mentaati hukum tersebut.
b. Undang-Undang Dasar 1945 berisikan norma-norma dasar. Karena hanya
berisi norma-norma dasar saja, maka UUD 1945 dikenal sebagai UndangUndang Dasar yang bersifat singkat tetapi supel.
c. UUD 1945 merupakan hukum tertinggi bila dibandingkan dengan
peraturan perundang-undangan lain yang ada di Indonesia sesuai dengan
UU No.12 Tahun 2011.
d. UUD 1945 merupakan sumber hukum, karena merupakan landasan dari
semua peraturan perundangan yang tingkatannya ada di bawahnya. Oleh
karena itu, UUD 1945 dapat dijadikan alat kontrol terhadap peraturan

7

perundang-undangan yang lain dan dengan demikian peraturan perundangundangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.11
2.3 Implementasi UUD 1945
2.3.1 Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
Setiap alenia pembukaan UUD 1945 memiliki makna yang harus
terimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, makna dari setiap
alenia pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut ;
a. Alinea Pertama Berbunyi :
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Hal ini menunjukan kuatnya pendirian dan keteguhan bangsa
Indonesia menghadapi masalah kemerdekaan melawan penjajah serta
untuk menentang dan menghapuskan penjajahan ditas dunia.
Alinea ini mengungkapkan tentang suatu dalil objektif yaitu bahwa
penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,
sehingga harus ditentang dan dihapuskan agar semua bangsa didunia dapat
merasakan hak asasinya.
b. Alinea kedua berbunyi :
“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan
rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.
Alinea ini menunjukan adanya ketepatan dan ketajaman penilaian,yaitu:
1) Bahwa perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai kepada
tingkat yang menentukan.
2) Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan
untuk menyatakan kemerdekaan.
11

Hudiarini,Sri, dkk. Pendidikan Pancasila. (Malang : Aditya Media Publishing.2016).
hlm. .

8

3) Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi
masih harus diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
c. Alinea ketiga berbunyi :
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Alinea ini memuat motivasi spiritual yang luhur serta pengukuhan dari
proklamasi kemerdekaan. Dan alinea ini juga mewujudkan ketaqwaan
bangsa Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d. Alinea keempat berbunyi :
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdakaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah suatu UndangUndang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berdaulat rakyat dengan berdasarkan
kepada ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Dengan rumusan yang panjang dan padat ini mengandung adanya
penegasan :
1) Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi
tujuannya, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah

darah

Indonesia,

memajukan

kesejahteraan

umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdakaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
2) Negara berbentuk Republik dan berkedaulatan Rakyat.
3) Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu :

9

a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b.

Kemanusiaan yang adil dan beradab

c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.3.2 Pokok-Pokok Pikiran yang Terkandung dalam Batang Tubuh UndangUndang Dasar 1945
Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan
dan dijelmakan dalam batang tubuh UUD 1945. Pokok-pokok pikiran yang
dimaksud terdiri dari empat pokok pikiran yaitu :
a. Pokok pikiran pertama : Persatuan
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dalam pengertian ini diterima pengertian Negara persatuan,
Negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Jadi,
Negara mengatasi segala macam paham golongan atau perseorangan.
Negara menurut pengertian ini menghendaki persatuan meliputi segenap
bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah yanag menjadi suatu dasar negara
yang tidak boleh dilupakan.
b. Pokok pikiran kedua : “Keadilan Sosial”
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Ini merupakan pokok pikiran “Keadilan Sosial”yang didasarkan pada
kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang
sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.
c. Pokok pikiran ketiga : “Kerakyatan”
Yang

terkandung

dalam

pembukaan

UUD

1945,

Negara

berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan /
perwakilan. Oleh karena itu, sistem negara yang termasuk dalam undang-

10

undang dasar harus berdasarkan kedaulatan rakyat dan berdasar atas
permusyawaratan /perwakilan.
Alinea ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia, pokok pikiran
“kedaulatan rakyat” yang menyatakan kedaulatan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Namun hasil
amandemen UUD 1945 yang tercantum dalam pasal 6A ”Presiden dan
wakil presiden dipilih dalam satu pasangan langsung oleh rakyat”. Hal ini
membuktikan adanya perubahan kedaulatan rakyat yang tadinya dilakukan
sepenuhnya oleh MPR, khusus untuk memilih presiden dan wakil presiden
dilakukan sendiri oleh seluruh rakyat.
d. Pokok pikiran keempat : “ Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan
yang adil dan beradab”
Yang terkandung dalam “Pembukaan UUD 1945” Negara
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar harus
mengandung isi mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lain
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Hal ini
menegaskan pokok pikiran “Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
kemanusiaan yang adil dan beradab”, ini membuktikan bahwa pokok
pikiran ini merupakan dasar falsafah Negara Pancasila.
Dari uraian diatas UUD 1945 harus diimplementasikan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sesuai dengan makna dan pokok pikiran dari UUD 1945
itu sendiri. Akan tetapi pada saat ini pengimplementasian dari UUD 1945 dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara telah berkurang dari segi nilai maupun
penerapannya.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Faktor yang mendasari dibentuknya konstitusi dalam suatu negara.
Terdapat berbagai faktor yang mendasari dibentuknya suatu
konstitusi dalam suatu negara. Salah satunya adalah makna atau
perngertian konstitusi itu sendiri yaitu keseluruhan dari peraturanperaturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara
mengikat cara-cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan
dalam suatu masyarakat. Selain hal tersebut faktor yang sangat
berpengaruh terhadap pembentukan suatu konstitusi adalah isi dan tujuan
dari konstitusi. Adapun isi dan tujuan tersebut antara lain adalah ;
1. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan bekerjanya
lembaga-lembaga negara.
2. Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah.
3. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah, karena itu juga
berfungsi mencegah kekuasaan yang sewenang-wenang.
4. Konstitusi

menetapkan

dan

melindungi

hak-hak

dasar

warganegara
2. Kedudukan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara
Repubik Indonesia.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara
Republik Indonesia saat ini. Dengan demikian UUD 1945 mempunyai
kekuatan yang mengikat bagi Pemerintah, Lembaga-lembaga negara,
Lembaga-lembaga masyarakat, Warga negara, dan Penduduk. UndangUndang Dasar 1945 berisikan norma-norma dasar. Karena hanya berisi
norma-norma dasar saja, maka UUD 1945 dikenal sebagai UndangUndang Dasar yang bersifat singkat tetapi supel. UUD 1945 merupakan

12

hukum tertinggi bila dibandingkan dengan peratursn perundang-undangan
lain yang ada di Indonesia sesuai dengan UU No.12 Tahun 2011.
3. Implementasi UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Implementasi UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara terdapat pada setiap sisi atau unsur dari UUD 1945 itu sendiri.
Dari segi pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 implementasi UUD
1945 adalah ;
1. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita harus bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap adil, dan mematuhi segala
hukum.
2. Penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan
tentunya hal ini menyangkut tentang HAM.
3. kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih
harus diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
3.2 Saran
Setelah menyimpulkan hasil pembahasan dari makalah ini berdasarkan
teori-teori yang ada, maka Kami mencoba untuk memberikan masukan atau saran
sebagai berikut:
1. Bagi

pemerintah, kami

menyarankan

agar

berhati-hati

dalam

melakukan perubahan ataupun melaksanakan Undang-Undang agar
tetap terjalin keselarasan antara Dasar Negara dan Konstitusi.
2. Bagi pembaca, kami menyarankan agar dapat mengambil hal-hal
positif dari makalah ini untuk pembelajaran dan lebih banyak
membaca buku yang berkaitan dengan Dasar Negara dan Konstitusi
agar lebih memahami makna dari kedua hal tersebut.
3. Bagi penulis, untuk selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945 pada khusunya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan
memperdalam lagi pengetahuan tentang UUD 1945.
Demikianlah makalah yang berjudul ‘Undang-Undang Dasar 1945’ ini
kami tulis dengan harapan dapat menjadi manfaat bagi setiap pembaca khususnya

13

penulis. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan
maupun isi dari makalah ini .
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mursadi, Subandi. Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi.
Redaksi karya Anda, Surabaya: Kamus Internasional
Prodjodikoro, Wirjono. 1983. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia.
Jakarta: Dian Rakjat.
Wheare, K. C.2003. Konstitusi- Konstitusi Modern.Surabaya: Pustaka Eureka.
Busroh, Abu Daud.2005. Intisari Hukum Tatanegara Perbandingan Konstitusi 9
Negara. Jakarta: Bina Aksara
Hudiarini, Sri, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila. Malang : Aditya Media
Publising

Sumber Relevan Lainnya :
http://www.wikipedia.Undang-Undang Dasar 1945//
https:// www.laohamutuk.org/surat/konstbahasa.pdf
http://putra-putri-indonesia.com
http://asagenerasiku.blogspot.com//
http://www.kuliah.info
http://artonang.blogspot.co.id//pengertian

14